ANGGOTA KELOMPOK :
A. Latar Belakang
Program Pendidikan Kampus Merdeka adalah program yang dicanangkan oleh
pemerintah Indonesia untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas dan terintegrasi
bagi mahasiswa di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
relevansi pendidikan, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang
lebih baik dalam menghadapi tantangan global.
Studi Independen merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat belajar dan
mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan selama satu sampai dengan
dua semester, namun tetap diakui sebagai bagian dari perkuliahan. Dengan mengikuti
program studi independen, mahasiswa akan mendapatkan Sertifikat Kampus Merdeka serta
berbagai keuntungan lain seperti pembelajaran yang relevan berupa ilmu praktis dan
sertifikasi yang sesuai kebutuhan industri, kesempatan untuk masuk ke dalam jalur karir yang
diinginkan, serta kreativitas tanpa batas.
Salah satu komponen dari Program Pendidikan Kampus Merdeka adalah Study
Independen, yang merupakan sebuah program belajar mandiri yang diberikan kepada
mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam memilih dan mengelola
sumber belajar secara mandiri. Program ini dilaksanakan melalui platform online yang
disediakan oleh Ruangguru. Melalui program Studi Independen, Ruangguru menyediakan
kesempatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi melalui proses pembelajaran
yang praktis dan mendalam. Pada program Studi Independen Ruangguru bersama Kampus
Merdeka, materi ajar yang akan diberikan kepada mahasiswa akan disusun oleh tim ahli
pengembangan konten dari Ruangguru bersama para instruktur berpengalaman dan didukung
oleh teknologi canggih untuk mempermudah proses pembelajaran.
Proyek evaluasi Program Pendidikan Kampus Merdeka Study Independen Ruangguru
dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keberhasilan program ini dalam meningkatkan
kemampuan belajar mandiri mahasiswa. Evaluasi ini juga dilakukan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari program ini serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan di
masa depan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah evaluasi Program Pendidikan Kampus Merdeka Studi
Independen Ruangguru adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas pelaksanaan Program Pendidikan Kampus Merdeka Studi
Independen Ruangguru?
2. Bagaimana respons dan pengalaman pengguna (mahasiswa) terhadap Program
Pendidikan Kampus Merdeka Studi Independen Ruangguru?
C. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi Program Pendidikan Kampus Merdeka Studi Independen Ruangguru
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengevaluasi efektivitas program dalam meningkatkan kemampuan belajar
mandiri mahasiswa.
2. Untuk mengetahui respons dan pengalaman pengguna (mahasiswa) terhadap
program.
D. Manfaat Evaluasi
Evaluasi Program Pendidikan Kampus Merdeka Study Independen Ruangguru
memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
1. Meningkatkan efektivitas program yang dapat membantu identifikasi kelemahan
program dan memberikan rekomendasi perbaikan sehingga program dapat
ditingkatkan dan menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
2. Meningkatkan kualitas program dengan mengidentifikasinya dan memberikan
rekomendasi untuk meningkatkan kualitas program yang dapat mempengaruhi
keberhasilan program.
3. Hasil evaluasi dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pengambil
keputusan, baik itu pihak kampus maupun pemerintah, dalam menentukan kebijakan
yang berkaitan dengan program pendidikan dan belajar mandiri.
BAB II
METODE EVALUASI
A. Model Evaluasi
Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat digunakan
dalam mengevaluasi program pembelajaran. Salah satu model tersebut adalah evaluasi model
CIPP (Contex, Input, Prosess and Product) pertama kali ditawarkan oleh Stufflebeam. Dalam
evaluasi Program Pendidikan Kampus Merdeka Studi Independen Ruangguru, kami
menggunakan Model CIPP yang dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang
program atau kebijakan yang sedang dievaluasi karena mencakup semua aspek dari mulai
perencanaan hingga implementasi dan hasil akhir. Model ini dapat membantu evaluasi untuk
memahami faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan program atau kebijakan,
sumber daya yang tersedia untuk program atau kebijakan, bagaimana program atau kebijakan
diimplementasikan, serta dampak program atau kebijakan pada target populasi. Sehingga,
model CIPP dapat membantu meningkatkan kualitas program atau kebijakan dengan
mengidentifikasi kelemahan dan memberikan rekomendasi perbaikan.
Model ini mencakup empat dimensi evaluasi, yaitu konteks, input, proses, dan
produk.
1. Dimensi Konteks (Context): Evaluasi dimensi konteks bertujuan untuk mengevaluasi
faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan program atau
kebijakan. Evaluasi konteks meliputi pengumpulan informasi tentang kondisi sosial,
politik, ekonomi, dan budaya di mana program diimplementasikan.
2. Dimensi Input (Input): Evaluasi dimensi input bertujuan untuk mengevaluasi sumber
daya yang tersedia untuk program atau kebijakan. Evaluasi input meliputi
pengumpulan informasi tentang perencanaan program, sumber daya manusia,
keuangan, dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan program.
3. Dimensi Proses (Process): Evaluasi dimensi proses bertujuan untuk mengevaluasi
bagaimana program atau kebijakan diimplementasikan. Evaluasi proses meliputi
pengumpulan informasi tentang metode pengimplementasian program, pelaksanaan
program, serta pengukuran dan pengendalian program.
4. Dimensi Produk (Product): Evaluasi dimensi produk bertujuan untuk mengevaluasi
hasil akhir dari program atau kebijakan. Evaluasi produk meliputi pengumpulan
informasi tentang dampak program atau kebijakan pada target populasi, termasuk
perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku.
A. Gambaran Umum
1. Identitas Bootcamp
Nama : Studi Independen Ruangguru
Bidang : Front End Engineering dan Back End Engineering
Perseroan Terbatas : PT Ruang Raya Indonesia
Alamat Offline : Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Untuk input sumber daya manusia dan keuangannya adalah kurangnya tenaga
mengajar yang menanggapi ratusan siswa di studi independen Ruangguru yang lebih
baik menambah tenaga pengajar dari mahasiswanya sendiri yang ahli untuk
mengajari teman-temannya sendiri yang belum memahami materi. Dan untuk sumber
daya keuangan ruangguru batch 1 mendapatkan bantuan biaya hidup sedangkan untuk
batch sekarang hanya kuota saya sebesar 75 ribu. Sebaiknya dapat diatasi diberi
dalam bentuk uang saja namun sekitar ratusan ribu/bulan. Karena kalau kuota kurang
menurut survey.
Pada sarana dan prasarana sudah cukup memadai, namun kekurangan dari
program ini menurut beliau waktu yang terkesan buru-buru sehingga belum
sepenuhnya yakin atas hasil yang didapat. Selain itu untuk kelebihan program ini
adalah peserta berlatih untuk use case yang erat kaitannya dengan kejadian-kejadian
yang terjadi ketika seseorang berinteraksi dengan sistem.
Keterlibatan peserta dalam semua kegiatan yang diadakan sudah cukup aktif,
namun dalam mengerjakan penugasan masih belum sesuai dengan tujuan dan
rencana. Hambatan yang dirasakan sebagai mentor seperti beberapa peserta yang sulit
untuk dihubungi dan membutuhkan tenaga ekstra untuk peserta yang tertinggal
materi.
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa program
studi independen ini dapat dilanjutkan dengan revisi pada poin-poin berikut ……
karena :
secara khusus:
1. Mahasiswa
a. Menurut survey, sebanyak 80% dari mahasiswa yang mengikuti program
studi independen Ruangguru telah memahami materi yang diajarkan
menunjukkan bahwa program studi independen Ruangguru berhasil.
b. Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan dalam bidang IT, softskill
untuk berkomunikasi dengan lebih baik, hardskill yang lebih terarah dalam
belajarnya, golang, frontend, coding, membuat website yang cantik, membuat
aplikasi, dan keterampilan manajemen waktu selama mengikuti program
Studi Independen.
c. Mahasiswa menghadapi beberapa tantangan selama pelaksanaan program
berjalan antara lain, tidak bisa memanajemen waktu dengan baik, studi
independen dilaksanakan secara daring menjadi kurang memahami
materinya, contoh materi kurang, deadline terlalu singkat, dan lain-lain.Dan
membutuhkan tenaga mengajar yang banyak, karena lamanya jawaban yang
mereka dapatkan.
2. Mentor
Pada sarana dan prasarana sudah cukup memadai, namun kekurangan
dari program ini menurut beliau waktu yang terkesan buru-buru sehingga
belum sepenuhnya yakin atas hasil yang didapat. Dan menurut Kak Jaysy
program tersebut sudah cukup sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
walaupun perlu beberapa evaluasi kedepannya.
Nurjannah, S., Laksana, K., & Wijaya, Y. A. (2020). Evaluasi Program Magang
Mahasiswa pada Program Kampus Merdeka dengan Model CIPP. Jurnal Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis, 8(1), 1-13.
Setyawan, H., & Winarno, H. (2021). Evaluasi Pelaksanaan Program Studi Independen
Mahasiswa dengan Menggunakan Model CIPP pada Program Kampus Merdeka di
Universitas XYZ. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9(1), 11-20.
Asyhar, R. (2021). Evaluasi Program Magang Mahasiswa pada Program Kampus Merdeka
dengan Menggunakan Model CIPP di Universitas ABC. Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis,
8(2), 122-132.
Rosida, E., & Hidayatullah, F. (2021). Evaluasi Program Magang Mahasiswa dengan Model
CIPP pada Program Kampus Merdeka. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 18(1), 62-73.