Anda di halaman 1dari 9

Cendekia Niaga

Journal of Trade Development and Studies


p-ISSN 2548-3137, e-ISSN 2548-3145

MODEL KIRKPATRICK DALAM EVALUASI PROGRAM PELATIHAN


KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

Alamsyahril

Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia Kota Lubuk Linggau

Article history
Received : 7 Agustus 2020
Revised : 14 Agustus 2020
Accepted : 21 Agustus 2020

*Corresponding author
Alamsyahril
Email : coachariel04@gmail.com

Abstrak
Setelah penyelenggaraan suatu pelatihan, perlu adanya evaluasi program pelatihan karena hasil evaluasi
akan memberikan umpan balik bagi perbaikan program pelatihan selanjutnya. Penelitian evaluasi ini
bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas program pelatihan kepemimpinan tingkat IV bagi pejabat
pengawas yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber daya Manusia
Kota Lubuklinggau. Model Kirkpatrick digunakan untuk mengidentifikasi hasil reaction, learning, behavior,
dan result. Hasil temuan ini menyebutkan bahwa model kirkpartrick efektif memecahkan masalah program
pelatihan kepemimpinan dengan hasil sempurna.

Keywords: evaluasi , pelatihan kepemimpinan, Model Kirkpatrick

Abstract
After organizing training, it is necessary to evaluate the training program because the results of the evaluation
will provide feedback for the improvement of the next training program. In this evaluation research we
identified the effectiveness of the Leadership Training Program for supervisory officials organized by the
Staffing and Human Resources Development Agency. The Kirkpatrick’s model was used to identify reaction,
learning, behavior, and results. The analysis using this model state that the participants have shown positive
reactions to lecturers and coaches, the learning process has shown the success of the distribution of the value
of the graduation of participants in which most of participants graduated with satisfactory qualifications, and
there were some behavior changes of Leadership Training alumni. They stated that the training can support
the implementation of their papers in the mid and long term.

Keywords: Evaluation, Leadership Training, Kirkpatrick’s Model

© 2020 Pusdiklat Perdagangan. All rights reserved

PENDAHULUAN Nomor 101 tahun 2000). Salah satu bentuk


Pengembangan kompetensi asn dapat pelatihan dalam jabatan adalah pelatihan
dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya kepemimpinan baik itu untuk jabatan
melalui pelatihan. Pelatihan bagi Aparatur Sipil pengawas, jabatan administrator, maupun
Negara (ASN) ini terbagi atas pelatihan pra jabatan pimpinan tinggi. Pelatihan
jabatan dan pelatihan dalam jabatan (PP kepemimpinan ini diselenggarakan oleh

© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya naskah karya tulis
ilmiah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alamsyahril, Cendekia Niaga 2020, Volume 4 Nomor:1 (35-43)

lembaga pelatihan yang terakreditasi termasuk Salah satu model evaluasi adalah Model
Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Kirkpatrick yang dikembangkan oleh Kirkpatrick
(UPT Pelatihan) yang bernaung di bawah yang dikenal dengan istilah Kirkpatrick Four
Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Levels Evaluation Model. Keempat level
Manusia (BKPSDM) Kota Lubuklinggau yang tersebut adalah: Level 1 - Reaction (Reaksi),
sudah terakrediatsi untuk pelatihan Level 2 - Learning (Pembelajaran), Level 3 -
kepemimpinan bagi pejabat pengawas dan Behavior (Perilaku), dan Level 4 - Results
pejabat administrator. (Hasil/Dampak). Model evaluasi digunakan
Akan tetapi selama pelaksanaan pelatihan untuk mengevaluasi program pelatihan
kepemimpinan baik itu bagi jabatan pengawas (Ananda dan Rafida, 2017).
maupun bagi jabatan administrator jarang Model Kirkpatrick inilah yang saya terapkan
sekali dilakukan evaluasi program pelatihan di dalam mengevaluasi program Pelatihan
UPT ini. Padahal, setiap selesai pelaksanaan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V yang
pelatihan seharusnya diadakan evaluasi diselenggarakan di UPT Pelatihan Kota
program agar kelebihan dan kekurangan Lubuklinggau pada tahun 2018
dalam program tersebut dapat diidentifikasi
sehingga perbaikan dapat ditindaklanjuti
(Rouse, 2011). Melalui evalusi ini maka dapat METODOLOGI
diketahui bagaimana kualitas proses pelatihan Model evaluasi yang digunakan dalam
itu sendiri dan juga perubahan kinerja peserta penelitian ini adalah Model empat level
pelatihan di tempat kerja nya masing masing. Kirkpatrick, yang terdiri dari Reaction, Learning,
Hal tersebut sesuai dengan fungsi evaluasi yang Behavior, dan Result. Evaluating reaction atau
dikemukakan Badu, (2013) yaitu untuk mengevaluasi terhadap reaksi peserta
memperoleh informasi yang akurat dan objektif pelatihan adalah aktivitas mengukur kepuasan
pada sebuah program, yang telah peserta (customer satisfaction) terhadap
direncanakan dan diimplementasikan pada program pelatihan yang dilaksanakan.
fase sebelumnya. Informasi tersebut dapat Evaluating learning ini disebut juga penilaian
berupa proses pelaksanaan program, hasil (output) belajar. Penilaian tingkah laku
dampak/hasil yang dicapai, efisiensi.Jadi, pada evaluating behaviour difokuskan pada
evaluasi menjadi sangat penting untuk perubahan tingkah laku setelah peserta
dilakukan karena evaluasi akan mengukur pelatihan kembali ke tempat kerjanya.
tingkat ketercapaian dari program pelatihan Evaluating result atau evaluasi hasil difokuskan
yang dilakukan sehingga akan memberikan pada hasil akhir (final result) yang terjadi karena
feed back untuk kelangsungan program peserta pelatihan telah mengikuti suatu
pelatihan selanjutnya. Hasil evaluasi dapat juga program pelatihan
dijadikan tolak ukur apakah program tersebut
berhasil atau tidak, dapat dilanjutkan atau HASIL DAN PEMBAHASAN
dihentikan, serta dapat dijadikan pijakan untuk
menyusun program lanjutan. Penelitian ini menggunakan Model Evaluasi 4
Menurut Kirkpatrick, D.,L. & Kirkpatrick J.,D. level yang dikembangkan oleh Donald
(2006) adalah untuk menentukan tingkat Kirkpatrick yang terdiri dari reaction, learning,
efektifitas dari suatu program pelatihan, behavior dan result. Jadi hasil penelitian dalam
sehingga ketika kegiatan evaluasi sudah hal ini juga dikelompokkan dalam 4 level
dilakukan diharapkan dapat menjadi dasar tersebut.
bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab
dalam program tersebut, dalam membuat Reaction
keputusan berdasarkan hasil evaluasi. Dalam
melaksanakan kegiatan evaluasi tersebut, Dalam Reaction ini akan dibahas hasil dari
tentunya diperlukan suatu model evaluasi yang kuesioner dari evaluasi terhadap tenaga
mampu melakukan penilaian terhadap kualitas pengajar / widyaiswara oleh peserta pelatihan,
dan efektifitas pelaksanaan dari suatu program evaluasi terhadap tenaga pengajar /
pelatihan. widyaiswara oleh tim evaluasi, evaluasi

36
Alamsyahril, Cendekia Niaga 2020, Volume 4 Nomor:1 (35-43)

pelaksanaan pelatihan oleh peserta pelatihan, memberbanyak sesi knowledge sharing baik
dan evaluasi terhadap coach oleh peserta. antara tenaga pengajar/widyaiswara dengan
peserta maupun sesama peserta.
Nilai rata-rata dari evaluasi peserta terhadap
tenaga pengajar/widyaiswara adalah berata Sebaliknya ada item yang mendapatkan nilai
di atas nilai 80. Kalau dikonversi ke tabel rata rata tertinggi, yaitu item nomor 1
rentang penilaian maka rata-rata menunjukkan penguasaan materi. Tenaga
predikat sangat memuaskan. Tim evaluasi pengajar/widyaiswara yang menyampaikan
tenaga pengajar/widyaiswara terdiri dari materi pada Pelatihan Kepemimpinan Tingkat
Kepala BKPSDM Kota Lubuklinggau, Kepala UPT, IV angkatan V sudah menunjukkan
Koordinator Widyaiswara, dan Kepala TU UPT penguasaan materi yang baik dalam proses
Pelatihan Berbeda dengan hasil penilaian pembelajarannya. Walaupun tenaga
tenaga pengajar/widyaiswara yang dilakukan pengajar/widyaiswara ini dari latar belakang
oleh peserta, penilaian yang dilakukan oleh tim pendidikan yang beragam dan punya
evaluasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai pengalaman yang berbeda-beda, mereka
tenaga pengajar/widyaiswara berada dalam sudah menunjukkan kemampuan mereka
predikat memuaskan dengan rentang nilai dalam penguasaan materi yang disampaikan
rata-rata dari 76.60 sampai dengan 81.43. selama proses pembelajaran.

Ada lima unsur pelaksanaan pelatihan yang Selanjutnya hasil kuesioner tentang penilaian
dievaluasi oleh peserta diakhir pelaksanaan tenaga pengajar/widyaiswara yang diisi oleh
pelatihan, yaitu metode dan media, relevansi, tim evaluasi menunjukkan bahwa secara umum
manfaat/efektifitas, fasilitas pelatihan, dan dari 16 orang tenaga pengajar/widyaiswara
konsumsi. Dari chart di atas maka diketahui yang memberikan materi pada Pelatihan
bahwa Manfaat/Efektifitas dan Relevansi Kepemimpinan Tingkat IV angkatan V ini, ada 4
berada pada predikat Memuaskan sedangkan orang yang mendapatkan predikat sangat
konsumsi berada pada predikat Kurang memuaskan dengan rincian 1 orang dari
Memuaskan. BKPSDM Kota Lubuklinggau, 2 orang dari
Lembaga Administarsi negara, dan 1 orang dari
Hasil dari kuesioner penilaian tenaga pengajar Pemkot Lubuklinggau. Jadi perlu pembinaan
/ widyaiswara oleh peserta menunjukkan lagi dari pihak yang berkompeten kepada para
bahwa secara umum tenaga pengajar / widyaiswara dalam persiapan, pelaksanaan,
widyaiswara yang memberikan materi dan evaluasi proses pembelajaran pelatihan.
pelatihan pada Pelatihan Kepemimpinan Berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian tenaga
Tingkat IV angkatan V tahun 2018 sudah sangat pengajar/widyaiswara oleh tim evaluasi, hal hal
memuaskan. Akan tetapi jika dilihat per item yang perlu mendapatan penekanan dalam
dari kuesioner tersebut, item 7 yang pembinaan widyaiswara adalah kompetensi
menunjukkan nilai rata rata terendah, yaitu substantif dengan sub kompetensi kemampuan
kesempatan tanya jawab. Selain dari rata rata dalam menulis karya ilmiah yang terkait
nilai, kurangnya kesempatan tanya jawab ini dengan lingkup kepelatihanan dan/atau
menjadi fokus beberapa peserta dalam pengembangan spesialisasi. Banyak
mengisi pendapat dan saran di kuesioner widyaiswara terutama widyaiswara dari
tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa BKPSDM Kota Lubuklinggau belum memiliki
tenaga pengajar/widyaiswara masih kemampuan yang mumpuni dalam menulis
penggunakan pendekatan pedagogi dalam karya tulis ilmiah, padahal hal tersebut
proses pembelajaran. Padahal dalam proses merupakan salah satu hal wajib yang harus
pembelajaran pelatihan, tenaga pengajar / dipenuhi ketika mereka mengajukan usul
widyaiswara sebaiknya menggunakan kenaikan pangkat.
pendekatan andragogi, yaitu pembelajaran
orang dewasa. Karena peserta pelatihan telah Akan tetapi hasil dari kuesioner ini menunjukkan
mempunyai pengetahuan sebelumnya, maka bahwa item yang memiliki rata rata tertinggi
sebaiknya tenaga pengajar/widyaiswara adalah kompetensi substantif dengan sub

37
Alamsyahril, Cendekia Niaga 2020, Volume 4 Nomor:1 (35-43)

kompetensi kemampuan dalam menguasai coach. Mentor merupakan atasan langsung


keilmuan dan keterampilan mempraktikkan peserta di tempat kerja, sedangkan coach
sesuai dengan materi pelatihan yang adalah widyaiswara di lembaga pelatihan.
diajarkan. Kalau kita kembali ke hasil kuesioner Mentor dan coach ini yang mendampingi
yang diisi oleh peserta sepertinya ada sinergitas peserta pelatihan dalam penulisan proyek
antar kedua nilai rata rata ini, yaitu perubahan. Di akhir penyelenggaraan
penguasaan materi. Hal ini menandakan pelatihan, peserta diminta untuk memberikan
bahwa dari segi kredibilitas keilmuan, para evaluasi terhadap coach. Ada 5 orang
widyaiswara di BKPSDM Kota Lubuklinggau widyaiswara yang bertugas sebagai coach
sudah cukup mumpuni. pada Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Iv
angkatan V ini. Dari hasil kuesioner dapat
Dari evaluasi pelaksanaan pelatihan yang diketahui bahwa 2 orang coach yang
dilakukan oleh peserta, yang menjadi sorotan mendapatkan predikat dengan pujian dan 3
adalah item yang menyangkut konsumsi yaitu orang coach mendapatkan predikat sangat
yang berhubungan dengan pengaturan waktu memuaskan. Ini menandakan bahwa semua
snack, variasi snack, variasi makan siang dan coach di Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
makan malam, variasi sarapan pagi, angkatan V ini telah menjalankan tugas nya
pelayanan dan sikap petugas catering, dan dengan baik. Dari item item yang ada dalam
kebersihan ruang makan. Pada saran saran kuesioner dan dari analisisnya maka dapat
yang diisi peserta di lembar kuesioner, terlihat diketahui bahwa para coach masih perlu untuk
memang masalah konsumsi menjadi sorotan. memperbaiki 3 hal, yaitu Kemampuan
Misalnya, ada yang menulis ‘khusus untuk mengarahkan sistematika penulisan laporan,
konsumsi perlu segera dilakukan perubahan Kemampuan menyampaikan substansi materi,
yang disesuaikan dengan kondisi peserta’, dan Penggunaan metode dan media bantu
‘hendaknya dalam penyediaan konsumsi dalam penullisan laporan baik dalam proses
jangan sampai kekurangan’, snack dan pembimbingan maupun dalam mengarahkan
makan, baik makan malam makan siang peserta.
mauppun sarapan pagi sangat tidak bervariasi
dan sangat kurang dari segi rasa dan menu, Dari hasil wawancara dengan coach, untuk
mohon diperbaiki untuk yang akan datang’. point pertama ternyata para coach
Dari contoh saran saran ini dan juga saran saran mempunyai sistematika penulisan laporan
lainnya, dapat dikatakan bahwa reaksi peserta tersendiri. Sesuai dengan arahan dan petunjuk
terhadap konsumsi yang diberikan oleh dari LAN dan juga dari materi di modul
penyelenggara kurang memuaskan. Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, tidak ada
sistematika laporan yang baku, para coach
Namun peserta menunjukkan reaksi positif bebas berkreasi membuat sistematika sendiri.
terhadap manfaat/efektivitas dan relevansi Ternyata hal ini membingunkan para peserta.
dengan nilai rata rata tertinggi untuk kedua Para coach juga masih perlu memperbaiki
item ini. Artinya peserta merasakan manfaat kemampuan menyampaikan substansi materi.
yang didapat selama pelatihan dalam Para peserta berasal dari berbagai instansi
pelaksanaan tugasnya di instansi nya masing dengan berbagai tugas pokok dan fungsi nya
masing. Dan juga peserta merasakan bahwa serta dengan berbagai latar belakang
materi yang diberikan selama pelatihan ada pendidikan. Para coach punya keterbatasn
relevansi nya dengan pekerjaan mereka sehari pengetahuan tentang dunia kerja nya para
hari di tempat tugas. Materi yang diberikan bisa peserta, ini yang menjadi kendala bagi coach
diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan saat menyampaikan substansi materi laporan
mereka. proyek perubahan. Sebenarnya inilah peran
mentor saat mendampingi peserta.
Terakhir adalah reaksi peserta terhadap coach. Pembagian tugas nya jelas, mentor
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa membimbing dari segi substansi dan coach
selama mengikuti Pelatihan Kepemimpinan membimbing pada metodologi. Hal ketiga
Tingkat IV, peserta didampingi oleh mentor dan yang perlu diperbaiki para coach dari hasil

38
Alamsyahril, Cendekia Niaga 2020, Volume 4 Nomor:1 (35-43)

kuesioner yang diisi peserta adalah 2018 di BKPSDM Kota Lubuklinggau dengan
penggunaan metode dan media. Dalam pola baru melahirkan pemimpin perubahan.
memberikan pendampingan, para coach Salah satu pembelajarannya adalah belajar
melakukannya secara individual sehingga dari diri sendiri menilai sejauh mana
jarang sekali menggunakan media seperti LCD keberhasilan dalam memimpin perubahan dan
atau powerpoint. Karena pendampingan belajar dari pengalaman orang lain yang
dilaksanakan secara indvidu, maka para sudah berhasil. Dalam laboratorium
coach juga diharapkan memberikan kepemimpinan ini leader harus beradaptasi
bimbingan sesuai dengan karakteristik individu dan mengimplementasikan cara-cara terbaik
dari masing masing peserta yang menjadi dalam memimpin suatu perubahan.
bimbingannya
Peserta 4 menyatakan bahwa proyek
Learning perubahan wadah untuk membuktikan jiwa
kepemimpinan yang mencakup ketajaman
Ada dua instrumen yang dibahas dalam mendiagnosa permasalahan, menentukan
learning, yaitu hasil dari kuesioner Evaluasi langkah langkah yang tepat untuk membawa
Kepemimpinan Oleh Peserta dan Dokumentasi perubahan dengan cara berkoordinasi dan
Keberhasilan Peserta Pelatihan Kepemimpinan berkolaborasi mengatasi permasalah di
Tingkat IV. Dalam evaluasi kepemimpinan oleh organisasi serta mencari solusi untuk mengatasi
peserta, peserta diminta untuk mengisi kendala kendala pelaksanaan proyek
kuesioner terbuka dimana mereka diminta perubahan sehingga resiko resiko tidak terjadi.
untuk menuliskan pengalaman mereka selama
pengikuti Pelatihan PIM IV dan pengalaman Keberhasilan peserta pelatihan dilihat dari nilai
mereka dalam memimpin proyek perubahan. akhir yang dicapai mereka setelah mengikuti
Berikut adalah beberapa catatan peserta: Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV. Ada 2 kali
pelaksanaan penilaian, yaitu penilaian
Peserta 1 menyatakan bahwa Di dalam Perencanaan Inovasi melalui Seminar
Pelatihan Kepemimpinan Pola Baru ini, kami Rancangan Proyek Perubahan dan penilaian
banyak mendapatkan ilmu yang bermanfaat Manajemen Perubahan melalui Seminar
bagi saya dan untuk diterapkan di dinas instansi Laboratorium Kepemimpinan. Peserta
saya, yang selama ini instansi saya belum ada Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV yang
inovasi, Insya Allah dengan selesainya memperoleh kualifikasi tidak memuaskan
pelatihan ini, maka saya bisa meneruskan dinyatakan Tidak Lulus dan peserta Pelatihan
implementasi proyek perubahan ini di jangka Kepemimpinan Tingkat IV yang memperoleh
menengah dan jangka panjang. Banyak kualifikasi kurang memuaskan dinyatakan
pengalaman yang kami dapatkan selama ditunda kelulusannya dan kepada yang
pelatihan kepemimpinan ini seperti kedisiplinan, bersangkutan diberikan waktu maksimal 60 hari
tata kerja yang baik dan etika terhadap kalender untuk menyempurnakan proyek
pelayanan dengan masyarakat perubahannya.

Peserta 2 menyatakan bahwa dalam Dari hasil analisis kuesioner Evaluasi


memimpin proyek perubahan saya, ada Kepemimpinan oleh peserta, dimana peserta
beberapa pengalaman menarik seperti diminta untuk menceritakan pengalaman nya
kerjasama antar tim baik, masih ada kendala selama mengikuti Pelatihan Kepemimpinan
dalam kerjasama lintas sektoral, dukungan Tingkat IV, maka didapatlah level learning dari
lintas sektoral perlu ditingkatkan, perlu dibuat Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV ini.
tahapan kegiatan yang baik, untuk Pengalaman yang ditulis peserta dapat
mempengaruhi atasan perlu menerapkan dijadikan salah satu acuan dalam
kedekatan emosional dan profesional. mengevaluasi proses pembelajaran, dalam hal
penguasaan peserta terhadap materi
Peserta 3 menyatakan bahwa Pelatihan pelatihan. Salah seorang peserta menulis
Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun ‘Dengan mengikuti pelatihan kepemimpinan

39
Alamsyahril, Cendekia Niaga 2020, Volume 4 Nomor:1 (35-43)

pola baru saya merasakan ada perubahan pembelajaran yang telah dirumuskan
terhadap pola pandang, pola pikir dan pola sebelumnya dapat tercapai.
perilaku ke arah lebih baik’. Pengalaman yang
dituliskan oleh peserta ini menyiratkan bahwa Selanjutnya, level learning ini juga dianalisis
proses pembelajaran dalam Pelatihan melalui studi dokumentasi yaitu nilai yang
Kepemimpinan Tingkat ini telah bisa mengubah didapat peserta sebagai gambaran dari
pola pandang, pola pikir dan pola perilaku keberhasilan pembelajaran selama Pelatihan
peserta. Selama mengikuti pembelajaran pada Kepemimpinan Tingkat IV angkatan V.
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat, peserta Keberhasilan peserta mengikuti Pelatihan
dapat merasakan manfaat bagi dirinya. Kepemimpinan Tingkat IV dilihat dari
kemampuan mereka menyusun proyek
Salah satu agenda dalam kurikulum Pelatihan perubahan. Penilaian proyek perubahan ini
Kepemimpinan Tingkat IV adalah Agenda dilaksanakan dua kali yaitu dalam Seminar
Inovasi dengan mata pelatihannya Berpikir Rancangan Proyek Perubahan dan Seminar
Kreatif dan Inovasi, Pengenalan Potensi Diri, Laboratorium Kepemimpinan.
dan Benchmarking to Best Practice. Berikut
beberapa catatan peserta terhadap agenda Dari hasil analisis nilai Seminar Rancangan
inovasi ini: Proyek Perubahan diketahuilah bahwa para
peserta masih lemah dalam penentuan jenis
Di dalam pelatihan kepemimpinan pola baru perubahan karena nilai rata ratanya terendah.
ini, kami banyak mendapatkan ilmu yang Dalam rubrik penilaian penentuan jenis
bermanfaat bagi saya dan untuk diterapkan di perubahan, nilai rata-rata 77,4 masuk ke dalam
dinas instansi saya, yang selama ini di instansi level 3 yaitu Sebagian Gagasannya Baru. Jenis
saya belum ada inovasi, Insya Allah dengan perubahan yang diajukan peserta bukan
selesainya pelatihan ini, maka saya bisa merupakan gagasan baru sama sekali akan
meneruskan implementasi proyek perubahan tetapi merupakan adaptasi dari gagasan yang
ini, di jangka menengah dan jangka panjang. sudah ada sebelumnya.

Inovasi perubahan yang didapat melalui Dari rekapitulasi nilai Seminar Laboratorium
pelatihan dan pembelajaran di pelatihan Kepemimpinan, unsur penilaian yang
memmberikan manfaat untuk solusi tupoksi mempunyai rata rata terendah adalah
yang diemban saat ini. Dalam mengikuti Pernyataan Dukungan. Hal ini berarti bahwa
Pelatihan PIM Tingkat IV ini, saya dapat berpikir tidak semua pemangku kepentingan
kreatif dan inovatif sehingga dapat (stakeholder) yang dimasukkan peserta dalam
diimplementasikan dalam instansi temopat proyek perubahan mereka mendukung saat
saya bertugass dalam sebuah organisasi. implementasi proyek perubahan tersebut.

Pengalaman pengalaman yang ditulis peserta Nilai akhir sebagai penentuan kelulusan peserta
tersebut menunjukkan bahwa proses merupakan gabungan dari nilai seminar
pembelajaran di Agenda Inovasi sudah berhasil Rancangan Proyek Perubahan dan nilai
mengubah pola pikir peserta tentang inovasi. Seminar Laboratorium Kepemimpinan. Dari
rekapitulasi kedua nilai tersebut maka
Salah seorang peserta juga menulis tentang didapatlah kualifikasi kelulusan peserta.
proses pembelajaran di Pelatihan Adapun persentase kelulusan peserta Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV ini. Menurut dia Kepemimpinan Tingkat IV angkatan V
‘Proses pembelajaraan dengan pola kreatif, berdasarkan kualifikasi kelulusan adalah 2,5%
berpikir dan banyak studi studi kasus, kerja Sangat Memuaskan, 42,5% Memuaskan, 50%
sama dalam tim’. Widyaiswara dalam Pelatihan Cukup Memuaskan, 2,5% Kurang Memuaskan,
Kepemimpinan Tingkat IV ini telah 2,5% Tidak Memuaskan/Tidak Lulus. Penyebaran
menggunakan berbagai macam metode persentase kualifikasi kelulusan ini merata
dalam proses pembelajaran sehingga tujuan artinya tidak menumpuk di kualifikasi teratas
dan juga tidak menumpuk di kualifikasi

40
Alamsyahril, Cendekia Niaga 2020, Volume 4 Nomor:1 (35-43)

terendah, akan tetapi kebanyakan berada di yang diisi oleh atasan langsung peserta atau
kualifikasi kelulusan di tengah. Hal ini mentor saat mereka mengikuti Pelatihan
mengindikasikan bahwa proses pembelajaran Kepemimpinan Tingkat IV menunjukkan bahwa
dalam pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan ada perubahan perilaku peserta setelah
Tingkat IV angakatan V ini sudah baik. mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV.
Lebih dari 50% Mentor menyatakan sangat
Behavior setuju bahwa setelah mengikuti Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat Tingkat IV, perilaku kerja
Behavior dari peserta pelatihan dievaluasi alumni yang mereka mentori menunjukkan
setelah beberapa bulan mereka selesai perubahan ke arah yang lebih baik dan Setelah
mengikuti Pelatihanpin IV. Instrumen yang mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Tingkat
digunakan adalah kuesioner evaluasi pasca Tingkat IV, kinerja alumni yang mereka mentori
pelatihan seperti yang terlampir dalam mengalami peningkatan dan lebih dari 90%
Peraturan kepala Lembaga Administrasi mentor berpendapat bahwa peningkatan
Negara RI Nomor 20 Tahun 2015. kinerja alumni tersebut meningkatkan kinerja
organisasi. Para mentor juga berpendapat
bahwa kemampuan koordinasi alumni
Pelatihan kepada atasan (selaku mentor)
dalam merealisasikan proyek perubahan sudah
sangat baik. Kemampuan kepemimpinan yang
dilakukan oleh alumni Pelatihan dalam
merealisasikan proyek perubahan juga sangat
baik dan kemampuan kerja sama dengan tim
pada alumni menurut mentor juga sangat baik.

Hal ini menunjukkan bahwa Pelatihan


Kepemimpinan Tingkat IV angkatan V tahun
2018 ini telah membawa perubahan prilaku
alumninya dalam hal peningkatan kinerja,
Item dengan kode A4, A10, B2, B4, dan B6 kemampuan koordinasi, kemampuan
merupakan item kuesioner pertanyaan terbuka kepemimpinan, dan kemampuan kerjasama
dimana responden menuliskan jawabannya dalam tim. Perilaku alumni yang diamati oleh
dengan bebas. Berikut adalah sampel jawaban mentor adalah adanya perubahan dalam
responden: memberikan pelayanan kepada masyarakat
dan juga alumni mulai memunculkan ide ide
baru dalam inovasi pelayanan di instansi nya.
Hasil penelitian ini mendukung pernyataan
Siagian (1995) yang menyatakan bahwa
pentingnya pendidikan dan pelatihan sebagai
salah satu investasi dalam bidang sumber daya
manusia (Human Investment) yang harus
dilaksanakan oleh setiap organisasi, apabila
organisasi yang bersangkutan ingin bukan saja
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kinerjanya, akan tetapi dalam rangka
mempercepat, pemantapan perwujudan
perilaku organisasi yang diinginkan”.

Result
Hasil dari analisis kuesioner evaluasi pasca
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat tingkat IV Kuesioner evaluasi pasca pelatihan yang diisi
oleh peserta sebagai alumni Pelatihan

41
Alamsyahril, Cendekia Niaga 2020, Volume 4 Nomor:1 (35-43)

Kepemimpinan Tingkat IV angkatan V Dalam level Learning didapat bahwa proses


menunjukkan bahwa kendala utama yang pembelajaran di Pelatihan Kepemimpinan
menghambat pencapaian proyek perubahan Tingkat IV angkatan V sudah menunjukkan
mereka adalah kurang dukungan dana dan keberhasilan dari sebaran nilai kelulusan
sumber daya lain. Sedangkan faktor utama pesertanya yang memperlihatkan bahwa 50%
yang mendukung pelaksanaan pproyek peserta lulus dengan kualifikasi memuaskan.
perubahan mereka adalah proyek perubahan Selebihnya masuk ke kualifikasi yang lain yang
dijadikan kegiatan rutin dalam menunjang tersebar secara merata.
tugas dan fungsi. Pihak mana yang paling Level Behavior menunjukkan bahwa ada
merasakan manfaat dan proyek perubahan perubahan perilaku alumni Pelatihan
yang mereka lakukan adalah organisasi secara Kepemimpinan Tingkat IV angkatan V sesudah
umum. mengikuti Pelatihan. Perubahan perilaku ini
mencakup kinerja, koordinasi dengan atasan,
Kebanyakan alumni berpendapat bahwa kepemimpinan, dan kerja sama dengan tim.
materi yang diperoleh selama Pelatihan Pada level Result, alumni berpendapat bahwa
Kepemimpinan Tingkat Tingkat IV, dapat materi yang mereka dapatkan saat mengikuti
menunjang mereka dalam pelatihan dapat menunjang implementasi
mengimplementasikan proyek perubahan. Dan proyek perubahan dalam jangka menengah
agenda yang menurut mereka perlu lebih dan jangka panjang. Akan tetapi implementasi
dalami pada saat pelatihan adalah Agenda proyek perubahan ini terkendala dari
Diagnosa Perubahan. Mereka juga kurangnya dukungan dana dan sumber daya
berpendapat adanya proyek perubahan pada lain yang ada.
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV sangat
baik. Saran
Dari simpulan di atas maka ada beberapa
Setelah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan rekomendasi terhadap penyelenggaraan
Tingkat Tingkat IV, para alumni mengalami Pelatihanpim IV sebagai berikut:
perubahan perilaku kerja ke arah yang lebih 1. Agar para tenaga
baik. Perilaku yang mereka tinggalkan sebagai pengajar/widyaiswara lebih
bentuk dampak pelaksanaan Pelatihan adalah dioptimalkan lagi pemberdayaan nya
bekerja sendiri tanpa melibatkan orang lain. sehingga dapat memberikan
Mereka sangat setuju jika kinerja mereka pelayanan yang maksimal dalam
meningkat sebagai dampak mengikuti proses pembelajaran di kelas dan juga
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Tingkat IV. dalam pendampingan penulisan
Peningkatan kinerja mereka ini juga proyek perubahan peserta.
berdampak positif terhadap peningkatan 2. Perlu perbaikan pada pemberian
kinerja organisasi pelayanan kepada peserta
Pelatihanpim IV, terutama dalam hal
KESIMPULAN pengaturan konsumsi peserta karena
Kesimpulan akan berdampak juga pada
Pada level Reaction, peserta Pelatihan keberhasilan peserta nantinya saat
Kepemimpinan Tingkat IV angkatan V tahun mengikuti pelatihan.
2018 telah menunjukkan reaksi positif terhadap Pelaksanaan evaluasi pasca pelatihan tetap
widyaiswara dan juga coach. Sedangkan terus dilaksanakan sebagai salah satu indikator
reaksi mereka terhadap pelaksanaan pelatihan keberhasilan pelaksanaan pelatihan (result).
cukup baik pada item relavansi, namun pada Melalui evaluasi pasca pelatihan dapat
item konsumsi, mereka menunjukkan reaksi diketahui bagaimana perilaku (behavior)
yang sangat kurang. Reaksi tim evaluasi alumni pelatihan di tempat kerja nya masing-
terhadap widyaiswara sudah sangat masing.
memuaskan, tapi masih perlu perbaikan pada
item menulis karya tulis ilmiah di bidang
kepelatihanan.

42
Alamsyahril, Cendekia Niaga 2020, Volume 4 Nomor:1 (35-43)

REFERENSI tentang Pendidikan dan Pelatihan


Ananda, R., & Tien, R. 2017. Pengantar Evaluasi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Program Pendidikan. Medan: Perdana Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Publishing. Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Andriani, S., Kesumawati, N., & Kristiawan, M. Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 Tentang
2018. The Influence of the Jabatan Fungsional Lecturer Dan Angka
Transformational Leadership and Work Kreditnya.
Motivation on Teachers Performance. Purwanto & Atwi Suparman. 1999. Evaluasi
International Journal of Scientific & Program Pelatihan. Jakarta: Sekolah
Technology Research, 7(7). Tinggi Ilmu Administrasi, Lembaga
Badu, Q., S. 2013. The Implementation of Administrasi Negara.
Kirkpatrick’s Evaluation Model in the Ramadhon, Syafril. 2018. Penerapan Model
Learning of Initial Value and Boundary Empat Level Kirkpatrick Dalam evaluasi
Condition Problems. International Program Pendidikan Dan Pelatihan
Journal of Learning and Development. Aparatur di Puspelatihan Migas. Forum
ISSN 2164-4063. 2013. Vol.3, No.5. Pelatihan. 06 (1).43-54
Fathurrochman, I., Budiman, D. A., Alamsyahril, Rouse, D. 2011. Employing Kirkpatrick’s
& Kristiawan, M. 2019. Revitalization Evaluation Framework to Determine the
Management Of Islamic Boarding Effectiveness of Health Information
School Preventing The Radicalism. Management Courses and Program.
Restaurant Business, (10), 495–505. Perspectives in Health Information
Retrieved from Management, Spring 2011.
https://journals.eduindex.org/index.php Siagian. 2002. Sumber Daya Manusia. Jakarta:
/rb/article/view/9462. PT. Ranika Cipta
Fitria, H., Kristiawan, M., & Rasyid, A. 2019. The
Educational Character on Instruction.
Opción, Año 35, Especial No.21 (2019):
964-979
Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick J., D. 2006.
Evaluating Training Program The Four
Levels. San Fransisco : Berret-Kohler
Publisher, Inc.
Maseleno, A., Ayshwary, B., Ivanova, T. N.,
Hashim, W., Nguyen, P. T., Shankar, K.,
Kristiawan, M., Huda, M. 2019. General
Theoretical and Philosophical Aspects of
Modern Education. Aspectos Teóricos y
Filosóficos Generales de la Educación
Moderna. Revista San Gregorio 2019,
No. 32 Special Issues August.
Mulyatiningsih, E. 2014. Metode Penelitian
Terapan Bidang Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Undang
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 20 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000

43

Anda mungkin juga menyukai