Anda di halaman 1dari 8

Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Pada Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Cepu

Putri Alifiaa dan Edah Jubaedahb

a,bPoliteknik STIA LAN Bandung

e-mail: aputrialifia123@gmail.com, bedah.jubaedah@poltek.stialanbandung.ac.id

Abstrak

Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pelatihan dan penyelenggaraan pelatihan di perusahaan,


terutama dalam konteks lembaga pelatihan pemerintah seperti Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Minyak dan Gas (PPSDM Migas) Cepu Kementerian ESDM. Evaluasi menyeluruh terhadap
pelatihan kategori publik tahun 2022 menunjukkan bahwa implementasi pelatihan sudah cukup baik
dalam aspek input, proses, dan produk, namun menunjukkan kelemahan pada dimensi konteks.Hasil
penelitian menekankan perlunya peningkatan fokus pada dimensi konteks untuk memastikan
pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta. Oleh karena itu, disarankan agar PPSDM Migas Cepu
melakukan analisis kebutuhan pelatihan secara menyeluruh sebelum melaksanakan program
pelatihan. Dalam konteks perusahaan, penelitian ini menyoroti bahwa pelatihan tidak hanya berperan
sebagai penyedia keterampilan teknis, tetapi juga sebagai sarana untuk memahami dan memenuhi
kebutuhan individu dan organisasi. Implementasi pelatihan yang holistik akan meningkatkan
efektivitas dan relevansi pelatihan, menciptakan lingkungan kerja yang berdaya saing, dan membantu
perusahaan mencapai tujuan strategisnya. Kesimpulannya, pengelolaan pelatihan yang berfokus pada
pemahaman konteks dan kebutuhan peserta menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai hasil yang
optimal.
Kata Kunci: Evaluasi, Pelatihan Kategori Publik, CIPP.

Evaluation of Training Implementation at the Human Resources


Development Center for Oil and Gas in Cepu
Abstract

This research evaluates the training implementation, identifies inhibiting factors, and offers improvement
recommendations at the government-owned Human Resources Development Center for Oil and Gas (PPSDM
Migas) Cepu, under the Ministry of Energy and Mineral Resources. The training evaluation utilized the
dimensions of context, input, process, and training outcomes. Employing a quantitative method, the study
conducted a survey through questionnaire distribution among participants of the public category training in 2022,
with univariate analysis as the data analysis technique.Results show a generally satisfactory implementation, with
high scores in input, process, and outcomes, but a lower score in the context dimension, indicating a need for
improvement in aligning training with participant needs. The research underscores the vital role of training, not
just in imparting technical skills but also in understanding and fulfilling individual and organizational needs. It
emphasizes the importance of a holistic training approach to enhance effectiveness, foster a competitive work
environment, and help organizations achieve strategic objectives. In conclusion, a focused training management
strategy, considering context and participant needs, is crucial for optimal outcomes in organizational training
initiatives.
Keywords: Evaluation, Public Category Training, CIPP.

427
proses evaluasilah suatu pelatihan dapat
A. PENDAHULUAN
diketahui tingkat keberhasilannya dalam
Lembaga pelatihan yang dimiliki oleh instansi mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan (Basri et
pemerintah, selain memiliki tugas untuk al., 2015).
meningkatkan kompetensi aparatur sipil negara
Evaluasi program pelatihan itu sendiri banyak
(ASN) baik pegawai negeri sipil (PNS) maupun
diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
nilai dan kegunaan suatu program pelatihan yang
(P3K), juga bertugas meningkatkan kompetensi
dilakukan secara pengumpulan dan analisis data
masyarakat umum. Lembaga Pelatihan tersebut
secara sistematis (Basri & Rusdiana, 2015; Pribadi,
mencerminkan upaya nyata dari pelaksanaan
2014).
manajemen talenta (Putranto et al., 2022) terutama
pada individu yang bekerja pada pelayanan Terdapat terdapat dua jenis evaluasi pelatihan
publik (Utami et al., 2022; Agustina et al., 2021). yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.
Hal ini sebagaimana yang diemban oleh Pusat Evaluasi formatif bertujuan untuk memperoleh
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak umpan balik, mendiagnosis tingkat kinerja
dan Gas (PPSDM Migas) Cepu sebagai salah satu sementara dan mendorong perbaikan
unit kerja penyelenggara pelatihan di lingkungan berkelanjutan dari suatu program pelatihan,
Kementerian ESDM. Lembaga ini diberi amanat sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk
untuk menjalan tugas dalam pelaksanaan memberikan bukti retrospektif kelanjutan atau
Pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan penghentian suatu program pelatihan (Edwards
gas bumi. Salah satunya adalah et al., 2007). Selanjutnya menurut Edwards et al.,
menyelenggarakan pelatihan yang pesertanya (2007) berdasarkan fokusnya model evaluasi
berasal dari masyarakat atau peserta dari kategori pelatihan diklasifikasikan ke dalam tiga
publik. pendekatan yaitu pendekatan berbasis tujuan
(goal-based evaluation), proses (process-based
Pelatihan kategori publik diselenggarakan oleh
evaluation), dan hasil (outcome-based evaluation).
PPSDM Migas Cepu untuk sebagai wujud
Evaluasi yang berbasis tujuan pada intinya
bantuan pemerintah melalui Kementerian ESDM
bertujuan untuk menilai sejauh mana suatu
melalui Kerjasama dengan Dinas
program pelatihan sudah berhasil mencapai
Ketenagakerjaan di daerah untuk menyiapkan
tujuannya. Evaluasi berbasis proses bertujuan
tenaga kerja yang berkompeten dan bersertifikat
untuk menganalisis alur kerja dan prosedur
khususnya yang akan bekerja di sektor migas,
kegiatan pelatihan. Evaluasi berbasis hasil
sehingga membantu mengurangi pengangguran.
bertujuan untuk menilai efektivitas program
Seluruh pembiayaan pelatihan sektor publik ini
pelatihan dalam memberikan dampak terhadap
termasuk untuk peserta berasal ditanggung oleh
peningatan kinerja individu atau kelompok.
pemerintah. Misalnya pada tahun 2022 PPSDM
Miga Cepu telah memberikan pelatihan ini Salah satu model evaluasi yang menggunakan
kepada sebanyak 320 orang peserta kategori pendekatan evaluasi formatif-sumatif dan
publik pada berbagai jenis pelatihan. berfokus pada tujuan, proses, serta hasil adalah
Pertanyaannya adalah apakah pelaksanaan model yang dikembangkan oleh Stufflebeam
pelatihan tersebut sudah efektif di dalam dengan model yang disebut CIPP atau Context,
menjawab tujuannya? Input, Process, dan Product Evaluation. Model ini
disebut oleh Stufflebeam (2003) dalam Sutilah
Berdasarkan fakta empiris tersebut maka
(2021) sebagai kerangka kerja yang komprehensif
sebagaimana disarankan oleh berbagai ahli
sebagai panduan bagi evaluasi program, proyek,
bahwa suatu upaya pengembangan sumber daya
personal, produk, institusi, serta system evaluasi
manusia melalui bentuk pelatihan perlu dinilai
itu sendiri yang telah dikembangkan sejak tahun
atau dievaluasi keberhasilannya dalam mencapai
1960an, khususnya di bidang pendidikan sekolah.
tujuan yang diinginkan (Damayanti et al., 2023;
Model ini kemudian juga diadopsi untuk
Anindita dan Hidayat, 2023; Dharmawan et al.,
mengevaluasi suatu program pengembangan
2022). Karena melalui evaluasi itulah maka suatu
sumber daya manusia, khususnya dalam bentuk
penyelenggaraan pelatihan dapat dikatakan
pelatihan. Menurut Stufflebeam (2003) dalam
efektif atau tidak (Listiani et al., 2023). Melalui
428
Sutilah (2021) model evaluasi CIPP B. PEMBAHASAN
mereprentasikan fungsi dari setiap aspek
Dalam penelitian evaluasi pelaksanaan pelatihan
evaluasi. Evaluasi terhadap konteks (context)
kategori publik yang dilaksanakan oleh PPSDM
berfungsi untuk menilai terkait kebutuhan,
Migas Cepu, difokuskan kepada empat dimensi
masalah, dan peluang dalam lingkungan tertentu
yang dirumuskan oleh Stufflebeam. Evaluasi
dari suatu program pelatihan. Evaluasi ini akan
dilakukan dengan menggunakan metode survey
membantu pengguna evaluasi untuk menentukan
melalui pengumpulan data dengan menggunakan
dan menilai tujuan, kebutuhan penerima manfaat
kuesioner kepada alumni pelatihan sebagai sampel
yang dijadikan acuan untuk menilai usaha-usaha
penelitian. Alumni yang berpartisipasi di dalam
yang dilakukan dalam suatu program. Evaluasi
survey ini ada sebanyak 76 orang yang berasal dari
terhadap input berfungsi untuk menilai strategi,
11 jenis pelatihan kategori publik yang
rencana kerja dan anggaran dari pendekatan yang
dilaksanakan pada tahun 2022. Adapun total
dipilih untuk diimplementasikan. Evaluasi ini
populasi alumni pelatihan ini adalah sebanyak 320
menurut Budhianto (2020) dan Fadoli (2012)
orang. Data hasil kuesioner dianalisis dengan
membantu pengguna evaluasi untuk merancang
menggunakan pendekatan analisis kuantitatif
upaya perbaikan, mengembangkan proposal
deskriptif. Instrumen kuesioner terlebih dahulu
pendanaan, merinci rencana aksi, mencatat
diuji validitas dan reliabilitas sehingga
rencana alternatif, dan mencatat dasar untuk
menghasilkan data yang valid dan realibel.
memilih satu pendekatan dibandingkan
terhadap instrumen kuesioner. Hasil pengujian
pendekatan lainnya. Sedangkan evaluasi
menunjukkan bahwa item-item pernyataan dalam
terhadap proses dilakukan dengan memantau,
kuesioner seluruhnya dinyatakan valid dan
mendokumentasikan, dan menilai kegiatan.
reliabel untuk mengukur setiap indikator dalam
Evaluasi ini akan membantu pengguna evaluasi
dimensi evaluasi yang meliputi konteks, input,
melakukan upaya perbaikan dan memelihara
proses, dan produk. Dikatakan valid karena nilai
akuntabilitas pelaksanaan rencana kegiatan.
korelasinya > 0,227 dan nilai signifikasi < 0,05.
Adapun evaluasi produk menurut Stufflbeam
Begitu juga hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai
(2003) berfungsi untuk mengidentifikasi dan
cronbach’s alpha lebih besar 0,60.
menilai hasil jangka pendek, jangka panjang, yang
diharapkan, dan tidak diharapkan. Evaluasi ini Untuk mengevaluasi pelaksanaan pelatihan,
menurutnya akan membantu pengguna evaluasi penilaian dilakukan dengan melakukan
mempertahankan fokus mereka dalam memenuhi penghitungan prosentase skor menggunakan
kebutuhan penerima manfaat suatu program, rumus sebagai berikut: [(Rata-rata Skor Penilaian
menilai dan mencatat tingkat keberhasilan dalam Responden : Skala Skor Maksimal) X 100%].
mencapai dan memenuhi kebutuhan sasaran Selanjutnya dibuat kriteria penilaian sebagai
penerima manfaat. Dari hasil evaluasi produk ini berikut:
salah satunya adalah untuk membuat keputusan Tabel 1. Kriteria Skor
untuk melanjutkan atau menghentikanm
(evaluasi sumatif). No Skala Skor (%) Kriteria
1 80,01 - 100 Baik
Dengan melihat ruang lingkup dan fokusnya
2 60,00 – 80,00 Cukup Baik
yang komprehensif sebagai keranga kerja dalam
3 40,01 – 60.00 Tidak Baik
melaksanakan evaluasi, maka dalam penelitian
4 20,00 – 40,00 Sangat Tidak Baik
ini evaluasi dilakukan dengan menggunakan
model CIPP dari Stufflebeam tersebut. Artikel ini Dimensi konteks pelatihan
bertujuan untuk menjelaskan hasil evaluasi
Evaluasi terhadap dimensi konteks pelatihan
pelaksanaan pelatihan kategori publik yang
dilakukan untuk menilai kesesuaian pelatihan
diselenggarakan oleh PPSDM Migas Cepu dilihat
dengan tujuan dan kebutuhan peserta.
dari dimensi konteks, input, proses, dan produk.
Sebagaimana dinyatakan oleh Stufflebeam (2003:
Dari hasil evaluasi tersebut akan diidentifikasi
40) bahwa evaluasi konteks salah satunya
faktor penghambat serta rekomendasi untuk
bertujuan untuk menilai kebutuhan peserta dan
perbaikan pelaksanaan pelatihan tersebut.
apakah tujuan pelatihan sudah menjawab
kebutuhan tersebut).
429
Hasil penilaian alumni pelatihan yang dijadikan dunia pendidikan, menegaskan bahwa evaluasi
responden menunjukkan hasil sebagai berikut: terhadap faktor input akan membantu dalam
penentuan atau perubahan disain atau struktur
Tabel 2. Dimensi Konteks Pelatihan
aktivitas yang dilaksanakan dalam proses
Indikator Rata2 % Kriteria pendidikan.
Skor Skor
Kesesuaian pelatihan 2,95 73,68 Cukup Oleh karena itu dalam penelitian kepada para
dengan kebutuhan Baik alumni diminta tanggapannya terhadap dimensi
Kesesuaian pelatihan 3,03 75,66 Cukup input yang disediakan oleh penyelenggara selama
dengan tujuan Baik pelaksanaan pelatihan yang meliputi peserta,
pelatih, materi, media pembelajaran, dan sarana
Kesesuaian tujuan 3,05 76,32 Cukup
pelatihan dengan Baik serta prasarana pelatihan. Hasil evaluasi terhadap
kebutuhan indikator-indikator tersebut dapat dilihat pada
Skor Dimensi 3,01 75,22 Cukup Tabel 3.
Konteks Baik
Tabel 3. Dimensi Input Pelatihan
Berdasarkan data di atas terlihat pelaksanaan
Indikator Rata2 % Kriteria
pelatihan kategori publik untuk dimensi konteks Skor Skor
pelatihan dinilai sudah cukup baik. Indikator yang Peserta 3,23 80,76 Baik
mendapatkan penilaian paling tinggi adalah
Pelatih 3,17 79,33 Cukup
kesesuaian tujuan pelatihan dengan kebutuhan Baik
peserta pelatihan. Evaluasi terhadap kesesuaian Materi 3,17 79,34 Cukup
tujuan dengan kebutuhan pelatihan Stufflebean Baik
(2003) sangat diperlukan sebagai masukan untuk Media Pembelajaran 3,11 77,70 Cukup
Baik
meningkatkan atau memperbaiki pelatihan yang Sarana & Prasarana 3,21 80,84 Baik
berorientasi pada tujuan. Terlebih lagi pelatihan
Rata-rata Skor Dimensi 3,18 79,59 Cukup
kategori public yang diselenggarakan oleh PPSDM Input Baik
Migas Cepu pesertanya berasal dari masyarakat
umum sudah barang tentu tujuan pelatihan harus Pada indikator peserta, para alumni memberikan
sesuai dengan kebutuhan peserta. Hal ini juga penilaian yang positif untuk 2 (dua) pertanyaan
didukung oleh penilaian alumni bahwa memang terkait ketersediaan proses seleksi peserta yang
kesesuaian pelaksanaan pelatihan dengan dilakukan secara terbuka dan pemenuhan
tujuannya sudah cukup baik pula. Dalam dimensi persyaratan peserta yang ditetapkan. Ketersediaan
konteks ini indikator yang mendapatkan penilaian proses seleksi peserta diperlukan agar kualifikasi
terendah adalah kesesuaian pelatihan dengan peserta pelatihan sesuai dengan persyaratan yang
kebutuhan peserta (73,68%). Hasil ini sudah ditetapkan. Terlebih lagi pelatihan yang
mengindikasikan bahwa jenis-jenis pelatihan yang sasaran pesertanya adalah masyarakat umum,
diselenggarakan oleh PPSDM Migas Cepu masih dalam hal Pelatihan Kategori Publik yang
kurang sesuai dengan kebutuhan peserta. diselenggarakan oleh PPSDM Migas Cepu adalah
para pencari kerja di sektor migas, ketersediaan
Dimensi input pelatihan proses seleksi ini penting untuk menjamin bahwa
Evaluasi pelaksanaan pelatihan dari dimensi input peserta pelatihan telah memenuhi kualifikasi yang
dinilai dari indikator-indikator sebagai masukan dipersyaratkan.
yang dibutuhkan dan digunakan dalam Evaluasi dimensi input untuk indikator pelatih
pelaksanaan pelatihan. Menurut Bushnell (1990), yang diukur melalui 5 sub-indikator menghasilkan
input pelatihan seperti kualifikasi peserta, penilaian yang sudah baik. Penilaian tersebut
pengalaman pelatih, ketersediaan materi pelatihan terutama untuk sub-indikator penguasaan materi
yang sudah teruji, sarana prasarana pelatihan, dan kesiapan widyaiswara dalam memberikan
serta ketersediaan anggaran merupakan faktor- pelatihan. Untuk sub-indikator kejelasan,
faktor potensial yang dapat berkontribusi kemudahan penyampaian materi dan bahasa yang
terhadap efektivitas suatu program pelatihan. digunakan serta kualitas interaksi dengan peserta
Bahkan Stufflebeam (2003) sebagai salah satu mendapatkan penilaian yang lebih rendah yaitu
penggagas model evaluasi CIPP dalam konteks “Cukup Baik”. Hasil ini mengindikasikan bahwa
430
widyaiswara sebagai tenaga pelatih dalam dan prasarana, alumni pelatihan memberikan
pelatihan ini masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini penilaian yang lebih tinggi dari pada untuk
mengingat besarnya peran widyaiswara sebagai indicator media pembelaran. Kriteria penilaian
pelatihan dalam mencapai tujuan pelatihan yang untuk indicator ini adalah adalah “Baik”.
diharapkan. Werner & Desimone (2012)
Berdasarkan evaluasi terhadap keseluruhan
menunjukkan besarnya pengaruh pelatih terhadap
indikator input maka dapat simpulkan
para peserta dalam suatu proses pembelajaran
pelaksanaan pelatihan kategori publik di PPSDM
terutama penerimaan peserta terhadap suatu
Migas Cepu sudah cukup baik.
keterampilan baru dan keinginan peserta untuk
menggunakan keterampilan tersebut dalam Dimensi Proses Pelatihan
pekerjaan.
Evaluasi terhadap dimensi proses dalam
Indikator lain dari dimensi input yang juga akan penelitian ini dimaksudkan dengan penilaian
menentukan keberhasil suatu program pelatihan alumni terhadap pelaksanaan pelatihan itu sendiri,
khususnya proses pembelajaran adalah termasuk di dalamnya aspek pelayanan,
ketersediaan materi. Sebagaimana disebutkan oleh pembelajaran, dan durasi waktu. Hasil penelitian
Werner dan Desinome (2012) pentingnya dalam menunjukkan bahwa pelatihan kategori publik di
suatu program pelatihan ketersediaan materi PPSDM Migas Cepu dari dimensi proses sudah
pelatihan termasuk di dalamnya pedoman dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini
penyelenggaraan, silabus, manual pelatihan, dan sebagaimana terlihat dari hasil evaluasi dalam
lain sebagainya. Berkaitan dengan indikator Tabel 4. berikut.
mataeri, dalam penelitian ini alumni diminta Tabel 4. Dimensi Proses Pelatihan
untuk menilai lima sub-indikator yang meliputi
Pernyataan Rata2 % Kriteria
ketersediaan dan kesesuaian materi pelatihan yang
Skor Skor
digunakan selama mereka mengikuti Pelatihan Kesesuaian durasi
Cukup
Kategori Publik di PPSDM Migas. pelatihan dengan tujuan 2,78 69,41
Baik
pelatihan
Berkaitan dengan indikator materi pelatihan sudah Kemudahan proses
mendapatkan penilaian yang cukup baik (79,34%). pembelajaran 3,21 80,26 Baik
Ada dua sub-indikator yang bahkan memperoleh
Kesesuaian jadwal
penilaian lebih tinggi dibandingkan dengan pelatihan dengan 3,00 75,00
Cukup
Baik
subindikator lainnya yaitu tentang keterkaitan rencana.
materi pengetahuan dan keterampilan dengan Kesesuaian pelaksanaan
bidang migas yang telah diberikan kepada peserta. Pre-test dan post-test Cukup
3,12 77,96
dengan materi yang Baik
Pentingnya keterkaitan antara materi pelatihan diberikan
dengan bidang yang akan dipelajari oleh peserta Kedisiplinan panitian Cukup
3,09 77,30
pelatihan diingatkan juga oleh Werner dan Baik
Desimone (2012) bahwa keberhasilan tujuan Keramahan panitia Cukup
3,17 79,28
Baik
program pelatihan ditentukan oleh adanya materi
Sikap membantu panitia
pelatihan yang memberikan makna bagi peserta terhadap kesulitan Cukup
pelatihan. Kebermaknaan tersebut salah satunya 3,16 78,95
peserta dalam Baik
adalah kesesuaian materi dengan bidang pembelajaran
pekerjaan peserta. Dalam pelatihan ini tentunya Kualitas pelayanan Cukup
penyelenggara 3,20 79,93
berkaitan dengan bidang kerja yang diperlukan Baik
peserta dalam bidang migas. Kesesuaian materi
pelatihan yang Cukup
Indikator selanjutnya dalam dimensi input adalah diberikan dengan tujuan
3,08 76,97
Baik
media pembelajaran dan sarana prasarana. Dalam harapan peserta
indicator media pembelajaran alumni pelatihan kesesuaian tugas yang
Cukup
memberikan penilaian yang cukup positif diberikan dengan materi 3,09 77,30
Baik
yang diberikan
sehingga menurut mereka ketersediaan media Kepuasan peserta
pembelajaran selama program pelatihan sudah pelatihan terhadap Cukup
3,13 78,29
cukup baik. Sedangkan untuk ketersediaan sarana pelayanan Baik
penyelenggara
431
Rata-rata Skor Dimensi
3,09 77,33
Cukup pada kategori “Cukup Baik”. Pelaksanaan
Proses Baik
Pelatihan kategori publik di PPSDM Migas Cepu
Dari 11 (sebelas) indicator yang ditanyakan di keberhasilannya dalam meningkatkan kompetensi
dalam dimensi proses pelatihan terdapat 2 (dua) baik dari aspek pengetahuan, keterampilan,
indikator yang penilaian negatifnya cukup banyak maupun sikap oleh peserta dinilai sudah cukup
dengan memilih alternatif jawaban Tidak Setuju baik. Artinya setelah mengikuti pelatihan tersebut
bahkan Sangat Tidak Setuju. Penilaian tersebut para alumni merasakan hasil dari pelatihan berupa
adalah terkait dengan durasi waktu pelaksanaan peningkatan kompetensi. Begitu pula manfaat
pelatihan. Cukup banyak alumni yang pelatihan bagi peningkatan produktivitas kerja,
menyatakan bahwa durasi waktu pelaksanaan khususnya dinilai oleh alumni yang sudah
pelatihan tidak sesuai dengan tujuan pelatihan memiliki pekerjaan sudah tercapai cukup baik.
serta jadwal pelaksanaan pelatihan yang tidak Penilaian yang paling rendah dalam dimensi
sesuai dengan rencana. Sedangkan tanggapan produk ini adalah tentang manfaat pelatihan bagi
terhadap sub-subindikator terkait pelayanan peserta untuk memperoleh pekerjaan (74,34%).
penyelenggara dan proses pemberian materi dan Hal ini terjadi karena ada alumni yang memilih
tugas sebagian besar memberikan penilaian yang jawaban Tidak Setuju terhadap pertanyaan untuk
positif. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat indicator ini. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
dinyatakan bahwa pelatihan kategori publik yang Sebagian alumni khususnya yang belum bekerja
dilaksanakan oleh PPSDM Migas dari dimensi pelatihan ini belum cukup membantu peserta di
proses penyelenggaraannya sudah cukup baik. dalam mencari pekerjaan. Terlebih lagi tujuan
pelatihan ini salah satunya adalah untuk
Dimensi produk pelatihan membekali kompetensi Masyarakat khususnya
Dimensi terakhir dari pelaksanaan pelatihan yang para pencari kerja yang ingin bekerja di sektor
dievaluasi adalah dimensi produk. Evauasi migas dapat dapat bekerja di sektor tersebut.
dimensi produk ini untuk menilai ouput serta Dengan adanya pelatihan tersebut sebagaimana
outcome dari pelatihan itu senditi. Output terkait telah disebutkan di awal merupakan upaya
dengan keberhasilan pelatihan dalam pemerintah untuk membantu mengurangi
meningkatkan kompetensi peserta, sedangkan pengangguran.
outcome menilai kebermanfaatan pelatihan bagi
peserta. Dalam penelitian ini dimensi produk C. PENUTUP DAN REKOMENDASI
diukur dari enam indicator dan hasilnya
sebagaimana terlihat pada tabel B.5. berikut. Berdasarkan pembahasan yang telah
disampaikan maka dapat disimpulkan bahwa
Tabel B.5. Dimensi Produk Pelatihan
pelaksanaan pelatihan kategori publik yang
Indikator
Rata2 %
Kriteria dilaksanakan oleh PPSDM Migas Cepu sudah
Skor Skor cukup baik. Hal ini terlihat dari empat dimensi
Peningkatan Cukup
pengetahuan kerja
3,20 79,93
Baik
evaluasi yaitu konteks, input, proses, dan output.
Dari kempat dimensi yang dievaluasi tersebut
Peningkatan Cukup
keterampilan kerja
3,18 79,61
Baik dimensi konteks, pelatihan tersebut masih perlu
ditinjau kembali kesesuaiannya dengan
Cukup
Peningkatan sikap kerja 3,14 78,62 kebutuhan peserta pelatihan. Dari dimensi input
Baik
Peningatan Cukup indikator yang masih perlu diperbaiki adalah
3,13 78,29
produktivitas kerja Baik ketersediaan media pembelajaran. Adapun dari
Membantu untuk
2,97 74,34
Cukup dimensi proses perbaikan yang perlu dilakukan
memperoleh pekerjaan Baik terkait dengan durasi waktu. Dari dimensi
Mampu produk, penyelenggaraan pelatihan kategori
Cukup
mengembangkan potensi 3,11 77,63
peserta
Baik publik kebermanfaatannya bagi peserta dalam
Rata-rata Skor Dimensi Cukup mencari pekerjaan khususnya di sektor migas
3,12 78,07
Produk Baik masih perlu ditingkatkan.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maka saran
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa dari
penelitian dalam upaya untuk meningkatkan
dimensi produk pelatihan, menunjukkan hasil
efektivitas dan dampak pelatihan kategori publik
evaluasi yang positif dengan kriteria penilaian
432
terhadap para pesertanya antara lain bekerja sama https://doi.org/10.61133/pns.v17i1.388
dengan Kementrian Tenaga Kerja untuk Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian
melakukan analisis kebutuhan pelatihan di level Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
mikro sehingga jenis-jenis pelatihan yang Dharmawan, M. R. F., Rifai, M., Azijah, D. N.
dilaksanakan konstekstual dengan kebutuhan (2022). Evaluasi Program Pelatihan Tenaga
Masyarakat khususnya pencari kerja yang ingin Kerja Berbasis Kopetensi oleh Dinas Tenaga
bekerja di sektor migas. Dengan adanya analisis Kerja Kota Bekasi Tahun 2021. Reformasi:
kebutuhan pelatihan tersebut diharapkan pula Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 12 (1),
kebermanfaatan pelatihan dalam membantu 18-26.
peserta dalam mencari pekerjaan dapat tercapai. Edward, Jack E., Scott, John C., & Raju, Nambury
S. (2007). Evaluating Human Resources
REFERENSI Programs: A 6-Phase Approach for Optimizing
Performance. San Fransisco: John Wiley &
Agustina, I., Pradesa, H.A., Putranto, R.A. (2021).
Sons, Inc.
Peran Dimensi Motivasi Pelayanan Publik
Kitivo, E.M.,Kanga, A.,Mbae, J. (2020). Evaluation
Dalam Meningkatkan Komitmen Afektif
for Implementation of Training Programmes
Pegawai. Jurnal Ekonomi, Manajemen
at the Technology Development Centre.
Akuntansi dan Perpajakan (Jemap), 4 (2), 218-
International Journal of Educational Theory and
235.
Practice Vol. 3, No. 1 – 4, 35 – 54.
https://doi.org/10.24167/jemap.v4i2.3237
Fadoli, Ahmad. (2012). Evaluasi Program
Anindita, N., Maasir, L. (2019).Work Life Balance
Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat
(WLB) melalui Penerapan Aplikasi Kerja
Desa (KPMD) Pada Program Nasional
Berbasis IT pada Pegawai Wanita. Konferensi
Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat
Nasional Ilmu Administrasi, 3 (1).
dan Cerdas (PNPM-GSC) di Kecamatan
Anindita, N., Hidayat, M.T. (2023). Implementasi
Pasean Pamekasan. Vol. 1 No. 1, 0-216.
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pegawai
Hamalik, Oemar. (2005). Pengembangan Sumber
Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah,
Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta:
Jombang. Journal of Economics and Business
PT Bumi Aksara
UBS, 12 (1), 127 – 142.
Hermawan, W., Sedarmayanti, S., Jubaedah, E., &
https://doi.org/10.52644/joeb.v12i1.119
Mulyaningsih, M. (2020). implikasi iklim
Basri, H., Rusdiana, A., Saebani, B.A. (2015).
organisasi, mutasi dan kepuasan kerja
Manajemen Pendidikan dan Pelatihan.
terhadap kinerja pegawai di bkpsdm
Bandung: CV Pustaka Setia
kabupaten subang. Jurnal Ilmu Administrasi:
Budhianto, Bambang. (2020). Evaluasi
Media Pengembangan Ilmu Dan Praktek
Pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan
Administrasi, 17(2), 178–192.
Administrator (PKA) Di Kementerian
https://doi.org/10.31113/jia.v17i2.578
Pertanian Berdasarkan Level 1 dan Level 2
Irwan, Mahfuzi. (2017). Evaluasi Program
Kirkpatrick Evaluation Model. Jurnal
Pelatihan Pengolahan Limbah Kertas Semen
AgriWidya Vol. 1 No. 3.
Pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Chandra, G. A., Sufianti, E., & Listiani, T. (2022).
(PKBM) Cahaya Kota Binjai. Jurnal Pendidikan
Model Pola Karir Jabatan Struktural Tenaga
dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 4 No. 2,
Kependidikan di Institut Seni Budaya
121-132.
Indonesia Bandung. Jurnal Media
Kirana, C.A.D., Harahap, A.S. (2022).Pendukung
Administrasi Terapan, 2(2), 81–94.
Keputusan dalam Penilaian Pegawai
https://doi.org/10.31113/jmat.v2i2.18
Pemerintah Non Pegawai Negeri
Damayanti, M.K., Anindita, N., Ahmad, F. (2023).
menggunakan Metode Entropy. JURIKOM
Perencanaan Kebutuhan Pegawai
(Jurnal Riset Komputer), 9 (1), 159-166.
Berdasarkan Analisis Beban Kerja Melalui
http://dx.doi.org/10.30865/jurikom.v9i1.38
Metode FTE (Full Time Equivalent) Pada PT.
46
X. Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS, 17
Listiani, T., Salsadila, D. A., Pradesa, H. A., &
(1), 1 – 14.
Maasir, L. (2023). Identifikasi Kebutuhan
433
Pelatihan Berdasarkan Analisis Kesenjangan Rahayu E, Primadita. (2021). Evaluasi Dampak
Kompetensi Marketing Executive Di PT Program Pelatihan Desain Grafis BLK
Pegadaian Kantor Wilayah X. Management Komunitas AsSyifa Syech Yusuf Di Kota
Studies and Entrepreneurship Journal Depok Terhadap Alumni Peserta 2019 – 2020.
(MSEJ), 4(5), 5848–5859. Jurnal Ketenagakerjaan Vol. 16, No. 2, 1970 –
https://doi.org/10.37385/msej.v4i5.3111 6096.
Martono, Nanang. (2010). Metode Penelitian Ramadhana, P. F., Jubaedah, E., & Mochtar, S.
Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data (2022). Pemetaan Pengembangan Karir
Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers Jabatan Analis Pengembangan SDM
Niki Ferdian, Amy Yayuk Sri Rahayu. (2022). Aparatur Pada BKPP Kota Bandung. Jurnal
Evaluasi Penyelenggaraan Blended Learning Media Administrasi Terapan, 2(2), 115–122.
Pendidikan dan Pelatihan Dasar Pengawas https://doi.org/10.31113/jmat.v2i2.22
Ketenagakerjaan Pada Pusat Pengembangan Sutilah,A.S.. (2021). Evaluasi Penyelenggaraan
Sumber Daya Manusia Ketenagakerjaan. Diklat Teknis Pencegahan dan Pengendalian
Jurnal Media Bina Ilmiah Vol. 15 No. 1. Infeksi Tingkat Lanjut. Jurnal Inovasi Aparatur
Peraturan Kementerian ESDM No. 13 Tahun 2016 Vol. 3, No. 2, 321 – 330.
tanggal 20 Juli 2016 tentang Organisasi dan Tika Mulyawati, I Wayan Bagia, Ni Nyoman
Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Yulianthini. (2019). Evaluasi Pelaksanaan
Daya Mineral. Pelatihan Program Dasar Instalasi Listrik
Pradesa, H.A., Maasir, L., Priatna, R. (2021). Pada PT PLN Persero Area Bali Utara
Becoming More Burnout or Engaged with Singaraja. Jurnal Universitas Pendidikan
Job. 2nd International Conference on Ganesha Jurusan Manajemen Vol. 7.
Administration Science 2020 (ICAS 2020), 131 – Utami, I. R., Putranto, R. A., & Agustina, I. (2022).
135. DOI: 10.2991/assehr.k.210629.025. Strengthening Public Service Motivation
Putranto, R., Dawud, J., Pradesa, H., Harijanto, D., with Spiritual Leadership: An empirical
& Agung Dharmanegara, I. (2022). Study of Public Organizations in East
Manajemen Talenta Pada Sektor Publik: Java. Wiga : Jurnal Penelitian Ilmu
Sebuah Studi Literatur Serta Arah Model Ekonomi, 12(4), 338–351.
Kajian Untuk Masa Depan. Jurnal Manajemen https://doi.org/10.30741/wiga.v12i4.920
Dan Profesional, 3(2), 176-211.
https://doi.org/10.32815/jpro.v3i2.1463

434

Anda mungkin juga menyukai