Anda di halaman 1dari 16

USULAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

TIPE 1

GEOLOGI DAERAH PANANGGAPAN KECAMATAN CIDAUN DAN SEKITARNYA


KABUPATEN CIANJUR , PROVINSI JAWA BARAT

OLEH :

ABD FARID HAMDAN

410013132

Diajukan untuk pengurusan ijin dan pembuatan SK pembimbingan Tugas Akhir di Jurusan
Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2018
USULAN TUGAS AKHIR

Judul : Geologi Daerah Pananggapan kecamatan Cibinong dan sekitarnya


Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.

Nama : ABD FARID HAMDAN

NIM : 410013132

Diajukan untuk pengurusan ijin dan pembuatan SK pembimbingan Tugas Akhir di Jurusan
Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Bulan/tahun : Desember 2018

Di setujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Dianto Isnawan, M.T Dr. Hita Pandita S.T., M.T


NIK.1916309191994031003 NIK. 1973 0312

Mengetahui/ menyetujui

Ketua Jurusan Teknik Geologi

Ignatius Adi Prabowo, ST, Msi


NIK. 19730251
JUDUL :

Geologi Daerah Karyabakti kecamatan Cidaun dan sekitarnya Kabupaten Cianjur

Provinsi Jawa Barat.

LOKASI PENELITIAN :

Daerah penelitian terletak di desa Padaluyu, Muaracikadu, Karyabakti, Sukapura, Kabupaten


Cianjur dengan Kecamatan Cibinong, Sindangbarang, Cidaun Kabupaten Cianjur, Provinsi
Jawa Barat .

Koordinat daerah penelitian :

743200 - 749200

9171750 - 9180750

KESAMPAIAN DAERAH :

Daerah penelitian bisa dicapai dengan menggunakan jalur darat baik kendaraan roda empat
maupun kendaraan roda dua dengan jarak tempuh dari Yogyakarta kurang lebih 500 km, dan
dari kota Bandung 106 km, sedangkan untuk lokasi pengamatan dapat dicapai dengan
kendaraan bermotor roda dua, kecuali dibeberapa tempat yang hanya dapat dicapai dengan
berjalan kaki.

TAHAPAN PENELITIAN :

Penelitian Pendahuluan (Studi pustaka, ijin penelitian, dan pembuatan proposal), Penelitian
lapangan, Tahap Pra-Mapping (survey awal dan “recognize”, observasi, perijinan tempat
tinggal dan persiapan peta-peta), Tahap Mapping (Pengamatan geomorfologi, stratigrafi,
struktur geologi), Pengolahan Data (Laboratorium dan Studio), Analisa data, Pembuatan
laporan dan Presentasi hasil laporan.
GEOLOGI REGIONAL
1. Fisiografi Daerah Penelitian
Van Bemmelen (1949) membagi Fisiografi Jawa Barat menjadi lima bagian berturut-turut
dari arah utara ke selatan yaitu : Dataran Rendah Pantai Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung,
Zona Pegunungan Selatan dan Zona Gunungapi Kuarter. Daerah penelitian termasuk ke
dalam Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat

Gambar fisiografi regional jawa barat ( van bemmelen 1949 ) : Fisiografi Penelitian

a. Dataran Rendah Pantai Jakarta


Dataran Rendah Pantai Jakarta ini terletak pada bagian utara Jawa Barat, dengan
pelamparan memanjang dari ujung barat Pulau Jawa ke arah timur mengikuti Pantai Utara
Jawa Barat sampai Kota Cirebon, dengan lebar ± 40 km.
b. Zona Bogor
Daerah ini mempunyai morfologi yang datar, kebanyakan ditutupi olehendapan
sungai dan sebagian lagi oleh lahar gunungapi muda. Zona ini terletak di sebelah selatan
Dataran Pantai Jakarta, dengan pelamparan memanjang dari arah barat ke arah timur melalui
Kota Bogor, Purwakarta dan menerus ke Bumiayu di Jawa Tengah, dengan lebar maksimum
40 km. Neogen ekspresi morfologi Zona Bogor ini adalah berupa bukit-bukit yang telah
mengalami perlipatan dan pensesaran yang cukup komplek. Zona Bogor secara setempat
dipengaruhi oleh adanya intrusiintrusi batuan beku yang memberikan ekspresi morfologi
dengan relief yang terjal. Kenampakan ini ditemui di Cirebon dan Gunung Sanggabuana di
Purwakarta.

c. Zona Bandung
Zona Bandung merupakan zona yang memanjang dari arah barat (Sukabumi) melalui
Cianjur, Bandung, Garut, hingga Segara Anakan di daerah Pantai Selatan Jawa Tengah
luasnya sekitar 20-30 km. Zona ini terbentuk depresi di antara jalur pegunungan dengan arah
timur-barat, dengan batas utara dan sekitarnya merupakan deretan gunungapi. Zona ini
tersusun dari endapan yang berumur Tersier dan ditutupi oleh endapan Gunungapi Kuarter.
d. Zona Pegunungan Selatan
Zona ini terletak di bagian paling selatan Jawa Barat, merupakan deretan pegunungan
yang memanjang dari arah barat ke arah timur, dimulai dari Pelabuhan Ratu sampai
Pangandaran. Penjajaran pegunungan ini mempunyai pelamparan yang sangat luas dan
membentuk dataran dengan kemiringan relatif landai ke arah selatan.

2. Stratigrafi Regional Daerah Penelitian


Secara regional daerah penelitian merupakan bagian dari stratigrafi daerah
Pegunungan Selatan Jawa Barat yang telah disusun oleh Van Bemmelen, 1949. Martodjojo,
1994 membagi mandala sedimentasi di Jawa Barat menjadi tiga mandala berdasarkan ciri
sedimen di daerah tersebut selama zaman Tersier, yaitu Mandala Paparan Kontinen, Mandala
Cekungan Bogor dan Mandala Banten. Mandala Paparan Kontinen pada hakekatnya sama
dengan Zona Dataran Pantai Jakarta (Van Bemmelen, 1949) yang umumnya ditempati oleh
endapan paparan dengan lingkungan pengendapan laut dangkal. Mandala Cekungan Bogor
mencakup Zona Bogor, Zona Bandung dan Zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen,
1949) yang didominasi oleh endapan aliran gravitasi. Berdasarkan pembagian tersebut daerah
penelitian termasuk Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat. Tatanan stratigrafi Pegunungan
Selatan Jawa Barat yang menurut M.Koesmono, dkk (1996) dengan batuan penyusun dari tua
ke muda sebagai berikut :
 Aluvial dan Endapan Pantai (Qha): lempung, lanau, pasir dan kerikil yang menempati
lembah - lembah sungai utama di selatan setebal 5 meter. Pasir dan gumuk pasir ada di
daerah pantai, kerakal di daerah muara sungai Cilayu dan endapan - endapan pantai yang
kaya akan moluska terbentuk di daerah pantai baratdaya. Magnetit dari pasir pantai
mempunyai kandungan rata - rata Fe 57% dan TiO2 16%.
 Endapan Undak dan Danau (Qt): pasir berwarna kelabu dan coklat, tidak mampat,
bersisipan lanau dan lempung berwarna kelabu gelap. Lapisan kerakal di bagian dasar
cekungan Cijember mengandung sisipan sisa tanaman dan lapisan silang silur. Batuan
sedimen silang silur dengan bongkah - bongkah yang mengandung pirit di kawah gunung
Kendeng.
 Batuan sedimen
 Formasi Koleberes (Tmk): batupasir tufa berlapis baik, kurang mampat dan tufa
kristal dengan sisipan tufa, breksi tufa batuapung dan breksi bersusunan andesit.
Batupasir berwarna kelabu kecoklatan, terdiri dari batuan andesit dengan sejumlah
batuapung. Batupasir hitam terdapat di dekat gunung Gebeg dan di sebelah timur
Citalahab. Bongkah - bongkah magnetit yang pejal terdapat di dua tempat dekat
Koleberes. Sisa tumbuhan dan lapisan batubara setebal 1 meter terutama ditemukan di
gunung Gebeg. Butir - butir damar ditemukan di sebelah timur Pagelaran, di lembah
sungai Cilumut. Moluska, gastropoda, echinoida, koral dan foraminifera ditemukan
terutama dilapisan - lapisan bagian atas dari satuan ini. Fauna moluska dari Cigugur
meliputi 44,3% dari bentuk - bentuk Resen. Kumpulan fosil dari dekat lembah
Cilumut terdiri dari Globigerina nephentes (TODD), Globigerinoides
trilobus (REUSS), Globigerinoides immaturus LEROY, Globigerinoides
obliquus BOLLI, Globigerinoides sacculifer (BRADY),Globigerinoides
conglobatus (BRADY), Orbulina universa D'ORBIGNY, Hastigerina
aeuquilateralis (BRADY), Pulleniatina primalis BANNER and BLOW, Globorotalia
obesaBOLLI, Globorotalia menardii D'ORBIGNY, Globorotalia tumida (BRADY)
menunjukkan umur Miosen Akhir sampai Pliosen. Sedangkan fosil dari dekat pasir
Pari yang menunjukkan umur Miosen Akhir terdiri dari Globigerinoides
extermus BOLLI & BERMUDEZ, Globigerinoides obliquus BOLLI, Globigerinoides
immaturus LEROY, Globigerinoides
trilobus (REUSS),Globoquadrina sp., Globoquadrina altispira (CUSHMAN &
JARVIS), Globorotalia menardii(D'ORBIGNY), Pulleniatina primalis BANNER and
BLOW, Sphaerodinella seminulina(SCHWARGER). Lingkungan pengendapan pada
daerah laut terbuka dengan tebal 350 meter.
 Formasi Bentang (Tmb): batupasir tufaan, kristal tufa, tufa batuapung dengan
perselingan batulempung globigerina. Lapisan bagian atas terutama batulempung dan
batulanau. Breksi batuapung mempunyai diameter fragmen 5 cm. Batupasir hitam
merupakan lapisan tipis yang terdapat di bagian selatan lembar peta. Struktur sedimen
berupa perlapisan dan pembebanan. Moluska dan foraminifera kecil terdapat dibanyak
tempat. Brachiopoda berumur Neogen ditemukan di sungai Cigoyeyeh anak sungai
dari Cisadea 3 km barat - baratdaya Koleberes. Lapisan batubara setebal 20 cm
tersingkap di utara Kadupandak. Lensa batugamping yang berpori dan lapisan berfosil
terdapat pada kontak dengan formasi Koleberes. Fosil yang dikumpulkan sepanjang
kali Ciburial sebagai berikut; Lepidocyclina gigantea (MARTIN),Cycloclypeus
guembelianus (BRADY), Cycloclypeus (Katacycloclipeus) sp., Globigerina
trilobus (REUSS), Globigerina bulloides, Orbulina universa D'ORBIGNY, Orbulina
bilobata(D'ORBIGNY) dan menunjukkan umur Miosen Akhir dengan lingkungan
pengendapan pada daerah laut dangkal sampai laut dalam terbuka. Tebal formasi ini
300 meter dan menindih selaras formasi Cimandiri.
o Anggota Batugamping Formasi Bentang (Tmbl): batugamping melensa, berpori
dan mengandung fosil foraminifera. Umur Miosen Akhir dengan lingkungan
pengendapan pada daerah laut dangkal terbuka.
o Anggota Kadupandak Formasi Bentang (Tmbk): batulempung, batulanau dan
batulempung tufaan. Umumnya berwarna kelabu sampai hitam, secara setempat
kehitam - hitaman bersisipan dengan tufa batuapung, lapili dan breksi andesit.
Moluska, sisa tumbuhan dan lapisan tipis batubara muda terdapat di beberapa
tempat. Tebal satuan sekitar 80 meter. Satuan tersingkap di sekitar desa
Kadupandak. Umur diduga Miosen Akhir.
 Formasi Nyalindung (Tmn): Batupasir glaukonit bersifat gampingan, batulempung,
napal, napal pasiran, konglomerat, breksi dan batugamping, napal tufaan.
Mengandung moluska. Umur Miosen Akhir dengan lingkungan pengendapan pada
daerah laut dangkal.
 Formasi Cimandiri (Tmc): perselingan batulempung dan batulanau berwarna kelabu
muda sampai menengah dan batupasir berwrna coklat kekuningan. Setempat bersifat
gampingan, secara setempat meliputi endapan lahar yang tersusun dari tufa, breksi
andesit dan breksi tufa.Globigerina, butir - butir damar yang lembut dan sisa
tumbuhan terdapat jarang didalam sisipan batulanau atau batupasir mengandung
glaukonit di lembah Cilanang. Umur formasi Miosen Tengah dengan lingkungan
pengendapan pada daerah fluvial sampai peralihan. Struktur sedimen berupa lenticular
dan flaser. Tebal formasi mencapai 400 meter.
o Anggota Sindangkerta Formasi Cimandiri (Tmcs): tufa batuapung berwarna
kelabu kekuning - kuningan, batupasir tufa dan breksi tufa. Fragmen
batuapung sebesar 2,5 cm biasa didapatkan. Tersingkap baik di desa
Sindangkerta tepat di bagian utara lembar peta. Tebal kira - kira 200 sampai
500 meter.
 Formasi Bojonglopang (Tmbo): batugamping terumbu berupa perulangan lapisan
batugamping pejal yang kaya akan moluska dan algae dengan batugamping berlapis
yang tersusun dari hasil rombakan koral tersemen kuat. Dibagian bawah terdapat
lapisan napal tufaan mengandung fosil foraminifera kecil, besar dan juga moluska.
Kumpulan fosilLepidocyclina omphalus, Lepidocyclina verbeeki Newton dan
Holland, Lepidocyclina sumatrensis (BRADY), Cycloclipeus (Katacycloclipeus)
sp., Operculina sp., bersama dengan ganggang gampingan menunjukkan umur Miosen
Tengah. Ketebalan kira - kira 50 meter dan setempat mencapai 400 meter. Formasi ini
menjemari dengan formasi Cimandiri. Lingkungan pengendapan pada daerah laut
dangkal.Formasi Rajamandala (Tomt): lempung, lempung napalan, napal globigerina,
batupasir kuarsa dan konglomerat polimik, batubara, damar.
 Batuan gunungapi
 Lava dan Lahar Gunung Patuha [Qv(p,l)]: lava dan lahar andesit piroksin yang pejal
dan berongga dari gunung Patuha. Pelembaran atau pengkekaran melapis terdapat
secara lokal di daerah danau Patenggang, fenokris plagioklas yang panjangnya 1 cm
biasa terlihat. Breksi lahar biasanya termampat baik, tapi kurang terpilah. Komponen
bergaris tengah antara beberapa cm sampai 3 meter, matriks tufa pasiran berwarna
abu - abu.
 Lahar dan Lava Gunung Kendeng [Qt(k,w)]; aliran lava berselingan dengan endapan
lahar berupa breksi andesit dan breksi tufa. Komponen menyudut sampai sebesar 40
cm diamaternya.
 Endapan-endapan Piroklastik yang tak Terpisahkan (QTv): breksi andesit, breksi
tufa dan tufa lapili. Di sisi timur gunung Parang dijumpai batuan piroklastik yang
melembar dan ignimbrit. Kayu tersilisifikasi dan yaspis terdapat dalam breksi
tersebut.
 Formasi Beser (Tmbe): terutama breksi andesit, breksi tufa, tufa kristal dan
batulempung. Ukuran maksimal fragmen breksi lebih dari 1 meter. Matriks terdiri dari
batupasir tufa dan tufa kristal pejal berwarna kelabu. Di Cukanggaleuh bagian dasar
breksi itu dicirikan oleh adanya kandungan koral dan moluska. Batulempung berlapis
kurang baik, berwarna kelabu gelap, berupa lensa-lensa. Lingkungan pengendapan
pada daerah darat sampai laut dangkal. Bagian bawah runtunan ini diduga menjemari
dengan formasi Koleberes dan bagian atas formasi Bentang. Tebal kira-kira 750
meter.
o Anggota Cikondang Formasi Beser (Tmbec): andesit piroksin berwarna kelabu
menengah smapai gelap. Tersingkap baik di jurang curam dekat Cikondang di
sudut baratlaut peta. Satuan disini diberi nama menurut kampung Cikondang.
Pemineralan emas dan tembaga dalam batuan sekitar terdapat di dekat
Cikondang. Bongkah-bongkah urat kuarsa tanpa pemineralan terdapat di dekat
Ciayunan sebelah timur gunung Malang.
o Anggota Batulempung Formasi Beser (Tmbel): batulempung berwarna kelabu
gelap, berlapis kurang baik, sebagai lensa. Di Pasir Angin moluska melimpah
sedangkan di Cisujen sebelah barat gunung Buleud ditemukan kepingan koral
secara setempat.
 Formasi Jampang (Tomj): breksi andesit yang tersemenkan baik tersingkap di
sepanjang lembah-lembah yang kena erosi dalam sekali di bagian tenggara lembar
peta. Bagian dasar tidak tersingkap.
 Batuan Terobosan
Terdiri atas andesit piroksin dan andesit hornblende. Andesit hornblende sebagai
tubuh-tubuh terobosan di formasi Bentang.

Gambar Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan Jawa Barat menurut M.Koesmono,


dkk(1996) : Stratigrafi daerah Penelitian
Qha. Alluvium
endapan pantai

Anggota Batugamping F. Bentang

Formasi Bentang

Formasi Jampang

3. Struktur Geologi Regional

Struktur geologi di daerah lembar berupa sesar, lipatan, kelurusan dan kekar yang
dijumpai pada batuan berumur Oligo-Miosen sampai Kuarter. Sesar terdiri dari sesar geser
yang umumnya berarah utara baratlaut-selatan tenggara dan juga timur-barat. Pola lipatan
yang dijumpai berupa antiklin yang berarah baratdaya-timurlaut dan barat-timur dan sinklin
yang berarah baratdaya-timurlaut serta fleksur yang berarah barat-timur. Kelurusan yang
dijumpai diduga merupakan sesar berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya-timurlaut
umumnya melibatkan batuan berumur Kuarter. Kekar umumnya dijumpai dan berkembang
baik pada batuan andesit yang berumur Oligo Miosen-Kuarter.
Tektonika terjadi di daerah lembar menghasilkan dua pola struktur yang berbeda.
Yang melibatkan batuan berumur Miosen Akhir menghasilkan suatu pengangkatan dan
kemudian diikuti oleh terobosan batuan andesit berumur Pliosen terhadap pada formasi
Bentang. Formasi Cimandiri terlipatkan dan membentuk suatu antiklin dan sinklin berarah
sedangkan formasi Beser, Bentang dan Koleberes tersesarkan yang membentuk sesar normal
dan sesar geser.
RENCANA PENELITIAN :

TA1 : 3

TA2 : 3

PENELITI TERDAHULU :

1. Van Bemmelen (1949)

2. M. Koesmono, Kusnama dan N. Suwarna. (1996).

3. Sutikno Bronto, Achnan Koswara, Dan Kaspar Lumbanbatu (2006)

LAMPIRAN :

1. Peta Topografi Daerah Penelitian.

2. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian.

3. Peta Pola Pengaliran


1. Peta Topografi
2. Peta Geologi
3. Peta Pola Pengaliran

Anda mungkin juga menyukai