PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
olahragawan (atlet) atau sekelompok orang (tim/regu) dalam bentuk kemampuan dan
individu. Usaha latihan yang maksimal dan terstuktur dapat memberikan hasil yang
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VII pasal 21 ayat 2 dan 3,
mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional yang
dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga tingkat pusat maupun pada tingkat
satu cara untuk dapat melakukan pembinan yang sistematis dan terstruktur.
adalah kegiatan untuk menciptakan atlet berprestasi dalam rangka mencapai target
pemerintah pusat melalui UUD RI nomor 3 tahun 2015 tentang sistem keloahragaan
1
menekankan pemerintah kabupaten/kota melaksanakan perencanaan, pembinaan,
memiliki peran penting yang memiliki kejelasan visi, misi dan perencanaan program
yang strategis jangka panjang maupun jangka pendek. Namun demikian, ada banyak
hal yang masih belum secara optimal dilakukan dalam mengembangkan prestasi di
pendekatan ilmiah dan teknologi dalam olahraga masih terbatas, adanya kesenjangan
yang cukup lebar antara pemain-pemain top dengan pemain-pemain kader dalam
kemampuan dan prestasinya, sistem pemanduan bakat selama ini dilakukan secara
alamiah teras kurang memperhatikan hasil yang memadai, dan kendala yang terakhir
adalah kelemahan proses pembinaan tingkat dasar atau pemula. Bukan hanya itu
Selain faktor atlet dan pelatih maka ada faktor penting yang sangat berpengaruh pada
perkembangan olahraga prestasi saat ini yaitu faktor dari dukungan organisasi dan
2
manajemennya. Hal ini sejalan dengan penjelasan dari Rahmat (2014:54) bahwa
untuk mendapatkan sebuah prestasi ada dua faktor yang mempengaruhi, dua faktor
tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam
diri seorang atlet, dan faktor eksternal meliputi lingkungan organisasi dan
organisasi tersebut harus memiliki ilmu manajemen yang baik dan mampu terarah.
menekankan pada pencapaian tujuan dan hubungan dengan orang lain dalam satu
tercapai secara efektif dan efisien. Jon Herman. (2015:377) Prestasi olahraga dapat
yang baik. Rusli (2015:12) bahwa setiap fungsi manajemen harus dilaksanakan
dengan seksama, mengikuti aturan dan dijalankan dengan sistematis agar program
yang dijalankan oleh sebuah organisasi dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan.
Dengan demikian untuk dapat menjalankan setiap tiap program tersebut, harus ada
3
melaksanakan apa dan diperlukan pula adanya yang menjalankan fungsi pengawasan
Hal ini terbukti bahwa program kegiatan olahraga prestasi Pekan Olahraga Daerah
Yogyakarta tahun 2017 adalah tanggung jawab KONI DIY yang pelaksanaanya
dengan kesepakatan pengurus KONI DIY dan KONI Kabupaten/Kota sejak PORDA
VI/2001 di Sleman, PORDA DIY dilaksanakan secara gotong royong dalam arti tuan
4
Pemerintah DIY mengharapkan dengan adanya penyelengaraan kompetisi
wilayah provinsi DIY. Melalui gerakan PORDA ini diharapakan kepada Pengurus
diselenggarkan dikabupaten Bantul, menjadi ajang unjuk prestasi dan sportivitas para
atlet. Dalam Laporan Ketua Umum KONI DIY, Djoko Pekik Irianto dalam
laporannya mengatakan bahwa perhelatan PORDA yang digelar 2 tahun sekali ini
bertujuan untuk menjaring atlet yang potensial dalam rangka menyiapkan altet untuk
mengikuti berbagai kegiatan nasional. Ajang Porda sebagai ajang mencari atlet bibit-
bibit atlet yang akan disiapkan untuk menghadapi PON ke 26 di Papua tahun 2020
mendatang. Porda ke XIV DIY yang mengusung tema Bersinergi Untuk Mendulang
Prestasi itu diikuti tak kurang dari 3282 orang atlet. Dari Kota Yogyakarta 621 atlet,
Kabupaten Sleman 755 atlet, Bantul 805 atlet, Kulon Progo 515 atlet dan Kabupaten
Gunungkidul 529 atlet. Sementara itu, dalam Porda Ke-XIV akan mempertandingkan
36 cabang olahraga atau 42 sub cabang olahraga. Memperebutkan 430 mendali emas,
empirik, penulis merasa ada kesenjangan mengenai kondisi Prestasi Team Kota
Yogyakarta yang dalam hal ini mewakili KONI Kota Yogyakarta dalam
5
keikutsertaannya pada penyelenggaran PORDA DIY tahun 2017. Sebelumnya, Team
Kota Yogyakarta telah siap untuk merebut juara umum, hal ini di sampaikan oleh
ketua umum KONI kota Yogyakarta Santoso Budi Raharjo. Menurutnya “Kontingen
team kota Yogyakarta menargetkan bisa meraih 140 emas, di ajang dua tahuan ini”
Kontingen team kota Yogyakarta pada PORDA 2017, dengan total 621 atlet yang
cabang olahraga yang menjadi andalan diantaranya renang, basket, panjat tebing,
aeromodeling, pencak silat, karate, atletik, tenis meja, golf, volly pasir dan balap
sepeda. Namun hasil yang di peroleh kontingen team kota Yogyakarta tidak mencapai
target yang sesuai. Team Kota Yogyakarta pada PORDA XIV tahun 2017 hanya
mampu menduduki peringkat ketiga dengan hanya memproleh 100 emas. Hal ini
sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Wali Kota Yogyakarta Hariyadi Suyuti
“merosotnya prestasi kontingen kota Yogyakarta pada ajang PORDA XIV 2017 di
Bantul yang hanya menduduki peringkat ke tiga diharapkan menjadi cambuk untuk
berbenah, menurutnya bahwa raihan pada PORDA XIV 2017 harus menjadi spirit
bagi para atlet dan pelatih, serta pengurus,untuk berusaha lebih keras lagi demi
memenuhi target untuk merebut juara umum, dan meminta agar proses sistem tata
Berikut ini akan laporan hasil perolehan medali pada Kegiatan PORDA Daerah
6
Tabel. 1
Data Perolehan Medali PORDA XIV DIY 2017 di Kabupaten Bantul
Kabupaten/Kota Emas Perak Perunggu
Sleman 140 138 129
Bantul 134 112 152
Kota 100 112 116
Kulon Progo 32 27 73
Gunungkidul 23 40 76
(Sumber Data : Wawancara dan Dokumentasi)
Tabel. 2
Data Perolehan Medali PORDA XIII DIY 2015 di Kabupaten Kulon Progo
Kabupaten/Kota Emas Perak Perunggu
Bantul 126 106 132
Sleman 125 105 129
Kota 112 117 129
Kulon Progo 23 39 74
Gunungkidul 21 40 53
(Sumber Data : Wawancara dan Dokumentasi)
Tabel 3
Data Perolehan Medali PORDA XII DIY 2013 di Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten/Kota Emas Perak Perunggu
Kota 156 116 140
Sleman 112 138 120
Bantul 109 114 136
Kulon Progo 19 27 63
Gunungkidul 15 26 67
(Sumber Data : Wawancara dan Dokumentasi)
Dari perolehan medali diatas, kota Yogyakarta pada ajang PORDA 2015-2017
7
pertama dengan perolehan emas 156, perak 116, dan Perunggu 140. Hal ini menjadi
salah satu pertimbangan bahwa penurunan prestasi pada porda 2017 Pada kontingen
kota Yogyakarta bukan hanya pada atletnya, tetapi sistem tata kelola yang belum
sepenuhnya dijalankan. Hal ini menjadi bahan acuan bahwa fungsi manajeman yang
ada pada team kota Yogyakarta belum sepenuhnya dijalankan dan masih mengalami
Team Kota Yogyakarta. Oleh karena itu, peningkatan dan pengembangan sistem
pembinaan atlet berprestasi mempunyai suatu sasaran yang ingin dicapai, baik dalam
visi misi, maupun perancangan strategis jangka pendek, jangka menegah, jangka
panjang, dan program lainnya. Melalui pengukuran yang sesuai prosedur, akan
sangat mudah dievaluasi secara bertahap dan berkelanjutan pada setiap program
Yogyakarta.
8
Evaluasi dalam penelitan ini akan menggunakan Model CIPP, karena model
CIPP adalah evaluasi yang dilakukan secara kompleks yang meliputi Context, Input,
Process, dan Product. Model CIPP ini banyak dipandang sebagai suatu model
evaluasi yang sangat sitematik dan menyeluruh. Model ini juga sangat memberikan
manfaat untuk melihat sejauh mana program ini telah berjalan sesuai dengan yang
berhubungan langsung dengan program yang dievaluasi. akan tetapi dapat bekerja
dengan salah seorang yang terlibat langsung dalam program tersebut. selain itu
evaluator program harus dapat bersinergis dengan pelaku yang terlibat dan yang
bekerja sebagai staf atau pengurus dalam pelaksanaan program sebagai informan
dan menyimpulkan segala informasi dari pelaksanaan program. Evaluasi model CIPP
secara meyeluruh akan mengevaluasi tentang fungsi manajemen yang terdiri dari
Manajemen Team Kota Yogyakarta Pada PORDA 2017. Hal ini Agar dapat menjadi
acuan dan reverensi dalam perbaikan tentang sistem manajemen team kota
9
B. Deskripsi Program
penelitian ini yaitu evaluasi manajemen team kota yogyakarta pada penyelenggaraan
PORDA Ke-XIV tahun 2017 di DIY. Program ini digunakan dalam penentuan
PORDA 2017.
Yogyakarta yang terdiri dari visi misi, dan tujuan organisasi, kebutuhan program
manajemen meliputi program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang,
periodisasi latihan, jadwal latihan, daftar personil pengurus, pelatih, atlet sumber
dana, nomor/cabang olahraga, sarana dan prasarana (3) evaluasi aktifitas pelaksanaan
meliputi kinerja, sistem PORDA, tata kelolah, sarana dan prasarana, hambatan,
pendanaan dan pelaksanaan program. (4) Pencapaian dan Target team/kontingen Kota
Yogyakarta meliputi kepuasan, dampak positif dan negatif. Prioritas cabang olahraga,
Pada bagian Kriteria keberhasilan evaluasi CIPP pada manajemen team kota
10
tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Perpres Nasional Nomor 95
Tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga, buku pedoman KONI Pusat,
Surat Keputusan, dan Laporan Pelaksanaan PORDA 2017 diantaranya Aturan Umum
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada manajemen team kota yogyakarta yang mewakili
KONI kota pada PORDA XIV tahun 2017 di Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Rumusan Masalah
Team Kota Yogyakarta pada PORDA Ke- XIV 2017 daerah Istimewa
11
D. Tujuan Program Penelitian
process, dan product (CIPP) ialah untuk mengetahui sejauh mana program – program
manajemen team kota yogyakarta yang telah dicapai dengan menggungkap hal-hal
E. Manfaat Evaluasi
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
rekomendasi kepada (a) pengurus, (b), pelatih, dan (c) atlet PORDA Kota
Daerah).
12