Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Olahraga pada saat sekarang ini merupakan kegiatan yang tidak terlepas dari

kehidupan manusia secara individu ataupun kelompok. Disamping itu juga

olahraga adalah aktifitas fisik manusia dalam pembentukan manusia seutuhnya,

yang sehat jasmani dan rohani serta memiliki sikap mental yang baik, serta dapat

menjalani kehidupan sehari hari dalam keadaan sehat. Olahraga merupakan salah

satu wadah untuk meningkatkan sumber daya manusia, dimana olahraga yang

dilakukan secara teratur dan berkesinambungan dapat meningkatkan kualitas fisik

dan mental seseorang.

Olahraga bukan hanya di peruntukan bagi pendidikan, rekreasi, dan kebugaran

jasmani, tetapi juga sebagai ajang untuk mendapatkan dan meraih prestasi.

Selaras dengan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 (UU

RI NOMOR 3, 2005) tentang Sistem Keolahragaan Nasional, pada Pasal 1 Point

13 yang dijabarkan sebagai berikut: “Olahraga prestasi adalah olahraga yang

membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang dan

berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu

pengetahuan dan teknologi keolahragaan”.

1
Sesuai dengan penjelasan di undang- undang di atas, olahraga bukan hanya

berjuang untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani, tapi bisa juga

dijadikan sebagai ajang penghargaan bagi mereka yang berprestasi baik di tingkat

daerah, nasional maupun internasional. Olahraga juga melatih akhlak, moral, dan

kedisiplinan. Terbukti dengan ketepatan waktu latihan dan jiwa sportivitas dalam

bermain dan berlatih.

Kondisi fisik adalah satu persaratan yang diperlukan dalam usaha peningkatan

yang diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi atlet, bahkan dapat dikatakan

sebagai keperluan dasar yang tidak dapat di tunda atau di tawar- tawar lagi.

Kondisi fisik adalah suatu kesatuan dari komponen- komponen yang tidak dapat

dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya.

Kondisi fisik pemain memegang peran yang sangat penting dalam program

latihan. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan

sistematis karena ditujukan untuk meningkatkan tingkat kondisi fisik dan

kemampuan fungsional dari sistem tubuh, sehingga dengan demikian

memungkinkan pemain untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Yang di maksud

dengan kata tingkat disini ialah mutu atau taraf kondisi fisik pada pemain

tersebut. Dijelaskan tentang kondisi fisik dan komponen- komponen kondisi fisik

sebagai satu kesatuan utuh dari komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik

peningkatannya maupun pemeliharaannya. Artinya, bahwa setiap usaha

2
peningkatan kondisi fisik maka harus mengembangkan semua komponen

tersebut.

Meningkatkan keahlian bola basket akan berhasil jika membentuk besic fisik

berulang kali, melatih fisik lawan selama satu pertandingan. Yang di butuhkan

pemain bola basket untuk menyaingi pemain yang lebih tinggi adalah kecepatan,

ketangkasan, koordinasi, kekuatan dan daya tahan yang baik. Komponen-

komponen penting yang dibutuhkan pemain bola basket adalah kebugaran sistem

pernafasan jantung, kekuatan otot, ketahanan otot, kelenturan dan komposisi

tubuh. Bagi seorang atlet menjaga kapasitas fisik lebih dari standar kesehatan dan

kebugaran sangat penting untuk menjaga prestasi untuk waktu yang lama.

Sekarang ini permainan bola basket sudah di kenal di berbagai kalangan dari

anak- anak sampai dewasa, dan proses pembinaan sudah dilakukan di banyak

tempat seperti kegiatan ekstra kurikuler, club basket, dan salah satu Club Sekolah

yang memiliki pembinaan dan nama yang cukup baik di Kabupaten Kuantan

Singingi yaitu Club BASMEC SMK Negeri 2 Teluk Kuantan baik itu putra

maupun putri. Beberapa prestasi yang telah diraih tim BASMEC SMK Negeri 2

Teluk Kuantan cukup membanggakan, tim putri SMKN 2 Teluk Kuantan pernah

meraih posisi Champion pada ajang DBL Riau tahun 2012. Terakhir pada

kompetisi HSBL Kuantan Singingi tahun 2021 tim putra dan putri SMKN 2 Teluk

Kuantan sukses mencapai partai final melawan juara bertahan SMAN 1 Teluk

Kuantan dan berakhir dengan meraih juara 2.

3
Namun ada juga terlihat beberapa kelemahan pada Atlet Bola Basket Putra

SMK Negeri 2 Teluk Kuantan tahun 2022 Kabupaten Kuantan Singingi

dibandingkan dengan Atlet Bola Basket Putra SMK Negeri 2 Teluk Kuantan

Kabupaten tahun 2021 Kuantan Singingi berdasarkan hasil pengamatan

dilapangan terlihat masih banyaknya kondisi fisik atlet yang kurang dalam

melaksanakan latihan. Namun terlihat juga beberapa Atlet Bola Basket Putra

SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi memiliki kondisi

fisik yang cukup bagus jika diamati pada saat latihan beberapa atlet bisa

melakukan program latihan yang diberikan pelatih dengan baik, hal ini

menunjukkan kondisi fisiknya sudah cukup bagus. Komponen dasar biomotor

olahragawan yang dibutuhkan cabang olahraga bola basket meliputi kekuatan,

daya tahan, kecepatan, kelenturan, dan daya ledak.

Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan saat pengamatan pada

latihan dan juga game terhadap Atlet Bola Basket Putra SMK Negeri 2 Teluk

Kuantan Putra Kabupaten Kuantan Singingi, ditemui beberapa permasalahan

kondisi fisik seperti: masih kurangnya daya tahan atlet dalam kegiatan latihan dan

bermain hal ini terlihat banyak dari banyak atlet tidak efektif bergerak. disamping

itu, kebugaran jasmani atlet yang juga belum diketahui.

Berdasarkan hasil observasi diatas, maka penulis menilai bahwasanya Atlet

Bola Basket Putra SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi

sebagian atletnya memiliki kondisi fisik yang masih perlu di tingkatkan lagi agar

4
menjadi lebih baik. Mencermati kondisi tersebut, peneliti tertarik melakukan

penelitian ilmiah berjudul “Tingkat Kondisi Fisik Atlet Putra Bola Basket

Klub Basmec SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan

Singingi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka tampak identifikasi masalah,

sebagai berikut:

1. Masih kurangnya daya tahan atlet dalam melakuakan latihan dan beramin.

2. Masih adanya Atlet Putra Bola Basket SMK Negeri 2 Teluk Kuantan

Kabupten Kuantan Singingi yang memiliki kecepatan bergerak minim

dalam aktifitas latihan dan bermain.

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka

penelitian ini terbatas pada “Tingkat Kondisi Fisik Atlet Putra Bola Basket Klub

Basmec SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka untuk lebih terfokus

permasalahan yang akan diteliti, maka dapat di rumuskan masalah sebagai

5
berikut: Bagaimanakah Tingkt Kondisi Fisik Altet Atlet Putra Bola Basket Klub

Basmec SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui hasil Kondisi Fisik Altet Atlet Putra Bola Basket Klub Basmec

SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Secara Teoritis

a. Sebagai bahan informasi yang dapat membantu pelatih dalam latihan

meningkatkan kondisi fisik khususnya pada cabang olahraga bola basket.

b. Bagi pelatih/ pembina atlet, sebagai bahan dalam memberikan ilmu untuk

melatih atlet Atlet Putra Bola Basket Klub Basmec SMK Negeri 2 Teluk Kuantan

Kabupaten Kuantan Singingi.

c. Bagi daerah/ sekolah dapat meningkatkan prestasi atlet cabang olahraga bola

basket.

d. Bagi jurusan atau fakultas , sebagai bahan masukan untuk meningkatkan

kualitas siswa khususnya jurusan pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi

sebagai calon pendidik.

6
e. Bagi penulis, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di jurusan

pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi Universitas Islam Riau (UIR).

2. Secara Praktis

a. Sebagai tolak ukur mengenai hasil Kondisi Fisik Atlet Atlet Putra Bola Basket

Klub Basmec SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi.

b. Penelitian berikutnya sebagai bahan masukan dalam penelitin yang sama dan

dijadikan referensi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Hakikat Kondisi Fisik

a. Pengertian Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah satu persyaratan yang diperlukan dalam suatu usaha

peningkatan prestasi atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang

tidak dapat ditunda atau di tawar- tawar lagi. Kondisi fisik adalah satu kesatuan

dari komponen- komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik

peningkatan maupun pemeliharaannya (Pujianto, 2015).

Kondisi fisik merupakan unsur penting dan menjadi dasar/ fondasi dalam

pengembangan teknik, taktik, strategi dan pengembangan mental. Status kondidi

fisik dapat mencapai titik optimal jika di mulai latihan sejak usia dini, dilakukan

secara terus- menerus. Kondisi fisik yang lebih baik banyak memperoleh

keuntungan diantaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan baru

yang relatif sulit, tidak mudah lelah dalam mengikuti latihan dan pertandingan,

8
program latihan dapat di kerjakan tanpa banyak kendala, waktu pemulihan lebih

cepat dan dapat menyelesaikan latihan- latihan yang relatif berat.

b. Komponen Dasar Kondisi Fisik

Pembentukaan kondisi fisik merupakan komponen yang mendasar di samping

persiapan teknik, taktik, dan mental dalam berbagai cabang olahraga. Persiapa

kondisi fisik, teknik, taktik, dan kejiwaan, merupakan faktor yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya. Dalam berbagai kegiatan olahraga bila

persiapan kondisi fisik kurang sempurna, kemampuan teknik, taktik dan mental

akan terpengaruh sehingga penampilan kurang optimal, dan demikian sebaliknya.

Kondisi fisik merupakan persiapan dasar yang dominan untuk melakukan

penampilan fisik secara maksimal. Komponen dasar kondisi fisik ditinjau dari

konsep muscular meliputi: daya tahan (endurance), kekuatan (stregth), daya

ledak (power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agylity),

keseimbangan (balance), dan koordinasi (koordination). Ditinjau dari proses

metabolic terdiri dari aerobik (aerobic power) dan daya anaerobik (anaerobic

power) (Bafirman & Wahyuri, 2019).

Dari komponen- komponen dasar kondisi fisik tersebut, perlu mendapatkan

latihan yang sesuai dengan porsinya, karena komponen perbedaan dalam sistem

9
energi, bentuk gerakan, metode latihan, beban latihan, dan lain sebagainya yang

di gunakan pada berbagai kegiatan olahraga.

c. Kondisi Fisik Dominan Dalam Olahraga Bola Basket

Kemampuan fisik sangat diperlukan dalam permainan bola basket yakni untuk

menunjang dalam pelaksanaan program latihan yang telah dibuat. Kondisi fisik

tidak dapat ditingkatkan dan dikembangkan hanya dalam jangka waktu yang

relatif singkat. Bahkan, oleh beberapa ahli kondisi fisik yang baik diperlukan

latihan yang kontinyu dan prograsif.

Dari sepuluh komponen kondisi fisik tersebut tidak seharusnya harus di miliki

secara baik. Tipe gerakan dalam permainan bola basket menuntut pemain untuk

dapat mengatur tenaga aerobik maksimal yang ada dalam diriya sehingga tidak

akan mengalami kelelahan yang berarti dalam melakukan permainan olahraga

bola basket yang berat dalam kurun waktu yang relatif cukup lama menguras

tenaga.

Faktor spesifikasi dari sebuah latihan juga sangat berpengaruh terhadap

prestasi seorang atlet, pembinaan kondisi fisik tertuju pada komponen

kemampuan fisik yang dominan untuk mencapai prestasi. Melihat dari

karakteristik cabang olahraga bola basket yang permainannya begitu cepat dan

dinamis. Olahraga ini juga memerlukan taktik dan teknik khusus. Begitu pula

dalam kondisi fisik, permainan bola basket memiliki perbedaan dengan olahraga-

olahraga yang lain. Karakteristik olahraga bola basket adalah membutuhkan daya
10
tahan kekuatan, kecepatan, dan kelincahan dalam waktu yang relatif lama.

Adapun penjelasan dari komponen- komponen kondisi fisik tersebut antara lain:

a) Daya Tahan (Endurance)

Daya tahan merupakan salah satu komponen biomotorik yang sangat di

butuhkan dalam aktivitas fisik, merupakan salah satu komponen yang penting

dari kondisi fisik. Daya tahan di artikan sebagai waktu bertahan yaitu lamanya

seseorang dapat melakukan sesuatu intensitas kerja atau jauh dari latihan.

Menurut (Jhonssen, 1993) daya tahan di definisikan sebagai kemampun menahan

kelelahan dan cepatnya pulih asal setelah mengalami kelelahan (Bafirman &

Wahyuri, 2019).

Pada olahraga bola basket pemain basket memiliki beberapa kemampuan

fisiologis yang sangat penting agar dapat berprestasi, berlatih dan bertanding

dengan maksimal. Kemampuan fisiologis yang sangat dibutuhkan atlet untuk

berprestasi maksimal antara lain: daya tahan jantung paru (cardiovascular

endurance), kapasitas vital paru-paru (vital capacity, VC), volume ekspirasi

paksa satu detik (forced expiratoy volume in one second, FEV) dan kemampuan

otot yang maksimal (Dumat et al., n.d.).

b) Daya Tahan Otot

Menurut (Nasrulloh, 2012), daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk

melakukan kontraksi secara terus menerus pada tingkat intensitas sub maksimal.

11
Kemudian menurut (Yachsie, 2019) menyatakan bahwa daya tahan otot

lengan adalah sekelompok otot untuk melakukan kontraksi secara berturut –turut

contohnya push up dan mampu mempertahankan kontraksi statis dalam jangka

waktu yang lama.

c) Kecepatan (Speed)

Menurut Corbin (1980), kecepatan adalah kemampuan untuk melangkah dari

suatu tempat ke tempat lainnya dalam waktu sesingkat mungkin (Bafirman &

Wahyuri, 2019).

Kemudian kecepatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

menjawab rangsangan dalam waktu secepat (sesingkatmungkin). Kecepatan

sebagai hasil perpaduan dari panjang ayunan dan jumlah langkah. Dimana

gerakan panjang ayunan dan jumlah langkah merupakan serangkaian gerak yang

singkron dan kompleks dari sistem neuromuskuler (Sukadiyanto, 2005).

Kecepatan gerak dalam perminan bola basket sangat di butuhkan. Mulai dari

datangnya bola , kemudian pemain bergerak dengan cepat untuk melakukan

penyerangan ke keranjang lawan. Dari beberapa pendapat di atas, penulis

menyimpulkan, bahwa kecepatan merupkan kemampuan tubuh mengarahkan

semua sistemnya dalam melawan beban, jarak dan waktu yang mengahasilkan

kerja mekanik.

12
d) Kelincahan (Agylity)

Kelincahan adalah kemampuan gerak maksimal dalam mengubah arah

tanpa hilang keseimbangan. Kemampuan ini selalu hadir dalam cabang

olahraga yang bersifat pertandingan karena setiap atlet harus selalu melakukan

perubahan gerak ketika lawan melakukan gerakan (Bafirman & Wahyuri,

2019).

Dalam bola basket rangkaian gerak kelincahan meliputi gerak ecceleration,

suspension, break, change direction, dan acceleration. Yakni gerakan yang

dilakukan adalah gerakan percepatan menuju poin, melakukan gerak berhenti

dengan cepat dan menahan, segera merubah arah, dan melakukan pecepatan

menuju poin berikutnya yang dilakukan dengan jumlah pengulangan yang

ditentukan sebagai ciri latihan kecepatan gerak dalam bentuk kelincahan.

e) Daya Ledak (Power)

Menurut corbin (1980), Daya ledak adalah kemampuan untuk

menampilkan/ mengeluarkan kekuatan secara eksplosif atau dengan cepat.

Daya ledak adalah merupakan salah satu aspek dari kebugaran tubuh (Bafirman

& Wahyuri, 2019).

Daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang penting

dalam kegiatan olahraga bola basket. Karena daya ledak akan menentukan

13
seberapa keras orang dapat memukul, melempar, seberapa tinggi melompat,

serta seberapa cepat berlari dan sebagainya.

2. Hakikat Bola Basket

a. Pengertian Bola Basket

Bola basket adalah salah satu olahraga popular di dunia, penggemarnya

yang berasal dari segala usia, mereka merasakan bahwa bola basket adalah

olahraga yang menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur, dan

menyehatkan. Tujuan permainan bola basket ialah untuk mendapatkan angka

sebanyak- banyaknya dengan cara memasukkan bola kedalam ring basket

lawan dan mencegah pemain lawan membuat angka.

Menurut (Hamzah, 2020), bola basket adalah olahraga bola berkelompok

yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing- masing lima orang yang

saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam

keranjang lawan.

Kemudian menurut (FIBA & Official, n.d.), bola basket dimainkan oleh

dua tim yang masing-masing tim terdiri dari lima pemain. Tujuan setiap tim

adalah untuk mencetak poin di keranjang lawan dan untuk mencegah tim lain

mencetak poin. Permainan dikendalikan oleh wasit, petugas meja, dan

komisaris jika ada.

14
Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa bola basket merupakan

suatu permainan olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang berbeda. Satu

tim terdiri dari lima orang pemain, yang dimainkan secara cepat dan dinamis

di dalam lapangan. Oleh karena itu, sangat diperlukan kerjasama antara

pemain satu dengan yang lain. Dalam permainan bola basket ini sangat di

perlukan keterampilan, dan kondisi fisik yang baik.

b. Sarana Prasarana Bola Basket

Adapun sarana prasarana yang diperlukan dalam permainan bola basket

meliputi:

1) Lapangan

Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan dua standar

ukuran, yakni panjang 28,5 meter dan lebar 15 meter untuk Standar Nasional

Basketball Association (NBA) dan panjang 26 meter dan lebar 14 meter

untuk standar Federasi Bola Basket Internasional. Perbedaan ukuran

mengacu pada postur tubuh pemain amerika yang cenderung lebih besar.

Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki

panjang jari- jari yaitu 1,80 meter (Saichudin & Munawar, 2019).

Berdasarkan (FIBA & Official, n.d.), lapangan permainan harus

memiliki permukaan datar dan keras, bebas dari penghalang dengan dimensi

15
panjang 28 meter dan lebar 15 meter diukur dari tepi bagian dalam garis

batas.

Pada garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1.80 meter

dengan ukuraan lebar garis yaitu 0.05 meter. Panjang garis akhir lingkaran

daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman

yaitu 3.60 meter (Saichudin & Munawar, 2019).

Gambar 2.1 Lapangan Bola Basket

Sumber (FIBA & Official, n.d.)

2) Ring

Panjang papan pantul bagian luar adalah 1.80 meter sedangkan lebar

papan pantul bagian luar adalah 1.20 meter. Dan panjang papan pantul

bagian dalam adalah 0.59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian dalam

adalah

0.45 meter. Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah

16
2,75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring

basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu 0.40 meter.

Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter

(Hamzah, 2020).

Gambar 2.2 Ring Bola Basket

Sumber (Saichudin & Munawar, 2019)

Gambar 2.3 Papan Pantul Bola Baske

Sumber (Saichudin & Munawar, 2019)

3) Bola

Bola basket terbuat dari karet dan dilapisi bahan sintesis. Keliling bola

antara 75 cm- 78 cm, dan beratnya antara 600 gram -650 gram. Ketentuan

stadar bola dan ketika berisi udara adalah bila dipantulkan lantai yang keras
17
dari tempat ketinggian 1.80 meter bola akan memantul setinggi 1.20 meter-

1.40 meter (Saichudin & Munawar, 2019).

Gambar 2.4 Bola Basket

Sumber (Saichudin & Munawar, 2019).

B. Kerangka Pemikiran

Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak

melakukan kontak fisik. Bermain bola basket tidak hanya dengan mengandalkan

kemampuan teknik saja. Namun untuk melakuakan teknik-teknik dan strategi

dalam bermain harus dengan didukung kondisi fisik yang prima dapat juga di

artikan memiliki kondisi fisik yang bagus. Banyak sekali faktor yang

mempengaruhi prestasi sebuah tim bola basket. Namun dari sekian banyak faktor

yang mempengaruhi, maka ada salah satu faktor yang sangat dominan untuk di

ungkap bagi sebuah tim bola basket. Faktor tersebut adalah faktor kondisi fisik.

Kondisi fisik merupakan faktor mendasar dari permainan bola basket baik itu

pemain pemula maupun yang profesional. Kondisi fisik adalah salah satu syarat

yang sangat di diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi atlet. Kondisi

fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen- komponen yang tidak dapat di

18
pisahkan, baik dalam peningkatan kemapuan maupun pemeliharaannya. Dengan

di ketahui Profil Kondisi Fisik Atlet Putra Bola Basket Klub Basmec SMK Negeri

2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi, maka di harapkan dapat menjadi

acuan bagi pelatih untuk mengetahui keadaan kondisi fisik dan meningkatkan

kondisi fisik atlet bagi yang diketahui kurang sehingga dapat mengoptimalkan

latihan sehingga mendukung pencapaian prestasi yang lebih baik untuk Atlet

Putra Bola Basket Klub Basmec SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten

Kuantan Singingi.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis mengajukan sebuah

hipotesis penelitian yaitu Tingkat Kondisi Fisik Atlet Putra Bola Basket Klub

Basmec SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi.

19
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut (Gunawan,

2013), penelitian kualitatif bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada

masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran

teori dari bawah (grounded theory) dan mengembangkan pemahaman akan suatu atau

lebih dari fenomena yang di hadapi. Berdasarkan pendapat di atas, maka jenis

penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dimana variabel yang diteliti bersifat mandiri

tentang kondisi fisik Atlet Putra Bola Basket Klub Basmec SMK Negeri 2 Teluk

Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi.

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2017), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah Atlet Putra Bola Basket Klub Basmec SMK Negeri 2

Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi yang berjumlah 12 orang.

20
2. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2017), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sesuai dengan pendapat tersebut maka dalam

penelitin ini sampel yang digunakan 12 orang Atlet Putra Bola Basket Klub Basmec

SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Adapun teknik yang di

gunakan dalam penelitian adalah total sampling.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian atau penafsiran, maka peneliti memberikan

penjelasan terhadap istilah penting dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Kondisi fisik adalah suatu kondisi dimana atlet mampu menggunakan organ-

organ tubuh untuk melakukan aktivitas fisik secara maksimal.

2) Bola basket diartikan sebagai suatu permainan olahraga yang dimainkan oleh

dua tim. Yang masing- masing tim memiliki 5 orang pemain yang memainkan

pertandingan dalam empat babak.

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang karena

memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk

mengukur suatau objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik tes

21
dan pengukuran. Melalui tes dan pengukuran peneliti akan memperoleh data yang

objektif. Dalam penelitian ini , instrumen yang digunakan untuk pengambilan data

terdiri dari 5 (lima) item tes, yaitu:

a) Daya Tahan

Instrumen yang digunakan untuk meneliti tes daya tahan, peneliti menggunakan

tes pengukuran kardio vascular yaitu dengan balke tes. Dengan lari 15 menit dan

push up (Komite Olahraga Nasional Indonesia, 2003).

 Lari 15 menit

Tujuan:

Untuk mengukur komponen daya tahan kardio vascular.

Peralatan:

1. Stopwach

2. Peluit

3. Lintasan dasar

Pelaksanaan:

Tester coba berdiri dibelakang garis start. Pada saat aba- aba “ya” diberika,

tester coba memulai berlari selama 15 menit, sampai waktu 15 menit berakhir dan

peluit dibunyikan.

Skor:

22
Jarak yang di tempuh oleh tester tersebut selama 12 menit, dicata sampai

dalam satuan meter, untuk kemudian dimodifikasi menjadi skor sesuai dengan tabel

yang tersedia.

 Push Up

Tujuan:

Untuk mengukur komponen daya tahan lokal otot lengan dan bahu (extensor).

Peralatan:

1. Matras

Pelaksanaan:

Tester coba berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat

disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan

terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Kemudian

posisi dada menyentuh lantai. Lakukan gerakan tersebut secara berulang- ulang

dan kontinyu sampai tester tidak dapat mengangkat badannya lagi.

Skor:

Jumlah gerakan push up yang benar yang dapat dilakukan oleh tester tersebut.

b) Kecepatan

Instrumen yang digunakan untuk meneliti tes kecepatan, peneliti menggunakan


23
tes 50 meter untuk mengukur komponen kecepatan.

Tujuan:

Untuk mengukur komponen kecepatan seorang atlet.

Peralatan:

1. Stopwach

2. Peluit

3. Lintasan 50 meter

4. Meteran

5. Bendera start

Pelaksanaan:

Tester coba berdiri dibelakang garis start. Dengan sikap star melayang. Pada aba-

aba “ya” ia berusaha lari secepat mungkin mencapai finish. Tiap tester coba diberikan

kesempatan dua kali percobaan.

Skor:

Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari dua kali percobaan.

c) Kelincahan

Instrumen yang digunakan untuk meneliti tes kelincahan, peneliti menggunakan

tes shuttle- run 6 x10 meter. untuk mengukur kelincahan dan koordinasi.

Tujuan:
24
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kelincahan dan koordinasi.

Peralatan:

1. Peluit

2. Stopwach

Pelaksanaan:

Tester berdiri dibelakang garis start, dengan salah satu kaki diletakkan di depan.

Pada aba aba “ya” diberikan, tester dengan segera dan cepat mungkin lari ke depan

menuju garis akhir dan menyentuh garis tersebut, kemudian berputar lagi dan segera

lari. Demikian setrusnya dilakukan dengan lari sebnyak 6 x 10 meter. Tester diberi

kesempatan melakukan ters tersebut sebanyak 2 kali.

Skor:

Waktu terbaik dari dua kali kesempatan yang di catat sampai 1/10 detik.

d) Daya Ledak

Instrumen yang digunakan untuk meneliti tes daya ledak, peneliti menggunakan

tes vertical jump.

Tujuan:

Untuk mengukur komponen power otot tungkai.

Pelaksanaan:
25
Tester coba berdiri menghadap dinding dengn salah satu lengan diluruskan ke

atas. Lalu dicatat tinggi jangkauan tersebut. Kemudian tester mencoba berdiri

dengan bagian samping tubuhnya ke arah tembok, dan salah satu lengan yang

terdekat dengan tembok lurus ke atas, kemudian dia mengambil sikap jongkok

sehingga lututnya membentuk sudut 45°. Temudia tester segera menyentuhkan ujung

jari dari salah satu tangannya pada papan ukuran kemudian mendarat dengan kedua

kaki. Tester diberi kesempatan sebanyak 3 kali percobaan.

Skor:

Selisih yang terbesar antara tinggi jangkauan sesudah melompat dengan tinggi

jangkuan sebelum melompat, daari tiga kali percobaan. Tinggi jangkauan diukur

dalam satuan cm.

Tabel 3.1 Komponen Fisik Dasar Cabang Olahraga Bola Basket Dan Teknik

Pengukurannya Serta Katagori Kemampuan Setiap Komponen

Teknik Kategori

No Komponen Baik
Pengukuran
Kurang Cukup Baik Sempurna
Sekali

1. Daya Tahan Push Up 4 -11 12 - 19 20 – 28 29 – 37 >38

Otot:

- Otot Lengan

Dan Bahu

26
2. Daya Tahan: Lari 15 <55 56 - 59 60 - 65 66 - 68 >69

Menit (VO₂
- Cardio
Vascular

3.
Speed

4. Agilitas

5. Power :

- Otot Tungkai

Sumber (Komite Olahraga Nasional Indonesia, 2003).

Kriteria penilaian yang akan digunakan mengacu pada norma yang telah

dipaakai untuk memberikan nilai- nilai dn setiap skor butir- butir, dengan kategori (1)

Sempurna (2) Baik Sekali, (3) Baik, (4) Cukup, (5) Kurang. Memberikan nilai untuk

setia skor yang diperoleh dari setiaap butir tes, dilakukan dengan cara menotasikan

skor tes tersebut dengan norma penilaian yang sesuai dengan jenis kelamin teste pada

cabang olahraga yang bersangkutan, sehingga diperoleh kedudukan kategori skor

tersebut dan bobot nilainya. Konversi nilai dari setiap kategori komponen kondisi

fisik adalah sebgai berikut:

27
Tabel 3.2 Konversi Nilai Dari Setiap Kategori Komponen Kondisi Fisik

Kategori Konversi Nilai

Sempurna 10

Baik Sekali 8

Baik 6

Cukup 4

Kurang 2

Sumber (Komite Olahraga Nasional Indonesia, 2003).

Untuk menentukan nilai secara keseluruhan kondisi fisik atlet, dilakukan

dengan cara:

1. Menjumlahkan konversi nilai skor dari setiap komponen kondisi fisik atlet

tersebut.

2. Hasil jumlah tersebut dalam butir diatas dibagi dengan banyaknya komponen

fisik dasar dari cabang olahraga yang bersangkutan.

3. Hasil ini kemudian dinotasikan kedalam tabel kategori status kondisi fisik atlet

seperti dalam tabel berikut:

28
Tabel 3.3 Menentukan Hasil Kondisi Fisik

Rentan Skor Kategori Kemampuan

9,6 – 10 Sempurna

8,0 – 9,5 Baik Sekali

6,0 – 7,9 Baik

4,0 – 5,9 Cukup

2,0 – 3,9 Kurang

Sumber (Komite Olahraga Nasional Indonesia, 2003).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi, yang dilakukan sebelum pembuatan proposal dan pada saat penelitian.

Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung dilokasi penelitian.

2. Keputusan yang di gunakan untuk mendapatkan konsep- konsep dan teori yang

dipakai dalam penelitian ini.

3. Tes dan pengukuran, dalam penelitian ini dilakukan dengan tes pengukuran

tingkat kondisi fisik pada Atlet Putra Bola Basket SMK Negeri 2 Teluk Kuantan

Kabupaten Kuantan Singingi.

29
F. Teknik Analisi Data

Untuk memperoleh suatu kelompok masalah yang akan diteliti maka analisis data

merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian. Karna analisis data juga akan

dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis

ingin mengetahui gambaran tentang tingkat daya tahan aerobik (Vo₂max) Atlet Putra

Bola Basket SMK Negeri 2 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Kabupaten

Kuantan Singingi. Maka peneliti memakai rumus berdasarkan pendapat (Sudijono,

2010).

P=

Keterangan:

P = Persentes F =

Frekuensi

N = Jumlah Responden

30

Anda mungkin juga menyukai