Anda di halaman 1dari 7

JASSI

Jurnal Sport Science Indonesia


(JASSI)

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP KONDISI FISIK MAHASISWI


PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA KELAS B ANGKATAN TAHUN
2015

Ni Putu Nita Wijayanti 1, Ali Mandan2, Tri Kurnia Sari3

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Pendidikan Olahraga Universitas Riau

Abstrak: Problematika yang terjadi saat proses perkuliahan praktik berlangsung adalah
keterampilan mahasiswi angkatan 2015 jauh dibawah rata-rata anak laki-laki, hal ini
dapat terlihat pada rekapitulasi nilai mata kuliah yang peneliti ampu yaitu atletik
semester ganjil 2015/2016 rata-rata mahasiswi 74, mahasiswa rata-rata 82. Data lain
yang memperkuat probematika adalah saat dilakukan tes kondisi fisik awal untuk mata
kuliah Pembinaan kondisi fisik pada 13 Februari 2018, permasalahan yang sama
terjadi pada mahasiswi angkatan 2015. Hasil tes kondisi fisik mahasiswi angkatan
2015 kelas B didapat kesimpulan sebanyak 87.5% atau 7 dari 8 mahasiswi memiliki
kondisi fisik pada katagori kurang. Dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi
mahasiswi yang berjumlah 7 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
total sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 7 orang. Data diperoleh
dari tes kondisi fisik. Hasil yang diperoleh dari pretes dan postes di analisis dengan uji-
t. Berdasarkan uji- t menghasilkan thitung sebesar 2,313 dengan ttabel 2,015 maka
ditolak, pada taraf alfa ( 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan
sircuit training terhadap kondisi fisik mahasiswi pendidikan kepelatihan olahraga kelas
B angkatan tahun 2015.

Kata kunci: Circuit Training, Kondisi Fisik

Page | 8
JASSI
Jurnal Sport Science Indonesia
(JASSI)

PENDAHULUAN olahraga. Pelatihan kondisi fisik dapat


A. A. LATAR BELAKANG memegang peranan penting untuk
PENELITIAN mempertahankan dan meningkatkan
Olahraga merupakan aktivitas derajat kesegaran jasmani (physical
jasmani (fisik) yang terdapat kegiatan fittness) (Iwan Setiawan, 1991: 110).
permainan dan dilakukan dalam bentuk Unsur-unsur kondisi fisik yang
pertandingan atau perlombaan (Yusuf berpengaruh yaitu daya tahan jantung,
H. dan Aif Syarifudin, 1996: 4). Tujuan pernafasan, dan peredaran darah daya
melakukan aktivitas olahraga yaitu (1) tahan otot, kecepatan, kelincahan,
untuk rekreasi yaitu; menyeimbangkan kekuatan, kelentukan persendian, dan
fungsi saraf otonom akibat dari tekanan daya ledak (Iwan Setiawan, 1991: 112).
mental, (2) untuk pendidikan yaitu; Seorang atlet yang memiliki taktik dan
mengajarkan nilai-nilai dan teknik yang baik tidak akan dapat
pengembangan kepribadian serta menunjukan penampilan terbaiknya
perilaku yang baik, (3) untuk sepanjang pertandingan/perlombaan
meningkatkan kebugaran jasmani, (4) tanpa didukung oleh kemampuan fisik
untuk prestasi yaitu; mengembangkan yang prima terutama daya tahan
bakat yang dimiliki seseorang (Kanca, jantung, pernapasan dan peredaran
2006a: 3). Bentuk pelaksanaan latihan darah (cardio respiratory endurance).
yang dilakukan berbeda-beda Setiawan (1992:110) menjelaskan atlet
disesuaikan dengan tujuan yang ingin yang memiliki tingkat kesegaran
dicapai.Menurut Undang-Undang jasmani yang baik akan terhidar dari
Sistem Keolahragaan Nasional tahun keungkinan cedera yang biasanya
2005, olahraga dibagi menjadi tiga terjadi jika seseorang melakukan kerja
yakni olahraga pendidikan, olahraga fsik yang berat.Apabila seseorang
rekreasi dan olahraga prestasi. memiliki kondisi fisik yang baik maka
Olahraga prestasi adalah olahraga dia mampu melakukan tugas fisik
yang membina dan mengembangkan tanpamengalami kelelahan yang
olahragawan secara terencana, berlebihan. Apabila kondisi fisik baik
berjenjang, dan berkelanjutan melalui maka; (1) akan ada peningkatan dalam
kompetensi untuk mencapai prestasi kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
dengan dukungan ilmu pengetahuan jantung, (2) akan ada peningkatan
dan teknologi keolahragaan (pasal1). dalam kekuatan, kelentukan, stamina,
Olahraga prestasi juga merupakan kecepatan, dan lain-lain komponen
olahraga yang lebih menekankan pada fisik, (3) aka nada ekonomi gerak yang
peningkatan prestasi seorang atlet lebih pada waktu latihan, (4) akan ada
pada suatu kecabangan olahraga pemulihan yang cepat dalam organ-
tertentu. Melalui olahraga prestasi ini organ tubuh setelah latihan, (5) akan
dapat dikembangkan potensi diri atau ada respon yang cepat dari organ-
bakat dari atlet bersangkutan. Olahraga organ tubuh apabila sewaktu-waktu
prestasi juga berperan penting dalam respon demikian diperlukan.
pengembangan aspek kepribadian atlet Program studi Pendidikan
seperti tanggung jawab, kompetisi, Kepelatihan Olahraga Universitas Riau
disiplin, dan percaya diri. adalah salah satu prodi yang sesuai visi
Upaya peningkatan prestasi dan misinya akan meluluskan pelatih-
olahraga merupakan suatu hal yang pelatih olahraga yang mampu
kompleks yang saling melengkapi satu mencetak atlet berprestasi. Berbagai
dengan yang lain dan dipengaruhi oleh mata kuliah berbasis keterampilan
berbagai faktor. Selain faktor mental, gerak olahraga seperti atletik, pencak
psikis, taktik dan strategi, faktor kondisi silat, renang, sepak takraw, voli,
fisik juga merupakan faktor yang sangat basket, tenis meja, serta cabang
penting dalam pencapaian prestasi olahraga lainnya membuat mahasiswa

Page | 9
JASSI
Jurnal Sport Science Indonesia
(JASSI)

dituntut memiliki kebugaran jasmani dan/atau memanipulasi semua variabel


yang bagus agar mampu mengikuti yang relevan (Kanca, 2006: 79).
perkuliahan dengan lancar. Subyek penelitian adalah keseluruhan
Problematika yang terjadi saat proses varian yang menjadi bahan penelitian.
perkuliahan praktik berlangsung adalah Dalam penelitian ini jumlah subyek
keterampilan mahasiswi angkatan 2015 penelitian yang dipergunakan sebanyak
jauh dibawah rata-rata anak laki-laki, 7 orang mahasiswi Prodi Pendidikan
hal ini dapat terlihat pada rekapitulasi Kepelatihan Olahraga Kelas B
nilai mata kuliah yang peneliti ampu Angkatan 2015.
yaitu atletik semester ganjil 2015/2016
rata-rata mahasiswi 74, mahasiswa HASIL PENELITIAN`
rata-rata 82. Data lain yang
memperkuat probematika adalah saat A. A. Deskripsi Data Penelitian
dilakukan tes kondisi fisik awal untuk Data yang diperoleh sebagai
mata kuliah Pembinaan kondisi fisik hasil penelitian adalah data kualitas
pada 13 Februari 2018, permasalahan melalui test sebelum dan sesudah
yang sama terjadi pada mahasiswi perlakuan Latihan sircuit training
angkatan 2015. Hasil tes kondisi fisik terhadap kondisi fisik mahasiswi
mahasiswi angkatan 2015 kelas B pendidikan kepelatihan olahraga kelas
didapat kesimpulan sebanyak 87.5% B angkatan tahun 2015. Variabel-
atau 7 dari 8 mahasiswi memiliki variabel yang ada pada penelitian ini
kondisi fisik pada katagori kurang. yaitu latihan sircuit training yang
Berdasarkan latar belakang dilambangkan dengan X sebagai
diatas maka peneliti ingin memberikan variabel bebas, sedangkan dengan
suatu bentuk latihan yakni circuit Kondisi fisikdilambangkan dengan Y
training untuk meningkatkan kondisi sebagai variabel terikat.
fisik mahasiswi Pendidikan Kepelatihan
Olahraga kelas B Angkatan Tahun 1. 1. Hasil Pree-test Kondisi
2015. fisik
Setelah dilakukan test kondisi fisik
Penelitian ini dilaksanakan di sebelum dilaksanakan metode latihan
lapangan Voli Kampus Pendidikan sircuit training maka didapat data awal
Olahraga Rumbai. Waktu penelitian dengan perincian dalam Analisis Hasil
direncanakan pada bulan April s.d Mei Pree-test kondisi fisik pada table 1
2018, dengan frekuensi 3 x dalam satu sebagai berikut :
minggu. Teori yang menyatakan bahwa Tabel 1. Analisis Pree-test kondisi fisik
pelatihan fisik selama 4-6 minggu dapat No Data Pree-test
meningkatkan kekuatan otot rangka, Statistik
menurunkan berat badan serta 1 Sampel 7
memperbaiki metabolisme lemak dan 2 Mean 13,14
glukosa secara signifikan (Kanca, 3 Std. 3,89
2004:52). Berdasarkan teori tersebut Deviation
maka lama latihan dalam penelitian ini 4 Variance 15.14
adalah 4 minggu. 5 Minimum 9
Jenis penelitian yang digunakan 6 Maximum 19
adalah eksperimental semu (quasi 7 Sum 92
experimental), dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang merupakan Dari table Analisis Pree-test
perkiraan bagi informasi yang dapat kondisi fisik di atas dapat
diperoleh dengan eksperimen yang dijelaskan bahwa pree-test hasil
sebenarnya dalam keadaan yang tidak kondisi fisik sebagai berikut : skor
memungkinkan untuk mengontrol tertinggi 19 dan skor terendah 9,
Page | 10
JASSI
Jurnal Sport Science Indonesia
(JASSI)

dengan mean 13,14, standar 5 Minimum 11


deviasi 3,89 dan varian 15,14. 6 Maximum 20
Analisis data yang tertuang dalam 7 Sum 109
Distribusi frekuensi sebagai
berikut: Dari tabel Analisis Hasil
diatas dapat disimpulkan bahwa
Table 2. Nilai Interval Data Pree- hasil post-test kondisi fisik sebagai
test Kondisi fisik berikut : skor tertinggi 20 dan skor
terendah 11, dengan rata-rata
Nilai Kelas Frekuensi Frekuensi 15,57, standar deviasi 3,41, dan
Interval Absolut Relatif varians 11,62 Analisis data yang
9-11 3 42,85 tertuang dalam Distribusi frekuensi
12-14 1 14,28 sebagai berikut:
15-17 2 28,57
18-20 1 14,28 Table 4. Nilai Interval Data Post-test
Jumlah 7 100% Daya tahan
Nilai Kelas Frekuensi Frekuensi
Berdasarkan data Interval Absolut Relatif
distribusi frekuensi di atas, 11-13 2 28,57
persentasi dari 7 orang sampel 14-16 2 28,57
ternyata sebanyak 3 orang sampel 17-19 2 28,57
(42,85%) memiliki hasil kondisi fisik 20-22 1 14,28
dengan kelas interval 9-11, Jumlah 7 100%
selanjutnya ada sebanyak 1 orang
sampel (14,28%) memiliki kondisi Berdasarkan data distribusi
fisik dengan kelas interval 12-14, frekuensi di atas, persentasi dari 7
kemudian sebanyak 2 orang orang sampel ternyata sebanyak 2
sampel (28,57%) memiliki hasil orang sampel (28,57%) memiliki
kondisi fisik dengan kelas interval hasil kondisi fisik masing-masing
15-17 dan 1 orang sampel (6.25%) dengan kelas interval 11-13, 14-16
memiliki hasil kondisi fisik dengan dan 17-19, dan 1 orang sampel
kelas interval 18-20. (14,28%) memiliki hasil kondisi fisik
dengan kelas interval 20-22. Untuk
1. 2. Hasil Post-test Kondisi lebih jelasnya dapat dilihat pada
Fisik histogram berikut:
Setelah dilakukan test
kondisi fisikdan diterapkan
perlakuan latihan sircuit training B. Pengujian Persyaratan Analisis
maka didapat data akhir dengan Pengujian persyaratan
perincian dalam Analisis Hasil analisis dimaksudkan untuk
Post-test kondisi fisikpada table 3 menguji asumsi awal yang
sebagai berikut : dijadikan dasar dalam
menggunakan teknik analisis
Tabel 3. Analisis Hasil Post-test Daya variansi. Asumsi adalah data yang
tahan dianalisis dan diperoleh dari
No Data Post-test sampel yang mewakili populasi
Statistik berdistribusi normal. Untuk itu yang
1 Sampel 7 digunakan penguji yaitu uji
2 Mean 15,57 normalitas. Uji normalitas dilakukan
3 Std. 3,41 dengan uji lilliefors dengan taraf
Deviation signifikan 0,05 dengan hasil dari
4 Variance 11,62 pengujian persyaratan sebagai
Page | 11
JASSI
Jurnal Sport Science Indonesia
(JASSI)

berikut : training terhadap kondisi fisik


Uji normalitas dilakukan mahasiswi pendidikan kepelatihan
dengan uji Lilliefors, hasil uji olahraga kelas B angkatan tahun
normalitas terhadap variabel 2015. Berdasarkan analisis uji t
penelitian yaitu latihan sircuit menghasilkan thitung sebesar 2,313
training (X) kondisi fisik(Y) dapat dan ttabel sebesar 2,015. Berarti thitung
dilihat pada tabel 5 sebagai > ttabel, dapat disimpulkan bahwa
berikut : Ha diterima.
Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Hasil Dari hasil analisis diatas
Daya tahan dapat disimpulkan bahwa terdapat
Variabel L Hitung L Tabel pengaruh latihan sircuit training
Hasil Pree-test Daya 0,220 0,300 terhadap kondisi fisik mahasiswi
tahan pendidikan kepelatihan olahraga
Hasil Post-test Daya 0,139 0,300 kelas B angkatan tahun 2015 pada
tahan taraf alfa (α) 0,05 dengan tingkat
Dari tabel 5 di atas terlihat kepercayaan 95%.
bahwa data hasil pree-test kondisi
fisik setelah dilakukan perhitungan D. Pembahasan
menghasilkan Lhitung sebesar 0,220
dan Ltabel sebesar 0,300. Ini berarti Kondisi fisik memegang
Lhitung < Ltabel. Dapat disimpulkan peranan penting dalam setiap
penyebaran data hasil kondisi peningkatan prestasi selain dari
fisika dalah berdistribusi normal. teknik, taktik dan mental. Salah satu
Untuk pengujian data hasil kondisi kondisi fisik yang sangat diperlukan
fisik post-test menghasilkan Lhitung pada semua cabang olahraga.
0,139 < Ltabel 0,300. Maka dapat Program latihan kondisi fisik
diambil kesimpulan bahwa haruslah direncanakan secara baik,
penyebaran data hasil kondisi fisik sistematis dan ditujukan untuk
post-test adalah berdistribusi meningkatkan kondisi fisik dan
normal. kemampuan fungsional dari sistem
tubuh sehingga dapat menimbulkan
C. Uji Hipotesis atlet mencapai prestasi yang lebih
Hipotesis yang diuji dalam baik sesuai harapan.
penelitian ini adalah : Salah satu bentuk kondisi
H0 : Tidak terdapat pengaruh fisik yang sangat dominan oleh
latihan sircuit training seorang atlet adalah kondisi daya
terhadap kondisi fisik tahan. Daya tahan dapat diartikan
mahasiswi pendidikan sebagai waktu bertahan yaitu
kepelatihan olahraga kelas lamanya seseorang melakukan
B angkatan tahun 2015. suatu intensitas kerja atau jauh dari
Ha : Terdapat pengaruh latihan keletihan.
sircuit training terhadap Latihan kondisi fisik sangat
kondisi fisik mahasiswi baik untuk memperbaiki dan
pendidikan kepelatihan berpengaruh pada sistem
olahraga kelas B angkatan cardiovascular yang meliputi
tahun 2015. jantung, paru-paru dan peredaran
Data yang diperoleh darah. Latihan akan bermanfaat
dianalisis secara deskriptif, maka apabila dilaksanakan dengan baik
selanjutnya dilakukan pengujian dan benar sehingga ada
hipotesis penelitian yang telah pengaruhnya terhadap
diajukan sesuai masalah yaitu: perkembangan kesegaran jasmani.
“terdapat pengaruh latihan sircuit Adapun bentuk-bentuk latihan

Page | 12
JASSI
Jurnal Sport Science Indonesia
(JASSI)

diantaranya sircuit training. dilakukan latihan salah satunya


Berdasarkan teori di atas, dengan menggunakan latihan
maka untuk mendapatkan hasil sirciut training. Banyak bentuk
kondisi fisik yang baik dapat latihan ynag dapat meningkatkan
dilakukan dengan latihan. Berikut kondisi fisik seseorang seperti
ini ialah sebuah contoh apa yang interval training fartlek dan lain-lain.
dapat dilakukan bila ternyata Akan tetapi peneliti hanya
seorang pemain tertentu melakukan latihan pada sircit
memerlukan latihan khusus. training saja, sehingga pada
Penelitian ini menggunakan peneliti berikutnya boleh mencari
sampel 7 orang yang dilakukan bentuk latihan lain yang dat
pengambilan data awal kemudian meningkatkan kondisi fisik.
diberikan latihan sircuit training,
setelah itu baru di ambil lagi data PENUTUP
akhir nya. Setelah diperoleh data
awal dan akhir maka data di A. A. Kesimpulan
analisis. Berdasarkan uji- t
Berdasarkan uji- t menghasilkan thitung sebesar 2,313
menghasilkan thitung sebesar 2.313 dengan ttabel 2,015 maka ditolak,
dengan ttabel 2,015 maka diterima, pada taraf alfa ( 0,05. Dapat
pada taraf alfa ( 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan sircuit training
pengaruh latihan sircuit training terhadap kondisi fisik mahasiswi
terhadap kondisi fisik mahasiswi pendidikan kepelatihan olahraga
pendidikan kepelatihan olahraga kelas B angkatan tahun 2015.
kelas B angkatan tahun 2015
Dari hasil penelitian sampai Berdasarkan hasil penelitian di
pengolahan data setelah atas, maka dapat disimpulkan
dilaksanakan penelitian yang bahwa terdapat pengaruh latihan
diawali dari pengambilan data sircuit training terhadap daya tahan
hingga pada pengolahan data yang Pada mahasiswi pendidikan
akhirnya dijadikan patokan sebagai kepelatihan olahraga kelas B
pembahasan hasil penelitian angkatan tahun 2015, artinya
sebagai berikut : terdapat latihan sircuit training dapat
pengaruh latihan sircuit training digunakan untuk peningkatan
terhadap kondisi fisikmahasiswi kondisi fisik.
pendidikan kepelatihan olahraga
kelas B angkatan tahun 2015, ini A. B. Rekomendasi
menunjukkan terdapat pengaruh
antara dua variabel tersebut di Rekomendasi yang mungkin
atas. Pengujian hipotesis yang dapat berguna dalam upaya
menunjukan terdapat pengaruh meningkatkan power otot lengan
latihan sircuit training terhadap dan bahu adalah:
kondisi fisik mahasiswi pendidikan
kepelatihan olahraga kelas B 1. 1. Bagi peneliti, sebagai
angkatan tahun 2015, ini masukan penelitian lanjutan
menggambarkan bahwa Kondisi dalam rangka pengembangan
fisik berpengaruh dengan latihan ilmu dalam bidang pendidikan
sircuit training. Olahraga, dan penelitian yang
Berdasarkan hal di atas bermaksud melanjutkan dan
jelas bahwa untuk mendapatkan mengembangkan penelitian ini.
kondisi fisik yang baik perlu
2. 2. Kepada para pelatih agar
Page | 13
JASSI
Jurnal Sport Science Indonesia
(JASSI)

dapat menerapkan metode


latihan dengan menggunakan
sircuit tarining agar lebih efektif
dalam meningkatkan kondisi
fisik.

3. 3. Bagi pembaca, penelitian ini


bermanfaat sebagai bahan
masukan dalam menyusun
strategi latihan dalam olahraga
yang mampu meningkatkan
penguasaan teknik olahraga
dikalangan atlet.

Daftar Pustaka

Gerry A. Carr. 2003. Atletik Untuk


Sekolah. Jakarta: Raja G rafindo
Persada.

Hadisasmita, Yusuf dan Aif Syarifuddin.


1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta:
Depdiknas.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-


Aspek Psikologis dalam Coaching.
Jakarta: Depdikbud

Radcliffe, C. James & Farentinos, C.


Robert.1985. Plyometrics Explosive
Power Training. USA: Human Kinetics
Publishers.

Rosdiani, Dini. (2012). Dinamika


Olahraga dan Pengembangan Nilai.
Bandung.
(http://pasuhtar.blogspot.com).
Dibrowsing pada tanggal 22 Februari
2018

Sajoto. 2002. Peningkatan dan


pembinaan kekuatan kondisi fisik dalam
olahraga. Ilmu kepelatihan olahraga.
Semarang.

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai