Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan aktivitas sehari-hari yang sangat penting dan

sudah dijadikan kebutuhan bagi manusia dan berguna untuk membentuk

jasmani dan rohani yang sehat, hal ini terbukti bahwa sepadat apapun

kegiatan yang dilakukan, kegiatan olahraga harus disempatkan.

Perkembangan olahraga sampai saat ini telah memberikan kontribusi yang

sangat positif dan nyata bagi peningkatan kebugaran jasmani. Tujuan yang

ingin dicapai ialah bermacam-macam mencakup pengembangan individu

secara menyeluruh, yaitu aspek jasmani, aspek mental, emosi, sosial, dan

spiritual.

Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dalam

berolahraga tiap-tiap individu memiliki tujuan yang berbeda, ada yang

bertujuan untuk berprestasi, menjaga kesegaran jasmani, maupun untuk

sekedar rekreasi. (Lukmananto, 2011:1). Dalam meraih prestosi olahraga

dibutuh kanusaha dan kerjakeras, berupa program yang terencana, terukur dan

berkesinambungan. Salah satu factor penentu dalam mencapai prestasi

olahraga adalah terpenuhinya komponen fisik, yang terdiri dari faktor-faktor

kekuatan, kecepatan, koordinasi, tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung

dan paru-paru, kelenturan dan keseimbangan, serta kesehatan untuk

melakukan olahraga (Sajoto, 1988:3). Sehingga peranan kondisi fisik

merupakan syarat utama dalam penunjang prestasi siswa dalam olahraga.

1
2

Atlet yang mempunyai kemampuan fisik yang baik tentu akan lebih

berpeluang untuk berprestasi.

Menurut Imanudin Iman (2008:66), “Seseorang dikatakan dalam

kondisi fisik yang baik apa bila ia mempunyai kesanggupan untuk melakukan

kegiatan fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan”. Dalam cabang

olahraga, fisik merupakan aspek penting dalam proses latihannya. Persiapan

fisik juga merupakan salahsatu yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan

dari beberapa kasus penting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan

untuk mencapai puncak penampilan. Aktivitas fisik seseorang identik dengan

kondisi fisiknya yang merupakan komponen yang dapat dijadikan tolak ukur

untuk mengetahui seseorang dikatakan baik atau tidak kondisi fisiknya.

Komponen tersebut berhubungan dengan kemampuan atau keterampilan yang

dimiliki tubuh manusia. Kondisi fisik atau kebugaran jasmani yang baik juga

mempengaruhi kualitas peserta atlet. Karena kondisi fisik yang baik dapat

menunjang terlaksananya aktivitas olahraga yang baik bagi peserta atlet,

sebaliknya kondisi fisik yang buruk akan mempengaruhi kualitas peserta atlet

tersebut.

Atletik merupakan suatu cabang olahraga tertua dan juga dianggap

sebagai induk dari semua cabang olahraga. Menurut Tamsir Riyadi (1985: 38)

atletik merupakan cabang olahraga yang terdiri atas nomor lari, lompat dan

lempar. Gerak-gerak yang terdapat dalam cabang olahraga atletik seperti:

berjalan, berlari, melompat dan melempar adalah gerak yang di lakukan oleh

manusia di dalam kehidupan sehari-hari.


3

Atletik dewasa ini merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

populer di kalangan masyarakat kita, hal ini dibuktikan dengan antusiasme

masyarakat dalam mengikuti perlombaan yang sering diadakan baik ditingkat

daerah maupun nasional. Mereka berpartisipasi sebagai peserta perlombaan

atletik diberbagai nomor maupun sebagai penonton perlombaan. Sebagai

peserta perlombaan, mereka yang mempunyai motivasi berbeda. Ada yang

mempunyai motivasi untuk prestasi olahraga, ada juga yang mempunyai

motivasi untuk menyalurkan hobi ataupun hanya ikut serta memeriahkan

perlombaan atletik tersebut, sebagai penonton mereka memberikan semangat

dan dukungan moral. Perkembangan atletik di tanah air juga ditandai dengan

banyaknya klub-klub atletik di bawah naungan PASI. Klub-klub tersebut

saling bersaing dalam membina atletnya untuk berprestasi dalam bidang

olahraga khususnya atletik.

Atletik sendiri merupakan bentuk olahraga yang menjadi dasar dari

setiap gerak olahraga lain. Olahraga ini bergantung pada kelincahan dan

kekuatan otot, yang merupakan kunci setiap gerak olahraga lainya.

Pembelajaran atletik berarti mempersiapkan dasar dari setiap olahraga, untuk

proses kecabangan olahraga selanjutnya. Gerakan yang terdapat pada semua

cabang olahraga, pada intinya merupakan gerakan dasar yang berasal dari

gerakan pada olahraga atletik. Olahraga atletik merupakan kegiatan jasmani

yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan harmonis seperti : jalan,

lari, lompat dan lempar (Djumidar, 2001:13).

Adapun cabang olahraga atletik memiliki nomor-nomor atletik sebagai

berikut : Jalan cepat, Lari (Pendek atau sprint (100 meter, 200 meter, 400
4

meter), menengahatau middle distance (800 meter - 1500 meter) dan jauh

atau long distance (3000 meter – 5000 meter – 10.000 – marathon)), Lempar

(Lembing, Cakram, tolak peluru), Lompat (lompat tinggi, lompat jauh,

lompat lari jingkat,lompat tinggi galah), Panca lomba, sapta lomba. (Muhajir,

1997: 96).

Beberapa nomor yang ada di atletik khususnya nomor lari sprint adalah

olahraga yang paling diminati, terbukti dengan banyaknya stok pelari sprint

Diklub Spartan Atletik. Lari sprint sendiri adalah lari yang menempuh jarak

100 meter sampai dengan 400 meter. Oleh karena itu kebutuhan utama untuk

lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah

hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari daya tahan yang diubah menjadi

gerakan halus lancar dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk

mendapatkan kecepatan yang tinggi.

Lari sprint membutuhkan ketanguhan langkah atau straiding yang

sangat tinggi (kecepatan dan daya tahan), berusaha menjadikan si pelari

terbiasa dengan langkah-langkah yang ideal dalam perlombaan dan pelari

menyesuaikan dirinya pada usaha yang seimbang yang ada pada dirinya

kemudian pada pergantian langkah diperlukan pengontrolan pada diri sendiri,

rasa rilek dan percepatan berlari (Bellesteros 1979:16). Untuk mencapai hasil

lari yang baik ada beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu : gerakan

start, gerakan sprint, dan gerakan finish. (Soebroto 1978:32).

Menurut suharno (1993:20) yang dibutuhkan dalam lari sprint adalah

kecepatan bergerak yakni kemampuan atlet bergerak secepat mungkin dalam

satu gerak yang ditandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir.
5

Unsur gerak kecepatan merupakan unsur kemampuan gerak dasar setelah

kekuatan dan daya tahan yang berguna untuk mencapai mutu prestasi prima.

Kecepatan atlet dapat ditingkatkan tergantung dari potensi sejak lahir dan

hasil latihan teratur, cermat dan tepat. Pada pelari sprint kondisi fisik yang

harus mendukung ialah kecepatan, kecepatan itu sendiri adalah kemampuan

untuk berlari dan bergerak dengan sangat cepat. (Tangkudung &

Wahyuningtyas Puspitorini 2012:71). Kecepatan dapat ditingkatkan dengan

menggunakan metode latihan interval training. Banyak atlet yang serius

menggunakannya, untuk berlatih kecepatan dan daya tahan, dengan seiring

berjalannya waktu maka kecepatan serta daya tahan pada kinerja jantung dan

paru akan meningkat.

Menurut Mc Mane (2008:11) hal pertama yang diingat mengenai

latihan untuk sebuah nomor perlombaan adalah bahwa sebuah kaidah tidak

biasa diterapkan untuk setiap orang. Tidak ada tubuh yang persis sama, maka

menyempurnakannya pun tidak sama caranya bagi setiap orang. Bukan

jumlah jam latihan anda yang terpenting melainkan apa yang anda lakukan

pada saat itu. Cara anda menjalani latihan adalah penting, Jika anda tidak

memiliki dorongan untuk berlatih sebaiknya anda tidak melakukanya.

Salah satu bentuk latihan yang dapat dilakukan adalah interval training

merupakan salah satu metode latihan yang dapat meningkatkan kecepatan dan

daya tahan dari dalam melakukan lari sprint. Untuk meningkatkan

kemampuan lari sprint atlet dibutuhkan latihan yang mengarah pada

peningkatan kecepatan dan daya tahan dari lari sprint itu sendiri. Menyadari

pentingnya latihan yang mengarah pada peningkatan kecepatan dan daya


6

tahan dalam lari sprint maka latihan harus mengarah langsung pada dua aspek

tersebut. Dengan demikian latihan mengunakan metode interval training

yang diharapkan mampu meningkatkan kecepatan dan daya tahan yang akan

berpengaruh terhadap kemampuan lari sprint.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Belum diketahui adakah pengaruh latihan interval training terhadap hasil

lari 300 meter pada atlet lari klub Spartan atletik.

2. Belum mengetahui seberapa besar pengaruh latihan interval training

terhadap hasil lari 300 meter pada atlet lari klub Spartan atletik.

3. Kebugaran paru dan jantung masih lemah dikarnakan hasil tes MFT atau

Bleep Test hasilnya kurang memuaskan.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari berbagai masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang, dalam

penelitian ini dibatasi permasalahannya yaitu “Penelitian ini hanya membahas

tentang pengaruh interval training terhadap lari hasil 300 meter”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah

yaitu apakah terdapat pengaruh latihan interval training terhadap hasil lari

300 meter pada atlet lari klub Spartan atletik?


7

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui “pengaruh latihan interval training terhadap hasil lari 300

meter pada atlet lari klub Spartan atletik”.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi

berbagai pihak antara lain :

1. Sebagai informasi yang dapat dijadikan peganggan bagi pelatih maupun

guru dalam upaya untuk meningkatkan hasil kecepatan dan daya tahan

pada siswa dan atletnya.

2. Peneliti ini akan memberikan kontribusi yang baik bagi para siswa, atlet

maupun pelatih dalam meningkatkan hasil kecepatan dan daya tahan

peserta didiknya.

Anda mungkin juga menyukai