Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Atletik berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang berarti “perlombaan”.


Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama
pada 776 SM. Atletik merupakan gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Atletik juga
disebut sebagai induk atau ibu dari olahraga (Kurniawan, 2011 : 13). Sedangkan
menurut Sukirno, (2010 : 7) atletik merupakan aktivitas jasmani atau latihan fisik,
berisikan gerakan-gerakan alamiah dan wajar sesuai dengan kehidupan kita sehari-
hari. Seperti jalan, lari, lompat, lempar, dan tolak.
Salah satu nomor atletik yang diperlombakan adalah nomor lompat. Nomor
ini terbagi menjadi lompat jauh, lompat jingkat, lompat tinggi, dan lompat tinggi
galah. Prestasi atletik nomor lompat di indonesia masih belum sesuai dengan harapan,
khususnya prestasi lompat jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal itu
yang menjadikan dasar pemikiran para guru/pelatih di sekolah untuk membinanya
dari usia dini.
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dan cabang olahraga atletik.
Sebagai salah satu nomor lompat, lompat jauh terdiri dan beberapa rangkaian gerakan
yang dimulai dari awalan, tumpuan, melayang di udara dan mendarat (Aip
Syarifuddin, 1992:90). Rangkaian gerakan ini tidak terlepas dad pengaruh komponen,
fisik baik yang berkaitan dengan kecepatan awalan, kekuatan tolakan, sikap badan di
udara dan posisi tubuh pada saat mendarat. Bahwa unsur kekuatan dan kecepatan
mempunyai peranan penting, oleh karena besarnya sudut tolakan yang dihasilkan
tergantung pada berapa besar pengaruh kecepatan horizontal dan kecepatan vertikal.
Agar dapat memperoleh suatu hasil lompatan yang optimal dalam nomor lompat jauh,
perlu didukung oleh gerakan-gerakan yang terdapat dalam lompat jauh, yang mana
gerakan tersebut sedapat mungkin terkoordinasi dengan baik sehingga menampakkan

1
suatu gerakan rangkaian yang dapat memberikan dukungan terhadap gerakan
selanjutnya guna mencapai lompatan yang optimal.
Dalam upaya mencapai gerakan, gerakan dalam lompat jauh yang
berkesinambungan perlu ditunjang oleh proses latihan yang teratur, kontinyu,
mntensif dan terencana yang pada akhimya akan tercipta suatu bentuk rangkaian
gerakan yang sempurna, cepat, tepat, luwes dan lancar. Tujuan dari lompat jauh
adalah mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Oleh karena itu, ada empat hal yang
perlu diperhatikan untuk mencapai jarak lompatan optimal diantaranya awalan,
tolakan, sikap badan diudara dan sikap mendarat (Ballesteros, 1979; Bernhard, 1993).
Pada cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh gaya jongkok di SMP
Negeri 1 Lempuing Jaya OKI sulit untuk dikembangkan karena kurangnya
pembinaan dan minat siswa dan tidak adanya seorang pelatih yang berkualitas dalam
cabang olahraga lompat jauh. Siswa lebih banyak mengikuti latihan sepak bola, bola
voli, dan bola basket.
Pengaruh kondisi fisik seperti kecepatan akan berfungsi pada saat melakukan
awalan dan power otot tungkai akan berfungsi pada saat melakukan tolakan lompat
jauh. Sedangkan keserasian gerak awalan dan kekuatan tolakan sangat bergantung
pada kemampuan tekniknya. Apabila kecepatan lari dan kekuatan ini dilakukan
dengan teknik yang baik akan menghasilkan lompatan yang baik pula. J.M
Ballesteros, (1979:54) mengemukakan bahwa, “Lompat jauh adalah hasil dari
kecepatan horizontal yang dibuat sewktu dari awalan dengan gaya vertical yang
dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Hasil dari kedua gaya menentukan gerak
parabola dari titik pusat grafitasi”.
Cabang olahraga lompat jauh juga merupakan cabang olahraga yang
diperlombakan dalam pekan olahraga (POPDA) mulai dari tingkat SD, SMP, dan
SMA. Kegiatan POPDA merupakan agenda rutin yang dilaksanakan tiap tahun mulai
dari tingkat kecamatan sampai dengan tingkat provinsi. Berkaitan dengan kegiatan
POPDA tersebut, sebagai guru pendidikan jasmani selalu bertanggung jawab dalam
mengirimkan atlet-atletnya. Kegiatan yang dilakukan sebagian besar guru pendidikan
jasmani SMA dalam upaya melakukan pemilihan bibit atlet untuk mengikuti

2
pelatihan/ kegiatan ekstrakurikuler untuk persiapan seleksi POPDA sering mengalami
kesulitan, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman tentang cara pencarian bibit
siswa yang mempunyai kemampuan pada cabang olahraga tertentu. Hal yang biasa
dilakukan adalah dengan mengadakan seleksi secara klasikal untuk mengetahui
prestasi terbaik siswa sesuai dengan cabang olahraga yang dipertandingkan atau
dilombakan.
Berkaitan dengan dengan cara atau upaya pemilihan bibit atlet menurut
Cholik (1995) dalam andi suhendro ( 2002: 2.18) mengatakan ada beberapa indikator
penting yang perlu diperhatikan sebagai kriteria untuk mengidentifikasi dan
menyeleksi bibit atlet berbakat secara obyektif antara lain “Kesehatan, antropometri,
kemampuan fisik, psikologis, keturunan (heredity) dan maturitas”.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti ingin membuktikan tentang
indikator-indikator tersebut di atas hubungannya dengan kemampuan nomor lompat
jauh gaya jongkok di SMP Negeri 1 Lempuing jaya OKI. Adapun judul penelitian ini
adalah “Pengaruh Latihan sprint 40 meter terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok
di SMP Negeri 1 Lempuing Jaya OKI”.

1.2. Identikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil observasi peneliti, maka
permasalahan yang timbul dari penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Belum adanya siswa yang mengikuti latihan atletik.
2. Lompatan siswa kurang maksimal
3. Perlu adanya latihan sprint 40 meter

1.3. Pembatasan Masalah


Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan keterbatasan waktu dalam
penelitian ini, makaperlu adanya batasan masalah sehingga penelitian ini menjadi
jelas dan terarah, sesuai dengan kemampuan pengetahuan, tenaga, waktu, dan biaya
peneliti. Maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada: “pengaruh latihan sprint 40

3
meter terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VIII Putra di SMP Negeri
1 Lempuing Jaya OKI”.

1.4. Perumusan Masalah


Sesuai dengan judul penelitian yang hanya memfokuskan pada variabel bebas
yaitu lari sprint 40 meter dengan variabel terikat yaitu hasil lompat jauh, maka
peneliti mengambil rumusan masalah yaitu “Apakah terdapat pengaruh latihan sprint
40 meter terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VIII Putra di SMP
Negeri 1 Lempuing Jaya OKI”.

1.5. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan sprint 40 meter
terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VIII Putra di SMP Negeri 1
Lempuing Jaya OKI.

1.6. Manfaat Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan untuk pelatih ataupun guru
penjasorkes maupun siswa mau melakukan program latihan yang sesuai dengan
kekurangan yang dimiliki untuk mencapai kemampuan lompat jauh gaya jongkok
yang maksimal.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Latihan
Harsono (1988:101), latihan (training) adalah proses yang sistematis dari berlatih
atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah
jumlah latihan atau pekerjaannya. Bompa (1986:4) mengemukakan “Latihan fisik
yang teratur dan berkesinambungan yang dituangkan dalam suatu program latihan
akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata, namun tidak demikian bila
dilakukan secara teratur”.
Halry (1989:67) berpendapat bahwa latihan adalah proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian
meningkatkan jumlah beban latihan atau pekerjaan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa latihan adalah
aktifitas fisik atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dan teratur untuk
meningkatkan fisik yang diinginkan.

2.1.1. Aspek-aspek latihan

Program latihan yang disusun seorang pelatih bertujuan untuk membantu


meningkatkan keterampilan dan prestasi atlett semaksimal mungkin. Menurut
Harsono (1988) terdapat empat aspek yang harus diperhatikan dan dilatih oleh atlet
yaitu: (a) latihan fisik,(b’) latihan teknik, (c) latihan taktik, dan (d) latihan mental.

(1) Latilian fisik (physical training)

Yang dimaksud latihan fisik adalah latihan yang ditujukan untuk


mengembangkan dan meningkatkan kondisi seseorang.

(2) Latihan teknik (technical training)

5
Latihan teknik ialah latihan yang ditekankan pada upaya
menyempurnakan teknik-teknik dasar gerakan yang diperlukan dalam
cabang olahraga tertentu yang diperlukan seorang atlet.

(3) Latihan taktik

Latihan taktik ialah latihan yang dilakukan untuk menumpuk


perkembangan daya interprestasi pemain. Apabila pemain telah menguasai
teknik dasar secara sempurna, maka latihan taktik, harus dikembangkan,
sehingga atlet mampu menghasilkan pola-pola permainan tertentu, strategi
penyerangan dan strategi pertahanan.

(4) Latihan mental

Latihan ini berfungsi untuk memperoleh efisiensi mental pemain, karena


dalam pertandingan sering dijumpai pemain-peman dalam suasana yang
tegang.

2.1.2.Prinsip-prisip latihan
1. Prinsip beban berlebih (overload)
Prinsip ini menyatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah
cukup berat dan cukup bengis, serta harus diberikan secara berulang-ulang kali
dengan intensitas yang cukup tinggi. (Harsono, 1988:103)
2. Spesifik
Setiap latihan yang diberikan kepada atlet harus berhubungan serta dan relevan
dengan cabang olahraganya, dan sesekali tidak dibenarkan memberikan bentuk
latihan yang gerakannya berlawanan dengan gerakan pada cabang olahraganya.
Sekalipun tujuan latihan tersebut untuk memperbesar atau memperkuat otot-otot
tertentu dengan kata lain “latihan berbeda” (Halry, 1988:67).
3. Metabolisme energi
Pada banyak kegiatan, kelompok sistem harus benar-benar diingat adanya
sumbangan anaerobik (LA-O2) : sumbangan (O2) aerobik.

6
4. Prinsip individualis
Seluruh konsep latihan haruslah sesuai dengan kekhasan setiap individu agar
tujuan latihan dapat tercapai sejauh mungkin.

2.1.3.Tujuan latihan
Menurut Harsono (1988:100), tujuan serta sasaran utama dalam latihan adalah
untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan prestasinya semaksimal mungkin.
Sedangkan menurut Halry (1989:67), latihan harus ditekankan kepada komponen-
komponen fisik, seperti : daya tahan, kekuatan, daya gerak, kecepatan, kelincahan
dan ketahanan.
Adapun pengaruh latihan, menurut Sudrajat-Irawan (2004:3-4). Antara lain
sebagai berikut ; 1). Pengaruh latihan akan meningkatkan efisiensi kerja jantung, 2).
Pengaruh latihan akan meningkatkan daya kerja paru-paru secara efisien, 3).
Meningkatkan tumbuh dan kurangnya pembuluh darah, 4). Meningkatkan volume
darah, 5). Meningkatkan ketegangan otot dan pembuluh darah dan mengubah
jaringan yang lemah dan lunak menjadi jaringan yang kuat dan kokoh, 7). Mengubah
kondisi tubuh yang terlampau gemuk menjadi tubuh yang tegap berisi.

2.1.4. Sprint 40 meter


Menurut A Hamisyah Noer (1996: 54) kecepatan adalah “kemampuan untuk
menempuh jarak tertentu dalam satuan waktu”. Kecepatan dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Salah satu gerakannya yaitu lari sprint 30 meter. Seseorang harus mencapai waktu
sesingkat-singkatnya dalam jarak 30 meter.
Lari sprint 30 meter berperan penting pada lompat jauh,hal ini sesuai dengan
pendapat Ballesteros ( 1979 : 54) mengemukakan bahwa “kecepatan lari awalan dan
besarnya sudut tolakan merupakan komponen unsur-unsur yang menentukan
pencapaian jarak lompatan”. Sedangakan menurut Djumidar (1998:12.34) “lompat
jauh adalah hasil dari kecepatan horizontalyang dibuat dari ancang-ancang dengan

7
gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari kedua aspek tadi
menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari titik pusat gravitasi”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kecepatan merupakan faktor penentu untuk mencapai hasil lompatan yang optimal,
dengan kecepatan yang maksimal sewktu ancang-ancang maka dorongan masa saat
melayang di udara akan lebih besar yang berarti hasil lompatannya akan lebih jauh.

2.1.5. Pengertian Lompat Jauh


Lompat jauh merupakan salah satu bagian dari cabang olahraga atletik. Ada
beberapadefinisi tentang lompat jauh diantaranya dijelaskan oleh Djumidar
(1998:12.34) “lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontalyang dibuat dari
ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari
kedua aspek tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari titik pusat gravitasi”.
Sedangkan Ballesteros (1979: 54) mengemukakan bahwa, “lompat jauh adalah hasil
dari kecepatan yang dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari
kaki saat melakukan tolakan”.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa lompat jauh merupakan gerakan melompat sejauh-jauhnya yang
didahului dengan lari, awalan kemudian diteruskan dengan melompat pada papan
tumpuan, baru lepas tapak, melayang di udara, dan akhirnya mendarat di bak pasir.

2.2.Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu ada beberapa yang terlebih
dahulu diteliti orang. Jenis penelitiannya yaitu sebagai berikut :
1. Hubungan sprint 30 meter dan kelenturan togok terhadap kemampuan lompat jauh
siswa kelas X.1 di Sma Islam Az-zahra Palembang.
2. pengaruh latihan pliometrik terhadap hasil lompat jauh siswa kelas VI putra di SD
Negeri 1 banyuasin.

8
2.3. Kerangka Fikir
Berdasarkan kajian teori di atas dapat diuraikan kerangka berfikir sebagai
berikut :
Hasil belajar lompat jauh sangat ditentukan oleh kecepatan lari pada waktu
melakukan awalan dan tenaga lompatan. Untuk dapat melompat jauh ke depan
diperlukan berlari secepat mungkin bertujuan untuk meningkatkan kecepatan
horizontal secara maksimal tanpa menimbulkan hambatan pada waktu melompat.
Makin cepat melakukan lari pada saat awalan akan menghasilakn lompatan yang
semakin jauh.
Hasil belajar lompat jauh sangat tergantung pada kemampuan pada
kemampuan mengangkat titik berat badannya. Untuk dapat mengangkat titi berat
badan pelompat memerlukan kekuatan daya ledak otot tungkai. Makin kuat tolakan
atau daya ledak yang dimiliki pelompat maka akan semakin jauh kemungkinan
melakukan lompatan.

2.4. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis berasal dari dua
penggalan kata, “hypo” yang artinya “dibawah”, dan “thesa” yang artinya
“kebenaran”. Hipotesis merupakan alat yang sangat besar kegunaannya dalam
penyelidikan ilmiah karena merupakan petunjuk kea rah proses penelitian untuk
menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya.
Berdasarkan kajian teori serta kerangka berpikir yang telah dikemukakan di
atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ada pengaruh latihan sprint
40 meter terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VIII Putra di SMP
Negeri 1 Lempuing Jaya OKI”.

9
BAB III
Metode Penelitian
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Menurut Margono(2010:1), metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian,
penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk
mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan
pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi.
Selanjutnya, Menurut Narbuko(2009:1), penelitian adalah suatu kegiatan untuk
mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
Menurut Arikunto (2004:5) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang
selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Dalam penelitian ini menggunakan 2 kelompok sampel, yaitu :
1. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan metode latihan sprint
40 meter.
2. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberikan perlakuan.
Metode penelitian menggunakan metode eksperimen komparatif dengan pretest
dan post tes, design, yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap
variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah
latihan sprint 40 meter, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil lompat jauh.

3.1.2 Rancangan Penelitian

Desain Penelitian :

POPULASI
KE TREEATMEN P TEST
TTA P Test

PRE TES OP
RANDOM SAMPEL

OP P Test
KK

10
Keterangan:
R : random
Pretest : tes awal lompat jauh
OP : ordinal pairing
KE : kelompok 1
KK : kelompok 2
TA : latihan sprint 40 meter
TB : control
Post test : tes akhir lompat jauh
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kelompok siswa pada saat
mengambil tes lompat jauh. Tes awal dirangking, kemudian dibagi dan dimasukkan
dalam kekompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian kelompok tersebut sebelum
diberi perlakuan kemampuan yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan,
maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.

3.2. Variabel Penelitian


3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada
variabel lainnya yang berguna untuk meramalkan dan menerangkan nilai variabel
yang simbolkan dengan (X). Variabel bebas pada penelitian ini yaitu Latihan sprint
40 meter.

3.2.2 Variabel Terikat


Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel
lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilai dan dilambangkan dengan
(Y). Variabel terikat pada penelitian ini yaitu hasil lompat jauh gaya jongkok

11
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang
mempunyai sifat-sifat umum. Populasi merupakan sumber data yang sangat penting,
karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak akan
terlaksana. Menurut Arikunto (2002:98), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.
Menurut Sudjana (2000:6), populasi adalah total semua nilai yang mungkin
hasil penghitung atau pengukuran kualitatif dan kuantitatif, mengenai karakteristik
tertentu, dari semua anggota kumpulan lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya.
Pada penelitian ini populasi yang diambil berdasarkan dengan jenis populasi
terbatas, yaitu sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif, sehingga dapat
dihitung jumlahnya. Populasi penelitian terdapat di SMP Negeri 1 Lempuing Jaya
OKI dengan jumlah siswa putra kelas VIII yaitu 98 orang.

3.3.2 Sampel Penelitian


Sampel penelitian adalah suatu objek yang akan menjadi bahan penelitian.
Dalam suatu proses penelitian, tidak perlu seluruh populasi diteliti, akan tetapi dapat
dilakukan terhadap sebagian dari jumlah populasi tersebut. Apabila yang menjadi
sampel kurang dari 100, maka sampel diambil semua. Sehingga penelitian ini adalah
penelitian populasi. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah 40 siswa.
Kemudian melakukan tes awal (Pretest) berupa tes suttle run Hasil pretest dirangking
(diurutkan berdasarkan peringkat 1 sampai dengan peringkat 40) dan selanjutnya di
ordinal pairing, 20 orang sebagai kelompok eksprimen dan 20 orang sebagai
kelompok kontrol. (Arikunto, 2006 : 134)
Menurut Narbuko(2009:107), Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki
populasi atau yang respresentetif artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau
mencerminkan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili sampel bukan
merupakan duplikat dari populasi. Sampel penelitian di SMP Negeri 1 Lempuing

12
Jaya OKI diambil dari populasi yaitu 60 orang siswa putra kelas VIII secara random
sampling.

3.4. Tempat dan waktu penelitian


a. tempat penelitian
Penelitian dilakukan di lapangan olahraga SMP Negeri 1 Lempuing Jaya OKI.
b. Waktu penelitian

Waktu Tanggal Keterangan

15.00-17.00 16 mei 2014 Test tes lompat jauh

15.00-17.00 18 mei- 30 juni Latihan lari sprint 40 meter


2014
15.00-17.00 1 juli 2014 Tes lompat jauh

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Penelitian ini disamping perlu menggunakan metode yang tepat juga perlu
memilih tehnik dan alat pengumpulan data yang tepat, agar memungkinkan diperoleh
data yang objektif. Untuk mendapat data, penulis menggunakan metode tes awal (pre
test) dan tes ahir (post test).

3.5.1 Prosedur Pengumpulan Data


Peneliti terlebih dahulu mengambil tes kemampuan lompat jauh, lalu di
peringkatkan sesuai dengan hasil lompatan yang paling jauh. Setelah di rangking data
kemudian di random sampling untuk membagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK). Kelompok eksperimen
diberi perlakuan yaitu latihan lari sprint 40 meter selama 6 minggu. Kelompok

13
kontrol tidak diberi perlakuan. Tahap akhir mengambil tes lompat jauh kepada kedua
kelompok.
3.5.2 Prosedur Latihan
Perlakuan yang diberikan merupakan latihan lari sprint 40 meter selama 6
minggu. Sebelum latihan pelatih memberikan pemanasan(warming up).

3.5.3 Instrumen Penelitian


Alat atau instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu : meteran pluit,
stopwatch yang memiliki validitas terhadap data dan hasil yang didapat.

3.6. Teknik analisis data

Metode analisis data merupakan suatu cara yang di tempuh guna memperoleh
atau menganalisis data yang telah diperoleh. Analisis data bertujuan untuk kebenaran
hipotesis yang dirumuskan. Suatu hipotesis akan diterima atau ditolak tergantung
hasil data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t..

3.9.1.Uji normalitas data

Berfungsi untuk mengetahui normal atau tidaknya data. Untuk menguji


kemiringan kurva digunakan rumus Karl Pearson

( Sudjana, 2005 : 109)


Dimana : K = kemiringan

rata – rata

= modus

S = simpangan

14
Data dikatakan normal jika harga K terletak antara -1 sampai +1(-1<K<+1).

Langkah-langkah untuk menguji normalitas data tersebut adalah :

a. untuk mencari rata-rata dari masing-masing kelompok data dirumuskan :

( Sudjana, 2005 : 67)

Keterangan : : rata-rata

X1 : tanda interval kelas

fi : frekuensi sesuai dengan tanda interval kelas

b. mencari modus dengan rumus :

( Sudjana, 2005 : 77 )

Keterangan : Mo : modus

b : batas bawah kelas modal, yaitu interval dengan frekuensi terbanyak

p : panjangan kelas

b1: frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan


tanda kelas yang lebih keci sebelum tanda kelas modal

b2: frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan


tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal

c. mencari simpangan baku/standar deviasi

15
( Sudjana, 2005 : 95)

Keterangan : : simpangan baku/standar deviasi

: tanda kelas

: frekuensi sesuai dengan tanda kelas

N : banyak data

3.9.2.Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan


statistic uji t dengan rumus :

t=

kriteria pengujian hipotesis terima Ho jika t hitung <t tabel(1-α) dan terima Ha jika thitung >
ttabel(1-α) yang didapat dari tabel berdistribusi t dengan dk = n1+n2-2 dan peluang (1-α).

Statistik t diatas berdistribusi student dengan dk = ( + -2). Kriteria pengujian

adalah : terima Ho jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α) , dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi t

dengan dk=( + -2). Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.
Beutelstahll, Dieter.2009.Belajar Bermain Bola Voli.Bandung:CV. Pionir Jaya.

Bompa, Tudor. O. 1986. Theory And Methdology Of Training. The Key to Athletic
Performance. Dubuqe, Kandall/Hunt Publishing.

Halry, Junusul. 1989. Fisiologi Olahraga Jilid 1. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti
PPLTK.

Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Pisikologis Dalam coaching. Jakarta :


Depdikbud Dirjen Dikti PPLTK.

http ://en.wiki pedia.org/wiki/circuit training.akses 21 mei 2011

http://translate.google.co.id/translate?.hl=id&sL=en&tL=http%3A%2F.www.
Branmac.co.uk%.2Fsircuit.htm.akses 21 mei 2011

http://translate.googleUsercontent.Com/translate_C?
hL=id&rurl=translate.google.branmac.co.uk./
endurance.htm&usg=ALkjrhgCqMmx4vLoLx9rQ.cg8Ay2cT8mdUw.akses 21
mei 2011

17
http://3.bp.blogspot.com/-1qk9IUUW0XA/SLfE-SMgiUI/AAAAAAAAAk/
X8kFTDrL5rK / S1600-h / Scan 0007-Png

Narbuko, Achmadi.2009.Metodologi Penelitian.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sukirno. 2012 dasar-dasar atletik dan latihan fisik. Palembang: universitas sriwijaya

Sukirno. 2010. Atletik 1. Palembang: unsri

18

Anda mungkin juga menyukai