BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didunia yang menjadi bagian serta life style tak terpisahkan dalam kehidupan
terprogram dan ditata secara baik, maka dengan berolahraga kita dapat mencapai
suatu titik prestasi serta kebanggaan dari apa yang diharapkan. Pembangunan
penggabungan seluruh ruang lingkup olahraga secara utuh dan masif, dengan
mengelola dan mengawasi berbagai upaya mulia yang dimaksud tersebut. Hal
inilah yang mendorong setiap daerah atau suatu negara pun terus berbenah dan
Atletik merupakan suatu cabang olahraga tertua dan juga dianggap sebagai
induk dari semua cabang olahraga. Atletik merupakan cabang olahraga yang
terdiri atas nomor lari, lompat dan lempar. Gerak-gerak yang terdapat dalam
1
2
cabang olahraga atletik seperti: berjalan, berlari, melompat dan melempar adalah
satunya adalah cabang olahraga atletik yang terdiri dari berbagai cabang, baik
untuk cabang lari, lompat, maupun lempar. Cabang lari terbagi ke dalam berbagai
nomor lari, yaitu lari jarak pendek, jarak menengah, dan jarak jauh. Lari jarak
pendek atau sprint pun dibagi lagi kebeberapa nomor lari mulai dari 100 meter,
Atletik dewasa ini merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup
motivasi untuk prestasi olahraga, ada juga yang mempunyai motivasi untuk
Atletik sendiri merupakan bentuk olahraga yang menjadi dasar dari setiap
gerak olahraga lain. Olahraga ini bergantung pada kelincahan dan kekuatan otot,
yang merupakan kunci setiap gerak olahraga lainya. Pembelajaran atletik berarti
selanjutnya. Gerakan yang terdapat pada semua cabang olahraga, pada intinya
merupakan gerakan dasar yang berasal dari gerakan pada olahraga atletik.
yang dinamis dan harmonis seperti: jalan, lari, lompat dan lempar.
berikut: Jalan cepat, Lari (Pendek atau sprint (100 meter, 200 meter, 400 meter),
menengah atau middle distance (800 meter - 1500 meter) dan jauh atau long
Cakram, tolak peluru), Lompat (lompat tinggi, lompat jauh, lompat lari jingkat,
Beberapa nomor yang ada di atletik khususnya nomor lari sprint adalah
olahraga yang paling diminati, terbukti dengan banyaknya stok pelari sprint di
Atlet Sulsel ini. Lari sprint sendiri adalah lari yang menempuh jarak sampai
dengan 400 m. Oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah
kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat
dan cepat dari otot-otot yang diubah menjadi gerakan halus lancar dan efisien dan
pada usaha yang seimbang yang ada pada dirinya kemudian pada pergantian
langkah diperlukan pengontrolan pada diri sendiri, rasa rilek dan percepatan
4
berlari. Untuk mencapai hasil lari yang baik ada beberapa unsur yang harus
kemampuan atlet bergerak secepat mungkin dalam satu gerak yang di tandai
waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir. Unsur gerak kecepatan
merupakan unsur kemampuan gerak dasar setelah kekuatan dan daya tahan yang
berguna untuk mencapai mutu prestasi prima. Kecepatan atlet dapat ditingkatkan
tergantung dari potensi sejak lahir dan hasil latihan teratur, cermat dan tepat. Lari
sprint merupakan suatu perlombaan lari. Peserta berlari dengan kecepatan penuh
sepanjang jarak yang harus ditempuh. Disebut dengan lari cepat karena jarak yang
ditempuh adalah pendek atau dekat. Jadi, dalam nomor lari ini yang diutamakan
adalah kecepatan yang maksimal mulai dari awal lari (start) sampai akhir lari
(finish). Mengingat dalam lari ini yang diutamakan adalah kecepatan maka
Pada pelari sprint kondisi fisik yang harus mendukung ialah kecepatan,
kecepatan itu sendiri adalah kemampuan untuk berlari dan bergerak dengan sangat
Banyak atlet yang serius menggunakannya, untuk berlatih gerak ini yang
dibutuhkan alat yang menyerupai anak tangga yang diletakkan pada bidang datar/
lantai, dengan seiring berjalannya waktu maka kecepatan serta kelincahan pada
Selain itu lari sprint sangat mengutamakan daya ledak otot kaki, makin
tinggi mengangkat paha makin cepat larinya, maka makin panjang pula
5
menapak, sedangkan tumit tidak menyentuh tanah pada permulaan dari tolakan
kaki sampai masuk garis finish, yang harus diperhatikan juga adalah berat badan
pelari harus selalu berada sedikit di depan kaki pada waktu menapak, atau dalam
Untuk meraih hasil yang baik membutuhkan pembinaan waktu yang cukup
lama. Waktu yang cukup lama bagi atlit pemula sering kali menjemukan atau
tidak bosan. Sebab bosan akan mengurangi motivasi untuk berlatih. Untuk
mengatasi kebosanan dan kejemuan atlit atau siswa dalam berlatih, para pelatih
perlombaan adalah bahwa sebuah kaidah tidak biasa diterapkan untuk setiap
orang. Tidak ada tubuh yang persis sama, maka menyempurnakannya pun tidak
sama caranya bagi setiap orang. Bukan jumlah jam latihan anda yang terpenting
melainkan apa yang anda lakukan pada saat itu. Cara anda menjalani latihan
adalah penting, Jika anda tidak memiliki dorongan untuk berlatih sebaiknya anda
latihan yang mengarah pada teknik dasar lari sprint dan peningkatan kecepatan
dari kontraksi otot-otot serta koordinasi gerakan dasar lari sprint itu sendiri.
Menyadari pentingnya latihan yang mengarah pada penguasaan teknik dasar dan
peningkatan kecepatan dari kontraksi otot-otot yang berperan penting dalam lari
sprint maka latihan harus mengarah langsung pada dua aspek tersebut.
6
Dari hasil pengamatan peneliti bahwa Atlet Atletik Sulsel memiliki sarana
dan prasarana olahraga yang cukup baik, khususnya untuk sarana olahraga atletik.
Club Atletik Sulsel juga terdapat beberapa beberapa nomor di yang dilatiha oleh
pelatih seperti atlet pelari, atlet lempar dan atlet lompat. Namun perkembangan di
Atlet Atletik Sulsel dapat dikatakan belum cukup membanggakan, karena masih
ketinggalan jauh pada atlet di luar sulsel dalam hal waktu dalam berlari atau lari
sprint. Dalam olahraga atletik khususnya lari sprint, masih banyak atlet yang
mengalami kendala saat melakukan Teknik lari sprint dengan waktu yang singkat.
B. Rumusan Masalah
suatu masalah sebagai berikut: “Bagaimana keterampilan sprint 100 meter pada
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: “Untuk
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pelatih
2. Bagi atlet
3. Bagi klub
klub.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
besar cabang olahraga”, dimana gerakan – gerakan yang ada dalam atletik seperti :
jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga”. Jadi
atletik adalah suatu olahraga dengan jangkauan penuh kemungkinan ritmik. Lari
itu sendiri adalah suatu gerakan ritmik. Sedangkan pada jogging irama itu
juga dapat dialami sebagai tidak ritmik/ berirama. Tugas yang paling penting
adalah untuk merubah jogging menjadi suatu gerakan ayunan berirama. Istilah
atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber antara lain
berlomba atau bertanding. Misalnya ada istilah pentathlon atau decathlon. Atletik
olahraga yang paling tua dan merupakan induk dari semua cabang olahraga yang
gerakannya merupakan ragam dan pola gerak dasar hidup manusia”. Event-event
lari kadang-kadang dikatakan sebagai masalah non-teknis, ini hanya karena lari
adalah suatu aktivitas alami yang Nampak relatif sangat sederhana, bila
dibandingkan dengan event lompat tinggi galah atau lontar martil. Namun,
tidaklah ada sesuatu yang sederhana/ simple tentang event lari dalam atletik.
8
9
Lebih lanjut menurut IAAF (2000: 26) bahwa: “event dalam nomor lompat dalam
atletik mungkin nampak berbeda antara satu dengan yang lainnya”. Dari sudut
pandang teknik mereka membentang dari lompat jauh yang relatif sederhana
sampai ke lompat tinggi dan lompat jangkit sampai dengan event yang komplek
Dalam event nomor lempar tiap-tiap event memiliki suatu set pembatasan-
keterbatasan ruang, serta tuntutan teknik yang ditentukan oleh peraturan yang
berpengaruh kepada urutan gerak yang membuatnya unik. Menurut Ramadan dan
Sidiq (2019:102) bahwa: “atletik adalah satu cabang olaharaga yang terdiri dari
gerakan-gerakan yang dinamis dan harmonis seperti jalan, lari, lempar, dan
lompat”.
bahwa: “Lari jarak pendek (sprint) adalah semua jenis lari yang sejak start hingga
finish dilakukan dengan kecepatan maksimal”. Semua jenis lari yang menempuh
jarak 400 meter ke bawah. Ada tiga jenis lari yang dilombakan dalam lari jarak
pendek yaitu yang pertama 100 m, 200 m, dan 400 m flat. Jenis yang kedua lari
gawang 100 m, 110 m, dan 400 m. Jenis ketiga lari estafet lari 4 x 100 m, 4 x 200
“Tujuan dari lari jarak pendek (sprint) adalah untuk memaksimalkan kecepatan
yang dihasilkan dari dorongan badan kedepan untuk mencapai jarak tertentu
yang dihasilkan dan frekuensi langkah kaki yaitu jumlah langkah persatuan
waktu”. Tujuan dasar dalam semua event lari adalah untuk memaksimalkan
kecepatan lari rata-rata di atas jalur lari yang dilombakan. Untuk meraih tujuan ini
dalam event lari sprint atlet harus memfokuskan pada pecapaian dan
“Kebutuhan dari semua lari sprint yang paling nyata adalah kecepatan. Kecepatan
dalam lari sprint adalah hasil dari kontraksi yang kuat lagi cepat dari otot-otot,
dirubah menjadi gerakan yang halus lancar efisien, aktifitas ini dibutuhkan dalam
lari 100 meter. Keterampilan lari 100 meter tampaknya sederhana, sebenarnya
kaki, lengan, tubuh dan seterusnya ke seluruh secara lancar terkoordinasi. Kita
power dan komposisi serat otot, ketika menganalisis gerak lari 100 meter. Juga
kaki, sejarah cedera, penampilan lari dan variasi tenaga horizontal. Jika kita
“Kecepatan lari adalah hasil kali antara panjang dan frekuensi (jumlah per detik)
langkahnya, siapa yang ingin berlari cepat harus membuat langkah lebih panjang
11
dan membuat langkah lebih banyak tiap detiknya”. Panjang langkah optimal
adalah sebagian besar ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan oleh daya kekuatan yang
dikenakan pada tiap langkah larinya. Kebutuhan utama dari lari sprint adalah
kecepatan, kecepatan dalam lari sprint adalah dari kontraksi yang kuat lagi cepat
dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan yang halus, lancar dan efisien sangat
dibutuhkan untuk dapat berlari dengan kecepatan tinggi. Lari 100 meter yang
sempurna, kesalahan sedikit saja akan mengurangi hasil waktu yang dicapai.
kecakapan atau ketangkasan dan teknik yang terlibat dalam merubah kontraksi
otot menjadi gerakan efisien dari lari sprint yang baik. Latihan dapat
koordinasi dan dayatahan khusus yang menyumbang kesuksesan dalam lari sprint.
persatuan waktu). Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek harus dapat
Lari sprint 100 meter adalah termasuk bagian dari nomor lari cabang
atletik. Menurut IAAF (2001: 20) nomor lomba/event lari sprint menjangkau jarak
50 meter, bagi atlet senior hanya dilombakan indoor saja, sampai dengan jarak
400 meter. Menurut Suhaedi (2016:65) bahwa: “Kelangsungan gerak sprint dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu start, gerakan sprint, dan gerakan finish”.
Jadi, lari sprint adalah lari yang dilakukan dengan kecepatan maksimal dengan
oleh panjang langkah dan frekuensi langkah. Panjang langkah faktor yang
mempengaruhi adalah power. Power yang baik perlu diselaraskan dengan gerakan
lari, sehingga penyelaras kemampuan penggunaan power adalah teknik dan untuk
13
mendapatkan panjang langkah yang stabil dalam waktu lama diperlukan daya
semakin baik koordinasi gerak akan lebih baik frekuensi langkah yang dilakukan,
khusus. Koordinasi yang baik dipengaruhi oleh bagaimana teknik gerakan lari
a. Start
sifat-sifat berikut:
reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerakan (lari) percepatan
yang kencang dari titik pusat gravitasi dan langkah-langkah pertama harus
b. Tahap akselerasi
mungkin dengan dari sedikit mengadopsi postur lari yang normal. Ciri-ciri
gravitasi.
pendek.
(atau dukungan) dan suatu tahap melayang (atau ayunan). Tahap-tahap ini
ayunan depan (front swing) dan tahap ayunan belakang (rear swing).
suatu ayunan ke depan yang relax dari tungkai bawah dalam langkah
pendek dari kaki ayun. Kecepatan sudut optimal pada paha berayun ke
dan fungsi tahapan ini adalah agar kaki dorong putus kontak dengan
lutut kaki sangga dan sebagai tahap lanjutan dan persiapan angkatan
lutut.
dari kaki di atas dari dasar persendian jari-jari kaki dalam posisi
dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen daya vertikal. Tujuan
dan fungsi tahap ini adalah agar lutut diangkat, bertanggung jawab
lutut dan pinggul. Menunjang gerakan ayunan linier lengan oleh suatu
angkatan efektif dari siku dalam ayunan ke belakang, dan ayunan kaki
pusat massa tubuh dikenai oleh gerakan garis melintang dari perluasan
d. Finish
Finish adalah akhir dari jarak lari yang ditempuh dalam suatu
lomba. Dalam melewati gari finish teknik lari yang digunakan sama
Jenis energi yang digunakan dalam lari 100 meter. Menurut Fox (1984:22)
bahwa: “Sumber energi yang diperlukan dengan mudah dan tepat dapat dianalisis
berdasarkan atas waktu yang diperlukan untuk kegiatan olahraga yang dilakukan,
yaitu: waktu penampilan dengan kurang dari 30 detik”. Aktivitas kerja dengan
intensitas tinggi dalam waktu kurang dari 30 detik, sistem energi yang digunakan
adalah ATP-PC dan LA. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa
energi utama yang diperlukan dalam lari cepat 100 meter adalah ATP-PC dan
sedikit LA. Oleh karena itu tujuan utama latihan untuk meningkatkan kecepatan
lari 100 meter terutama harus ditujukan pada pengembangan sistem energi ATP-
Dari aktivitas fisik dapat dilihat bahwa sistem energi yang dibutuhkan
dalam lari 100 meter adalah sistem ATP-PC dan LA, karena dalam melakukan lari
tanpa menggunakan oksigen (anaerob) dan jumlah ATP yang diproduksi terbatas
hal ini tentunya menyebabkan otot akan lebih cepat lelah. Menurut Fox (1984: 22-
23) bahwa: “Perbedaan utama antara penyedia energi anaerobic dan aerobik
adalah jika dilakukan pembentukan jumlah glikogen yang sama, maka dengan
cara aerobik lebih banyak 13 kali ATP yang dikembangkan dari pada dengan
proses anaerobic”. Ini berarti dalam cara penyediaan sistem energi aerobic lebih
ekonomis dan tentu saja otot dapat bekerja lebih lama. Dalam melaksanakan
ini:
perlombaan/kompetisi
dan evaluasi
Kekuatan besar tingkat tinggi Latihan sprint, lompat
(sebagai prasyarat guna dan beban dengan
mengembangkan kekuatan tahanan sedang dan
Kekuatan eksplosif yang kuat dalam ringan.
(Kekuatan tahap akselerasi). Lari tali, interval
maksimum) intensif,
pengulangan/repetisi,
kompetisi, evaluasi,
metoda elastik/power.
Memperbaiki kekuatan Latihan lompat dengan
elastik berkaitan dengan intensitas tinggi, lari
kebutuhan dayatahan dengan tahanan/laritali,
kekuatan pada pelurusan lari angkat lutut,
Daya Tahan kaki/lutut, angkat-lutut. latihan lari di bukit, dll.
Kekuatan Metode-metode daya
tahan kekuatan.
Metode interval
extensive dan daya
tahan
Memperbaiki energi dan Lari jauh dan latihan
Daya tahan
pengaturan system metabolik interval extensif guna
(endurance)
untuk produksi energi kemampuan dayatahan
Daya tahan
aerobik. khusus. Metode-
dasar/daya-tahan
metode daya tahan dan
aerobik umum
interval extensif.
Posisi lari yang ekonomis Latihan kelenturan/
Mobilitas dan rilek mencegah fleksibilitas.
Kelenturan terjadinya cedera. Memelihara
semua otot Tingkatkan dinamika kelenturan, kelenturan
utamanya otot- mobilitas persendian yang dinamik aktif, metoda-
otot kaki dan berpengaruh pada panjang metoda Relax-
pinggang langkah. Contract Strength
(RCS).
Membuat otot-otot Latihan koordinasi
berkontraksi dan relaksasi Latihan mobilitas
dalam pola waktu optimum. Latihan kecepatan
Meningkatkan frekuensi elastic
Koordinasi langkah dengan menambah Metode-metode
Koordinasi antar efisiensi gerak. kompetisi,
otot-otot. Menggunakan sumber energi pengulangan.
lokal untuk waktu yang lebih
lama.
Meningkatkan Gerakan lari
yang ekonomis.
22
8. Hakikat kecepatan
seperti nomor lari jarak pendek, tinju, anggar, dan cabang olahraga permainan.
dilakukan dalam waktu yang singkat. Kecepatan dapat juga berarti berpindahnya
mengatakan bahwa: “Kecepatan adalah jarak tempuh per satuan waktu diukur
gerakan dalam periode waktu yang pendek”. Menurut Pratama (2015:79) bahwa:
gerak adalah kecepatan gerak anggota tubuh secara keseluruhan dalam menempuh
akan tetapi dapat pula menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang
berturut-turut dari kaki yang dilakukan secara cepat, kecepatan menendang bola
ditentukan oleh singkat tidaknya tungkai dalam menempuh jarak gerak tendang.
Kecepatan anggota tubuh seperti lengan atau tungkai adalah penting pula guna
bolabasket, tenis lapangan, lempar cakram, bola voli, dan sebagainya. Menurut
melakukan gerakan kecepatan adalah merupakan hasil dari jarak per satuan waktu
(m/dt), misalnya 100 km per jam atau 120 meter per detik. Sedangkan menurut
gerak dalam suatu waktu tertentu. Kecepatan merupakan suatu keuntungan dalam
kedalam dua tipe: (1) waktu reaksi yaitu kecepatan waktu reaksi muncul pada saat
adanya stimulus hinggga mulai terjadi gerakan, dan (2) waktu gerakan adalah
waktu yang digunakan atau dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dari permulaan
gerakan dapat dibagi menjadi tiga , yaitu : (1) waktu reaksi, (2) waktu gerakan ,
(3) waktu respon yaitu merupakan kombinasi dari waktu reaksi dan waktu
gerakan.
Kecepatan dalam hal ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : (1)
kecepatan sprint, (2) kecepatan reaksi, (3) kecepatan bergerak. Kecepatan sprint
kecepatan maksimal untuk mencapai hasil yang sebaikbaiknya. Dalam hal ini lari
40 yard adalah gerakan lari yang sepenuhnya masih menggunakan glikogen dalam
otot belum membutuhkan stamina untuk lari 40 yard belum mengalami kelelahan
sebagai kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik yang
menggiring bola dengan cepat agar saat menggirig bola dapat melewati lawan dan
secara umum menurut Suharno (1985:26) yaitu: “(1) macam fibril otot yang
dibawa sejak lahir (pembawaan), fibril berwarna putih baik untuk gerakan
kecepatan, (2) Pengaturan Nervous system, (3) Kekuatan otot, (4) Kemampuan
elastisitas dan relaksasi suatu otot, (5) Kemauan dan disiplin individu”.
cepat merupakan ketrampilan fisik terpenting bagi pemain bertahan dan harus
ditingkatkan kemampuan mengubah arah pada saat teakhir merupakan hal yang
terpenting lainnya. Kecepatan merupakan salah satu dari komponen kondisi fisik.
Jadi, kecepatan didefinisikan sebagai laju gerak, dapat berlaku untuk tubuh secara
yang baik akan mampu melakukan seluruh rangkaian dalam pelaksanaan gerakan
26
menggiring bola pada permainan sepak bola”. Kecepatan gerakan dan kecepatan
reaksi sering dianggap sebagai ciri dari atlet berprestasi., yanag dapat diamati
kecepatan lari seseorang pemain sepak bola mengejar atau menggiring bola,
kecepatan pemain softball berari dari satu base ke base berikutnya. Kedua gerak
tipe tersebut diatas sangat diperlukan dalam kegiatan olahraga misalnya seorang
pemain sepak bola pada saat menggiring bola lalu mengoper kepada kawan dan
sesaat kemudian dikembalikan lagi kedepannya dan bola harus dikejar, artinya
cepat, karena harus mendahului lawan yang menghadang. Dalam permainan sepak
bola, kedua tipe gerak didepan banyak digunakan mulai dari menggiring bola,
memberikan umpan, kepada kawan, saat menendang bola bahkan saat melakukan
gerakan tanpa bola pun seorang pemain harus sesering mungkin melakukan
gerakan (movement).
B. Kerangka Pikir
berfikir dari prestasi lari sprint 100 meter pada sprinter. Dalam lari sprint 100
meter merupakan gerakan lari untuk menempuh jarak 100 meter yang dilakukan
dari garis start sampai menuju garis finish. Dengan kecepatan maksimum dalam
27
langkah dan frekuensi langkah. Frekuensi langkah dipengaruhi oleh kekuatan, dan
C. Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
1. Waktu penelitian
2. Tempat Penelitian
28
29
C. Variabel Penelitian
“Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari, sehingga
dan Sodik (2015:45) mengatakan bahwa: “Variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
Adapun variabel yang ingin diteliti adalah keterampilan sprint 100 meter pada
1. Populasi
yang akan diteliti ciri-ciri (karakteristik) nya, dan apabila populasinya terlalu luas,
maka peneliti harus mengambil sampel itu untuk diteliti”. Bertolak dari pengertian
di atas, maka ditarik suatu makna bahwa seluruh obyek yang memiliki
dalam penelitian ini adalah seluruh atlet atletik Sulsel khusus laki-laki yang
berjumlah 10 atlet.
30
2. Sample
dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Jadi
dapat disumpulkan bahwa sampel adalah sebagian individu yang diperoleh dari
dengan definisi di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 10 atlet Atletik Sulsel dengan teknik pengambilan sampel yaitu total
terbatas.
yang terlihat dalam penelitian ini, maka variabel- variabel tersebut perlu
Keterampilan sprint 100 meter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan seseorang atau atlet dalam berlari secepat mungkin mulai dari posisi
start sampai garis finish dengan jarak tempuh yaitu 100 meter. Tes yang
digunakan yaitu berlari secepat mungkin dengan jarak 100 meter dengan satuan
detik.
31
F. Instrumen Penelitian
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik”. Pada penelitian dilakukan
pengukuran lari 100 meter. Tes lari 100 meter merupakan instrument tes
keterampilan olahraga yang telah ada dan dinyatakan baku untuk mengetahui
kemampuan seseorang dalam bidang olahraga atletik khususnya lari cepat atau
waktu lari jarak 100 meter pada lintasan lari yang sesungguhnya.
bahan untuk menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan penelitian ini
2. Perlengkapan :
c. Stop-watch
d. Peluit
e. Pencatat skor.
f. Start blok
32
3. Petugas :
a. Pengukur jarak.
b. Mengamati waktu.
c. Pencatat skor.
5. Pelaksanaan :
a. Testee siap berdiri di belakang garis start (garis batas pertama) dengan
6. Penilaian :
atau bunyi pistol, atau peluit dari starter sampai kaki tercepat melewati
garis finish.
Sedangkan untuk kisi-kisi penilaian lari jarai 100 meter dilakukan oleh dua
ahli atau pelatih. Adapun kisi-kisi penilaian lari jarak 100 meter adalah sebagai
berikut:
Kriteria skor/iteam:
dalam penelitian. Dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis analisa data yang
dikatakan Hadi (2005:221), bahwa dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat
menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis statistik dan non statistik. Metode
analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan
digunakan:
35
DP = × 100%
Keterangan:
No Interval Kategori
1 M + 1,5 SD > X Sangat Baik
2 M + 0,5 SD < X < M + 1,5 SD Baik
3 M - 0,5 SD < X < M + 0,5 SD Sedang
4 M - 1,5 SD < X < M - 0,5 SD Kurang
5 X < M - 1,5 SD Sangat Kurang
Sumber: Azwar (2010:163)
Keterangan:
M : Rata-rata nilai
SD : Standar Deviasi
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Data empiris yang diperoleh di lapangan berupa hasil tes dan pengukuran
tingkat keterampilan sprint 100 meter pada Atlet Atletik SulSel terlebih dahulu
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dianalisis dengan teknik statistik
gambaran umum data meliputi total nilai, rata-rata, standar deviasi, data
data penelitian. Analisis deskriptif dilakukan pada data hasil tingkat keterampilan
sprint 100 meter pada Atlet Atletik SulSel. Analisis deskrtiptif meliputi; total
nilai, rata-rata, standar deviasi, range, maksimal dan minimum. Dari nilai-nilai
statistik ini diharapkan dapat memberi gambaran umum tentang keadaan hasil
sprint 100 meter. Hasil analisis deskriptif setiap variabel penelitian dapat dilihat
36
37
Kecepatan
lari 10 116,72 11,6720 0,55403 0,307 1,52 10,97 12,45
Kisi-kisi
penilaian 10 800,00 80,0000 8,31539 69,146 26,66 66,67 93,33
Keterampilan
sprint 100 10 999,59 99,9590 15,66172 245,289 54,70 75,92 130,62
meter
Hasil dari tabel 4.1 di atas yang merupakan gambaran hasil keterampilan
a. Untuk data hasil kecepatan lari pada Atlet Atletik SulSel dari 10 jumlah
sampel diperoleh total nilai sebanyak 116,72 detik dan rata-rata yang
diperoleh 11,6720 detik dengan hasil standar deviasi 0,55403 dan nilai
variance 0,307 dari range data 1,52 detik antara nilai minimum 10,93 detik
b. Untuk data hasil kisi-kisi penilaian pada Atlet Atletik SulSel dari 10
jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 800,00 dan rata-rata yang
diperoleh 80,0000 dengan hasil standar deviasi 8,31539 dan nilai variance
69,146 dari range data 26,66 antara nilai minimum 66,67 dan 93,33 untuk
nilai maksimal.
c. Untuk data hasil keterampilan sprint 100 meter pada Atlet Atletik SulSel
dari 10 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 999,59 dan rata-rata
yang diperoleh 99,9590 dengan hasil standar deviasi 15,66172 dan nilai
variance 245,289 dari range data 54,70 antara nilai minimum 75,92 dan
2. Normalitas data
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat
digunakan pada penelitian adalah data harus mengikuti sebaran normal. Untuk
mengetahui sebaran data hasil keterampilan sprint 100 meter pada Atlet Atletik
SulSel, maka dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan Uji Kolmogorov
Smirnov (KS-Z). Hasil analisis normalitas data dapat dilihat dalam rangkuman
Variabel K – SZ P Ket.
a. Dalam pengujian normalitas data hasil kecepatan lari pada Atlet Atletik
probabilitas (P) 0,200 lebih besar dari pada nilai 0,05. Dengan demikian
data hasil kecepatan lari pada Atlet Atletik SulSel yang diperoleh
tingkat probabilitas (P) 0,200 lebih besar dari pada nilai 0,05. Dengan
demikian data hasil kisi-kisi penilaian pada Atlet Atletik SulSel yang
c. Dalam pengujian normalitas data hasil keterampilan sprint 100 meter pada
dengan tingkat probabilitas (P) 0,200 lebih besar dari pada nilai 0,05.
Dengan demikian data hasil keterampilan sprint 100 meter pada Atlet
normal.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan
melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan pengukuran
terhadap variabel yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara
statistik. Karena data penelitian mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji
Hasil persentasi keterampilan sprint 100 meter pada Atlet Atletik SulSel
Tabel 4.3. Rekapitulasi persentase hasil data keterampilan sprint 100 meter
pada Atlet Atletik SulSel
No. Interval Frekuensi Persen Klasifikasi
1 123,46 > X 1 10,0% Sangat Baik
2 107,80 < X < 123,45 2 20,0% Baik
3 92,14 < X < 107,79 5 50,0% Sedang
4 76,48 < X < 92,13 2 20,0% Kurang
5 X < 76,47 0 0,0% Sangat Kurang
Jumlah 10 100% -
40
tingkat keterampilan sprint 100 meter pada Atlet Atletik SulSel dari 10
atlet atau (100%), kategori sangat baik sebanyak 1 atlet atau (10,0%),
atlet atau (50,0%), kategori kurang sebanyak 2 atlet atau (20,0%), dan
100 meter pada Atlet Atletik SulSel berada pada kategori Sedang.
Untuk diagram dapat dilihat pada pada gambar 4.1 di bawah ini
Gambar 4.1. Diagram hasil keterampilan sprint 100 meter pada Atlet
Atletik SulSel
B. Pembahasan
Bahwa persentase hasil data tingkat keterampilan sprint 100 meter pada
Atlet Atletik SulSel dari 10 atlet atau (100%), kategori sangat baik sebanyak
41
1 atlet atau (10,0%), kategori baik sebanyak 2 atlet atau (20,0%), kategori
sedang sebanyak 5 atlet atau (50,0%), kategori kurang sebanyak 2 atlet atau
(20,0%), dan kategori sangat kurang sebanyak 0 atlet atau (0,0%). Dengan
sprint 100 meter pada Atlet Atletik SulSel berada pada kategori Sedang.
Pada nomor lari sprint faktor yang sangat dominan adalah kecepatan,
tertentu dengan waktu sesingkat mungkin, artinya, atlet harus berlari dari
mulai start sampai garis finish tanpa mengurangi kecepatan dengan waktu
singkat. Kategori sedang merupakan hasil sebagian besar yang diterima oleh
atlet yang melaksanakan lari sprint 100 meter. Hasil tersebut dapat
dikarenakan beberapa faktor antara lain; (1) Kurang memadainya sarana dan
prasarana yang ada; dan (2) Kurang adanya dukungan dari pihak lain yang
Pada cabang olahraga atletik, khususnya pada nomor lari sprint, unsur
kondisi fisik yang dibutuhkan adalah kekuatan, kecepatan, daya ledak otot
tungkai serta kecepatan reaksi pada saat start. Kekuatan yang dimaksud disini
adalah kekuatan otot lengan, dikatakan penting karena pada saat berlari otot
daya ledak otot tungkai dikatakan penting karena pada saat melakukan start
daya ledak otot tungkai juga berperan penting dalam melakukan accelerasi
teknik dasar gerak keterampilan lari sprint 100 meter sangatlah penting.
teknik dasar lari sprint 100 meter. Keterampilan teknik dasar mampu
meningkatkan kualitas sprint 100 meter, untuk mencapai target yang baik
dalam bertahan sampai garis finish. Salah satu keterampilan yang harus
dikuasai dalam sprint 100 meter yaitu teknik gerak keterampilan. Tanpa
penguasaan teknik dasar gerak keterampilan para sprint tidak akan dapat
yang sangat tinggi dengan (cepat dan bagus) dengan tingkat keberhasilan
yang konsisten dan tak berubah-ubah. Lari sprint 100 meter harus menguasai
teknik dasar gerak keterampilan dalam sprint 100 meter karena tehnik gerak
pertandingan dalam lari sprint 100 meter dan teknik gerak keterampilan
dengan baik adalah “ketika memiliki tehnik gerak keterampilan dalam berlari
menghasilkan point dengan waktu yang tercepat”. Oleh karena itu seorang
pelatih dan atlet harus mampu mengetahui tehnik gerak keterampilan dalam
dilakukan sudah tepat atau belum, salah satunya dengan melakukan analisis
gerak keterampilan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang telah
BAB V
A. Kesimpulan
Keterampilan sprint 100 meter pada Atlet Atletik SulSel berada pada
kategori Sedang. Penguasaan tehnik gerak keterampilan lari sprint 100 meter pada
atlet Atletik SulSel sangat penting untuk berlari saat berlomba dan kecepatan
cepat.
B. Saran
3. Bagi peneliti yang akan datang, dalam skripsi ini masih banyak
44
45
Olahraga.
46
DAFTAR PUSTAKA
Albertus Fenanlampir dan Muhammad Muhyi Faruq. 2015. Tes dan Pengukuran
dan Olahraga. Yogyakarta: Andi.
Bompa, O.T. & Haff, G.G. 2009. Periodization theory and methodology of
training. United States: Human Kinetics.
Datang Wardiman dan Pribadi Mahatma Raison. 2020. Hubungan Antara Panjang
Tungkai dengan Kecepatan Lari 100 Meter pada Mahasiswa Putra
Program Studi Pendidikan Olahraga (STKIP) Kie Raha Ternate. Jurnal
Pendidikan Olahraga, 10 (2) 1 – 9
IAAF. 2001. Level I/II Sprint & Hurdles Textbook. Monaco: IAAF.
46
47
Irawan Angga Yudha dan Hariadi Imam. 2019. Hubungan antara Kecepatan dan
Kelincahan dengan Keterampilan Menggiring Bola. Sport Science and
Health, 1 (3) 222 – 226
Kurniawan Doni, Nurrochman Siti dan Paulina Febrita H. 2016. Hubungan Antara
Kecepatan Lari Dengan Kemampuan Menggiring Bola Sepak Pada Siswa
Usia 13-14 Tahun Ssb Unibraw 82 Malang. PENDIDIKAN JASMANI, 26
(2), 381 – 397
Mustakim K dan Priyanto. 2019. Hubungan Panjang Tungkai Dan Berat Badan
Terhadap Kecepatan Lari Sprint 60 Meter. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, VI (1), 22 – 29
Nurhayati Cici Diah Lutfi dan Widodo Achmad. 2018. Analisis Gerak Nomor
Lari Sprint 100 Meter Putra Cabang Olahraga Atletik (Studi Kasus Pada
Usain Bolt Di Kejuaraan International Association Of Athletics
Federation Berlin Tahun 2009). Jurnal Kesehatan Olahraga, 2 (7), 173 –
181
Purnomo Adi dan Irawan Fajar Awang. 2021. Analisis kecepatan dan kelincahan
dalam menggiring bola pada tim futsal. Jurnal Resi, 1 (1), 1 – 7
Ramadan Wahyu dan Sidiq Dikdik Zafar. 2019. Pengaruh Metode Circuit
Training terhadap Daya Tahan Cardiovascular Cabang Olahraga Atletik
Nomor Lari Jarak Jauh. Jurnal Kepelatihan Olahraga, Universitas
Pendidikan Indonesia. 11 (2), 101 - 105
Rinaldi Sony Faisal dan Mujianto Bagya. 2017. Metodologi Penelitian dan
Statistik. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
Siyoto Sandu dan Sodik Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publising
Suhaedi Didi. 2016. Meningkatkan Hasil Belajar Lari Sprint 60 Meter Melalui
Pendekatan Bermain Dengan Alat. Juara: Jurnal Olahraga, 2 (1), 64 –
75
Wardani Ai Syah Putri dan Irawadi Hendri. 2020. Perbedaan Pengaruh Latihan
Kelincahan Shuttle Run Dengan Latihan Lateral Run Terhadap
Kemampuan Menggiring Bola Siswa U-14 SSB Putra Wijaya FC
Padang. Jurnal Patriot, 2 (1), 62 – 72
49
LAMPIRAN-LAMPIRAN
50
Lampiran A. Persuratan
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Kecepatan
Kisi-Kisi Penilaian
Lari Hasil
N Tahap " Start" Keterampilan
Nama Umur TB Kategori
o T- Aba-Aba Tahap Tahap T- Sprint 100
Hasil Aba-aba Aba-Aba Hasil
Skor "Bersedia "Lari" "Finish" Skor Meter
"Siap" "Ya"
"
1 Risal 23 167 11,12 59,93 3 2 3 2 3 86,67 58,17 118,10 Baik
2 Fadil 24 167 12,04 43,32 2 3 2 3 2 80,00 49,09 92,41 Sedang
3 Dandi 23 163 12,45 35,92 2 2 3 2 2 73,33 40,00 75,92 Kurang
4 Rafli 21 165 11,34 55,96 2 3 2 2 2 73,33 40,00 95,96 Sedang
5 Sandi 26 168 10,93 63,36 3 3 3 3 2 93,33 67,26 130,62 Sangat Baik
6 Julio 27 165 12,16 41,16 2 2 3 3 3 86,67 58,17 99,33 Sedang
7 Fausan 22 170 11,41 54,69 3 2 2 2 2 73,33 40,00 94,69 Sedang
8 Munir 23 164 11,12 59,93 3 2 3 2 2 80,00 49,09 109,01 Baik
9 Joe 24 164 12,32 38,27 2 3 3 3 2 86,67 58,17 96,44 Sedang
10 Rivat 23 162 11,83 47,11 2 2 2 2 3 73,33 40,00 87,11 Kurang
61
Frequency Table
Kecepatan Lari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10.93 1 10.0 10.0 10.0
11.12 2 20.0 20.0 30.0
11.34 1 10.0 10.0 40.0
11.41 1 10.0 10.0 50.0
11.83 1 10.0 10.0 60.0
12.04 1 10.0 10.0 70.0
12.16 1 10.0 10.0 80.0
12.32 1 10.0 10.0 90.0
12.45 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Kisi-Kisi Penilaian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 66.67 1 10.0 10.0 10.0
73.33 3 30.0 30.0 40.0
80 2 20.0 20.0 60.0
86.67 3 30.0 30.0 90.0
93.33 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
62
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kecepatan Lari 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%
Kisi-Kisi Penilaian 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%
Keterampilan Sprint 100 Meter 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kecepatan Lari .182 10 .200*
.918 10 .341
Kisi-Kisi Penilaian .189 10 .200* .940 10 .549
Keterampilan Sprint 100 Meter .216 10 .200* .947 10 .634
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
67
No Interval Kategori
1 M + 1,5 SD > X Sangat Tinggi
2 M + 0,5 SD < X < M + 1,5 SD Tinggi
3 M - 0,5 SD < X < M + 0,5 SD Sedang
4 M - 1,5 SD < X < M - 0,5 SD Kurang
5 X < M - 1,5 SD Sangat Kurang
Keterangan:
M = 99,96
SD = 15,66
Menghasilkan nilai pengkategorian di bawah ini
No Interval Kategori
1 123,46 > X Sangat Baik
2 107,80 < X < 123,45 Baik
3 92,14 < X < 107,79 Sedang
4 76,48 < X < 92,13 Kurang
5 X < 76,47 Sangat Kurang
Frequencies
Keterampilan Sprint 100 Meter
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 20.0 20.0 20.0
Kurang 2 20.0 20.0 40.0
Sangat Baik 1 10.0 10.0 50.0
Sedang 5 50.0 50.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
68
69
Pelaksanaan pemanasan
70
Posisi start
71
RIWAYAT HIDUP
Sekolah Dasar di SDN Centre Mawang Kabupaten Gowa pada tahun 2006 dan
Balang - balang Kabupaten Gowa 2012 dan tamat tahun 2015, kemudian
Gowa pada tahun 2015 dan tamat tahun 2018 dan setelah itu melanjutkan sekolah