Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS SEBELAS APRIL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


Jl . Angkrek Situ No. 19 Tlp. (0261) 202911 Sumedang
=====================================================================
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GASAL
TAHUN AKADEMIK 2023/ 2024

Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi


Mata Kuliah : Atletik I
Tingkat Semester : I/1 (A dan B)
Waktu : 09.00-10.40
Hari/ Tanggal : Jumat, 05 Januari 2024
DPMK : Dr. Dadang Budi H, M.Pd.
Dosen/ Asisten : Angga Nugraha, S.Pd., M.Pd.
=====================================================================
Nama : Adi Gunawan
NPM : 230110321020
No. Absen : 03
Kelas : 1B

SOAL !
1. Jelaskan secara singkat sejarah masuknya cabang olahraga Atletik ke Indonesia !

2. Jelaskan kesalahan apa saja yang dapat mempengaruhi kecepatan lari pada lari sprint !

3. Jelaskan kesalahan-kesalahan pada lari estafet yang dapat menyebabkan pelari


didiskualifikasi pada saat perlombaan !
4.

Silahkan analisis gambar disamping


dengan pemahaman dan bahasa anda
sendiri !

5. Jelaskan beberapa kesalahan pada saat melaksanakan lempar lembing dan faktor apa
yang harus diperbaiki !

SELAMAT MENGERJAKAN
Jawaban!

1. Olahraga atletik masuk ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda pada abad ke-19. Pada
awalnya, olahraga atletik lebih berfokus pada kepentingan militer dan digunakan untuk
melatih tentara Belanda. Aktivitas atletik seperti lari, lompat, lempar, dan berbagai jenis
olahraga lainnya menjadi bagian dari latihan fisik untuk tentara. Setelah itu, olahraga atletik
mulai menyebar dan diperkenalkan ke masyarakat luas. Pada tahun 1928, olahraga atletik
resmi menjadi bagian dari kejuaraan olahraga di Indonesia. Sejak saat itu, olahraga atletik
terus berkembang di Indonesia dan menjadi populer di kalangan masyarakat. Kompetisi-
kompetisi lokal dan nasional di bidang atletik menjadi semakin umum, dan olahraga ini
mendapat perhatian yang lebih besar dari berbagai kalangan. Dari waktu ke waktu, atlet-atlet
Indonesia berhasil meraih prestasi di tingkat internasional dalam berbagai cabang olahraga
atletik.
2. Ada beberapa kesalahan yang dapat mempengaruhi kecepatan lari dalam sprint:
 Teknik yang Buruk: Teknik lari yang tidak benar dapat mengurangi efisiensi gerakan
dan kecepatan. Misalnya, postur tubuh yang tidak tepat, posisi kaki yang salah, atau
gerakan lengan yang tidak sinkron dapat mengurangi kecepatan.
 Kurangnya Latihan dan Pelatihan yang Tepat: Pelatihan yang tidak memadai atau tidak
fokus pada teknik sprint yang benar dapat menghambat peningkatan kecepatan.
Latihan yang konsisten dan sesuai dengan prinsip-prinsip sprint sangat penting.
 Kekurangan Kekuatan dan Fleksibilitas: Kekurangan kekuatan otot, terutama di kaki
dan inti tubuh, serta fleksibilitas yang buruk dapat membatasi rentang gerak dan
kekuatan yang diperlukan untuk mencapai kecepatan maksimum.
 Pemanasan yang Tidak Cukup: Pemanasan yang kurang memadai dapat menyebabkan
otot kaku dan tidak siap untuk berlari dengan kecepatan tinggi, yang bisa
mengakibatkan penurunan kinerja.
 Kurangnya Pemulihan yang Baik: Pemulihan yang buruk antara latihan atau kompetisi
dapat mengakibatkan kelelahan yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat
mengurangi kecepatan dan performa.
 Kurangnya Fokus pada Aspek Mental: Faktor mental seperti kurangnya motivasi,
kecemasan yang berlebihan, atau kurangnya fokus saat berlari juga dapat
memengaruhi kecepatan.
 Perlengkapan yang Tidak Tepat: Menggunakan sepatu atau pakaian yang tidak cocok
untuk lari sprint dapat mengganggu gerakan alami dan akhirnya memengaruhi
kecepatan.

SELAMAT MENGERJAKAN
Kombinasi dari beberapa faktor di atas dapat berkontribusi terhadap penurunan
kecepatan saat berlari sprint. Kunci untuk meningkatkan kecepatan adalah memperbaiki
teknik, melakukan latihan yang tepat, menjaga kebugaran fisik, dan memastikan
pemulihan yang cukup untuk tubuh.
3. Ada beberapa kesalahan dalam lari estafet yang bisa menyebabkan diskualifikasi saat
perlombaan:
 Pelanggaran Zona Penyerahan Tongkat: Pelari harus menyerahkan tongkat (baton) di
zona penyerahan yang ditetapkan. Jika pelari menyerahkan tongkat di luar zona
tersebut atau sebelum zona penyerahan yang ditentukan, itu bisa mengakibatkan
diskualifikasi.
 Penyerahan Tongkat yang Salah: Penyerahan tongkat harus dilakukan dengan benar.
Jika tongkat jatuh di lantai atau tidak diserahkan secara benar kepada pelari
berikutnya, itu dapat menjadi pelanggaran dan menyebabkan diskualifikasi.
 Pelanggaran Aturan Jalur: Pelari harus tetap dalam jalurnya selama lomba. Jika ada
pelanggaran seperti berlari di luar jalur atau berpindah jalur tanpa alasan yang valid,
hal itu bisa mengakibatkan diskualifikasi.
 Memulai Terlalu Dini: Pelari estafet harus menunggu sampai pelari sebelumnya
menyerahkan tongkat secara sah sebelum mulai berlari. Memulai terlalu dini sebelum
tongkat diserahkan bisa menyebabkan diskualifikasi.
 Mendapat Tongkat di Luar Zona Penyerahan: Jika pelari menerima tongkat di luar
zona penyerahan, itu juga dianggap sebagai pelanggaran dan dapat menyebabkan
diskualifikasi.
 Pelanggaran Aturan Gagal Menjalankan Putaran: Jika ada tim yang gagal
menyelesaikan putaran dengan benar, misalnya, satu anggota tim melanggar aturan,
tim tersebut bisa didiskualifikasi.
 Pelanggaran Perubahan Urutan: Urutan lari dalam tim estafet harus sesuai dengan
yang telah ditentukan. Jika ada perubahan urutan tanpa izin atau persetujuan dari
pengawas lomba, tim tersebut dapat didiskualifikasi.
 Setiap lomba memiliki aturan spesifik yang harus diikuti oleh tim estafet.
Pelanggaran aturan-aturan ini bisa berakibat pada diskualifikasi, oleh karena itu,
penting bagi tim untuk memahami dan mematuhi semua aturan yang berlaku dalam
lomba estafet.
4. Lempar lembing adalah salah satu cabang atletik yang membutuhkan kekuatan, teknik, dan
koordinasi yang baik. Tujuannya adalah melemparkan lembing sejauh mungkin dalam sebuah
perlombaan. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam lempar lembing:

SELAMAT MENGERJAKAN
a. Perlengkapan
 Lembing: Alat utama dalam olahraga ini, biasanya terbuat dari logam atau serat
karbon, memiliki ujung yang runcing untuk menembus udara dengan baik.
 Sepatu: Sepatu yang cocok memberikan stabilitas dan dukungan saat atlet berlari
dan berputar sebelum melempar.
 Pakaian: Pakaian yang nyaman dan fleksibel memungkinkan gerakan tubuh yang
optimal.
b. Teknik Lari
 Start: Atlet mempersiapkan diri dengan posisi awal yang stabil dan cepat untuk
mendapatkan momentum maksimum.
 Sprint: Berlari di lintasan untuk mengumpulkan kecepatan sebelum melakukan
lemparan. Momentum ini penting untuk menghasilkan tenaga dorong.
c. Teknik Melempar
 Pegangan: Atlet memegang lembing dengan pegangan yang kuat dan stabil. Ada
beberapa jenis pegangan yang bisa digunakan sesuai dengan preferensi individu.
 Posisi Tubuh: Setelah berlari, atlet mengubah momentumnya dengan gerakan
rotasi. Posisi tubuh yang benar, termasuk kaki, panggul, dan bahu, sangat penting
untuk menghasilkan tenaga yang maksimum.
 Gerakan Lengan: Gerakan lengan yang koordinatif dan kuat membantu dalam
melemparkan lembing dengan kecepatan dan kekuatan yang diperlukan.
 Release: Pada saat yang tepat, atlet melepas lembing dengan teknik yang benar,
memanfaatkan momentum dan kekuatan tubuh secara optimal.
d. Penilaian
 Jarak: Jarak lemparan dari titik lepas hingga titik terjauh lembing jatuh menjadi
penentu kemenangan.
 Teknik: Selain jarak, penilai juga memperhatikan teknik yang digunakan atlet
dalam melakukan lemparan.
e. Strategi Latihan
 Pengembangan Kekuatan: Latihan kekuatan khusus untuk meningkatkan kekuatan
tubuh dan kelenturan sangat penting.
 Latihan Teknikal: Fokus pada teknik berlari, rotasi, dan melempar dengan latihan
yang terstruktur.
 Pemantauan dan Koreksi: Pelatih seringkali memberikan umpan balik dan koreksi
untuk memperbaiki teknik atlet.
f. Aturan dan Keselamatan

SELAMAT MENGERJAKAN
 Aturan Perlombaan: Setiap kompetisi memiliki aturan yang ketat tentang teknik, zona
lemparan, dan aspek keselamatan lainnya yang harus diikuti oleh atlet.
 Keselamatan: Keselamatan atlet selalu menjadi prioritas utama, terutama dalam hal
penggunaan alat-alat yang tajam dan teknik melempar yang membutuhkan koordinasi
tubuh yang baik.

Olahraga lempar lembing memadukan kekuatan fisik, teknik yang tepat, dan
koordinasi yang baik. Latihan yang konsisten, fokus pada teknik, dan pemahaman terhadap
aspek keselamatan sangatlah penting dalam mencapai keberhasilan dalam cabang olahraga
ini.
5. Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat melaksanakan lempar lembing termasuk:
 Pegangan yang Salah: Salah memegang lembing bisa mengurangi kontrol dan kekuatan
dalam melempar. Atlet perlu memastikan pegangan yang kuat dan stabil.
 Teknik Lari yang Buruk: Momentum yang kurang baik karena teknik berlari yang buruk
dapat mengurangi kekuatan yang dapat ditransfer ke lemparan. Faktor ini membutuhkan
peningkatan dalam teknik sprint dan akselerasi.
 Kurangnya Rotasi Tubuh yang Tepat: Rotasi tubuh yang tidak koordinatif atau tidak tepat
dapat mengurangi jarak lemparan. Atlet harus fokus pada rotasi tubuh yang baik saat
melempar untuk memaksimalkan tenaga yang dihasilkan.
 Kurangnya Penggunaan Kaki yang Efektif: Kaki adalah sumber kekuatan utama dalam
lempar lembing. Jika atlet tidak memanfaatkan kaki dengan baik untuk menghasilkan
tenaga, maka jarak lemparan bisa berkurang.
 Ketidakkonsistenan dalam Teknik: Konsistensi sangat penting dalam olahraga ini.
Kesalahan yang dilakukan secara berulang dapat mengurangi performa atlet secara
signifikan.
 Penyerahan Lembing yang Buruk: Jika proses penyerahan lembing dari tangan pelari
sebelumnya tidak tepat, ini bisa memengaruhi kecepatan dan arah lemparan. Hal ini
sering terjadi dalam lomba estafet lempar lembing.

Faktor-faktor yang harus diperbaiki untuk meningkatkan hasil dalam lempar lembing termasuk:
 Pengembangan Kekuatan dan Fleksibilitas: Latihan yang difokuskan pada kekuatan,
terutama di kaki, inti tubuh, dan lengan, serta latihan untuk meningkatkan fleksibilitas,
bisa membantu dalam meningkatkan kekuatan dan rentang gerak yang diperlukan.
 Pemahaman dan Fokus pada Teknik yang Tepat: Atlet perlu memahami teknik yang benar
dan fokus pada aspek-aspek teknis seperti posisi tubuh, gerakan rotasi, dan koordinasi
antara bagian tubuh saat melakukan lemparan.

SELAMAT MENGERJAKAN
 Latihan yang Konsisten dan Terstruktur: Konsistensi dalam latihan adalah kunci untuk
meningkatkan keahlian dan konsistensi dalam performa.
 Analisis dan Umpan Balik: Menganalisis rekaman latihan atau kompetisi dan
mendapatkan umpan balik dari pelatih dapat membantu mengidentifikasi kesalahan dan
cara untuk memperbaikinya.
 Konsentrasi pada Keseimbangan dan Koordinasi: Fokus pada keseimbangan tubuh dan
koordinasi gerakan saat berlari dan melempar adalah hal yang penting untuk
ditingkatkan.

Perbaikan dalam hal-hal ini dapat membantu atlet meningkatkan performa dan menghindari
kesalahan yang umum terjadi dalam lempar lembing.

Sumber Referensi :
Aip, Syarifuddin. (1992). Atletik. Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Kependidikan,
Jakarta.

SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai