SEMESTER GASAL/GENAP
NPM : 230110321089
Prodi : PJKR
No. Absen : 40
Jawaban !!
Olahraga atletik dibawa masuk ke Indonesia oleh Belanda. Seperti yang kita
ketahui, Indonesia sempat dijajah oleh Belanda. Kedatangan Belanda ke Indonesia
pada saat itu telah membawa cukup banyak pembaruan, salah satunya membawa
cabang olahraga atletik. Organisasi atletik kali pertama didirikan di Indonesia pada
zaman Belanda adalah Nederlands Indische Athletiek Unie, yang disingkat NIAU,
yang dalam bahasa Indonesia berarti "Perserikatan Atletik Hindia Belanda", yang
didirikan pada 1917.Olahraga atletik pertama kali diatur dan dikelola menjadi
perlombaan oleh Yunani. Olimpiade pertama yang digelar sekitar tahun 778 SM
sebagai upacara penghormatan kepada dewa bangsa Yunani, yakni Zeus. Kala itu,
hanya baru ada cabor atletik lari, lompat, dan lempar saja dalam olimpiade.
2. - Posisi Kepala yang Keliru
Meskipun sebagian besar orang melihat ke depan saat berlari, beberapa memposisikan
kepala mereka dengan miring ke belakang atau ke depan. Pada dasarnya, seorang pelari
perlu mengangkat pandangan. Pastikan melihat ke depan atau ke garis finis dan jaga
agar kepala tetap tegak dan tenang saat berlari.
Seorang pelari harus "berlari tinggi". Tidak jarang banyak pelari condong ke depan
berlebihan, bahkan sampai pinggulnya membungkuk. Padahal, jika pelari terlalu
condong ke depan, kaki mereka tidak akan memiliki banyak ruang untuk bergerak. Jadi
pelari harus memposisikan tubuh lebih tegak saat berlari.
Namun, ada juga pelari yang terlalu condong ke belakang. Hal ini kadang-kadang dapat
disebabkan oleh kesalahan pemahaman soal instruksi untuk angkat lutut. Padahal,
condong ke belakang juga tidak berdampak baik pada hasil lari
Salah satu hal yang penting diperhatikan namun seringkali dilupakan adalah
mengayunkan lengan dengan benar. Lengan harus ikut terayun agar menambahkan
kecepatan berlari. Lengan mereka harus tertekuk seperti sudut persegi dan
mengayunkan siku mereka ke belakang.
Salah satu kesalahan paling umum di kalangan pelari pemula adalah kecenderungan
mereka untuk "duduk" saat berlari. Dengan kata lain, mereka berlari dengan "pinggul
rendah" karena kaki penyangga mereka sedikit rendah dan tidak terentang sepenuhnya.
Pelari pemula berlari dengan mengangkat lutut rendah. Ini akan berdampak negatif
pada panjang langkah pelari. Untuk mengatasi hal ini, atlet untuk harus mengangkat
kaki" atau mereka harus membayangkan berlari melewati air.
3. - Memberikan tongkat dengan tangan yang salah.
4. - Posisi awal adalah tegak lurus, tangan kanan memegang lembing di atas pundak.
- Pada empat langkah sebelum terakhir, lembing ditarik ke belakang dan dihadapkan ke
atas.
- Kaki kanan berjingkat dan badan sedikit terangkat, kemudian kaki kiri menjadi
tumpuan jatuh, dan kaki kanan langsung melakukan tolakan ke depan sambil
melemparkan lembing.
- Setelah melempar, posisi kepala tidak boleh menunduk agar tidak cidera.
- Jika jatuh, tumpukan dada dan kedua tangan pada saat bersamaan.
5. - Beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam lempar lembing antara lain:
a. Cara memegang lembing yang tidak benar, seperti posisi telapak tangan yang
salah sehingga posisi lembing tidak bisa mengarah ke arah yang diinginkan.
b. Tidak mengatur kecepatan awalan dengan benar, sehingga kecepatan awalan tidak
meningkat sebagaimana mestinya.
d. Pemain saat melempar lembing tidak melewati atas pundak, sehingga lemparan
tidak memiliki
e. Sudut lemparan tidak sesuai dengan teknik lemparan, sehingga lemparan tidak
memiliki jarak yang cukup.
- Beberapa cara untuk menghindari kesalahan dalam lempar lembing antara lain:
a.Memegang lembing dengan benar, seperti menggunakan cengkraman V dengan
lembing diposisikan dekat dengan tubuh.