Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN LEMPAR LEMBING

Olahraga lembar lembing merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Olahraga ini
membutuhkan teknik, kecepatan, dan kekuatan untuk dapat melemparkan lembing sejauh mungkin.
Lempar lembing ini berasal dari dua kata, lempar yang berarti membuang jauh, dan lembing yang
berarti tongkat berujung runcing.

Melempar adalah proses pemindahan benda dari satu tempat ke tempat lain dengan sekuat
tenaga agar benda mencapai jarak maksimal. Melempar ini adalah unsur terpenting dalam
kegiatan olahraga lempar lembing.

Menurut PASI (1988), lempar lembing adalah salah satu olahraga dalam cabang atletik yang
menggunakan alat bulat panjang berbentuk tombak dengan melempar sejauh-jauhnya. Sedangkan
menurut Jerver (1996), lempar lembing merupakan suatu gerakan sentuhan tangan dengan
menggunakan benda berbentuk panjang yang dilempar sejauh mungkin.

Lempar lembing dinaungi oleh organisasi induk olahraga atletik dunia yakni World Athletics
yang sebelumnya bernama International Amateur Athletic Federation (IAAF). Di Indonesia, olahraga
ini dipayungi oleh Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).26 J

SEJARAH LEMPAR LEMBING

Kegiatan lempar lembing sering kali dilakukan oleh manusia pada zaman kuno untuk berburu
binatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia juga menggunakan lembing ini untuk
berperang. Sebelum dijadikan sebagai olahraga, kegiatan lempar lembing ini lebih digunakan untuk
beraksi dan melindungi diri. Setelah berabad-abad kemudian, lempar lembing dijadikan olahraga
seperti sekarang.

Lempar lembing ini sudah diperkenalkan sejak olimpiade pada masa kuno sebagai bagian
dari Pentathlon pada 708 SM. Selanjutnya olahraga ini juga muncul di Jerman dan Swedia pada tahun
1870-an. Lalu olahraga lempar lembing ini secara resmi menjadi bagian dari cabang atletik pada
olimpiade modern sejak tahun 1908 (pria) dan tahun 1932 (wanita).

Selain itu ada dua perkembangan yang telah memengaruhi perkembangan dari olahraga
lempar lembing ini. Yang pertama adalah menggunakan cakram sebagai alat putaran untuk
melempar. Metode tersebut menghasilkan jarak yang baik untuk melempar, namun metode tersebut
juga sering dilarang. Yang kedua adalah aturan agar atlet tidak membelakangi arah lemparan.
TEKNIK LEMPAR LEMBING

Lempar lembing ini adalah sebuah olahraga cabang atletik yang mengutamakan gerakan
lengan dan otot. Oleh karena itu perlu dilakukan latihan dan teknik yang tepat untuk memaksimalkan
lemparan dan juga mengurangi cedera pada lengan. Sebelum melakukan latihan teknik lempar
lembing ini diharuskan untuk pemanasan agar seluruh badan termasuk lengan sudah renggang dan
tidak kaku saat digerakkan.Dalam tekniknya, lempar lembing sendiri dibagi menjadi empat yaitu,
teknik memegang lembing, teknik membawa lembing, teknik berlari, dan teknik melempar lembing.

1. Teknik Memegang Lembing

Memegang lembing dengan baik dan benar merupakan kunci dari lemparan yang bagus. Pada bagian
lembing pastinya terdapat lilitan tali yang gunanya sebagai tempat yang dianjurkan untuk memegang
lembing. Pada titik itulah tempat yang paling efektif dalam memegang lembing.Ada tiga gaya untuk
memegang lembing yaitu, gaya Amerika, gaya Finlandia, dan gaya penjepit. Berikut gaya-gaya untuk
memegang lembing.

a. Gaya Amerika

Gaya Amerika ini adalah gaya yang mudah dilakukan, khususnya untuk pemula yang baru ingin
belajar lempar lembing. Selain pemula, masyarakat dan pendidikan juga menggunakan gaya ini untuk
memegang lembing karena daya dorong yang dihasilkan oleh ibu jari dan jari telunjuk lebih
tinggi.Cara memegang lembing dengan gaya Amerika adalah dengan memegang lembing pada
bagian tali di antara jari telunjuk dan ibu jari, lalu telapak tangan dan jari lainnya menggenggam
tongkat seperti biasa.Gaya pegang ini juga lebih mudah dilakukan daripada gaya Finlandia. Biasanya
orang-orang yang memegang gaya Finlandia adalah atlet elit saja. Secara umum gaya pegang
lembing Amerika dan Finlandia masih digunakan sampai sekarang karena memiliki dorongan yang
sama kuat, hanya berbeda teknik memegang saja.

b. Gaya Finlandia

Cara memegang lembing dalam gaya Finlandia ini adalah memegang lembing pada bagian lilitan tali
dengan jari tengah dan ibu jari yang bertemu, lalu diikuti oleh sisa jari lainnya yang menggenggam,
namun jari telunjuk tetap lurus mengikuti lembing.Gaya memegang lembing yang satu ini mirip
dengan gaya Amerika, namun telunjuk yang lurus harus diulur agak ke belakang untuk mengontrol
saat ingin melemparkan lembing.

c. Gaya Penjepit

Gaya penjepit ini caranya dengan memegang lembing pada bagian lilitan tali dengan jari telunjuk dan
jari tengah berada di antara lembing dengan posisi menjepit. Gaya memegang lembing ini untuk
mencegah terjadinya luka di siku karena salah melempar. Tetapi karena lilitan tali yang tipis tersebut
dapat memicu juga masalah saat melempar.
2. Teknik Membawa Lembing

Setelah bisa menentukan mana gaya memegang lembing yang cocok untuk kalian, langkah
berikutnya adalah teknik membawa lembing dengan benar. Di bawah ini adalah langkah-langkahnya.

Pegang lembing dan posisi kan lembing berada di atas bahu. Dalam hal ini posisi siku harus mengarah
ke depan. Lalu arahkan lembing ke depan dengan kemiringan 40 derajat ke area lemparan yang
dituju.

Pada saat melakukan langkah pertama, usahakan agar pinggul kalian tegak lurus dengan area target.
Sebelum melempar, umumnya pemula akan melakukan lari 10 langkah, sedangkan atlet biasanya
bisa sampai 13 hingga 18 langkah.

Selama berlari, kalian harus memastikan posisi memegang lembing harus sesuai dengan teknik awal.

Ketika kamu telah mencapai langkah akhir, putar kaki yang berlawanan dengan tangan kamu yang
memegang lembing, lalu arahkan pinggul kalian ke target lempar lembing.

Selanjutnya, lakukan gerakan kaki menyilang sambil menarik lembing ke belakang. Dalam hal ini
posisi tubuh harus condong ke belakang untuk siap-siap melempar lembing di area target.

3. Teknik Lari Lempar Lembing

rangkaian gerakan lempar lembing

Ketika kalian sudah paham bagaimana cara memegang lembing, selanjutnya adalah bagaimana
teknik berlari ketika ingin melemparkan lembing. Di bawah ini adalah langkah-langkahnya.

Saat awal berlari, pastikan kalian berlari sambil membawa lembing dengan posisi lembing berada di
atas kepala, lengan ditekuk ke depan, dan telapak tangan menghadap ke atas. Seperti pada awal
posisi memegang lembing. Yang kalian harus ingat juga adalah posisi lembing harus sejajar di atas
garis paralel dengan tanah.

Pada bagian akhir dari awal terdiri dari langkah silang yang disebut dengan cross steps. Selain itu ada
beberapa cara lainnya seperti, jingkat (hot steps), langkah silang (cross steps), langkah silang
belakang (rear cross steps).

Pada cara cross step, saat kaki kiri diturunkan, lalu bahu diputar ke arah kanan secara perlahan.
Setelah itu lengan kanan bergerak ke belakang. Pada saat yang bersamaan ini titik gravitasi turun
selama melakukan awalan lari.

Perputaran bahu dan meluruskan lengan ini terus bergerak ke belakang tanpa terputus hingga
melewati atas kaki kiri. Hal tersebut menghasilkan tubuh yang condong ke belakang.

Pandangan mata kalian harus lurus ke depan. Lalu, saat tungkai kanan mendarat dengan posisi
ditekuk lalu diakhiri oleh langkah silang. Setelah itu, angkatlah tumit kanan saat lutut bergerak maju,
lalu buka kedua tungkai dengan melangkahkan kaki kiri sejauh mungkin ke depan dan injak ke arah
kiri sedikit.
Dalam kondisi ini tetap jaga lembing dalam genggaman yang berada pada posisi setinggi bahu.
Pergelangan tangan kalian harus terjaga dengan posisi menghadap ke atas agar ekor lembing tidak
menyentuh tanah.

Lalu pada fase terakhir ini, saat kaki kiri sudah diturunkan dalam akhir lemparan, lalu pinggul
berputar ke depan dan ditandai dengan putaran ke dalam kaki kanan dan lutut. Setelah itu segeralah
membuka bahu kiri, dan siku kanan di putar ke arah atas, lembing diluruskan di atas lengan dan bahu
ke arah target.

Lalu tekan kaki kiri seperti melompat dan disusul dengan kaki kanan ke dalam, lalu meluruskannya
sambil lutut kanan juga ikut lurus sehingga membentuk posisi membujur dari badan, dan siap untuk
melempar.

4. Teknik Melempar Lembing

teknik melempar lembing

Sumber: wikipedia

Berikut adalah beberapa langkah untuk melempar lembing. Teknik ini bisa digunakan jika kamu ingin
melempar lembing tanpa awalan lari.

Kamu harus meluruskan lengan dan mencondongkan badan ke belakang. Jangan lupa untuk tetap
pertahankan pandangan ke area target.

Gunakan kaki depan sebagai tumpuan, lalu dorong dengan kaki lainnya. Ubah titik gravitasi dan berat
badan ke depan sambil bersiap untuk melemparkan lembing.

Pada saat yang bersamaan, kamu bisa melemparkan lembing ke arah atas depan. Lepaskan lembing
yang kamu pegang saat posisi tangan berada di depan kaki tumpuan.

Lemparlah lembing sekuat tenaga, dan tetap jaga keseimbangan tubuh ketika melempar.
PERATURAN UMUM LEMPAR LEMBING

Internationa Association of Athletics Federations (IAAF) telah menentukan sejumlah aturan terkait
lempar lembing. Berikut adalah peraturan umum dalam olahraga lempar lembing.

1. Peralatan Lempar Lembing

Dalam alat lembing terdiri dari tiga bagian yaitu, mata lembing, badan lembing, dan juga tali lembing.
Badan pada lembing terbuat dari metal, lalu mata lembing lancip dengan ujung yang panjang.

Spesifikasi lembing pura dan putri memiliki beberapa perbedaan. Aturan spesifikasi yang telah
ditetapkan ini untuk menjamin lembing dapat melayang dan menancap dengan baik dan benar.
Dalam hal ini, manajer teknik harus berhati-hati dalam menjamin semua lembing agar sesuai dengan
aturan yang sah.

Berat lembing untuk putra adalah 800 gram, sedangkan putri sebesar 600 gram. Panjang lembing
untuk putra adalah 2.60 m sampai 2.70 m. Sedangkan lembing putri memiliki panjang 2.20 m sampai
2.30 m.

Dalam lomba kejuaraan dunia atau regional, peserta harus menggunakan lembing yang telah
disediakan oleh panitia. Namun pada perlombaan lainnya dalam tingkatan yang lebih kecil, peserta
boleh membawa lembingnya sendiri asal telah diperiksa dan diberi tanda oleh panitia.

2. Lintasan Awalan Lempar Lembing

Menurut aturan yang berlaku, panjang lintasan awalan lempar lembing tidak boleh lebih dari 36.50
m dan tidak kurang dari 30 m. Lintasan ini harus diberi tanda dengan dua garis paralel 4 m terpisah
dengan lebar garis 5 cm.

3. Lengkungan Batas Lempar Lembing

Lengkungan untuk batas lempar lembing ini dibuat dari kayu meta yang dicat putih dan dipasang
datar dengan tanah. Lengkungan ini merupakan suatu busur yang memiliki garis tengah dengan
radius 8 m. Garis lengkungannya berukuran 7 cm. Sepanjang 0.75 m dibuat sebagai perpanjangan
dari lengkungan lempar dan siku-siku terhadap paralel lintasan lari awalan.

4. Area Pendaratan Lempar Lembing

Area pendaratan ini ditandai dengan busur yang ditarik dan dititik pusatkan dengan sudut 28.96
derajat.

5. Penilaian Lempar Lembing

Dalam penilaiannya, lempar lembing ini menggunakan bendera sebagai suatu simbol. Bendera putih
digunakan jika lemparan dilakukan dengan benar dan menancap sukses di area pendaratan.
Sedangkan bendera merah digunakan untuk menandakan bahwa lemparan yang dilakukan itu salah.

Suatu lemparan lembing diukur dari tanda yang terdekat dengan mata lembing sampai ke bagian
dalam lingkaran, lalu mengukur tanda antara tanda tersebut. Beberapa unsur penilaian adalah
bagaimana cara memegang lembing yang benar dan pendaratan lembing yang paling jauh dan tepat.

Muhajir (2007) mengatakan bahwa, lemparan dapat dikatakan sah apabila lembing telah menggores
atau menancap di area pendaratan. Lemparan dikatakan tidak sah jika sewaktu peserta melempar,
kaki menyentuh lengkung lemparan. Sedangkan Ballesters mengatakan bahwa lemparan akan
dianggap sah jika mata lembing menyentuh tanah sebelum bagian lembing yang lain, dan
sepenuhnya harus jatuh ke dalam area pendaratan.

PERSYARATAN LEMPAR LEMBING YANG SAH

Lembing harus dipegang pada lilitan tali, serta harus dilempar dari atas bahu dan bagian teratas dari
lengan.

Lemparan tidak sah jika mata lembing tidak menggores terlebih dahulu pada area pendaratan
sebelum bagian lainnya.

Pelempar tidak boleh memotong salah satu jalur paralel ketika sedang melempar lembing.

Lemparan dihitung tidak sah jika pelempar menyentuh garis lempar siku-siku terhadap garis paralel
dengan tubuh dari pelempar.

Setelah gerakan awal lemparan sampai lembingnya telah dilepaskan dan melayang, pelempar tidak
boleh memutar tubuhnya hingga membelakangi area pendaratan.

Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur awalan sebelum lembing dilempar ke area pendaratan. Dari
sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan, dari belakang lengkung lempar, dan garis perpanjangan.

Lembing harus mendarat pada area pendaratan dan memberi tanda pendaratan, tidak harus
menempel hingga melubangi rumput.

Tidak boleh menggunakan alat bantu untuk merekatkan tangan agar lemparan pada lembing menjadi
lebih baik. Bahkan memakai sarung tangan juga tidak boleh.

Atlet hanya memiliki waktu selama 1 menit untuk melakukan lempar lembing. Jika 15 detik terakhir
atlet masih belum melempar maka wasit akan mengibarkan bendera kuning sebagai peringatan. Poin
tidak akan dihitung jika telah melebihi batas waktu.

Umumnya, atlet melakukan percobaan melempar dengan tiga kali kesempatan dalam sebuah
kompetisi. Bahkan di beberapa kesempatan, atlet dapat memiliki kesempatan enam kali percobaan.

Jika poin antar atlet berujung seri, maka harus dilakukan lemparan sekali lagi. Atlet dengan lemparan
terbaik akan keluar sebagai pemenang.

Wasit menentukan pemenang dari lemparan yang sah dan jarak terjauh.

Anda mungkin juga menyukai