Anda di halaman 1dari 18

Lempar Lembing - Materi kali ini membahas tentang seluk beluk lempar

lembing yang dibagi menjadi 10 point.

10 poin tersebut mencakup informasi mulai dari pengertian lempar


lembing, lapangan lempar lembing, materi, teknik sampai sejarah lempar
lembing.

Kiranya beberapa poin tersebut cukup memadai untuk dipergunakan


sebagai referensi atau teman belajar untuk mengerjakan tugas sekolah
pelajaran penjaskes tentang atletik lempar lembing.

Selamat membaca artikel ini selengkapnya pada poin-poin berikut ini.

Daftar Isi

1. Pengertian Lempar Lembing


2. Materi Lempar Lembing
3. Gaya Lempar Lembing
4. Teknik Dasar Lempar Lembing
5. Teknik Lempar Lembing
6. Sejarah Lempar Lembing
7. Alat Lempar Lembing
8. Ukuran Lempar Lembing
9. Peraturan Lempar Lembing
10. Lapangan Lempar Lembing
11. Atletik Lempar Lembing
12. Faktor Penentu Prestasi Dalam Lempar Lembing

Pengertian Lempar Lembing


Lempar lembing secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu aktivitas
manusia melempar sebuah benda bernama lembing, yakni tongkat
panjang berujung runcing, atau lebih familiar disebut sebagai tombak.

Namun pada konteks olah raga, lempar lembing dapat didefinisikan


sebagai salah satu nomor atletik melempar di mana sang atlet
mempertunjukkan kemampuannya untuk melempar sebuah lembing
dengan gaya dan teknik tertentu dengan mengikuti segala peraturan
dalam pertandingan tersebut untuk memperoleh jarak lempar terjauh.

Materi Lempar Lembing


via pinterest.com

Berikut ini merupakan beberapa materi dasar dalam pelajaran lempar


lembing, khususnya yang diajarkan di sekolah.

Materi dasar ini mencakup beberapa hal seperti pengertian umum


mengenai olah raga atletik lempar lembing, sejarah lempar lembing mulai
dari sebelum menjadi olah raga yang diperlombakan hingga menjadi
ajang perlombaan internasional.

Terdapat juga penjelasan mengenai gaya lempar lembing beserta teknik


dasar dan teknik secara umum dari masing-masing gaya tersebut, materi
tentang peralatan dan lapangan yang dibutuhkan dalam lempar lembing
beserta ukurannya, dan peraturan lempar lembing.

Semua materi lempar lembing tersebut sekaligus akan dibahas dalam


poin-poin pada artikel ini mulai dari poin pertama hingga terakhir.

Gaya Lempar Lembing


via pinterest.com

Ada tiga gaya memegang lembing yang bisa dikategorikan juga sebagai
gaya lempar lembing, yakni:

1. Gaya Lempar Lembing Amerika


Gaya ini tentu saja berasal dari Amerika, secara lebih spesifik
diperkenalkan oleh atlet lempar lembing asal Amerika. Namun kemudian
gaya ini diadaptasi di seluruh dunia.

Pada gaya ini, posisi jari ketika memegang lembing adalah jari telunjuk
dan jari jempol menggenggam pegangan lembing pada batas tali bagian
belakang, tiga jari berikutnya menggenggam pegangan namun tidak
terlalu kuat atau renggang yang berfungsi hanya sebagai penjaga
keseimbangan lembing ketika dibawa berlari pada saat awalan.

2. Gaya Lempar Lembing Finlandia


Sebagaimana gaya Amerika, gaya Finlandiapun juga diperkenalkan oleh
atlet lempar lembing asal Finlandia.

Hampir mirip dengan gaya Amerika, pada gaya Finlandia jari jempol dan
jari tengah bertugas menggenggam pegangan lembing paling belakang,
sementara jari telunjuk lurus menahan lembing dan jari-jari sisanya hanya
menggenggam longgar pegangan lembing bagian depan.

Gaya ini cenderung lebih mudah dipraktikkan oleh pemula karena


keseimbangan lembing dijaga oleh jari telunjuk dalam posisi lurus, dan jari
manis dan kelingking dalam posisi menggenggam longgar.

3. Gaya Lempar Lembing Penjepit / Tang


Entah darimana asalanya gaya ini, namun gaya penjepit atau tang juga
sering dipergunakan oleh atlet untuk memegang lembing.

Posisi tangan pada gaya ini adalah jari telunjuk dan jari tengah menjepit
pegangan paling belakang lembing, sementara jari jempol, jari manis dan
telunjuk menggenggam longgar lembing bagian pegangan sisanya.

Gaya ini juga bisa dikatakan stabil dan mudah dipraktikkan oleh pemula.

Selain gaya dalam memegang lembing, ada juga gaya dalam memulai
awalan hingga melakukan lemparan. Gaya ini fokus pada langkah kaki
dengan dua jenis, yakni:

1. Hop Step / Gaya Berjingkat


via pinterest.com

Teknik ini dimulai dengan melangkahkan kaki dengan cara berjingkat


mulai dari kecepatan sedang menuju kecepatan tinggi.

Gaya ini berdampingan dengan gaya memegang lembing cara Finlandia


dan tang dimana posisi lembing berada di atas bahu, baik dibawa sejajar
bahu pada saat awalan atau berada pada posisi atas lurus ke depan.

Gaya ini dipergunakan untuk menciptakan gaya dorong pada seluruh


bagian tubuh ke arah depan yang dipusatkan pada lengan pembawa
lembing.

Pada saat melempar, karena saking kuatnya daya dorong yang diciptakan
tubuh akan melompat dan jatuh kedepan setelah lembing terlempar.

Gaya ini, secara teori, biasanya akan menghasilkan lemparan ke arah


tengah lapangan atau kurang lebih lurus dengan posisi pelempar.

2. Cross Step / Gaya Menyilang

via wikihow.com

Gaya cross step atau langkah menyilang ini akan tampak pada saat atlet
sampai pada 2-3 langkah terakhir sebelum melempar.
Silangan kaki dihasilkan dari putaran badan sejak hendak melempar
hingga mulai melempar. Karena badan berputar dari arah kanan ke kiri,
demikian pula dengan posisi kaki sehingga tampak menyilang.

Gaya ini biasanya bersanding dengan gaya memegang lembing Amerika


yang cenderung mengarahkan ujung tombak ke atas dengan sudut 45
derajad.

Awalan yang digunakan adalah lari biasa dengan kecepatan sedang


menuju kecepatan tinggi.

Silangan kaki dan badan yang bersamaan dengan lengan yang melempar
akan menghasilkan daya lempar yang kuat dengan arah yang lebih
cenderung menyamping alias tidak terlalu ketengah.

Berbeda dengan gaya hop step, pada gaya cross step ini tubuh atlet tak
akan jatuh ke depan seusai melemparkan lembing. Kalaupun tubuh jatuh,
maka tubuh tersebut akan jatuh ke samping mengikuti arah putaran
tubuh dan silangan kaki.

Teknik Dasar Lempar Lembing

via pinterest.com

Pada dasarnya, teknik lempar lembing bisa dibagi menjadi 3, yakni:


1. Cara Memegang Lembing

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, ada tiga gaya


dalam memegang lembing, yakni gaya Amerika, Finlandia, dan tang. Atlet
akan memilih salah satu gaya ini. Setelah itu, barulah ia memulai awalan.

2. Cara Memulai Awalan

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan awalan adalah posisi tubuh


saat bersiap, posisi kepala dan mata saat berlari, posisi lengan saat
membawa lembing, dan gaya dalam melangkah dan melempar (hop
cross/step cross).

3. Cara melempar

Sebelum melempar, maka posisi lembing ditarik ke samping kanan-


belakang, lalu dilempar sekuat-kuatnya ke arah depan. Pastikan ujung
lembing mengarah ke depan-atas dengan sudut 45 derajad.

Usahakan seluruh tubuh pada saat melempar tidak kaku melainkan


mengalir mengikuti efek lemparan sehingga seluruh tubuh akan ikut
melepaskan energi lemparan dan bukan sebaliknya, menjadi penghambat
lemparan.

Teknik Lempar Lembing

via pinterest.com
Berikut ini merupakan salah satu contoh teknik dalam lempar lembing
yang menggunakan gaya hop step dan pegangan Finlandia:

1. Awalan

Posisi tubuh pada awal persiapan adalah tegak lurus, tangan kanan
memegang lembing pada posisi horizontal di atas pundak sehingga siku
lengan pembawa lembing tertekuk. Bernafas rileks dan dalam. Kepala
tegak lurus dengan pandangan mata ke depan sejauh mungkin.

Setelah siap dan terdengar aba-aba wasit, maka kaki mulai berlari dengan
sedikit berjingkat untuk menegaskan gaya ini, disusul dengan lari normal
dengan kecepatan tinggi sambil masih mempertahankan posisi lengan
membawa lembing.

Pada 6 langkah terakhir, gerakan kaki kembali berjingkat dan bersiap


untuk melakukan lemparan.

2. Melempar

Pada empat langkah sebelum terakhir, lembing ditarik ke belakang dan


menghadap ke atas dengan sudut 45 derajad, tatapan mata fokus pada
titik lempar terjauh, energi fokus untuk melempar dan langkah ke tiga
sebelum terakhir kaki kanan berjingkat dan badan sedikit terangkat, kaki
kiri menjadi tumpuan jatuh, kemudian kaki kanan sedikit menekuk
kebawah dan langsung melakukan tolakan kedepan sembari
melemparkan lembing.

3. Pasca Melempar

Kadangkala tolakan yang besar dan lemparan yang kuat ke arah depan
membuat seluruh tubuh juga seolah terlempar kedepan sehingga tak
jarang lemparan semacam ini membuat atlet jatuh ke depan karena
menahan tubuh untuk mengarah ke depan justru akan menghambat
lemparan.

Oleh karenanya, posisi kepala tak boleh sedikitpun menunduk meski telah
melempar lembing karena jika kepala menunduk dan tubuh jatuh
kedepan, dikhawatirkan akan membuat wajah cidera karena terbentur
tanah.

Jikalau tubuh jatuh, usahakan jatuh dengan tumpuan dada dan kedua
tangan pada saat bersamaan.

Sejarah Lempar Lembing


via wikimedia.org

Lempar lembing atau lempar tombak merupakan salah satu aktivitas dan
ketrampilan sehari-hari yang dimiliki oleh manusia sejak zaman purba
dimana manusia masih hidup dengan cara berburu.

Lembing merupakan salah satu alat berburu yang sederhana dan efisien
sehingga alat ini disinyalir sebagai salah satu alat pertama dalam berburu
(selain dengan cara menangkap buruan tanpa alat, melempar dengan
batu dan benda-benda sederhana lainnya).

Keberadaan lembing ini menunjukkan adanya kemajuan proses berfikir


pada manusia purba, yakni mereka mulai bisa menciptakan alat yang
berguna untuk bertahan hidup selain ada juga peralatan dari batu seperti
kapak perimbas, pisau (batu dengan permukaan samping yang tajam),
dan pemukul (pentungan).

Aktivitas melempar lembing ini tetap bertahan lama meski manusia mulai
berkembang dan telah mengenal logam untuk membuat berbagai sejata
canggih seperti pedang, panah, rantai, dan lain sebagainya.

Tombak atau lembing ini selain merupakan senjata yang bisa dilemparkan
hingga mengenai sasaran, juga bisa dipergunakan sebagai sejata dengan
jangkauan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan pedang.
Maka tak heran jika sejak masa purba hingga era logam, manusia berlatih
untuk bisa melempar lembing atau tombak. Yup, hal ini perlu latihan.

Konon, olahraga lempar lembing bermula dari aktivitas lempar lembing


pada zaman dahulu.

Bagaimanapun juga bisa melempar lembing hingga mengenai sasaran


pada jarak yang jauh merupakan suatu hal yang mengagumkan dan tak
jarang hal itu menjadi hal menarik untuk dilihat.

Mula-mula orang hanya berlatih, namun kemudian mulai berlomba untuk


menunjukkan kebolehannya hingga akhirnya aktivitas ini menjadi ajang
perlombaan tersendiri yang telah diadakan sejak zaman dahulu.

Di era awal peradaban tinggi, yakni peradaban yunani kuno, lempar


lembing telah diperlombakan dalam olimpiade kuno, yakni pada tahun
776 SM.

Namun belum diketahui secara pasti mengenai peraturan dan segala hal
tentang pertandingan lempar lembing pada waktu itu jika dibandingkan
dengan lempar lembing pada saat ini.

Namun yang jelas, pertandingan lempar lembing atau lempar tombak


pada masa lalu tak hanya mengejar poin sebagai pelempar dengan
lemparan terjauh karena ada juga perlombaan lempar lembing dengan
target tertentu sebagaimana pertandingan memanah.

Pada waktu itu, ideal lempar lembing adalah bisa melempar dengan jarak
yang jauh sekaligus bisa mengenai sasaran.

Konon, Achiiles merupakan prajurit Sparta yang sekaligus merupakan


pelempar lembing yang tak terkalahkan pada waktu itu karena ia tak
hanya dikenal kepiawaiannya dalam pertandingan namun juga dalam
medan perang.

Lempar lembing mulai masuk dalam cabang atletik olimpiade modern


pada tahun 1908 dan hanya diikuti oleh atlet laki-laki saja.

Peraturannya sederhana, atlet melempar tongkat panjang dengan ujung


runcing yang disebut sebagai lembing pada batas lemparan yang
disediakan untuk mencapai jarak lempar sejauh-jauhnya.

Kemenangan diperoleh jika sang atlet mampu melempar dengan jarak


terjauh diantara peserta lainnya.

Pada tahun olimpiade 1932, olahraga lempar lembing akhirnya juga


diperuntukkan untuk perempuan dan tentu saja dengan menggunakan
lembing yang berbeda dengan laki-laki.
Sejak saat itu, olahraga lempar lembing dibuka untuk dua kelas, yakni
laki-laki dan perempuan.

Alat Lempar Lembing

via sportswarehouse.co.uk

Beberapa peralatan yang diperlukan oleh seorang atlet lempar lembing


adalah lembing, serbuk untuk tangan agar tidak basah karena keringat
sehingga nyaman untuk melakukan lemparan, pakaian yang nyaman
digunakan untuk pertandingan, dan sepatu.

Lembing dalam lempar lembing bukanlah sembarang lembing, melainkan


lembing dengan tiga bagian khusus, yakni tongkat yang terbuat dari
metal ringan (dahulu merupakan kayu), mata lembing yang terbuat dari
logam dan berujung runcing, dan tali yang dililitkan di lembing sebagai
pegangan.

Lembing ini dibuat sedemikian rupa dengan standart yang ditetapkan


sebagaimana akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.

Ukuran Lempar Lembing


Lembing yang digunakan dalam pertandingan lempar lembing memiliki
standard internasional yang mana lembing untuk atlet putra dan atlet
putri berbeda.

Lembing untuk atlet putra memiliki panjang 2,60 meter-2,70 meter


dengan berat 800 gram, sedangkan lembing untuk atlet putri berukuran
panjang 2,20 meter-2,30 meter dengan berat 600 gram.

Peraturan Lempar Lembing

via pinterest.com

Dalam pertandingan berskala internasional seperti olimpiade, semua


lembing disediakan oleh panitia penyelenggara dan semua yang
dipergunakan telah diperiksa sedemikian rupa hingga masing-masing 99%
identik satu sama lain berdasarkan kelasnya.
Namun untuk pertandingan berskala kecil seperi pertandingan tingkat
lokal atau daerah, atlet boleh membawa lembing sendiri asalkan sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh panitia.

Ketika dalam pertandingan, atlet lempar lembing hanya boleh


menggunakan awalan hingga melempar pada tempat yang disediakan.

Melempar melebihi batas yang ditentukan merupakan lemparan yang


tidak sah.

Pendaratan lembing bisa dinyatakan sah dan dapat dinilai apabila bagian
lembing yang jatuh terlebih dahulu merupakan mata lembing pada area
yang disediakan dengan posisi menancap tanah atau hanya menggores
tanah.

Pada saat awalan, lembing sama sekali tidak boleh menyentuh tanah
karena hal itu akan dinyatakan sebagai diskualifikasi yang setara dengan
apabila atlet melempar di luar area yang disediakan, misalnya melebihi
batas awalan.

Semua atlet akan bertanding untuk memperoleh jarak terjauh dari


lembing yang telah terlempar dan masing-masing atlet hanya memiliki 1
kali kesempatan untuk melempar lembing.

Lapangan Lempar Lembing

via pinterest.com

Dari gambar di atas, ada tiga bagian lapangan lempar lembing, yakni jalur
awalan, sudut lemparan dan sektor lemparan lembing. Berikut
penjelasannya

1. Jalur awalan merupakan trak dengan panjang minimal 30 meter dan


maksimal 36,5 meter. Jalur ini memiliki lebar 4 meter.
2. Sementara pada area gambar sudut merupakan area untuk
melemparkan lembih setelah berlari dalam trak awalan. Dari poros
tengah menuju pojok busur, sudut yang terbentuk adalah 30
derajad. Sudut ini merupakan petunjuk garis batas luar kanan dan
kiri area sektor lemparan. Jarak antara titik A atau titik ancang-
ancang untuk melempar hanyalah 8 meter dari bibir busur, yakni
garis akhir yang tak boleh dilewati oleh atlet ketika melempar.
Namun boleh disentuh jika sudah melempar, misalnya untuk
menjatuhkan tubuh.
3. Sektor lemparan merupakan lapangan yang berbentuk kerucut
dengan sudut sebagaimana telah ditetapkan di area sudut. Panjang
lepangan pendaratan ini minimal 100 meter karena sejauh ini belum
ada atlet yang bisa melempar lembing sejauh 100 meter.

Atletik Lempar Lembing

via iaaf.org

Lempar lembing menjadi salah satu cabang atletik sejak tahun 1908 dan
sekaligus ikut terdaftar dalam IAAF (International Amateur Athletic
Federation).

Pertandingan ini tak pernah absen dalam olimpiade sejak pertama kali
diperlombakan dalam ajang olimpiade modern. Dari masa ke masa, teknik
dan rekor terus berkembang.
Salah satu atlet lempar lembing terbaik dunia dan belum terpatahkan
rekornya hingga kini adalah Jan Železný, satu-satunya orang yang bisa
melempar lembing hingga sejauh 98,48 meter pada tahun 1996.

Ia memenangkan medali emas pada olimpiade tahun 1992, 1996, dan


2000. Setelah itu pada tahun 2006 ia pensiun dan menjadi inspirasi bagi
banyak atlet lempar lembing.

Selain itu, Johannes Vetter menjadi atlet nomor dua yang bisa
melemparkan lembing dengan jarak yang fantastis, yaitu 94,44 meter
pada tahun 2017.

Sedangkan Thomas Rohler merupakan atlet ketiga yang bisa


melemparkan lembing hingga sejauh 93,90 meter. Ketiga nama itu
menjadi legenda dalam dunia lempar lembing.

Faktor Penentu Prestasi Dalam Lempar


Lembing

via pinterest.com

Untuk menjadi atlet lempar lembing yang berprestasi tidaklah mudah dan
butuh waktu lama untuk terus menerut latihan.
Atlet hebatpun akan latihan secara rutin untuk menjaga tubuhnya agar
selalu luwes dan tetap mahir dalam melakukan lemparan.

Namun demikian, pada sebuah pertandingan, prestasi atlet tak hanya


ditentukan oleh kualitas latihan, namun juga hal-hal berikut ini:

1. Cuaca dan Angin

Lembing yang terlempar pada ketinggian tertentu pada akhirnya akan


bergesekan dengan angin.

Hembusan angin sedikit banyak akan mengubah sudut hasil lemparan dan
sekaligus bisa mengurangi atau menambah kecepatan lembing dan
berpengaruh pada jarak yang dihasilkan sehingga cuaca dan angin
menjadi faktor penting yang berpengaruh pada skor dalam lempar
lembing.

2. Dukungan Tim dan Supporter

Dukungan, sorak sorai dari penonton merupakan energi yang secara tidak
langsung akan terserap oleh atlet dan bahkan mempengaruhi
semangatnya.

Semakin besar energi yang disalurkan oleh suporter, maka semakin besar
pula semangat dan energi atlet untuk tampil di gelanggang pertandingan

3. Stamina, Kesehatan Fisik dan Psikis

Stamina, kesehatan fisik dan psikis merupakan salah satu faktor penting
yang menentukan performa pertandingan. Sebaiknya selama musim
pertandingan berlangsung, atlet terus menerus menjaga kesehatan
tubuh, pikiran dan perasaannya agar bisa tampil dengan baik.

Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai