Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era jaman sekarang berbagai orang mempunyai hobi yang beraneka


ragam, diantaranya terdapat hobi seperti olahraga. Saat ini banyak kegiatan
berolahraga yang semakin kerap dilakukan masyarakat dalam negeri maupun
di luar negeri, baik yang standar sampai yang ekstrim. Hal ini diatur dalam
Undang-undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional Pasal 17. Olahraga yang ektrim salah satunya ialah
pencak silat, berdasarkan KBBI pencak silat adalah suatu kemampuan atau
keahlian dalam mempertahankan diri baik menggunakan senjata atau tidak
menggunakan senjata. Tetapi, terdapat beberapa pengertian lain yang
dikemukakakn oleh beberapa pendekar (ahli dalam silat) diantaranya sebagai
berikut; Abdus Syukur guru pencak silat bawean menyatakan bahwa “Pencak
adalah suatu pola pergerakan yang berdasarkan unsur komedi atau dapat
dipertontokan sebagai hiburan. Sedangkan silat adalah suatu teknik untuk
mempertahankan diri yang tidak digunakan sebagai bahan totonan atau di
pakai untuk sebuah hiburan semata.1
Di berbagai sekolah khususnya di Indonesia baik tingkat SD sampai
SMA sudah banyak mempunya beberapa kegiatan ekstrakulikuler pencak
silat. Hal ini membuktikan bahwa pencak silat merupakan salah satu kegiatan
yang banyak digemari khususnya di Indonesia dan juga ekstrakulikuler
pencak silat juga dapat menjadi wadah bagi siswa yang mempunyai potensi
dan untuk pengembangan prestasi di bidang non-akademik. Selain itu pencak
silat dapat meberikan suatu kegiatan yang psostif bagi para pelajar. Salah
satunya dengan mengurangi angka kejadian kenakalan remaja yag tinggi dan
membantu pengembangan karakter menjadi yang lebih baik dan menjadi
wadah di lingkungan yang baik juga dengan meneruskan warisan budaya
bangsa Indonesia.2
Bagi seorang pesilat profesional perlu pengetahuan dan penguasaan di
bidang silat, selain itu diperlukan dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor
lain, salah satunya ialah tingkat kebugaran jasmani. Dengan mempunyai
tingkat kebugaran jasmani yang bagus, seorang pesilat mampu
mengoptimalkan semua kemampuannya dalam suatu pertandingan yang
sedang dijalani.3

Kebugaran jasmani dibedakan menjadi, kebugaran jasmani yang


berkaitan dengan kesehatan tubuh dan lebugaran jasmani yang berkaitan
dengan keahlian seni silat. Kebugaran jasmani yang berkaitan dengan
kesehatan tubuh diantaranya sebagai berikut, kekuatan otot (kemampuan
yang di dapatkan dengan berolahraga rutin seperti gym atau melakukan
latihan untuk meperkuat masa otot), daya tahan otot (kemampuan dalam
daya tahan terhadap serangan lawan), kelentukan dan komposisi tubuh.
Sedangkan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan keahlian seni silat
diantaranya sebagai berikut; kelincahan, keseimbangan, kordinasi,
kecepatan. Semua ini jika terpenuhi maka kebugaran jasmani seorang
pesilat tersebut baik.4

Salah satu faktor yang berkaitan dengan tingkat kebugaran jasmani


yang kurang baik ialah dengan cepatnya merasa mudah capek saat
melakukan latihan. Hail ini sering ditemukan pada siswa yang mengikuti
latihan pada kegiatan ekstrakulikuler pencak silat. Hal ini dikarenakan
kurangnya frekuensi latihan yang di jadwalkan oleh sekolah. Kebugaran
jasmanai sangat berpengaruh terhadap penampilan seorang anak dalam
menjalani pertandingan. Khusunya silat. Kurangnya kebugaran jasmani
maka akan membuat seorang anak yang sedang menjalani latihan tanding
tidak dapat mengeluarkan performa penampilan yang baik. Hal ini
dikarenakan tingkat kebugaran jasmani yang rendah.5
Dari beberapa faktor yang telah disebutkan bahwa selain tingkat
kebugaran jasmani juga terdapat faktor psikologis yang mempengaruhi
prestasi anak seperti tingkat intelegensi dan emosi atau IQ (Intelligent
Quotient) dan EQ (Emotional Quotinal). Integelensi merupakan suatu
faktor penting yang dalam menentikan suatu kemenangan. Hal serupa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Edward dan Coleman yang
menyatakan bahwa orang yang memiliki intelegensi tinggi mempunyai
prestasi yang baik dibandingkan dengan orang yang berintelegensi
rendah.6

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik


untuk melakukan penelitian yang berjudul “Profile Motivasi dan
kepercayaan Diri Pesilat Pelajar di Jakarta Pusat”
1.2 Identifikasi Masalah

 Data mengenai tingkat kebugaran jasmani yang tidak dimiliki oleh pelatih
atau guru yang melatih kegiatan pencak silat
 Belum ada data mengenai prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan
pencak silat
 Kebugaran jasmani yang buruk karena didapatkan anak yang mudah letih saat
latihan pencak silat
 Belum diketahui hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi
belajar atlet pencak silat tingkat SMP

1.3 Pembatasan Masalah

 Hubungan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar atlet pencak silat


tingkat SMP
 Tingkat kebugaran atlet pencak silat tingkat SMP
 Prestasi belajar atlet pencak silat tingkat SMP

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: “Bagaimana hubungan


antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar atlet pencak silat tingkat
SMP?”
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritik


Pada penelitian ini diharapkan menambah wawasan, informasi
tambahan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan judul penelitian
sebagai berikut “Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Belajar Atlet
Pencak Silat Tingkat SMP”

1.5.2 Manfaat Praktik

Dari hasil penelitian ini diharapkan mendapatkan hasil dalam


mengetahui tingkat kebugaran jasmani atlet pencak silat tingkat SMP dan
dapat di jadikan sebuat panduan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani
atlet pencak silat tingkat SMP. Selain itu hasil pengukuran tersebut
dihubungkan dengan prestasi akademik belajar atlet di sekolah.
Daftar Pustaka

1. Adyanto, S. P., Fajriyah, K., Pendidikan, F. I., & Semarang, U. P. (2018).


KARAKTERISTIK SISWA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT
DITINJAU DARI NILAI KARAKTER salah satu upaya yang diamanatkan
Undang-Undang Republik Indonesia Sistem Pendidikan Nasional yang lebih
tinggi dari pendidikan moral , tetapi bagaimana. 1, 46–52.
2. Aggraeni, Y. (2013). Kontribusi IQ (intelligent quotient) dan EQ (emotional
quotient) terhadap prestasi atlet pelatda pencak silat pada PON ke-XVIII
tahun 2012. Jurnal Phederal Penjas, 1(1), 1–13.
https://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/penjaskesrek/article/view/958
3. Amirudin, R., & Mu’arifin, M. (2020). Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani
dan Kecepatan Tendangan Antara Atlet Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati
Terate (PSHT) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Negeri Malang
dan Universitas Brawijaya. Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia, 3(2),
144. https://doi.org/10.17977/um040v3i2p144-155
4. Chan, Farid, R. Aziz, I. (2020). Motivasi Atlet Pencak Silat Pusat Pendidikan
Latihan Pelajar (Pplp). Patriot, 2, 120–128.
5. Fauzan, L. A. dan D. (2020). Profil Kebugaran Jasmani Atlet Pencak Silat
Pplp Kalimantan Selatan. Riyadhoh Jurnal. UPT Publikasi Dan Pengelolaan
Jurnal. Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
Banjarmasin, Vol 3 Nomo, 80–86.
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/riyadhohjurnal/issue/view/388
6. Kholis, M. N. (2016). Aplikasi Nilai-nilai Luhur Pencak Silat Sarana
Membentuk Moralitas Bangsa. Jurnal Sportif, 2(2), 1–14.

Anda mungkin juga menyukai