Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang paling menentukan
keberhasilan suatu organisasi. Suatu perusahaan dianggap berhasil apabila tujuan
yang telah ditentukan dapat tercapai, sedangkan manajer yang berhasil adalah
manajer yang mampu melihat sumber daya yang nantinya dapat dikelola sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan itu sendiri. Perusahaan
dituntut untuk mampu mengelola sumber daya manusia yang dimilikinya dengan
baik demi kemajuan perusahaan, serta keberhasilan suatu perusahaan ditentukan
oleh hasil dari kinerja pekerja. (Molding et al., n.d.)
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu hal yang harus
diperhatikan oleh setiap perusahaan, dimana sekarang ini kecelakaan kerja masih
sering terjadi di Negara kita. Di satu sisi kecelakaan kerja faktor terjadinya
kecelakaan kerja adalah dari manusia itu sendiri karena kurangnya kesadaran dari
perusahaan saja. Bila terjadi kesalahan yang banyak terjadi, karyawan banyak yang
akan menderita, absensi meningkat, produksi menurun, dan biaya pengobatan
semakin besar maka akan menimbulkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan
karena pekerja bisa berhenti bekerja dan perusahaan akan kehilangan pekerjanya.
Berkaitan dengan hal tersebut sangat dibutuhkan peranan dari berbagai pihak-
pihak terkait untuk dapat menekan tingkat kecelakaan kerja dan memberikan
perlindungan maksimal terhadap kerja. (Keselamatan et al., 2017)

Dalam menjalankan suatu bisnis perusahaan membutuhkan sumber daya


manusia, yaitu pekerja. Sumber daya manusia sebagai pekerja tidak lepas dari
masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja sewaktu bekerja
dengan menjamin keselamatan dan kesehatan kerja dapat menumbuhkan semangat
kerja pada pekerja pesudahan. Pekerja perushan yang bekerja memiliki hak atas
kesehatan dan keselamatan kerja yang pelaksanaannya dilandasi oleh peraturan
perundangan-undang. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang dijadikan aspek
perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi asset perusahaan yang bertujuan
sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi yang aman dan sehat kepada setiap
pekerja dan untuk melindungi Sumber Daya Manusia (SDM). Kesehatan dan
Keselamatan Kerja bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan kerja khususnya
di Indonesia. (Meirinawati & Prabawati, 2017)
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu persyaratan
untuk meningkatkan produktivitas kerja tenaga kerja, dimana keselamatan dan
kesehatan kerja juga merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
melindungi tenaga kerja dan mengatur hak-hak serta kewajiban pegawai terhadap
perusahaan. Perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan suatu kewajiban yang
harus diberikan oleh pihak perusahaan terhadap pegawainya, sehingga pegawai
dapat bekerja lebih tenang, aman, dan nyaman dan target produksi dapat terpenuhi.
(Reza, 2017)
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia
masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka
kecelakaan kerja. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di
Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah
faktor penting bagi kegiatan perusahaan, karena perusahaan tidak mungkin bisa
lepas dari yang namanya tenaga kerja. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan
daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah.
Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan
pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan
perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping
perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau
aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (Wahyuni et al., 2018)

Kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia masih memprihatinkan.


Menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat
angka kecelakaan kerja di Indonesia cenderung terus meningkat. Sebanyak123 ribu
kasus kecelakaan kerja tercatat sepanjang 2017 dengan nilai klaim Rp 971 miliar
lebih. Angka ini meningkat dari tahun 2016 dengan nilai klaim hanya Rp 792
miliar lebih. Sedangkan berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah, tingkat kecelakaan kerja untuk wilayah Jawa
Tengah mengalami penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2017. Angka kecelakaan
kerja pada tahun 2015 yaitu sebesar 3.083 kasus dan pada tahun 2016 naik menjadi
3.665 kasus, sedangkan pada tahun 2017 menurun menjadi 1.468 kasus. Selain itu
berdasarkan data Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) mengungkap bahwa
terjadi 173.105 kasus kecelakaan kerja dengan klaim jaminan kecelakaan kerja
sebanyak 1,2 Triliun pada tahun 2018. (Makadao et al., 2017)

Sumber daya manusia merupakan potensi yang harus dikembangkan dan


berdayakan guna menunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan
perusahaan. Mengembangkan sumber daya manusia sebagai upaya untuk
meningatkan kemampuan atau potensi yang terdapat pada diri setiap tenaga kerja
guna mewujudkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
yang dibebankannya. (Faishal et al., 2019)
Dalam membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas
perlu adanya manajemen yang baik yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Sebab, keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai tujuan
pokok dalam upaya memajukan dan mengembangkan proses industrisial serta
upaya mewujudkan kesejahteraan sumber daya manusia. Tenaga kerja yang
memiliki kesejahteraan yang buruk akan mempengaruhi hasil kinerjanya. Dengan
demikian keselamatan dan kesehatan kerja sangat berpengaruh terhadap hasil
kinerjanya. (Wijaya & Paing, 2018)
Komitmen tenaga kerja terhadap organisasi meliputi kontribusi untuk
mencapai tujuan organisasi atau perusahan. Komitmen awal pegawai ditentukan
melalui karakteristik individu-individu (misalnya kepribadian dan nilai organisasi)
dan pengalaman baru pegawai ketika mulai bekerja (apakah sesuai dengan harapan
mereka atau tidak). Pengalaman kerja pegawai memengaruhi komitmen organisasi.
(Qurbani & Selviyana, 2019)
Kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun
kuantitas yang dicapai sumber daya manusia persatuan periode yang diberikan
padanya. Kinerja yang baik sangat diharapkan bagi setiap perusahaan karena
kinerja merupakan tolak ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa yang
diharapkan dengan kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah
dipercayakan kepada seseorang. Hasil kinerja dari seorang tenaga kerja merupakan
syarat utama bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha serta
peningkatan pendapatan perusahaan. Sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan
dapat berkembang apabila produktivitas dan kinerja pekerjanya juga tidak
mengalami peningkatan apalagi dengan semakin tingginya tingkat persaingan yang
ada dalam dunia bisnis. Peningkatan kualitas dan kinerja adalah kata kunci untuk
dapat mengejar ketinggalan sehingga mampu bersaing bukan hanya ditataran
ragional dan nasional, tetapi juga dilevel global. Peningkatan kualitas dan kinerja
harus dilakukan secara terus menerus, baik ditingkat pusat maupun daerah. (Nissa
& Amalia, 2018)
Perusahaan proyek konstruksi dalam menerapkan pentingnya pengaruh
keselamatan dan kesehatan kerja dan komitmen mempunyai beberapa unsur-unsur
penunjang keamanan yang bersifat material, yaitu: baju dan sandal kerja anti statis,
topi kerja, sarung tangan, masker, buku panduan SOP dan himbauan tanda bahaya.
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat non material, yaitu: ketelitian,
tanggungjawab, fokus, disiplin dan kerjasama. (Damayanti et al., 2018)
Unsur permasalahan pengaruh K3 dan komitmen yang sering sekali terjadi
pada pekerja perusahan konstruksi yaitu unsur-unsur berupa penunjang keamanan
yang bersifat non material pada bagian operator, karena untuk pekerja pada bagian
operator sering sekali melupakan membaca buku petunjuk penggunaan alat
berdasarkan Standar Operasional (SOP) sebelum memulai bekerja, alasannya
operator adalah sebagai penanggungjawab akan mesin yang sudah menjadi bagian
dalam pekerjaannya, banyak para operator meninggalkan mesin tempat kerja (pos)
untuk berbagai macam alasan, untuk tidur atau beristirahat pada saat jam kerja
akan tetapi lupa mematikan mesin walaupun hanya sebentar, dan ketika ada
kerusakan pada mesin mereka tidak mau bertanggungjawab karena kesalahan kecil
tidak membaca buku petunjuk penggunaan alat yang didalamnya ada petunjuk cara
menggunakan serta merawat mesin. unsur permasalahan perusahan konstruksi
biasanya yang bersifat material didalam perusahaan, yaitu: Kebisingan suara
mesin, ruang kerja atau material yang belum memadai. Kebisingan suara mesin
didalam sebuah perusahaan atau ruang produksi akan menimbulkan gangguan
terhadap rasa fokus kepada pekerja yang sedang bekerja, bisa juga menimbulkan
pengaruh terhadap kesehatan operator, lalu tempat kerja pekerja masih belum
tertata rapih dan bersih dapat menurunkan kinerja pekerja, karena tempat atau
ruang kerja yang belum rapih dan memadai akan menimbulkan beberapa gangguan
terhadap pekerja, misalnya: Alat material yang terjatuh karena penataan yang
belum maksimal bisa menyebabkan tenaga kerja tertimpah dan bisa menyebabkan
kerugian pada perusahaan. (Firmanzah, 2016)
Begitupun kenyataan yang terjadi di sebuah perusahaan bahwa tidak semua
tenaga kerja mempunyai keterlibatan komitmen yang tinggi. Indikasi menurunnya
komitmen dapat digambarkan dengan adanya catatan dari personalia bahwa
beberapa karyawannya yang mulai suka terlambat masuk kerja, membolos,
meninggalkan jam kerja dan bahkan ada beberapa karyawan yang mengajukan
surat pengunduran diri. (Elphiana E.G, Yuliansyah M. Diah, 2017)
Melihat kenyataan seperti itu perlu kiranya mencari penyebab dari
berkurangnya komitmen tenaga kerja terhadap organisasi perusahaan. Fakta lain
yang ditemukan penulis bahwa banyak tenaga kerja tidak begitu peduli dengan
hasil dari kinerja dan produktivitas mereka. Ada beberapa dari mereka tidak mau
menerima resiko dari pekerjaannya sehingga akhirnya mereka tidak terlalu loyal
dan berkomitmen pada perusahaan. (Ilfani & Nugraheni, 2013)
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Pekerja Proyek
Konstruksi”
1.2 Rumusan Masalah
 Jumlah kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi
 Bagaimana pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja pada
perusahan proyek konstruksi
 Kendala yang terjadi dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja pada
perusahan proyek konstruksi
 Bagaimana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja
pekerja di perusahan proyek konstruksi
 Masih rendah kesadaran tenaga kerja terhadap pentingnya program
keselamatan dan kesehatan kerja

1.3 Tujuan Penelitian

 Untuk menganalisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap kinerja


tenaga kerja pada perushan proyek konstruksi
 Untuk menganalisis pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan
kerja pada perusahan proyek konstruksi
 Mengetahui Kendala yang terjadi dalam menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja pada perusahan proyek konstruksi.
 Mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja
pekerja di perusahan proyek konstruksi
 Mengetahui tingkat kesadaran tenaga kerja terhadap pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahan proyek konstruksi
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
 Bagi penulis
Penulis mendapatkan dan menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai bidang sumber daya manusia secara rill, khususnya mengenai
keselamatan kerja, kesehatan kerja dan komitmen kerja.
 Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam
upaya mengelola keselamatan dan kesehatan kerja dan komitmen yang terjadi
didalam perusahaan.

1.4.2 Manfaat Teoritis (keilmuan)

 Hasil penelitian ini sebagai sarana dalam menambah wawasan dan


menerapkan ilmu pngetahuan yang diperoleh pada masa perkuliahan.

 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemahaman lebih dalam mengenai
pengaruh dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan komitmen terhadap
produktivitas kerja dari suatu perusahaan.

 Dapat menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya.


Daftar Pustaka

Damayanti, R., Nurlaela, & Usman, S. (2018). Pengaruh Keselamatan Kerja Dan
Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Pulau Lemon Manokwari.
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Papua, 351–365.
Elphiana E.G, Yuliansyah M. Diah, M. K. Z. (2017). Pengaruh Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pertamina Ep Asset 2
Prabumulih. JEMBATANB- Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan, 2,
103–118.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jembatan/article/download/5296/pdf
Faishal, M., Nuryanti, B. L., & Masharyono, M. (2019). Peranan Disiplin Kerja Dan
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan.
Journal of Business Management Education (JBME), 4(3), 1–8.
https://doi.org/10.17509/jbme.v4i3.20328
Firmanzah, D. (2016). Karyawan ( Studi Pada Karyawan PT . PLN ( Persero )
Distribusi Jawa Timur Area Malang ). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 35(2),
54–59.
Ilfani, G., & Nugraheni, R. (2013). ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi
pada PT. Apac Inti Corpora Bawen Jawa Tengah Unit Spinning 2). Diponegoro
Journal of Management, 0(0), 90–96. https://doi.org/10.14710/jsmo.v10i2.5914
Keselamatan, H., Kesehatan, D. A. N., Kerja, K., Kinerja, D., Pada, K., & Pln, P. T.
(2017). Hubungan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan kinerja
karyawan pada pt. pln (persero) distribusi jawa barat area bogor.
Makadao, E., Kawet, L., Rondonuwu, C., Sam, U., & Manado, R. (2017). Pengaruh
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Bimoli
Bitung. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 5(3), 4305–4312. https://doi.org/10.35794/emba.v5i3.18424
Meirinawati, M., & Prabawati, I. (2017). Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Dalam Mewujudkan Zero Accident. JPSI (Journal of Public Sector
Innovations), 1(2), 73. https://doi.org/10.26740/jpsi.v1n2.p73-78
Molding, M., Pt, P., & Indonesia, S. (n.d.). Kesehatan Kerja ( K3 ) Terhadap Kinerja
Karyawan Bagian. 1.
Nissa, U. N., & Amalia, S. (2018). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 3(3), 69.
https://doi.org/10.35697/jrbi.v3i3.946
Qurbani, D., & Selviyana, U. (2019). Pengaruh Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Trakindo Utama Cabang Bsd. Jimf (Jurnal
Ilmiah Manajemen Forkamma), 1(3), 110–129.
https://doi.org/10.32493/frkm.v1i3.2553
Reza, I. (2017). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 ) Terhadap
Jumlah Penyakit Kerja .... | 42 Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
( K3 ) Terhadap Jumlah Penyakit Kerja .... | 43. 3, 42–53.
Wahyuni, N., Suyadi, B., & Hartanto, W. (2018). Pengaruh Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Kutai
Timber Indonesia. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 12(1), 99.
https://doi.org/10.19184/jpe.v12i1.7593
Wijaya, R., & Paing, J. (2018). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keselamatan Kerja Karyawan Perusahaan Kontraktor. Jurnal Rekayasa Dan
Manajemen Konstruksi, 6(2), 79–88.

Anda mungkin juga menyukai