Anda di halaman 1dari 62

USULAN RANCANGAN PENYUSUNAN SKRIPSI

PENGARUH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP


PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING PADA PT. MAP DEMAK

Diajukan Oleh:

IIS KUMAHA SARI


201711278

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2020
1. Latar Belakang

Kemajuan era modernisasi saat ini menimbulkan banyaknya perubahan

yang signifikan bagi segala aspek kehidupan. Manusia merupakan salah satu

makhluk hidup yang lebih sempurna jika dibandingkan dengan makhluk hidup

lainnya. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, sehingga manusia

mengalami sebuah perubahan dan perkembangan dalam segi prikologisnya.

Dalam hal ini sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor

penggerak utama dalam mencapai sebuah tujuan dalam suatu organisasi. Hal ini

juga sejalan dengan pendapat Hasibuan, bahwa manusia selalu berperan aktif dan

selalu dominan dalam setiap kegiatan organisasi, sebab manusia menjadi

perencana, pelaksana dan penentu terwujudnya tujuan dalam suatu organisasi

(Hasibuan, 2017:27).

Tantangan utama dibidang personalia adalah bagaimana mengelola sumber

daya organisasi secara efektif dan menghapuskan praktek-praktek yang tidak

efektif, sehingga manajemen dituntut agar selalu melakukan inovasi atau cara-cara

baru agar lebih menarik dan mampu mempertahankan para sumber daya manusia

(SDM) dimana kemampuan manajer yang bisa dihandalkan sangat diperlukan

dalam sebuah organisasi (Handoko, 2018:3). Artinya sumber daya manusia

(SDM) merupakan sebuah aset yang sangat bernilai sehingga perlu dijaga dan

dipertahankan eksistensinya, sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang

dinamis dan profesional yang mampu bersaing dan berdayaguna.

Persaingan dalam memperebutkan pasar dari segala lini baik regional,

nasional maupun internasional terus dilakukan oleh setiap perusahaan secara

1
2

kompetitif. Untuk mencapai perusahaan yang siap bersaing tentunya tidak terlepas

dari peran sumber daya manusia yang merupakan faktor penentu keberhasilan

dalam menjalankan visi dan misi dalam mencapai target suatu perusahaan.

Sehingga sumber daya manusia ini perlu mendapat perhatian khusus dari pihak

perusahaan (Munandar, 2016:16).

Dalam hal menghadapi persaingan yang semakin ketat di era globalisasi

ini maka perlunya diperhatikan dari sisi produktivitas kerja para karyawan.

Produktivitas kerja karyawan merupakan akibat dari persyaratan kerja yang harus

dipenuhi oleh setiap karyawan. Persyaratan tersebut adalah kesediaan karyawan

untuk bekerja dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Karyawan yang

memenuhi prasyarat kerja adalah karyawan yang dianggap mempunyai

kemampuan, jasmani yang sehat, kecerdasan dan pendidikan tertentu dan telah

memperoleh keterampilan untuk melaksanakan tugas yang bersangkutan dan

memenuhi syarat yang harus memuaskan dari segi kualitas maupun kuantitas

(Wirawan, 2015:140).

Produktivitas kerja karyawan dapat menjadi patokan dalam hal

keberhasilan usaha suatu perusahaan. Dimana produktivitas yang tinggi akan

sangat menguntungkan baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi

karyawannya, terutama dalam hal kesejahteraan. Produktivitas juga

mencerminkan etos kerja karyawan yang tercermin dari sikap mental yang baik.

Perusahaan maupun karyawan harus terus berupaya dalam hal meningkatkan

produktivitasnya.
3

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja

karyawan salah satunya adalah faktor kesehatan dan keselamatan kerja. Perhatian

lebih yang diberikan oleh perusahaan salah satunya adalah dengan memberikan

jaminan keselamatan dan kesehatan kerja kepada para sumber daya manusia yang

ada dalam perusahaan tersebut. Pemberian perlindungan kepada karyawan dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja atau lingkungan kerja sangat

diperlukan bagi setiap karyawan dalam suatu perusahaan. Karena jika karyawan

diberikan jaminan perlindungan dalam bekerja maka karyawan akan bekerja

secara nyaman dan aman sehingga mereka akan bekerja secara produktif dan

tentunya produktivitas kerjanya juga akan meningkat.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah bentuk pemberian jaminan dan

melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Wirawan, 2015:144). Masalah

keselamatan dan kesehatan kerja bagi setiap karyawan dalam suatu perusahaan

harus mendapatkan perhatian yang serius. Masalah ini terutama sangat diperlukan

bagi perusahaan yang mengandung bahaya kecelakaan atau resiko dan tingkat

polusi yang tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memiliki program

dan manajemen keselamatan dan kesehatan keja yang baik (Widodo, 2015:233).

Namun pada hakikatnya kecelakaan kerja terjadi bukan hanya karena faktor dari

perusahaan dan lingkungan kerja saja, tetapi juga disebabkan oleh faktor kelalaian

manusia itu sendiri.

Pihak pemerintah juga sudah lama menyadari akan pentingnya pemberian

perlindungan kepada karyawan, hal ini tertuang dalam Undang-Undang No. 1


4

Tahun 1970 tentang keselamatan kerja (Hukum, 1970:1). Dengan adanya

Undang-Undang tersebut membuktikan bahwa pemberian keselamatan kerja oleh

perusahaan sangat penting. Serta dalam Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003

Pasal 87 tentang ketenagakerjaan menjelaskan akan kewajiban bagi setiap

perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja, dimana ketentuan tersebut diatur secara rinci dalam Peraturan Pemerintah

RI No.50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (Wirawan, 2015:145). Dari sisi pemerintah kesehatan dan

keselamatan kerja ini sudah mendapat perhatian, tetapi dari segi

pengimplementasi masih banyak dijumpai perusahaan yang kurang

memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga sering dijumpai

kasus-kasus kecelakaan kerja yang bisa merugikan karyawan dan pihak

perusahaan itu sendiri, serta lingkungan sekitarnya.

Selain keselamatan dan kesehatan kerja, yang perlu menjadi perhatian oleh

perusahaan juga adalah faktor kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah sikap umum

seseorang terhadap pekerjaannya. Individu yang memiliki tingkat kepuasan kerja

yang tinggi mempunyai sikap yang positif terhadap pekerjaannya, begitupun

sebaliknya individu yang tidak puas akan pekerjannya mempunyai sikap negatif

terhadap pekerjaan tersebut (Robbins, 2015:37).

Karyawan harus merasakan kepuasan dalam bekerja dengan berupaya

semaksimal mungkin sesuai kemampuan yang dimiliki oleh individu tersebut

dalam menyelesaikan tugas dalam pekerjannya, sehingga akan menghasilkan

produktivitas kerja yang tinggi. Menurut Robbins, kepuasan kerja dipengaruhi


5

oleh banyak faktor seperti pekerjaan yang menantang, pengahragaan, hubungan

interpersonal, lingkungan kerja dan lain-lainnya (Robbins, 2015:38).

Kepuasan kerja yang dirasakan karyawan akan menghasilkan kemajuan

perusahaan masa kini maupun masa yang akan datang sehingga sangat diperlukan

akan adanya perhatian khusus dari perusahaan agar kepuasan kerja karyawan

dapat meningkat. Hal ini tentunya bukan perkara yang mudah untuk diwujudkan

karena biasanya organisasi dihadapkan pada perumusan tujuan yang hendak

dicapai, menetapkan berbagai sasaran yang ingin dituju, menetapkan berbagai

kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan,

mengembangkan sistem dan mekanisme kerja yang tepat, serta melakukan

berbagai hubungan penataan antar karyawan dalam perusahaan tersebut sehingga

mereka bisa bergerak selaras, dan terkoordinasi dengan baik. Kegiatan-kegiatan

inilah yang akan mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan yang tidak

terlepas dari pencapaian dari kepuasan kerja karyawan yang dalam pada suatu

perusahaan.

PT. Morenzo Abadi Perkasa yang berlokasi di Jalan Raya Demak Kudu

km 10, Desa Gajah RT.02 RW.03, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jawa

Tengah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan distribusi

hasil perikanan rajungan dan makanan laut beku. Perusahaan ini merupakan salah

satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Hasil produksi PT. Morenzo Abadi

Perkasa selain memasarkan produknya dalam negeri, juga melakukan ekspor

produknya ke luar negeri seperti di Amerika Serikat, Eropa dan Hongkong.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) telah diterapkan oleh PT. Morenzo Abadi
6

Perkasa sejak awal berdirinya perusahaan tersebut hingga sekarang. Program K3

yang diterapkan pada PT. Morenzo Abadi Perkasa adalah sebagai berikut:

a. Peringatan pembudayaan K3 berupa gambar-gambar yang ditelakkan di

tempat kerja.

b. Penggunaan alat pelindung diri seperti safety shoes, topi, dan masker.

c. Tersedianya fasilitas BPJS ketenagakerjaan.

Berikut adalah jumlah kecelakaan kerja yang pernah terjadi di PT.

Morenzo Abadi Perkasa periode 2020.

Tabel 1.1
Jumlah Kecelakaan Kerja Karyawan

Jumlah Penyebab
No Bulan Departemen
Kecelakaan Kecelakaan
1 16 maret Produksi 1 Terjepit mesin
2 7 april Produksi 1 Tersayat kaleng
3 20 mei Produksi 1 Tertimpa tatakan
4 7 juni Produksi 1 Kelelahan
5 10 juni Produksi 1 Terjepit mesin
6 11 juni Produksi 1 Tersayat kaleng
7 20 juni QC 1 Tersayat kaleng
8 20 juli Produksi 1 Kelelahan
9 27 juli Produksi 1 Terjepit mesin
Sumber: PT. Morenzo Abadi Perkasa, 2020.

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi di PT.

Morenzo Abadi Perkasa disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu faktor yang

berkaitan dengan lingkungan pekerjaan, seperti alat-alat pekerjaan dan bahan-

bahan yang digunakan dalam proses produski, maupun faktor yang berasal dari

karyawan itu sendiri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christina Ingelin Latuwael

(2017) dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh kelesamatan kerja dan


7

kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja dengan kepuasan kerja sebagai

variabel intervening (studi kasus pada Pt Summit Adyawinsa Indonesia).” Hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa keselamatan kerja (X1) berpengaruh positif

terhadap produktivitas kerja (Y), kesehatan kerja (X2) berpengaruh positif

terhadap produktivitas kerja (Y), dan kepuasan kerja (X3) berpengaruh positif

terhadap produktivitas kerja (Y). Dan secara tidak langsung, kepuasan kerja (Z)

mampu memediasi kesehatan kerja (X1) terhadap produktivitas kerja (Y), serta

kepuasan kerja (Z) mampu memediasi kesehatan keselamatan kerja (X2) terhadap

produktivitas kerja (Y).

Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Tatag Abdan Istaghfara

(2019) dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh keselamatan kerja dan

kesehatan kerja pada produktivitas kerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai

variabel intervening (studi pada CV Cipta Usaha Mandiri)”. Hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa keselamatan kerja (X1) berpengaruh positif terhadap

produktivitas kerja (Y), kesehatan kerja (X2) berpengaruh positif terhadap

produktivitas kerja (Y), dan kepuasan kerja (X3) berpengaruh positif terhadap

produktivitas kerja (Y). Namun, secara tidak langsung, kepuasan kerja (Z) tidak

mampu memediasi kesehatan kerja (X1) terhadap produktivitas kerja (Y), serta

kepuasan kerja (Z) tidak mampu memediasi kesehatan keselamatan kerja (X2)

terhadap produktivitas kerja (Y).

Research gap yang telah dipaparkan diatas menunjukkan bahwa penelitian

yang dilakukan oleh kedua peneliti terdahulu dengan variabel yang sama

menunjukkan hasil yang berbeda. Sehingga dalam penelitian ini, dilakukan


8

kembali penelitian untuk melihat apakah variabel dalam penelitian ini sesuai

dengan situasi kerja di masa sekarang.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas serta adanya research gap

ada penelitian terdahulu, mengingat pentingnya perhatian akan kesehatan dan

keselamatan kerja dalam suatu perusahaan sehingga penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “pengaruh kesehatan karyawan dan keselamatan

kerja terhadap produktivitas kerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel

intervening pada PT. MAP Demak.”

2. Ruang Lingkup

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dari pembaca dan

keluar dari pokok permasalahan maka ruang lingkup penelitian ini berfokus pada

penerapan kesehatan karyawan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja

dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening pada PT. MAP Demak.

Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 235 responden.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 5 bulan.

a. Variabel Eksogen

Produktivitas kerja adalah ukuran atau standar yang dapat digunakan untuk

melakukan perbandingan antara input atau modal yang telah dikeluarkan

dengan hasil yang diperoleh.

b. Variabel Endogen
9

1) Kesehatan karyawan adalah upaya penyelarasan antara kapasitas kerja,

beban kerja dengan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja

secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di

lingkungan tersebut, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal.

2) Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko

kecelakaan dan kerusakan dimana seseorang bekerja yang mencakup

tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan serta

kondisi pekerja itu sendiri.

c. Variabel Intervening

Kepuasan kerja adalah hasil keseluruhan dari derajar rasa suka atau tidak suka

dari karyawan terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya, misalnya pada

kondisi fisik lingkungan kerja, cara kepemimpinan dan lain-lainnya

3. Perumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi pada PT MAP Demak adalah kecelakaan kerja

dari bulan maret sampai bulan juli 2020 di perusahaan tersebut intens terjadi,

mulai dari kecelakanaan kerja berat seperti terjepit mesin, hingga kecelakaan kerja

ringan seperti kelelahan dan tersayat kaleng. Hal ini dikarenakan karyawan kurang

berhati-hati dalam bekerja, serta tidak menghiraukan rambu-rambu kesehatan dan

keselatan kerja (K3) sehingga dapat menurunkan produktivitas dan kepuasan kerja

karyawan.

Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) selain memberi jaminan

perlindungan keselamatan kerja, juga mencegah kerugian besar bagi perusahaan.

Keselamatan kerja bisa memberikan dampak positif bagi perusahaan dan


10

karyawan dalam lingkungan kerjanya. Dampak positifnya terlihat ketika

perusahaan yang menerapkan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) akan

membuat karyawannya puas untuk bekerja ditempat tersebut karena telah dijamin

oleh perusahaan yang tentunya akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Atas dasar tersebut maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Apakah kesehatan karyawan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pada PT.

MAP Demak?

b. Apakah keselamatan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pada PT.

MAP Demak?

c. Apakah kesehatan karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada

PT. MAP Demak?

d. Apakah keselamatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada PT.

MAP Demak?

e. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada PT.

MAP Demak?

f. Apakah kesehatan dan keselamatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas

kerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening?

4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
11

a. Untuk menganalisis pengaruh kesehatan karyawan terhadap kepuasan kerja

pada PT. MAP Demak.

b. Untuk menganalisis pengaruh keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja

pada PT. MAP Demak.

c. Untuk menganalisis pengaruh kesehatan karyawan terhadap produktivitas

kerja pada PT. MAP Demak.

d. Untuk menganalisis pengaruh keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja

pada PT. MAP Demak.

e. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja

pada PT. MAP Demak.

f. Untuk menganalisis pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap

produktivitas kerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening?

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak,

diantaranya:

a. Aspek teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akan pengetahuan,

wawasan serta sebagai bahan dalam penerapan ilmu manajemen

khususnya konsentrasi manajemen sumber daya manusia, mengenai

gambaran pengetahuan terkait variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

2) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan acuan bagi peneliti

selanjutnya terkait tema yang sama dengan penelitian ini.


12

b. Aspek praktis

1) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan untuk lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja

pada karyawannya untuk meminimalisir adanya resiko kecelakaan kerja

serta sakit akibat kerja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan.

2) Penelitian ini diharapkan agar mampu memberikan kesadaran bagi para

karyawan agar tetap memperhatikan kesehatan dan keselamatnnya dalam

bekerja sehingga aktivitas operasional kerjanya bisa lebih efektif.

6. Tinjauan Pustaka

6.1 Theory Organizational Behavior (OB)

Theory organizational behavior (teori perilaku organisasi) merupakan

teori yang mempelajari pemahaman komprehensif mengenai bagaimana peran

individu, kelompok serta struktur organisasi terhadap perilaku yang terjadi dalam

organisasi tersebut, untuk tujuan penerapan pengetahuan demi peningkatan

efektivitas kerja baik organisasi maupun sumber daya manusia yang ada. Apa

yang orang-orang kerjakan dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku

mereka sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, perilaku

organisasi sangat berpusat secara khusus pada situasi terkait pekerjaan itu sendiri

(Robbins, 2015:5).

Grand theory ini mendasari penelitian ini karena secara umum

menggambarkan dari perilaku organisasi yang dikemukakan oleh Robbins dan

Judge. Menurut teori ini dalam sebuah organisasi memiliki tiga bagian penting
13

yaitu masukan, proses-proses yang terjadi dan keluaran. Ketiga komponen

tersebut ditentukan dari awal sebelum adanya hubungan kerja yang terjalin.

Komponen proses merupakan tindakan dan keputusan yang akan dilakukan oleh

individu dan organisasi yang terlibat didalamnya sebagai bentuk dari hasil

masukan yang berujung pada hasil yang nantinya didapatkan. Sedangkan

komponen keluaran merupakan hasil akhir yang didapatkan yang dipengaruhi

oleh beberapa variabel lainnya (Robbins, 2015:6-7).

Teori ini dalam kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana

variabel kesehatan dan keselamatan kerja merupakan komponen awal yang sudah

ditetapkan oleh pihak perusahan, dan variabel kepuasan kerja adalah komponen

dari proses yang sedang dijalankan oleh setiap karyawan atas apa yang dirasakan

dari adanya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja yang telah ditetapkan di

awal, yang berujung pada variabel produktivitas kerja sebagai komponen hasil

yang didapatkan dari proses yang terjadi dalam perusahaan tersebut.

6.2 Kesehatan Karyawan

6.2.1 Pengertian Kesehatan Karyawan

Kesehatan karyawan merupakan kondisi kesehatan bertujuan agar pekerja

memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani maupun

sosial melalui pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit yang disebabkan

pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI.

No.9 Tahun 1960 Bab 1 Pasal 2, keselamatan kerja merupakan keadaan terhindar

dari bahaya selama melakukan proses pekerjaan (Yuliani, 2014:2).


14

Menurut WHO, kesehatan kerja merupakan bidang perawatan kesehatan

multidisplin yang berkaitan dengan memungkinkan seseorang melakukan

pekerjaannya, dengan cara yang tidak membahayakan keseharan mereka.

Kesehatan telah didefinisikan secara kontraks, misalnya dengan melakukan

promosi kesehatan dan keselamatan kerja yang berkaitan dengan pencegahan

bahaya dari bahaya yang tak terduga datangnya yang kemungkinan terjadi

ditempat kerja (Sholihah, 2018:5).

Menurut Djatmiko, kesehatan karyawan merupakan upaya penyelarasan

antara kapasitas kerja, beban kerja dengan lingkungan kerja agar setiap pekerja

dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun

masyarakat di lingkungan tersebut, agar diperoleh produktivitas kerja yang

optimal (Djatmiko, 2016:74).

Berdasarkan beberapan pendapat mengenai kesehatan karyawan, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan karyawan adalah usaha-usaha yang

dilakukan untuk menjaga para pekerja dari kejadian yang dimungkinkan bisa

merugikan kesehatan pekerja saat melakukan pekerjaannya dalam suatu

perusahaan.

6.2.2 Tujuan Kesehatan Karyawan

Menurut Tarwaka, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan

kesehatan kerja bagi karyawan dalam suatu organisasi, antara lain (Tarwaka,

2019:11):

a. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi

lingkungan kerja.
15

b. Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan yang ditimbulkan akibat

pekerjaan.

c. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-

tingginya baik secara fisik, mental maupun sosial disemua lapangan kerja.

d. Menempatkan tenaga kerja pada lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi

fisik, tubuh, serta mental psikologis tenaga kerja yang bersangkutan.

6.2.3 Penyebab Terjadinya Gangguan Kesehatan Karyawan

Menurut Manullang (2011:87) ada beberapa sebab yang memungkinkan

terjadinya gangguan kesehatan pada karyawan, antara lain:

a. Faktor lingkungan, yang dapat berupa:

1) Suara yang terlalu bising

2) Penerangan yang kurang memadai

3) Ventilasi yang kurang memadai

4) Radiasi

5) Getaran mekanis

6) Tekanan udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah

7) Bau-bauan di tempat kerja

b. Faktor kimia, yang dapat berupa:

1) Cairan

2) Debu-debuan

3) Bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat beracun

c. Faktor biologis, yang dapat berupa:

1) Bakteri virus
16

2) Jamur, cacing dan serangga

d. Faktor fisik, yang dapat berupa:

1) Sikap badan yang tidak baik pada waktu bekerja

2) Peralatan yang tidak sesuai dan tidak cocok dengan tenaga kerja

3) Beban kerja yang melampaui batas kemampuan

e. Faktor psikologis, yang dapat berupa:

1) Kerja yang terpaksa yang tidak sesuai dengan kemampuan

2) Suasana kerja yang tidak menyenangkan

3) Pikiran yang senang tiasa tertekan terutama karena sikap atasan atau

teman kerja yang tidak sesuai

4) Pekerjaan yang cenderung lebih mudah menimbulkan kecelakaan.

6.2.4 Indikator Kesehatan Karyawan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013:52) ada beberapa indikator terkait

kesehatan kerja bagi karyawan yaitu sebagai berikut:

a. Kebersihan di lingkungan kerja

yaitu tersedianya tempat sampah, baik untuk sampah kering maupun sampah

basah disetiap sudut bagian yang ada didalam perusahaan dan petunjuk akan

larangan membuang sampah disembarang tempat.

b. Tersedianya air bersih

Yaitu ketersediaan air bersih dilingkungan kerja sebagai suatu kebutuhan

seperti sebagai air minum, alat pencuci dibagian produksi, ataupun air untuk

kamar mandi.

c. Tersedianya ventilasi udara


17

Yaitu ketersediaan penghisap udara dari ruangan ke luar begitupun sebaliknya

untuk memasukkan udara baru ke dalam ruangan sehingga membuat ruangan

tidak pengap dan bagus untuk pernaparan para pekerja.

d. Tersedianya pelayanan kesehatan

Yaitu ketersediaan klik kesehatan yang bisa membatu dalam hal

pengantisipasian pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja serta

untuk melayani kesehatan karyawan.

Adapun indikator kesehatan karyawan dalam penelitian yang dilakukan

oleh Permanasari (2014:32-33) adalah sebagai berikut:

a. Keadaan

Keadaan dan kondisi karyawan adalah keadaan yang dialami oleh karyawan

pada saat bekerja yang mendukung aktifitas dalam bekerja.

b. Kondisi karyawan

Kondisi karyawan adalah suasan hati yang dialami oleh karyawan pada saat

bekerja.

c. Kenyamanan

Kenyamanan adalah suasana lingkungan sekitar yang mendukung aktivitas.

d. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari tempat kerja yang

mendukung aktivitas karyawan dalam bekerja.

e. Perlindungan karyawan
18

Perlindungan karyawan adalah fasilitas yang diberikan untuk menunjang

kesejahteraan karyawan.

6.3 Keselamatan Kerja

6.3.1 Pengertian Keselamatan Kerja

Menurut Sumakmur, keselamatan kerja adalah perlindungan kepada

karyawan dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan

pekerjaan. Keselamatan kerja berkaitan juga dengan mesin, alat kerja, bahan,

proses pengolaha, landasan kerja, lingkungan kerja serta cara-cara yang dilakukan

dalam menjalankan pekerjaan dan proses produksinya (Sumakmur, 2010:1).

Menurut Husni, kecelakaan kerja adalah bentuk kecelakaan yang terjadi di

tempat kerja atau lebih dikenal dengan istilah kecelakaan industri ini secara umum

dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga dan tidak dikehendaki

yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas kerja (Husni,

2015:136).

Menurut Simanjuntak, keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang

bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana seseorang bekerja yang

mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan serta

kondisi pekerja itu sendiri (Djatmiko, 2016:2).

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai keselamatan kerja yang telah

dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keselamatan kerja adalah

rangkaian usaha yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan suasana kerja

yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan.
19

6.3.2 Tujuan Keselamatan Kerja

Dessler (2017:142) mengungkapkan bahwa program keselamatan kerja

yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan yang ingin

dicapai, antara lain:

a. Moral

Upaya pencegahan kecelakaan kerja atas dasar kemanusiaan. Perusahaan

melakukan hal tersebut untuk meringankan penderitaan karyawan dan

keluarganya yang terkena musibah kecelakaan akibat bekerja.

b. Hukum

Terdapat hukum yang kuat yang mengatur kewajiban perusahaan untuk

memberikan jaminan keselamatan kerja pada karyawannya yang tertuang

dalam perundang-undangan, dimana jika ada pihak-pihak yang melanggar

maka akan diberikan sanksi yang cukup berat.

c. Ekonomi

Karena biaya yang dipikul pihak perusahaan yang cukup tinggi, sehingga

dengan adanya asuransi kompensasi karyawan bertujuan untuk memberikan

ganti rugi kepada karyawan yang mengalami kecelakaan akibat bekerja.

6.3.3 Dampak Akibat Terjadinya Kecelakaan Kerja

Menurut Husni (2015:137) ada beberapa dampak yang dirasakan akibat

terjadinya kecelakaan kerja, antara lain:

a. Kerugian yang bersifat ekonomi, meliputi:

1) Kerusakan mesin, peralatan, bahan serta bangunan


20

2) Biaya pengobatan dan perawatan korban

3) Hilangnya waktu kerja

4) Tunjangan kecelakaan

5) Menurunnya jumlah kemampuan mutu produksi

b. Kerugian yang bersifat non ekonomi

Pada umumnya berupa penderitaan yang dirasakan oleh pekerja yang terkena

musibah seperti luka, cedera ringan/berat, sampai yang berakibat fatal yaitu

kematian.

6.3.4 Faktor-Faktor Keselamatan Kerja

Menurut Moenir (2010:203-204) ada beberapa faktor yang bisa dilakukan

agar keselamatan kerja tercipta dalam suatu perusahaan, antara lain:

a. Lingkungan kerja secara fisik

Secara fisik, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan keselamatan kerja, antara lain:

1) Penempatan barang atau benda dengan baik sehingga tidak

membahayakan atau mencelakai orang-orang yang berada dilingkungan

tersebut. Penempatan ini dapat juga dilakukan dengan memberikan tanda-

tanda, batasan serta peringatan yang cukup.

2) Perlindungan pada pekerja dengan menyediakan alat pelindung yang

sesuai dan baik. perlengkapan perlindungan ini seperti masker, kacamata,

sarung tangan, helm pengaman, sepatu, pakaian anti radiasi penutup

telingan, pelindunan dada, dan lain-lainnya.


21

3) Penyediaan perlengkapan yang bisa digunakan sebagai alat pencegahan,

pertolongan serta perlindungan. Perlengkapan pencegahan ini seperti alat

pencegah kebakaran, pintu darurat, dan lain-lainnya. Sedangkan alat

pertolongan yang bisa digunakan ketika terjadi kecelakaan seperti P3K,

tabung oksigen, ambulance dan lain-lainnya.

b. Lingkungan sosial psikologis

Jaminan kecelakaan kerja secara psikologi dapat dilihat pada aturan

organisasi mengenai berbagai jaminan terhadap para pekerja, antara lain:

1) Bersikap adil terhadap semua pekerja, tanpa membedakan agama, suku,

turunan serta lingkungan sosial. Aturan mengenai keterlibatan organisasi

dan pekerjaan ini hendaknya dilakukan secara merata kepada semua

karyawan tanpa terkecuali.

2) Perawatan dan pemeliharaan asuransi terhadap para pekerja yang

melakukan pekerjaan beresiko dan berbahaya, yang memungkinkan

terjadinya kecelakaan kerja. Asuransi ini bisa meliputi jenis dan tingkat

penderitaan yang bisa dialami saat terjadi kecelakaan. Adanya asuransi

tentunya menimbulkan ketenangan bagi para karyawan dalam bekerja.

3) Memberikan jaminan masa depan pada pekerja ketika tidak mampu lagi

melakukan pekerjaan akibat kecelakaan, baik fisik maupun mental.

Bentuk jaminan ini seperti tunjangan pensiun,tunjangan cacat, dan lain-

lainnya. Hal ini dimaksudkan agar pekerja yang terkena musibah

mendapat modal usaha yang bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-

harinya nanti.
22

4) Kapasitas kedudukan dalam pekerajaan, hal ini merupakan salah satu

jaminan bahwa para pekerja dalam suatu perusahaan harus dilindungi hak

kedudukannya oleh peraturan. Faktor pekerja harus dijamin secara

seimbang dengan kewajibannya dalam bekerja.

6.3.5 Indikator Keselamatan kerja

Menurut Suma’mur (2010:67) ada beberapa indikator terkait keselamatan

kerja yaitu sebagai berikut:

a. Pelatihan keamanan

Memberikan pelatihan keamanan bagi karyawan yang dimaksud adalah

memberikan pelatihan terkait penggunaan peralatan kerja, adanya punyuluhan

tentang pencegahan terjadinya kecelakaan serta memberikan buku petunjuk

K3 pada setiap karyawan bagian produksi.

b. Alat pengaman

Penyediaan alat-alat pengaman di lingkungan kerja seperti sarung tangan,

masker, penutup kepala, sepatu karet, alat pemadam kebakaran untuk

pencegahan pertama terjadinya kecelakaan, dan lain-lainnya.

c. Peraturan di tempat kerja

Adanya larangan atau himbauan terjadap karyawan sebagai salah satu bentuk

pencegahan terjadinya kecelakaan ditempat kerja seperti larangan merokok

ditempat produksi, tanda peringatan terhadap mesin-mesin berbahaya, tanda

adanya tegangan tinggi, dan lain-lainnya.

d. Pencahayaan
23

Adanya jendela-jendela yang ada diruangan berfungsi sebagai pembantu

pencahayaan sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan

dengan baik. Atau menyediakan pencahayaan yang maksimal dalam ruangan

kerja agar proses kerja berjalan dengan baik.

Adapun indikator keselamatan kerja dalam penelitian yang dilakukan oleh

Permanasari (2014:31-32) adalah sebagai berikut:

a. Tempat kerja

Tempat kerja merupakan lokasi dimana para karyawan melaksanakan

aktifitas kerjanya.

b. Mesin dan peralatan

Mesin dan peralatan adalah bagian dari kegiatan operasional dalam proses

produksi yang biasanya berupa alat-alat berat dan ringan.

c. Jaminan keselamatan

Jaminan keselamatan adalah berupa alat-alat yang menjamin keselamatan

kerja di lingkungan perusahaan.

6.4 Produktivitas Kerja

6.4.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja berasal dari kata produktif yang artinya segala kegiatan

yang menimbulkan kegunaan (utility). Seseorang yang bekerja akan menghasilkan

sesuatu, maka disebut produktif. Produktivitas tidak hanya di ukur dari segi

kuantitas (jumlah) yang dihasilkan tetapi juga di ukur dari kualitas (mutu)

pekerjaan yang semakin baik. Semakin baik mutu pekerjaan, maka akan semakin

tinggi produktivitas kerja seseorang (Alma dan Priansa, 2010:171-172). Menurut


24

Salam (2014:234) produktivitas merupakan ukuran atau standar yang dapat

digunakan untuk melakukan perbandingan antara input atau modal yang telah

dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.

Menurut Hartoyo dkk (2015:98) produktivitas kerja adalah konsep yang

menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang

dibutuhkan dalam menghasilkan suatu produk. Seorang tenaga kerja dikatakan

produktif jika ia mampu menghasilkan output yang lebih banyak dari tenaga kerja

lain untuk satuan waktu yang sama. Jadi jika seseorang mampu menghasilkan

produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam satuan waktu yang

lebih singkat, maka karyawan tersebut akan menunjukkan produktivitas yang

lebih baik atau lebih tinggi.

Berdasarkan beberapan pendapat mengenai produktivitas kerja yang telah

dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas kerja

adalah kemampuan karyawan dalam hal berproduksi dibandingkan dengan input

yang digunakan, dimana seorang karyawan dikatakan produktif dalam bekerja jika

individu tersebut mampu menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan

harapan perusahaan dalam waktu yang tepat dan singkat.

6.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut Anoraga (2014:76), ada 5 faktor yang mempengaruhi produktivitas

kerja, antara lain:

a. Keselamatan dan kesehatan kerja


25

Segala upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan saat

melakukan pekerjaan dan bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa

sakit yang disebabkan lingkungan kerja.

b. Upah kerja

Sebuah kesanggupan dari perusahaan untuk menilai karyawannya dan

memposisikan diri dalam dunia industri.

c. Disiplin kerja

Kesadaran, kemauan dan kesediaan kerja orang lain agar dapat taat dan

tunduk terhadap semua peraturan dan norma yang berlaku.

d. Pendidikan dan pengalaman kerja

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang dalam

usaha mendewasakan diri melalui pengajaran dan pelatihan, proses, cara

perbuatan mendidik. Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan

yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari pekerjaan yang

telah dilakukan selama beberapa waktu tetentu.

e. Kepuasan kerja

Sikap positif seseorang yang memandang pekerjaannya sebagai hal yang

menyenangkan dan tidak memiliki beban.

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2010: 247-249) ada beberapa faktor yang

bisa mempengaruhi produktivitas kerja seseorang, antara lain:

a. Pengetahuan
26

Konsep pengetahuan lebih berorientasi pada intelegensi, daya pikir

serta penguasaan ilmu dan wawasan yang dimiliki seseorang. Sehingga dalam

hal ini pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan yang baik

yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan

kontribusi pada individu dalam melakukan pemecahan masalah, daya cipta,

serta dalam melakukan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan

pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi, maka seseorang akan

diharapkan mampu melakuakn pekerjaan dengan baik dan produktif.

b. Kemampuan

Kemampuan terbentuk dari jumlah kompetensi yang dimiliki oleh

seorang pekerja. Konsep ini memiliki cakupan yang lebih luas, karena

mencakup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan keterampilan termasuk

faktor pembentuk kemampuan. Sehingga jika seseorang memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang tinggi diharapkan memiliki kemampuan

yang tinggi pula. Melalui kemampuan yang memadai, maka pekerja dapat

melaksanakan aktivitas kerjanya tanpa menemukan masalah teknis yang

berarti.

c. Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional

terhadap bidang tertentu. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan

berlatih. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam hal

melakukan atau menyelesaikan pekerjaan yang bersifat teknis, seperti

keterampilan bengkel, komputer dan lain-lainnya. Dengan keterampilan yang


27

dimiliki seseorang maka diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaannya

secara produktif. Keterampilan ini merupakan faktor utama dalam hal

membentuk produktivitas.

d. Perilaku

Perilaku pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari individu itu sendiri,

yang dapat diamati baik secara langsung maupun tidak langsung. Dimana

perilaku ini terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan dalam hal

menimbulkan reaksi seperti bentuk rangsangan, dengan demikian rangsangan

tersebut tentu akan menghasilkan reaksi atas perilaku tertentu.

e. Sikap

Sikap adalah suatu kebiasaan yang tepolakan, dimana jika kebiasaan

yang terpolakan tersebut memiliki implikasi yang positif dalam hubungannya

dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan. Hal ini tentunya

menjamin perilaku kerja yang baik, jika pola kebiasaan pekerja bersikap

positif.

6.4.3 Manfaat Produktivitas Kerja

Menurut Salam (2014:237) manfaat dari pengukuran produktivitas kerja

adalah sebagai berikut:

a. Umpan balik pelaksaan kerja dalam hal memperbaiki produktivitas kerja

karyawan.

b. Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk menyelesaian masalah

c. Untuk bahan pertimbangan pengambilan keputusan-keputusan penetapan

d. Untuk kebutuhan pelatihan dan pengembangan


28

e. Untuk kebutuhan perencaan dan pengembangan karir

f. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan dalam proses kerja

g. Untuk mengetahui ketidakakuratan informal

h. Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil.

6.4.4 Indikator Produktivitas Kerja

Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi setiap karyawan

yang ada disuatu perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan

pekerjaan seseorang akan terlaksana secara efisien dan efektif. Menurut Simamora

(2014:112) untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan beberapa indikator,

sebagai berikut:

a. Kuantitas kerja

Yaitu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan

perbandingan dari standar atau ketetapan yang sudah ditentukan perusahaan.

b. Kualitas kerja

Yaitu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang

dihasilkan oleh karyawan, dalam hal ini merupakan suatu kemampuan

karyawan dalam hal menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan

perbandingan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

c. Ketepatan waktu

Yaitu tingkat suatu aktivitas selesainya pekerjaan dari awal waktu yang telah

ditentukan, hal ini dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk melakukan aktivitas lain.


29

Indikator ini diukur dari persepsi karyawan terhadap aktivitas kerja yang

disediakan diawal waktu sampai menjadi output.

Adapun indikator produktivitas kerja dalam penelitian yang dilakukan oleh

Widaningrum (2019:13) adalah sebagai berikut:

a. Efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal

yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

b. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan

realisasi penggunaannya atau bagaimaan pekerjaan tersebut dilaksanakan.

6.5 Kepuasan Kerja

6.5.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Hasibuan (2017:202) kepuasan kerja adalah sikap emosional

yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya, sikap ini dicerminkan oleh

moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam

pekerjaan, luar pekerjaan serta kombinasi dari kedua-duanya.

Menurut As’ad (2014:104) kepuasan kerja era kaitannya dengan sikap

kerja karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama dengan

pemimpin serta kerjasama dengan sesama karyawan. Kepuasan kerja ini berkaitan

dengan seberapa jauh pekerjaan secara keseluruhan bisa memuaskan kebutuhan.

Menurut Munandar (2016:67) kepuasan kerja adalah hasil keseluruhan dari

derajar rasa suka atau tidak suka dari karyawan terhadap berbagai aspek dari

pekerjaannya, misalnya pada kondisi fisik lingkungan kerja, cara kepemimpinan

dan lain-lainnya.
30

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan diatas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan senang dan puas yang

dimiliki oleh karyawan terhadap pekerjaannya serta suasan hati yang tenang

dalam hal melakukan pekerjaannya.

6.5.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kepuasan kerja seorang

karyawan dalam suatu perusahaan, antara lain: (Hasibuan, 2017:205)

a. Balas jasa yang adil dan layak

b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian

c. Berat ringannya pekerjaan

d. Suasana dan lingkungan pekerjaan

e. Sifat pimpinan dalam memimpin

f. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

g. Sifat pekerjaan yang tidak monoton

Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2015:152) faktor-faktor yang bisa

mempengaruhi kepuasan kerja, adalah sebagai berikut:

a. Kerja yang secara mental menantang

Karyawan cenderung menyukai pekerjaan yang memberikan mereka

kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan

menawarkan tugas, kebebasan serta umpan balik terhadap hasil kerja mereka

yang maksimal.

b. Ganjaran yang pantas


31

Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang

sejalan dengan prestasi kerja mereka. Bila upah dilihat adil yang didasari

pada tingkat tuntutan pekerjaan, maka tingkat keterampilan individu dan

standar pengupahan komunitas yang besar memungkinkan menghasilkan

kepuasan.

c. Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan peduli akan lingkungan kerja yang baik untuk kenyamanan pribadi

serta untuk memudahkan mereka dalam mengerjakan tugasnya. Karyawan

lebih menyukai keadaan yang tidak berbahaya atau merepotkan.

d. Rekan kerja yang mendukung

Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga merupakan kebutuhan untuk mengisi

interaksi antar sosial. Sehingga tidaklah mengejutkan jika mempunyai rekan

kerja yang ramah dan mendukung menghantarkan pada kepuasan kerja yang

tinggi. Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dalam hal kepuasan

kerja.

e. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan

Karyawan yang memiliki tipe kepribadian yang sejalan dengan pekerjaan

yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat

dan kemampuan yang tepat dalam hal memenuhi tuntutan dari pekerjaannya.

6.5.3 Ciri-Ciri Kepuasan Kerja

Menurut Munandar (2016:72) ada lima ciri pekerjaan yang berkaitan

langsung dengan kepuasan kerja dalam berbagai bidang pekerjaan dan profesi,

antara lain:
32

a. Jati diri tugas

Yaitu derajat kesesuaian suatu pekerjaan secara keseluruhan yang dilihat dari

hasil serta dapat dikenali sebagai hasil kinerja karyawan. Adapun tugas secara

tersendiri akan menimbulkan rasa puas atau tidak puasnya.

b. Keragaman keterampilan

Yaitu banyaknya keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan

maka akan semakin banyak pula keterampilan yang digunakan sehingga akan

mengurangi keborosan dalam bekerja.

c. Tugas yang penting

Yaitu besarnya pencapaian suatu pekerjaan yang mempunyai dampak yang

sangat berarti bagi kehidupan karyawan ataupun orang lain. Apabila tugas

yang diemban dirasakan mempunyai nilai penting dan sangat berarti maka

karyawan tersebut lebih jauh mempunyai kepuasan dalam bekerja.

d. Otonomi

Yaitu sejauh mana kebebasan pemegang kerja yang mempunyai pengertian

keleluasaan yang dibutuhkan karyawan. Kebebasan dalam mengatur jadwal

kerja dan memutuskan prosedur apa yang digunakan untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut. Pekerjaan ini memberikan peluang dalam mengambil

keputusan yang lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.

6.5.4 Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Robbins dan Judge (2015:155) untuk mengukur kepuasan kerja

maka ada beberapa indikator yang bisa digunakan, antara lain:

a. Pekerjaan
33

Isi pekerjaan yang dilakukan karyawan apakah memiliki elemen yang

memuaskan.

b. Upah

Jumlah bayaran yang diterima karyawan sebagai akibat dari pelakasanaan

kerja apakah sudah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan sudah adil.

c. Pengawasan

Seseorang yang senantiasa memberikan perintah atas petunjuk dalam

malaksanakan pekerjaan karyawan.

d. Promosi

Kemungkinan karyawan dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.

e. Rekan kerja

Teman-teman yang senantiasa berinteraksi dalam pelakasanaan pekerjaan.

Karyawan akan merasakan rekan kerja yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan.

Adapun indikator kepuasan kerja dalam penelitian yang dilakukan oleh

Nurbahar (2015:40) adalah sebagai berikut:

a. Tugas pokok dan fungsi kerja

b. Supervisi oleh pimpinan

c. Kesempatan untuk maju

d. Rekan kerja

e. Kondisi kerja
34

6.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelitian terdahulu, peneliti menyimpulkan persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sehingga diketahui

signifikasi yang jelas serta untuk menjaga originalitas penelitian yang akan

dilakukan. Untuk itu peneliti menjabarkan hasil penelitian terdahulu sebagai

berikut:

a. Nining Wayuni dkk (2018), dengan judul penelitian “pengaruh keselamatan

dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan pada pt.

kutai timber indonesia (studi kasus pada pt. kutai timber indonesia kota

probolinggo).” Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan (K3)

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Kutai

Timer Indonesia.

b. Suwarno dkk (2019), dengan judul penelitian “Pengaruh Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di Pabrik Roti

Bunga Mawar Kota Lubuklinggau”. Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kuantitatif. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa keselamatan

kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja, kesehatan kerja

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja, serta keselamatan dan

kesehatan kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap

produktivitas kerja pada karyawan pabrik roti bunga mawar di kota

Lubuklinggau.
35

c. Sici Ramawati (2018), dengan judul penelitian “Pengaruh Kesehatan

Keselamatan Kerja (K3) Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Dampaknya Terhadap Produktivitas Kerja Pt Tania Selatan Ogan Komering

Ilir Sumatera Selatan.” Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kesehatan dan

keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja,

kesehatan dan keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

kerja, lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja,

kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja, tetapi

lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

d. Christina Ingelin Latuwael (2017), dengan judul penelitian “Pengaruh

Kelesamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada PT

Summit Adyawinsa Indonesia).” Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kuantitatif. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa keselamatan

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja,

kesehatan kerja bepengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas

kerja, kepuasan kerja mampu memediasi kesehatan kerja terhadap

produktivitas kerja, serta kepuasan kerja mampu memediasi kesehatan kerja

terhadap produktivitas kerja.

e. Deden Misbahudin Muayyad (2016), dengan judul penelitian “Pengaruh

Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Bank Syariah X

Kantor Wilayah II”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian


36

kuantitatif. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.

f. Md Shafiqul Islam dan Tanjila Islam (2017), dengan judul penelitian “Safety

In Workplace And Its Effect On Labor Productivity: A Case Study For

Pharmaceutical Industry”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara keselamatan dan produktivitas tenaga kerja.

g. Felicity Lamm., et.al (2016), dengan judul penelitian “Is There A Link

Between Workplace Health And Safety And Film Performance And

Productivity”. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa ada bukti yang semakin meningkat

bahwa dengan menyediakan tempat yang sehat dan aman dalam lingkungan

kerja berpotensi meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang pada akhirnya

akan meningkatkan keuntungan bisnis.

h. Florence Sembe dan Amos Ayou (2017), dengan judul penelitian “Effect Of

Selected Occupation Health And Safety Management Practicase On Job

Satisfaction Of Employees In University Campuses In Nakuru Town, Kenya.”

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa paraktik-praktik manajemen kesehatan

dan keselamatan kerja mengarahkan pada peningkatan kepuasan kerja di

antara karyawan.

i. Rifat Balouch (2015) “Determinants Of Job Satisfaction And Its Impact On

Employee Performance And Tournover Intentions. International Journal Of


37

Learning And Development.” Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kuantitatif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,

sedangkan kepuasan kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat

berpindah karyawan.

j. Muhammad Saqib Khan (2019), dengan judul penelitian “Impact Of Safety

Climate On Job Performance And Job Satisfaction With Moderating Role Of

Psychological Capital In Pakhistan”. Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kuantitatif. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa iklim

keselamatan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja dan kepuasan

kerja. Selain itu, modal psikologis secara signifikan memoderasi hubungan

antara iklim keselamatan dan kinerja pekerjaan. Modal psikologis juga secara

signifikan memoderasi hubungan antara iklim keselamatan dan kepuasan

kerja.

6.7 Kerangka Pikir

Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai serta

penelitian terdahulu yang mendukung, maka dibuatlah suatu kerangka pemikiran

sebagai berikut:
38

Kesehatan
karyawan
(X1) H3
H1

Kepuasan H5 Produktivitas
kerja kerja
(Z) H6 (Y)
H2
Keselamatan H4
kerja
(X2)

Gambar 1.1
Kerangka Pikir

Keterangan:

: Pengaruh variabel X ke variabel Z

: Pengaruh variabel X ke variabel Y

: Pengaruh variabel Z ke variabel Y

: Pengaruh variabel X ke variabel Y dengan variabel Z sebagai


intervening

7. Pengaruh Antar Variabel

a. Pengaruh Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan sangat memiliki peran penting dalam suatu perusahaan, jika

perusahaan menerapkan sistem manajemen yang baik seperti memberikan

jaminan kesehatan terhadap karyawannya maka karyawan tersebut akan

merasa terlindungi dan dihargai oleh perusahaan tempat ia bekerja. Hal ini

tentunya menumbuhkan rasa tenang dan nyaman dalam melakukan

pekerjaannya yang akan berimbas pada kepuasan karyawan tersebut terhadap


39

perusahaan tempat ia bekerja. Kepuasan kerja yang tinggi menandakan

pengelollan organisasi yang baik, jika karyawan meras puas dengan

pekerjanannya maka akan menunbuhkan rasa ingin tetap berada diperusahaan

tersebut serta akan memaksimalkan setiap pekerjaan yang dilakukan (Husni,

2015:139).

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sici

Ramawati (2018) dalam judul penelitiannya “Pengaruh Kesehatan

Keselamatan Kerja (K3) Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Dampaknya Terhadap Produktivitas Kerja Pt Tania Selatan Ogan Komering

Ilir Sumatera Selatan.” Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kesehatan

kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

b. Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Menurut teori hierarki kebutuhan yang dicetus oleh Maslow,

menjelaskan bahwa seseorang memiliki lima tingkatan kebutuhan yang harus

dipenuhi dalam hidupnya, salah satunya adalah kebutuhan akan rasa aman

(Mangkunegara, 2010:95). Dalam lingkup perusahaan, tentunya karyawan

memerlukan akan adanya perlindungan yang diberikan oleh pihak perusahaan

baik dari bahaya yang akan dirinya ketika sedang melakukan pekerjaannya.

Salah satu cara perusahaan untuk memberikan perlindungan akan rasa aman

kepada karyawannya agar terhindar dari adanya kecelakaan kerja adalah

dengan memberikan alat-alat pencegahan seperti menyediakan alat pelindung

baik berupa masker, sepatu karet dan lain-lainnya. Hal ini sangat penting

untuk memuaskan kebutuhan yang terlihat dalam suatu organisasi, dimana


40

pemimpin dituntut untuk mengutamakan keselamatan kerja karyawannya

(Husni, 2015:140).

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sici

Ramawati (2018) dalam judul penelitiannya “Pengaruh Kesehatan

Keselamatan Kerja (K3) Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Dampaknya Terhadap Produktivitas Kerja Pt Tania Selatan Ogan Komering

Ilir Sumatera Selatan.” Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

c. Pengaruh Kesehatan Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja seorang karyawan akan dipengaruhi oleh berbagai

faktor seperti sikap mental berupa keselamatan kerja, kesehatan kerja,

motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja pendidikan, keterampilan dan lain-

lainnya yang akan berujung pada produktivitas baik yang bersifat negatif

maupun positif. Suatu perusahaan harus memperhatikan kesehatan

karyawannya untuk memberikan kondisi kerja yang lebih sehat, serta menjadi

lebih bertanggungjawab atas pekerjaannya. Kesehatan dalam suatu organisasi

sangatlah penting, karena apabila karyawan sehat maak produktivitas kerja

mereka akan baik, sehingga hal ini harus didukung oleh lingkungan kerja

yang sehat (Sedarmayanti, 2010:12).

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nining

Wayuni dkk (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh

keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan

pada pt. kutai timber indonesia (studi kasus pada pt. kutai timber indonesia
41

kota probolinggo).” Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa keselamatan

kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

karyawan.

d. Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Manajemen yang efektif membutuhkan sebuah komitmen organisasi

pada kondisi kerja yang aman. Keselamatan kerja sangat berpengaruh

terhadap jam kerja karyawan dimana akan timbul rasa lelah karena pekerjaan

fisik yang dilakuakn atau karena rasa bosan yang timbul sehingga

mengakibatkan pekerjaan lama terselesaikan. Timbulnya rasa lelah akan

mengurangi motivasi kerja dan memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja.

Program keselamatan kerja yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat

memberikan keuntungan yaitu mengurangi kecelakaan kerja serta biaya-biaya

atas kompensasi para pekerja ketika terkena musibah. Dengan menerapkan

program keselamatan kerja maka akan mempengaruhi kinerja karyawannya

dan otomotasi produktivitas kerja semakin baik (Sedarmayanti, 2010:17).

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nining

Wayuni dkk (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh

keselamatan dan kesehatan kerja (k3) terhadap produktivitas kerja karyawan

pada pt. kutai timber indonesia (studi kasus pada pt. kutai timber indonesia

kota probolinggo).” Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa keselamatan

selematan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

karyawan.
42

e. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Dalam dunia kerja kepuasan kerja karyawan haruslah menjadi suatu

unsur yang mutlak dalam gerakan mempertinggi efisiensi. Karyawan yang

merasa terpenuhi kepuasan kerjanya akan berusaha untuk semaksimal

mungkin memberikan kemampuannya dalam melakukan pekerjaannya.

Bekerja dengan giat, tekun dan penuh disiplin akan mempertinggi efisiensi

kerja yang era hubungannya dengan kemajuan perusahaan. Dengan adanya

kepuasan kerja yang tinggi sehingga akan mendorong karyawan menjadi

lebih produktif (Haslam, 2014:57).

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Deden

Misbahudin Muayyad (2016), dengan judul penelitian “Pengaruh Kepuasan

Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Bank Syariah X Kantor

Wilayah II”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.

f. Pengaruh Kesehatan Karyawan Dan Keselamatan Kerja Terhadap

Produktivitas Kerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening

Theory organizational behavior (teori perilaku organisasi) merupakan

teori yang mempelajari pemahaman komprehensif mengenai bagaimana peran

individu, kelompok serta struktur organisasi terhadap perilaku yang terjadi

dalam organisasi tersebut, untuk tujuan penerapan pengetahuan demi

peningkatan efektivitas kerja baik organisasi maupun sumber daya manusia

yang ada. Apa yang orang-orang kerjakan dalam suatu organisasi dan

bagaimana perilaku mereka sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh


43

karena itu, perilaku organisasi sangat berpusat secara khusus pada situasi

terkait pekerjaan itu sendiri (Robbins dan Judge, 2015:5). Teori ini dalam

kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana variabel kesehatan

dan keselamatan kerja merupakan komponen awal yang sudah ditetapkan

oleh pihak perusahan, dan variabel kepuasan kerja adalah komponen dari

proses yang sedang dijalankan oleh setiap karyawan atas apa yang dirasakan

dari adanya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja yang telah ditetapkan

di awal, yang berujung pada variabel produktivitas kerja sebagai komponen

hasil yang didapatkan dari proses yang terjadi dalam perusahaan tersebut.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Christina

Ingelin Latuwael (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Kelesamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada PT

Summit Adyawinsa Indonesia).” Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

kepuasan kerja mampu memediasi kesehatan kerja dan keselamatan kerja

terhadap produktivitas kerja.

8. Metode Penelitian

8.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian merupakan bentuk penelitian yang akan dilaksanakan oleh

peneliti yang berkaitan erat dengan masalah penelitian dan cara atau teknik

pengumpulan data yang akan digunakan (Noor, 2011:107). Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian


44

yang dilakukan untuk mencari hubungan atau pengaruh satu atau lebih variabel

endogen dengan satu atau lebih variabel eksogen (Sugiyono, 2014:115).

Pendakatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan deskriptif kuantitatif. Whintney (dalam Sugiyono, 2014:117)

menyatakan penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang bertujuan

menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk

mencandarkan karakteristik individu atau kelompok.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PT. Morenzo Abadi Perkasa yang

berada di Jalan Raya Demak Kudu km 10, Desa Gajah RT.02 RW.03, Kecamatan

Gajah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Lokasi penelitian ini dipilih dengan

pertimbangan bahwa penulis mudah memperoleh data pendukung penelitian ini,

baik yang bersifat data primer maupun data sekunder. Waktu penelitian ini

dilaksanakan kurang lebih 5 bulan.

8.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel

8.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari objek yang

mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tertentu

(Sugiyono, 2014:76). Berdasarkan telaah pustaka dan hipotesis yang telah

dirumuskan maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel terikat (eksogen), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (endogen) (Sugiyono, 2014:76). Dalam

penelitian ini yang merupakan variabel terikat (eksogen) adalah produktivitas

kerja.
45

b. Variabel bebas (endogen), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi atau

sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat (eksogen) (Sugiyono,

2014:76). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas (endogen)

adalah kesehatan karyawan dan keselamatan kerja.

c. Variabel intervening, yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan variabel

bebas (endogen) dan variabel terikat (eksogen) menjadi hubungan langsung

dan tidak langsung yang bisa diamati dan diukur (Sugiyono, 2014:76). Dalam

penelitian ini yang merupakan variabel intervening adalah kepuasan kerja.

8.2.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah penjabaran dari masing-masing variabel yang

digunakan dalam sebuah penelitian terhadap indikator yang membentuknya

(Ghozali, 2013:36).

a. Kesehatan karyawan

Kesehatan karyawan merupakan upaya penyelarasan antara kapasitas kerja,

beban kerja dengan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara

sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di lingkungan

tersebut, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal. Adapun indikator

variabel kesehatan karyawan, antara lain: (Budiman dan Riyanti, 2013:52)

1) Kebersihan di lingkungan kerja

2) Tersedianya air bersih

3) Tersedianya ventilasi udara

4) Tersedianya pelayanan kesehatan

b. Keselamatan kerja
46

Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko

kecelakaan dan kerusakan dimana seseorang bekerja yang mencakup tentang

kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan serta kondisi pekerja

itu sendiri (Djitmiko, 2016:2). Adapun indikator variabel keselamatan kerja,

antara lain: (Suma’mur, 2010:67)

1) Pelatihan keamanan

2) Alat pengaman

3) Peraturan di tempat kerja

4) Pencahayaan

c. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah hasil keseluruhan dari derajar rasa suka atau tidak suka

dari karyawan terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya, misalnya pada

kondisi fisik lingkungan kerja, cara kepemimpinan dan lain-lainnya

(Munandar, 2016:67). Adapun indikator variabel kepuasan kerja, antara lain:

(Robbins dan Judge, 2015:155)

1) Pekerjaan

2) Upah

3) Pengawasan

4) Promosi

5) Rekan kerja

d. Produktivitas kerja

Produktivitas kerja adalah ukuran atau standar yang dapat digunakan untuk

melakukan perbandingan antara input atau modal yang telah dikeluarkan


47

dengan hasil yang diperoleh (Salam, 2014:234). Adapun indikator variabel

produktivitas kerja, antara lain: (Simamora, 2014:112)

1) Kuantitas kerja

2) Kualitas kerja

3) Ketepatan waktu

8.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka).

Sumber data dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu:

(Sugiyono, 2014:200)

a. Data primer

Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari responden yang

akan diteliti. Data primer dalam penelitian ini melalui kuesioner atau daftar

pertanyaan yang sudah disiapkan.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

8.4 Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,


48

2014:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.

Morenzo Abadi Perkasa yang berjumlah 510 orang.

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit keseluruhan

dari populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu (Kuncoro, 2013:118).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan

metode probability sampling. Probability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang bagi setiap unsur (anggota)

populasi dipilih menjadi anggota sampel (Suryani dan Hendryadi, 2016:194).

Pada penelitian ini pengumpulan data probability sampling menggunakan

teknik yaitu stratified random sampling. Stratified random sampling

merupakan proses pengambilan sampel berdasarkan tingkatan atau strata

yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2010:81).

Pada penelitian ini dilakukan teknik pengambilan Stratified random

sampling karena anggota populasi yakni karyawan PT. Morenzo Abadi

Perkasa memiliki berbagai devisi baik dalam bidang produksi, umum maupun

akuntansi yang sama-sama membutuhkan perhatian terhadap kesehatan dan

keselamatan dalam bekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja para

karyawan.
49

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

Slovin: (Siregar, 2016:149)

N
n=
1+ N e 2

Keterangan:

n = sampel

N = Jumlah populasi

e = Tingkat Kepercayaan/Ketetapan yang diinginkan

N
n=
1+ N e 2

510
n=
1+ ( 510 ) ¿ ¿

510
n=
2,275

n=224

Dari hasil perhitungan tersebut menggunakan rumus slovin, maka

sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 224 responden. Karena

jumlah anggota sampel bertingkat maka cara pengambilan sampel

menggunakan rumus alokasi proportional (Sugiyono, 2014: 82).

¿= ¿ ×n
N

Keterangan:

ni = Jumlah anggota sampel menurut strata

n = Jumlah anggota sampel seluruhnya

Ni = Jumlah anggota populasi menurut strata


50

N = Jumlah anggota populasi seluruhnya

Maka jumlah anggota sampel berdasarkan devisi yang ada di PT.

Morenzo Abadi Perkasa adalah:

433
Devisi produksi : × 224 = 190 sampel
510

56
Devisi umum : × 224 = 25 sampel
510

21
Devisi akuntansi : × 224 = 9 sampel
510

8.5 Pengumpulan Data

Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan

suatu keputusan dalam penelitian (Kuncoro, 2016:145). Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui metode, sebagai berikut:

(Sugiyono, 2014:202)

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana partisipan

atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh

peneliti. Peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yang

berkaitan dengan pemikiran, perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi,

kepribadian serta perilaku dari responden yang ada dalam penelitian tersebut.

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca dan mengutip baik secara

langsung maupun tidak langsung dari literature-literatur yang berhubungan

langsung dengan variabel yang diteliti dalam penelitian ini.


51

8.6 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan skala likert 4 titik

(versi modifikasi) dengan menghilangkan pilihan jawaban netral. Jumlah

responden sebanyak 224 responden, maka jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat setuju hingga sangat

tidak setuju, yang berupa kata-kata dan diberikan skor, seperti: (Sugiyono,

2014:142)

Sangat Setuju (SS) = 4 skor

Setuju (S) = 3 skor

Tidak Setuju (TS) = 2 skor

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 skor

Tabel 1.2
Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Skala

Kesehatan karyawan 1. Kebersihan di lingkungan kerja Likert


(Budiman Dan Riyanti,
2013) 2. Tersedianya air bersih
3. Tersedianya ventilasi udara
4. Tersedianya pelayanan kesehatan

Keselamatan kerja 1. Pelatihan keamanan Likert


(Suma’mu, 2010)
2. Alat pengaman
3. Peraturan di tempat kerja
4. Pencahayaan

Kepuasan kerja 1. Pekerjaan Likert


(Robbins Dan Judge,
2015) 2. Upah
52

3. Pengawasan
4. Promosi
5. Rekan kerja

Produktivitas kerja 1. Kuantitas kerja Likert


(Salam, 2014)
2. Kualitas kerja
3. Ketepatan waktu

Sumber: data yang diolah, 2020.

8.7 Metode Analisis Data

8.7.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah

semua pertanyaan yang diajukan dalam penelitian adalah valid. Tingkat validitas

variabel indicator atau variabel manifest dalam mengukur variabel latern

ditunjukkan oleh besarnya nilai loading, pada analisis data yang standardized

(input matriks korelasi). Makin besar factor loading maka akan menunjukkan

indikasi bahwa variabel manifest semakin valid sebagai instrumen pengukuran

variabel laten. Pernyataan yang digunakan dalam penelitian akan dinyatakan valid

apabila nilai factor loadings > 0,05 (Santoso, 2018:23).

8.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan terhadap kuesioner yang

bertujuan untuk mengukur sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,

stabil dan konsistensi. Pernyataan yang digunakan dalam penelitian akan

dinyatakan reliable apabila nilai yang telah ditetapkan yaitu cronbach alpha >
53

0,60 (Santoso, 2018:28). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

cronbach alpha dengan bantuan AMOS

8.7.3 Uji Goodness Of Fit

Sebelum melakukan pengujian SEM maka terlebih dahulu dilakukan

pengujian goodness of fit sebagai berikut:

a. Chi Square

Model yang di uji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi

squarenya tinggi dengan nilai p > 0,05 (Santoso, 2018:126).

b. Comparative Fit Index (CFI)

Besaran index ini adalah rentang nilai dari 0-1, dimana semakin

mendekati angka 1 maka mengidentifikasikan tingkan fit yang peling tinggi.

Comparative Fit Index identif dengan relatif noncentrality index (Santoso,

2018:131)

c. Goodness Of Fit Index (GFI)

Index kesesuaian (fit indeks) digunakan untuk menghitung proporsi

tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh

matriks kovarians populasi yang diestimasi. Goodness Of Fit Index adalah

sebuah non statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit)

sampai 1 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini akan menunjukkan

sebauh better fit (Santoso, 2018:129).

d. Adjusted Goodness Of Fit Index (AGFI)


54

Adjusted goodness of fit index adalah analog dari R2 dari regresi

berganda. Fit index ini dapat diadjust terhadap degress of freedom yang

tersedia untuk menguji diterima atau tidaknya modal dalam penelitian ini.

Syarat diterimanya model ini, jika nilai adjusted goodness of fit index ≥ 0,90

(Santoso, 2018:129).

e. The Roct Mean Square Error Of Approximation (RAMSEA)

The roct mean square error of approximation adalah sebuah index

yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi square statistik dalam

sampel yang besar. Syarat diterimanya modal ini, jika nilai the roct mean

square error of approximation ≤ 0,08, yang menunjukkan sebuah close fit

dari model itu berdasarkan degrees of freedom (Santoso, 2018:133).

8.7.4 Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan Structural Equation Model (SEM) sebagai

teknik analisisnya dengan menggunakan program AMOS. Menurut Santoso

(2018:2), structural equation model adalah teknik multivariate yang

mengkombinasikan aspek-aspek multiple regression (menguji hubungan saling

ketergantungan) dan analisis factor (menunjukkan konsep-konsep tak terukur

faktor dengan banyak variabel) untuk mengestimasi hubungan saling

ketergantungan secara simultan.

Adapun langkah dalam pengujian Structural Equation Model (SEM) pada

penelitian ini adalah sebagai berikut: (Santoso, 2018:211)

a. Mengembangkan model berdasarkan teori

b. Mengembangkan sebuah diagram alur dari hubungan kasual


55

c. Mengubah diagram alur ke dalam persamaan struktural dan model

pengukuran

d. Memilih jenis matriks input dan estimasi modal yang diusulkan

e. Menganalisa kemungkinan apakah model dapat di identifikasi

f. Menginterpretasikan hasil penyajian

Dalam penggunaan program AMOS, penelitian ini memasukkan input

berupa jalur-jalur path yang akan menghubungkan alur variabel yang di uji

berdasarkan matriks korelasi dari data. Hasil dari input tersebut adalah nilai t

observasi yang akan dibandingkan dengan nilai yang didapat dari tabel uji-t degan

nilai signifikansi yang telah ditetapkan (t-tabel). Syarat hipotesis dalam sebuah

penelitian dapat diterima jika nilai t observasi > t-tabel, serta nilai signifikan ≤

0,05 (Santoso, 2018:213).

8.8 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dipaparkan kedalam beberapa bab, yang terbagi

kedalam lima bab. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh gambaran yang jelas

dan mudah dalam menelaah isi yang terkadung dalam pembahasan tema

penelitian yang diangkat. Adapun sistematika pembahasannya, adalah sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latang belakang masalah yang

diangkat terkait penelitian yang akan dilakukan, ruang lingkup,

perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta

sistematika penulisan.
56

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan mengenai kesehatan karyawan, keselamatan

kerja, produktivitas kerja, kepuasan kerja, tinjauan penelitian

terdahulu, kerangka pikiri teoritis, serta hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai rancangan penelitian, variabel

penelitian, definisi operasinal variabel, jenis dan sumber data,

populasi dan sampel, pengumpulan data, instrumen penelitian, uji

validitas dan realibilitas, pengolahan data serta analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan yang

didapatkan dilapangan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menyajikan hasil akhir yang telah diperoleh peneliti

yang berisi mengenai kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran

yang diberikan oleh peneliti kepada beberapa pihak terkait.

8.9 Jadwal Penelitian

Tabel 1.3
Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Sept Nov Dese Jan


Agu Okt
No Prosedur emb emb mbe uari
stus ober
er er r
1 Tahap persiapan
proposal, meliputi:
a. Penyusunan dan
57

pengajuan judul
b. Pengajuan proposal
2 Tahap pelaksanaan
3 Tahap pelaporan
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari., Dan Donni Juni Priansa. 2010. Manajemen Bisnis Syariah.
Bandung: Alfabeta.
Anoraga. 2014. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
As’ad, Moch. 2014. Psikologi Industri Edisi Revisi. Yogyakarta: Liberty.
Balouch, Rifat. 2015. Determinants Of Job Satisfaction And Its Impact On
Employee Performance And Tournover Intentions. International Journal
Of Learning And Development. Vol.4. No.2. h.120-140.
Budiman., Dan Agus Riyanti. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Danang, Sunyoto. 2014. Praktik Riset Perilaku Konsumen Teori, Kuesioner, Alat,
dan Analisis Data. Yogyakarta: CAPS.
Deden Misbahudin Muayyad. 2016. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai Bank Syariah X Kantor Wilayah II. Jurnal
Manajemen Dan Pemasaran Jasa. Vol.9. No.1. h.75-98.
Dessler, Gary. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka.
Djatmiko, Riswan Dwi. 2016. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Deepublish.
Handoko, T. Hani. 2018. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Liberty.
Hartoyo, Edi., dkk. 2015. Sarapan Pagi Dan Produktivitas. Malang: UB Perss.
Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Bumi Aksa.
Haslam, Alexander S. 2014. Psychology Organization: The Social Indentity
Approach. London: Sage Publication.
Hukum, Biro. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja.
Husni, Lalu. 2015. Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Islam, MD Shafiqul., Dan Tanjila Islam. 2017. Safety In Workplace And Its Effect
On Labor Productivity: A Case Study For Pharmaceutical Industry.
International Conference On Mechanical, Industrial And Materials
Engineering. h.1-6.
Istighfara, Tatag Abdan. 2019. Pengaruh Keselamatan Kerja Dan Kesehatan
Kerja Pada Produktivitas Kerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Cv Cipta Usaha Mandiri).
Jurnal Ekonomi. Vol.1. No.6. h.1-35.

58
59

Khan, Muhammad Saqib. 2019. Impact Of Safety Climate On Job Performance


And Job Satisfaction With Moderating Role Of Psychological Capital In
Pakhistan. Journal Of New Economics And Social Sciences. Vol.1. No.9.
h.365-379.
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis?. Jakarta: Erlangga.
Lamm, Felicity., et.al. 2016. Is There A Link Between Workplace Health And
Safety And Film Performance And Productivity. New Zealand Journal Of
Employment Relations. Vol.1. No.72. h.1-14.
Latuwael, Christina Ingelin. 2017. Pengaruh Kelesamatan Kerja Dan Kesehatan
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening (Studi Kasus Pada PT Summit Adyawinsa Indonesia.
Tesis. Jakarta: Universitas Mercubuana.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Gelora Aksara Pratama.
Manullang. 2011. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Moenir, A.S. 2010. Pendekatan Manusia Dan Organisasi Terhadap Pembinaan
Kepegawaian. Jakarta: Agung Jakarta.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2016. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta: UI.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Nurbahar, Ristyahana. Kepuasan Kerja Karyawan Di PT Pos Indonesia (Persero)
Cabang Kebuman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Permanasari, Johana Eka. 2014. Analisis Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja (K3) Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT Jamu Air Mancur
Palur Karanganyar Jawa Tengah). Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
R, Yuliani H. 2014. E-Learning Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
Yogyakarta: Deepublish.
Ramawati, Sici. 2018. Pengaruh Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dampaknya Terhadap
Produktivitas Kerja Pt Tania Selatan Ogan Komering Ilir Sumatera
Selatan. Skripsi. Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang.
Robbins, Stephen P., Dan Timothy A Judge. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Salam, Abdus. 2014. Manajemen Insani Dalam Bisnis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
60

Santoso, Singgih. 2018. Konsep Dasar Dan Aplikasi SEM Dengan AMOS 24.
Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Sedarmayanti. 2010. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Mandar Maju.
Sembe, Florence, Dan Amos Ayou. 2017. Effect Of Selected Occupation Health
And Safety Management Practicase On Job Satisfaction Of Employees In
University Campuses In Nakuru Town, Kenya. Journal Of Human
Resource Management. Vol.5. No.5. h.70-77.
Sholihah, Qomariyatus. 2018. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Konstruksi.
Malang: UB Press.
Simamora, Henry. 2014. Membuat Karyawan Lebih Produktif Dalam Jangka
Panjang: Manajemen SDM. Yogyakarta: STIE YKPN.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistiyani, Ambar Teguh., Dan Rosidah. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia: Konsep, Teori Dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi
Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suma’mur. 2010. Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT.
Gunung Agung.
Sumakmur. 2010. Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
PT.Toko Gunung Agung.
Suryani dan Hendryadi. 2016. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenada
Media Group.
Suwarno., dkk. 2019. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Di Pabrik Roti Bunga Mawar Kota
Lubuklinggau. Creative Research Management Journal. Vol.2. No.1. h.17-
24.
Tarwaka. 2011. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Surakarta: Harapan Perss.
Wahyuni, Nining., dkk. 2018. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT.Kutai Timber Indonesia
(Studi Kasus Pada PT.Kutai Timber Indonesia Kota Probolinggo. Jurnal
Pendidikan Ekonomi. Vol.12. No.1. h.99-104.
Widaningrum, Murni. 2019. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Dengan Disiplin Kerja Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Pada PT Sejati Cipta Mebel). Skripsi. IAIN
Surakarta: Ekonomi Dan Bisnis Islam.
Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
61

Wirawan. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta: PT Raja


Grafindo.
Yusuf, A Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai