Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
Ilmu Perpustakaan (S.I.P) Jurusan Ilmu Perpustakaan
Pada Fakultas Adab Dan Humaniora
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
2022
2
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini informasi telah berkembang sangat pesat dan menjadi
yang harus dipenuhi. Dapat dikatakan bahwa informasi menjadi instrumen penting
bagi masyarakat. Informasi yang tepat dan cepat dapat membentuk masyarakat
Setiap orang pasti membutuhkan informasi dari yang muda sampai yang
tua. Informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah dan dianalisis menjadi
Informasi berperan penting dalam kehidupan kita serta untuk menambah wawasan
dan pengetahuan. Tidak hanya bagi siswa sekolah maupun mahasiswa saja yang
pun yang tidak membutuhkan informasi, apa pun jenis pekerjaan orang itu.
Kebutuhan informasi dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana
saja.
3
informasi. Pencarian informasi ini tidak hanya melalui media online saja tetapi
diantaranya tidak hanya masyarakat umum saja tetapi juga dengan mahasiswa.
pendidikan mereka di tingkat perguruan tinggi. Apa lagi dalam era digital ini
mahasiswa dapat mengakses apa saja melalui internet. Mahasiswa yang sedang
mengetahui jenis-jenis informasi secara lebih jelas, maka hal ini sangat berarti
beragam informasi yang disimpan dalam bentuk karya tulis dan karya cetak.
informasi misalnya seperti adanya kendala pada tahun 2020 munculnya pandemi
mengambil sumber informasi melalui internet dengan cara mengakses artikel dan
B. Rumusan Masalah
informasi?
5
1. Fokus Penelitian
2. Deskripsi Fokus
c. Kebutuhan Informasi
yang dibutuhkan.
d. Perpustakaan
D. Kajian Pustaka
Adapun beberapa literatur yang ditemukan dari jurnal maupun skripsi terdahulu
Semarang” oleh Winarsih Sri Ati yang diterbitkan oleh Jurnal Ilmu
Populasi yang diambil yaitu siswa kelas XII dan sampel yang valid
sampling.
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis
perpustakaan.
b. Secara praktis
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Analisis
Analisis adalah suatu kegiatan untuk memeriksa atau menyelidiki suatu peristiwa melalui
data untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Analisis biasanya dilakukan dalam konteks
penelitian maupun pengolahan data. Hasil analisis dapat diharapkan dapat membantu
Dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni Salim
sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal, usul, sebab, penyebab sebenarnya,
dan sebagainya).
bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat
3. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan dan
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian
itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman
arti keseluruhan. (Pusat Bahasa Departemen Nasional, 2005: 43). Sedangkan menurut penulis
analisis adalah mengamati sesuatu untuk memperoleh kesimpulan dari arti keseluruhan.
Analisis adalah penyelidik terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
sesuatu untuk digolongkan dan digolongkan Kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari
Pengertian analisis yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah
bukan hanya sekedar penelusuran atau penyelidikan, tetapi merupakan sesuatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh dengan menggunakan pemikiran yang kritis
untuk memperolah kesimpulan dari apa yang ditaksir dan sebagai proses memecah topik atau
substansi yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik.
B. Informasi
1. Pengertian Informasi
informasi (pelayanan) yang dilakukan oleh perpustakaan, diharapkan kebebasan dan akses
Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep informasi karena istilah yang satu ini
mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat yang satu dengan lainnya terkadang sangat
berbeda. Definisi yang satu dengan yang lain terkadang berlainan maknanya karena
mempunyai penekanan dan versi yang berbeda. Informasi bisa jadi hanya berupa kesan
pikiran seseorang atau mungkin juga berupa data yang tersusun rapi dan telah terolah. Dilihat
dari asal pelahirannya, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa
Kata informasi adalah berarti pengetahuan atau ilmu yang dikomunikasikan atau
disebarluaskan. Ilmu komunikasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari susunan dan kualitas
Informasi adalah masukan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti gagasan dan
pengamatan dan lain-lain. Menurut Davis dalam Kadir (2003: 31), Informasi adalah data
yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Menurut Peter Henon dalam Laloo
(2002: 14) informasi merupakan keseluruhan dari pengetahuan, ide, fakta dan kerja
imajenatif dari pikiran yang dikomunikasikan secara formal dan atau nonformal dalam
Informasi merupakan hal yang esensial bagi setiap orang dalam berbagai keperluan
dan kepentingan. Namun tingkat dan tips informasi yang dibutuhkan tersebut tergantung
pada individu. Seseorang yang professional seperti guru, ilmuan, membutuhkan lebih banyak
Informasi yang ditinjau dari sudut pandang dunia kepustakawan dan perpustakaan
menurut Estabrook dalam Yusup (2010: 1) adalah suatu rekaman fenomena yang diamati,
atau bisa juga berapa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Sebuah fenomena akan
menjadi informasi jika ada yang melihatnya atau menyaksikannya atau bahkan mungkin
merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dar orang yang melihat atau menyaksikan
peristiwa atau fenomena itulah yang dimaksud informasi, jadi dalam hal ini informasi lebih
bermakna berita.
Maka dapat disimpulkan informasi adalah suatu peristiwa atau kejadian yang berupa
fakta, data, dan pengetahuan yang telah di komunikasikan dan dapat dimanfaatkan oleh orang
yang menerimanya dan bernilai guna bagi orang yang membutuhkannya. Informasi juga
dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi
2. Manfaat Informasi
14
Informasi itu sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan, maupun bentuknya.
Manfaat informasi bagi setiap orang berbeda-beda. Adapun manfaat dari informasi menurut
a. Menambah pengetahuan
Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan
Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat
diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat
pengambilan keputusan.
Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi
hubungan kekuasaan, dan memfasilitasi segala jenis inovasi. Dengan demikian, masyarakat
dapat memperoleh informasi yang relavan dengan kebutuhan dan minatnya serta
3. Sumber-Sumber Informasi
Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau
keputusan bertindak. Sumber informasi itu ada dimana-mana, dipasar-pasar, sekolah, rumah,
dan tempat-tempat lainnya. Intinya dimana suatu benda atau peristiwa berad, disana bisa
tercipta informasi dan kemudian di rekam dan disimpan melalui media cetak ataupun media
elektronik.
dari informasi tercetak, seperti buku, majalah, novel, jurnal dan lain-lain sampai informasi
yang berbentuk digital seperti internet. Internet memberikan kemudahan dalam mencari
informasi karena memberikan fasilitas mesin pencari dengan akses tanpa batas. Kekayaan
akan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan
imajinasi dari para penemu sistem yang pertama. Dengan menggunakan internet kita dapat
mengakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan sedang berkembang secara cepat.
menambah referensi informasi mengenai sesuatu yang sedang dibutuhkan. Ellis dalam ilmi
1. Starting
Starting merupakan titik awal pencarian informasi atau pengenalan awal terhadap
2. Chaining
Chaining diidentifikasikan sebagai hal yang penting pada pola pencarian informasi.
Kegiatan ini ditandai dengan mengikuti mata rantai atau mengaitkan daftar literatur
yang pada rujukan inti. Chaining dapat dilakukan dengan du acara yaitu :
pengarang dari rujukan inti yang telah ada dengan mengaitkan kedepan.
3. Browsing
informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur karena telah mengarah pada
bidang yang diamati. Browsing dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
melalui abstrak hasil penelitian, daftar isi jurnal, jajaran buku diperpustakaan atau
toko, bahkan juga buku-buku yang dipajang pada pameran atau seminar.
4. Differentiating
5. Monitoring
terjadi terutama dalam bidang yang diminati dengan cara mengikuti sumber secara
teratur. Extracting
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terutama diperlukan pada saat harus
membuat tinjauan literatur. Sumber informasi yang digunakan pada saat extracting
ini adalah jurnal terutama jurnal-jurnal yang sudah standar, katalog penerbit,
6. Verifying
Ditandai dengan kegiatan pengecekan atau penilaian apakah informasi yang didapat
telah sesuai atau tepat yang diinginkan. Sebagai perbandingan peneliti bidang ilmu
social tidak melakukan tahapan ini, berbeda dengan peneliti bidang fisika dan kimia
17
yang melalui tahapan ini dengan melakukan pengujian untuk memastikan seandainya
7. Ending
Tahap ending juga merupakan kategori perilaku yang tidak dijumpai pada kajian ellis
(1987). Merupakan tahap akhir dari pola pencarian informasi biasanya dilakukan
C. Kebutuhan Informasi
Setiap manusia memerlukan informasi. Dalam memenuhi hak informasi yang terdiri dari
menerima, memberi, dan memanfaatkan informasi dilatarbelakangi oleh kebutuhan informasi.
Terjadinya kebutuhan informasi dapat diketahui bahwa informasi adalah untuk semua orang bagi
yang membutuhkan (Safi, 2019). Informasi tersebut tersedia untuk semua orang atau untuk orang
tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya. Seseorang akademisi, ilmuan, penelitian dan
informasi untuk keperluan tugas-tugas akademiknya. Ilmuan dan peneliti memerlukan informasi
untuk memperkaya pembahasan terhadap masalah yang sedang atau akan diteliti, demikian pula
masyarakat pada umumnya memerlukan informasi untuk keperluannya yang lain sesuai dengan
yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan afektif, dan kebutuhan kognitif. Sewaktu seseorang
terdorong untuk mencari informasi semua factor fisiologis, afektif maupun kognitif akan
menentukan bagaimana seseorang berperilaku mencari informasi. Selain itu ada juga factor
rintangan yang akan menentukan bagaimana akhirnya seseorang bertindak tanduk dalam
bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa
ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Dalam
kajian mengenai perilaku informasi, informasi merupakan kebutuhan bagi setiap manusia untuk
menjawab situasi ketidakpastina yang dihadapinya. Kebutuhan akan informasi sangat dirasakan
ketika seseorang, di dalam dirinya merasakan suatu kondisi kes enjangan (gap) mengenai
Kebutuhan informasi adalah suatu keadaan dimana seseorang merasakan dan menyadari
adanya kesenjangan antara pengetahuan yang ia miliki pada saat itu, dimana seseorang tersebut
merasa bahwa informasi yg ia miliki masih kurang atau tidak memadai untuk mencapai tujuan
tertentu dalam hidupnya. Ketika seseorang menyadari bahwa apa yang diketahuinya tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan informasinya, maka timbul keinginan untuk memenuhi kebutuhan
informasi tersebut. Kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada
nasional, atas dasar itu perpustakaan perlu merumuskan strategi dan rencana jangka pendek mau
pun jangka Panjang untuk mengembangkan jasa perpustakaan dan informasi masyarakat yang
Menurut Kulthau yang dikutip dari Agus Rifai (2002: 15) mengemukakan bahwa
kebutuhan informasi terjadinya kesenjangan dalam diri manusia, yaitu antara pengetahuan yang
salah satu pelaku dalam pembangunan perubahan, oleh karena itu visi, misi dan rencana strategis
perpustakaan harus pula sejalan dan mendukung program pembangunan nasional, perpustakaan
seharusnya berperan sebagai katalisator perubahan. Oleh karena itu, visi, misi dan rencana
strategis perpustakaan harus pula sejalan dan mendukung program pembangunan nasional.
19
Maka dapat disimpulkan kebutuhan bahan bacaan yang bermutu dan murah dapat
dipenuhi melalui perpustakaan. Hal ini disebabkan karena perpustakaan berusaha menyajikan
informasi yang dibutuhkan informasinya terpenuhi. Oleh karena itu dalam masyarakat perguruan
tinggi, perpustakaan memegang peranan yang penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan
informasi. Selain itu dengan adanya perpustakaan, maka pelaksanaan program Pendidikan dan
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimbah ilmu ataupun belajar
dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri
dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5). Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di
perguruan tinggi. Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu
yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga
lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa di nilai memiliki tingkat intelektualitas
yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan
bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung yang melekat pada diri setiap
Menurut Sarwono (2010: 15) mahasiswa adalah setiap orang yang secara terdaftar untuk
mengikuti pelajaran disebuah perguruan tinggi dengan Batasan umur sekitar 18 sampai 30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena
adanya ikatan dengan suatu perguruan tinggi. Menurut Knopfemacher (2008: 5) mahasiswa
adalah seseorang calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang dididik
Sementara Ilmu Perpustakaan adalah salah satu disiplin ilmu yang berkembang
(1994) dalam Hasibuan (1995) Ilmu Perpustakaan adalah ilmu yang mengkaji perpustakaan
(liber berarti buku). Menurut C. Larasati Milburga dkk (1986: 20) Ilmu Perpustakaan adalah
bidang ilmu yang mempelajari, mengkaji dan meneliti hal-hal yang berkaitan dengan
perpustakaan yakni semua kumpulan bahan cetak atau non cetak yang tersusun secara
mengembangkan dan memperdalam pengetahuan baik oleh pendidik maupun yang dididik
di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan menurut Sudjatmo (2002: 20) Ilmu Perpustakaan
ialah serangkaian aktivitas manusia yang sifatnya menyimpan bahan Pustaka kemudian
menyebarluaskan informasi kepada para user (pemustaka) dengan metode yang berupa
sistematis guna untuk mencapai kebenaran dan mendapatkan pemahaman serta penjelasan
yang benar.
E. Integrasi Keislaman
Dalam ungkapan sehari-hari, banyak yang mengatakan bahwa informasi adalah segala
yang kita komunikasikan. Informasi meliputi sebagian besar aktivitas manusia karena pada
Kebenaran informasi sangat tergantung dari pencipta informasi itu sendiri. Informasi atau berita
dapat menjadi suatu pengetahuan jika di dalamnya terdapat kebenaran. Dalam hal ini, seseorang
tidak boleh langsung menyakini informasi yang disampingkan orang lain sebagai suatu
kebenaran, tetapi ia harus memiliki pengetahuan tentang informasi yang disampaikan oleh
pencipta informasi dengan cara mencocokan dengan fakta-fakta sebagai sumber informasi.
ٌ ٰۤيا َ ُّيهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ۤ ْوا اِ ْن َجٓا َء ُك ْم فَا ِس
ِ ُق ِۢبنَبَا فَتَبَيَّنُ ۤ ْواٍ اَ ْن ت
ص ْيب ُْوا قَ ْو ًما ِۢب َجهَا لَ ٍة
فَتُصْ بِح ُْوا َع ٰلى َما فَ َع ْلتُ ْم ٰن ِد ِمي َْن
21
Terjemahnya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu
berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
Maksud ayat di atas adalah Allah SWT. Kehidupan manusia dan interaksinya haruslah
didasarkan hal-hal yang diketahui dan jelas. Manusia sendiri tidak bisa menjangkau seluruh
informasi, karena ini ia membutuhkan pihak lain. Pihak lain itu ada yang jujur dan memiliki
intergritas sehingga hanya menyampaikan hal-hal yang benar dan ada pula sebaliknya. Karena
itu berita harus disaring, dikhawatirkan jangan sampai seseorang melangkah tidak dengan jelas
atau dalam ayat diatas disebut bijahaalah yang berarti kebodohan (Shihab, 2002).
Maka sesuai peringatan Allah SWT dalam ayat di atas, telitilah setiap informasi yang
datang atau kita terima. Jika tidak yakin akan kebenaran dan manfaatnya janganlah diteruskan
informasi tersebut. Karena boleh jadi, informasi yang kita percayai dan kita teruskan itu akan
mencelakakan diri sendiri, mencelakakan orang lain, bahkan boleh jadi mencelakakan suatu
kaum akibat kebodohan atau kecerobohan kita yang mengakibatkan penyesalan dikemudian hari.
Dalam tafsir Al-Mishbah oleh Shihab (2002:587) menafsirkan sabab nuzul ayat ini.
Namun, yang jelas, ia berpesan bahwa: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada
kamu seorang fasik membawa suatu berita yang penting, maka bersungguh-sungguhlah mencari
kejelasan, yakni telitilah kebenaran informasinya dengan menggunakan berbagai cara, agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah suatu kaum tanpa pengetahuan tentang keadaan yang
sebenarnya dan yang pada gilirannya dan dengan segera menyebabkan kamu atas perbuatan
kamu itu beberapa saat saja setelah terungkap hal yang sebenarnya menjadi oarng-orang yang
Ayat di atas merupakan salah satu dasar yang ditetapkan agama dalam kehidupan social
sekaligus ia merupakan tuntunan yang sangat logis bagi penerimaan dan pengalaman suatu
22
berita. Kehidupan manusia dan interaksinya haruslah didasarkan hal-hal diketahui dan jelas.
Manusia sendiri tidak dapat menjangkau seluruh informasi. Karena itu, ia membutuhkan pihak
lain. Pihak lain itu ada yang jujur dan memiliki integritas sehingga hanya menyampaikan hal-hal
yang benar, dan adapula yang sebaliknya. Karena itu pula berita harus disaring, khawatir jangan
sampai seseorang melangkah tidak dengan jelas atau dalam Bahasa ayat di atas bi jahala.
Dengan kata lain, ayat ini menuntun kita untuk menjadikan langkah kita berdasarkan
pengetahuan sebagai lawan dari jahala yang berarti kebodohan, disamping melakukannya
berdasar pertimbangan logis dan nilai-nilai yang ditetapkan Allah swt. Sebagai lawan dari makna
kedua dari jahala.
Berdasarkan yang dijelaskan ayat-ayat dalam al-quran tersebut bahwa dalam memenuhi
kebutuhan informasi, kita pastinya mencari informasi itu baik dari media maupun dari seseorang.
Karena kita membutuhkan pihak lain untuk mendapatkan seluruh informasi. Informasi yang kita
dapatkan tidak serta merta diterima begitu saja tetapi harus disaring dan diteliti kebenarannya,
apakah informasi tersebut sesuai fakta atau tidak. Sehingga apabila informasi tersebut sampai
pada pembaca, kita tidak mencelakakan pembaca tersebut karena kita telah mencari dan meneliti
Hadis perintah untuk bertabayun tergambarkan dalam sebuah hadis Riwayat Imam
Muslim :
Hadis di atas sejalan dengan perkataan imam al-munawi Rahimullah, yang mengatakan
bahwa “jika seseorang memastikan kebenaran suatu berita yang ia dengar ataupun yang ia bawa
(maka ia dianggap pendusta, sebab biasanya suatu berita yang ia dengan terkadang benar dan
terkadang dusta. Maka jika seseorang menyampaikan semua yang ia dengar maka pastilah ia
berdusta”
Dengan demikian dapat dipahami ketika menerima suatu berita maka hendaknya
janganlah tergesa-gesa dalam menyampaikan atau menshare kepada orang lain sebelum diteliti
kebenarannya. Dari makna tabayyun diatas jika ditarik kedalam konteks menerima informasi di
media social berarti tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan apakah sebuah informasi
tersebut benar atau salah. Sikap tidak tergesa-gesa tersebut akan menghindarkan dari
kemungkinan untuk menyebarluaskan informasi tersebut ke rekan atau grup disosial media.
Sehingga terdapat tiga langkah sederhana yang ditarik dari perintah bersikap tabayyun,
yaitu pertama tidak tergesa-gesa, orang yang tidak tergesa-gesa biasanya akan menerima
informasi lebih banyak, memahami situasi dan dapat mengendalikan informasi-informasi yang
sudah tersebar luar media social. Kedua, mencari informasi silang terkait informasi yang
diterima, ketika ditemukan satu informasi pada suatu media, maka kita diharuskan juga untuk
mencek ke media lain yang menjadi lawanya agar bisa melihat bagaimana sudut pandang media
tersebut terhadap hal yang sama. Ketiga, mengecek siapa yang membuat dan menyebar informasi
tersebut. Dalam sebuah informasi terkadang terdapat indikator-indikator yang sengaja dibuat
oleh seseorang untuk memecah belah, menakut-nakuti atau hal negative lainnya. Untuk itu kita
perlu mengetahui siapa yang membuat dan siapa yang menyebar informasi agar ketika kita
dihadapkan dengan sebuah informasi kitab isa mengetahui dan memahami tujuan dari informasi
tersebut.
Di dalam Q.S al-Hujurat ayat 6 dan hadist Nabi di atas memberikan tuntunan bahwa ketika
seorang mendapat informasi maka jangan tergesa-gesa dalam mengambil atau menyebar berita
tersebut. Namun kita harus memeriksa terlebih dahulu sebelum berita dari mulai pembawa
ٌاح َشةُ فِى الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا لَهُ ْم َع َذاب ِ َاِ َّن الَّ ِذي َْن ي ُِحب ُّْو َن اَ ْن تَ ِش ْي َ–عهّٰللا ْالف
اَلِ ْي ۙ ٌم فِى ال ُّد ْنيَا َوااْل ٰ ِخ َر ۗ ِة َو ُ يَ ْعلَ ُم َواَ ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُم ْو َن
Terjemahnya:
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar
di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di
Maksud ayat di atas berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai azab orang-orang yang suka
menyiarkan berita bohong. Kedua berbicara mengenai kasih sayang Allah kepada orang-orang
penyebar berita bohong tersebut. Allah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada
kelengkapannya.
Berdasarkan yang dijelaskan ayat tersebut bahwa penyebaran berita yang tidak patut
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menjadikan peneliti menjadi
25
juru kunci atas hasil penelitian tersebut dengan objek penelitian yang alamiah (Sugiyono,
2008:1).
mendapatkan kebenaran bukan hanya menyajikan data apa adanya melainkan juga berusaha
menginterprestasikan korelasi sebagai faktor yang ada dan berlaku meliputi sudut pandang atau
fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara holistik dengan cara
mendeskripsikan dalam format kata-kata dan Bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialami
mencatat dalam buku observasi. Dengan demikian peneliti terjun langsung ke lapangan. Peneliti
terjun ke lapangan dengan diarahkan oleh teori. Penelitian bebas mengamati objek, menjelajahi
1. Lokasi Penelitian
tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Bimbaga Islam Nomor: 31/E/1990 tanggal 7 Juni
1990. Pada awal berdirinya, PPs, IAIN Alauddin Makassar adalah kelas jauh dari PPs.
UIN Syarif Hidayatullah Jakar, kemudian pada tanggal 31 Desember 1993, berdasarkan
keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor : 403 Tahun 1993 tentang Statuta
IAIN Alauddin Makassar dan Nomor 389 Tahun 1994 tentang organisasi dan Tata Kerja
IAIN Alauddin, maka program Pascasarjana IAIN Alauddin ditetapkan berdiri sendiri
26
dan sebagai unit organic dan unsur pelaksana akademik yang melaksanakan sebagai tugas
pokok dan fungsi IAIN. Perkembangan Pascasarjana UIN Alauddin Makassar dari tahun
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar telah menerima mahasiswa 957 orang dan dari
jumlah tersebut telah menyelesaikan studinya sebanyak 528 orang. Setelah Pascasarjana
UIN Alauddin Makassar berjalan selama 13 tahun, serta semakin membaiknya fasilitas
program Doktok (S3) di Pascasarjana UIN Alauddin. Pembukaan Program Doktor (S3)
tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI, Nomor 21 Tahun 2003, tanggal 14
Januari 2003 yang pembukaannya dilaksanakan 1 September 2003 oleh Menteri Agama
Republik Indonesia.
Berbagai fasilitas yang disediakan oleh Pascasarjana UIN Alauddin Makassar guna
antaranya:
Perpustakaan dengan ribuan koleksi buku, Ruang perkuliahan yang dilengkapi dengan
AC dan LCD, Parkir kendaraan yang luas, Akses internet yang memadai dan lain-lain.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2023-Maret 2023, bertempat
C. Sumber Data
Untuk menjadikan hasil penelitian ini menjadi data yang actual dilapangan, maka
penulis mengumpulkan data dengan melihat dari sumber perolehan data tersebut. Secara umum
dua jenis data hasil penelitian yakni data sekunder dan data primer, biasanya kedua data
tersebut digunakan peneliti untuk mendapat solusi atau jawaban dari sebuah masalah yang
diteliti.
27
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2017:193). Data primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut
juga sebagai data asli atau data data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk
2015:67).
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sumbernya diperoleh dari beberapa buku
atau data yang mendukung yang tidak diambil langsung dari sumber primer akan tetapi
melalui dokumen dan hasil penelitian yang relavan dengan masalah penelitian ini untuk
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh
dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal, dan lain-lain (Siyoto, 2015:68). Data
sekunder merupakan data yang diperoleh untuk melengkapi data primer seperti
dokumen, artikel, laporan dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan Kebutuhan
Alauddin Makassar.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Dengan memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
1. Observasi
28
pengamatan dari penelitian yakni secara langsung maupun tidak langsung mengenai suatu
objek penelitiannya.
Makassar, dengan tujuan agar penulis dapat memahami dan mengetahui tentang
2. Wawancara
Wawancara adalah proses pengumpulan data yang diperoleh dari informan dengan cara
memberikan pertanyaan, teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan hasil
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode mencari informasi tentang bentuk objek atau faktor,
seperti dokumen, transkrip, buku, jurnal, majalah, prasasti, notulen rapat, sisir, agenda, dan
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh penulis untuk
mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Suatu alat bantu yang digunakan peneliti untuk menyimpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan sistematis sehingga mudah diolah merupakan instrument penelitian (Sujarweni,
dalam berdialog dan mendapatkan data dari informan. Peneliti melakukan wawancara
secara online melalui via whatsapp terhadap 6 orang informan, dengan mengajukan
2. Handphone (HP), yaitu alat yang akan peneliti gunakan untuk menghubungi informan.
Dalam hal ini peneliti akan menggunakan handphone untuk merekam percakapan
tersebut.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung
pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang lain
Analisis data adalah sebuah proses mencari dan Menyusun secara sistematis data yang
diperolah dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah dipahami dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi informasi
yang aktual untuk komsumsi informasi masyarakat. Analisis data dilakukan dengan
Menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari serta membuat
Pengolahan Data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah data yang bersifat
narasi atau teks. Teknik ini biasanya digunakan dalam penelitian yang mengandung
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah pengumpulan data hasil penelitian yang dapat ditemukan kapan saja
oleh peneliti dengan waktu yang tidak terbatas, apa bila peneliti mampu menerapkan
Makassar, selama proses pengkodean, menemukan tema, reduksi data berlangsung dari
b. Penyajian Data
Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan
aspek-aspek dalam penelitian. Biasanya dalam penelitian terdapat banyak data yang tidak
dapat dipaparkan secara keseluruhan, untuk itu dalam penyajian data dapat dianalisis oleh
peneliti yang kemudian disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang
cara bertukar pikiran dengan orang-orang yang ada disekitar peneliti sehingga khazanah
ilmu pengetahuan hasil penelitian menjadi lebih aktual. Dengan demikian kesimpulan
dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal, tetapi bisa saja kesimpulan juga tidak, seperti yang dikemukakan bahwa masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan masih
2017:224).
Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode kriteria
keadibilitas. Untuk mendapatkan data yang relavan, maka peneliti melakukan pengecekan
1. Penpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek Kembali apakah data yang telah
diberikan selama ini setelah dicek Kembali pada sumber data asli atau sumber data lain
ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan
Kembali lagi ke lapangan untuk memastikan apakah data yang telah penulis peroleh
2. Ketekunan Pengamatan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan
ketekunan itu ibarat kita mengecek soal-soal, atau makalah yang telah dikerjakan, apakah
ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat
melakukan pengecekan kembati yang telah ditemukan itu salah atau tidak.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengajuan kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian
dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan berbagai sumber data atau informasi
sebagai bahan pertimbangan. Dalam hal ini penulis membandingkan data hasil
observasi dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara