Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA S2 KONSENTRASI

ILMU PERPUSTAKAAN PROGRAM PASCA SARJANA


UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
Ilmu Perpustakaan (S.I.P) Jurusan Ilmu Perpustakaan
Pada Fakultas Adab Dan Humaniora
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

TRI JUNIANTI BAHAR


NIM: 40400117124

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA


UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini informasi telah berkembang sangat pesat dan menjadi

kebutuhan utama manusia. Bahkan informasi telah menjadi kebutuhan pokok

yang harus dipenuhi. Dapat dikatakan bahwa informasi menjadi instrumen penting

bagi masyarakat. Informasi yang tepat dan cepat dapat membentuk masyarakat

yang cerdas dan berkembang.

Setiap orang pasti membutuhkan informasi dari yang muda sampai yang

tua. Informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah dan dianalisis menjadi

sesuatu yang bermanfaat serta membantu dalam pengambilan keputusan.

Informasi berperan penting dalam kehidupan kita serta untuk menambah wawasan

dan pengetahuan. Tidak hanya bagi siswa sekolah maupun mahasiswa saja yang

membutuhkan informasi akan tetapi setiap orang membutuhkan informasi tanpa

memandang nama dan usia.

Dalam konteks ilmu informasi kebutuhan informasi muncul ketika

sesorang menyadari bahwa mereka tidak memiliki atau kekurangan

pengetahuan atau pemahaman untuk mencapai tujuan, menjawab pertanyaan

dan lain sebagainya. Kebutuhan informasi timbul disebabkan karena

kesenjangan pengetahuan seseorang, maka orang tersebut akan berusaha

memenuhi kebutuhan informasinya agar segera terpenuhi. Tidak ada seorang

pun yang tidak membutuhkan informasi, apa pun jenis pekerjaan orang itu.

Kebutuhan informasi dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana

saja.
3

Pencarian informasi berawal dari adanya kebutuhan seseorang terhadap

informasi. Pencarian informasi ini tidak hanya melalui media online saja tetapi

juga di perpustakaan. Pemustaka merupakan istilah yang biasa digunakan untuk

pengunjung perpustakaan. Kebutuhan informasi bagi pemustaka perlu dipenuhi

untuk melengkapi kebutuhan informasi mereka. Pencarian informasi sangat

dipengaruhi oleh kebutuhan informasi yang diinginkan oleh pemustaka, semakin

tinggi kebutuhan terhadap informasi yang diinginkannya, maka semakin tinggi

pula pencarian informasi yang dilakukan oleh pemustaka. Pemustaka

diantaranya tidak hanya masyarakat umum saja tetapi juga dengan mahasiswa.

Mahasiswa sebagai salah satu pengguna informasi yang aktif dalam

mencari informasi untuk memenuhi kebutuhan akademisnya. Mahasiswa banyak

menggunakan informasi untuk kebutuhan mereka dalam menyelesaikan

pendidikan mereka di tingkat perguruan tinggi. Apa lagi dalam era digital ini

mahasiswa dapat mengakses apa saja melalui internet. Mahasiswa yang sedang

dalam penyelesaian masa studi membutuhkan informasi yang relavan. Dengan

mengetahui jenis-jenis informasi secara lebih jelas, maka hal ini sangat berarti

bagi para pencari informasi pada umumnya dalam memilih-milih atau

mengklasifikasikan informasi sesuai dengan kelompoknya.

Penelitian yang relavan sebelumnya mengenai kebutuhan informasi telah

dilakukan oleh Afda Chairunnisa, yang berjudul perilaku pemustaka dalam

memenuhi kebutuhan informasi di perpustakaan sekolah pascasarjana UIN jakarta

yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan, perilaku dan sumber-sumber

informasi yang digunakan pemustaka perpustakaan sekolah pascasarjana UIN

Jakarta. Yang mana hasil penelitian menunjukkan bahwa pemustaka perpustakaan

pascasarjana menggunakan perpustakaan sebagai tempat utama dalam mencari


4

kebutuhan informasi mereka. Pencarian informasi digunakan untuk

menyelesaikan tugas akhir, mengerjakan tugas dan menambah pengetahuan.

Kebutuhan informasi bisa dipenuhi jika seseorang dapat memaksimalkan

fungsi dari fasilitas-fasilitas pencarian informasi, termasuk dengan penggunaan

perpustakaan sebagai beragam pusat dari informasi, karena perpustakaan memilki

beragam informasi yang disimpan dalam bentuk karya tulis dan karya cetak.

Dengan banyaknya kebutuhan mahasiswa S2 untuk mencari informasi yang

mereka butuhkan maka memunculkan kebutuhan informasi yang berbagai macam.

Adapun kebutuhan informasi mahasiswa S2 meliputi jurnal, buku teks, atau

artikel. Perpustakaan tidak selalu dapat digunakan sebagai tempat mencari

informasi misalnya seperti adanya kendala pada tahun 2020 munculnya pandemi

covid. Selama pandemi kampus dibatasi, peminjaman referensi tercetak tidak

dapat dilakukan jadi untuk penyelesaian tugas-tugas yang diberikan hanya

mengambil sumber informasi melalui internet dengan cara mengakses artikel dan

jurnal-jurnal online. Sedangkan pada saat pandemi berakhir kampus tidak

membatasi akses layanan perpustakaan sehingga informasi yang di dapatkan di

dalam perpustakaan sangat membantu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kebutuhan informasi mahasiswa S2 konsentrasi ilmu

perpustakaan program pasca sarjana uin alauddin makassar?

2. Apa kendala yang dihadapi mahasiswa S2 konsentrasi ilmu perpustakaan

program pasca sarjana uin alauddin makassar dalam memenuhi kebutuhan

informasi?
5

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

di atas, maka penulis memfokuskan penelitian ini pada kebutuhan informasi

mahasiswa S2 Ilmu Perpustakaan Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.

2. Deskripsi Fokus

Untuk memudahkan penulis dalam Menyusun penelitian yang berjudul

“analisis kebutuhan informasi mahasiswa s2 konsentrasi ilmu perpustakaan

program pasca sarjana UIN alauddin makassar”, penulis menganggap

memberikan definisi beberapa kata-kata yang penting dalam judul tersebut:

a. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia dalam

mempertahankan kelangsungan hidup.

b. Informasi adalah suatu pernyataan yang mengandung makna dan

pesan maupun penjelasannya dapat dilihat, didengar dan dibaca.

c. Kebutuhan Informasi

Kebutuhan Informasi terjadi akibat ketidakseimbangan dalam diri

manusia yaitu antara pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan

yang dibutuhkan.

d. Perpustakaan

Kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan,

rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia.


6

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan, penulis menemukan

beberapa literatur yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

Adapun beberapa literatur yang ditemukan dari jurnal maupun skripsi terdahulu

yaitu antara lain:

1. Buku dengan judul “Teori & Praktik Penelusuran Informasi

(Information Retrieval) oleh Pawit M. Yusuf & Priyo Subekti.

Menyajikan secara umum tentang pengertian, manfaat, fungsi, dan

sumber informasi secara menyeluruh, dan mempermudah pembaca

serta memperkaya wawasannya melalui berbagai cara dan teknik

penelurusan informasi dari sumbernya.

2. Artikel dengan judul “Analisis kebutuhan dan perilaku pencarian

informasi mahasiswa difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta” oleh

Hadira Latiar yang diterbitkan oleh Libraria, Vol 6, No 2, Tahun

2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara sebagai teknik

perolehan datanya. Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa

penyandang disabilitas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yaitu dua

orang. Penelitian mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan oleh

mahasiswa difabel, adalah : 1) gaya hidup (lifestyle), 2) perkuliahan,

3) umum, 4) kehidupan social, 5) Kesehatan dan 6) rencana masa

depan. Sedangkan dalam pencarian informasi, mereka cenderung

memenuhi kebutuhan informasinya menggunakan internet.

3. Artikel dengan judul “Analisis Kebutuhan Informasi (Information

Need Assessment) Mahasiswa Baru FISIP Universitas Airlangga”

Khoirun Nisa’ yang diterbitkan oleh Libraria, Vol 6, No 2, Tahun


7

2018. Penelitian menggunakan konsep David Nicholas untuk

menggambarkan karakteristik kebutuhan informasi dan hambatan

yang dialami Ketika memenuhi kebutuhan informasi. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan simple random

sampling sebagai metode pengambilan sampel. Jumlah

4. Artikel dengan judul “Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi

Taruna Angkatan 46 di Perpustakaan Politeknik Ilmu Pelayaran

Semarang” oleh Winarsih Sri Ati yang diterbitkan oleh Jurnal Ilmu

Perpustakaan, Vol 2, No 4, Tahun 2013. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui kebutuhan dan perilaku informasi taruna Angkatan

46 di Perpustakaan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang serta sumber

informasi apa saja yang digunakan. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus.

Informasi penelitian ini dipilih menggunakan teknik purpose sampling

dengan 8 informan yang terdiri 6 taruna dan 2 petugas perpustakaan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini taruna

membutuhkan informasi untuk membantu penyusunan skripsi,

mengerjakan tugas dan menambah pengetahuan.

5. Artikel dengan judul “Kebutuhan Informasi Mahasiswa Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta” oleh Fitriana Tjiptasari

dan Madinatul Munawwarah Ridwan, Vol 9, No 1, Tahun 2017.

Perilaku pencarian informasi berawal dari adanya kebutuhan

seseorang terhadap informasi. Kajian ini dilaksanakan untuk

mengetahui kebutuhan informasi mahasiswa FIP UNY menggunakan

pedekatan kuantitatif deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan


8

kuisioner dengan jumlah responden sebanyak 325 orang, yang melalui

stratified random sampling. Hasil kajian mencakup aksebilitas

perpustakaan, ketersediaan koleksi perpustakaan yang meliputi

penyediaan koleksi buku umum dan referensi, tujuan pemustaka

mendatangi perpustakaan, dan jenis informasi di perpustakaan yang

dimanfaatkan oleh pemustaka.

6. Skripsi dengan judul “Analisis Pencarian Informasi (Information

Seeking Behavior) Guru Besar IAIN Antasari Banjarmasin, Ahmad

Juhaidi dan Ahmad Syawqi (2016). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perilaku pencarian informasi guru besar IAIN antasari

Banjarmasin meliputi :bagaimana gambaran kebutuhan informasi para

guru besar, sumber informasi yang mereka gunakan, kendala-kendala

yang sering dihadapi dalam pencarian informasi tersebut dan

bagaimana cara mereka mengatasinya. Metode yang digunakan adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian

ini adalah 14 orang guru besar IAIN Antasari.

7. Skripsi dengan judul “Analisis Kebutuhan Informasi (Information

Need Assessment) Lansia di Kota Surabaya”, Narenda Aulia

Deanawa (2016). Penelitian ini mengenai analisis kebutuhan informasi

lansia di kota Surabaya untuk menggambarkan mengenai karakteristik

kebutuhan informasi serta hambatan yang di temui Ketika melakukan

pemenuhan kebutuhan informasi. Metode pengambilan sampel

menggunakan multistage random sampling dengan jumlah sampel

sebanyak 100 responden.

8. Artikel jurnal dengan judul “Analisis Kebutuhan Informasi Siswa

Kelas XII di SMA Khadijah Surabaya”, Mawaddah Anindya


9

Estiningtyas (2021). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

kebutuhan informasi siswa kelas XII di SMA Khadijah Surabaya.

Populasi yang diambil yaitu siswa kelas XII dan sampel yang valid

melakukan pengisian kuesioner sebanyak 68 dengan teknik

pengambilan sampel yaitu purposive sampling.

9. Skripsi dengan judul “Analisis Kebutuhan Informasi Mahasiswa

Dalam Menggunakan Internet Pada Perpustakaan Universitas Negeri

Medan (UNIMED), Fitri Sri Juliati Sinaga (2017). Penelitian ini

dilakukan di Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kebutuhan

Informasi Mahasiswa Universitas Negeri Medan dalam menggunakan

Internet pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan jumlah

sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Teknik penentuan

sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random

sampling.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan informasi yang dibutuhkan

mahasiswa S2 konsentrasi ilmu perpustakaan program pasca sarjana

uin alauddin makassar.

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi mahasiswa S2 konsentrasi

ilmu perpustakaan program pasca sarjana uin alauddin makassar

dalam mencari informasi.


10

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan,

wawasan, dan gagasan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu

perpustakaan dan informasi khususnya ilmu pengetahuan dan pendidikan

yang berkaitan dengan kebutuhan informasi mahasiswa ilmu

perpustakaan.

b. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,

menambah wawasan, sebagai bahan wacana maupun informasi

mengenai kebutuhan informasi mahasiswa ilmu perpustakaan.


11

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Analisis

Analisis adalah suatu kegiatan untuk memeriksa atau menyelidiki suatu peristiwa melalui

data untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Analisis biasanya dilakukan dalam konteks

penelitian maupun pengolahan data. Hasil analisis dapat diharapkan dapat membantu

meningkatkan pemahaman serta mendorong pengambilan keputusan.

Dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni Salim

(2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan

sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal, usul, sebab, penyebab sebenarnya,

dan sebagainya).

2. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian, penelaahan bagian-

bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat

dengan pemahaman secara keseluruhan.

3. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan dan

sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian (pengamatan,

percobaan dan sebagainya).

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian

itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman

arti keseluruhan. (Pusat Bahasa Departemen Nasional, 2005: 43). Sedangkan menurut penulis

analisis adalah mengamati sesuatu untuk memperoleh kesimpulan dari arti keseluruhan.

Analisis adalah penyelidik terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya. (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2011: 20).


12

Analisis merupakan sebuah kegiatan dalam mengurai, membedakan, bahkan memilah

sesuatu untuk digolongkan dan digolongkan Kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari

kaitannya dan ditaksir maknanya.

Pengertian analisis yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah

bukan hanya sekedar penelusuran atau penyelidikan, tetapi merupakan sesuatu kegiatan yang

terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh dengan menggunakan pemikiran yang kritis

untuk memperolah kesimpulan dari apa yang ditaksir dan sebagai proses memecah topik atau

substansi yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik.

B. Informasi

1. Pengertian Informasi

Di dunia perpustakaan, informasi menjadi garapan utama pengelolaannya untuk

kepentingan peningkatan kualitas manusia pada umumnya. Melalui metode penyebarluasan

informasi (pelayanan) yang dilakukan oleh perpustakaan, diharapkan kebebasan dan akses

masyarakat akan informasi menjadi lebih terbuka sehingga karenanya pengetahuan

masyarakat pada umumnya juga meningkat sejalan dengan peningkatan kehidupannya.

Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep informasi karena istilah yang satu ini

mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat yang satu dengan lainnya terkadang sangat

berbeda. Definisi yang satu dengan yang lain terkadang berlainan maknanya karena

mempunyai penekanan dan versi yang berbeda. Informasi bisa jadi hanya berupa kesan

pikiran seseorang atau mungkin juga berupa data yang tersusun rapi dan telah terolah. Dilihat

dari asal pelahirannya, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa

juga berupa putusan-putusan yang dibuat.

Kata informasi adalah berarti pengetahuan atau ilmu yang dikomunikasikan atau

disebarluaskan. Ilmu komunikasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari susunan dan kualitas

informasi dan mempelajari peraturan-peraturan atau kaidah teori, sejarah, metodologi.


13

Informasi adalah masukan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti gagasan dan

pengalaman seseorang, kegiatan operasional, pendapat masyarakat, hasil penelitian atau

pengamatan dan lain-lain. Menurut Davis dalam Kadir (2003: 31), Informasi adalah data

yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi

pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Menurut Peter Henon dalam Laloo

(2002: 14) informasi merupakan keseluruhan dari pengetahuan, ide, fakta dan kerja

imajenatif dari pikiran yang dikomunikasikan secara formal dan atau nonformal dalam

berbagai bentuk. Sulistyo-Basuki (1993:87) mengungkapkan informasi merupakan sesuatu


stimulus yang mampu menghilangkan ketidakpastian.

Informasi merupakan hal yang esensial bagi setiap orang dalam berbagai keperluan

dan kepentingan. Namun tingkat dan tips informasi yang dibutuhkan tersebut tergantung

pada individu. Seseorang yang professional seperti guru, ilmuan, membutuhkan lebih banyak

data dan fakta dari pada masyarakat pemakai lainnya.

Informasi yang ditinjau dari sudut pandang dunia kepustakawan dan perpustakaan

menurut Estabrook dalam Yusup (2010: 1) adalah suatu rekaman fenomena yang diamati,

atau bisa juga berapa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Sebuah fenomena akan

menjadi informasi jika ada yang melihatnya atau menyaksikannya atau bahkan mungkin

merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dar orang yang melihat atau menyaksikan

peristiwa atau fenomena itulah yang dimaksud informasi, jadi dalam hal ini informasi lebih

bermakna berita.

Maka dapat disimpulkan informasi adalah suatu peristiwa atau kejadian yang berupa

fakta, data, dan pengetahuan yang telah di komunikasikan dan dapat dimanfaatkan oleh orang

yang menerimanya dan bernilai guna bagi orang yang membutuhkannya. Informasi juga

dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi

terhadap dunia sekitar kita serta meneruskannya melalui komunikasi.

2. Manfaat Informasi
14

Informasi itu sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan, maupun bentuknya.

Manfaat informasi bagi setiap orang berbeda-beda. Adapun manfaat dari informasi menurut

Sutanta (2003: 11) adalah:

a. Menambah pengetahuan

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan

sebagai bahan petimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

b. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi.

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat
diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat

pengambilan keputusan.

c. Mengurangi risiko kegagalan

Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi

dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan

dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

d. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan

yang lebih terarah.

e. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan untuk pencapaian,

sasaran dan tujuan.

Informasi menyediakan peristiwa dan kondisi dalam masyarakat tertentu, mengungkapkan

hubungan kekuasaan, dan memfasilitasi segala jenis inovasi. Dengan demikian, masyarakat

dapat memperoleh informasi yang relavan dengan kebutuhan dan minatnya serta

menggunakannya sebagai sumber pengetahuan baru

3. Sumber-Sumber Informasi

Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau

keputusan bertindak. Sumber informasi itu ada dimana-mana, dipasar-pasar, sekolah, rumah,

lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku-buku, majalah, surat kabar, perpustakaan


15

dan tempat-tempat lainnya. Intinya dimana suatu benda atau peristiwa berad, disana bisa

tercipta informasi dan kemudian di rekam dan disimpan melalui media cetak ataupun media

elektronik.

Perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan sumber-sumber informasi mulai

dari informasi tercetak, seperti buku, majalah, novel, jurnal dan lain-lain sampai informasi

yang berbentuk digital seperti internet. Internet memberikan kemudahan dalam mencari

informasi karena memberikan fasilitas mesin pencari dengan akses tanpa batas. Kekayaan

akan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan
imajinasi dari para penemu sistem yang pertama. Dengan menggunakan internet kita dapat

mengakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan sedang berkembang secara cepat.

4. Tahapan Pencarian Informasi

Pencarian informasi merupakan suatu kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan

informasinya. Kegiatan pencarian informasi seseorang didorong oleh keadaan dimana

seseorang tersebut memiliki pengetahuan yang kurang sehingga berkeinginan untuk

menambah referensi informasi mengenai sesuatu yang sedang dibutuhkan. Ellis dalam ilmi

memberikan delapan tahapan pencarian informasi, diantaranya:

1. Starting

Starting merupakan titik awal pencarian informasi atau pengenalan awal terhadap

rujukan. Seringkali informasi ditemukan pada saat starting merupakan topik

penelitian yang dapat dikembangkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Chaining

Chaining diidentifikasikan sebagai hal yang penting pada pola pencarian informasi.

Kegiatan ini ditandai dengan mengikuti mata rantai atau mengaitkan daftar literatur

yang pada rujukan inti. Chaining dapat dilakukan dengan du acara yaitu :

a. backward chaining, merupakan cara tradisional yakni mengikuti daftar

Pustaka yang ada pada rujukan inti, sehingga rujukan selanjutnya

merupakan rujukan-rujukan yang pernah disitir pada rujukan inti.


16

b. Forward chaining, mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama

pengarang dari rujukan inti yang telah ada dengan mengaitkan kedepan.

Cara ini dilakukan dengan menggunakan sarana bibliografi.

3. Browsing

Browsing merupakan tahap kegiatan yang ditandai dengan kegiatan pencarian

informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur karena telah mengarah pada

bidang yang diamati. Browsing dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain

melalui abstrak hasil penelitian, daftar isi jurnal, jajaran buku diperpustakaan atau
toko, bahkan juga buku-buku yang dipajang pada pameran atau seminar.

4. Differentiating

Differentiating merupakan kegiatan membedakan sumber informasi untuk menyaring

informasi berdasarkan sifat kualitas rujukan. Identifikasi sumber-sumber informasi

terutama ditekankan pada subjek-subjek yang dipilih dan selanjutnya akan

mengambil bahan-bahan dan topik yang diminati.

5. Monitoring

Merupakan kegiatan yang ditandai dengan kegiatan memantau perkembangan yang

terjadi terutama dalam bidang yang diminati dengan cara mengikuti sumber secara

teratur. Extracting

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terutama diperlukan pada saat harus

membuat tinjauan literatur. Sumber informasi yang digunakan pada saat extracting

ini adalah jurnal terutama jurnal-jurnal yang sudah standar, katalog penerbit,

bibliografi subjek, abstrak dan indeks.

6. Verifying

Ditandai dengan kegiatan pengecekan atau penilaian apakah informasi yang didapat

telah sesuai atau tepat yang diinginkan. Sebagai perbandingan peneliti bidang ilmu

social tidak melakukan tahapan ini, berbeda dengan peneliti bidang fisika dan kimia
17

yang melalui tahapan ini dengan melakukan pengujian untuk memastikan seandainya

adaka kesalahan-kesalahan pada informasi diperoleh.

7. Ending

Tahap ending juga merupakan kategori perilaku yang tidak dijumpai pada kajian ellis

(1987). Merupakan tahap akhir dari pola pencarian informasi biasanya dilakukan

bersamaan dengan berakhirnya satu kegiatan penelitian.

C. Kebutuhan Informasi

Setiap manusia memerlukan informasi. Dalam memenuhi hak informasi yang terdiri dari
menerima, memberi, dan memanfaatkan informasi dilatarbelakangi oleh kebutuhan informasi.

Terjadinya kebutuhan informasi dapat diketahui bahwa informasi adalah untuk semua orang bagi

yang membutuhkan (Safi, 2019). Informasi tersebut tersedia untuk semua orang atau untuk orang

tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya. Seseorang akademisi, ilmuan, penelitian dan

masyarakat pada umumnya memerlukan informasi. Informasi diperlukan manusia untuk

membantu memecahkan masalah yang di hadapinya. Mahasiswa dan dosen membutuhkan

informasi untuk keperluan tugas-tugas akademiknya. Ilmuan dan peneliti memerlukan informasi

untuk memperkaya pembahasan terhadap masalah yang sedang atau akan diteliti, demikian pula

masyarakat pada umumnya memerlukan informasi untuk keperluannya yang lain sesuai dengan

situasi yang dihadapinya, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan informasinya. Seseorang

bisasanya mendatangi pusat-pusat informasi seperti perpustakaan , pusat dokumentasi, Lembaga

arsip dan lain-lain.

Wilson menyatakan bahwa munculnya kebutuhan manusia dikategorikan menjadi tiga

yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan afektif, dan kebutuhan kognitif. Sewaktu seseorang

terdorong untuk mencari informasi semua factor fisiologis, afektif maupun kognitif akan

menentukan bagaimana seseorang berperilaku mencari informasi. Selain itu ada juga factor

rintangan yang akan menentukan bagaimana akhirnya seseorang bertindak tanduk dalam

lingkungan sebuah system informasi.


18

Berbicara mengenai kebutuhan informasi, setiap orang membutuhkan informasi sebagai

bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa

ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Dalam

kajian mengenai perilaku informasi, informasi merupakan kebutuhan bagi setiap manusia untuk

menjawab situasi ketidakpastina yang dihadapinya. Kebutuhan akan informasi sangat dirasakan

ketika seseorang, di dalam dirinya merasakan suatu kondisi kes enjangan (gap) mengenai

informasi, yang harus dipenuhi dan dipuaskan (Wilson, 2000).

Kebutuhan informasi adalah suatu keadaan dimana seseorang merasakan dan menyadari
adanya kesenjangan antara pengetahuan yang ia miliki pada saat itu, dimana seseorang tersebut

merasa bahwa informasi yg ia miliki masih kurang atau tidak memadai untuk mencapai tujuan

tertentu dalam hidupnya. Ketika seseorang menyadari bahwa apa yang diketahuinya tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan informasinya, maka timbul keinginan untuk memenuhi kebutuhan

informasi tersebut. Kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada

dalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang diperlukan.

Informasi merupakan aset perpustakaan yang sangat diperlukan dalam pembangunan

nasional, atas dasar itu perpustakaan perlu merumuskan strategi dan rencana jangka pendek mau

pun jangka Panjang untuk mengembangkan jasa perpustakaan dan informasi masyarakat yang

selalu berubah dapat terpenuhi.

Menurut Kulthau yang dikutip dari Agus Rifai (2002: 15) mengemukakan bahwa

kebutuhan informasi terjadinya kesenjangan dalam diri manusia, yaitu antara pengetahuan yang

dimiliki pengetahuan yang dibutuhkan.

Perubahan kebutuhan informasi masyarakat di pengaruhi oleh kebijakan, strategi dan

program pemerintah yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai

salah satu pelaku dalam pembangunan perubahan, oleh karena itu visi, misi dan rencana strategis

perpustakaan harus pula sejalan dan mendukung program pembangunan nasional, perpustakaan

seharusnya berperan sebagai katalisator perubahan. Oleh karena itu, visi, misi dan rencana

strategis perpustakaan harus pula sejalan dan mendukung program pembangunan nasional.
19

Perpustakaan perlu senantiasa mengadakan evaluasi, untuk secara berkesinambungan dapat

menilai jasa-jasa yang diberikan kepada pengguna perpustakaan.

Maka dapat disimpulkan kebutuhan bahan bacaan yang bermutu dan murah dapat

dipenuhi melalui perpustakaan. Hal ini disebabkan karena perpustakaan berusaha menyajikan

informasi yang dibutuhkan informasinya terpenuhi. Oleh karena itu dalam masyarakat perguruan

tinggi, perpustakaan memegang peranan yang penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan

informasi. Selain itu dengan adanya perpustakaan, maka pelaksanaan program Pendidikan dan

pengajaran diharapkan dapat berjalan dengan lancar.


D. Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimbah ilmu ataupun belajar

dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri

dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5). Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di

perguruan tinggi. Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu

yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga

lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa di nilai memiliki tingkat intelektualitas

yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan

bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung yang melekat pada diri setiap

mahasiswa yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

Menurut Sarwono (2010: 15) mahasiswa adalah setiap orang yang secara terdaftar untuk

mengikuti pelajaran disebuah perguruan tinggi dengan Batasan umur sekitar 18 sampai 30 tahun.

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena

adanya ikatan dengan suatu perguruan tinggi. Menurut Knopfemacher (2008: 5) mahasiswa

adalah seseorang calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang dididik

dan diharapkan untuk menjadi calon-calon intelektual.

Sementara Ilmu Perpustakaan adalah salah satu disiplin ilmu yang berkembang

akibat perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi. Menurut Sulistyo-Basuki


20

(1994) dalam Hasibuan (1995) Ilmu Perpustakaan adalah ilmu yang mengkaji perpustakaan

(liber berarti buku). Menurut C. Larasati Milburga dkk (1986: 20) Ilmu Perpustakaan adalah

bidang ilmu yang mempelajari, mengkaji dan meneliti hal-hal yang berkaitan dengan

perpustakaan yakni semua kumpulan bahan cetak atau non cetak yang tersusun secara

sistematis, kemudian disebarluaskan kepada pemustaka. Sebagai sumber informasi untuk

mengembangkan dan memperdalam pengetahuan baik oleh pendidik maupun yang dididik

di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan menurut Sudjatmo (2002: 20) Ilmu Perpustakaan

ialah serangkaian aktivitas manusia yang sifatnya menyimpan bahan Pustaka kemudian
menyebarluaskan informasi kepada para user (pemustaka) dengan metode yang berupa

prosedur dan langkah-langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan bersifat

sistematis guna untuk mencapai kebenaran dan mendapatkan pemahaman serta penjelasan

yang benar.

E. Integrasi Keislaman

Dalam ungkapan sehari-hari, banyak yang mengatakan bahwa informasi adalah segala

yang kita komunikasikan. Informasi meliputi sebagian besar aktivitas manusia karena pada

hakikatnya individu merupakan pencipta informasi.

Kebenaran informasi sangat tergantung dari pencipta informasi itu sendiri. Informasi atau berita

dapat menjadi suatu pengetahuan jika di dalamnya terdapat kebenaran. Dalam hal ini, seseorang

tidak boleh langsung menyakini informasi yang disampingkan orang lain sebagai suatu

kebenaran, tetapi ia harus memiliki pengetahuan tentang informasi yang disampaikan oleh

pencipta informasi dengan cara mencocokan dengan fakta-fakta sebagai sumber informasi.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam QS. Al-Hujurat Ayat 6 :

ٌ ‫ٰۤيا َ ُّيهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ۤ ْوا اِ ْن َجٓا َء ُك ْم فَا ِس‬
ِ ُ‫ق ِۢبنَبَا فَتَبَيَّنُ ۤ ْواٍ اَ ْن ت‬
‫ص ْيب ُْوا قَ ْو ًما ِۢب َجهَا لَ ٍة‬
‫فَتُصْ بِح ُْوا َع ٰلى َما فَ َع ْلتُ ْم ٰن ِد ِمي َْن‬
21

Terjemahnya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu

berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena

kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (Kementrian

Agama RI, Al-qur’an dan Terjemah /49: 6)

Maksud ayat di atas adalah Allah SWT. Kehidupan manusia dan interaksinya haruslah

didasarkan hal-hal yang diketahui dan jelas. Manusia sendiri tidak bisa menjangkau seluruh
informasi, karena ini ia membutuhkan pihak lain. Pihak lain itu ada yang jujur dan memiliki

intergritas sehingga hanya menyampaikan hal-hal yang benar dan ada pula sebaliknya. Karena

itu berita harus disaring, dikhawatirkan jangan sampai seseorang melangkah tidak dengan jelas

atau dalam ayat diatas disebut bijahaalah yang berarti kebodohan (Shihab, 2002).

Maka sesuai peringatan Allah SWT dalam ayat di atas, telitilah setiap informasi yang

datang atau kita terima. Jika tidak yakin akan kebenaran dan manfaatnya janganlah diteruskan

informasi tersebut. Karena boleh jadi, informasi yang kita percayai dan kita teruskan itu akan

mencelakakan diri sendiri, mencelakakan orang lain, bahkan boleh jadi mencelakakan suatu

kaum akibat kebodohan atau kecerobohan kita yang mengakibatkan penyesalan dikemudian hari.

Dalam tafsir Al-Mishbah oleh Shihab (2002:587) menafsirkan sabab nuzul ayat ini.

Namun, yang jelas, ia berpesan bahwa: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada

kamu seorang fasik membawa suatu berita yang penting, maka bersungguh-sungguhlah mencari

kejelasan, yakni telitilah kebenaran informasinya dengan menggunakan berbagai cara, agar

kamu tidak menimpakan suatu musibah suatu kaum tanpa pengetahuan tentang keadaan yang

sebenarnya dan yang pada gilirannya dan dengan segera menyebabkan kamu atas perbuatan

kamu itu beberapa saat saja setelah terungkap hal yang sebenarnya menjadi oarng-orang yang

menyesal atas tindakan kamu yang keliru.

Ayat di atas merupakan salah satu dasar yang ditetapkan agama dalam kehidupan social

sekaligus ia merupakan tuntunan yang sangat logis bagi penerimaan dan pengalaman suatu
22

berita. Kehidupan manusia dan interaksinya haruslah didasarkan hal-hal diketahui dan jelas.

Manusia sendiri tidak dapat menjangkau seluruh informasi. Karena itu, ia membutuhkan pihak

lain. Pihak lain itu ada yang jujur dan memiliki integritas sehingga hanya menyampaikan hal-hal

yang benar, dan adapula yang sebaliknya. Karena itu pula berita harus disaring, khawatir jangan

sampai seseorang melangkah tidak dengan jelas atau dalam Bahasa ayat di atas bi jahala.

Dengan kata lain, ayat ini menuntun kita untuk menjadikan langkah kita berdasarkan

pengetahuan sebagai lawan dari jahala yang berarti kebodohan, disamping melakukannya

berdasar pertimbangan logis dan nilai-nilai yang ditetapkan Allah swt. Sebagai lawan dari makna
kedua dari jahala.

Berdasarkan yang dijelaskan ayat-ayat dalam al-quran tersebut bahwa dalam memenuhi

kebutuhan informasi, kita pastinya mencari informasi itu baik dari media maupun dari seseorang.

Karena kita membutuhkan pihak lain untuk mendapatkan seluruh informasi. Informasi yang kita

dapatkan tidak serta merta diterima begitu saja tetapi harus disaring dan diteliti kebenarannya,

apakah informasi tersebut sesuai fakta atau tidak. Sehingga apabila informasi tersebut sampai

pada pembaca, kita tidak mencelakakan pembaca tersebut karena kita telah mencari dan meneliti

kebenaran dari informasi tersebut.

Hadis perintah untuk bertabayun tergambarkan dalam sebuah hadis Riwayat Imam

Muslim :

‫ َكفَى‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قال‬


َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫َع ْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
‫ث بِ ُكلِّ َما َس ِم َع (رواه مسلم‬ َ ‫ َأ ْن ي َُح ِّد‬،‫بِ ْال َمرْ ِء َك ِذبًا‬
 “Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw beliau bersabda, “Cukuplah seseorang (dianggap)
berdusta jika ia menceritakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim)
23

Hadis di atas sejalan dengan perkataan imam al-munawi Rahimullah, yang mengatakan

bahwa “jika seseorang memastikan kebenaran suatu berita yang ia dengar ataupun yang ia bawa

(maka ia dianggap pendusta, sebab biasanya suatu berita yang ia dengan terkadang benar dan

terkadang dusta. Maka jika seseorang menyampaikan semua yang ia dengar maka pastilah ia

berdusta”

Dengan demikian dapat dipahami ketika menerima suatu berita maka hendaknya

janganlah tergesa-gesa dalam menyampaikan atau menshare kepada orang lain sebelum diteliti

kebenarannya. Dari makna tabayyun diatas jika ditarik kedalam konteks menerima informasi di
media social berarti tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan apakah sebuah informasi

tersebut benar atau salah. Sikap tidak tergesa-gesa tersebut akan menghindarkan dari

kemungkinan untuk menyebarluaskan informasi tersebut ke rekan atau grup disosial media.

Sehingga terdapat tiga langkah sederhana yang ditarik dari perintah bersikap tabayyun,

yaitu pertama tidak tergesa-gesa, orang yang tidak tergesa-gesa biasanya akan menerima

informasi lebih banyak, memahami situasi dan dapat mengendalikan informasi-informasi yang

sudah tersebar luar media social. Kedua, mencari informasi silang terkait informasi yang

diterima, ketika ditemukan satu informasi pada suatu media, maka kita diharuskan juga untuk

mencek ke media lain yang menjadi lawanya agar bisa melihat bagaimana sudut pandang media

tersebut terhadap hal yang sama. Ketiga, mengecek siapa yang membuat dan menyebar informasi

tersebut. Dalam sebuah informasi terkadang terdapat indikator-indikator yang sengaja dibuat

oleh seseorang untuk memecah belah, menakut-nakuti atau hal negative lainnya. Untuk itu kita

perlu mengetahui siapa yang membuat dan siapa yang menyebar informasi agar ketika kita

dihadapkan dengan sebuah informasi kitab isa mengetahui dan memahami tujuan dari informasi

tersebut.

Di dalam Q.S al-Hujurat ayat 6 dan hadist Nabi di atas memberikan tuntunan bahwa ketika

seorang mendapat informasi maka jangan tergesa-gesa dalam mengambil atau menyebar berita

tersebut. Namun kita harus memeriksa terlebih dahulu sebelum berita dari mulai pembawa

informasi, kualitas informasi dan urgensi dari sebuah informasi.


24

Qur’an surah An-Nur Ayat 19

ٌ‫اح َشةُ فِى الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا لَهُ ْم َع َذاب‬ ِ َ‫اِ َّن الَّ ِذي َْن ي ُِحب ُّْو َن اَ ْن تَ ِش ْي َ–عهّٰللا ْالف‬
‫اَلِ ْي ۙ ٌم فِى ال ُّد ْنيَا َوااْل ٰ ِخ َر ۗ ِة َو ُ يَ ْعلَ ُم َواَ ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُم ْو َن‬
Terjemahnya:

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar

di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di

akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Maksud ayat di atas berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai azab orang-orang yang suka

menyiarkan berita bohong. Kedua berbicara mengenai kasih sayang Allah kepada orang-orang

penyebar berita bohong tersebut.  Allah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada

mereka penyebar berita bohong, yang masih memberi kepada mereka hidup dengan segala

kelengkapannya.

Berdasarkan yang dijelaskan ayat tersebut bahwa penyebaran berita yang tidak patut

disebarkan dilarang dalam agama Islam.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menjadikan peneliti menjadi
25

juru kunci atas hasil penelitian tersebut dengan objek penelitian yang alamiah (Sugiyono,

2008:1).

Prosedur penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan metode untuk

mendapatkan kebenaran bukan hanya menyajikan data apa adanya melainkan juga berusaha

menginterprestasikan korelasi sebagai faktor yang ada dan berlaku meliputi sudut pandang atau

proses yang sedang berlangsung (Moleong, 2006:79).

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara holistik dengan cara
mendeskripsikan dalam format kata-kata dan Bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialami

dan dengan memanfaatkan sebagai metode alamiah (Santana, 2007:11).

Penelitian melakukan pengamatan, pembuatan kategori perilaku, mengamati gejala dan

mencatat dalam buku observasi. Dengan demikian peneliti terjun langsung ke lapangan. Peneliti

terjun ke lapangan dengan diarahkan oleh teori. Penelitian bebas mengamati objek, menjelajahi

sehingga dapat menemukan wawasan baru sepanjang melakukan penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini direncanakan di Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar, tepatnya di Jl. Sultan Alauddin No, 36 Samata, Kabupaten Gowa.

a. Sejarah singkat Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Program Pascasarjana (PPs) IAIN Alauddin Makassar sekarang Pascasarjana UIN

Alauddin Makassar didirikan berdasarkan persetujuan Menteri Agama RI, sebagaimana

tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Bimbaga Islam Nomor: 31/E/1990 tanggal 7 Juni

1990. Pada awal berdirinya, PPs, IAIN Alauddin Makassar adalah kelas jauh dari PPs.

UIN Syarif Hidayatullah Jakar, kemudian pada tanggal 31 Desember 1993, berdasarkan

keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor : 403 Tahun 1993 tentang Statuta

IAIN Alauddin Makassar dan Nomor 389 Tahun 1994 tentang organisasi dan Tata Kerja

IAIN Alauddin, maka program Pascasarjana IAIN Alauddin ditetapkan berdiri sendiri
26

dan sebagai unit organic dan unsur pelaksana akademik yang melaksanakan sebagai tugas

pokok dan fungsi IAIN. Perkembangan Pascasarjana UIN Alauddin Makassar dari tahun

menunjukkan animo yang semakin meningkat. Sampai tahun akademik 2013/2014,

Pascasarjana UIN Alauddin Makassar telah menerima mahasiswa 957 orang dan dari

jumlah tersebut telah menyelesaikan studinya sebanyak 528 orang. Setelah Pascasarjana

UIN Alauddin Makassar berjalan selama 13 tahun, serta semakin membaiknya fasilitas

penyelenggaraan kegiatan akademik, menjadi faktor yang melatar belakangi pembukaan

program Doktok (S3) di Pascasarjana UIN Alauddin. Pembukaan Program Doktor (S3)
tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI, Nomor 21 Tahun 2003, tanggal 14

Januari 2003 yang pembukaannya dilaksanakan 1 September 2003 oleh Menteri Agama

Republik Indonesia.

b. Fasilitas Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Berbagai fasilitas yang disediakan oleh Pascasarjana UIN Alauddin Makassar guna

mendukung pengembangan lembaga Pendidikan yang bermutu dan berkualitas, di

antaranya:

Perpustakaan dengan ribuan koleksi buku, Ruang perkuliahan yang dilengkapi dengan

AC dan LCD, Parkir kendaraan yang luas, Akses internet yang memadai dan lain-lain.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2023-Maret 2023, bertempat

di Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Kabupaten Gowa.

C. Sumber Data

Untuk menjadikan hasil penelitian ini menjadi data yang actual dilapangan, maka

penulis mengumpulkan data dengan melihat dari sumber perolehan data tersebut. Secara umum

dua jenis data hasil penelitian yakni data sekunder dan data primer, biasanya kedua data

tersebut digunakan peneliti untuk mendapat solusi atau jawaban dari sebuah masalah yang

diteliti.
27

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Sugiyono, 2017:193). Data primer adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut

juga sebagai data asli atau data data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung (Siyoto,

2015:67).

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sumbernya diperoleh dari beberapa buku

atau data yang mendukung yang tidak diambil langsung dari sumber primer akan tetapi

melalui dokumen dan hasil penelitian yang relavan dengan masalah penelitian ini untuk

melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian (Sugiyono, 2008:74).

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai

sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh

dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal, dan lain-lain (Siyoto, 2015:68). Data

sekunder merupakan data yang diperoleh untuk melengkapi data primer seperti

dokumen, artikel, laporan dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan Kebutuhan

Informasi Mahasiswa S2 Konsentrasi Ilmu Perpustakaan Program Pascasarjana UIN

Alauddin Makassar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Dengan memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

ini adalah dengan mengumpulkan data.

1. Observasi
28

Teknik pengumpulan data dengan metode observasi mengharuskan adanya

pengamatan dari penelitian yakni secara langsung maupun tidak langsung mengenai suatu

objek penelitiannya.

Proses penelitian di lakukan secara langsung di Pascasarjana UIN Alauddin

Makassar, dengan tujuan agar penulis dapat memahami dan mengetahui tentang

permasalahan yang sedang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses pengumpulan data yang diperoleh dari informan dengan cara
memberikan pertanyaan, teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan hasil

wawancara penelitian dari beberapa informan yang kemudian penelitian mengolahnya

menjadi suatu laporan hasil wawancara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode mencari informasi tentang bentuk objek atau faktor,

seperti dokumen, transkrip, buku, jurnal, majalah, prasasti, notulen rapat, sisir, agenda, dan

sebagainya (Suharsimi, 2002: 23). Dokumentasi merupakan Teknik pengumpulan data

yang ditujukan kepada subyek penelitian. (Irawan, 2000; 70).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh penulis untuk

mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Suatu alat bantu yang digunakan peneliti untuk menyimpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan sistematis sehingga mudah diolah merupakan instrument penelitian (Sujarweni,

2014:76). Adapun alat-alat tersebut adalah:

1. Pedoman Wawancara, yaitu peneliti membuat petunjuk wawancara memudahkan peneliti

dalam berdialog dan mendapatkan data dari informan. Peneliti melakukan wawancara

secara online melalui via whatsapp terhadap 6 orang informan, dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.


29

2. Handphone (HP), yaitu alat yang akan peneliti gunakan untuk menghubungi informan.

Dalam hal ini peneliti akan menggunakan handphone untuk merekam percakapan

tersebut.

F. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung

pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang lain

dalam bahasanya dan dalam peristilahnya.


1. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah proses mencari dan Menyusun secara sistematis data yang

diperolah dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah dipahami dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi informasi

yang aktual untuk komsumsi informasi masyarakat. Analisis data dilakukan dengan

menggopasikan data kemudian menjabarkan data kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

Menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari serta membuat

kesimpulan yang dapat dikomunikasikan kepada khalayak (Sugiyono, 2017:224).

2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan Data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah data yang bersifat

narasi atau teks. Teknik ini biasanya digunakan dalam penelitian yang mengandung

subjektivitas (Arikunto Suharsini, 2006:20).

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah pengumpulan data hasil penelitian yang dapat ditemukan kapan saja

oleh peneliti dengan waktu yang tidak terbatas, apa bila peneliti mampu menerapkan

metode wawancara, observasi serta dokumentasi yang berhubungan dengan kebutuhan

informasi mahasiswa S2 konsentrasi ilmu perpustakaan pascasarjana UIN Allauddin


30

Makassar, selama proses pengkodean, menemukan tema, reduksi data berlangsung dari

awal penelitian sampai akhir terselesaikannya laporan.

b. Penyajian Data

Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan

aspek-aspek dalam penelitian. Biasanya dalam penelitian terdapat banyak data yang tidak

dapat dipaparkan secara keseluruhan, untuk itu dalam penyajian data dapat dianalisis oleh

peneliti yang kemudian disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang

diperoleh dapat dijelaskan dan mudah dipahami oleh pembaca.


c. Penarikan Kesimpulan

Merefleksi Kembali penarikan kesimpulan yang masih bersifat sementara dengan

cara bertukar pikiran dengan orang-orang yang ada disekitar peneliti sehingga khazanah

ilmu pengetahuan hasil penelitian menjadi lebih aktual. Dengan demikian kesimpulan

dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak

awal, tetapi bisa saja kesimpulan juga tidak, seperti yang dikemukakan bahwa masalah

dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan masih

akan berkembang setelah melakukan penelitian selanjutnya dilapangan (Sugiyono,

2017:224).

G. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode kriteria

keadibilitas. Untuk mendapatkan data yang relavan, maka peneliti melakukan pengecekan

keabsahan data hasil penelitian dengan cara:

1. Penpanjangan Pengamatan

Peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai pengumpulan data tercapai.

Perpanjangan pengamatan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan

data yang dikumpulkan (Moleong, 2002:248).


31

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek Kembali apakah data yang telah

diberikan selama ini setelah dicek Kembali pada sumber data asli atau sumber data lain

ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan

mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya (Sugiyono, 2008:271).

Dalam penelitian ini peneliti melakukan perpanjangan pengamatan, dengan

Kembali lagi ke lapangan untuk memastikan apakah data yang telah penulis peroleh

sudah benar atau masih ada yang salah.

2. Ketekunan Pengamatan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan

dapat direkam secara pasti dan sistematis (Sugiyono, 2008:272). Meningkatkan

ketekunan itu ibarat kita mengecek soal-soal, atau makalah yang telah dikerjakan, apakah

ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat

melakukan pengecekan kembati yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara

membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dikumentasi

yang terkait dengan apa yang peneliti akan teliti.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengajuan kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian

terdapat triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu (Sugiyono, 2008:273).

Dalam peneliti ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan

untuk pengecekan data tentang keabsahannya, membandingkan hasil wawancara

dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan berbagai sumber data atau informasi

sebagai bahan pertimbangan. Dalam hal ini penulis membandingkan data hasil

observasi dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara

dengan wawancara lainnya.

Anda mungkin juga menyukai