Anda di halaman 1dari 10

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA JURUSAN SASTRA

DAERAH ANGKATAN TAHUN 2014 UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI
MENGENAI LOCAL CONTENT

Ayudya Tri Nardanti*), Ika Krismayani

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Informasi sangat dibutuhkan oleh semua orang sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi.
Tidak seorang pun yang tidak membutuhkan informasi, tidak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa
mencari informasi untuk kebutuhan akademik. Penelitian ini menggambaran perilaku pencarian
informasi mahasiswa jurusan Sastra Daerah dalam memenuhi kebutuhan informasi mengenai local
content. Penelitian ini merupakan jenis penelitian desktriptif-kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Berdasarkan hasil penelitian, pada tahapan starting mahasiswa membuat daftar hal-hal yang
akan dicari dan bertanya kepada narasumber yang paham akan permasalahan mereka. Pada tahapan
chaining, mahasiswa sekaligus melakukan tahapan differentiating. Mereka mengumpulkan sekaligus
memilih informasi yang akan digunakan sebagai sumber informasi. Pada tahapan browsing,
mahasiswa mencari informasi di perpustakaan, internet, dan toko buku bekas di sekitar Surakarta.
Mahasiswa mengalami hambatan ketika mencari informasi seperti hambatan yang berhubungan
dengan karakteristik sumber informasi, narasumber yang sulit ditemukan, dan penyedia informasi
yang enggan memberikan informasi kepada mahasiswa. Tidak semua mahasiswa melakukan kegiatan
monitoring terhadap informasi yang mereka butuhkan. Pada tahapan extracting, mahasiswa
mengidentifikasi sumber informasi dengan melihat siapa pengarangnya dan sumber informasi yang
tidak hanya memuat teori saja. Pada tahapan verifying, mahasiswa memeriksa kebenaran dan
keakuratan informasi dengan mengunjungi objek informasi tersebut.

Kata kunci: kebutuhan informasi mahasiswa; local content; mahasiswa sastra daerah; perilaku
pencarian informasi

Abstract

[Title: Information Searching Behavior of Students Majoring in Javanese Literature Class of 2014
Sebelas Maret University in Meeting the Information Needs of The Local Content] Information is
needed by everyone as an effort to fulfill the information requirements. No one who does not need the
information, not least the students. Students seeking information on academic needs. The purpose of
this study was to determine the information searching behavior of students majoring in Javanese
Literature in meeting the information needs of the local content. This study is a qualitative descriptive
research on the case study approach. Based on the research results, the stage of starting, students
make a list of things to be searched and asked the informant who understands their problems. At the
stage of chaining, students simultaneously differentiating stage. They gather and chose the
information that will be used as a source of information. In the browsing stage, the students go to the
library, serching on the internet, and go to the bookstore around Surakarta. Students encounter
obstacles when browsing information such as constraints related to the characteristics of resources, a
resource that is hard to find, and information providers are reluctant to provide information to
students. Not all students are monitoring the information they need. At the stage of extracting,
students identify resources to find out who the author and source of information not only includes
theory. At the stage verifying, students check the correctness and accuracy of the information by
visiting the information objects.

Keywords: information needs of students; information searching behavior; javanese literture


students; local content

*) Penulis Korespondensi
E-mail: yudya333@gmail.com
1. Pendahuluan perkembangan teknologi yang terjadi sangat
Mencari informasi adalah kegiatan yang sering cepat dan kompleks, generasi ini menjadi
dilakukan seseorang untuk mendapatkan informasi. generasi instan yang menginginkan segala
Seseorang mencari informasi untuk memenuhi sesuatu yang dibutuhkan secara cepat dengan
kebutuhan. Wilson (2000: 51) mengungkapkan bahwa teknologi yang berkembang memungkinkan
kebutuhan informasi bukan kebutuhan dasar seperti generasi ini mendapatkannya (Hakim, 2010:
kebutuhan akan tempat tinggal atau keperluan untuk 5). Seperti yang diungkapkan oleh Weiler
bertahan hidup, tetapi juga merupakan kebutuhan (2004: 50) bahwa mahasiswa memiliki
sekunder yang muncul dari keinginan untuk kencenderungan untuk belajar secara visual,
memenuhi kebutuhan primer. Kebutuhan informasi tidak mengejutkan bahwa mereka akan
seseorang didorong oleh keadaan diri dan peranan mencari informasi untuk kebutuhan pribadi,
lingkungan sekitar. Informasi yang telah didapatkan akademik maupun profesional di internet.
untuk menambah pengetahuan, karena informasi yang Mahasiswa lebih cenderung menggunakan
selama ini didapatkan kurang memenuhi internet sebagai sarana pencarian informasi
kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhannya maka karena dianggap lebih cepat.
seseorang akan mencari informasi dengan Mahasiswa mencari informasi sesuai
menggunakan sumber-sumber informasi yang tersedia dengan kebutuhan perkuliahannya atau sesuai
di sekitarnya. dengan program studi yang dipilihnya.
Sumber informasi berperan sebagai media atau Seperti mahasiswa Sastra Daerah yang
sarana yang menjembatani antara pemakai dengan membutuhkan informasi yang berhubungan
informasi. Menurut Sulistyo-Basuki (2005: 394) para dengan daerah lokal. Informasi mengenai
ilmuwan secara umum menggunakan dua sumber daerah lokal dapat pula disebut sebagai
informasi yaitu sumber informasi formal dan sumber informasi local content. Local content
informasi informal. Sumber formal adalah sumber (muatan lokal) merupakan materi yang
yang tertulis dirancang untuk menyebarkan informasi memiliki kandungan informasi tentang suatu
ke sejumlah besar orang. Sumber informasi formal entitas lokal (Liauw, 2005: 1).
mencakup sumber informasi tercetak semacam buku, Koleksi local content berasal dari beberapa
majalah, laporan, dan sebagainya. Adapun sumber potensi yang sangat bermanfaat. Seperti yang
informal atau dikenal sebagai komunikasi informal dijelaskan oleh Setiawati (2006: 2), potensi local
adalah informasi tak tertulis yang biasanya dirancang content dapat berupa:
untuk memenuhi kebutuhan informasi sejumlah kecil 1. Potensi suatu daerah atau negara salah satunya
pemakai, seperti pembicaraan dengan teman sejawat, dalam bentuk kebudayaan, sejarah, pariwisata,
telepon, menghadiri pertemuan, atau konperensi. perekonomian dan sebagainya, yang menjadi ciri
Informasi sangat dibutuhkan oleh khas dari suatu daerah atau negara;
semua orang sebagai upaya pemenuhan 2. Potensi local content perusahaan setempat
kebutuhan informasinya. Tidak seorang pun seperti sejarah perusahaan, perkembangan
yang tidak membutuhkan informasi, tidak produk yang dihasilkan, dokumentasi suatu
terkecuali mahasiswa. Mahasiswa mencari media;
informasi karena didorong oleh kebutuhan 3. Potensi institusi pendidikan atau perguruan
akademik seperti jadwal perkuliahan, materi tinggi local yang terdiri dari para akademisi,
perkuliahan, dan lain sebagainya. Tidak peneliti, tenaga nonedukatif sebagai pengguna
hanya mencari informasi untuk menunjang informasi pengetahuan aktif yang menghasilkan
kebutuhan yang bersifat akademis saja riset penelitian, skripsi, tugas akhir, laporan
mahasiswa juga mencari informasi yang akhir, artikel ilmiah, materi kuliah, kumpulan
bersifat nonakademis, seperti informasi yang kebijakan pimpinan perguruan tinggi, sejarah
berhubungan dengan organisasi yang mereka perguruan tinggi atau kegiatan-kegiatan yang
ikuti. dilaksanakan oleh institusi atau perguruan tinggi
Saat ini mahasiswa yang sedang yang didokumentasikan baik tercetak maupun
menjalani masa perkuliahan merupakan terekam, dan;
generasi Y (terlahir pada tahun 1981-2000) 4. Potensi local lainnya yang dihasilkan oleh para
yang mana mereka sangat akrab dengan profesional seperti dokter, arsitek, ahli pahat, ahli
teknologi internet dan menjadikan telepon teknik elektronika, pustakawan, dan lain
genggam sebagai kebutuhan. Di era sebagainya. Contoh dari hasil karya para arsitek
yang membuat suatu tulisan atau bentuk blue pada sebuah literatur untuk mendapatkan
print bangunan khas daerah Jawa Tengah yaitu informasi lain yang membahas topik yang sama;
Joglo yang merupakan rumah adat masyarakat 3. Browsing, pencarian semi terarah pada wilayah
Jawa Tengah. dari bahasan yang lebih spesifik yang diminati.
Aktivitas yang termasuk dalam kelompok
Keberadaan informasi mengenai local kegiatan ini adalah menelusur daftar isi sebuah
content bagi mahasiswa jurusan Sastra jurnal atau menelusur jajaran buku di rak dengan
Daerah sangat penting karena dapat tema tertentu;
membantu dalam pemenuhan informasi 4. Differentiating, kegiatan memilah atau memilih
untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. sumber informasi, berdasarkan tingkat
Mahasiswa jurusan Sastra Daerah lebih kepentingan, ketepatan dan relevansinya dengan
membutuhkan informasi local content kebutuhan informasi, sehingga terpilih sumber
dibandingkan dengan mahasiswa jurusan informasi yang paling tepat dan relevan;
lain. Beberapa mata kuliah yang cukup 5. Monitoring, kegiatan monitoring bermaksud
banyak menggunakan infomasi mengenai untuk menjaga kemutakhiran informasi diri
local content seperti Kemahiran Bahasa pribadi, yang artinya pengguna informasi tetap
Jawa, Retorika Jawa, Kepenyiaran, dan memantau perkembangan informasi tertentu agar
Tembang Jawa. Selain itu salah satu bidang tidak ketinggalan informasi, dengan cara
jurusan Sastra Daerah yaitu Filologi yang bertukar informasi dengan pihak yang berkaitan
lebih banyak mengkaji serat atau naskah- dengan informasi tersebut, atau jika informasi
naskah kuno. Mahasiswa jurusan Sastra tersebut berasal dari jurnal, pengguna dapat
Daerah tentunya telah memanfaatkan melakukan monitoring dengan membaca jurnal
keberadaan perpustakaan, keraton, dan tersebut secara berkesinambungan;
museum untuk memenuhi kebutuhan 6. Extracting, mengidentifikasi sumber informasi
informasi mengenai local content. Hal secara lebih efektif agar dapat memperoleh
tersebut dapat tercermin dari perilaku informasi yang diminati;
pencarian informasi yang dilakukan. 7. Verifying, dalam tahap ini pengguna informasi
Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa keakuratan dan kebenaran informasi
mengetahui bagaimana perilaku pencarian dan;
mahasiswa jurusan Sastra Daerah Universitas 8. Ending, yang pada tahap yang terakhir ini,
Sebelas Maret Surakarta dalam memenuhi pengguna informasi mengakhiri pencarian
kebutuhan informasi mengenai local content. informasi, biasanya ditandai dengan berakhirnya
Penelitian ini menggunakan model perilaku suatu penelitian.
pencarian informasi yang dikemukan oleh
David Ellis. David Ellis memperkenalkan Menurut Ellis (dalam Wilson, 1999: 254)
delapan kelompok kegiatan dalam perilaku keterkaitan atau interaksi rangkaian kegiatan dalam
pencarian informasi, delapan kelompok setiap individu dalam pola pencarian informasi akan
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut tergantung pada keadaan dan waktu tertentu. Tetapi,
(Wilson, 2000: 52-53) : jelas bahwa starting harus memulai suatu proses dan
1. Starting, merupakan kegiatan yang terdiri dari ending harus mengakhirinya. Begitu juga dengan
aktivitas-aktivitas yang memicu kegiatan verifying adalah tahap kedua dari belakang dalam
pencarian informasi atau kegiatan yang biasanya suatu proses pencarian dan extracting harus mengikuti
dilakukan seseorang saat pertama kali mencari perilaku tertentu seperti browsing. Fakta ini
tahu tentang suatu bahasan tertentu. Misalnya, mengarahkan pada kesimpulan bahwa extracting
meminta saran kepada teman atau bertanya bukan merupakan perilaku informasi dari jenis yang
kepada teman, melakukan overview terhadap sama dengan browsing, chaining, atau monitoring, dan
literatur-literatur yang ada dalam suatu bidang selanjutnya menunjukkan bahwa differentiating juga
baru tertentu, atau mencari tahu orang-orang merupakan jenis yang berbeda dari perilaku browsing,
yang ahli dalam suatu bidang tertentu; chaining, dan monitoring. Adapun differentiating
2. Chaining, merupakan rangkaian kutipan-kutipan adalah proses penyaringan dan extracting dapat dilihat
atau rangkaian hubungan referensial antar bahan sebagai tindakan yang dilakukan pada sumber
referensi, termasuk catatan kaki, dan sitasi. informasi.
Misalnya, menelusur daftar pustaka yang ada
dapat dengan mudah menemukan referensi
untuk tugas kuliah di keraton, museum, dan
toko-toko buku bekas di daerah Surakarta.
Mahasiswa jurusan Sastra Daerah
angkatan 2014 dipilih sebagai subyek
Bagan 1. Gambaran perilaku pencarian informasi penelitian karena mahasiswa telah menjalani
menurut Wilson berdasarkan penjelasan Ellis perkuliahan selama empat semester namun
mahasiswa masih mengalami hambatan
Bagan di atas merupakan bagan usulan Wilson dalam pencarian informasi mengenai
untuk menggambarkan penjelasanan dari Ellis informasi local content maupun literatur
mengenai hubungan antar kelompok kegiatan. online. Padahal, masa perkuliahan yang harus
Kedelapan kelompok kegiatan itu tidak pasti dijalani masih lama dan seharusnya
dilakukan secara berurutan dan pengguna informasi kemampuan literasi informasi mahasiswa
tidak melakukannya secara satu persatu. Bisa saja semakin baik dibandingkan pada masa awal
seorang pengguna informasi melakukan sesuatu yang perkuliahan. Selain itu, mahasiswa jurusan
termasuk kelompok kegiatan chaining sekaligus Sastra Daerah angkatan tahun 2014 yang
melakukan sesuatu yang termasuk kegiatan browsing pada semester keenam akan memilih
dan juga monitoring dalam waktu bersamaan. peminatan atau pembidangan (Filologi,
Menurut Arsland (2001: 25) hampir Sastra atau Linguistik) yang tentunya
dapat dipastikan bahwa setiap orang akan informasi yang dibutuhkan sudah lebih
mengalami suatu kendala atau hambatan spesifik dengan bidang yang dipilih.
dalam mencari informasi. Kemungkinan Penelitian mengenai perilaku
kendala tersebut disebabkan oleh faktor pencarian informasi pernah dilakukan oleh
internal atau disebabkan oleh faktor Puri (2013) dengan judul “Pola Perilaku
eksternal, ataupun disebabkan sekaligus dari Penemuan Informasi Mahasiswa Bahasa
kedua faktor tersebut. Hanya saja berat Asing di Universitas Airlangga”. Penelitian
ringannya kendala ini bagi setiap orang tentu ini menggambarkan tentang perilaku
berbeda. Segala tindakan manusia didasarkan penemuan informasi mahasiswa bahasa asing
pada suatu keadaan yang dipengaruhi oleh yang sampelnya merupakan mahasiswa
lingkungan, pengetahuan, situasi, dan tujuan Sastra Inggris dan Sastra Jepang. Penelitian
yang ada pada diri manusia. Wilson (2000: ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan
53) memasukkan unsur hambatan dalam informasi dan hambatan apa saja yang timbul
model perilaku informasi atas hambatan dalam perilaku penemuan informasi serta
internal (terkait dengan faktor psikologis, apakah ada perbedaan pola perilaku
kognitif, demografis, interpersonal atau pencarian informasi antara sastra Inggris dan
terkait dengan peran) dan hambatan eksternal sastra Jepang. Perbedaan dengan penelitian
yaitu hambatan dalam masalah waktu, yang penulis kaji yaitu subyek penelitian,
budaya yang berlaku dan yang berkaitan penelitian ini memilih mahasiswa jurusan
dengan karakteristik sumber informasi. bahasa asing sebagai subyek adapun penulis
Mahasiswa jurusan Sastra Daerah memilih mahasiswa jurusan sastra daerah.
Universitas Sebelas Maret Surakarta masih
ada yang mengalami hambatan atau kesulitan 2. Metode Penelitian
dalam melakukan pencarian informasi yang Penelitian ini menggunakan desain penelitian
dibutuhkan. Misalnya, koleksi yang kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam
menggunakan bahasa Jawa sulit ditemukan Moleong, 2002: 3) penelitian kualitatif merupakan
tidak seperti koleksi yang menggunakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif,
bahasa Indonesia dan keterbatasan berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang dan
pengaksesan literatur online mengenai sastra perilaku yang akan diamati. Sedangkan jenis
Jawa. Namun, untuk pencarian referensi penelitian bersifat deskriptif. Menurut Sulistyo-Basuki
tercetak mahasiswa dengan mudah (2006: 110) penelitian deskriptif mencoba
menemukan buku di UPT Perpustakaan, baik mendeskripsikan dengan tepat dari semua aktivitas,
perpustakaan fakultas maupun perpustakaan objek, proses, dan manusia. Metode penelitian
jurusan. Selain di perpustakaan, mahasiswa deskriptif merupakan kegiatan yang meliputi
pengumpulan data dalam rangka menjawab mencari informasi untuk menyelesaikan tugas kuliah
pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu mereka. Selain itu, mahasiswa mencari informasi
yang sedang berjalan dari suatu pokok penelitian. karena ada mereka memiliki rasa ingin tahu,
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian penasaran akan informasi yang belum pernah mereka
studi kasus. Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif ketahui sebelumnya. Karena rasa ingin tahu tersebut
adalah penelitian eksploratif yang lebih bersifat studi maka mereka akan mencari informasi dan setelah
kasus. Menurut Maxfield (dalam Nazir, 2014: 45) mendapatkan informasi yang diinginkan akan
penelitian studi kasus merupakan penelitian tentang menimbulkan rasa kepuasan tersendiri karena telah
subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase mengetahui suatu permasalahan.
spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Jenis kebutuhan mahasiswa yaitu informasi
Teknik pemilihan informan yang digunakan yang dapat digunakan mengisi pengetahuan mereka
dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik seputar tugas kuliah dan kegiatan belajar-mengajar.
purposive sampling. Menurut Herdiansyah (2012: Kegiatan belajar mengajar merupakan aktifitas
106) purposive sampling merupakan teknik non- pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan statusnya
probability yang berdasarkan kepada ciri-ciri yang sebagai mahasiswa. Selain informasi mengenai tugas
dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri kuliah dan kegiatan belajar-mengajar, mereka juga
tersebut sesuai dengan tujuan yang akan dilakukan. mencari informasi yang kiranya belum pernah mereka
Kriteria yang digunakan penulis untuk memilih ketahui sebelumnya seperti informasi yang menurut
informan adalah mahasiswa jurusan Sastra Daerah mahasiswa menarik untuk dibaca, dan selain itu
Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan tahun informasi terbaru yang tiba-tiba muncul saat mereka
2014, mahasiswa yang membutuhkan informasi mencari untuk tugas kuliah.
mengenai local content, dan bersedia menjadi Sumber informasi berperan sebagai media atau
informan. Berdasarkan kriteria informan tersebut sarana yang menjembatani antara pemakai dengan
penulis memilih informan dari mahasiswa Sastra informasi. Menurut Sulistyo-Basuki (2005: 394)
Daerah Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bahwa sumber perolehan informasi itu formal dan
bersedia menjadi informan penelitian dan ditemui oleh informal. Yang termasuk sumber informasi formal
penulis berjumlah 8 (delapan) orang. adalah buku, majalah, koran, internet, televisi, dan
Teknik pengumpulan data yang dilakukan radio. Adapun yang termasuk sumber informasi
penulis adalah observasi non partisipan, wawancara informal adalah dosen, rekan seprofesi, teman,
semi terstruktur dengan wawancara mendalam, dan narasumber.
dokumentasi. Selanjutnya dalam proses analisis data Sumber informasi formal dimanfaatkan
penulis menggunakan tiga alur kegiatan yang terjadi mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan informasi
secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data mereka mengenai local content seperti memanfaatkan
dan penarikan kesimpulan. internet untuk mencari informasi yang lebih cepat,
perpustakaan serta museum yang menyediakan banyak
3. Hasil dan Pembahasan koleksi yang mendukung kebutuhan informasi
3.1 Analisis Kebutuhan Informasi mahasiswa, dan pusat informasi lain yang juga
Informasi sangat dibutuhkan oleh semua orang menyediakan informasi mengenai local content.
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasinya. 1. Internet
Tidak seorang pun yang tidak membutuhkan Internet merupakan sumber informasi elektronik
informasi, tidak terkecuali mahasiswa. Ketika seorang yang menjadi alternatif bagi mahasiswa jurusan
mahasiswa menyadari bahwa apa yang diketahuinya Sastra Daerah Universitas Sebelas Maret
saat itu tidak mencukupi sementara ia harus memenuhi Surakarta. Dikatakan alternatif karena beberapa
kebutuhan informasinya, maka ada keinginan yang mahasiswa mengaku bahwa sumber informasi
memaksanya untuk segera dapat memiliki informasi yang paling utama adalah buku teks, tetapi
tersebut. Kebutuhan informasi adalah informasi yang apabila mereka mengalami kesulitan atau tidak
diinginkan seseorang untuk pekerjaan, penelitian, menemukan buku yang dikehendaki maka hal
kepuasan rohaniah, pendidikan, dan lain-lain pertama yang ada di benak mereka adalah
(Sulistyo-Basuki, 2005: 396). Dalam hal ini maka mencari materi di internet. Internet tidak selalu
mahasiswa mencari informasi yang diinginkan untuk dijadikan sumber alternatif, tetapi juga
kelangsungan pendidikan yang dijalani. Mahasiswa digunakan sebagai literatur pendukung apabila
pada umumnya mencari informasi karena diberi tugas buku yang dijadikan sebagai sumber informasi
kuliah oleh dosen. Oleh karena itu, mahasiswa
utama dirasa kurang memenuhi kebutuhan Proses pencarian informasi merupakan proses
mereka. di mana mahasiswa mencari informasi untuk
memenuhi kebutuhan informasi mereka yang dirasa
2. Perpustakaan kurang mencukupi. Dalam hal ini, rangkaian kegiatan
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pencarian informasi yang dilakukan oleh para
universitas yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa digambarkan melalui delapan rangkaian
mahasiswa untuk menambah pengetahuan kegiatan pencarian informasi yang didasarkan pada
melalui beraneka bacaan. Tak hanya penelitian yang dilakukan oleh Ellis, yang terdiri dari
perpustakaan fakultas, UPT Perpustakaan UNS Starting, Chaining, Browsing, Differentiating,
Surakarta juga menjadi alternatif para mahasiswa Monitoring, Extracting, Verifying, dan Ending.
guna memenuhi kebutuhan informasi masing- Penggambaran rangkaian kegiatan pencarian
masing. Selain perpustakaan yang ada di kampus informasinya sebagai berikut.
ada pula yang mencari buku sampai ke
perpustakaan universitas lain seperti 3.2.1 Starting
perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta, Starting merupakan langkah awal yang
dan perpustakaan yang ada di keraton atau ditempuh seseorang ketika ingin mengetahui dan
museum. Dapat dilihat bahwa betapa besarnya memahami informasi apa saja yang dibutuhkan.
peran perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan
penggunanya. memanfaatkan rujukan awal terhadap literatur-literatur
3. Museum dan Pusat Informasi Lain yang ada dalam suatu bidang baru tertentu, meminta
Museum juga menjadi sasaran mahasiswa untuk saran atau bertanya kepada teman, atau mencari tahu
memperoleh informasi terutama mengenai orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu. Sebelum
naskah-naskah jawa. Museum yang melayani melakukan pencarian informasi, yang menjadi tahapan
masyarakat secara terbuka guna untuk memenuhi awal yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
kebutuhan studi, pendidikan oleh para akademisi. melakukan pencarian informasi yaitu dengan
Seperti Museum Sana Pustaka di Keraton mengetahui gambaran awal mengenai informasi yang
Surakarta, Radya Pustaka, Rekso Pustaka di akan mereka cari. Dengan mengetahui gambaran awal,
Mangkunegaran, Yayasan Sastra, Hanraka hal tersebut dapat mempercepat dan mempermudah
Kusuma di Kauman, dan Sana Budaya proses pencarian informasi yang akan mereka
Yogyakarta. Pusat informasi lain seperti butuhkan. Selain itu, dengan mempunyai gambaran
Laboratorium Filologi, Lembaga Javanologi, awal, mahasiswa dapat fokus dan mengetahui tujuan
balai kesenian, dan monumen pers juga menjadi yang ia butuhkan. Setelah mengetahui gambaran awal
tujuan mahasiswa untuk mendapatkan informasi mengenai informasi yang akan mereka cari.
mengenai local content. Mahasiswa membuat daftar yang memuat hal-hal yang
bisa dicari agar informasi yang dibutuhkan dapat
Sumber informasi formal adalah dosen, rekan ditemukan dan apabila ada hal yang terlupakan dapat
seprofesi, teman, narasumber. Mahasiswa melihat kembali ke daftar yang telah dibuat.
membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Selain membuat daftar yang memuat hal-hal
Ketika membutuhkan bantuan, mereka akan yang dicari, mahasiswa juga langsung mencari teman
mendatangi sumber bantuan terdekat dan dalam hal atau narasumber untuk menanyakan permasalahan
ini, sumber informasi tersebut adalah pihak lain. yang dihadapi.
Begitu juga ketika ia membutuhkan suatu informasi
mahasiswa akan bertanya pada orang yang 3.2.2 Chaining
menurutnya bisa memberikan informasi-informasi Kegiatan ini merupakan rangkaian kutipan-
yang dibutuhkannya tersebut. Salah satu mahasiswa kutipan atau rangkaian hubungan referensial antar
lebih suka bertanya pada orang lain atau narasumber bahan referensi, termasuk catatan kaki, dan sitasi.
yang paham akan suatu budaya atau hal-hal yang Chaining dimulai dari beberapa rujukan awal atau dari
berhubungan dengan jawa-jawaan dan ada pula yang penelusuran internet.
suka bertanya kepada temannya mengenai informasi Mahasiswa menelusur informasi yang
yang belum pernah ia ketahui. diinginkan dengan mencari referensi-referensi yang
membahas mengenai naskah yang akan diteliti nanti
3.2 Analisis Perilaku Pencarian Informasi dan teori-teori yang mendukung. Untuk
mengumpulkan sumber informasi yang membahas
bahasan yang sama mahasiswa melihat kutipan atau generasi Y yang sangat mengenal teknologi, tentunya
daftar pustaka dengan begitu akan cepat untuk bisa mereka juga menggunakan internet untuk membantu
mengumpulkan sumber informasi yang ia butuhkan. mencari informasi terbaru dalam memenuhi kebutuhan
Selain melihat daftar pustaka untuk memilih sumber mereka sebagai mahasiswa. Salah satu mahasiswa
informasi yang diinginkan, mereka mencari sumber ketika mencari informasi ia menggunakan aplikasi UC
informasi dengan melihat daftar isi buku untuk Browser dan mengakses Google untuk mencari
melihat apakah buku yang mereka ambil cocok informasi yang diinginkan dengan mengetik kata
dengan topik yang mereka cari. kunci. Ketika ia googling dengan memasukkan kata
Dalam memilih buku yang akan digunakan kunci secara otomatis hasil pencarian akan muncul,
sebagai sumber informasi biasanya mereka mencari kemudian ia akan memilah informasi yang diinginkan.
buku yang dikiranya lengkap, dengan melihat daftar Ketika menggunakan internet untuk
isi apakah informasi yang ia cari terdapat di dalam mengakses informasi atau mencari informasi
buku tersebut. Seperti topik mengenai telaah drama, mengenai hal-hal tentang sastra daerah mahasiswa
apabila di daftar isi dari buku yang diambil topik juga mengakses salah satu website yang menyediakan
telaah dramanya ada, maka buku tersebut cocok atau koleksi digital karya sastra daerah. Website yang
sesuai untuk diambil sebagai sumber informasinya. dimaksud yaitu www.sastra.org. Situs web yang
Adapun untuk mencari topik informasi di internet, dikelola oleh Yayasan Sastra Lestari Surakarta ini
mereka akan memilih informasi yang ia anggap paling menyediakan sumber digital sastra Jawa yang dapat
aktual. dibaca, ditelusuri, dan dipelajari secara bebas oleh
Ketika mahasiswa menemukan beberapa khalayak luas.
sumber informasi, maka mereka akan merangkum Setelah mencari buku di perpustakaan namun
sedikit-sedikit dari setiap sumber informasi yang ia tidak menemukan buku yang ia inginkan.
didapat kemudian dirangkum menjadi satu rangkuman Mahasiswa akan mencari atau bahkan akan membeli
informasi. buku di toko buku yang menjual buku bekas di daerah
sekitar Surakarta seperti dekat Klewer.
3.2.3 Browsing Kegiatan merambah atau mencari informasi
Merambah atau browsing mencakup kegiatan yang dibutuhkan, mahasiswa memiliki cara yang
mencari informasi sesuai dengan yang diinginkan berbeda-beda. Ada yang pergi ke perpustakaan dan
secara semi terarah. Mahasiswa akan mencari mencari menggunakan katalog online, ada yang suka
informasi dari satu sumber ke sumber lain sehingga menggunakan internet untuk mencari informasi agar
secara tidak langsung ia mulai melakukan suatu lebih cepat, dan ada pula yang mencari buku di toko
strukturisasi sumber informasi yang akan digunakan. buku bekas ketika ia tidak menemukan buku yang
Browsing dilakukan setelah mengetahui gambaran diinginkan di perpustakaan universitas.
mengenai apa yang akan mereka cari.
Ketika mahasiswa mempunyai banyak waktu 3.2.3.1 Hambatan Pencarian Informasi
untuk mencari informasi yang dibutuhkan, maka ia Ketika seseorang mencari informasi hampir
akan pergi ke perpustakaan mencari buku yang dapat dipastikan ia akan mengalami suatu kendala.
sekiranya dapat ia gunakan sebagai sumber informasi. Wilson (2000: 53) memasukkan unsur hambatan
Di perpustakaan mahasiswa dapat menggunakan dalam model perilaku informasi atas hambatan
Online Public Access Catalog (OPAC) UPT internal (terkait dengan faktor psikologis, kognitif,
Perpustakaan UNS Surakarta. Dengan menggunakan demografis, interpersonal atau terkait dengan peran)
OPAC tersebut mahasiswa dapat mengetahui di mana dan hambatan eksternal yaitu hambatan dalam
buku yang mereka cari dengan mengetik kata kunci masalah waktu, budaya yang berlaku, dan yang
buku yang mereka inginkan. Setelah mengetahui berkaitan dengan karakteristik sumber informasi.
keberadaan buku yang diinginkan, mereka bisa Ketika tidak menemukan informasi local
beranjak ke rak penyimpanan. Ketika mahasiswa tidak content dalam bentuk fisik. Hal yang dapat dilakukan
dapat menemukan buku yang diinginkan, mereka akan mahasiswa adalah dengan bertanya kepada
bertanya kepada petugas perpustakaan untuk narasumber yang paham akan informasi mengenai
membantu menemukan buku yang diinginkan. local content tersebut. Seperti bertanya kepada
Untuk menemukan informasi yang cepat dan pustakawan yang tahu banyak mengenai Javanese
tidak membutuhkan banyak waktu, mahasiswa akan Collection di UPT Perpustakaan UNS Surakarta.
menggunakan internet sebagai alternatif menemukan Namun, terkadang sulit untuk menemukan narasumber
informasi yang mereka butuhkan. Bagi mahasiswa yang paham akan informasi suatu local content.
Mencari narasumber yang benar-benar tahu tentang pencariannya jauh dari konten yang dimaksud, maka
suatu permasalahan mengenai kearifan lokal sulit tidak akan dipilih sebagai sumber informasi.
ditemukan. Mahasiswa harus mengorek lebih dari satu Mahasiswa meyeleksi informasi-informasi yang
orang untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. diperoleh dari internet sejak melakukan pencarian. Di
Padahal, tidak banyak orang yang mengetahui atau samping memilih, juga membandingkan informasi
paham mengenai permasalahan suatu kearifan lokal yang diperoleh dari dosen dan buku, apakah
tersebut. mendekati dengan yang diperoleh dari internet.
Teknologi baru seperti internet bagi sebagian Selain melihat konten yang sesuai dengan topik
orang juga dianggap masih menyimpan kekurangan, yang diminati, mahasiswa juga memilih informasi
antara lain menyajikan informasi yang terlalu banyak, berdasarkan waktu terbitnya. Seperti informasi yang
namun dinilai kurang relevan. Tidak menutup sifatnya sudah sangat lama atau informasi yang
kemungkinan mahasiswa yang sering menggunakan terbaru. Untuk memilih informasi lama atau informasi
internet pun mengalami keadaan serupa. Ketika baru tergantung dengan konteks atau topik yang
mencari informasi di internet memang tidak mereka inginkan.
sepenuhnya didapatkan karena adanya ketidaksesuaian Setiap mahasiswa memiliki cara masing-
dengan keinginan. Untuk itu mahasiswa harus mencari masing dalam memilih dan menggunakan informasi
jalan keluar atau dengan mengatasinya seperti yang diperlukan, mahasiswa melakukan pemilahan
membuat dengan bahasa mereka sendiri. terhadap materi yang telah mereka dapatkan.
Hambatan yang sering dihadapi mahasiswa
dalam menemukan naskah yaitu sulit menemukan 3.2.5 Monitoring
naskah yang belum pernah diteliti sebelumnya, belum Memantau perkembangan terakhir mengenai
dipublikasikan, masih disimpan secara pribadi oleh pokok bahasan yang menjadi fokus penelitian adalah
masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan itu, hal yang salah satu fitur perilaku pencarian informasi yang
paling mudah dilakukan adalah dengan menggunakan dilakukan oleh para ilmuan ilmu sosial, itu yang
naskah saduran atau salinan orang yang kesekian. dikemukakan oleh David Ellis pada penelitiannya.
Hambatan antar individu seringkali muncul Kegiatan monitoring bermaksud untuk menjaga
ketika sumber informasi yang diperlukan adalah kemutakhiran informasi diri pribadi, yang artinya
individu atau komunikasi dengan individu untuk pengguna informasi tetap memantau perkembangan
mengakses informasi. Bentuk hambatan ini sebagai informasi tertentu agar tidak ketinggalan informasi,
hambatan yang berasal dari penyedia informasi dengan cara bertukar informasi dengan pihak yang
(pemilik nasakah) ketika ia tidak berkenan untuk berkaitan dengan informasi tersebut, atau jika
menjawab atau menyajikan informasi yang diajukan informasi tersebut berasal dari jurnal, pengguna dapat
oleh mahasiswa. melakukan monitoring dengan membaca jurnal
Dari hasil analisis hambatan penemuan tersebut secara berkesinambungan.
informasi, hambatan yang dialami mahasiswa seperti Mahasiswa memantau perkembangan informasi
hambatan yang berhubungan dengan karakteristik mengenai naskah yang telah diteliti agar kelak ketika
sumber informasi, narasumber yang susah ditemukan, ia akan meneliti suatu naskah, naskah yang akan ia
dan pemilik naskah yang enggan memberikan teliti benar-benar belum pernah diteliti sebelumnya.
informasi kepada mahasiswa. Sekiranya di daftar yang terdapat di jurusan ada
naskah yang belum diteliti, maka mahasiswa akan
3.2.4 Differentiating melakukan survei naskah yang belum diteliti tersebut.
Setelah informasi terkumpul berdasarkan topik Selain memantau perkembangan informasi mengenai
yang dibutuhkan dalam buku atau artikel, kegiatan naskah-naskah yang akan diteliti mahaiswa juga
selanjutnya ialah memilah dan menyeleksi memantau katalog di museum untuk tugas kuliah
berdasarkan tingkat kepentingan, ketepatan dan karena selalu ada revisi setiap tahunnya dan
relevansinya dengan kebutuhan informasi, sehingga mahasiswa juga mengikuti perkembangan kamus
terpilih sumber informasi yang paling tepat dan bahasa Jawa karena pasti akan ada revisi atau
relevan. Kegiatan memilah informasi sudah dimulai perbaikkan, ada kemungkinan juga kamus yang baru
sejak saat mahasiswa melakukan literature overview. menambahkan kata-kata yang pada kamus edisi
Mahasiswa yang melakukan pencarian di sebelumnya belum dicantumkan.
internet memilih search result atau hasil pencarian Tidak semua mahasiswa memantau
yang memuat kata kunci dan hasil pencarian yang perkembangan informasi untuk mengetahui
mendekati dengan konten yang dimaksud. Kalau hasil perkembangan informasi yang dimaksud. Namun, ada
mahasiswa yang mengatakan apabila ia mendapat menyediakan makalah-makalah dan untuk membaca
pemberitahuan informasi terbaru ia akan mencoba lebih lengkap, pengunjung harus masuk menggunakan
mencari tahu. Mahasiswa lain mengaku bahwa ia tidak email.
terlalu memantau perkembangan informasi. Karena Mengetahui bahwa informasi yang telah
kalau sudah menemukan informasi yang diinginkan didapatkan itu akurat, belum tentu membuat
maka mereka hanya akan berhenti di situ saja tidak mahasiswa merasa yakin akan informasi tersebut.
kemudian menindaklanjuti dengan selalu mengikuti Untuk itu harus diuji keakuratan informasi tersebut,
perkembangan informasi. Salah satu mahasiswa untuk mengecek informasi yang sudah diperoleh
mengaku bahwa ia sebagai mahasiswa yang pasif dengan kroscek. Misalnya mendapat cerita dari teman,
tidak terlalu mengikuti perkembangan informasi. ia mencari tahu kebenaran cerita tersebut apakah benar
adanya atau tidak. Informasi yang akan diperiksa
3.2.6 Extracting tergantung dengan objeknya ada atau tidak. Kalau ada
Extracting adalah mengidentifikasi sumber objeknya mahasiswa dapat mengujungi objek tersebut
informasi secara lebih efektif agar dapat memperoleh untuk mengetahui kebenaran informasi yang
informasi yang diminati. Kegiatan ini mengacu pada dimaksud.
memeriksa atau membaca sumber yang sudah dipilih,
kemudian mengutip informasi yang relevan dengan 3.2.8 Ending
topik yang dicari, setelah itu membuat rangkuman Langkah ini merupakan tahap akhir pencarian
atau intisari bacaan setiap sumber. informasi, biasanya terjadi ketika mahasiswa telah
Cara mahasiswa untuk mengidentifikasi memperoleh informasi yang diinginkannya dan
sumber informasi yang lebih efektif dan relevan yaitu bersama dengan selesainya tugas yang diberikan
dengan mengetahui siapa pengarang atau penulis dosen.
informasi tersebut. Apabila penulisnya tidak
meyakinkan, maka tidak akan dipilih informasi Dari hasil analisis perilaku pencarian informasi
tersebut selain itu ketika mencari informasi mahasiswa Sastra Daerah, mahasiswa hampir selalu
menggunakan buku, buku yang dipilih yang sudah ada melakukannya sendiri, maka untuk memperolah
contoh atau penerapannya agar mudah dipahami. informasi yang akurat atau sesuai kebutuhan
Dalam mengidentifikasi topik informasi yang umumnya juga mendatangi sumber informasi. Cara ini
relevan mahasiswa membaca kutipan-kutipan dari dilakukan karena mereka membutuhkan informasi
buku tersebut berasal dari mana, atau sumber kutipan yang lengkap dan hasil pencariannya yang berkualitas
tersebut benar adanya. Mahasiswa menyingkronkan menurut mahasiswa tersebut.
informasi antara yang dialami di kehidupan sehari-
harinya dengan sumber tertulis, dengan begitu akan 4. Simpulan
diketahui informasi tersebut relevan atau tidak. Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai
perilaku pencarian mahasiswa jurusan Sastra Daerah
3.2.7 Verifying Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memenuhi
Kegiatan verifying adalah kegiatan memeriksa kebutuhan informasi mengenai local content diperoleh
atau menilai apakah informasi yang diperoleh sudah kesimpulan yaitu mahasiswa mencari informasi
benar dan akurat. Cara memperoleh dan mengenai local content karena kebutuhan mereka
mengumpulkan informasi dengan membaca tentu sebagai mahasiswa yang tentunya mendapatkan tugas
harus disertai kritisnya mahasiswa dalam memilih kuliah dari dosen mata kuliah tertentu. Selain karena
sumber informasinya agar hasil pencarian yang tugas kuliah, mereka mencari informasi juga karena
diperoleh bisa maksimal. Bagi mahasiswa, informasi adanya rasa ingin tahu akan hal-hal baru yang belum
yang menurut mereka akurat yaitu sumber pernah mereka dengar sebelumnya dan informasi baru
informasinya jelas, lengkap, mencakup apa yang yang menarik muncul ketika mahasiswa sedang
mereka inginkan, sesuai dengan fakta, dan informasi mencari informasi untuk tugas kuliah mereka.
yang sesuai dengan suatu kejadian. Untuk pemenuhan kebutuhan informasinya,
Mahasiswa mencontohkan salah satu blog yang mahasiswa Sastra Daerah lebih mengandalkan sumber
menyediakan makalah-makalah penelitian, di mana informasi formal daripada sumber informal. Sumber
ketika ia ingin membaca hasil makalah tersebut atau informasi formal yang lebih banyak digunakan adalah
mendapatkan makalah tersebut harus log in atau perpustakaan, museum, dan internet. UPT
masuk ke halaman website menggunakan email. Perpustakaan UNS Surakarta merupakan sumber
Seperti website www.academia.edu yang banyak perolehan informasi utama mahasiswa karena seluruh
mahasiswa mengunjungi perpustakaan untuk Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
meminjam koleksi buku untuk menyelesaikan tugas Indonesia.
yang diberikan oleh dosen dan untuk materi diskusi di Puri, Chemmy Trias Sekaring. 2013. “Pola Perilaku
dalam kelas. Baru setelah tidak dapat menemukan Penemuan Informasi Mahasiswa Bahasa
informasi dari sumber formal, mereka akan mencari Asing di Universitas Airlangga” dalam
narasumber yang benar-benar paham akan Journal Universitas Airlangga Vol. 2, No. 1
permasalahan mereka. Th. 2013.
Pada tahapan starting mahasiswa membuat Setiawati, Ubudiyah. 2006. “Pengembangan Local
daftar hal-hal yang akan dicari dan bertanya kepada Content: (pengalaman di Perpustakaan
narasumber yang paham akan permasalahan mereka. UNIKOM)“. Sumber
Pada tahapan chaining, mahasiswa sekaligus <elib.unikom.ac.id/download.php?id=9320 >.
melakukan tahapan differentiating. Mahasiswa Diakses [5 Oktober 2015].
mengumpulkan sekaligus memilih informasi yang Sulistyo-Basuki. 2005. Pengantar Dokumentasi.
akan digunakan sebagai sumber informasi. Pada Bandung: Rekayasa Sains.
tahapan browsing, mahasiswa mencari informasi di _______. 2006. Metode Penelitian. Jakarta:
perpustakaan, internet, dan toko buku bekas di sekitar Wedatama Widya Sastra bekerja sama
Surakarta. Mahasiswa mengalami hambatan ketika dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
mencari informasi seperti hambatan yang Universitas Indonesia.
berhubungan dengan karakteristik sumber informasi, Weiler, Angela. 2004. “Information-Seeking Behavior
narasumber yang sulit ditemukan, dan penyedia in Generation Y Students: Motivation,
informasi yang enggan memberikan informasi kepada Critical Thinking, and Learning Theory”
mahasiswa. Tidak semua mahasiswa melakukan dalam The Journal of Academic
kegiatan monitoring terhadap informasi yang mereka Librarianship Vol. 31, No. 1, Hlm. 46-53.
butuhkan. Pada tahapan extracting, mahasiswa Wilson, TD. 1999. “Models in Information Behaviour
mengidentifikasi sumber informasi dengan melihat Research” dalam The journal of
siapa pengarangnya dan sumber informasi yang tidak Documentation Vol. 55, No. 3, Juni, Hlm.
hanya memuat teori saja. Pada tahapan verifying, 249-270.
mahasiswa memeriksa kebenaran dan keakuratan _______. 2000. “Human Information Behavior”
informasi dengan mengunjungi objek informasi dalam Information Science. Vol. 3 No. 2.,
tersebut. Hlm. 49-55.

Daftar Pustaka
Arsland, A. H. 2001. “Studi tentang Kebutuhan dan
Pencarian Informasi Anggota DPR-RI dalam
proses Penerbitan Suatu Undang-Undang
Atas Usul Inisiatif”. Thesis Magister
Pascasarjana Program Studi Ilmu
Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan
Bidang Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Depok.
Hakim, Heri Abi Burachman. 2010. “Perpustakaan
Hibrida Berbasis Web 2.0: Format
Perpustakaan di Era Milenium” dalam Visi
Pustaka Vol. 12, No. 1 April 2010.
Liauw, Toong Tjiek. 2005. “Desa Informasi: Local
content global reach”. Paper disajikan pada
The 2005 Seminar of the International
Council on Archives, Section on University
and Research Institution Archives, Michigan
State University, East Lansing, MI, USA,6-9
September, 2005.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai