Anda di halaman 1dari 6

MENGIDENTIFIKASI DAN MEMANFAATKAN SARANA AKSES SUMBER INFORMASI

A. Sumber Informasi
1. Devinis
Sumber informasi adalah media yang berperan penting bagi seseorang dalam
menentukan sikap dan keputusan untuk bertindak. Meningkatkan minat Wanita Usia Subur
(WUS) mendorong bagi WUS itu sendiri untuk selalu berusaha mencari informasi dalam
berbagai bentuk. Sumber informasi itu dapat diperoleh dengan bebas mulai dari teman
sebaya, buku-buku, film, video, bahkan dengan mudah membuka situs-situs lewat internet
(Taufia, 2017).
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam
menyampaikan informasi, media informasi untuk komunikasi massa. Sumber informasi dapat
diperoleh melalui media cetak (surat kabar, majalah), media elektronik (televisi, radio,
internet), dan melalui kegiatan tenaga kesehatan seperti pelatihan yang di adakan
(Notoatmodjo, 2003).
Informasi yang di peroleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung
mempunyai pengetahuan yang luas. Semakin sering orang membaca, pengetahuan akan
lebih baik daripada hanya sekedar mendengar atau melihat saja (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Rohmawati (2011) dalam Taufia (2017) keterpaparan informasi kesehatan terhadap
individu akan mendorong terjadinya perilaku kesehatan.
Roger (1983) dalam Rahmawati (2015) menyatakan bahwa sumber informasi ini yang
mempengaruhi kelima komponen (Self Efficacy, response effectiveness, severity,
vulnerability, dan fear), yang kemudian akan mendapatkan salah satu dari adaptive coping
response (contoh: sikap atau niat dalam berperilaku) atau maladaptive coping respose
(contoh: menghindar, menolak). Teori tersebut dikatakan bahwa semakin seseorang
mendapatkan informasi dari berbagai sumber maka kecenderungan seseorang akan
mengambil sikap yang baik pula mengenai suatu hal.
2. Macam-macam Sumber Informasi
Sebagai pengetahuan dalam menelusur dan menfaatkan informasi dan sebagai
mahasiswa, berikut ini materi terkait dengan pengelompokan sumber informasi. Dalam
fungsinya sebagai pusat kegiatan informasi, perpustakaan memerlukan sumber informasi,
sarana penyampai dan penerima informasi tersebut. Informasi dapat berupa keterangan
yang berasal dari ide-ide pemikiran perorangan maupun kelompok yang tercetak mau-
pun terekam, gambar, data dan sebagainya.
Dewasa ini produsen informasi menghasilkan produk informasi yang demikian
melimpah dan dikemas dalam berbagai bentuk. Kondisi semacam ini dinamakan dengan
istilah ”ledakan informasi”. Karena keanekaragaman bentuk sumber informasi maka akan
sangat menyulitkan petugas informasi untuk menemukan kembali informasi yang diperlukan.
Untuk itu maka sumber informasi perlu dikelom-pokkan menurut subjek, format, kode atau
gabungan dari unsur-unsur tersebut. Berdasarkan kemutakhiran informasi yang
dikandungnya, penggolongan dapat dikelompokkan ke dalam sumber primer, sekunder dan
tertier.
1. Sumber primer adalah karangan asli yang ditulis secara lengkap oleh satu atau
beberapa orang. Yang termasuk sumber primer antara lain monografi, artikel, majalah,
hasil penelitian, laporan langsung, serta skripsi, tesis dan disertasi, dengan penjelasan
sebagai berikut:
2. Monografi merupakan buku teks yang bisa merupakan hasil karya pengarang tunggal
atau bersama, karya editor, terjemahan, dan saduran,
3. Artikel Majalah adalah artikel hasil penelitian, deskripsi tinjauan pustaka, dan sebagainya
yang diterbitkan secara berkala dalam majalah profesi, jurnal atau majalah ilmiah,
4. Hasil penelitian merupakan hasil penemuan baru yang didasarkan atas hipotesis yang
telah dikaji kebenarannya yang mungkin pula merupakan kelanjutan dari suatu penelitian
sebelumnya.
5. Laporan langsung atau reportase merupakan hasil rekaman atau wawancara langsung
dari suatu kejadian atau pembica-raan langsung dengan seorang ahli dalam suatu
bidang dan pada suatu tempat yang tertentu (invisible college). Misalnya perang,
upacara kenegaraan, atau sepakbola, sidang MPR.
6. Skripsi, tesis atau disertasi merupakan karya tulis seseorang sebagai
pertanggungjawaban dalam menyelesaikan studi pa-da strata pendidikan S1, S2, atau
S3 yang ditulis secara analitis, untuk mencapai gelar akademis.
7. Sumber sekunder merupakan segala jenis ringkasan sumber primer. Sumber ini
merupakan alat bantu bagi pemakai jasa perpustakaan dalam menentukan jenis
informasi yang diperlukan. Melalui ringkasan karangan asli, pemakai dapat memilih
karangan yang sesuai dengan bidangnya. Termasuk sumber sekunder antara lain
sebagai berikut.
8. Ensiklopedi merupakan sumber referens yang paling lengkap sebab tidak hanya
memberikan keterangan secara ringkas yang mengarah kepada definisi tetapi juga
menguraikan se-cara lebih rinci suatu subjek, bahkan dilengkapi dengan gambar.
9. Kamus ialah buku yang mengandung kata-kata yang disusun secara alfabetis dan berisi
arti kata, akar kata, sinonim, antonim, asal kata dan contoh pemakaian dalam kalimat.
10. Direktori adalah daftar alamat organisasi asosiasi, swasta per-orangan maupun pejabat,
yang memuat data lengkap tentang nama alamat, nomor telepon, aktifitas, nama
pimpinan/penanggungjawab, penerbitan-penerbitan, dan sebagainya.
11. Buku Pegangan (handbook) memuat bunga rampai informasi yang dipusatkan pada
pokok bahasan tertentu yang dipergunakan sebagai pedoman untuk mengerjakan
sesuatu.
12. Almanak berisi bunga rampai data, fakta, peristiwa dari suatu wilayah, industri atau
subjek dalam tahun lalu.
13. Buku Tahunan merupakan ikhtisar yang terbit setahun sekali yang memuat data,
peristiwa dan statistik yang ada pada tahun sebelumnya.
14. Biografi merupakan informasi yang memuat data perorangan yang berisi nama,
tempat/tanggal lahir, pendidikan, keahlian, jabatan, hobi dan hasil karya dalam
bidangnnya. Sedangkan sumber biografi dapat diketemukan pada autobiografi, ka-mus,
ensiklopedi, maupun direktori.
15. Geografi berisi informasi tentang nama kota, wilayah, sungai, gunung, dan keterangan
geografis lainnya yang disusun secara alfabetis. Sering juga memuat data
kependudukan seba-gai informasi tambahan. Bentuk penyajian bisa berupa globe, atlas
atau kamus ilmu bumi (gazetter).
16. Indeks adalah koleksi referens yang berisi daftar karya tulis yang disusun secara
alfabetis, untuk menunjukkan di mana bahan-bahan tersebut dapat ditemukan. Indeks
sering terdapat pada halaman akhir suatu monografi.
17. Abstrak memuat ringkasan karangan atau artikel yang meliputi data bibliografis
mengenai karangan aslinya, yang disu-sun secara singkat, objektif, dan informatif.
18. Bibliografi berisi daftar buku atau bahan pustaka lainnya dalam susunan sistematis
abjad, nomor kelas atau subjek.
19. Sumber referens lainnya bisa berupa terbitan pemerintah (go-verment publication), data
statistik, dan Peraturan Pemerintah, serta kurikulum.
20. Sumber Tertier. Sumber ini dapat dipergunakan sebagai informasi pemula atau sebagai
alat untuk penelusuran lebih lanjut. Jenis sumber ini adalah indeks abstrak dan bibliografi
dari bibliografi. Karya abstrak sering terbit sebagai serial (berseri). Bila terbitnya teratur
dapat disusun indeks abstraknya. Sedangkan Biblio-grafi dari bibliografi memuat buku
bibliografi yang pernah terbit. Sehingga dengan buku ini kita dapat mengetahui bibliografi
apa saja yang pernah terbit dan dengan pokok bahasannya. Sebagai bahan acuan
dalam menggunakan koleksi referens akan ditunjukkan hubungan antara klasifikasi jenis
pertanyaan dengan sumber referens yang dipergunakannya.

B. Pemanfaatan Internet Sebagai Media Penyuluhan


Dalam era globalisasi yang semakin menguat, penguasaan terhadap Teknologi Komunikasi
dan Informasi merupakan keharusan yang tak lagi bisa ditawar. Teknologi diyakini sebagai
alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas
hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan
untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh
manfaat dari padanya. Teknologi juga memegang peranan penting dalam pengembangan
pertanian. Salah satu contoh Teknologi Informasi Komunikasi yaitu internet. Internet
menyajikan informasi tanpa batas. Lewat internet sangat diharapkan dapat digunakan untuk
mencari segala informasi yang dibutuhkan dan dapat pula digunakan oleh masyarakat desa
untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian melalui korespondensi dengan orang lain
atau perusahaan di berbagai penjuru dunia. Informasi terkini bisa didapat dan dikirimkan
dengan cepat. Selama ini masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa disebabkan
kurangnya informasi yang baru dan tepat. Informasi dari internet berfungsi sebagai langkah
awal untuk menyelesaikan masalah yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan yang
lain.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berperan dalam mendukung tersedianya informasi
pertanian yang relevan dan tepat waktu. Informasi hasil-hasil penelitian dan inovasi teknologi
di bidang pertanian membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian, sehingga
tercapai pembangunan pertanian yang diharapkan. Informasi dan pengetahuan tentang
pertanian akan menjadi pemicu dalam menciptakan peluang untuk pembangunan pertanian
dan ekonomi sehingga terjadi pengurangan kemiskinan. TIK dalam sektor pertanian yang
tepat waktu dan relevan memberikan informasi yang tepat guna ke pada petani untuk
pengambilan keputusan dalam berusaha tani, sehingga efektif meningkatkan produktivitas,
produksi dan keuntungan. Yang tidak kalah penting, media internet juga bisa menjadi media
pembelajaran yang efektif untuk para petani. Kandungan informasi tentang pertanian yang
sangat luas dan menarik bisa menjadi media untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
menusia pertanian. Apalagi sekarang hampir semua lembaga dan instansi pertanian telah
memiliki website, yang memuat berbagai hasil penelitian dan terapan teknologi pertanian
sehingga petani bisa mengambil ilmu dan pengalaman dari website tersebut.
Pengembangan teknologi sangat berpengaruh dalam menghasilkan efek-efek yang sinergis
dalam menumbuhkan pertanian. Misalnya untuk membantu para petani indonesia dalam
mengolah lahannya dengan cara-cara tradisional dan belum menggunakan teknologi yang
tinggi, para peneliti ini harus mencari cara apa dan teknologi informasi komunikasi apa yang
cocok diterapkan dalam pertanian di masyarakat indonesia ini, sehingga nantinya akan
meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka. Intinya para peneliti maupun yang
bergelut dalam bidang pertanian dapat menciptakan suatu teknologi informasi dan
komunikasi untuk bidang pertanian. Dengan demikian, untuk mengelola usaha taninya
dengan baik, petani memerlukan berbagai sumber informasi, antara lain : kebijakan
pemerintah; hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu; pengalaman petani lain; dan informasi
terkini mengenai prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk
pertanian. Sistem pengetahuan dan informasi pertanian tersebut dapat berperan dalam
membantu petani dengan melibatkannya secara langsung terhadap sejumlah besar
kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi
faktual di lapangan. Perkembangan jejaring pertukaran informasi di antara pelaku yang
terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan informasi
pertanian. Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi serta peran aktif berbagai
institusi pemerintahan maupun nonpemerintahan (swasta dan LSM) dan masyarakat lainnya,
jaringan informasi bidang pertanian di tingkat petani diharapkan dapat diwujudkan.
Melalui kegiatan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi, diperoleh manfaat dalam
mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan di antaranya adalah:

§ Mendorong terbentuknya jaringan informasi pertanian di tingkat lokal dan nasional.


§ Membuka akses petani terhadap informasi pertanian untuk: 1) meningkatkan peluang
potensi peningkatan pendapatan dan cara pencapaiannya; 2) meningkatkan kemampuan
petani dalam meningkatkan posisi tawarnya, serta 3) meningkatkan kemampuan petani
dalam melakukan diversifikasi usahatani dan merelasikan komoditas yang diusahakannya
dengan input yang tersedia, jumlah produksi yang diperlukan dan kemampuan pasar
menyerap output.
§ Mendorong terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan
informasi pertanian secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung
pengembangan pertanian lahan marjinal.
§ Memfasilitasi dokumentasi informasi pertanian di tingkat lokal (indigeneous knowledge)
yang dapat diakses secara lebih luas untuk mendukung pengembangan pertanian lahan
marjinal.

Informasi yang didapatkan dapat menjadi acuan pengembangan dalam budidaya


maupun pengolahan pasca panen. Tentu saja hal yang kita harapkan adalah peningkatan
produktivitas dan nilai tambah yang merupakan ciri pertanian modern dapat tercapai.
Keterlibatan dari penyedia informasi tentu sangat penting. Universitas-universitas, lembaga
penelitian di bidang pertanian, LSM, dan pemerintah harus secara proaktif menyediakan
layanan-layanan informasi melalui internet yang saat ini cukup murah dan terjangkau dai sisi
penyedia informasi. Kita harus bersama-sama saling melengkapi untuk memberikan yang
terbaik bagi para petani kita, agar kesejahteraan mereka meningkat.

Karena itu disini diperlukan adanya peran penyuluh pertanian yang dapat
mensosialisasikan tentang penggunaan teknologi yang dapat membatu dalam pengelolaan
usaha tani mereka sehingga nantinya akan menciptakan suatu usaha tani yang lebih
produktif dan efisien. Diperlukan tenaga penyuluh yang benar-benar kompeten untuk
membantu menerpakan dan mengaplikasikan penggunaan teknologi ke para petani.

Dengan berkembangnya teknologi informasi dan multimedia yang begitu cepat maka
akan berdampak pada peningkatan terhadap kualitas sumber daya tenaga penyuluh.
Penyuluh pertanian dituntut untuk memahami teknologi informasi dan komunikasi selain dari
ilmu-ilmu mengenai pertanian. Para penyuluh juga harus mampu mengaplikasikan teknologi
informasi sebelum mereka melakukan penyuluhan. Sehingga pada akhirnya penyuluhan
berfungsi untuk menjembatani kesenjangan antara praktek yang harus atau biasa dijalankan
oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi
kebutuhan petani tersebut. Penyuluh pertanian akan membimbing petani dengan
pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang untuk diterapkan kepada petani dalam
usaha taninya. Sebaliknya jika petani mempunyai masalah yang memerlukan pemecahan
para ahli, seperti kegagalan panen akibat serangan hama/ keadaan tanahnya dapat
disampaikan kepada para ahli melalui penyuluh.

Anda mungkin juga menyukai