Anda di halaman 1dari 11

Vol. 5 No.

1 Tahun 2014 : 10-20 ISSN 1979 - 9527

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA


DALAM MENGAKSES INFORMASI: STUDI KASUS DI
DIREKTORAT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM
INDONESIA

Admiko Suharto
Pustakawan Universitas Islam Indonesia
admiko_s@yahoo.com

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka di


Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia dalam Mengakses Informasi. Ada 3 (tiga) sub
variabel untuk mengetahui kemampuan literasi informasi pemustaka yaitu: 1. Access (mengakses
informasi secara efektif dan efisien), 2. Evaluation (mengevaluasi dan menganalisis informasi), dan
3. Use (menggunakan informasi). Untuk mengetahui hal ini penulis menggunakan standar literasi
informasi model Guidelines on Information Literacy for Lifelong Learning yang dikeluarkan oleh
International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA). Sebagai subjek penelitian
adalah Anggota Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia yang aktif pada Tahun
Akademik 2013/2014 sebanyak 6.793 orang, adapun untuk menentukan jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Bilson Simmamora sehingga didapatkan
sampel sejumlah 100 orang responden, yang digunakan sebagai sampel pengambilan data. Data
dikumpulkan dengan melakukan observasi, melihat dokumentasi, dan dengan menyebarkan angket
sebagai instrumen utama. Dalam analisis data, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: nilai rata-rata pada sub variabel
access (mengakses informasi secara efektif dan efisien) terdiri dari 2 (dua) indikator yang masing-
masing indikator mendapat nilai 3,09 dan 3,06 hal ini pada nilai rata-rata dapat dikategorikan baik.
Nilai rata-rata pada sub variabel evaluation (mengevaluasi dan menganalisis informasi) terdiri dari
2 (dua) indikator yang masing-masing indikator mendapat nilai 3,26 dan 3,09 hal ini pada nilai rata-
rata dapat dikategorikan baik. Adapun nilai rata-rata pada sub variabel use (menggunakan informasi)
terdiri dari 2 (dua) indikator yang masing-masing indikator mendapat nilai 3,17 dan 3,08 hal ini
pada nilai rata-rata dapat dikategorikan baik. Dengan hasil seperti di atas, dapat disimpulkan bahwa
Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka di Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia
Dalam Mengakses Informasi termasuk dalam kategori baik. Untuk itu disarankan agar Direktorat
Perpustakaan terus menyelenggarakan pendidikan pemustaka sebagai penambah kemampuan
literasi informasi mereka dalam rangka menyikapi era informasi yang berkembang sangat pesat.
Kata kunci: Literasi Informasi, Pemustaka

Pendahuluan seumur hidup (life long education).


Dengan melakukan pembelajaran seumur
Pada era global di saat informasi
hidup pemustaka akan terus ter-update
membanjiri segala media, baik media cetak,
pengetahuan dan ketrampilannya. Hal ini
media pandang dengar, dan media maya
akan membawa dampak pada peningkatan
seperti internet, seorang pencari informasi
kualitas akses dan pemanfaatan informasi
dituntut untuk menguasai kemampuan
pada pemustaka yang bersangkutan.
literasi informasi yaitu: kemampuan untuk
mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan Kemampuan dasar ini menarik untuk
menggunakan informasi secara baik dan benar. terus dikembangkan karena lahir dari sebuah
proses kesadaran akan kebutuhan informasi.
Pengelolaan informasi yang baik dan
Informasi adalah dasar dalam pengambilan
benar adalah sebuah proses pembelajaran

10
Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka ... Admiko Suharto
keputusan dan kebijakan. Pentingnya informasi pemimpin Information Industry Association dalam
pada saat ini melahirkan sebuah adagium siapa proposal yang ditujukan pada National Commision
yang menguasai informasi dia menguasai dunia. of Libraries and Information Science (NCIS) di
Oleh karena itu pemustaka harus memiliki Amerika Serikat pada tahun 1974. Proposal
kemampuan untuk menguasai informasi, tersebut merekomendasikan tentang dimulainya
dan untuk menguasai informasi dibutuhkan sebuah program nasional untuk pencapaian
kemampuan dasar yakni literasi informasi. masyarakat yang melek informasi pada masa
yang akan datang yang telah diprediksikan.
Direktorat Perpustakaan Universitas
Islam Indonesia (selanjutnya disebut DP Pendapat Zurkowski (1974), People
UII) dipilih sebagai tempat objek penelitian. trained in the aplication of information resources
Pemustaka di DP UII belum pernah to the work can be called information literate.
mendapatkan bekal pendidikan khususnya They have learned techniques and skill for
masalah yang terkait dengan kemampuan utilizing the wide range of information tools as
literasi informasi. Pertanyaan yang muncul well as primary sources in molding information
adalah sampai seberapa kemampuan literasi solutions to their problems.
informasi pemustaka yang belum pernah diberi
Menurut Zurkowski, masyarakat yang
bekal kemampuan literasi informasi tersebut?
mampu dan terampil dalam menggunakan
Untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana
sumber informasi dalam bidang pekerjaan
kemampuan literasi informasi pemustaka
mereka dapat dikatakan sebagai masyarakat
di DP UII dalam mengakses informasi?
yang melek informasi. Mereka telah mempelajari
Berdasarkan latar belakang tersebut dengan terampil bagaimana caranya
maka perlu dilakukan penelitian tentang menggunakan sejumlah alat informasi untuk
Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka memecahkan masalah mereka.
dalam Mengakses Informasi di DP UII.
Informasi menurut McFadden, dkk dalam
Abdul Kadir (2003), mendifinisikan informasi
Rumusan Masalah
sebagai data yang telah diproses sedemikian
Permasalahan dalam penelitian ini rupa sehingga meningkatkan pengetahuan
adalah pada tingkat kemampuan literasi seseorang yang menggunakan data tersebut.
informasi yang dimiliki oleh pemustaka dalam Menurut Davis dalam Abdul Kadir (2003),
mengakses informasi di DP UII. Untuk itu peneliti informasi adalah data yang telah diolah menjadi
mengidentifikasi pertanyaan sebagai berikut : sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya
• Bagaimana tingkat kemampuan literasi dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan
informasi pemustaka dalam mengakses saat ini atau saat mendatang.
informasi di DP UII? Bundy dalam Hasugian (2009) mengatakan
Literasi Informasi adalah seperangkat
Tujuan Penelitian
kemampuan yang diperlukan untuk mencari,
Sesuai dengan permasalahan dan menganalisis dan memanfaatkan informasi.
pertanyaan diatas, maka penelitian ini bertujuan Pengertian lain dalam laporan penelitian
untuk : American Library Association Presidential
1. Mengetahui kemampuan pemustaka dalam Committe on Information Literacy (1989)
mengakses informasi secara efektif dan dikatakan bahwa information literacy is a set
efisien of abilities requiring individuals to recognize
2. Mengetahui kemampuan pemustaka dalam when information is needed and have the ability
mengevaluasi dan menganalisis informasi to locate, evaluate, and use effectively the
3. Mengetahui kemampuan pemustaka dalam needed information. (Literasi Informasi adalah
menggunakan informasi seperangkat kemampuan yang dibutuhkan
seseorang untuk mengenali kapan informasi
Landasan Teori diperlukan dan memiliki kemampuan untuk
Literasi Informasi pertama kali mencari, mengevaluasi, dan menggunakan
diungkapkan oleh Paul G. Zurkowski (1974), secara efektif informasi yang dibutuhkan). Tidak

11
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 11-20 ISSN 1979 - 9527
jauh berbeda Baskoro (2009) mengatakan keahlian literasi informasi tersebut maka
bahwa Literasi Informasi adalah sebuah mahasiswa akan selalu dapat mengikuti
keahlian untuk mengenali kebutuhan informasi, perkembangan bidang ilmu yang
sumber informasi, mencari, menggunakan dan dipelajarinya.
mengevaluasinya. 3. Menyediakan perangkat tambahan untuk
memperkuat isi perkuliahan. Dengan
Jadi, seseorang yang menguasai literasi
kompetensi literasi informasi yang
informasi adalah orang yang memiliki kemampuan
dimilikinya, maka mahasiswa dapat mencari
akan dasar-dasar yang dibutuhkan untuk
bahan-bahan yang berhubungan dengan
mendapatkan informasi dari sumber-sumber
perkuliahan sehingga dapat menunjang isi
yang bervariasi, baik tercetak maupun elektronik,
perkuliahan tersebut.
untuk mendapatkan apa yang diinginkannya
4. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup.
kapan saja. Orang yang literate informasi adalah
Meningkatkan pembelajaran seumur hidup
orang yang tercerahkan oleh informasi dan dapat
adalah misi utama dari institusi pendidikan
membuat sebuah keputusan dan memecahkan
tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap
masalah yang dihadapinya dengan benar,
individu memiliki kemampuan intelektual
dan percaya diri. Komite ALA untuk literasi
dalam berpikir secara kritis yang ditunjang
informasi (1989), merekomendasikan bahwa
dengan kompetensi informasi yang
untuk menjadi literate informasi, seseorang
dimilikinya maka individu dapat melakukan
harus dapat mengenali kapan informasi itu
pembelajaran seumur hidup secara mandiri.
dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk
menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan Secara umum literasi informasi
informasi yang dibutuhkannya itu secara efektif. mengandung nilai-nilai, paling tidak
terdapat lima manfaat kemampuan literasi
Menurut Gunawan (2008) Literasi informasi bagi manusia, menurut McGarry
Informasi bermanfaat dalam persaingan di era (1991) manfaat-manfaat itu bernilai:
globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak
1. Bernilai ekonomi: kemampuan literasi
cukup tetapi yang utama adalah kemampuan
informasi memfasilitasi nilai ekonomi dari
dalam belajar secara terus-menerus.
pemilik literasi dan memaksimalkan apa yang
Menurut Association of College and dibutuhkan masyarakat di mana dia berada,
Research Libraries (ACRL, 2000), literasi penulis seperti Anderson mengatakan bahwa
informasi pada perguruan tinggi bermanfaat suatu dasar literasi informasi itu diperlukan
dalam pembelajaran sepanjang hayat untuk menuju apa yang dia sebut “tinggal
yang akan menjadi dasar dalam pekerjaan landas ekonomi” dalam masyarakat yang
dan karier di masa yang akan datang. sedang berkembang.
Menurut California State University 2. Bernilai survival, contoh: bahaya disekitar
(2001) dalam Hasugian (2008) manfaat pada kasus seorang ibu yang tidak bisa
literasi informasi sebagai berikut: membaca resep di botol obat bagi anaknya
yang sedang sakit.
1. Menyediakan metode yang telah teruji untuk
3. Bernilai personal-sosial: adanya kepercayaan
dapat memandu mahasiswa kepada berbagai
diri yang tumbuh karena memiliki kemampuan
sumber informasi yang terus berkembang.
literasi informasi
Saat ini individu berhadapan dengan
4. Memiliki banyak akses terhadap suatu
informasi yang beragam dan berlimpah.
variasi dari sudut pandang yang terkait
Informasi tersedia melalui perpustakaan,
dengan kebijakan sosial ekonomi, sehingga
sumber-sumber komunitas, organisasi
meningkatkan potensi dan partisipasinya
khusus, media cetak, dan internet.
dalam hubungan masyarakat
2. Mendukung usaha nasional untuk
5. Memiliki unsur komponen bahasa,
meningkatkan kualitas pendidikan.
penggunaan bahasa sebagai alat untuk
Lingkungan belajar yang proaktif
belajar dan beradaptasi dengan perubahan
mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki
dan modernisasi.
kompetensi literasi informasi. Dengan
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa

12
Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka ... Admiko Suharto
literasi informasi merupakan kemampuan yang mendefinisikan informasi yang
perlu dimiliki seseorang yang berguna untuk dibutuhkan
memudahkannya dalam belajar secara mandiri
iv) Menginisiasi untuk mencari informasi
dimana pun berada dan berinteraksi dengan
tersebut
berbagai informasi. Dengan kemampuan literasi
informasi maka para pemustaka mampu berpikir b) Menemukan lokasi pencarian informasi
secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya i) Mengidentifikasi dan mengevaluasi
terhadap informasi yang diperoleh sehingga potensi sumber pencarian informasi
perlu mengevaluasi terlebih dahulu informasi
yang diperoleh sebelum menggunakannya. ii) Memilih informasi mana yang akan
diambil
Seiring dengan perkembangan era
informasi di abad ini, Literasi Informasi semakin iii) Menemukan lokasi dan
banyak dikembangkan di negara-negara (menggunakan kembali) lokasi
yang memperhatikan akan pembelajaran informasi
masyarakatnya. Masing-masing negara 2. Evaluation, Evaluasi
pengembang Literasi Informasi memiliki model a) Melakukan penilaian terhadap informasi
yang sudah disesuaikan dengan keadaan dan
i) Menganalisis dan memeriksa info
kebutuhan masyarakat dimana model tersebut
yang didapat
dikembangkan. Banyak sekali model literasi
informasi yang digunakan untuk mengukur ii) Menjeneralisasikan dan
kemampuan literasi informasi. Model yang menginterpretasi informasi
sering digunakan untuk mengukur literasi iii) Mengevaluasi ketepatan dan
informasi pada pendidikan tinggi antara lain: keterkaitan informasi yang diperoleh
Model Standar Literasi Informasi b) Mengorganisasi informasi
dari International Federation of Library
Associations and Institutions (IFLA), terdiri i) Mengkategorisasikan informasi
dari 3 langkah Literasi Informasi. Model ii) Mengelompokkan dan
standar literasi informasi ini adalah hasil dari mengorganisasi informasi yang

Sumber: (hƩp://archive.ifla.org/VII/s42/pub/IL-Guidelines2006.pdf)

kerja sama antara IFLA dengan UNESCO. diperoleh kembali


1. Access, Akses terdiri dari: iii) Menentukan informasi mana yang
a) Mendefinisikan dan mengartikulasikan paling penting dan berguna
kebutuhan akan informasi 3. Use, Menggunakan
i) Mampu memutuskan informasi apa a) Menggunakan informasi
yang mau dicari
i) Mencari cara untuk menginformasikan
ii) Memutuskan hal yang akan informasi
dilakukan untuk mencari informasi
ii) Menggunakan informasi yang
iii) Mengekspresikan dan ditemukan

13
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 11-20 ISSN 1979 - 9527
iii) Memahami informasi sebagai suatu 1. Objek penelitian:
pengetahuan Kemampuan literasi informasi
iv) Mempresentasikan (memproduksi pemustaka di DP UII dalam mengakses
ulang informasi) informasi.
2. Subjek penelitian:
b) Mengomunikasikan dan menggunakan
informasi dengan baik Mahasiswa sebagai salah satu unsur
pemustaka (karena ada pemustaka lain)
i) Memahami kegunaan etika informasi sebagai populasi yang menggunakan jasa
(dan juga penggunaannya secara informasi di DP UII
legal)
ii) Mengomunikasikan produk Populasi dan Sampel
pembelajaran dengan penghargaan
intelektual Populasi
iii) Menggunakan bentuk standar Menurut Sugiyono (2010), Populasi
penghargaan yang relevan adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
Model-model Literasi Informasi seperti
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
tersebut sebagai alat yang menyediakan suatu
peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.
mekanisme atau langkah sebagai petunjuk
yang dapat digunakan untuk mengukur atau Populasi penelitian ini adalah Pemustaka
menguji seseorang sampai sejauh mana DP UII sebanyak 6.793 mahasiswa, berdasarkan
tingkat kemampuan dalam literasi informasi data statistik yang diperoleh dari anggota yang
mereka, sehingga model-model tersebut aktif tahun akademik 2013/2014 dari Program
sering digunakan sebagai alat ukur literasi Sistem Informasi Perpustakaan (SIMPus).
informasi pada penelitian-penelitian terdahulu.
Sampel
Dalam penelitian ini penulis memilih
dan mengacu pada model standar literasi Menurut Sugiyono (2010) sampel
informasi Guidelines on Information Literacy adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
for Lifelong Learning yang dikeluarkan oleh yang dimiliki oleh polulasi tersebut. Adapun
IFLA sebagai standar kompentensi yang akan menurut Arikunto (2010), bahwa sampel adalah
digunakan sebagai sarana untuk mengukur sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
kemampuan pemustaka di DP UII yang akan Dalam penelitian ini sampel diambil
diteliti. Model ini langkah penyelesaiannya ada secara random dari populasi Anggota DP UII
3 (tiga) langkah pokok, namun pengembangan yang aktif Tahun Akademik 2013/2014 sebanyak
dari langkah tersebut sudah lengkap dan 6.793 mahasiswa. Populasi tersebut dengan
sudah memenuhi kebutuhan, sehingga penulis perincian, anggota dari Pasca Sarjana = 152
memutuskan model ini dapat diterapkan pada orang, anggota dari Strata 1 = 6.448 orang,
objek penelitian yang sedang berjalan. Penulis dan anggota dari Program Diploma 3 = 193
melihat pada tiga komponen inti dari model ini orang. Data tersebut diambil dari Program
yaitu Access (akses), Evaluation (evaluasi), Sistem Informasi Perpustakaan UII (SIMPus).
dan Use (menggunakan), yang kemudian
dijadikan sebagai sub variabel, komponen Untuk menentukan sampel
standar pengujian kemampuan literasi informasi pada penelitian ini menggunakan
pemustaka di DP UII dalam mengakses informasi. rumus dari Simamora (2008), yaitu:

N
Metode Penelitian n=
1 + Ne²
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian Keterangan:
deskriptif dengan menggunakan analisis n = Jumlah sampel minimal
kuantitatif, dengan beberapa kriteria yaitu: N = Ukuran populasi

14
Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka ... Admiko Suharto
e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena skala Likert, maka variabel yang akan diukur
kesalahan pengambilan sampel yang masih dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
ditolerir/diinginkan, misalnya 10%. indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
Dengan rumus diatas, maka dari jumlah untuk menyusun item-item instrumen yang
populasi didapatkan sampel sebagai berikut: dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Dalam penelitian ini setiap item instrumen
6.793 pernyataan sudah ada jawabannya yaitu TP
n=
1+6.793(0.1)² (Tidak Pernah), JR (Jarang), SR (Sering), SL
(Selalu). Untuk keperluan analisis kuantitatif,
6.793
n= maka jawaban itu diberi skor sebagai berikut:
6.794(0.01)
SL = Selalu diberi skor = 4
6.793 SR = Sering diberi skor = 3
n=
67,94 JR = Jarang diberi skor = 2
= 99,985 dibulatkan menjadi 100 orang TP = Tidak Pernah diberi skor = 1
responden Penelitian ini menggunakan kuesioner
untuk mengetahui kemampuan Literasi
Teknik Pengumpulan Data Informasi Pemustaka dalam Mengakses
Menurut Gulo (2002), bahwa Informasi di Direktorat Perpustakaan
pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh Universitas Islam Indonesia. Kuesioner
informasi yang dibutuhkan dalam rangka ini adalah sebagai instrumen utama untuk
mencapai tujuan penelitian. Kemudian mendapatkan data variabel penelitian.
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang Instrumen Penelitian
paling utama didalam penelitian, karena tujuan Menurut Sugiyono (2010), bahawa
utama didalam penelitian adalah mendapatkan instrumen penelitian adalah suatu alat yang
data. Dalam pengumpulan data, penelitian digunakan untuk mengukur fenomena alam
ini menggunakan sistem kuesioner (Angket). maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini
Menurut Arikunto (2010) kuesioner instrumen yang digunakan untuk pengumpulan
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang data adalah kuesioner atau angket. Angket adalah
digunakan untuk memperoleh informasi dari daftar pertanyaan atau pernyataan yang disusun
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, dalam kalimat pertanyaan atau pernyataan
atau hal-hal yang ia ketahui. Sugiyono (2010) dengan pilihan jawaban yang telah tersedia. Untuk
menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik memudahkan responden di dalam memberikan
pengumpulan data yang dilakukan dengan jawaban, maka angket disusun dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau berpedoman pada kisi-kisi sebagai berikut:
pernyataan tertulis kepada responden untuk Tabel 1
dijawabnya. Dijelaskan lebih lanjut bahwa Kisi-kisi Angket Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka
kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan
No.
tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada Sub Variabel Indikator Item
Jml
Item
responden secara langsung atau dikirim melalui Angket
pos, atau internet. Kuesioner dalam penelitian 1. Mendefinisikan dan
ini adalah angket tertutup, artinya angket yang mengartikulasikan 1, 2, 3,
6
1. Access kebutuhan akan 4, 5, 6
sudah diberi jawaban sehingga responden informasi
(akses)
hanya memilih jawaban yang sudah tersedia.
2. Menemukan lokasi 7, 8, 9,
Bentuk penyajian kuesioner pada penelitian 5
pencarian informasi 10, 11
ini berupa skala Likert dalam bentuk checklist.
Menurut Sugiyono (2010) Skala Likert 1. Melakukan penilaian 12, 13,
3
2. Evaluation terhadap informasi 14
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, (evaluasi)
dan persepsi seseorang atau sekelompok 2. Mengorganisasikan 15, 16,
3
informasi 17
orang tentang fenomena sosial. Dengan

15
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 11-20 ISSN 1979 - 9527

1.Menggunakan 18, 19,


4
informasi 20, 21
3. Use
(mengguna- 2. Mengomunikasikan
kan) dan menggunakan Keterangan:
22, 23 2
informasi dengan X = Mean (rata-rata hitung)
baik
∑X = Baca sigma X artinya jumlah Nilai Kuesioner
Jumlah 23 (angket)
Sumber: Data Primer yang Telah Ditentukan N = Jumlah subjek atau responden
Untuk mengetahui Kemampuan
Analisis Data Literasi Informasi Pemustaka
Menurut Martono (2010), bahwa analisis menggunakan rumus seperti berikut:
data merupakan proses pengolahan, penyajian, Jumlah pernyataan
interpretasi data yang diperoleh dari lapangan, Grand Mean (X) =
dengan tujuan agar data yang disajikan Total rata-rata hitung
mempunyai makna, sehingga pembaca dapat
mengetahui hasil penelitian yang dibuat. Hasil Penelitian
Sesuai dengan penelitian ini, teknik analisis
data yang dipergunakan penulis adalah teknik Gambaran Umum Direktorat Perpustakaan
analisis Deskriptif Kuantitatif. Menurut Sugiyono Universitas Islam Indonesia
(2010) analis deskriptif adalah teknik yang
Sarana dan Prasarana
digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data 1. Ruang baca yang menyatu dengan ruang
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa koleksi, sehingga mempermudah pemustaka
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku dalam mencari koleksi sebagai sumber
untuk umum atau generalisasi. Dalam penelitian informasi dan memanfaatkannya secara
ini setiap item instrumen pernyataan sudah ada langsung.
jawabannya yaitu 1 = TP (Tidak Pernah), 2 = JR 2. Jasa layanan Foto Copy
(Jarang), 3 = SR (Sering), 4 = SL (Selalu). Untuk 3. Ruang Sidang
menentukan range/ interval kategori menurut 4. Seluruh lantai mempunyai fasilitas akses
Simamora (2008) adalah sebagai berikut: internet gratis melalui WiFi dengan Band
Width yang memadai.
Nilai tertinggi – Nilai terendah 5. Ruang konferensi/ Audio Visual
Range/ Interval =
Jumlah kategori pernyataan 6. Tempat urinoir/ toilet di setiap lantai
4-1 7. Tempat ibadah (mushalla) di setiap lantai
Range/ Interval = 4
8. Ruang e-Library, disini tersedia komputer
jaringan internet maupun intranet sebagai
Range/ Interval = ¾ = 0.75
sarana akses informasi digital baik e-journal,
Berdasarkan rumus tersebut akan e-books, maupun e-Tugas Akhir.
diperoleh nilai dan distandarkan dengan 9. Ruang I-Library, disini tersedia buku-buku
tolok ukur yang ditentukan. Menurut skala koleksi langka, dari terbitan abad 18, hibah
interval dari Simamora (2008) tersebut di dari Perpustakaan Islam dengan berbagai
dapat skor bahwa bila nilai rata-rata hitung: bahasa, kitab kuning, disamping itu juga
1.00 – 1.75 = Sangat tidak baik tersedia buku-buku dari berbagai golongan
1.76 – 2.50 = Tidak baik ilmu berbahasa Arab sumbangan dari
2.56 – 3.25 = Baik kedutaan besar Arab Saudi.
3.26 – 4.00 = Sangat baik 10. Lift dan tangga penghubung setiap lantai.
Untuk keperluan penghitungan skor 11. Hampir semua ruangan yang ada dilengkapi
rata-rata Kemampuan Literasi Informasi dengan AC.
Pemustaka menggunakan rumus Mean Teknologi
(Partino dan Idrus, 2009) sebagai berikut:
1. Buku tamu elektronik untuk mencatat
kunjungan para Pemustaka dengan sarana

16
Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka ... Admiko Suharto
SIMPus dan setiap kunjungan langsung Ilmu-ilmu Hukum; Administrasi Negara;
dicatat dalam Database. Kriminologi; Ilmu Pendidikan; Psikologi
2. Menggunakan Teknologi Modern untuk Pendidikan, Psikologi Kesehatan, Psikologi
sistem peminjaman dan pengembalian Klinis, Psikologi Abnormal; Ilmu Pemasaran;
koleksi. Perdagangan dan Pengangkutan; Teori
3. Dilengkapi fasilitas peminjaman buku mandiri Penyiaran Radio, Televisi, Film; Bahasa;
oleh Pemustaka yang memungkinkan Ilmu-ilmu Murni (MIPA); Probabilitas dan
transaksi peminjaman dilakukan dalam Matematika Terapan; Fisika; Kimia; Geologi;
hitungan detik. Ilmu Biologi; Ilmu Kedokteran dan Ilmu
4. Dilengkapi dengan Book Drop Box yang Pengobatan; Kedokteran Eksperimental;
memungkinkan transaksi pengembalian buku Ilmu Teknik; Fisika Terapan; Teknik Sipil;
dilakukan secara mandiri oleh Pemustaka Teknik Struktur; Konstruksi; Teknik Jalan
dalam hitungan detik. KA dan Jalan Raya; Teknik Hidraulis; Teknik
5. Dilengkapi dengan Digital Library Assistant Kesehatan (Sanitasi); Pelabuhan Udara;
untuk kebutuhan stock opname koleksi, dan Pertanian; Teknik Mesin; Teknik Elektronika;
beberapa fungsi lainnya terkait manajemen Manajemen; Akuntansi; Periklanan dan
Perpustakaan. Hubungan Masyarakat; Teknologi Kimia;
Tekstil; Kesenian, Hiburan, Olahraga;
Ruang Baca
Psikologi Olahraga; Arsitektur; Teknik
1. Ruang baca umum dengan meja beserta 4 Lingkungan; Sastra; Geografi dan Sejarah.
tempat duduk sebanyak 24 unit setiap lantai
juga disediakan meja sofa belajar 8 unit Lantai Lower Ground (LG)
setiap lantai. 1. Ruang E- Library, tempat layanan:
2. Ruang baca umum dengan fasilitas 2 a. Akses e-journal
komputer anjungan browsing beserta 4 meja
b. Akses Soft copy Tugas Akhir
kursi sofa.
3. Acces Wifi bagi pengunjung yang membawa c. Akses Jurnal ProQuest,
Laptop.
d. Akses CD Penyerta Buku
4. Ruang baca lesehan yang terdapat di tiap
lantai dengan kapasitas 12 orang dekat e. Akses e-books
dengan area buku. f. Akses Internet
Lantai 1 Koleksi Umum dan Referensi g. E-TA
1. Koleksi dengan Nomor DDC: 000 – 319 2. Ruang Islamic Library, tempat layanan:
Koleksi: Metodologi Penelitian; Statistik
a. Koleksi Hibah dari Saudi Arabia
Sosial; Ilmu Perpustakaan; Jurnalistik; Ilmu-
ilmu Filsafat; Ilmu-ilmu Komputer; Psikologi b. Koleksi Hibah Perpustakaan Islam
Umum, Psikologi Eksperimen, Psikologi c. Koleksi Tugas Akhir F. Psikologi dan Ilmu
Kepribadian, Psikologi Kognitif, Psikologi Sosial Budaya
Komunikasi, Psikologi Perkembangan,
Psikologi Terapan, Psikologi Industri dan d. Surat Kabar
Organisasi, Psikologi Sosial; Logika; Etika; e. Bebas Pustaka
Agama; Sosiologi; Ilmu Komunikasi; dan
Antropologi. Layanan
2. Koleksi dengan Nomor DDC: 000 – 900 DP UII dalam pelayanannya kepada
Koleksi Referensi, Koleksi Cadangan, pemustaka menggunakan sistem pelayanan
Jurnal-jurnal, dan Tugas Akhir F. MIPA dan F. terbuka (Open Access), ini memberikan
Kedokteran. kebebasan kepada pemustaka dalam mencari
Lantai Upper Ground (UG), Koleksi Umum dan mengambil koleksi yang diinginkan secara
langsung ke rak koleksi. Pada Pelayanan
1. Koleksi dengan Nomor DDC: 320 – 900
Sirkulasi menggunakan Sistem Informasi
Koleksi Ilmu Politik; Pancasila; Ilmu Ekonomi;
Manajemen Perpustakaan (SIMPus), didukung

17
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 11-20 ISSN 1979 - 9527
oleh Self Check sebagai sarana peminjaman 2. Koneksi Internet
koleksi secara mandiri, dan Book Drop sebagai
Koleksi elektronik dapat diakses
sarana pengembalian koleksi secara mandiri.
dengan sarana akses (komputer, laptop
Layanan Sirkulasi dan lain-lain) yang mampu terkoneksi
melalui WiFi ke hotspot di DP UII meliputi:
1. Bagian pelayanan ini melayani peminjaman
koleksi, perpanjangan dan pengembalian a. E-book
koleksi b. E-journal
2. Seorang anggota dapat meminjam koleksi c. RAC (Repository Archieve Center) UII.
maksimal 4 (empat) eksemplar dengan judul
Analisis Hasil Penelitian
berbeda ditambah 1 (satu) eksemplar di
Fakultas Ekonomi UII atau Fakultas Hukum Berdasarkan analisis yang telah
UII dilakukan, maka dapat diketahui hasil
3. Lama peminjaman 10 (sepuluh) hari kerja penelitian kemampuan Literasi Informasi
4. Perpanjangan peminjaman selama 10 Pemustaka dalam Mengakses Informasi di
(sepuluh) hari kerja DP UII, dengan menggunakan standar Literasi
5. Setiap keterlambatan pengembalian Informasi Guidelines on Information Literacy for
dikenakan denda sebesar Rp 1.000,00 Lifelong Learning seperti dalam tabel berikut:
(seribu rupiah)/ hari kerja per buku Tabel 2
Layanan Referensi Analisis Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka

1. Koleksi referensi, ditandai dengan label (call Kate


Sub Variabel Indikator Nilai
number) pada punggung buku bertuliskan gori
”R” 1. Mendefinisikan dan
2. Koleksi referensi hanya dapat dibaca di mengartikulasikan
3,09 B
1. Access akan kebutuhan
tempat, tidak dipinjamkan informasi
(Akses)
3. Koleksi referensi dapat difotokopi melalui 2. Mengetahui lokasi
petugas pada bagian informasi yang 3,06 B
pencarian informasi
dibutuhkan, kecuali koleksi skripsi, tesis, dan 1. Melakukan penilaian
3,26 SB
disertasi 1. Evaluation terhadap informasi
4. Koleksi referensi antara lain terdiri dari: (Evaluasi) 2. Mengorganisasikan
3,09 B
informasi
ensiklopedi, kamus, local content (disertasi,
1. Menggunakan
tesis dan skripsi), handbook, yearbook, 3,17 B
informasi
jurnal, terbitan berseri/ majalah, koran, 2. Use
(Mengguna- 2. Mengomunikasikan
prosiding, dan sebagainya. kan) dan menggunakan
3,08 B
informasi dengan
Akses Tugas Akhir Fulltext baik

Layanan e-TA (Electronic Tugas Akhir) Jumlah 18,75


bisa diakses di ruang e-Library. Fasilitas ini Sumber: Data Primer yang telah Diolah
berisi fulltext tugas akhir mahasiswa seluruh
fakultas dalam bentuk softcopy. Layanan Rumus Grand Mean untuk tabel diatas adalah:
e-TA disini, secara prinsip sama dengan jika
mahasiswa membaca skripsi dalam bentuk Total rata-rata hitung
Grand Mean (X) =
hardcopy, dibaca di tempat dan tidak bisa Jumlah pernyataan
transfer file dari satu media ke media yang lain.
18,75
1. Peminjaman CD Penyerta Buku Grand Mean (X) =
6
Layanan koleksi electronic
berbentuk Compact Disk (CD) menjadi satu Grand Mean (X) = 3,13
fasilitas di E-Library. CD yang dimaksud Dari hasil penghitungan berdasarkan
merupakan koleksi electronic yang tabel 2 tersebut, diperoleh nilai rata-rata hitung
berisi panduan untuk mempelajari buku. 3,13. Angka ini menunjukkan bahwa Kemampuan

18
Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka ... Admiko Suharto
Literasi Informasi Pemustaka dalam Mengakses ___________. 2004. Information Literacy
Informasi di DP UII termasuk dalam kategori baik. Competency Standards for Higher
Education. Dalam (http://www.ala.org/acrl/
Simpulan standards/informationliteracycompetency)
1. Berdasarkan perolehan analisis data dapat diakses tanggal 12 Februari 2014, pukul
17.10
disimpulkan bahwa kemampuan Literasi
Informasi Pemustaka dalam Mengakses Baskoro, Dhama Gustiar. 2009. “Literasi Informasi
Informasi di DP UII dengan menggunakan 3: Evolusi data ke Wisdom”. Dalam http://
standar Literasi Informasi Guidelines on dbaskoro.blogspot.com/2009_03_01_
Information Literacy for Lifelong Learning, archive.html tanggal 16 Maret 2009, pukul
memperoleh skor nilai rata-rata = 3,13 (Baik) 22.13. Beliau adalah soerang Pustakawan
atau dapat dikategorikan bahwa Pemustaka Pengajar pada Universitas Pelita Harapan
Karawaci dan Stella Maris. Diakses tanggal
di DP UII sudah cukup terampil dan cukup
21 Maret 2014, pukul 13.06
menguasai literasi informasi.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Saran Grasindo.
Berdasarkan simpulan yang Gunawan, Agustin Wydia dkk. 2008. 7
diperoleh dari hasil penelitian tersebut, saran Langkah Literasi Informasi: Knowledge
yang ingin disampaikan penulis adalah: Management. Jakarta: Universitas Atma
1. Kemampuan literasi informasi dapat Jaya.
dimasukkan dalam program pendidikan Hasugian, Jonner. 2008. “Urgensi Literasi
pemustaka di perpustakaan, sehingga Informasi dalam Kurikulum Berbasis
kemampuan ini dapat dikuasai oleh seluruh Kompetensi di Perguruan Tinggi”. Dalam
pemustaka di Universitas Islam Indonesia. Jurnal Pustaka Studi Perpustakaan dan
2. Bagi peneliti, penelitian tentang literasi Informasi, Volume 4, Nomor 2.
informasi ini masih jauh dari kesempurnaan, ___________. 2009. Dasar-Dasar Ilmu
hal ini menuntut pada penelitian yang Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU
lain dengan kajian yang lebih luas, dan Press.
mendalam demi memperkaya wawasan di Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi.
bidang ilmu pengetahuan terutama yang Yogyakarta: Andi Offset.
berkaitan dengan literasi informasi.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Daftar Pustaka Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
American Library Association (ALA). 1989. McGarry, Kevin. 1991. Literacy, Communication
Presidential Committee on Information and Libraries, London: Library Association
Literacy: Final Report. Dalam (http://www. Publishing.
ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/publications/ Partono dan Idrus, 2009. Statistik Deskriptif.
whitepapers/presidential.cfm) diakses Yogyakarta: Safiria Insania Press.
tanggal 15 Februari 2014, pukul 13.15
Simamora, Bilson. 2008. Panduan Riset Perilaku
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka
(edisi revisi). Jakarata: Rineka Cipta Utama.
Association of College & Research Libraries Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan:
(ACRL). 2000. Information Literacy Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Competency Standards for Higher R&D. Bandung: Alfabeta.
Education. Dalam (http://www.ala.org/ala/
mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf) ___________. 2010. Metode Penelitian
diakses tanggal 09 Februari 2014, pukul Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
12.31 Kualitatif, dan R&D (edisi revisi). Bandung:
Alfabeta.

19
Vol. 5 No. 1 Tahun 2014 : 11-20 ISSN 1979 - 9527
Zurkowski, P.G. 1974. The Information Service
Environment Realationship and Priorities.
Washington DC: National Commision on
Libraries and Information Science.

20

Anda mungkin juga menyukai