Anda di halaman 1dari 13

PERSEPSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN

Emilia, Adi Heryadi

Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta


Email: adiheryadi@hotmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif


antara persepsi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan komitmen
karyawan. Komitmen karyawan didefinisikan sebagai suatu hubungan antara
karyawan dengan perusahaan yang merupakan orientasi karyawan pada
perusahaan sehingga bersedia menyumbangkan energinya dan mengikatkan diri
melalui aktifitas dan keterlibatan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sedangkan persepsi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan pandangan karyawan terhadap apa yang diberikan perusahaan yang
bertujuan supaya karyawan terjaga dan terjamin keselamatan dan kesehatan
kerjanya.
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 30 orang karyawan di PT.
Rahayu Trade & Contractor Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik random sampling atau acak. Data yang diperoleh diolah
dengan menggunakan analisa koefisien pearson product moment dan alat ukur
yang digunakan adalah skala persepsi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) (r=0,917) dan skala komitmen karyawan (r=0,446).
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai rxy = 0,013 (p<0,05), yang
berarti ada hubungan positif antara kedua variabel sebesar 13,1%.

Kata Kunci : komitmen karyawan, persepsi terhadap keselamatan dan kesehatan


kerja (K3)

PENDAHULUAN dan kesinambungan perkembangan


perusahaan, dan dapat memenuhi
Suatu perusahaan berkewajiban kebutuhan kesejahteraan karyawan
mengusahakan agar karyawan sesuai dengan perkembangan dan
memiliki kesadaran turut dalam kemajuan perusahaan.
bertanggung jawab atas kelancaran, Masalah perlindungan tenaga
kemajuan, dan kelangsungan hidup kerja akan semakin meningkat
perusahaan. Disamping itu sejalan dengan meningkatnya
pemerintah bertanggung jawab industrialisasi dan teknologi.
menciptakan dan memelihara Keselamatan kerja merupakan hal
terbinanya hubungan yang serasi penting yang harus diperhatikan oleh
antara pengusaha dan karyawan yang sebuah perusahaan. Hal ini
pada akhirnya akan mendorong disebabkan karena keselamatan kerja
terwujudnya kelancaran, efisiensi, berkaitan erat dengan kelangsungan

1
hidup karyawan . Menjaminkondisi komitmen ini sangatlah penting
kesehatan dan keselamatan kerja karena semakin tinggi komitmen
adalah menjadi tanggung jawab bagi yang dimiliki oleh karyawan
perusahaan. terhadap perusahaan, maka karyawan
Perusahaan yang ingin maju tersebut akan menjunjung tinggi
tidak cukup memiliki karyawan yang nilai-nilai yang telah disepakati
potensial saja. Untuk mencapai dalam perusahaan.
tujuan dan mempertahankan Kendala yang sering mencuat
kelangsungan perusahaannya, ke permukaan dewasa ini adalah
perusahaan membutuhkan adanya pemogokan yang menuntut
kemauan, kesediaan dan keterlibatan kesejahteraan, unjuk rasa dengan
secara penuh dari karyawan dalam berbagai latar belakang dan tujuan,
upaya mencapai tujuan dan ketidak disiplinan dan bolos kerja,
mempertahankan kelangsungan karyawan tidak punya motivasi
perusahaannya. Berdasarkan dalam bekerja sampai turn over. Hal
penelitian diketahui bahwa tingkat ini merupakan indikasi yang
komitmen dan loyalitas karyawan menandakan bahwa perusahaan
Indonesia masih relatif rendah. belum dapat memenuhi harapan yang
Akibatnya dua dari tiga karyawan diinginkan karyawan. Dengan
Indonesia berencana pindah ke kondisi seperti ini maka sulit bagi
perusahaan lain jika tawaran jabatan karyawan untuk mempertahankan
dan bidang pekerjaan serta komitmennya saat dihadapkan pada
kompensasi lebih tinggi dari alternatif pekerjaan yang lebih
perusahaan tempat individu tersebut menjanjikan harapan yang lebih
bekerja sekarang. (Sari dan tinggi. Rendahnya komitmen pada
Widiastuti, 2013). perusahaan merupakan kerugian bagi
Sikap karyawan yang tetap perusahaan itu sendiri, terutama bila
bertahan dalam organisasi dan terjadi pada karyawan yang telah di
terlibat mendalam dalam upaya – didik dan telah berpengalaman.
upaya mencapai misi, nilai dan Keselamatan kerja masih
tujuan organisasi dikatakan sebagai menjadi pusat perhatian dan
komitmen. Komitmen dikembangkan penelitian-penelitian keselamatan
pada bentuk hubungan yang bersifat kerja terus berlanjut untuk
exchange theory yaitu melihat menemukan anitseden yang
adanya hubungan timbal balik antara memungkinkan terjadinya perilaku
pemenuhan kebutuhan karyawan keselamatan dalam rangka
yang diterima dari tempat kerja meningkatkan intervensi yang tepat.
dengan kontribusi yang telah Diantara anteseden yang masuk akal,
diberikan kepada perusahaan. Bila persepsi pekerja mengenai resiko
karyawan bersikap loyal terhadap cedera cenderung mempengaruhi
perusahaan, maka perusahaan wajib terjadinya cedera dalam tempat kerja.
memberikan reward yang sesuai. (Zhou, Fang, & Wang, 2007).
Kesesuaian reward dengan Komitmen yang tinggi akan
konstribusi membuat karyawan memberikan dampak positif terhadap
termotivasi untuk tetap memelihara perusahaan, sehingga kemungkinan
kinerja kerja yang positif. Faktor terjadinya, keterlambatan, absensi,

2
turn over akan berkurang. dan lingkungan kerja serta terhadap
Sebaliknya produktifitas, kualitas penyakit umum.
kerja dan kepuasan kerja akan Kecelakaan kerja tidak terjadi
meningkat. Pentingnya dilakukan secara kebetulan, melainkan ada
usaha-usaha untuk melindungi sebabnya. Kecelakaan kerja pada
keselamatan karyawan di dalam umumnya disebabkan oleh dua factor
menjalankan pekerjaannya telah utama, yaitu (1) tindakan yang tidak
mendapat perhatian dari pemerintah aman dari manusia itu sendiri
dengan dikeluarkannya Undang- (unsafe action) dan (2) lingkungan
undang Keselamatan Kerja Nomor 1 kerja yang tidak aman (unsafe
tahun 1970. Undang-undang ini condition).
merupakan sarana utama untuk Synder, dkk (2008)
pencegahan kecelakaan, cacat dan menjelaskan bahwa iklim
kematian akibat kecelakaan kerja keselamatan adalah persepsi pekerja
atau penyakit akibat kerja. Dengan terhadap praktek keselamatan,
adanya undang-undang ini peraturan dan prosedur sehingga
pemerintah berusaha untuk mereka bertindak aman dalam
menanggulangi masalah keselamatan lingkungan kerja dikaitkan dengan
dan kesehatan kerja, baik yang prioritas-prioritas lainnya seperti
menyangkut peraturan perundangan produktivitas.
kelembagaan, pengawasan dan Selain itu keselamatan kerja
aturan penegakan hukumnya. Bahkan erat berhubungan dengan
di dalam usaha untuk menggugah peningkatan produksi dan
semua pihak untuk menyadari bahwa produktivitas. Produktivitas adalah
program keselamatan dan kesehatan pebandingan diantara hasil kerja
kerja (K3) merupakan sesuatu yang (output) dan upaya yang
mutlak dilaksanakan di dalam proses dipergunakan (input). (Suma’mur,
produksi barang dan jasa. 1981). Akan tetapi untuk mencapai
Suma’mur (1992) mengatakan tingkat produktifitas yang tinggi
keselamatan kerja adalah tidak mudah, karena perusahaan
keselamatan yang bertalian dengan menghadapi berbagai kendala yang
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan antara lain berkaitan dengan sumber
proses pengolahannya, landasan daya manusia, yang merupakan
tempat kerja dan lingkungan serta faktor amat penting dalam proses
cara-cara melakukan pekerjaan. produksi.
Sedangkan definisi kesehatan kerja Tujuan Keselamatan dan
adalah merupakan spesialisasi dalam Kesehatan Kerja menurut Suma’mur
ilmu esehatan beserta prakteknya (1992) adalah:
yang bertujuan agar pekerja 1. Agar setiap karyawan mendapat
memperoleh derajat kesehatan yang jaminan keselamatan dan
setinggi-tingginya baik fisik, mental kesehatan kerja baik secara fisik,
maupun social, dengan usaha yang sosial dan psikologis.
preventif dan kuratif terhadap 2. Agar setiap perlengkapan dan
penyakit-penyakit atau gangguan- peralatan kerja digunakan sebaik-
gangguan kesehatan yang baiknya dan seefektif mungkin.
diakibatkan factor-faktor pekerjaan

3
3. Agar semua hasil produksi memberi arti suatu rangsangan
dipelihara keamanannya. yaitu pandangan individu
4. Agar adanya jaminan atas berdasarkan informasi yang
pemeliharaan dan perlindungan diterima oleh panca indera ,
kesehatan gizi karyawan. pengalaman atau hal yang pernah
5. Agar meningkatkan kegairahan, dilihat dalam kehidupan sehari-
keserasian dan partisipasi kerja. hari.
6. Agar terhindar dari gangguan b. Afeksi : cara individu dalam
kesehatan yang disebabkan oleh merasakan, mengekspresikan
lingkungan atau kondisi kerja. emosi terhadap rangsang
7. Agar setiap karyawan merasa berdasarkan nilai-nilai dalam
aman dan terlindungi dalam dirinya yang kemudian
bekerja. mempengaruhi persepsinya.
Dari survey sebelumnya juga Tenaga kerja merupakan
diketahui bahwa program faktor yang sangat menentukan bagi
keselamatan kerja sudah di perusahaan, tenaga kerja juga
sosialisasikan dengan baik. Maka merupakan faktor produksi yang
berdasarkan hal tersebut penulis memiliki peran penting dalam
tertarik untuk meneliti hubungan kegiatan perusahaan. Dalam
persepsi karyawan terhadap melaksanakan pekerjaannya tenaga
penerapan program keselamatan dan kerja ini akan menghadapi ancaman
kesehatan kerja (K3) dengan bagi keselamatan dan kesehatannya
komitmen karyawan pada yang akan datang dari pelaksanaan
perusahaan. tugas mereka tersebut. Karena itu
Sarwono (1992) persepsi dalam rangka menjalankan usaha
adalah proses penerimaan informasi yang aman (safe business) maka
untuk dipahami. Alat untuk program pelindungan bagi karyawan
memperoleh persepsi tersebut adalah melalui penerapan Sistem
pengindraan (penglihatan, Manajemen Keselamatan dan
pendengaran atau peraba), sedangkan Kesehatan Kerja dan Undang-undang
alat untuk memahaminya adalah No. 1 tahun 1970 tentang
kesadaran atau kognisi. Menurut Keselamatan Kerja dan Undang-
Walgito (1994) persepsi merupakan undang No. 13 tahun 2003, tentang
suatu proses yang didahului ketenagakerjaan, yang menyatakan
penginderaan, yaitu proses kewajiban pengusaha melindungi
diterimanya stimulus oleh individu tenaga kerja dari potensi bahaya
melalui alat reseptornya. Individu yang dihadapinya. Walaupun
kemudian melakukan namanya undang-undang tentang
pengorganisasian dan interprestasi keselamatan kerja, namun cakupan
terhadap stimulus yang di indera materinya termasuk pula masalah
tersebut, sehingga dapat disadari dan kesehatan kerja, karena keduanya
dimengerti. tidak dapat dipisahkan. Jika
Aspek-aspek persepsi menurut Mc keselamatan kerja sudah terlaksana
Dowwel & Newel (1996) adalah : dengan baik, maka kesehatan
a. Kognisi : cara berfikir, kerjapun akan tercapai.
mengenali, memaknai dan

4
Keselamatan dan kesehatan (K3) dengan komitmen karyawan,
kerja sebagai ilmu pengetahuan dan yaitu bila karyawan memiliki
penerapannya dalam usaha persepsi positif terhadap kesehatan
mencegah kemungkinan terjadinya dan keselamatan kerja (K3) maka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja komitmennya juga akan tinggi
ditempat kerja. Keselamatan dan
kesehatan kerja harus diterapkan dan METODE PENELITIAN
dilaksanakan di tempat kerja. Tempat
kerja adalah, setiap tempat yang Penelitian ini menggunakan metode
didalamnya mengandung 3 unsur, kuantitatif yang bersifat korelasi,
yaitu : yang bertujuan untuk melihat
1. Adanya suatu usaha, baik usaha hubungan antara satu variabel
yang bersifat ekonomis maupun dengan variabel lain. Pembahasan
usaha yang bersifat sosial. dalam penelitian ini meliputi
2. Adanya sumber bahaya. identifikasi variabel penelitian,
3. Adanya tenaga kerja yang definisi variabel penelitian, populasi
bekerja di dalamnya, baik secara penelitian, sample penelitian, metode
terus menerus maupun sewaktu- pengumpulan data dan metode
waktu. analisa data.
Persepsi terhadap A. Identifikasi Variabel Penelitian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Identifikasi variabel penelitian
(K3) adalah pandangan karyawan digunakan untuk menguji hipotesa
terhadap apa yang diberikan oleh penelitian. Dalam penelitian ini,
perusahaan yang bertujuan supaya variabel-variabel yang digunakan
karyawan terjaga dan terjamin yaitu :
keselamatan dan kesehatan kerjanya. a. Variabel Terikat : Komitmen
Persepsi disini tidak lepas dari kerja karyawan
respon kognitif yaitu suatu bentuk b. Variabel Bebas : Persepsi
usaha untuk memahami pertama apa terhadap Keselamatan dan
yang dipikirkan orang sewaktu Kesehatan Kerja (K3)
mereka dihadapakan kepada stimulus B. Definisi Operasional Variabel
persuasif, dan kedua bagaimana Penelitian
pikiran serta proses kognitif yang a. Komitmen Kerja Karyawan
berkaitan menentukan apakah Adalah hubungan
mereka mengalami perubahan sikap antara karyawan dengan
dan sejauh mana perubahan itu perusahaan yang merupakan
terjadi. (Greenwald, 1968; Petty, orientasi karyawan pada
Ostrom & Brock, 1981: Baron & perusahaan sehingga bersedia
Byne) dalam (Azwar, 2002). menyumbangkan energinya
Hipotesa dan mengikatkan diri melalui
Dalam penelitian ini diajukan aktifitas dan keterlibatan
sebuah hipotesa sebagai jawaban dalam perusahaan untuk
sementara. Adapun hipotesa dalam mencapai tujuan perusahaan.
penelitian ini yaitu : ada hubungan (Mowday, Porter, dan Steers
positif antara persepsi terhadap ,dalam Oktorita, Rosyid, &
kesehatan dan keselamatan kerja Lestari, 2004). Jadi komitmen

5
karyawan dapat diartikan adalah metode skala yang
sebagai penerimaan penuh disebarkan kemudian
karyawan atas nilai-nilai dikumpulkan dan diolah dimana
dan tujuan perusahaan, skala ini terdiri dari skala persepsi
sehingga ada keinginan kuat terhadap penerapan K3 dan skala
untuk tetap menjadi anggota komitmen kerja karyawan.
perusahaan tersebut. Pernyataan dalam skala berisi
b. Persepsi terhadap K3 tentang indikator-indikator dari
Persepsi terhadap aspek persepsi terhadap penerapan
Keselamatan dan Kesehatan K3 dan aspek komitmen kerja
Kerja (K3) adalah pandangan karyawan.
karyawan terhadap apa yang Skala yang digunakan dalam
diberikan perusahaan yang uji coba aitem adalah skala
bertujuan supaya karyawan Komitemen karyawan dan Skala
terjaga dan terjamin Persepsi terhadap K3. Pada uji
keselamatan dan kesehatan coba ini peneliti menyebarkan
kerjanya. Persepsi disini tidak kuisioner kepada 50 orang subyek
lepas dari respon kognitif yang telah dipilih secara acak.
dimana suatu bentuk usaha Skala ini dibuat oleh peneliti dan
untuk memahami pertama di uji cobakan kepada 50 subyek
apa yang dipikirkan orang dengan tujuan untuk mengetahui
sewaktu mereka dihadapkan aitem-aitem yang sahih dan gugur.
pada stimulus persuasif, Dari 50 butir aitem yang ada
kedua bagaimana pikiran 16 butir aitem mewakili aspek
serta proses kognitif yang keterikatan emosional karyawan
berkaitan menentukan apakah dengan perusahaan, 16 butir aitem
mereka mengalami perubahan mewakili aspek perkembangan
sikap dan sejauh mana rasional dalam keputusan untuk
perubahan itu terjadi. (Baron bertahan atau tidak dalam
& Byne, dalam Azwar, perusahaan, dan 16 butir aitem
2002). mewakili aspek keyakinan dan
c. Subyek Penelitian penerimaan norma-norma nilai-
Teknik pengambilan nilai di perusahaan.
sampel dalam penelitian ini Sedangkan pada Skala
adalah dengan menggunakan Persepsi terhadap K3, terdapat 48
teknik random sampling atau butir aitem yang terdiri dari 23
acak, yang mana dalam butir aitem favourable dan 25
penelitian ini peneliti butir aitem unfavourable. Dari 50
mengambil 50 subyek dari 85 butir aitem yang ada 10 butir
orang subyek di PT. Rahayu aitem mewakili aspek pelatihan
Trade & Contractor. K3, 10 butir aitem mewakili
Sehingga ada 50 subyek yang publisitas, 10 butir aitem
akan di teliti. mewakili aspek pengontrolan
d. Metode Analisa Data kerja, 10 butir aitem mewakili
Metode pengumpulan data yang aspek inspeksi & disiplin, dan 10
dipergunkan dalam penelitian ini

6
butir aitem mewakili aspek dapat dilakukan analisis
program kesehatan. dengan menggunakan
Setelah kedua skala disebar teknik statistik
kepada subyek dan setelah proses parametrik, namun
peghitungan dengan apabila data yang
menggunakan program SPSS versi dianalisis tidak normal,
16.0 for Windows, maka peneliti maka analisis dilakukan
mendapatkan hasil sebagai dengan menggunakan
berikut : teknik statistik non-
- Skala Persepsi karyawan parametrik (Sugiyono,
terhadap pelaksanaan program 2009). Uji normalitas
K3. menggunakan teknik
Dari 50 butir aitem yang statistik uji
disebar terdapat 8 butir aitem Kolomogorov-Smirnov
yang gugur dan 42 butir aitem Goodness of Fit Test.
yang sahih. 2. Uji linieritas, merupakan
- Skala Komitmen karyawan suatu prosedur yang
Dari 48 butir aitem yang digunakan untuk
disebar terdapat 22 butir aitem mengetahui status linear
yang gugur dan 26 butir aitem tidaknya suatu distribusi
yang sahih. data penelitian. Apabila
e. Metode Analisis Data harga F empirik lebih
Hadi (2004) kecil daripada F teoritik,
menyatakan bahwa analisis berarti distribusi data
data adalah cara yang yang diteliti berbentuk
digunakan untuk mengolah linear (Winarsunu, 2004).
data yang diperoleh sehingga 3. Uji Hipotesis adalah
didapatkan suatu kesimpulan. metode pengambilan
Metode analisis data yang keputusan yang
digunakan adalah analisis didasarkan dari analisa
statistik. Penelitian ini data, baik dari percobaan
bertujuan untuk mencari arah yang terkontrol maupun
hubungan antar variabel. dari observasi (tidak
Asumsi yang harus terkontrol). Penghitungan
dipenuhi untuk melakukan uji hipotesis
analisis data dengan teknik menggunakan program
analisis regresi linier SPSS versi 16.0 for
sederhana adalah : Windows.
1. Uji normalitas, dipakai
untuk menguji apakah
data subjek penelitian
mengikuti suatu distribusi
normal statistik. Uji
normalitas dilakukan
apabila data memiliki
distribusi normal, maka

7
HASIL PENELITIAN DAN diferensiasi yang dikehendaki.Untuk
PEMBAHASAN memperoleh kategori perlu
ditentukan terlebih dahulu batasan
1. Analisis Deskriptif yang akan digunakan berdasarkan
Tabel 4.4 nilai deviasi standar dengan
Deskripsi Data Penelitian memperhitungkan rentangan nilai
(Hipotetik) maksimum dan minimum teoritisnya.
Variabel X X Mean SDH Kategori ini ditentukan dengan
Min Max sebaran empirik.
Persepsi 42 168 105 31,5
Deskripsi data penelitian
Terhadap K3
Komitmen 26 104 78 19,5 diatas selanjutnya akan digunakan
Karyawan untuk mengetahui kategorisasi
Tabel 4.2 kelompok subjek pada variabel-
Deskripsi Data Penelitian variabel yang diteliti. Kategorisasi
(Empirik) ini dimaksudkan untuk menempatkan
Variabel Mean SDE individu ke dalam kelompok-
Min Max kelompok yang terpisah secara
Persepsi 105 167 2,684 ,556 berjenjang, dimana jenjang ini
Terhadap K3
seperti contohnya dari rendah ke
Komitmen 66 77 3,083 ,601
Karyawan tinggi. Azwar (2005) juga
Keterangan : menyatakan karena kategori ini
 Hipotetik bersifat relatif, maka peneliti boleh
X min = jumlah item x skor menetapkan secara subjektif luas
minimal intervalnya yang mencakup setiap
X max = jumlah item x skor kategori yang diinginkan, selama
maksimal penetapan tersebut masih berada
Mean = X min + X max dalam batasan kewajaran dan dapat
2 diterima akal. Dalam hal ini peneliti
 Empirik menggunakan rumus kategorisasi
Nilai Y min dan Y max, mean yang dibuat oleh Azwar (2005)
dan SD empirik dapat dilihat dimana terdapat lima kategori berikut
pada output hasil olah data SPSS ini : Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,
16.00 for Windows. Rendah, Sangat Rendah.
Berdasarkan deskripsi data
penelitian diatas dapat diketahui Tabel 4.5
kategori masing-masing variabel Penelitian Responden terhadap
yaitu persepsi terhadap K3 dan Variabel Persepsi Terhadap K3
komitmen karyawan pada subjek. Jumlah aitem : 42
Deskripsi yang digunakan untuk Pilihan jawaban terendah 1
membuat kategori pada masing- Pilihan jawaban tertinggi 4
masing variabel penelitian yaitu : Skor min : Pilihan jawaban terendah
X jumlah aitem
Sangat Tinggi, Tinggi, Rendah, : 1 X 42 = 42
Sangat Rendah. Kategori ini dapat Skor max : Pilihan jawaban tertinggi
dilihat berdasarkan empat X jumlah aitem
kategorisasi. Penetuan kategorisasi : 4 X 42 = 168
tersebut didasarkan pada tingkat Mean µ : (Min + Max) : 2

8
: (42 + 168) : 2 = 105 Moment Pearson menunjukan bahwa
SD α : (Max – Min) : 4 nilai prx 0,013) <Level of Significant
: (168 – 42) : 4 = 31,5
Kategori Norma Skor Σ %
(0,05). Hal ini berarti variabel
Tinggi x>µ+1 x> 20 66 komitmen karyawan PT. Rahayu
α 136,5 Trade & Contractor mempunyai
Sedang µ-1α< 73,5 < 10 33 hubungan yang signifikan dengan
x≤µ+1 x≤ persepsi terhadap K3 dengan nilai
α 136,5 sumbangan efektif 20%, sedangkan
Rendah x≤µ-1α x≤ 0
73,5 sisanya sebesar 80% dipengaruhi
Total 30 100 oleh variabel lain di luar model,
misalnya kompensasi non finansial,
Penelitian Responden terhadap kompensasi finansial, lingkungan
Variabel Komitmen Karyawan kerja, dan lain-lain. Hubungan positif
yang signifikan antara persepsi
Variabel Komitmen Karyawan terhadap K3 dengan komitmen
organisasi memiliki arti bahwa
Jumlah aitem : 26 artinya semakin positif persepsi
Skor min : 1 X 26 = 26 terhadap K3 maka semakin tinggi
Skor max : 4 X 26 = 104 komitmen organisasinya. Begitu juga
Mean µ : (Min + Max) : 2
: (26 + 104) : 2 = 78
sebaliknya, semakin negatif persepsi
SD α : (Max – Min) : 4 terhadap K3 maka semakin rendah
: (104 – 26) : 4 = 19,5 komitmen organisasinya.
Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis
Tabel 4.7 yang menyatakan ada hubungan
Kategori Norma Skor Σ % positif antara persepsi terhadap K3
Tinggi x>µ+1 x> 0 0 dengan komitmen organisasi dapat
α 97,5 diterima. Terujinya hipotesis dalam
Sedang µ-1α<x 58,5 < 30 100
≤µ+1α x≤ penelitian ini menunjukkan bahwa
97,5 individu yang memiliki persepsi
Rendah x≤µ-1α x≤ 0 0 terhadap K3 yang positif baik
58,5 berupa aspek kognisi dan afeksi
Total 30 100 mengenai aktivitas mental, kekuatan
fisik dan waktu memegang peranan
Penelitian ini bertujuan untuk dalam munculnya komitmen
mengetahui ada atau tidaknya organisasi.
hubunganantara persepsi terhadap Komitmen organisasi
K3 dengan komitmen organisasi merupakan faktor penting dalam
karyawan proyek pembangunan di suatu organisasi, karena dengan
PT. Rahayu Trade & Contractor. karyawan yang memiliki komitmen
Pengujian hipotesis daripenelitian ini organisasi akan meningkatkan
menunjukkan hasil bahwa terdapat kinerja dan nantinya juga akan
hubungan positif antara meningkatkan efektivitas perusahaan
persepsiterhadap K3 dengan secara keseluruhan sehingga visi,
komitmen organisasi karyawan di misi dan tujuan organisasi tercapai.
PT. Rahayu Trade & Contractor. K3 tidak hanya memberi keuntungan
Hasil analisa Korelasi Product bagi perusahaan, tetapi juga bagi

9
karyawannya. Menurut Allen & sebelum pekerjaan di mulai. Selain
Meyer (1990) komitmen organisasi itu perusahaan juga memberikan
merupakan perwujudan psikologis sosialisasi mengenai peraturan dan
yang mengkarakteristikan hubungan fasilitas-fasilitas keselamatan.
pekerja dengan organisasi dan Dengan adanya sosialisasi ini
memiliki implikasi terhadap diharapkan perkerja dapat memiliki
keputusan untuk melanjutkan pemahaman atau persepsi yang
keanggotaannya dalam organisasi. positif terhadap K3. Sesuai dengan
(Prihartiningsih, Sugiyanto, 2010) penelitian Riyadi (dalam
Persepsi terhadap K3 Prihartiningsih & Sugiyanto, 2010),
mempunyai hubungan yang tingkat pengetahuan pekerja akan
signifikan dengan komitmen memperngaruhi tingkat komitmen
karyawan, dimana menurut Baron & mereka terhadap perusahaan.
Byne (2005) persepsi terhadap K3 Perusahaan bukan saja
merupakan cara pandang karyawan mengharapkan karyawan yang
terhadap apa yang diberikan oleh mampu, cakap dan terampil, namun
perusahaan yang bertujuan supaya yang lebih penting adalah mereka
karyawan terjaga dan terjamin yang bersedia bekerja dengan giat
keselamatan dan kesehatan kerjanya. dan mempunyai komitmen yang
Persepsi disini tidak lepas dari tinggi dalam mencapai keberhasil.
respon kognitif dimana suatu bentuk Kemampuan, kecakapan,
usaha untuk memahami apa yang keterampilan karyawan tidak ada
dipikirkan orang sewaktu mereka artinya bagi perusahaan jika kayawan
dihadapkan pada stimulus persuasif tidak mempunyai komitmen dalam
dan bagaimana pikiran serta proses bekerja. Pernyataan ini menjelaskan
kognitif yang berkaitan menentukan bahwa komitmen karyawan sangat
apakah mereka mengalami penting dalam menunjang
perubahan sikap atau sejauh mana tercapainya tujuan perusahaan.
perubahan itu terjadi. Proses Meski demikian pengaruh komitmen
persepsi seseorang dapat dipengaruhi karyawan terhadap pencapaian
oleh motivasi , kebutuhan, tujuan perusahaan terjadi secara tidak
pengalaman masa lalu, sikap dan langsung.
kepribadian orang tersebut. (Yohanes Persepsi terhadap penerapan
Budiarto, Selly, 2004) program K3 dan komitmen karyawan
Berdasarkan hasil terhadap perusahaan merupakan
wawamcara dengan kepala K3 pada suatu yang penting dalam
proyek ini, perusahaan telah pengelolaan karyawan. Komitmen
melakukan usaha-usaha untuk tumbuh di dahului dengan adanya
meningkatkan persepsi karyawan niat untuk bekerja dalam organisasi.
terhadap K3, misalnya dengan Karyawan yang mempunyai
mengadakan morning talk. Morning komitmen yang tinggi ditanda
talk adalah program untuk dengan tingkat kehadiran yang
meningkatkan persepsi karyawan tinggi, keterlibatan aktif, keterikatan
terhadap K3 dengan cara memberi yang kuat dan berorientasi pada
pengarahan tentang keselamatan pencapaian tujuan.
kerja yang diadakan setiap pagi

10
Penerapan program K3 ini disimpulkan bahwa persepsi terhadap
sangat penting, bukan hanya untuk K3 berpengaruh positif terhadap
mengendalikan resiko kecelakaan komitmen karyawan. Hal ini
kerja, terlebih lagi jika dikaitkan menunjukan bahwa semakin positif
dengan kondisi perekonomian, yang persepsi seorang karyawan terhadap
mana jika terjadi kecelakaan kerja K3, maka semakin tinggi komitmen
akan menyebabkan kerugian karyawan terhadap perusahaan.
material, aset pada perusahaan Seorang karyawan berusaha
maupun karyawan. (Zulyanti, 2013). memberikan komitmen dari dirinya
Dita Artaningtyas (2007) dalam demi kepentingan perusahaan dan
penelitiannya menyatakan bahwa berusaha untuk tetap menjadi
permasalahan promotif adalah anggota dalam perusahaan tersebut.
perilaku karyawan yang tidak B. Saran
terbiasa makan pagi, istirahat teratur, Beberapa saran yang dapat
dan kurangnya pengetahuan tentang peneliti kemukan dari penelitian ini
K3. adalah :
Hasil penelitian ini sejalan 1. Bagi subyek penelitian
dengan penelitian yang dilakukan Penelitian ini menunjukan
oleh Iqlima Sari dan Widyastuti bahwa komitmen subyek penelitian
(2013), dikatakan bahwa ketika cenderung tinggi. Berdasarkan hal ini
karyawan merasa bahwa keselamatan diharapkan subyek penelitian di PT.
dan kesehatannya diperhatikan oleh Rahayu Trade & Contractor dapat
perusahaan, maka akan tumbuh mempertahankan komitmennya
kepercayaan terhadap perusahaan. terhadap perusahaan dengan cara
Selanjutnya kepercayaan tersebut lebih memahami persepsi terhadap
menyebabkan seorang karyawan K3.
berusaha untuk memberikan 2. Bagi perusahaan
komitmen dari dirinya demi Perusahaan hendaknya selalu
kepentingan perusahaan dan menerapkan K3 sehingga tercipta
berusaha untuk menjadi anggota suasana yang kondusif, yang dapat
dalam perusahaan tersebut membuat karyawan merasa aman,
nyaman dalam menjalani
KESIMPULAN DAN SARAN pekerjaannya yang pada akhirnya
akan mempertahankan tingkat
Kesimpulan dan saran ini merupakan komitmen karyawan.
hasil dari penelitian untuk Perusahaan juga dapat
mengetahui hubungan antaran mempertimbangkan faktor-faktor
persepsi terhadap K3 dengan psikologis yang dapat berperan
komitmen karyawan di PT. Rahayu dalam mempengaruhi kinerja
Trade & Contractor. Kesimpulan karyawan, terutama dalam ranah
yang diperoleh dari hasil penelitian psikologi positif seperti halnya dalam
yang dilakukan dan disarankan akan penelitian ini yaitu persepsi K3.
diuraikan sebagai berikut : 3. Bagi Peneliti selanjutnya
A. Kesimpulan Penelitian ini hanya meninjau
Berdasarkan hasil penelitian sebagia hubungan saja, sehingga
yang telah dilakukan dapat disarankan bagi peneliti selanjutnya

11
untuk mengkaji lebih lanjut faktor- Yogyakarta: Fakultas
faktor lain yang dapat mempengaruhi Psikologi Universitas
komitmen, seperti : fasilitas kerja, Gadjah Mada.
tunjangan kesejahteraan, suasana
kerja, serta upah yang diterima dari Silalahi, B. N. B. dan Silalahi, R. B.
perusahaan. Sebaiknya jika peneliti 1995. Manajemen
ingin mengambil data maka Keselamatan dan
diharapkan pengambilan data KesehatanKerja. Jakarta: PT.
dilakukan tidak saat para pekerja Pustaka Binaman Pressindo.
selesai menjalani libur panjang.
Snyder, C. R., dkk (2002). The Role
DAFTAR PUSTAKA of Hope in Academic And
Sport Achievement. Journal
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian of Personality and Social
Suatu Pendekatan Praktik. Psychology 73: 1257-1267.
Jakarta: Rineka Cipta Ambar.
Sugiyono. 2009 Metode Penelitian
Azwar, S. 2004. Penyusunan Skala Kualitatif, Kuantitatif dan R
Psikologi Yogyakarta: & D. Bandung :
Pustaka Pelajar Offset. Alfabeta.

------------. 2002. Sikap Manusia dan Suma’mur, P. K. 1981. Keselamatan


Pengukurannya.Yogyakarta:p Kerja dan Pencegahan
ustaka Pelajar Kecelakaan Jakarta: Gunung
Agung.
Hadi, S. 1992 Metodelogi Penelitian
Jilid I. Yogyakarta: Andi Suma’mur, P. K. 1992. Higine
Offset. Perusahaan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta: CV. Haji Mas
Iqlima. S., Widyastuti. 2013: Agung.
Loyalitas Karyawan Ditinjau
dari Persepsi tehadap Suryabrata, S. 2008 Pengembangan
PenerapanK3. Jurnal Alat Ukur Psikologis.
Psikologi : Yogyakarta: Andi Offset
Universitas Setia Budi. Winahyu, L. 2007: Perbedaan
Persepsi terhadap Gaya
Minner, J. B. 1992: Industrial Kepemimpinan Atasan
Organization Psychology. Berdasarkan Komitmen pada
Singapore: McGraw-Hill. Organisasi. Jurnal Psikologi :
Universitas Tarumanegara, 9,
Oktorita. B., Rosyid, dan Lestari, (2), 138-139.
2004: Hubungan Antara
Sikap Terhadap Penerapan Walgito,B.1994 Psikologi Umum.
Program K3 dengan Pustaka Pelajar
Komitmen Karyawan Pada
Perusahaan. Jurnal.

12
Zhou, Q., Fang, D., & Wang, X.
2007. A Method to Identify
Strategies for the
Improvement of
Human Safety Behavior by
Considering Safety Climate
and Personal Experience.
Safety Science, 46.

13

Anda mungkin juga menyukai