Andi Wijayanto
Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro
Email: andi@undip.ac.id
Abstract
The objective of this research is to find out the influence of Occupational Health and Safety Program
toward the performance of the employees mediated by work motivation. The method of data collection
in this explanatory research employs questionnaire, interview, observation, and documentation. From
the population of 188 employees, the proportional stratified random sampling method results in 55
employees as the sample. Data analysis uses Path Analysis. Based on the result of the research, it
can be concluded that Occupational Health and Safety Program has positive and significant influence
mediated by the variable of work motivation. PT. PLN (Persero) APJ Semarang should improve its
Occupational Health and Safety Program to increase employees’ work motivation which in turn will
result in maximum work performance.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap
prestasi kerja karyawan yang dimediasi variabel motivasi kerja. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT. PLN (Persero) APJ Semarang yang berjumlah 118 orang. Metode
pengambilan sampel menggunakan proportionate Stratified Random Sampling dan ditetapkan sampel
sebanyak 55 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil
penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja dan kesejahteraan (K3) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan yang dimediasi oleh variabel motivasi kerja. PT. PLN (Persero)
APJ Semarang seharusnya untuk meningkatkan K3 bagi karyawan agar motivasi kerja mereka
menjadi lebih tinggi, sehingga mereka dapat memberikan performa yang maksimal.
Keywords
Occupational Health and Safety, Work Performance
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Prestasi Kerja
|1
2 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012
ventilasi, penerangan dan perlengkapan; (c) untuk bertindak atau tenaga dalam diri manusia
Penyempurnaan ergonomic (penyesuaian yang menyebabkan manusia bertindak.
dengan bentuk alat dan bahan yang tersedia); Motivasi muncul karena adanya kebutuhan
(d) Pengawasan atas kebiasaan; (e) yaitu kekurangan yang dialami individu pada
Penyesuaian volume produksi dengan jam suatu waktu tertentu yang dapat berupa fisik,
proses kerja; dan Adanya Panitia Keselamatan psikologis atau sosiologis. Bila ada kebutuhan,
dan Kesehatan Kerja dalam perusahaan. individu lebih mudah termotivasi. Teori atau
Keselamatan merupakan hirarki kebutuhan model yang menjelaskan motivasi (Gibson,
dari Maslow (Gibson, et. Al., 1994) yang mana et.al, 1994) salah satunya adalah hirarki
apabila kebutuhan terpenuhi maka termotivasi kebutuhan dari Maslow. Inti teorinya adalah
untuk melakukan pekerjaan sesuai harapan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam
perusahaan. suatu hirarki yaitu: (a) Fisiologis: kebutuhan
Kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari makan, minum, tempat tinggal dan bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit sakit; (b) Keselamatan dan kesehatan:
yang disebabkan lingkungan kerja kebebasan dari ancaman; (c) Rasa memiliki,
(Mangkunegara, 2001). Perusahaan mengenal social, dan cinta : teman, afiliasi, interaksi dan
dua kategori penyakit yang diderita tenaga cinta; (d) Penghargaan: penghargaan diri,
kerja (Silalahi, 1995) yaitu: (a) Penyakit umum penghargaan dari orang lain; dan (e)
yang mungkin dapat diderita semua orang. Aktualisasi diri: memenuhi diri sendiri dengan
Penyakit umum merupakan tanggung jawab penggunaan kemampuan maksimum,
anggota masyarakat karena itu harus ketrampilan dan potensi.
mengadakan pemeriksaan sebelum masuk Teori Maslow mengasumsikan bahwa
kerja; dan (b) Penyakit akibat kerja, yang dapat orang berusaha memenuhi kebutuhan yang
timbul setelah karyawan yang tadinya terbukti lebih pokok sebelum berusaha memenuhi
sehatmemulai pekerjaannya. kebutuhan yang tertinggi. Arep dan Tanjung
Pencegahan gangguan kesehatan akibat (2003) menyebutkan motivasi yang diinginkan
faktor dalam pekerjaan (Suma’mur, 1993) karyawan adalah jaminan ketenangan dan
adalah dengan substitusi, ventilasi, isolasi, ketegangan terhadap diri dan keluarga
pelindung, pemeriksaan kesehatan sebelum pegawai, kondisi lingkungan kerja baik fisik
kerja, pemeriksaan berkala, penerangan, dan maupun non fisik, dan jaminan kebebasan
pendidikan tentang kesehatan kepada pekerja dalam menjalankan pekerjaannya.
secara kontinyu. Pemantauan kesehatan kerja Prestasi kerja juga diartikan sebagai
dapat dilakukan dengan (Rivai, 2003) sesuatu yang dikerjakan yang dihasilkan atau
mengurangi timbulnya penyakit, penyimpanan diberikan seseorang atau sekelompok orang
catatan tentang lingkungan kerja, memantau (Dharma, 1991). Prestasi kerja merupakan
kontak langsung, penyaringan genetik. Menurut suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
peraturan Menteri Tenaga Kerja dan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
Transmigrasi Republik Indonesia, kesehatan kepadanya didasarkan atas kecakapan,
kerja bertujuan untuk memberi bantuan kepada pengalaman, kesungguhan, serta waktu
tenaga kerja, melindungi tenaga kerja dari (Hasibuan, 2005). Prestasi kerja timbul dari
gangguan kesehatan yang timbul dari dalam diri pekerja karena prestasi kerja
pekerjaan dan lingkungan kerja, meningkatkan merupakan gabungan dari kemampuan dan
kesehatan, memberi pengobatan dan minat pekerja, kemampuan peran dan tingkat
perawatan serta rehabilitas. motivasi pekerja.
Motif diartikan sebagai sebab yang menjadi Menurut Rasimin (1987), faktor yang dapat
dorongan tindakan seseorang, dasar pikiran mempengaruhi prestasi kerja yaitu faktor yang
dan pendapat, sesuatu yang menjadi pokok bersumber dari individu misalnya bakat,
(Arep dan Tanjung, 2003). Sedangkan menurut kepribadian, sifat, gairah, pendidikan,
Manullang (1992) motivasi berarti pemberian pengalaman, usia dan faktor yang berasal dari
tenaga pendorong yang mendorong manusia luar individu yang berhubungan dengan
jabatan, lingkungan dan organisasi. Untuk
4 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012
mengetahui prestasi yang telah dihasilkan Penilaian prestasi dapat membantu diagnosa
karyawan dibutuhkan penilaian terhadap kesalahan-kesalahan tersebut; (d) Tantangan-
prestasi kerja karyawan. Metode penilaian kerja tantangan eksternal. Kadang-kadang prestasi
menurut Umar (1998) adalah: (a) Metode kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar
penilaian berorientasi waktu lalu. Penilaian lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan,
prestasi kerja dinilai berdasarkan hasil yang kondisi financial atau masalah pribadi. Dengan
telah dicapai selama ini; dan (b) Metode penilaian prestasi kerja tersebut, departemen
penilaian berorientasi masa depan yang personalia dimungkinkan menawarkan bantuan
memusatkan prestasi kerja di waktu yang akan kepada semua karyawan yang dibutuhkan atau
datang melalui penilaian potensi karyawan atau yang diperkirakan memerlukan.
melalui penetapan sarana prestasi di masa Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
datang. dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
Tujuan penilaian prestasi adalah
memperbaiki dan meningkatkan prestasi kerja H1 : Keselamatan kerja berpengaruh
karyawan yang pada akhirnya nanti akan signifikan terhadap motivasi kerja
bermanfaat bagi pelaksanaan fungsi-fungsi karyawan.
operasional SDM (Panggabean, 2002). Selain H2 : Kesehatan kerja berpengaruh
itu, kegunaan-kegunaan prestasi kerja signifikan terhadap motivasi kerja
(Handoko, 1995) diantaranya: (a) Perbaikan karyawan.
Prestasi Kerja. Umpan balik pelaksanaan kerja H3 : Keselamatan dan kesehatan kerja
memungkinkan karyawan, manajer dan secara simultan berpengaruh
departemen personalia dapat memperbaiki signifikan terhadap motivasi kerja
kegiatan-kegiatan mereka demi perbaikan karyawan.
prestasi kerja; (b) Ketidakakuratan H4 : Keselamatan kerja secara langsung
informasional. Prestasi kerja yang jelek berpengaruh signifikan terhadap
mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan prestasi kerja karyawan.
dalam informasi analisis jabatan, rencana- H5 : Motivasi kerja berpengaruh signifikan
rencana sumber daya manusia, atau terhadap prestasi kerja karyawan
komponen-komponen sistem informasi H6 : Kesehatan kerja secara langsung
manajemen personalia lainnya. berpengaruh signifikan terhadap
Menggantungkan diri pada informasi yang tidak prestasi kerja karyawan.
akurat (teliti) dapat mengakibatkan keputusan H7 : Keselamatan kerja dan kesehatan
personalia yang diambil menjadi tidak tepat; (c) kerja terhadap prestasi kerja
Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan. karyawan yang dimediasi variabel
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan motivasi kerja.
suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan.
Motivasi Prestasi
Kerja (Z) Kerja (Y)
periodik, jaminan kesehatan dan fasilitas dapat diartikan bahwa Ho ditolak, dan Ha
kesehatan yang disediakan perusahaan sangat diterima. Dengan kata lain ada pengaruh positif
mendukung karyawan untuk melaksanakan dan signifikan antara keselamatan kerja
pekerjaan masing-masing. terhadap motivasi kerja. Korelasi antara
Sedangkan penilaian responden mengenai variabel keselamatan kerja dengan variabel
motivasi kerja mereka dapat diketahui dari motivasi kerja sebesar 0,726 maka hubungan
pemenuhan kebutuhan rasa aman dalam linier antara keselamatan kerja (X1) dengan
melaksanakan pekerjaan, pemenuhan motivasi kerja (Z) adalah kuat dan positif.
kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan Pengaruh yang diberikan variabel keselamatan
dan keahlian, frekuensi kehadiran, dan kerja terhadap variabel motivasi kerja sebesar
ketepatan waktu datang bekerja. Sebagian 52,8% sedangkan sisanya sebesar 47,2%
besar responden yaitu 31 responden (56,36%) dapat dipengaruhi faktor lain selain faktor
motivasi kerja yang dimiliki sangat tinggi dan 18 keselamatan kerja.
responden (32,73%) memiliki motivasi kerja Hasil pengujian menunjukkan nilai thitung
tinggi karena kebutuhannya terpenuhi oleh sebesar 7,663 dengan signifikasi sebesar 0,000
perusahaan yakni pemenuhan akan kebutuhan kurang dari 0,05 (5%) dan thitung lebih besar dari
rasa aman dan pemenuhan mengembangkan ttabel (df= n-2, df = 55-2=53) (Supranto, 2009)
kemampuan dan keahlian. Sehingga apabila yaitu 1,674 maka Ho ditolak, dan Ha diterima.
kebutuhan tersebut terpenuhi maka karyawan Dengan kata lain ada pengaruh positif dan
memiliki dorongan untuk bekerja lebih baik. signifikan antara kesehatan kerja terhadap
Selain itu, adanya frekuensi kehadiran dan motivasi kerja. Tingkat keeratan hubungan
ketepatan waktu menunjukkan motivasi variabel kesehatan kerja dengan motivasi kerja
melaksanakan pekerjaan dengan baik. sebesar 0,725. Pengaruh yang diberikan
Prestasi kerja disebutkan sebagai hasil variabel kesehatan kerja terhadap variabel
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai motivasi kerja sebesar 52,6% sedangkan
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan sisanya sebesar 47,4% dipengaruhi faktor lain
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang selain faktor kesehatan kerja.
diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001). Hasil pengujian menunjukkan nilai Fhitung
Persepsi karyawan mengenai prestasi yang sebesar 37,292 dengan signifikasi 0,000 artinya
dihasilkan berbeda-beda karena setiap individu kurang dari 0,05 (5%) dan degree of freedom
memiliki karater yang tidak sama. Untuk (df1) pembilang/numerator (m) yaitu banyaknya
mengukur prestasi kerja karyawan, diajukan 3 variabel bebas (X1, X2) = 2, dan df2/ atau df
pertanyaan yaitu mengenai ketepatan waktu, denominator (n-m-1) = 55 –2–1 = 52 sehingga
kuantitas pekerjaan dan kualitas pekerjaan. diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu
Hanya sedikit responden (10,91%) yang 3,175 maka dapat diartikan bahwa Ho di tolak,
menyatakan prestasi kerjanya tidak baik. dan Ha diterima. Dengan kata lain ada
Sedangkan sebanyak 30,91% responden pengaruh signifikan antara keselamatan dan
menghasilkan prestasi kerja yang baik. kesehatan kerja secara bersama-sama
Mayoritas responden (58,18%) menyatakan terhadap motivasi kerja. Korelasi antara
prestasi kerja yang dihasilkan sangat baik. variabel keselamatan dan kesehatan kerja
Prestasi kerja yang sangat baik ini ditunjukkan dengan variabel motivasi kerja sebesar 0,768.
dari ketepatan waktu melakukan pekerjaan, Pengaruh yang diberikan variabel keselamatan
kuantitas pekerjaan dan meminimalisir dan kesehatan kerja terhadap variabel motivasi
kesalahan melakukan pekerjaan Oleh karena kerja sebesar 58,9% sedangkan sisanya
itu, pekerjaan dipandang sebagai sesuatu yang sebesar 41,1% dipengaruhi faktor lain selain
menyenangkan. faktor keselamatan dan kesehatan kerja.
Hasil pengujian menunjukkan nilai thitung Persamaan regresi linier sederhana
sebesar 7,693 dengan signifikasi sebesar 0,000 dibentuk Y=2,468 + 0,450X1, dimana Y =
kurang dari 0,05 (5%) dan thitung lebih besar dari Prestasi Kerja, X1 = Keselamatan Kerja. Tingkat
ttabel (df= n-2, df = 55-2=53) yaitu 1,674 maka keeratan hubungan variabel keselamatan kerja
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan... | 7
dengan prestasi kerja sebesar 0,787 maka pengaruh positif dan signifikan antara
hubungan linier antara keselamatan kerja (X1) kesehatan kerja terhadap prestasi kerja.
dengan prestasi kerja (Y) adalah sangat kuat Berdasarkan analisis jalur (Path Analysis),
dan positif. Pengaruh yang diberikan variabel dapat diketahui bahwa: (a) Pengaruh variabel
keselamatan kerja terhadap variabel prestasi keselamatan kerja terhadap motivasi kerja
kerja sebesar 62% sedangkan sisanya sebesar sebesar 0,409; (b) Pengaruh variabel
38% dipengaruhi faktor lain selain faktor kesehatan kerja terhadap motivasi kerja
keselamatan kerja. Nilai thitung sebesar 9,298 sebesar 0,403; (c) Pengaruh variabel
dengan signifikasi sebesar 0,000 kurang dari keselamatan kerja terhadap prestasi kerja
0,05 (5%) dan thitung lebih besar dari ttabel (df= n- sebesar 0,340; (d) Pengaruh variabel motivasi
2, df= 55-2=53) (Supranto, 2009) yaitu 1,674 kerja terhadap prestasi kerja sebesar 0,254; (e)
maka dapat diartikan bahwa Ho ditolak, dan Ha Pengaruh variabel kesehatan kerja terhadap
diterima. Dengan kata lain ada pengaruh positif prestasi kerja sebesar 0,334.
dan signifikan antara keselamatan kerja Sedangkan secara tidak langsung,
terhadap prestasi kerja. pengaruh variabel keselamatan kerja terhadap
Persamaan regresi linier sederhana prestasi kerja melalui motivasi kerja adalah
dibentuk Y = 2,925 + 0,520Z dimana Y = (0,409 x 0,254) = 0,103886. sementara itu
Prestasi Kerja dan Z = Motivasi Kerja. Korelasi pengaruh variabel kesehatan kerja terhadap
antara variabel motivasi kerja dengan variabel prestasi kerja melalui motivasi kerja adalah
prestasi kerja adalah sebesar 0,743 maka (0,403 x 0,254) = 0, 102362.
hubungan linier antara motivasi kerja (Z) Pengaruh total variabel keselamatan kerja
dengan prestasi kerja (Y) adalah kuat dan terhadap prestasi kerja melalui motivasi kerja
positif. Pengaruh yang diberikan variabel adalah sebesar (0,409 + 0,254) = 0,663.
motivasi kerja terhadap variabel prestasi kerja Sedangkan pengaruh total variabel kesehatan
sebesar 55,2% sedangkan sisanya sebesar kerja terhadap prestasi kerja melalui motivasi
44,8% dipengaruhi faktor lain selain faktor kerja = (0,403 + 0,254) = 657. Berdasarkan
motivasi kerja. Nilai thitung sebesar 8,087 dengan hasil analisis data, maka dapat disusun
signifikasi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (5%) persamaan struktural sebagai berikut:
dan thitung lebih besar dari ttabel (df= n-2, df = 55- Z = 0,409 X1 + 0,403 X2+δ1
2=53) (Supranto, 2009) yaitu 1,674 maka dapat Y = 0,340 X1 + 0,334 X2+ 0,254 Z + δ2
diartikan bahwa Ho ditolak, dan Ha diterima. Pengaruh variabel keselamatan kerja, dan
Dengan kata lain ada pengaruh positif dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja
signifikan antara motivasi kerja terhadap sebesar 0,589. Pengaruh variabel lain di luar
prestasi kerja. model terhadap motivasi kerja sebesar 0,411.
Persamaan regresi linier sederhana Pengaruh variabel keselamatan kerja,
dibentuk Y = 2,216 + 0,761X2 dimana Y = kesehatan kerja dan motivasi kerja terhadap
Prestasi Kerja dan X2 = Kesehatan Kerja. prestasi kerja secara gabungan sebesar 0,719.
Tingkat keeratan hubungan variabel kesehatan Pengaruh variabel lain di luar model terhadap
kerja dengan prestasi kerja sebesar 0,786 prestasi kerja sebesar 0,281.
maka hubungan linier antara kesehatan kerja
(X2) dengan prestasi kerja (Y) adalah sangat PEMBAHASAN
kuat dan positif. Pengaruh yang diberikan Keselamatan kerja adalah usaha
variabel kesehatan kerja terhadap variabel menciptakan kondisi aman bagi pekerja dengan
prestasi kerja sebesar 61,8% sedangkan memberikan perlindungan di lingkungan kerja
sisanya sebesar 38,2% dipengaruhi faktor lain supaya pekerja merasa nyaman dalam
selain faktor kesehatan kerja. Nilai thitungsebesar melaksanakan pekerjaannya. Rasa aman
9,250 dengan signifikasi sebesar 0,000 kurang dalam bekerja merupakan hal yang sangat vital
dari 0,05 (5%) dan thitung lebih besar dari ttabel bagi pekerja untuk memperbaharui motivasi
(df= n-2, df = 55-2=53) (Supranto, 2009) yaitu dalam melaksanakan pekerjaan (Rachmawati,
1,674 maka dapat diartikan bahwa Ho ditolak, 2007). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
dan Ha diterima. Dengan kata lain ada secara umum karyawan sangat paham
8 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012
kesehatan karyawan dan fasilitas kesehatan dan kesempatan untuk menduduki posisi yang
yang lengkap. berbeda jika prestasinya baik. Selain itu
Banyak pengusaha yang menganggap frekuensi kehadiran yang baik oleh
keselamatan kerja kurang bermanfaat, hal ini karyawanmenunjukkan bahwa karyawan jarang
memberikan sikap kurangnya perhatian absen dari tempat kerja karena lingkungan
pengusaha sehingga dapat berdampak pada kerja yang baik dan nyaman. Karyawan juga
turunnya prestasi kerja karena karyawan memiliki ketepatan waktu datang bekerja
merasa kurang nyaman dalam bekerja. Agar karena jam yang ditetapkan perusahaan
prestasi karyawan sesuai dengan harapan merupakan jam yang biasa digunakan untuk
perusahaan maka dapat memperhatikan masuk jam kantor.
pemahaman pemakaian alat keselamatan kerja Dari alasan-alasan tersebut maka motivasi
yang benar, pendidikan dan pelatihan kerja karyawan sebagian besar sangat tinggi,
keselamatan, pemberian pengendalian maka dihasilkan pengaruh positif dan signifikan
administrasi dan personil, jaminan keselamatan antara motivasi kerja terhadap prestasi kerja.
dan kelengkapan alat perlindungan diri. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa orang yang
Mayoritas karyawan menyatakan keselamatan termotivasi ada perasaan untuk meraih prestasi
kerja sangat baik karena adanya perhatian yang baik dan manfaat orang yang termotivasi
perusahaan tentang pemakaian alat adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan
keselamatan yang baik, pendidikan tepat (Arep dan Tanjung, 2003).
keselamatan bagi karyawan pada saat training Kesegaran jasmani dan rohani merupakan
maupun telah menjadi karyawan, prosedur faktor penunjang seseorang untuk bekerja.
kerja yang jelas, menyediakan pelindung diri Kondisi mental seseorang sangat
seperti helm, sepatu, tangga, dan tabung mempengaruhi prestasi kerja (Ranupandojo
pemadam kebakaran. Oleh karena itu maka dan Husnan, 1998). Kesehatan kerja karyawan
dihasilkan ada pengaruh positif dan signifikan dapat diamati dari baiknya pemberian perhatian
antara keselamatan kerja terhadap prestasi kesehatan secara periodik yang menurut
kerja. Hasil ini juga ditemukan dalam penelitian karyawan baik karena adanya pencegahan
oleh Saputro (2007) yang mengatakan bahwa penyakit akibat kerja dengan pemeriksaan
jaminan keselamatan kerja memberikan berkala, sangat terjaminnya kesehatan
pengaruh positif terhadap prestasi kerja dan alasannya apabila karyawan menderita sakit
Sudarmanta (2007) bahwa keselamatan kerja tidak perlu melalui asuransi kesehatan jadi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prosesnya tidak terlalu lama. Selain itu, fasilitas
prestasi kerja. kesehatan yang tersedia sudah lengkap seperti
Sebagian individu sudah memiliki dorongan toilet yang terjaga kebersihannya. Dari hal-hal
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. tersebut maka diperoleh bahwa kesehatan
Kegairahan dalam bekerja dapat meningkatkan kerja karyawan sangat baik sehingga
produksi, mempertinggi mutu pekerjaan. Bukti mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Maka
paling dasar terhadap keberhasilan motivasi didapat bahwa ada pengaruh positif dan
adalah hasil yang diperoleh pelaksanaan signifikan antara kesehatan kerja terhadap
pekerjaan (Ranupandojo dan Husnan, 1998). prestasi kerja. Hasil ini juga ditemukan dalam
Motivasi karyawan di PT. PLN (Persero) APJ penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2007)
Semarang dapat dilihat dari sebagian besar yang mengatakan bahwa jaminan kesehatan
karyawan menyatakan setuju bahwa adanya kerja memberikan pengaruh positif terhadap
pemenuhan kebutuhan rasa aman dalam prestasi kerja; Sudarmanta (2007) bahwa
melaksanakan pekerjaan misalnya dengan kesehatan kerja memiliki pengaruh yang
tersedianya parkir untuk kendaraan karyawan signifikan terhadap prestasi kerja; serta
yang dijaga oleh satpam. Juga pernyataan Kriscawati (2007) jika kesehatan kerja dikelola
setuju mayoritas karyawan terhadap dengan baik oleh perusahaan maka prestasi
pemenuhan kebutuhan untuk mengembangkan kerja karyawan akan meningkat.
kemampuan dan keahlian. Alasannya karena
sering diadakannya pelatihan bagi karyawan
10 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012