Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRESTASI

KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) APJ SEMARANG


Catarina Cori Pradnya Paramita
Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro
Email: cat_arina_cori@yahoo.com

Andi Wijayanto
Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro
Email: andi@undip.ac.id

Abstract
The objective of this research is to find out the influence of Occupational Health and Safety Program
toward the performance of the employees mediated by work motivation. The method of data collection
in this explanatory research employs questionnaire, interview, observation, and documentation. From
the population of 188 employees, the proportional stratified random sampling method results in 55
employees as the sample. Data analysis uses Path Analysis. Based on the result of the research, it
can be concluded that Occupational Health and Safety Program has positive and significant influence
mediated by the variable of work motivation. PT. PLN (Persero) APJ Semarang should improve its
Occupational Health and Safety Program to increase employees’ work motivation which in turn will
result in maximum work performance.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap
prestasi kerja karyawan yang dimediasi variabel motivasi kerja. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT. PLN (Persero) APJ Semarang yang berjumlah 118 orang. Metode
pengambilan sampel menggunakan proportionate Stratified Random Sampling dan ditetapkan sampel
sebanyak 55 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil
penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja dan kesejahteraan (K3) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan yang dimediasi oleh variabel motivasi kerja. PT. PLN (Persero)
APJ Semarang seharusnya untuk meningkatkan K3 bagi karyawan agar motivasi kerja mereka
menjadi lebih tinggi, sehingga mereka dapat memberikan performa yang maksimal.

Keywords
Occupational Health and Safety, Work Performance
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Prestasi Kerja

PENDAHULUAN karyawan berbeda-beda karena disebabkan


Setiap perusahaan didirikan untuk oleh kemampuan individu, pekerjaan yang
mencapai tujuan tertentu yang akan dicapai. diberikan dan fasilitas yang diberikan
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perusahaan. Peran serta sumber daya manusia
modal salah satunya adalah sumber daya ini harus didukung dengan pengembangan
manusia atau yang lebih dikenal dengan peningkatan kualitas sumber daya dan
karyawan. Kemajuan perusahaan dapat dilihat pemberian motivasi.
dari prestasi yang diberikan oleh karyawan Kebutuhan karyawan dalam melaksanakan
karena prestasi merupakan hasil dari apa yang pekerjaannya perlu mendapat perlindungan
dihasilkan karyawan apakah sesuai atau tidak dengan adanya lingkungan kerja yang aman,
dengan harapan perusahaan. Tetapi nyaman dan tenteram karena akan
kemampuan berprestasi masing-masing menimbulkan keinginan untuk bekerja dengan

|1
2 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012

baik. Semakin tersedianya fasilitas penelitian sebagai berikut: (a) apakah


keselamatan kerja semakin sedikit keselamatan kerja berpengaruh signifikan
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. terhadap motivasi kerja karyawan?; (b) apakah
Selain keselamatan kerja, kesehatan kerja juga kesehatan kerja berpengaruh signifikan
merupakan faktor yang penting. Kesehatan terhadap motivasi kerja karyawan?; (c) apakah
kerja yang menunjuk pada bebas dari keselamatan dan kesehatan kerja secara
gangguan fisik maupun mental yang dapat simultan berpengaruh signifikan terhadap
berasal dari lingkungan kerja. Manfaat motivasi motivasi kerja karyawan?; (d) apakah
yang utama adalah menciptakan gairah kerja keselamatan kerja secara langsung
karena sesuatu yang dikerjakan karena ada berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja
motivasi yang mendorongnya akan membuat karyawan?; (e) apakah motivasi kerja
orang senang mengerjakannya dan merasa berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja
dihargai. Kondisi aman dan sehat memberikan karyawan?; (f) apakah kesehatan kerja secara
umpan balik motivasi yang akan mendorong langsung berpengaruh signifikan terhadap
prestasi kerja. Indrawijaya (2000) mengatakan prestasi kerja karyawan?; (g) bagaimanakah
bahwa dalam diri manusia terdapat motif pengaruh keselamatan kerja dan kesehatan
berprestasi yang tercermin pada orientasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan yang
kepada tujuan dan pengabdian demi dimediasi variabel motivasi kerja?.
tercapainya tujuan. Prestasi bekerja merupakan
tujuan perusahaan dengan didukung oleh KAJIAN TEORI
pemberian jaminan, lingkungan, fasilitas dan Keselamatan kerja adalah membuat kondisi
motivasi kepada karyawan. Hasil penilaian kerja yang aman dengan dilengkapi alat-alat
prestasi kerja karyawan dapat memperbaiki pengaman, penerangan yang baik, menjaga
keputusan personalia dan memberikan umpan lantai dan tangga bebas dari air, minyak,
balik kepada karyawan tentang pelaksanaan nyamuk dan memelihara fasilitas air yang baik
kerja. (Agus, 1989). Keselamatan kerja menunjuk
Setiap tahun selalu ada karyawan yang pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan
tewas ataupun luka-luka, setiap bulan ada tujuan mencegah terjadinya kecelakaan atau
peningkatan karyawan yang menderita sakit cedera terkait dengan pekerjaan (Malthis dan
dan karyawan yang tidak masuk kerja dengan Jackson, 2002).
alasan sakit, keperluan dinas dan cuti. Prestasi Menurut Suma’mur (1993), tujuan dari
yang dihasilkan karyawan pada PT. PLN keselamatan kerja adalah: (a) Setiap pegawai
(Persero) APJ Semarang belum sesuai target dapat jaminan keselamatan dan kesehatan
yang diinginkan perusahaan. Karyawan kerja; (b) Agar setiap perlengkapan dan
mengharapkan adanya keselamatan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya; (c)
kesehatan kerja yang lebih baik untuk dapat Agar semua hasil produksi dipelihara
mendorong motivasi bekerja yang tinggi keamanannya; (d) Agar adanya jaminan atas
sehingga karyawan dapat meningkatkan pemeliharaan dan peningkatan gizi pegawai;
prestasi kerja. (e) Agar meningkat kegairahan, keserasian
Apabila keselamatan dan kesehatan kerja kerja dan partisipasi kerja; (f) Terhindar dari
tinggi, akan menyebabkan motivasi kerja yang gangguan kesehatan yang disebabkan
tinggi sehingga dapat menghasilkan prestasi lingkungan kerja; dan (g) Agar pegawai merasa
kerja yang diharapkan. Keselamatan dan aman dan terlindungi dalam bekerja.
kesehatan kerja yang baik, akan menimbulkan Kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan
motivasi kerja yang baik juga, dengan harapan atau kondisi tidak selamat yang dapat
prestasi kerja karyawan tinggi. Akan tetapi mengakibatkan kecelakaan. Faktor yang
dalam kenyataan dijumpai bahwa prestasi kerja dilakukan perusahaan untuk mencegah
karyawan masih rendah, hal ini tampak pada kecelakaan (Silalahi, 1995) adalah: (a) Faktor
target yang masih belum tercapai. Berdasarkan subtitusi yaitu penggantian bahan yang
penjelasan dapat diajukan pertanyaan berbahaya; (b) Pengendalian teknis termasuk
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan... | 3

ventilasi, penerangan dan perlengkapan; (c) untuk bertindak atau tenaga dalam diri manusia
Penyempurnaan ergonomic (penyesuaian yang menyebabkan manusia bertindak.
dengan bentuk alat dan bahan yang tersedia); Motivasi muncul karena adanya kebutuhan
(d) Pengawasan atas kebiasaan; (e) yaitu kekurangan yang dialami individu pada
Penyesuaian volume produksi dengan jam suatu waktu tertentu yang dapat berupa fisik,
proses kerja; dan Adanya Panitia Keselamatan psikologis atau sosiologis. Bila ada kebutuhan,
dan Kesehatan Kerja dalam perusahaan. individu lebih mudah termotivasi. Teori atau
Keselamatan merupakan hirarki kebutuhan model yang menjelaskan motivasi (Gibson,
dari Maslow (Gibson, et. Al., 1994) yang mana et.al, 1994) salah satunya adalah hirarki
apabila kebutuhan terpenuhi maka termotivasi kebutuhan dari Maslow. Inti teorinya adalah
untuk melakukan pekerjaan sesuai harapan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam
perusahaan. suatu hirarki yaitu: (a) Fisiologis: kebutuhan
Kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari makan, minum, tempat tinggal dan bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit sakit; (b) Keselamatan dan kesehatan:
yang disebabkan lingkungan kerja kebebasan dari ancaman; (c) Rasa memiliki,
(Mangkunegara, 2001). Perusahaan mengenal social, dan cinta : teman, afiliasi, interaksi dan
dua kategori penyakit yang diderita tenaga cinta; (d) Penghargaan: penghargaan diri,
kerja (Silalahi, 1995) yaitu: (a) Penyakit umum penghargaan dari orang lain; dan (e)
yang mungkin dapat diderita semua orang. Aktualisasi diri: memenuhi diri sendiri dengan
Penyakit umum merupakan tanggung jawab penggunaan kemampuan maksimum,
anggota masyarakat karena itu harus ketrampilan dan potensi.
mengadakan pemeriksaan sebelum masuk Teori Maslow mengasumsikan bahwa
kerja; dan (b) Penyakit akibat kerja, yang dapat orang berusaha memenuhi kebutuhan yang
timbul setelah karyawan yang tadinya terbukti lebih pokok sebelum berusaha memenuhi
sehatmemulai pekerjaannya. kebutuhan yang tertinggi. Arep dan Tanjung
Pencegahan gangguan kesehatan akibat (2003) menyebutkan motivasi yang diinginkan
faktor dalam pekerjaan (Suma’mur, 1993) karyawan adalah jaminan ketenangan dan
adalah dengan substitusi, ventilasi, isolasi, ketegangan terhadap diri dan keluarga
pelindung, pemeriksaan kesehatan sebelum pegawai, kondisi lingkungan kerja baik fisik
kerja, pemeriksaan berkala, penerangan, dan maupun non fisik, dan jaminan kebebasan
pendidikan tentang kesehatan kepada pekerja dalam menjalankan pekerjaannya.
secara kontinyu. Pemantauan kesehatan kerja Prestasi kerja juga diartikan sebagai
dapat dilakukan dengan (Rivai, 2003) sesuatu yang dikerjakan yang dihasilkan atau
mengurangi timbulnya penyakit, penyimpanan diberikan seseorang atau sekelompok orang
catatan tentang lingkungan kerja, memantau (Dharma, 1991). Prestasi kerja merupakan
kontak langsung, penyaringan genetik. Menurut suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
peraturan Menteri Tenaga Kerja dan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
Transmigrasi Republik Indonesia, kesehatan kepadanya didasarkan atas kecakapan,
kerja bertujuan untuk memberi bantuan kepada pengalaman, kesungguhan, serta waktu
tenaga kerja, melindungi tenaga kerja dari (Hasibuan, 2005). Prestasi kerja timbul dari
gangguan kesehatan yang timbul dari dalam diri pekerja karena prestasi kerja
pekerjaan dan lingkungan kerja, meningkatkan merupakan gabungan dari kemampuan dan
kesehatan, memberi pengobatan dan minat pekerja, kemampuan peran dan tingkat
perawatan serta rehabilitas. motivasi pekerja.
Motif diartikan sebagai sebab yang menjadi Menurut Rasimin (1987), faktor yang dapat
dorongan tindakan seseorang, dasar pikiran mempengaruhi prestasi kerja yaitu faktor yang
dan pendapat, sesuatu yang menjadi pokok bersumber dari individu misalnya bakat,
(Arep dan Tanjung, 2003). Sedangkan menurut kepribadian, sifat, gairah, pendidikan,
Manullang (1992) motivasi berarti pemberian pengalaman, usia dan faktor yang berasal dari
tenaga pendorong yang mendorong manusia luar individu yang berhubungan dengan
jabatan, lingkungan dan organisasi. Untuk
4 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012

mengetahui prestasi yang telah dihasilkan Penilaian prestasi dapat membantu diagnosa
karyawan dibutuhkan penilaian terhadap kesalahan-kesalahan tersebut; (d) Tantangan-
prestasi kerja karyawan. Metode penilaian kerja tantangan eksternal. Kadang-kadang prestasi
menurut Umar (1998) adalah: (a) Metode kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar
penilaian berorientasi waktu lalu. Penilaian lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan,
prestasi kerja dinilai berdasarkan hasil yang kondisi financial atau masalah pribadi. Dengan
telah dicapai selama ini; dan (b) Metode penilaian prestasi kerja tersebut, departemen
penilaian berorientasi masa depan yang personalia dimungkinkan menawarkan bantuan
memusatkan prestasi kerja di waktu yang akan kepada semua karyawan yang dibutuhkan atau
datang melalui penilaian potensi karyawan atau yang diperkirakan memerlukan.
melalui penetapan sarana prestasi di masa Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
datang. dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
Tujuan penilaian prestasi adalah
memperbaiki dan meningkatkan prestasi kerja H1 : Keselamatan kerja berpengaruh
karyawan yang pada akhirnya nanti akan signifikan terhadap motivasi kerja
bermanfaat bagi pelaksanaan fungsi-fungsi karyawan.
operasional SDM (Panggabean, 2002). Selain H2 : Kesehatan kerja berpengaruh
itu, kegunaan-kegunaan prestasi kerja signifikan terhadap motivasi kerja
(Handoko, 1995) diantaranya: (a) Perbaikan karyawan.
Prestasi Kerja. Umpan balik pelaksanaan kerja H3 : Keselamatan dan kesehatan kerja
memungkinkan karyawan, manajer dan secara simultan berpengaruh
departemen personalia dapat memperbaiki signifikan terhadap motivasi kerja
kegiatan-kegiatan mereka demi perbaikan karyawan.
prestasi kerja; (b) Ketidakakuratan H4 : Keselamatan kerja secara langsung
informasional. Prestasi kerja yang jelek berpengaruh signifikan terhadap
mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan prestasi kerja karyawan.
dalam informasi analisis jabatan, rencana- H5 : Motivasi kerja berpengaruh signifikan
rencana sumber daya manusia, atau terhadap prestasi kerja karyawan
komponen-komponen sistem informasi H6 : Kesehatan kerja secara langsung
manajemen personalia lainnya. berpengaruh signifikan terhadap
Menggantungkan diri pada informasi yang tidak prestasi kerja karyawan.
akurat (teliti) dapat mengakibatkan keputusan H7 : Keselamatan kerja dan kesehatan
personalia yang diambil menjadi tidak tepat; (c) kerja terhadap prestasi kerja
Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan. karyawan yang dimediasi variabel
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan motivasi kerja.
suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan.

Keselamatan Kerja (X1)

Motivasi Prestasi
Kerja (Z) Kerja (Y)

Kesehatan Kerja (X2)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hipotesis


Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan... | 5

Hipotesis-hipotesis tersebut di atas secara Dengan demikian, sesuai dengan rumus


ringkas ditunjukkan dalam Gambar 1. tersebut maka sampel dalam penelitian ini
Variabel keselamatan kerja diukur dari adalah sebanyak 55 orang.
tingkat pemahaman terhadap pemakaian alat Sumber data berasal dari data primer
keselamatan yang benar, tingkat pendidikan dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
dan pelatihan terhadap keselamatan, tingkat menggunakan kuesioner, wawancara,
pengendalian administrasi dan personil, observasi dan dokumentasi. Data diolah melalui
jaminan keselamatan, dan tingkat kelengkapan tahapan editing, scoring, dan tabulating.
alat keselamatan kerja. Variabel kesehatan Analisis data dilakukan dengan
kerja diukur dengan indikator tingkat kesehatan menggunakan analisis regresi linier sederhana,
secara periodik, jaminan kesehatan yang regresi linier berganda dan Path Analysis.
diberikan perusahaan, dan tingkat kelengkapan Berdasarkan hasil analisis maka dilakukan uji t
fasilitas kerja yang mendukung kesehatan. untuk menguji pengaruh parsial variabel bebas
Indikator motivasi kerja adalah tingkat rasa terhadap variabel terikat dan uji F untuk
aman dalam melaksanakan pekerjaan, peluang menguji pengaruh variabel bebas terhadap
untuk mengembangkan kemampuan dan variabel terikat secara semultan. Sedangkan
keahlian, frekuensi kehadiran, dan ketepatan analisis jalur dilakukan untuk menguji pengaruh
waktu kehadiran. Sedangkan indikator prestasi variabel bebas terhadap variabel terikat melalui
adalah ketepatan waktu dalam melaksanakan variabel intervening.
pekerjaan, kuantitas pekerjaan yang bisa
diselesaikan, dan jumlah kesalahan melakukan HASIL
pekerjaan. Keselamatan kerja adalah keselamatan
yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
METODE kerja, bahan dan proses pengolahannya,
Tipe penelitian ini adalah Explanatory landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
research atau penelitian penjelasan karena cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur,
dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai 1993). Sebagian besar responden (49,09%)
pengaruh antara keselamatan dankesehatan menyatakan keselamatan kerja yang dilakukan
kerja serta motivasi kerja terhadap prestasi PT. PLN (Persero) APJ Semarang adalah
kerja karyawan pada PT. PLN (Persero) APJ sangat baik. Artinya, tingkat pemahaman
Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah terhadap pemakaian alat keselamatan yang
seluruh karyawan PT. PLN (Persero) APJ benar, tingkat pendidikan dan pelatihan
Semarang yang berjumlah 118 orang. Metode terhadap keselamatan, tingkat pengendalian
pengambilan sampel menggunakan administrasi dan personil, tingkat jaminan
proportionate Stratified Random Sampling. keselamatan, dan tingkat kelengkapan alat
Perhitungan sampel dalam penelitian ini perlindungan diri yang dilakukan perusahaan
menggunakan rumus Slovin: dirasakan karyawan sangat baik. Sedangkan
N sebanyak 12,73% berpendapat keselamatan
n= kerja tidak baik karena ada responden kurang
1 + Ne 2
dimana N adalah ukuran populasi, n adalah mengetahui keselamatan kerja dalam kantor.
ukuran sampel, dan e adalah persen Kesehatan mengupayakan agar yang sehat
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan tetap sehat dan bukan sekedar mengobati,
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir merawat atau menyembuhkan gangguan
atau diinginkan (10%). Berdasarkan rumus kesehatan atau penyakit. Persepsi responden
Slovin, maka dapat dihitung banyaknya sampel terhadap kesehatan kerja akan diketahui dari 3
sebagai berikut: item pertanyaan meliputi pemberian perhatian
118 kesehatan secara periodik, jaminan kesehatan
n= kerja dan fasilitas kesehatan. Mayoritas
1 + 118 (0,1)
2
responden (56,36%) menyatakan fasilitas
n = 54,12 (dibulatkan menjadi 55) kesehatan kerja adalah sangat baik. Hal ini
berarti bahwa pemeliharaan kesehatan secara
6 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012

periodik, jaminan kesehatan dan fasilitas dapat diartikan bahwa Ho ditolak, dan Ha
kesehatan yang disediakan perusahaan sangat diterima. Dengan kata lain ada pengaruh positif
mendukung karyawan untuk melaksanakan dan signifikan antara keselamatan kerja
pekerjaan masing-masing. terhadap motivasi kerja. Korelasi antara
Sedangkan penilaian responden mengenai variabel keselamatan kerja dengan variabel
motivasi kerja mereka dapat diketahui dari motivasi kerja sebesar 0,726 maka hubungan
pemenuhan kebutuhan rasa aman dalam linier antara keselamatan kerja (X1) dengan
melaksanakan pekerjaan, pemenuhan motivasi kerja (Z) adalah kuat dan positif.
kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan Pengaruh yang diberikan variabel keselamatan
dan keahlian, frekuensi kehadiran, dan kerja terhadap variabel motivasi kerja sebesar
ketepatan waktu datang bekerja. Sebagian 52,8% sedangkan sisanya sebesar 47,2%
besar responden yaitu 31 responden (56,36%) dapat dipengaruhi faktor lain selain faktor
motivasi kerja yang dimiliki sangat tinggi dan 18 keselamatan kerja.
responden (32,73%) memiliki motivasi kerja Hasil pengujian menunjukkan nilai thitung
tinggi karena kebutuhannya terpenuhi oleh sebesar 7,663 dengan signifikasi sebesar 0,000
perusahaan yakni pemenuhan akan kebutuhan kurang dari 0,05 (5%) dan thitung lebih besar dari
rasa aman dan pemenuhan mengembangkan ttabel (df= n-2, df = 55-2=53) (Supranto, 2009)
kemampuan dan keahlian. Sehingga apabila yaitu 1,674 maka Ho ditolak, dan Ha diterima.
kebutuhan tersebut terpenuhi maka karyawan Dengan kata lain ada pengaruh positif dan
memiliki dorongan untuk bekerja lebih baik. signifikan antara kesehatan kerja terhadap
Selain itu, adanya frekuensi kehadiran dan motivasi kerja. Tingkat keeratan hubungan
ketepatan waktu menunjukkan motivasi variabel kesehatan kerja dengan motivasi kerja
melaksanakan pekerjaan dengan baik. sebesar 0,725. Pengaruh yang diberikan
Prestasi kerja disebutkan sebagai hasil variabel kesehatan kerja terhadap variabel
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai motivasi kerja sebesar 52,6% sedangkan
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan sisanya sebesar 47,4% dipengaruhi faktor lain
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang selain faktor kesehatan kerja.
diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001). Hasil pengujian menunjukkan nilai Fhitung
Persepsi karyawan mengenai prestasi yang sebesar 37,292 dengan signifikasi 0,000 artinya
dihasilkan berbeda-beda karena setiap individu kurang dari 0,05 (5%) dan degree of freedom
memiliki karater yang tidak sama. Untuk (df1) pembilang/numerator (m) yaitu banyaknya
mengukur prestasi kerja karyawan, diajukan 3 variabel bebas (X1, X2) = 2, dan df2/ atau df
pertanyaan yaitu mengenai ketepatan waktu, denominator (n-m-1) = 55 –2–1 = 52 sehingga
kuantitas pekerjaan dan kualitas pekerjaan. diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu
Hanya sedikit responden (10,91%) yang 3,175 maka dapat diartikan bahwa Ho di tolak,
menyatakan prestasi kerjanya tidak baik. dan Ha diterima. Dengan kata lain ada
Sedangkan sebanyak 30,91% responden pengaruh signifikan antara keselamatan dan
menghasilkan prestasi kerja yang baik. kesehatan kerja secara bersama-sama
Mayoritas responden (58,18%) menyatakan terhadap motivasi kerja. Korelasi antara
prestasi kerja yang dihasilkan sangat baik. variabel keselamatan dan kesehatan kerja
Prestasi kerja yang sangat baik ini ditunjukkan dengan variabel motivasi kerja sebesar 0,768.
dari ketepatan waktu melakukan pekerjaan, Pengaruh yang diberikan variabel keselamatan
kuantitas pekerjaan dan meminimalisir dan kesehatan kerja terhadap variabel motivasi
kesalahan melakukan pekerjaan Oleh karena kerja sebesar 58,9% sedangkan sisanya
itu, pekerjaan dipandang sebagai sesuatu yang sebesar 41,1% dipengaruhi faktor lain selain
menyenangkan. faktor keselamatan dan kesehatan kerja.
Hasil pengujian menunjukkan nilai thitung Persamaan regresi linier sederhana
sebesar 7,693 dengan signifikasi sebesar 0,000 dibentuk Y=2,468 + 0,450X1, dimana Y =
kurang dari 0,05 (5%) dan thitung lebih besar dari Prestasi Kerja, X1 = Keselamatan Kerja. Tingkat
ttabel (df= n-2, df = 55-2=53) yaitu 1,674 maka keeratan hubungan variabel keselamatan kerja
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan... | 7

dengan prestasi kerja sebesar 0,787 maka pengaruh positif dan signifikan antara
hubungan linier antara keselamatan kerja (X1) kesehatan kerja terhadap prestasi kerja.
dengan prestasi kerja (Y) adalah sangat kuat Berdasarkan analisis jalur (Path Analysis),
dan positif. Pengaruh yang diberikan variabel dapat diketahui bahwa: (a) Pengaruh variabel
keselamatan kerja terhadap variabel prestasi keselamatan kerja terhadap motivasi kerja
kerja sebesar 62% sedangkan sisanya sebesar sebesar 0,409; (b) Pengaruh variabel
38% dipengaruhi faktor lain selain faktor kesehatan kerja terhadap motivasi kerja
keselamatan kerja. Nilai thitung sebesar 9,298 sebesar 0,403; (c) Pengaruh variabel
dengan signifikasi sebesar 0,000 kurang dari keselamatan kerja terhadap prestasi kerja
0,05 (5%) dan thitung lebih besar dari ttabel (df= n- sebesar 0,340; (d) Pengaruh variabel motivasi
2, df= 55-2=53) (Supranto, 2009) yaitu 1,674 kerja terhadap prestasi kerja sebesar 0,254; (e)
maka dapat diartikan bahwa Ho ditolak, dan Ha Pengaruh variabel kesehatan kerja terhadap
diterima. Dengan kata lain ada pengaruh positif prestasi kerja sebesar 0,334.
dan signifikan antara keselamatan kerja Sedangkan secara tidak langsung,
terhadap prestasi kerja. pengaruh variabel keselamatan kerja terhadap
Persamaan regresi linier sederhana prestasi kerja melalui motivasi kerja adalah
dibentuk Y = 2,925 + 0,520Z dimana Y = (0,409 x 0,254) = 0,103886. sementara itu
Prestasi Kerja dan Z = Motivasi Kerja. Korelasi pengaruh variabel kesehatan kerja terhadap
antara variabel motivasi kerja dengan variabel prestasi kerja melalui motivasi kerja adalah
prestasi kerja adalah sebesar 0,743 maka (0,403 x 0,254) = 0, 102362.
hubungan linier antara motivasi kerja (Z) Pengaruh total variabel keselamatan kerja
dengan prestasi kerja (Y) adalah kuat dan terhadap prestasi kerja melalui motivasi kerja
positif. Pengaruh yang diberikan variabel adalah sebesar (0,409 + 0,254) = 0,663.
motivasi kerja terhadap variabel prestasi kerja Sedangkan pengaruh total variabel kesehatan
sebesar 55,2% sedangkan sisanya sebesar kerja terhadap prestasi kerja melalui motivasi
44,8% dipengaruhi faktor lain selain faktor kerja = (0,403 + 0,254) = 657. Berdasarkan
motivasi kerja. Nilai thitung sebesar 8,087 dengan hasil analisis data, maka dapat disusun
signifikasi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (5%) persamaan struktural sebagai berikut:
dan thitung lebih besar dari ttabel (df= n-2, df = 55- Z = 0,409 X1 + 0,403 X2+δ1
2=53) (Supranto, 2009) yaitu 1,674 maka dapat Y = 0,340 X1 + 0,334 X2+ 0,254 Z + δ2
diartikan bahwa Ho ditolak, dan Ha diterima. Pengaruh variabel keselamatan kerja, dan
Dengan kata lain ada pengaruh positif dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja
signifikan antara motivasi kerja terhadap sebesar 0,589. Pengaruh variabel lain di luar
prestasi kerja. model terhadap motivasi kerja sebesar 0,411.
Persamaan regresi linier sederhana Pengaruh variabel keselamatan kerja,
dibentuk Y = 2,216 + 0,761X2 dimana Y = kesehatan kerja dan motivasi kerja terhadap
Prestasi Kerja dan X2 = Kesehatan Kerja. prestasi kerja secara gabungan sebesar 0,719.
Tingkat keeratan hubungan variabel kesehatan Pengaruh variabel lain di luar model terhadap
kerja dengan prestasi kerja sebesar 0,786 prestasi kerja sebesar 0,281.
maka hubungan linier antara kesehatan kerja
(X2) dengan prestasi kerja (Y) adalah sangat PEMBAHASAN
kuat dan positif. Pengaruh yang diberikan Keselamatan kerja adalah usaha
variabel kesehatan kerja terhadap variabel menciptakan kondisi aman bagi pekerja dengan
prestasi kerja sebesar 61,8% sedangkan memberikan perlindungan di lingkungan kerja
sisanya sebesar 38,2% dipengaruhi faktor lain supaya pekerja merasa nyaman dalam
selain faktor kesehatan kerja. Nilai thitungsebesar melaksanakan pekerjaannya. Rasa aman
9,250 dengan signifikasi sebesar 0,000 kurang dalam bekerja merupakan hal yang sangat vital
dari 0,05 (5%) dan thitung lebih besar dari ttabel bagi pekerja untuk memperbaharui motivasi
(df= n-2, df = 55-2=53) (Supranto, 2009) yaitu dalam melaksanakan pekerjaan (Rachmawati,
1,674 maka dapat diartikan bahwa Ho ditolak, 2007). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
dan Ha diterima. Dengan kata lain ada secara umum karyawan sangat paham
8 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012

terhadap pemakaian alat keselamatan Menurut sebagian besar karyawan,


meskipun ada karyawan yang tidak paham pemberian perhatian kesehatan secara periodik
karena merasa perusahaan kurang sudah baik dengan diadakannya kegiatan-
memberikan pendidikan pemakaian alat kegiatan seperti medical check up, dan senam
keselamatan yang benar. Mayoritas karyawan pagi untuk menjaga kesehatan karyawan.
juga berpendapat bahwa pendidikan dan Selain itu, sangat terjaminnya kesehatan kerja
pelatihan terhadap keselamatan sudah baik misalnya adanya biaya penggantian untuk
karena adanya organisasi keselamatan kerja berobat maupun rawat inap bagi karyawan dan
yang bertanggung jawab menyelenggarakan keluarganya membuat karyawan memiliki
pelatihan tersebut. Adanya pemberian motivasi ketika melaksanakan pekerjaan.
pengendalian administrasi dan personil yang Kelengkapan fasilitas kesehatan yang
menurut sebagian besar karyawan sudah baik dirasakan karyawan juga turut mendukung
juga turut mendukung motivasi bekerja tingginya motivasi kerja karyawan. Dalam
meskipun ada juga yang menyatakan tidak penelitian ini, ditemukan bahwa kesehatan
baik. Selain itu karyawan juga merasa bahwa kerja karyawan sangat baik sehingga
jaminan keselamatan yang diberikan menghasilkan pengaruh positif dan signifikan
perusahaan sudah sangat baik karena adanya antara kesehatan kerja dan motivasi kerja.
tindak lanjut apabila karyawan mengalami Hasil ini sesuai dengan teori Maslow tentang
kecelakaan kerja. Alat perlindungan diri yang hirarki kebutuhan manusia yaitu teori kepuasan
disediakan perusahaan juga sudah lengkap yang mana bebas dari sakit merupakan
karena perusahaan sudah melengkapi dan kebutuhan fisiologis atau kebutuhan pokok
menguji kebutuhan jumlah minimumnya. Maka yang manusia penuhi sebelum berusaha
dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
karyawan pada PT. PLN (Persero) APJ Keselamatan dan kesehatan kerja bagi
Semarang sangat baik sehingga berdampak karyawan merupakan tujuan yang ingin dicapai
pada motivasi kerja yang dapat dilihat dari hasil oleh perusahaan untuk menunjang kerja
adanya pengaruh positif dan signifikan antara karyawan. Pengetahuan tentang keselamatan
keselamatan kerja terhadap motivasi kerja. dan kesehatan kerja yang maju akan dicapai
Selain keselamatan kerja, kesehatan kerja baik dan realistik merupakan faktor yang sangat
juga berperan dalam meningkatkan motivasi penting dalam memberikan kegairahan dalam
kerja karena apabila kesehatan kerja tidak bekerja (Ranupandojo dan Husnan, 1998).
terpenuhi maka karyawan tidak merasa Menurut penelitian yang dilakukan Johan
sejahtera dan apabila kesejahteraan buruk (Rukhviyanti, 2007), Sistem Manajemen
maka tidak memiliki motivasi dalam bekerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
(Racmawati, 2007). Kesehatan kerja adalah akan meningkatkan pengaruh yang signifikan
spesialisasi dari ilmu-ilmu kesehatan atau terhadap motivasi. Demikian juga dengan
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan penelitian Hendarman (Rukhviyanti, 2007) juga
agar pekerja atau masyarakat pekerja menunjukkan pengaruh positif program SMK3
memperoleh derajat kesehatan setinggi- terhadap motivasi. Oleh karena itu, hasil
tingginya baik fisik maupun mental dan sosial penelitian ini juga menunjukkan ada pengaruh
dengan usaha preventif dan kuratif terhadap positif dan signifikan keselamatan dan
penyakit-penyakit gangguan kesehatan yang kesehatan kerja secara bersama-sama
diakibatkan faktor-faktor pekerjaaan dan terhadap motivasi kerja dimana variabel
lingkungan kerja serta terhadap penyakit kesehatan kerja memiliki pengaruh yang lebih
umum. Untuk menghasilkan motivasi kerja yang besar daripada variabel keselamatan kerja.
tinggi, kesehatan kerja di PT. PLN (Persero) Sebagian besar karyawan menilai kesehatan
APJ Semarang dapat dilihat dari pemberian kerja sangat baik yang dapat diketahui dari
perhatian kesehatan secara periodik, adanya baiknya pemberian perhatian terhadap
jaminan kesehatan dan fasilitas kesehatan. kesehatan secara periodik, sangat terjaminnya
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan... | 9

kesehatan karyawan dan fasilitas kesehatan dan kesempatan untuk menduduki posisi yang
yang lengkap. berbeda jika prestasinya baik. Selain itu
Banyak pengusaha yang menganggap frekuensi kehadiran yang baik oleh
keselamatan kerja kurang bermanfaat, hal ini karyawanmenunjukkan bahwa karyawan jarang
memberikan sikap kurangnya perhatian absen dari tempat kerja karena lingkungan
pengusaha sehingga dapat berdampak pada kerja yang baik dan nyaman. Karyawan juga
turunnya prestasi kerja karena karyawan memiliki ketepatan waktu datang bekerja
merasa kurang nyaman dalam bekerja. Agar karena jam yang ditetapkan perusahaan
prestasi karyawan sesuai dengan harapan merupakan jam yang biasa digunakan untuk
perusahaan maka dapat memperhatikan masuk jam kantor.
pemahaman pemakaian alat keselamatan kerja Dari alasan-alasan tersebut maka motivasi
yang benar, pendidikan dan pelatihan kerja karyawan sebagian besar sangat tinggi,
keselamatan, pemberian pengendalian maka dihasilkan pengaruh positif dan signifikan
administrasi dan personil, jaminan keselamatan antara motivasi kerja terhadap prestasi kerja.
dan kelengkapan alat perlindungan diri. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa orang yang
Mayoritas karyawan menyatakan keselamatan termotivasi ada perasaan untuk meraih prestasi
kerja sangat baik karena adanya perhatian yang baik dan manfaat orang yang termotivasi
perusahaan tentang pemakaian alat adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan
keselamatan yang baik, pendidikan tepat (Arep dan Tanjung, 2003).
keselamatan bagi karyawan pada saat training Kesegaran jasmani dan rohani merupakan
maupun telah menjadi karyawan, prosedur faktor penunjang seseorang untuk bekerja.
kerja yang jelas, menyediakan pelindung diri Kondisi mental seseorang sangat
seperti helm, sepatu, tangga, dan tabung mempengaruhi prestasi kerja (Ranupandojo
pemadam kebakaran. Oleh karena itu maka dan Husnan, 1998). Kesehatan kerja karyawan
dihasilkan ada pengaruh positif dan signifikan dapat diamati dari baiknya pemberian perhatian
antara keselamatan kerja terhadap prestasi kesehatan secara periodik yang menurut
kerja. Hasil ini juga ditemukan dalam penelitian karyawan baik karena adanya pencegahan
oleh Saputro (2007) yang mengatakan bahwa penyakit akibat kerja dengan pemeriksaan
jaminan keselamatan kerja memberikan berkala, sangat terjaminnya kesehatan
pengaruh positif terhadap prestasi kerja dan alasannya apabila karyawan menderita sakit
Sudarmanta (2007) bahwa keselamatan kerja tidak perlu melalui asuransi kesehatan jadi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prosesnya tidak terlalu lama. Selain itu, fasilitas
prestasi kerja. kesehatan yang tersedia sudah lengkap seperti
Sebagian individu sudah memiliki dorongan toilet yang terjaga kebersihannya. Dari hal-hal
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. tersebut maka diperoleh bahwa kesehatan
Kegairahan dalam bekerja dapat meningkatkan kerja karyawan sangat baik sehingga
produksi, mempertinggi mutu pekerjaan. Bukti mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Maka
paling dasar terhadap keberhasilan motivasi didapat bahwa ada pengaruh positif dan
adalah hasil yang diperoleh pelaksanaan signifikan antara kesehatan kerja terhadap
pekerjaan (Ranupandojo dan Husnan, 1998). prestasi kerja. Hasil ini juga ditemukan dalam
Motivasi karyawan di PT. PLN (Persero) APJ penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2007)
Semarang dapat dilihat dari sebagian besar yang mengatakan bahwa jaminan kesehatan
karyawan menyatakan setuju bahwa adanya kerja memberikan pengaruh positif terhadap
pemenuhan kebutuhan rasa aman dalam prestasi kerja; Sudarmanta (2007) bahwa
melaksanakan pekerjaan misalnya dengan kesehatan kerja memiliki pengaruh yang
tersedianya parkir untuk kendaraan karyawan signifikan terhadap prestasi kerja; serta
yang dijaga oleh satpam. Juga pernyataan Kriscawati (2007) jika kesehatan kerja dikelola
setuju mayoritas karyawan terhadap dengan baik oleh perusahaan maka prestasi
pemenuhan kebutuhan untuk mengembangkan kerja karyawan akan meningkat.
kemampuan dan keahlian. Alasannya karena
sering diadakannya pelatihan bagi karyawan
10 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012

KESIMPULAN DAN SARAN terpakai dengan baik dan layak digunakan.


Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat Juga pengetahuan dini terhadap risiko
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: pekerjaan misalnya jika ada gempa atau
(a) Keselamatan kerja berpengaruh positif dan kebakaran. Kesehatan karyawan perlu
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan mendapat perhatian supaya karyawan tidak
pada PT. PLN (Persero) APJ Semarang. Besar menderita penyakit akibat kerja misalnya
pengaruh yang diberikan variabel keselamatan dengan membangun smoking area di dalam
kerja terhadap motivasi kerja 52,8%; (b) kantor jadi bagi karyawan yang tidak merokok
Kesehatan kerja berpengaruh positif dan bebas dari asap rokok apalagi untuk karyawan
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan yang sedang mengandung. Perusahaan juga
pada PT. PLN (Persero) APJ Semarang. Besar perlu mengusahakan memberikan motivasi
pengaruh yang diberikan variabel kesehatan yang lebih baik kepada karyawan dengan
kerja terhadap motivasi kerja 52,6%; (c) pemberian kebutuhan fisiologis mulai dari gaji,
Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh jaminan kesehatan, jaminan hari tua/pensiun,
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan interaksi dengan pengaturan ruang kerja yang
pada PT. PLN (Persero) APJ Semarang. Besar nyaman dengan rekan kerja dan pemindahan
pengaruh yang diberikan variabel keselamatan karyawan sehingga tidak merasa bosan dengan
dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja lingkungan kerja. Perusahaan perlu
58,9%; (d) Keselamatan kerja berpengaruh memberikan rasa aman bagi karyawan yang
positif dan signifikan terhadap prestasi kerja bekerja dengan menyediakan lahan parkir yang
karyawan pada PT. PLN (Persero) APJ lebih luas.
Semarang. Besar pengaruh yang diberikan
variabel keselamatan kerja terhadap prestasi DAFTAR REFERENSI
kerja 62%; (e) Motivasi kerja berpengaruh
Agus, Tulus. 1989. Manajemen Sumber Daya
positif dan signifikan terhadap prestasi kerja
Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
karyawan pada PT. PLN (Persero) APJ
Pustaka.
Semarang. Besar pengaruh yang diberikan
variabel motivasi kerja terhadap prestasi kerja Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003.
55,2%; (f) Kesehatan kerja berpengaruh positif Manajemen Motivasi. Jakarta: PT.
dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan Gramedia Widiasarana Indonesia.
pada PT. PLN (Persero) APJ Semarang. Besar Dharma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi
pengaruh yang diberikan variabel kesehatan Kerja. Jakarta : Rajawali Pers.
kerja terhadap prestasi kerja 61,8%; (g)
Variabel yang memiliki pengaruh paling besar Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnely, J.M.
adalah variabel keselamatan kerja terhadap 1994. Organisasi dan Manajemen.
prestasi kerja karena jika perusahaan Jakarta: Erlangga.
memberikan keselamatan kerja yang baik Handoko, T. Hani. 1995. Manajemen
kepada karyawan maka karyawan merasa Personalia dan Sumber daya Manusia.
aman dan nyaman dalam bekerja terutama bagi Yogyakarta : BPFE.
karyawan lapangan yang pekerjaannya lebih
mengandung bahaya, misalnya karyawan Hasibuan, Malayu SP. 2005. Manajemen
teknik yang harus siap apabila ada pemadaman Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
dan konsleting. Alat perlindungan diri seperti Aksara.
helm, sepatu, tangga, tali pengaman sangat Indrawijaya, Adam. 2000. Perilaku Organisasi.
diperlukan untuk menjamin keselamatan Bandung: Algensi.
karyawan.
Kriscawati, Iin. 2007. Pengaruh Kesehatan
Peneliti menyarankan perlu adanya
Kerja Terhadap Prestasi Kerja
standardisasi alat pelindung diri, seperti tali,
Karyawan Pada CV. Sami jaya
sepatu, helm, tabung pemadam dibutuhkan
Cirebon.
kontrol yang baik oleh perusahaan apakah
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan... | 11

http://dspace.widyatama.ac.id/handle/103 Kawasan Industri Ranaekeh.www.Stan-


64/972. diunduh 15 Juni 2010. im.ac.id. diunduh 15 Juni 2010.
Malthis, Robert dan Jackson. 2002. Saputro, Ari. 2008. Pengaruh Kesehatan,
Manajemen Sumber Daya Manusia. Keselamatan Kerja, Upah Dan
Jakarta: Salemba 4. Tunjangan Kesejahteraan Terhadap
Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2001.
Pada PT. Perkebunan Nusantara IX
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Rosda. (Persero) Batu Jamus Arum Di
Karanganyar. http://etd.eprints.ums.ac.id
Manullang. 1992. Dasar-Dasar Manajemen. /2654/. Diunduh tanggal 15 Juni 2010.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Silalahi, Bennet. 1995. Manajemen Kesehatan
Panggabean, Mutiara S. 2002. Manajemen dan Keselamatan Kerja. Jakarta:
Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Pustaka Binaman.
Indonesia.
Sudarmanta, Agus. 2007. Pengaruh Program
Rachmawati, Ike Kusdyah. 2007. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: terhadap Prestasi Karyawan pada
Andi. Perusahaan Industri Kulit Surya
Ranupandojo, Heidjrachman dan Suad Husnan. Magetan. http://digilib.umm.ac.id/gdl.
1998. Manajemen Personalia. php?. Diunduh 15 Juni 2010.
Yogyakarta: BPFE. Suma’mur. 1993. Higiene Perusahaan dan
Rasimin, B.S. 1987. Paper Khusus Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung
Manajemen Keuangan Kerjasama Agung.
PJKA dan PDAM. Yogyakarta: FE Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan
Gama. Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Rivai, Veitzal. 2003. Manajemen Sumber Daya Umar, Hussein. 1998. Riset Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : Manusia dalam Organisasi. Jakarta:
Murai Kencana. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rukhviyanti, Novi. 2007. Pengaruh ________.2005. Pedoman Keselamatan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja di Lingkungan PT.
terhadap Kinerja Karyawan melalui PLN (Persero). Jakarta: PT. PLN
Motivasi pada Perusahaan Garmen di (Persero).

Anda mungkin juga menyukai