DI SUSUN
Nama : RASMA
NIM : 2113102074
2023
A. Latar Bbelakang Masalah (LBM)
serta penyakit akibat kerja sering terjadi karena program K3 tidak berjalan dengan
baik. Hal ini dapat berdampak pada tingkat produktivitas waktu kerja karyawan.
Pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan
lingkungan. Faktor manusia yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti
terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak
aman dari lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin-
mesin.(Kularathana, 2016)
Perlindungan tenaga kerja dari bahaya danpenyakit akibat kerja atau akibat
aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat
meningkat.
karyawan menjadi penting untuk dikaji, dalam tujuannya mencapai visi dan misi
(output)
terhadap satu atau lebih dari keluaran tersebut. Lebih spesifik, produktivitas
adalah volume barang dan jasa yang sebenarnya digunakan secara fisik pula.
Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari
eselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu faktor penting yang
akibat kerja sering terjadi karena program K3 yang tidak berjalan dengan baik.
Hal ini dapat berdampak pada tingkat produktivitas waktu kerja karyawan.
perusahaan.
penting karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi sehat tidaknya
menghasilkansuatu barang atau jasa sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan.
(Huhartini, 2013)
Salah satu cara memelihara kualitas dan kuantitas produktivitas waktu
kerja karyawan adalah dengan terus melaksanakan dan menjamin keselamatan dan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas waktu kerja karyawan
merupakan suatu unsur yang berkesinambungan dimana kedua faktor tersebut bisa
dikatakan merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi setiap perusahaan. Hal
tersebut telah di jelaskan menurut teori oleh Ukhisia (2013) yang berpendapat
bahwa: “Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah satu faktor yang
sekitar 337 juta kecelakaan kerja terjadi tiap tahunnya yang mengakibatkan sekitar
2.3 juta pekerja kehilangan nyawa. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak
hanya menjadi kepentingan pekerja namun juga menjadi kepentingan dunia usaha
secara global. Menurut perkiraan ILO terbaru, lebih dari 1.8 juta kematian akibat
kerja terjadi setiap tahunnya di kawasan Asia dan Pasifik. Bahkan dua pertiga
kematian akibat kerja di dunia terjadi di Asia. Di tingkat global, lebih dari 2.78
juta orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
selain itu, terdapat sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat kerja yang tidak
lapangan.
Data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan, sampai
tahun 2019 di Indonesia tidak kurang dari enam pekerja meninggal dunia setiap
hari akibat kecelakaan kerja. Berdasarkan data dari BPJS Ketenagaankerja jumlah
kasus kecelakaan kerja terus menurun tahun 2016 terjadi kecelakaan kerja
2019)
2017 sebanyak 21 kasus, pada tahun 2018 sebanyak 19 kasus, pada tahun 2019
sebanyak 13 kasus. Dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 angka kecelakan
menunjukkan bahwa dalam setahun banyak jam kerja yang hilang (Sumber
kepada tenaga kerja agar perusahaan tidak kehilangan tenaga kerja sebagai asset
perusahaan paling berharga yang dapat menghambat proses produksi yang akan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), akan tetapi Pelaksanaan Prosedur K3 tidak
selalu berjalan aman bagi pekerja Terkhusus pada bagian pengelasan badan kapal
terpeleset, benturan, terjatuh, terbakar dan terkena percikan api. Selain itu,
masalah kesehatan pekerja yang sering dialami seperti batuk, sakit mata, gatal-
gatal dan pilek, dimana pengunjung klinik perusahaan berjumlah sekitar 7-10
dimiliki oleh suatu perusahaan apabila ingin mencapai tujuan yang telah
tergantung pada teknologi mesin-mesin modern, modal yang cukup dan adanya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan pencapaian waktu kerja produktif
di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar pada unit perbaikan kapal
pada bagian penyambungan pipa, pengelasan bottom kapal (bawah kapal) yang
memiliki potensi bahaya. Pada observasi pengambilan data awal di lokasi, peneliti
pekerjaannyaa tapi tidak sesuai prosedur perusahaan, karena diantara mereka ada
rajin dan malas melakukan pekerjaannya, sehingga waktu pekerjaan yang
Indonesia (Persero)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
C. Tujuan Penelitian
Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja adalah suatu ukuran perbandingan antara output (hasil kerja)
dengan input (masukan kerja). Output dapat berupa barang atau jasa, sedangkan
input dapat berupa tenaga kerja, modal, bahan baku, dan energi. Produktivitas
kerja dapat diukur dengan menggunakan berbagai indikator, seperti produktivitas
tenaga kerja, produktivitas modal, dan produktivitas bahan baku.
Hubungan Pelaksanaan Prosedur K3 dengan Pencapaian Waktu Kerja Produktif
Pelaksanaan prosedur K3 yang baik dapat membantu meningkatkan produktivitas
kerja. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Menurunnya angka kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat menyebabkan
hilangnya waktu kerja, sehingga produktivitas kerja menurun Menurunnya angka
penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja dapat menyebabkan menurunnya
produktivitas kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Peningkatan motivasi kerja. Karyawan yang merasa aman dan sehat akan lebih
termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik.
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan adanya hubungan positif antara
pelaksanaan prosedur K3 dengan pencapaian waktu kerja produktif. Penelitian
yang dilakukan oleh Aida Ummul Ainun (2022) di PT Industri Kapal Indonesia
(Persero) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara pelaksanaan
prosedur K3 dengan pencapaian waktu kerja produktif. Semakin baik pelaksanaan
prosedur K3, maka semakin tinggi pencapaian waktu kerja produktif.
F.Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei.
Survei merupakan salah satu metode penelitian yang umum digunakan untuk
mengumpulkan data dari sejumlah besar responden. Metode survei dipilih karena
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dalam
skala yang luas.
7. Analisis Data
Analisis data penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman. Uji korelasi
Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang tidak
berdistribusi normal.
G. Daftar Pustaka
Musdalifah, Aida Ummul Ainun. (2022). Hubungan Pelaksanaan Prosedur K3
dengan Pencapaian Waktu Kerja Produktif pada PT Industri Kapal
Indonesia (Persero). Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
Zuhrul Anam. (2023). Hubungan Pelaksanaan Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian
Packer di PT Semen Bosowa Maros. Skripsi thesis, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. (2022). Pedoman Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Jakarta: Kementerian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
International Labour Organization (ILO). (2015). Safety and Health at Work: A
Training Manual for Trade Union Leaders. Geneva: International Labour
Organization.