Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN K3

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT “XX”

NITA SRI HANDAYANI

Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma


(nitasri.handayani@gmail.com)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris mengenai pengaruh sistem
manajemen K3 terhadap kinerja karyawan pada PT “XX”, menambah pengetahuan serta
memberikan pengalaman praktis. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang karyawan yang bekerja sebagai
operator produksi di salah satu perusahaan di kawasan MM2100-Bekasi. Metode
pengumpulan data yang dilakukan adalah kuesioner dari kinerja dan sistem manajemen K3
yang berbentuk skala likert. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis
regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan R2=0.327 (32.7%) dengan, coefficient sig =
0.004 (p≤0.05). Oleh sebab itu dapat diartikan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, yaitu
ada pengaruh dari sistem manajemen K3 terhadap kinerja karyawan pada PT “XX sebesar
32.7 %.
Kata Kunci : Sistem Manajemen K3, Kinerja, Karyawan

PENDAHULUAN Berdasarkan data Jamsostek,


Tingkat kecelakaan-kecelakaan angka kecelakaan kerja di Indonesia
fatal dinegara berkembang empat kali tercatat selama 2009, terdapat 54.398
lebih tinggi dibanding negara-negara kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia.
industri (Soebroto, 2009). Dinegara- Meski mengalami penurunan dibanding
negara berkembang kebanyakan 2008 sebanyak 58.600 dan 2007 sebanyak
kecelakaan dan penyakit akibat kerja 83.714, namun angka kecelakaan kerja di
terjadi dibidang pertanian, periklanan dan Indonesia masih tinggi dibanding negara-
perkayuan, pertambangan dan industri. negara lainnya, khususnya di Asia.
Tingkat kesadaran dan pelatihan yang (Jamsostek, 2010).
kurang memadai mengenai metode- Menurut Bird (dalam Soehatman,
metode keselamatan kerja mengakibatkan 2009) “an accident is an undersired event
tingginya angka kematian yang terjadi that result in physical harm to a person or
karena kebakaran dan pemakaian zat-zat damage to property. It is usually the result
berbahaya yang mengakibatkan of a contact with a source of energy
penderitaan dan penyakit termasuk (kinestetic, electrical, chemical,
kanker, penyakit jantung dan stroke thermal,etc). Kecelakaan kerja
(Taufik, 2009). merupakan kecelakaan seseorang atau
kelompok dalam rangka melaksanakan apakah seorang karyawan telah
kerja dilingkungan perusahaan melaksanakan seluruh pekerjaannya
(Hadiguna,2009). Kecelakaan menurut secara keseluruhan. Penilaian kinerja
.Sulaksmono (dalam Anizar,2009) adalah adalah sistem formal untuk memeriksa/
suatu kejadian yang tak diduga dan tidak mengkaji dan mengevaluasi secara berkala
dikehendaki yang mengacaukan proses kinerja seseorang (dalam
suatu aktivitas yang telah diatur. Sedarmayanti,2007).
Kecelakaan kerja disebabkan oleh Banyak faktor yang mempengaruhi
beberapa faktor menurut anizar (2009) kinerja seorang karyawan. Adapun faktor-
secara umum penyebab kecelakaan ada faktor yang mempengaruhi kinerja
dua, yaitu unsafe action dapat disebabkan seorang pegawai menurut Simanjuntak
oleh berbagai hal berikut, (2005) ” digolongkan ke dalam 3
ketidakseimbangan fisik tenaga kerja, kelompok yaitu kompetensi individu
seperti: posisi tubuh yang menyebabkan orang yang bersangkutan, dukungan
mudah lelah, cacat fisik,cacat sementara, organisasi dan dukungan manajemen.”
kepekaan panca indra terhadap sesuatu. Kompetensi individu adalah kemampuan
kurang pendidikan, kurang pengalaman, dan keterampilan melakukan kerja,
salah pengertian terhadap suatu perintah, Dukungan organisasi dalam peningkatan
kurang terampil, salah mengartikan sop kinerja karyawan dilakukan melalui
(standard operasional procedur) sehingga pengorganisasian pegawai, penyediaan
mengakibatkan kesalahan pemakaian alat sarana dan prasarana kerja, pemilihan
kerja. teknologi, kenyamanan lingkungan kerja,
Menurut Rukhviyanti (2007) serta kondisi dan syarat kerja, dan
seiring dengan meningkatnya kecelakaan Dukungan Manajemen yaitu Kemampuan
kerja pada suatu perusahaan, maka akan manajerial perusahaan atau pimpinan
meningkat pula karyawan yang absen atau perusahaan juga sangat menentukan
tidak masuk kerja dikarenakan sakit. kinerja setiap individu yang akhirnya akan
Sehingga menyebabkan terjadinya menentukan kinerja perusahaan itu
penurunan kinerja. Sedangkan menurut sendiri.
Sihotang (2006) kinerja adalah kecakapan Keselamatan dan kesehatan kerja
dan kemampuan seorang tenaga kerja atau merupakan hal yang penting bagi
sekelompok tenaga kerja dalam perusahaan, karena dampak kecelakaan
melaksanakan tugasnya. Selain itu Mathis dan penyakit kerja tidak hanya merugikan
(2002) menyatakan bahwa kinerja pada karyawan, tetapi juga perusahaan baik
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau secara langsung maupun tidak langsung
tidak dilakukan oleh karyawan. (Kusuma, 2001). Sasaran utama dari K3
Kinerja seorang karyawan ditujukan terhadap pekerja, dengan
hendaknya selalu dinilai atau diukur melakukan segala daya upaya berupa
secara berkala. Karena hal tersebut sangat pencegahan, pemeliharaan dan
penting untuk menilai dan mengetahui peningkatan kesehatan tenaga kerja, agar
terhindar dari risiko buruk di dalam berfungsi sebagai sistem perekat, dan
melakukan pekerjaan. Menurut Adia dijadikan acuan perilaku dalam organisasi
(2010), jaminan keselamatan dan untuk mencapai tujuan perusahaan yang
kesehatan dapat membuat para tenaga telah ditetapkan (Moeljono,2003).
kerja merasa nyaman dan aman dalam Faktor-faktor di atas dapat
melakukan suatu pekerjaan, sehingga menentukan apakah penerapan Sistem
dapat memperkecil atau bahkan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
mewujudkan kondisi nihil kecelakaan dan Kerja telah benar-benar diterapkan dan
penyakit kerja. sesuai dengan kapasitasnya. Jika
Berdasarkan Permenaker No. 5 perusahaan telah benar-benar menerapkan
Tahun 1996, agar suatu Sistem Sistem Manajemen K3 dengan baik, serta
Manajemen K3 dapat diterapkan dengan seluruh karyawan pun telah mentaati dan
baik pada suatu perusahaan, maka pihak menjalankannya dengan baik, maka akan
perusahaan harus membentuk Panitia tercipta lingkungan kerja yang baik. Dan
Pembina Keselamatan dan Kesehatan kecelakaan di tempat kerja pun akan
Kerja (P2K3). P2K3 adalah badan terminimalisir. Sebaliknya jika pihak
pembantu ditempat kerja yang merupakan perusahaan tidak benar-benar menerapkan
wadah kerjasama antara pengusaha dan Sistem Manajemen K3 dengan baik, serta
pekerja untuk mengembangkan kerjasama seluruh karyawan tidak mentaati dan
saling perhatian dan partisipatif dalam menjalankannya dengan baik, maka
penerapan Keselamatan dan Kesehatan kecelakaan di tempat kerja pun akan
Kerja pada suatu perusahaan. meningkat.
Berhasil atau tidak nya penerapan Berdasarkan uraian diatas, dapat
Sistem Manajemen K3 dalam suatu diajukan perumusan masalahnya sebagai
perusahaan tergantung pada kinerja P2K3 berikut : Apakah ada pengaruh Sistem
tersebut. Namun dalam membentuk suatu Manajemen K3 terhadap kinerja karyawan
Panitia Pembina Keselamatan dan pada PT. “XX”?
Kesehatan kerja dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain : Ukuran TINJAUAN PUSTAKA
Organisasi, merujuk pada besar atau Kinerja
kecilnya suatu organisasi /perusahaan. Menurut Sedarmayanti (2007)
Lokasi Kegiatan, merujuk pada, tingkat kinerja adalah hasil kerja yang dapat
resiko lokasi kegiatan atau tempat kerja, dicapai oleh seseorang atau sekelompok
apakah lokasi kerja memiliki resiko orang dalam suatu organisasi, sesuai
kecelakaan tinggi atau srategis. Kondisi dengan wewenang dan tanggungjawab
Budaya Organisasi, yaitu suatu kondisi masing-masing, dalam rangka upaya
dimana terdapat sistem nilai-nilai yang untuk mencapai tujuan organisasi yang
diyakini oleh semua anggota organisasi bersangkutan secara legal, tidak
dan yang dipelajari, diterapkan serta melanggar hukum dan sesuai dengan
dikembangkan secara berkesinambungan, moral maupun etika.
Aspek-aspek Kinerja dan kerja sama diantara rekan
Menurut Bernadin dan Russel kerja dan bawahannya.
(dalam Sutrisno, 2007), mengajukan
beberapa kriteria yang dapat digunakan Sistem Manajemen K3
untuk mengukur kinerja seorang karyawan Sistem Keselamatan dan
dalam suatu perusahaan, yaitu : Kesehatan Kerja sangat penting bagi
a. Quality. Merupakan tingkat sejauh perusahaan serta pekerja yang bekerja
mana proses atau hasil didalamnya. Dalam Permenaker
pelaksanaan kegiatan mendekati NOMOR : PER.18/MEN/XI/2008, Sistem
kesempurnaan atau mendekati Manajemen K3 yang selanjutnya disingkat
tujuan yang diharapkan. SMK3 adalah bagian sistem manajemen
b. Quantity. Merupakan jumlah yang secara menyeluruh termasuk struktur
dihasilkan misalnya jumlah organisasi, aktivitas perencanaan,
rupiah, unit, dan siklus kegiatan tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
yang dilakukan. proses dan pengembangan sumber daya
c. Timeliness. Merupakan sejauh untuk membangun, menerapkan,
mana suatu kegiatan diselesaikan mencapai, mengkaji dan mengembangkan
pada waktu yang telah kebijakan Keselamatan dan Kesehatan
dikehendaki, dengan Kerja yang disingkat dengan K3 dalam
memperhatikan koordinasi output upaya menngendalikan resiko kecelakaan
lain serta waktu yang tersedia ditempat kerja.
untuk kegiatan orang lain.
d. Cost effectiveness. Merupakan Aspek-aspek Sistem Manajemen K3
tingkat sejauh mana penggunaan Aspek-aspek sistem manajemen K3
sumber daya organisasi (manusia, beradasarkan Permenaker No. 5 Tahun
keuangan, teknologi dan material) 1996, meliputi :
dimaksimalkan untuk mencapai a. Perencanaan
hasil tertinggi atau pengurangan Perusahaan harus membuat
kerugian dari setiap unit perencanaan yang efektif guna
pengguanaan sumber daya. mencapai keberhasilan penerapan
e. Need for supervision. Merupakan Sistem Manajemen K3 dengan sasaran
tingkat sejauh mana seorang yang jelas dan dapat diukur..
pekerja dapat melaksanakan suatu 1) Perencanaan Identifikasi Bahaya,
fungsi pekerjaan tanpa Penilaian dan Pengendalian Risiko
memerlukan pengawasan seorang Indentifikasi bahaya,
supervisor untuk mencegah penilaian dan pengendalian
tindakan yang kurang diinginkan.. risiko dari kegiatan, produk
f. Interpersonal impact. Merupakan barang dan jasa harus
tingkat sejauh mana pegawai dipertimbangkan pada saat
memelihara harga diri, nama baik, merumuskan rencana untuk
memenuhi kebijakan bersangkutan, dan
keselamatan dan kesehatan perlindungan masyarakat
kerja. Untuk itu harus luas dari bahaya yang
ditetapkan dan dipelihara mungkin ditimbulkan oleh
prosedurnya. proses industri.
2) Peraturan Perundangan dan Sedangkan berdasarkan
Persyaratan Lainnya PERMENAKER No.5 Tahun
Perusahaan harus menetapkan dan 1996 tentang Sistem Manajemen
dan memelihara prosedur untuk Keselamatan dan Kesehatan
inventarisasi, identifikasi, dan Kerja, tujuan dan sasaran dari
pemahaman peraturan Sistem Manajemen K3 adalah
perundangan dan persyaratan menciptakan suatu sistem
lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan
sesuai dengan kegiatan perusahaan unsur manajemen, tenaga kerja
yang bersangkutan. dan lingkungan kerja yang
3) Tujuan dan Sasaran terintegrasi dalam rangka
Berikut ini tujuan dan sasaran mencegah dan mengurangi
dari Sistem Manajemen kecelakaan dan penyakit akibat
Keselamatan dan Kesehatan kerja kerja serta terciptanya tempat
adalah: kerja yang aman, efesien dan
a) Sebagai alat mencapai derajat produktif.
kesehatan tenaga kerja yang 4) Indikator Kerja
setinggi- tingginya, baik Dalam menetapkan tujuan dan
buruh, petani, nelayan, sasaran kebijakan
pegawai negeri, atau pekerja keselamatan dan kesehatan
bebas. kerja perusahaan harus
b) Sebagai upaya mencegah menggunakan indikator
dan memberantas kinerja yang dapat diukur
penyakit dan kecelakaan sebagai penilaian kinerja
akibat kerja, memelihara, keselamatan dan kesehatan
dan menungkatkan kerja yang sekaligus
kesehatan dan gizi tenaga merupakan informasi
kerja. mengenai keberhasilan
c) Memberi perlindungan pencapaian Sistem
bagi masyarakat sekitar Manajemen K3.
perusahaan, agar terhindar 5) Perencanaan Awal dan
dari bahaya pengotoran Perencanaan Kegiatan yang
bahan proses Sedang Berlangsung
industrialisasi yang
Penerapan awal Sistem Dalam Soehatman (2009),
Manajemen K3 yang berhasil lingkup penerapan Sistem
memerlukan rencana yang Manajemen K3 berbeda-beda
dapat dikembangkan secara antar satu organisasi dengan
berkelanjutan, dan dengan organisasi lainnya, yang
jelas menetapkan tujuan serta ditentukan oleh beberapa faktor,
sasaran Sistem Manajemen antara lain :
K3 yang dapat dicapai dengan 1) Ukuran organisasi
: Merujuk pada besar atau
a) Menetapkan sistem kecilnya suatu organisasi
pertanggung jawaban /perusahaan. Jika organisasi
dalam pencapaian tujuan tersebut merupakan organisasi
dan sasaran sesuai dengan berskala besar maka
fungsi dan tingkat diperlukan sisitem manajemen
manajemen perusahaan K3 yang lebih intensif.
yang bersangkutan. Sebaliknya, jika organisasi
b) Menetapkan sarana dan tersebut merupakan organisasi
jangka waktu untuk yang kecil dan sederhana,
pencapaian tujuan dan maka cukup menerapkan
sasaran. sistem manajemen K3 yang
sederhana pula.
b. Penerapan 2) Lokasi kegiatan
Untuk menerapkan Sistem Merujuk pada, tingkat
Manajemen K3, setiap perusahaan resiko lokasi kegiatan atau
diwajibkan untuk membentuk Panitia tempat kerja, apakah lokasi
Pembina Keselamatan dan Kesehatan kerja memiliki resiko
Kerja (P2K3). P2K3 adalah badan kecelakaan tinggi atau srategis
pembantu di tempat kerja yang 3) Kondisi budaya organisasi
merupakan wadah kerjasama antara Yaitu suatu kondisi
pengusaha dan pekerja untuk dimana terdapat sistem nilai-
mengembangkan kerjasama, saling nilai yang diyakini oleh semua
pengertian dan partisifasi efektif anggota organisasi dan yang
dalam penerapan keselamatan dan dipelajari, diterapkan, serta
kesehatan kerja. P2K3 mempunyai dikembangkan secara
tugas memberikan saran dan berkesinambungan, berfungsi
petimbangan baik diminta maupun sebagai sistem perekat, dan
tidak, kepada pengusaha atau dijadikan acuan perilaku dalam
pengurus mengenai masalah organisasi untuk mencapai
keselamatan dan kesehatan kerja. tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan (Moeljono,2003)
4) Jenis Aktivitas Organisasi yang luas dan rumit,
Merujuk pada kegiatan diperlukan sisitem manajemen
dalam organisasi atau K3 yang komprehensif disertai
perusahaan tempat bekerja, dengan pengendalian dan
mereka yang bekerja pada pengawasan yang lebih intensif
suatu perusahaan atau pabrik (Soehatman,2009).
yang senantiasa berhubungan
atau bergelut dengan alat-alat 7) Kebijakan K3 Organisasi
berat dan berbahaya. Seperti Kebijakan K3 adalah
yang didefinisikan oleh perwujudan dari visi dan misi
(Sedarmayanti, 2007) bahwa suatu organisasi, sehingga
Keselamatan dan Kesehatan harus disesuaikan dengan sifat
Kerja adalah pengawasan dan skala organisasi.
terhadap orang, mesin, material Kebijakan K3 bersifat negatif
dan metode yang mencakup dinamis dan harus selalu
lingkungan kerja agar pekerja disesuaikan dengan kondisi
tidak mengalami cedera. baik internal maupun eksternal
5) Kewajiban Hukum Yang organisasi,
Berlaku Bagi Organisasi 8) Bentuk dan jenis risiko atau
Keselamatan dan bahaya yang dihadapi
kesehatan kerja merupakan Untuk mengetahui bentuk
ketentuan perundangan dan dan jenis resiko yang akan
memiliki landasan hukum yang diahadapi, tentunya setiap
wajib dipatuhi senua pihak, perusahaan atau organisasi
baik pekerja, pengusaha, atau harus melakukan identifikasi.
pihak terkait lainnya. Indentifikasi bahaya adalah
6) Lingkup dan Bentuk SMK3 upaya sistematis untuk
yang Telah Dijalankan mengetahui potensi bahaya
Hal ini tergantung kepada yang ada dilingkungan kerja.
kondisi dan lingkup kegiatan Dengan mengetahui sifat dan
masing-masing organisasi. karakteristik bahaya, kita
Bagi organisasi kecil dengan dapat lebih berhati-hati,
skala kegiatan yang sederhana waspada dan melakukan
dan resiko rendah, cukup langkah-langkah pengamanan
membangun sistem manajemen agar tidak terjadi kecelakaan.
K3 yang sederhana dengan Menurut (Soehatman,
sistem pengawasan yang 2010) setelah melakukan
sederhana pula. Namun untuk identifikasi bahaya dilanjutkan
organisasi dengan tingkat dengan penilaian resiko yang
resiko tinggi, dengan kegiatan bertujuan untuk mengetahui
atau mengevaluasi besarnya kepada perusahaan sesuai dengan
resiko serta dampak yang akan tingkat pencapaian dari penerapan
ditimbulkan. Penilaian resiko sistem manajemen K3. Serifikat yang
digunakan sebagai langkah dimaksud diatas kemudian ditanda
saringan untuk menentukan tangani oleh Menteri dan berlaku
tingkat resiko ditinjau dari untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
kemungkinan kejadian Berikut ini adalah pemberian sertifikat
(likelhood) dan keparahan yang berdasarkan tingkat pencapaian dari
dapat ditimbulkan (severity). penerapan sisitem manajemen K3 :
1) 0-59 % : Non-
c. Audit Conformance  Tindakan
Berdasarkan PERMENA- Hukum
KER No.5 Tahun 1996 Audit adalah 2) 60-84% : Sertifikat dan
pemeriksaan secara berkala, bendera perak
sistematik dan independen, untuk 3) 85-100% :
menentukan suatu kegiatan dan hasil- Sertifikat dan bendera emas
hasil yang berkaitan sesuai dengan
pengaturan yang direncanakan, dan e. Pembinaan dan Pengawasan
dilaksanakan secara efektif dan cocok 1) Dilakukan pengawasan untuk
untuk mencapai kebijakan dan tujuan menjamin bahwa setiap pekerjaan
perusahaan. Audit sisitem manajemen dilaksanakan dengan aman dan
K3 harus dilakukan secara berkala dilaksanakan dengan aman dan
untuk mengetahui kefektifan mengikuti setiap prosedur dan
penerapannya. Audit harus petunjuk kerja yang telah
dilaksanakan secara sistematik dan ditentukan.
independen oleh personel yang 2) Setiap orang diawasi sesuai
memiliki kompetensi kerja dengan dengan tingkat kemampuan
menggunakan metodologi yang sudah mereka dan tingkat resiko tugas.
ditetapkan. 3) Pengawas ikut serta dalam
Audit merupakan salah satu identifikasi bahaya dan membuat
cara yang dapat digunakan oleh upaya pengendalian.
organisasi untuk mengevaluasi sistem 4) Pengawas diikutsertakan dalam
manajemen K3, kesesuaian dengan pelaporan dan penyelidikan
persyaratan dan peluang perbaikan penyakit akibat kerja dan dan
(Sedarmayanti,2007). kecelakaan, dan wajib
menyerahkan laporan dan saran-
d. Sertifikasi saran kepada pengurus.
Berdasarkan Permenaker No.5 5) Pengawas ikut serta dalam proses
Tahun 1996, yang dimaksud konsultasi
sertifikasi disini adalah memberikan
sertifikat dan bendera penghargaan
Karyawan 2. Sistem Manajemen K3
Menurut Sedarmayanti (2007) Sistem Manajemen Keselamatan
karyawan adalah mereka yang bekerja dan Kesehatan Kerja adalah adalah
pada suatu badan usaha atau perusahaan, suatu peraturan yang saling terkait
baik swasta maupun pemerintah , dan satu dengan yang lainnya, yang
diberi imbalan kerja sesuai dengan membahas tentang hak-hak dan
peratutran perundang-undangan yang kewajiban seorang tenaga kerja dalam
berlaku, baik yang bersifat harian, hal keselamatan, dan kesehatan kerja,
mingguan maupun bulanan yang biasanya yang merujuk pada perlindungan
imbalan tersebut diberikan secara terhadap kesejahteraan fisik, mental,
mingguan. dan stabilitas emosi seorang atau
sekelompok tenaga kerja dalam suatu
METODE PENELITIAN perusahaan atau organisasi. Skala
Identifikasi Variabel-Variabel Sistem Keselamatan dan Kesehatan
Penelitian Kerja yang disusun oleh penulis
berdasarkan aspek-aspek Sistem
Dalam penelitian ini terdapat dua Manajemen Keselamatan dan
variabel yang akan diuji, yaitu: Kesehatan Kerja yang terdiri dari
1. Kriterium : Kinerja perencanaan, penerepan, audit,
2. Prediktor : Sistem Manajemen sertifikasi, pembinaan dan
pengawasan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Definisi Operasional Variabel


1. Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja seseorang Populasi dan Sampel Penelitian
dalam suatu perusahaan atau organisasi Dalam penelitian ini, yang
berupa kecakapan dan kemampuan menjadi subjek penelitian adalah
seorang tenaga kerja atau sekelompok karyawan yang bekerja sebagai operator
tenaga kerja dalam melaksanakan produksi dalam suatu perusahaan dengan
tugasnya. yang sesuai dengan apa yang populasi sebesar 803 orang dan yang
ditugaskan kepada seseorang tersebut, dijadikan sampel dalam penelitian ini
untuk mencapai suatu tujuan. Skala adalah sebanyak 100 orang karyawan,
Kinerja yang disusun oleh penulis yang sudah memiliki pengalaman kerja
berdasarkan aspek-aspek kinerja yang minimal 1 bulan.
terdiri dari Quality, Quantity, Timeliness, Adapun teknik sampling yang
Cost effectiveness, Need for supervision, digunakan dalam penelitian ini adalah
dan Interpersonal impact menurut Russel purposive sampling yaitu penilaian
(dalam Sutrisno, 2007) sekelompok subjek didasarkan atas ciri-
ciri atau sifat-sifat tertentu atau
sekelompok subjek yang dipilih
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan Sistem Manajemen Keselamatan
tertentu (Riduwan, 2008). dan Kesehatan Kerja (K3) yang
selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3
Teknik Pengumpulan Data merupakan hal yang penting bagi
Teknik pengumpulan data yang perusahaan karena dampak terjadinya
akan digunakan dalam penelitian ini suatu kecelakaan kerja tidak hanya
menggunakan kuesioner dengan skala merugikan karyawan, tetapi juga
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan perusahaan secara langsung maupun tidak
skala Kinerja. Jenis skala yang digunakan langsung (Hadiguna, 2009). Pengaruh
adalah skala Linkert, dengan pilihan sistem manajemen K3 terhadap karyawan
jawaban : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), pada PT “XX” memang tidak memiliki
Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak pengaruh yang besar. Hanya saja, secara
Setuju. Pernyataan pada skala terdiri dari tidak langsung penerapan sistem
pernyataan favorable dan unfavorable manajemen K3 tersebut sedikit banyak
(Errina dalam Rachma,2009) akan mempengaruhi kinerja karyawan
pada suatu perusahaan.
Teknik Analisis Data PT “XX” memiliki sistem
Pengujian hipotesis pada penelitian ini manajemen K3 yang sangat baik. Hal
menggunakan analisis uji koefesien tersebut terbukti dengan pencapaian
Regresi sederhana yaitu menganalisis sertifkikasi yang diberikan oleh
seberapa besar pengaruh Sistem Menakertrans R.I yakni bendera emas dan
Manajemen Keselamatan Kerja sebagai sertifikat. Hal tersebut menunjukan bahwa
prediktor terhadap Kinerja sebagai tingkat pencapaian sistem manajemen K3
kriterium. Analisis data dilakukan dengan pada PT “XX” berada pada kisaran 90 %,
menggunakan program SPSS versi 16.0 hal tersebut berdasarkan pada Permenaker
for windows. No. 5 Tahun 1996 yang menyatakan yang
dimaksud sertifikasi disini adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN memberikan sertifikat dan bendera
Berdasarkan hasil analisis data penghargaan kepada perusahaan sesuai
yang dilakukan diketahui bahwa terdapat dengan tingkat pencapaian dari penerpan
hubungan antara sistem manajemen K3 sistem manajemen K3, dengan klasifikasi
dengan kinerja karyawan sebesar 32.7%. 0-59 % : Non- Conformance  Tindakan
Artinya terdapat pengaruh sistem Hukum, 60-84% : Sertifikat dan
manajemen K3 terhadap kinerja karyawan bendera perak, 85-100% : Sertifikat dan
pada PT “XX” sebesar 32.7%. Ini berarti bendera emas.
67.3% dipengaruhi faktor-faktor lain, Berdasarkan hasil penelitian
misalnya kompetensi individu orang yang didapatkan mean empirik sistem
bersangkutan, dukungan organisasi dan manajemen K3 sebesar 147.27, yang
dukungan manajemen (simanjuntak, berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat
2005). diasumsikan bahwa karyawan pada PT
“XX” memiliki tingkat kesadaran yang belakang, karakteristik/ demografis : usia,
tinggi akan pentingnya melaksanakan jenis kelamin., status perkawinan, masa
sistem manajemen K3. Terlaksananya kerja dan pendidikan.
sistem manajemen K3 dengan baik pada Masa kerja seorang karyawan
perusahaan, tentunya akan membawa dalam suatu perusahaan memungkinkan
manfaat, baik bagi karyawan itu sendiri dapat mempengaruhi kinerja karyawan
maupun untu perusahaan. Menurut Suardi tersebut. Seperti yang dijelaskan pada
( 2005), manfaat penerapan Sistem paragraf sebelumnya bahwa masa kerja 1
Manajemen K3 adalah sebagai berikut : bulan- 2 tahun memiliki mean kinerja
Pengaruh positif terbesar yang dapat sebesar 106.9, hal tersebut mungkin
diraih adalah mengurangi angka dikarenakan karyawan pada masa kerja
kecelakaan kerja. Dengan adanya jaminan tersebut masih memiliki semangat dan
keselamatan, keamanan dan kesehatan motivasi yang tinggi untuk bekerja dengan
selama bekerja, mereka tentu akan baik. Sehingga mereka benar-benar
memberikan kepuasan dan meningkatkan mempergunakan masa kerja mereka untuk
loyalitas mereka terhadap perusahaan. menghasilkan kinerja yang baik bagi
Kemudian, berdasarkan hasil perusahaan. Sedangkan masa kerja 3
penelitian didapatkan mean empirik tahun – 5 tahun memiliki mean kinerja
kinerja sebesar 106.53 yang berada pada sebesar 104.2, pada masa ini karyawan
kategori tinggi. Hal ini berarti kinerja mengalami sedikit penurunan. Pada masa
karyawan pada PT “XX” adalah tinggi. ini, karyawan mungkin mengalami sedikit
Kinerja yang tinggi dapat di pengaruhi kejenuhan dengan pekerjaannya, motivasi
oleh bebarapa faktor, diantaranya adalah kerjanya berkurang misan dikarenakan
penerapan sisitem manajemen K3 yang adanya masalah dengan rekan sekerja,
baik dan sesuai prosedur. atau sering mendapat teguran dari atasan
Berdasarkan analisis deskripsi dan lain sebagainya. Kemudian pada
subjek, pada mean kinerja berdasarkan masa kerja 6 tahun- 8 tahun memiliki
masa kerja, dapat diliat bahwa semakin mean kinerja sebesar 107. Pada masa ini
lama masa kerja karyawan, maka mean kinerja karyawan mengalami kenaikan,
kinerja nya semakin menurun. Masa kerja walau tidak terlalu signifikan. Selanjutnya
1 bulan- 2 tahun = 106.9, masa kerja 3 pada masa kerja 9 tahun – 11 tahun mean
tahun – 5 tahun 104.2, kemudian pada kinerja mengalami penurunan yang cukup
masa kerja 6 tahun – 8 tahun mengalami drastis yaitu 88.06. Pada masa ini,
kenaikan yaitu sebesar 107, dan pada mungkin karyawan benar-benar merasa
masa kerja 9 tahun – 11 tahun mengalami jenuh dengan pekerjaannya, sudah merasa
penurunan lagi menjadi 88.06. Menurut tidak nyaman dengan pekerjaan, rekan
Mundarti (2007) kinerja seseorang sekerja ataupun kondisi perusahaan. Hal
dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut menyebabkan menurunnya
diantaranya adalah :: motivasi mereka untuk bekerja dengan
kemampuan,keterampilan, kepuasan, latar
baik, akibatnya kinerja karyawan pun penilaian secara subjektif, yakni
akan mengalami penurunan. responden menilai kinerjanya sendiri
Selain itu jika dilihat berdasarkan (penilaian diri sendiri) dengan mengisi
status pernikahan karyawan yang telah kuesioner yang peneliti berikan. Penilaian
menikah memiliki mean kinerja sebersar diri sendiri merupakan alat
104. 8 sedangkan karyawan yang belum pengembangan diri yang memaksa
menikah memiliki mean kinerja sebesar karyawan untuk memikirkan kekuatan dan
101.3. Hal ini berarti karyawan yang telah kelemahan mereka dan menetapkan tujuan
menikah memiliki kinerja yang lebih baik untuk pengembangan.
dibandingkan dengan karyawan yang
belum menikah. Karyawan yang telah KESIMPULAN
menikah, merasa memiliki tanggung
Melalui penelitian ini didapati
jawab yang lebih tinggi, karena mereka bahwa Ha diterima, yang berarti sistem
telah memiliki tanggungan yaitu anak- manajemen K3 berpengaruh terhadap
anak dan istrinya. Masih menurut
kinerja karyawan pada PT “XX” sebesar
Mundarti (2007) riset menunjukkan 37.2%. Karyawan akan memiliki kinerja
bahwa karyawan yang menikah lebih yang baik, apabila mereka dapat
sedikit absensinya, mengalami pergantian mematuhi peraturan yang diberlakukan
yang lebih rendah dan lebih puas dengan perusahaan, seperti sistem manajemen K3
pekerjaan mereka daripada rekan salah satunya. Sistem manajemen K3 dan
sekerjanya yang bujangan. Perkawinan
kinerja karyawan adalah dua hal yang
memaksakan peningkatan tanggung jawab saling berpengaruh satu sama lain, Pada
yang dapat membuat suatu pekerjaan yang dasarnya setiap karyawan sangat
tetap menjadi lebih berharga dan penting.
membutuhkan adanya sistem manajemen
Sangat mungkin bahwa karyawan yang keselamatan dan kesehatan kerja,sangat
tekun dan puas lebih besar mempengaruhi kinerja mereka di tempat
kemungkinannya terdapat pada karyawan kerja, apalagi jika mereka bekerja pada
yang menikah. perusahaan yang memiliki tingkat resiko
KETERBATASAN PENELITIAN kecelakaan kerja yang tinggi.
Penerapan sistem manajemen K3
Penelitian ini memiliki beberapa di perusahaan tersebut akan sangat
kekurangan, diantaranya adalah peneliti diperlukan. Jika perusahaan dapat
hanya meneliti pengaruh sistem menurunkan tingkat dan beratnya
keselamatan kerja dan kesehatan kerja kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit
secara global saja, hal ini dikarenakan kerja dan hal-hal yang berkaitan dengan
oleh keterbatasan dari peneliti. Selain itu, stress, karyawan juga mengikuti dan
dalam teknik pengambilan data, menjalankan sistem manajemen K3 yang
khususnya variable kinerja, peneliti tidak telah diberlakukan, maka kinerja
mengunakan penilaian dari atasan untuk karyawan pun akan semakin baik dan
penilaian kinerja. Peneliti menggunakan
perusahaan pun akan semakin efektif Cahyono, B.A. (2004).Keselamatan kerja
menjalankan proses produksinya. bahan kimia di
industri.Yogyakarta : Gajah
SARAN Mada University Press.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Depdiknas. (2009).KBBI. Jakarta : . Pusat


maka saran yang dapat diberikan adalah Bahasa.
diharapkan bagi pihak perusahaan,
karyawan agar dapat lebih mementingkan Furqon. (2004).Statistika terapan untuk
keselamatan dan kesehatan kerja. Karena penelitian.Bandung : Alfabeta.
hal tersebut sangat penting guna
mewujudkan perusahan yang aman dan Hadiguna, R. (2009).Manajemen pabrik,
nyaman bagi karyawannya dan juga pendekatan sistem untuk
karyawan agar lebih mengutamakan efesiensi dan efektivitas.Jakarta :
keselamatan dan kesehatan kerja dengan Bumi Aksara.
mentaati sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang telah berlaku di Himpunan Peraturan Perudang-undangan
perusahaan. keselamatan dan kesehatan
kerja.(2006).Undang-undang
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia No.13 tahun
Alwisol. (2008).Psikologi kepribadian 2003 tentang Ketenagakerjaan.
edisi revisi. Malang : Universitas Jakarta: Direktorat Pengawasan
Muhammadyah Malang. Norma Keselamatan Kerja
(DPNK3)
Anastasi,A.,Urbina, S. (1997). Test
psikologi. Alih Bahasa : Himpunan Peraturan Perudang-undangan
Robertus, Jakarta : Prenhallindo. keselamatan dan kesehatan
kerja.(2006).Peraturan Menteri
Anizar. (2009).Teknik keselamatan dan Tenaga Kerja RI No.Per-
kesehatan kerja di industri. 05/MEN/1996 tentang Sistem
Yogyakarta : Graha Ilmu. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta: Direktorat
Azwar , S.(1998). Reliabilitas dan Pengawasan Norma Keselamatan
validitas.Yogyakarta : Pustaka Kerja (DPNK3)
Pelajar.
Iskak, A. (2002). Manajemen keselamatan
Belnold, L.E dan Abourizk,S.M. (2010). dan kesehatan kerja dalam upaya
Managing performance in meningkatkan produktivitas
construction. Canada : Willey kerja. Digytal Library.. Retrieved
from
http://library.usu.ac.id/download/ Ramli, S. (2010).Sistem manajemen
ft/industri-aulia3.pdf keselamatan dan kesehatan kerja
OHSAS 18001.Jakarta: Dian
Jewell, L.N & Marc S. (1998).Psikologi Rakyat.
industri modern .Jakarta: Arcan.
Rachma, V.T. (2009).Hubungan antara
Kusuma, I.J. (2001). Pelaksanaan program kesepian dengan kebutuhan
keselamatan dan kesehatan kerja afiliasi pada anggota TNI
karyawan PT. Bitratex Industries AD.Penulisan Ilmiah (Tidak
Semarang. Jurnal : Universitas diterbitkan) .Bekasi : Universitas
Diponegoro. Gunadarma.

Mathis, R.L. (2002).Manajemen sumber Ridley, J. (2003).Keselamatan dan


daya manusia.Jakarta: Salemba kesehatan kerja sebuah ikhtisar.
Empat. Jakarta:Erlangga.

Mundarti .(2007). Faktor-faktor yang Riduwan. (2008).Metode dan teknik


mempengaruhi kinerja Dosen menyusun tesis.Bandung :
dalam melaksanakan proses Alfabeta
belajar Mengajar di prodi
kebidanan magelang Politeknik Rukhviyanti, N (2007). Pengaruh
Kesehatan Semarang tahun penerapan manajemen
akademik 2005/2006. Tesis. keselamatan dan kesehatan kerja
(Tidak Diterbitkan). Semarang : (K3) terhadap kiinerja karyawan
Universitas Diponegoro. Tanggal melalui motivasi pada perusahaan
akses : 27 Oktober 2011. Garmen di kawasan industry
Rancaekek. Jurnal. Bandung :
Munandar, A.S.(2001).Psikologi industri STIE Indonesia Mandiri. Tanggal
dan organisasi. Jakarta: UI- akses : 20 Mei 2010.
Press.
Schuler, R. & Susan E.(1999).Manajemen
Nurmianto, E.(2004).Ergonomi konsep sumber daya manusia abad ke-
dasar dan aplikasinya edisi ke 2 21.Jakarta: Erlangga.
.Surabaya: Guna Widya.
Schultz, D. (2006).Psikologi
Prawirosentono, S. (1999).Manajemen pertumbuhan.Yogyakarta:
sumber daya manusia kebijakan Kanisius.
kinerja Karyawan.Yogyakarta:
BPFE Sedarmayanti. (2007).Manajemen sumber
daya manusia, reformasi
birokrasi dan manajemen Suma’mur. (1996).Higene perusahaan
pegawai negeri sipil. Bandung : dan kesehatan kerja.Jakarta : PT.
Refika Aditama. Toko Gunung Agung.

Shafiqah Adia. 2010. Gema budaya K3 Suryabrata, S. (1998).Pengembangan alat


(Keselamatan dan Kesehatan ukur psikologi.Yogyakarta: Andi.
Kerja).
http://www.4antum.wordpress.co Sutjana. (2006).Hambatan dalam
m/2010/1/14/gema-budaya- penerapan K3 dan ergonomi di
k3.html. Tanggal akses : 6 perusahaan. Jurnal: Universitas-
Oktober 2010. Udayana.

Sihotang. (2007).Manajemen sumber daya Sutrisno, E. (2007).Budaya


manusia.Jakarta: Pradnya Paramitha. organisasi.Jakarta: Kencana
Pranada Media.
Simanjuntak, P.J.(2005). Manajemen dan
evaluasi kinerja. Jakarta : UI Press. Suwaji. (2008). Model pendidikan
pelatihan sebagai strategi
Soebroto, S.W. (2007). Peran dan komitmen kinerja keselamatan
kontribusi perguruan tinggi dalam dan keselamatan kerja sektor
pembentukan SDM ergonomi-K3 usaha kecil dan menengah,
yang siap bersaing di pasar kerja Jurnal Penelitian Humaniora,
nasional dan internasional: Surabaya Vol. 9 Agustus No. 2:146-164. :
: Institut Teknologi Sepuluh Universitas Muhammadyah
Nopember Semarang. Tanggal akses : 6
Maret 2010.
Suardi, R. (2005).Sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan
kerja.Jakarta : PPM. Internet :

Sulistiyarini, W.R. (2006).Pengaruh Jamsostek Setiap Hari Tangani 349 Kasus


program keselamatan dan Kecelakaan Kerja.
kesehatan kerja terhadap www.nakertrans.go.id (tanggal
produktivitas kerja karyawan pada download : (26 April 2010).
CV Sahabat di Klaten.Skripsi
(Tidak di terbitkan). Surakarta : Inilah Penyebab Kebakaran Pabrik Sandal
STAIN Surakarta. Tanggal akses : Swallow.
20 Mei 2010. http://megapolitan.kompas.com
(tanggal akses (28 April 2010).

Anda mungkin juga menyukai