Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PAPER

Faktor Penyebab Kecelakaan Tenaga Kerja


Pada Pekerjaan Konstruksi

Di Kerjakan Oleh :

PRODI S1 TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS TADULAKO PSDKU MOROWALI
Kabupaten Morowali – Sulawesi Tengah
Tahun 2022
ABSTRAK

Pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi sering terhambat oleh hal – hal yang tidak
diinginkan seperti kecelakaan kerja yang di sebabkan kurangnya penerapan progam K3 (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja).
Keselamatan kerja merupakan usaha tindakan pengamanan proses produksi, menjamin agar
setiap orang yang berada ditempat kerja senantiasa dalam kondisi aman. Keselamatan kerja dapat
membantu peningkatan produksi. Masalah keselamatan kerja merupakan suatu hal yang penting,
karenanya dengan lingkungan kerja yang aman, tenang dan tentram maka orang yang bekerja akan
bersemangat dan dapat bekerja secara baik sehingga hasil kerjanya memuaskan.
Kesehatan kerja didalam perusahaan merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta
prakteknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan
kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif
dan bila perlu pencegahan kepada lingkungan tersebut, agar pekerja dan masyarakat sekitar
perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta dimungkinkan untuk mengecap derajat
kesehatan setinggi-tingginya (Kuswana : 2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini sangat
penting diterapkan khususnya pada perusahaan yang berhubungan langsung dengan bidang produksi
agar karyawan dapat merasa aman, nyaman, sehat dan selamat dalam melakukan pekerjaan mereka,
sehingga produktivitas kerja dapat tercapai secara optimal.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang semakin pesat setiap tahunnya pula, secara tidak langsung
mendorong setiap perusahaan untuk terus berkembang menggunakan berbagai teknologi baru.
Kontribusi pekerja sebagai sumber daya manusia pada suatu perusahaan tidak dapat dipungkiri
memiliki kendala yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja
termasuk salah satu program pemeliharaan yang ada di perusahaan. Pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan sangat penting karena bertujuan untuk menciptakan
sistem keselamatan dan kesatuan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi
dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah suatu upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
nyaman. Hal ini juga tertuang pada Permenaker no.5 tahun 1996 tentang setiap perusahaan yang
memperkerjakan lebih dari seratus tenaga kerja atau bahan produksi yang dapat membahayakan
serta memberikan dampak penyakit akibat kerja. Maka dari itu diwajibkan untuk menerapkan Sistem
Manajemen K3. dari hasil penelitian diatas dapat kita simpulkan bahwa pentingnya penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) beserta Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja
(SMK3). hal ini dikarenakan masih tingginya angka kejadian kecelakaan kepada para
pekerja/karyawan di sebuah perusahaan. dengan adanya penerapan k3 dan SMK3 maka angka
kecelakaan karyawan dapat berkurang serta dapat mempengaruhi produktivitas dan tingkat
kenyamanan yang baik.

PEMBAHASAN
Perusahaan harus terus berupaya untuk meningkatkan kinerja seluruh karyawannya agar
mampu bersaing dengan perusahaan lain karena dapat menghasilkan suatu barang atau jasa dengan
cara yang lebih efisien. Kinerja merupakan tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti
standart hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
di sepakati bersama. Hal ini akan dapat tercapai apabila perusahaan selalu memperhatikan faktor
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta lingkungan kerja karena hal ini akan dapat meningkatan
kinerja karyawan.
Lingkungan kerja merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi perilaku karyawan
terutama dalam lingkungan pekerjaan yang secara tidakn langsung maupun langsung mempengaruhi
kinerja karyawan, Tohardi (2002), mengatakan bahwa jika lingkungan kerja yang tidak baik tentunya
akan memberikan dampak negatif terhadap para pekerja, yaitu menurunkan semangat kerja, gairah
kerja, dan kepuasan kerja yang akhirnya menurunkan kinerja karyawan. Perusahaan harus dapat
memperhatikan kondisi yang ada dalam perusahaan baik di dalam maupun di luar ruangan tempat
kerja, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lancar dan merasa aman. Lingkungan kerja dalam
suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak
melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tetapi lingkungan kerja mempunyai pengaruh
langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan perhatian dan perlindungan yang
diberikan perusahaan kepada seluruh karyawannya. Menurut Mathis dan Jackson (2006),
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang
aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan
kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan
yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja.
Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah pelaksanaan dan pengawasan
program kesehatan dan keselamatan kerja yang belum maksimal.
Keberadaan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sudah menjadi kewajiban bagi
perusahaan konstruksi terutama yang berada di wilayah Indonesia.
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi :
a. Faktor pekerja itu sendiri.
b. Faktor metoda konstruksi.
c. Peralatan.
d. Manajemen

Secara umum, kelompok faktor - faktor penyebab kecelakaan adalah :


1. Perbuatan berbahaya
Disebut perbuatan berbahaya karena hal ini sangat barkaitan erat dengan cara dan sifat
pekerjaan. Faktor – faktor dari perbuatan berbahaya itu sendiri :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang tidak sesuai dengan pekerjaannya.
b. Keadaan fisik dan mental yang belum siap dengan tugas – tugasnya.
c. Tingkah laku dan kebiasaan ceroboh, sembrono, dan terlalu berani tanpa mengindahkan
petunjuk atau instruksi.
d. Kurangnya perhatian dan pengawasan manajemen.
2. Kondisi berbahaya, faktor - faktornya meliputi :
a. Keadaan mesin – mesin, alat – alat kerja dan peralatan lainnya, serta bahan – bahan yang
digunakan.
b. Lengah.
c. Proses produksi.
3. Kelemahan sistem manajemen, yang berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan
pengetahuan dari pucuk pimpinan terhadap pentingnya peran keselamatan dan kesehatan
kerja,faktornya yang meliputi :
a. Sifat manajemen yang tidak memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
tempat kerja.
b. Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab, serta pelimpahan
wewenang bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara jelas.
c. Sistem dan prosedur kerja yang lunak, atau penerapannya tidak tegas.
d. Tidak adanya standar atau kode Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat
diandalkan.
e. Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang kurang baik.

Menurut Suma’mur (2009: 83) menyatakan bahwa penyebab penyakit akibat kerja disebabkan
oleh faktor berikut, antara lain:
1. Faktor fisis seperti suara, radiasi sinar rongten atau sinar radio aktif, suhu yang terlalu tinggi,
tekanan udara tinggi, dan penerangan lampu yang buruk.
2. Faktor kimiawi seperti debu, uap, gas, larutan kimia dan awan atau kabut.
3. Faktor biologis seperti bibit penyakit antraks atau brusella (brucella).
4. Faktor fisiologis/ ergonomis antara lain kesalahan konstruksi mesin, sikap badan tidak benar
dalam melakukan pekerjaan.
5. Faktor mental-psikologis yang terlihat misalnya pada hubungan kerja atau hubungan industrial
yang tidak baik”
Dalam pekerjaan konstruksi kecelakaan kerja biasanya terjadi akibat kontak dengan suatu zat atau
sumber energi. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Kecelakaan industri yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya potensi bahaya
yang melekat pada bagian tersebut.
2. Kecelakaan dalam perjalanan yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja yang berkaitan
dengan adanya hubungan kerja.
Penyebab langsung yang cocok :
1. Tindakan tak aman : Gagal mengingatkan, penempatan tangga tidak tepat dan tidak
memperhatikan area kerja dengan baik
2. Kondisi tidak aman : Ruang atau space terbatas (sempit), dan tata graha yang tidak baik
Penyebab dasar periksa yang cocok:
1. Faktor manusia :kesalahan yang sangat sering dilakukan oleh para pekerja adalah karena pekerja
melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan SOP hal ini merupakan faktor paling sering untuk
terjadinya suatu kecelakaan. Kesalahan selanjutnya yang dilakukan oleh pekerja adalah pekerja
tidak memperhatikan area kerja dengan baik
2. Faktor pekerjaan : Alat, peralatan tidak memadai, kecelakaan kerja terbanyak disebabkan terkena
alat kerja seperti mesin las, mesin gerinda, mesin press dan sebagainya.

KESIMPULAN
Jenis jenis bahaya keselamatan meliputi semua bahaya yang menciptakan kondisi kerja yang
tidak selamat, karena terjadi kontak dengan energi tertentu. Misal:
1. Bahaya ketinggian (energi gravitasi)
2. Bahaya struktur ambruk (energi mekanika)
3. Bahaya kesetrum, meledak (energi listrik)
4. Bahaya benda bergerak (energi kinetik)
5. Bahaya tabrakan (energi kinetik)
6. Bahaya longsor (energi mekanik/gravitasi)
7. Bahaya kebakaran (energi panas)
8. Bahaya terdsandung (enegi kinetik)
9. Bahaya radiasi (energi radiasi)
10.Bahaya lainnya yang umumnya termasuk dalam kategori bahaya fisik.
Secara umum, untuk mengurangi terjadinya kecelakaan pada proyek konstruksi, pelaksana
proyek dapat melakukan upaya seperti : memperhatikan, memahami, dan menerapkan kebijakan-
kebijakan K3 (sistem manajemen) dalam melaksanakan proyek konstruksi, melakukan pencegahan
kecelakaan, seperti pemakaian alat-alat pelindung, pemasangan rambu, dan pemasangan konstruksi
pengaman. melakukan pengawasan dalam menerapkan K3, dimana pelanggar terhadap kebijakan dan
aturan yang telah disepakati harus diberi sanksi, memastikan para pekerja bekerja sesuai
kemampuannya dan tidak lengah pada saat melakukan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dinar Dewi Kania, Eko Probo, Hanifah. 2016. Analisis Faktor Budaya Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) Pada Penanganan Kargo Di Bandara Soekarno Hatta International Airport.

Jakarta : Univesitas Trisakti

Rifki Rahman Arif. 2016. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Produksi CV. Anugerah Tani Makmur). Malang :

Univesitas Brawijaya

Elphiana E.G , Yuliansyah M. Diah, M. Kosasih Zen. 2017. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pertamina Ep Asset 2 Prabumulih. Univesitas

Sriwijaya

Astiandini Hidayatullah, Sri Surjani Tjahjawati. 2017. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan . Politeknik Negeri Bandung

Ade Sofyan. 2017. Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja

Karyawan Pt. Bekaert Indonesia Plant Karawang

Ni Luh Putu Srijayanthi1 , I Gusti Ketut Sudipta2 , IGA. Adnyana Putera. 2017. Kecelakaan Tenaga

Kerja Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Tabanan. Denpasar : Universitas Udayana

Andikha Kuswardana, Novi Eka Mayangsari, Haidar Natsir Amrullah. 2017. Analisis Penyebab

Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode RCA (Fishbone Diagram Method And 5 – Why

Analysis) di PT. PAL Indonesia . Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Nining Wahyuni, Bambang Suyadi, Wiwin Hartanto. 2018. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Kutai Timber Indonesia
(Studi Kasus PadaPT. Kutai Timber Indonesia Kota Probolinggo). Universitas Jember

Manda Dwipayani Bhastary , Kusri Suwardi. 2018. Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT.Samudera Perdana

Rudi Wijaya , Johan Paing. 2018. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keselamatan Kerja

Karyawan Perusahaan Kontraktor Di Surabaya. Surabaya : Univesitas Wijaya Kusuma

Heri Nugraha, Linda. 2019. Analisis Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam Upaya Meminimalkan Kecelakaan Kerja pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia.

Institut Manajemen Koperasi Indonesia

Salianto, Mushtofainal Akhyar, Muhammad Subhan. 2022. Evaluasi penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) berdasarkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

(SMK3). Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai