Oleh :
Nama : Widia Affiani Putri
NIM : 15-150-0183
Prodi/Kelas : Manajemen/E
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA
2017
Bab 9 Lingkungan Kerja dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Berdasarkan dari teori dan konsep lingkungan kerja seperti yang telah
dijelaskan diatas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa bahwa lingkungan kerja
merupakan sesuatu yang selalu ada di sekitar wilayah pegawai/pekerja, baik itu
sifatnya termasuk lingkungan fisik, atau termasuk kedalam lingkungan non fisik serta
jaringan di dalam hubungan kerja pada suatu organisasi yang bisa mempengaruhi
semangat pegawai / pekerja didalam menyelesaikan pekerjaan yang telah ditugaskan.
Menurut Heinrich pada tahun 1931 atau lebih dikenal dengan teori domino,
suatu kecelakaan dapat diakibatkan oleh lima faktor yang berdampak secara berurutan
seperti, lima batu domino yang dideret berdiri sejajar, apabila batu yang didepannya
jatuh, akan mengakibatkan jatuhnya batu-batu yang ada dibelakangnya secara
berantai. Kelima faktor itu adalah
a. kebiasaan,
b. kesalahan seseorang,
c. perbuatan,
d. kondisi tidak aman, dan
e. kecelakaan.
Menurut teori domino ini, apabila rantai penyebab tersebut diputus atau salah satu
batu domino tersebut dihilangkan maka kecelakaan dapat dihilangkan. Sedangkan
menurut Birds pada tahun 1967 hampir sama karena Birds hanya memperbaiki teori
yang pertama yaitu manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak, dan kerugian.
Maksudnya manajemen memegang peran penting dalam mengurangi, atau
menghindari terjadinya kecelakaan. Bahkan birds, menyatakan bahwa, kesalahan
manajemen merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan, sementara tindakan
tidak aman, dan kondisi tidak aman, merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan.
Secara garis besar program k3 meliputi hal-hal berikut :
Kepemimpinan, dan adminitrasinya.
Manajemen k3 yang terpadu.
Pengawasan, dan kontrol.
Analisis pekerjaan, dan prosedural.
Penelitian, dan analisis pekerja.
Training bagi pekerja baru.
Pelanyanan kesehatan bagi pekerja.
Penyediaan alat pelindung diri.
Meningkatkan kesadaran pekerja terhadap k3.
Sistem audit.
Laporan, dan pendapatan
Dalam konteks penyebab terjadinya kecelakaan, akibat kerja dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, berikut dibawah ini :
Faktor fisik, yang meliputi, penerangan, suhu udara, kebisingan, dan lain
sebagainya.
Faktor kimia, yang meliputi, gas, cairan, uap, dan lain sebagainya.
Faktor biologi, yang meliputi, micro organisme, dan lain sebagainya.
Faktor fisiologi, yang meliputi, kontruksi mesin, sikap, dan cara bekerja.
Faktor mental fisiologis, susunan kerja, hubungan diantara pekerja, atau dengan
pengusaha, pemeliharaan kerja, dan lain sebagainya.
Semua faktor diatas, dapat mempengarui, mengganggu aktivitas kerja seseorang, dan
terjadi kecelakaan kerja.
Pengukuran kinerja K3 dapat berupa pengukuran kualitatif maupun pengukuran
kuantitatif kinerja K3 di tempat kerja. Pengukuran dan Pemantauan bertujuan antara
lain untuk :
Melacak perkembangan dari pertemuan-pertemuan K3, pemenuhan Tujuan K3
dan peningkatan berkelanjutan.
Memantau pemenuhan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja.
Memantau kejadian-kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
Menyediakan data untuk evaluasi keefektivan pengendalian operasi K3 atau
untuk mengevaluasi perlunya modifikasi pengendalian ataupun pengenalan
pilihan pengendalian baru.
Menyediakan data untuk mengukur kinerja K3 Perusahaan baik secara proaktif
maupun secara reaktif.
Menyediakan data untuk mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja Perusahaan
Menyediakan data untuk menilai kompetensi personil K3.
Dengan adanya semangat kerja tersebut, maka pekerjaan akan menjadi lebih
cepat diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi, absensi akan dapat diperkecil,
kemungkinan perpindahan karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin, dan
sebagainya. Hal ini semua berarti diharapkan bukan saja produktivitas kerja dapat
ditingkatkan, tetapi juga ongkos perunit akan diperkecil. Jadi apabila suatu
perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja, maka mereka itu akan memperoleh
banyak keuntungan. Semangat kerja timbul akibat adanya motivasi atau motivasi
mendorong seseorang untuk dapat bekerja dengan giat, penuh kegairahan dan merasa
puas dalam pekerjannya. Maka dalam hal ini hubungan antara motivasi dengan
semangat kerja tidak dapat dipisahkan.
Kelelahan adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa lelah secara fisik
dan/atau mental, yang dapat disebabkan oleh :
a) Jam kerja yang panjang tanpa intervensi istirahat/periode penyembuhan
b) Aktivitas fisik yang kuat dan berkelanjutan
c) Usaha mental yang kuat dan berkelanjutan
d) Bekerja selama beberapa atau semua waktu alami untuk tidur (sebagai akibat dari
shift atau bekerja untuk waktu yang panjang)
e) Tidur dan istirahat yang kurang cukup (WSHCouncil,2010)
Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan
ketahanan dalam bekerja, yang disebabkan oleh :
a) Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)
b) Kelelahan fisik umum
c) Kelelahan saraf
d) Kelelahan oleh lingkungan yang monoton
e) Kelelahan oleh lingkungan yang kronis terus-menerus sebagai faktor secara
menetap (Sumamur, 2009)
Menurut Workplace Safety & Health Council (WSHCouncil) (2010) tipe kelelahan
dibagi menjadi :
a) Kelelahan fisik (berkurangnya kemampuan untuk bekerja manual).
b) Kelelahan mental (penurunan tingkat konsentrasi dan kewaspadaan).
B. Kebosanan Kerja
Dalam dunia kerja, kebosanan kerja menjadi sangat penting untuk mendapat
perhatian mengingat bahwa hal tersebut akan dapat mempengaruhi produktivitas kerja
pegawai. Kebosanan kerja bisa terjadi bukan saja pada pekerja di tingkat bawah
(Frontliner) tetapi juga bisa melanda para pekerja di tingkat atas (Managerial Level).
Oleh karena itu banyak perusahaan yang melakukan berbagai tindakan pencegahan
dengan cara melakukan rotasi kerja, melibatkan pekerja dalam pengambilan
keputusan, melaksanakan company gathering, memberikan kesempatan untuk
melakukan cuti, dan masih banyak lagi hal lainnya. Semua kegiatan tersebut
bertujuan untuk membuat para pekerja tidak merasa bosan dan jenuh dengan
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan sehari-hari.
Kebosanan kerja bukan saja memberikan dampak yang negatif bagi kinerja
seseorang dalam perusahaan atau organisasi tetapi juga dapat menyebabkan berbagai
dampak psikologis yang dapat mengganggu kesejahteraan jiwa individu tersebut.
Dampak psikologis tersebut misalnya timbulnya rasa hampa dalam diri individu
tersebut, meragukan kemampuan diri sendiri atau sebaliknya justru bersikap arogan
karena merasa semua tugas dapat dikerjakan tanpa kesulitan, hilangnya motivasi
kerja, dsb. Dampak-dampak tersebut perlu segera ditangani agar tidak sampai
menyebabkan stres atau depresi. Berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan
sebagai upaya untuk mengatasi kebosanan kerja, diantaranya adalah :
a. Menulis
Menulis buku, novel, artikel atau tulisan ilmiah akan sangat berguna untuk
mengalihkan perhatian sementara dari tugas-tugas sehari-hari.
b. Mengajar
Dengan mengajar maka akan memiliki kesempatan untuk menikmati kondisi atau
suasana yang berbeda antara dunia kerja (kantor) dengan dunia akademika
(kampus/sekolah).
c. Berwiraswasta
Dengan memulai usaha sendiri maka tantangan akan semakin besar dan akan
menuntut individu tersebut untuk menguasai (setidaknya mengetahui) berbagai
bidang yang berguna untuk kelangsungan usahanya.
d. Mengikuti kursus atau pelatihan
Suatu pelatihan atau pendidikan dapat bermanfaat untuk meng-update kemampuan
kita pada bidang tertentu dan mendapatkan suasana baru yang berbeda dengan
suasana kerja sehari-hari yang mungkin monoton.
C. Pengukur
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara
langsung. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya hanya
berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja. Grandjean
(1993) dalam Tarwaka et al (2004) mengelompokkan metode pengukuran kelelahan
dalam beberapa kelompok, yaitu:
Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan
Uji psikomotor
Uji hilangnya kelipan (flicker-fusion test)
Perasaan kelelahan secara subjektif
Uji mental
Hal ini bermanfaat bagi pengelolaan manajemen SDM yaitu semua program
mulai dari perencanaan Sumber Daya Manusia, rekrutmen, pengembangan pegawai,
pengembangan karir sampai dengan program pensiun dapat dilaksanakan dengan
optimal dan tepat sasaran. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia haruslah
dirancang untuk menyediakan informasi. Informasi yang dikehendaki pada umumnya
meliputi tepat waktu, akurat, ringkas, relevan, lengkap. Sistem Informasi
Kepegawaian efektif sangat membantu pengambilan keputusan bagi
manajer/pimpinan organisasi
Pada dasarnya pemutusan hubungan kerja mengambil dua bentuk utama, yaitu
berhenti dan diberhentikan. Menurut Tulus (1993:167) pemutusan hubungan kerja
adalah mengembalikan karyawan ke masyarakat. Hal ini disebabkan karyawan pada
umumnya belum meninggal dunia sampai habis masa kerjanya. Oleh karena itu
perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu yang
timbul akibat dilakukannya tindakan pemutusan hubungan kerja.
Hal diatas pada dasarnya menjadi keinginan dua belah pihak. Akan tetapi, tidak
dapat diingkari sering terjadi pemberhentian dengan pemecatan, karena konflik yang
tidak dapat diatasi lagi. Pemecatan karyawan harus didasarkan kepada peraturan dan
perundang-undangan karena setiap karyawan mendapat perlindungan hukum sesuai
dengan statusnya.
Bab 15 Audit
A. Konsep dasar atau Teori
Audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi aktual (bukti-bukti) dan
signifikan melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian serta penarikan
kesimpulan) secara sistematis, obyektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada
azas nilai manfaat. Audit juga merupakan proses sistematik dalam pengumpulan dan
penilaian secara objektif atas bukti-bukti yang berkenaan dengan pernyataan tentang
tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa untuk menentukan tingkat kesesuaian
antara pernyataan tersebut dengan kriteria-kriteria standar, serta mengkomunikasikan
hasil-hasilnya kepada pihak-pihak pengguna yang berkepentingan.
Audit internal adalah audit yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi dalam
hal ini Badan Pengawasan Internal oleh auditor internal yang juga karyawan sendiri.
Auditor internal tidak memiliki tanggung jawab hukum kepada publik atas apa yang
dilakukannya dan dilaporkannya sebagai temuan. Hasil kerja auditor internal bukan
untuk masyarakat umum, melainkan untuk kepentingan internal organisasi sendiri.
Audit eksternal adalah audit yang dilaksanakan oleh auditor eksternal dari
pihak eksternal atau dari institusi independen. Audit dilaksanakan berdasarkan azas-
azas formal/standar kriteria tertentu yang digunakan sebagai acuan untuk menilai.
Hasil penilaian dikeluarkan oleh institusi independen tersebut berdasarkan data dan
informasi yang diperoleh dari proses audit. Contoh lembaga audit eksternal adalah
akuntan publik. Audit eksternal juga bisa dilakukan oleh konsultan yang diminta
Dewan Audit untuk melakukan audit sesuai lingkup permasalahan tertentu.
B. Pengukuran Audit
Pengukuran Audit diukur dengan tim pemeriksaan atau Auditor yang
berkaitan :
Mengukur kualitas Audit merupakan hal yang cukup sulit, karena harus melihat dari
hasil kerjanya, sebab auditor yang bekualitas akan mencegah kekeliruhan dalam
perusahaan yang di auditnya.
Daftar Pustaka
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/R0212005_bab2.pdf
http://andywasono.blogspot.co.id/2015/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://digilib.unila.ac.id/2288/10/BAB%20II.pdf
https://hiukencana.wordpress.com/2010/03/31/kelelahan-kerja-occupational-fatigue/
https://achmadaryarozi.wordpress.com/2010/07/12/semangat-kerja/
http://www.materibelajar.id/2016/04/teori-konsep-lingkungan-kerja.html
http://www.grahalogam.co.id/konsep-dasar-keselamatan-kerja/
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/pengukuran-dan-
pemantauan-k3.html
http://indarto45e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/01/29/penerapan-sistem-informasi-sdm-
sim-sdm-dalam-manajemen-sumber-daya-manusia-di-pt-aplikanusa-lintasarta/
https://chanatha.wordpress.com/2010/01/04/kepuasan-kerja/
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2016/02/Makalah-Pemberhentian-Pegawai.pdf
http://maidastp.blogspot.co.id/2014/04/audit-sumber-daya-manusia.html
http://yuliakurnia.blogspot.co.id/2011/07/materi-kuliah.html
http://akuntansi07-unp.blogspot.co.id/2012/10/pengukuran-kualitas-audit.html