Anda di halaman 1dari 68

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan pendidikan olahraga sangat di pengaruhi oleh sumber daya manusia

berkualitas, secara umum tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku peserta didik

secara positif meliputi segi pengetahuan (aspek kognitip), sikap (aspek afektip), dan

keterampilan (aspek psycho-motor). Dalam garis Besar Haluan Negara Undang-Undang

Republik Indonesia no 20 Tahun 2003 Tentang sistim pendidikan Nasional tujuan

Nasional Pendidikan di rumuskan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk

mengembangkan keperibadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah dan

berlangsun seumur hidup dimana dituntut kualitas manusia untuk dapat bersaing.

Karena itu agar pendidikan sesuai dengan kemampuan masing-masing individu,

maka pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh Rakyat sesuai dengan kemampuan masing-

masing individu, maka pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga masyarakat dan

pemerintah, menurut Rosdiani (2013:23), pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan

adalah merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

direncanakan secara sistematis bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan

individu secara organik, neumuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam

kerangka sistem pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari pendidikan secara

keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,

keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, kerampilan sosial, penalaran dan

tindakan moral melalui aktifitas jasmani dan olahraga.

Didalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

manusia yang berlangsun seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat

1
2

penting yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka

pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, bermain dan olahraga yang di lakukan

secara sistematis. Pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus

membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan

keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penelaran, penghayatan nilai

(sikap-mental-emosioanl-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang

bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di SMP IT Nurul Yaqin

Sorong, salah satu tujuanya adalah untuk meningkatkan aktifitas fisik dan kesegaran

jasmani serta menghasilkan manusia yang sehat juga bertujuan untuk mengembangkan

bakat dan minat peserta didik untuk berprestasi.

Jelaslah bahwa peningkatan prestasi olahraga merupakan prioritas utama bangsa

Indonesia usaha yang di lakukan pemerintah adalah menjalangkan pelaksanaan olahraga

di unit kegiatan olahraga atau lembaga pendidikan serta pada masyarakat secara umum

yang besiapat.Mencari bibit membina dan mengembangkan prestasi olahraga bangsa

Indonesia.

SMP IT Nurul Yaqin Sorong adalah salah satu lembaga pendidikan yang membina

olahraga bola voli melalui program ekstra kurikuler. Mengalami kendala antara lain

kemampuan melakukan passing bawah yang kurang baik hal ini berdasarkan pengamatan

di lapangan bahwa di SMP IT Nurul Yaqin Sorong banyak yang gemar melakukan

permainan bola voli, namun peserta didik rata-rata belum menguasai teknik dasar

passing, karena belum terlihat keterampilan peserta didik melakukan passing bawah

dalam permainan bola voli, hal ini dikarenakan kurangnya hubungan gerak dan juga

2
3

kurang bagusnya hubungan antara otot lengan peserta didik sehinga gerakan-gerakan

yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Observasi atau pengamatan yang di lakukan di SMP IT Nurul Yaqin Sorong yaitu

beberapa peserta didik pada saat jam pelajaran bola voli, permasalahan yang muncul di

SMP IT Nurul Yaqin Sorong yaitu beberapa peserta didik yang memiliki kemampuan

bermain bola voli yang tidak sama, ada yang baik tetapi ada yang juga kurang baik. Hal

tersebut dikarenakan kurangnya kemampuan teknik dasar yang mereka kuasai hal

tersebut terbukti saat melakukan passing bola ke luar lapangan, bola tidak melewati net

atau tersangkut di net. Hal ini di karenakan posisi badan saat passingkurang baik dan

daya ledak otot lengan dan koordinasi mata tangan yang kurang baik, dengan demikian

dapat mempengaruhi kamampuan bermain bola voli.Melihat permasalahan tersebut maka

teknik dasar berperan penting terhadap kemampuan bermain bola voli.

Kekuatan Otot lengan merupakan komponen yang sangat penting guna

meningkatkan kondisi fisik seseorang secara keseluruhan. Latihan yang teratur dan

terukur serta berkelanjutan akan dapat menghasilkan perubahan-perubahan struktur otot

yang bermuara akan bertambahnya kemampuan kontraksi otot.

Menurut Suharjana (2013 : 144-145), daya ledak adalah hasil kali dari kekuatan dan

kecepatan. Kekuatan atau yang sering kita sebut dengan power merupakan komponen

fisik yang terbentuk dari beberapa komponen utama. Kekuatan merupakan hasil kali dari

kekuatan dan kecepatan, sehingga semua bentuk latihan pada komponen biomotor

kekuatan dapat dijadikan sebagai bentuk latihan. Menurut Ismariyati (2008 : 59) daya

ledak menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan ekplosif

serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-

cepatnya.

3
4

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot lengan

adalah kemampuan sekelompok otot pada lengan untuk mengerahkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang sangat cepat dan maksimal.

Melalui koordinasi mata tangan yang baik seseorang akan dengan muda melakukan

keterampilan teknik tingkat tinggi. Semakin tinggi koordinasi seseorang semakin muda

untuk mempelajari teknik dan taktik yang baru maupun yang rumit. Seorang pemain

yang memiliki tingkat koordinasi yang baik akan mampu melakukan skill atau teknik

yang baik, di samping itu juga dapat dengan cepat dan tepat menyelesaikan tugasnya.

Oleh sebab itu koordinasi mata tangan di perlukan pada hampir semua cabang olahraga

yang melibatkan aktifitas gerak atau fisik. Koordinasi atau mata tangan dengan melatih

komponen-komponen fisik yang akan mendukung anak dalam permainan bola voli.

Komponen fisik tersebut di antaranya adalah koordinasi mata tangan seluruh teknik

dalam permainan bola voli di lakukan oleh gerakantangan.Dalam melakukan teknik

misalnya passing, maka di perlukan waktu atau timing yang tepat. Adapu untuk

menghasilkan ketepatan waktu yang baik, maka di perlukan koordinasi mata tangan

antara mata sebagai indra yang focus terhadap ledak bola serta gerakan tangan yang akan

memukul dan menerima bola.

Salah satu jenis teknik dasar permainan bola voli adalah passing bawah, passing

bawah adalah teknik yang dilakukan dari bawah dengan posisi kedua kaki di buka

selebar bahu dan kemudian tangan di gengam/di lipat. Selama ini teknik dasar passing

bawah menjadi sebuah teknik yang lebih dominan di gunakan oleh peserta didik dalam

melakukan passing.

Berdasarkan uraian diatas dengan di identifikasikan bahwa kekuatan otot lengan dan

koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah berhubungan pada

kemampuan bermain bola voli. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk mengkaji lebih

4
5

lanjut untuk mengetahui besarnya “Hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi

mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa

kelas VIII SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.2.1 Apakah ada hubungan kekuatan otot lengan dengan passing bawah bola voli

pada siswa kelas VIII SMP IT Nurul Yaqin Sorong?

1.2.2 Apakah ada hubungan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing

bawah permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP IT Nurul Yaqin

Sorong?

1.2.3 Apakah ada hubungan otot lengan dan koordinasi mata tangan dengan

kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas VIII

SMP IT Nurul Yaqin Sorong?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang perlu di capai adalah :

1.3.1 Untuk mengetahui hubungan kekuatan otot lengan dengan passing bawah

permainan bola voli siswa kelas VIII di SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

1.3.2 Untuk mengetahui hubungan antara koordinasi mata tangan dengan kemampuan

passing bawah dalam permainanan bola voli siswa kelas VIII di SMP IT Nurul

Yaqin Sorong.

1.3.3 Untuk mengetahui hubungan kekuatan otot lengan secara bersama-sama dengan

koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan

bola voli siswa kelas VIII di SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

5
6

1.4 Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau

lebih yang dinyatakan berdasarkan pemikiran peneliti atau diturunkan dari teori yang

telah ada.

Hipotesis dari penelitian ini yaitu :

1.4.1 H0 : Tidak ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata

tangan dengan kemampuan pasing bawah dalam permainan bola voli.

1.4.2 Ha : Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan koordinasi mata tangan

dan kemampuan pasing bawah dalam permainan bola voli.

1.5 Manfaat penelitian

Hasil penelitian dapat memberi informasi mengenai hubungan kekuatan otot lengan

dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah permainan bola voli di

SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

1.5.1 Teoris

a. Dapat bahan kajian bagi penelitian lain untuk sekiranya dapat

mengembangkan penelitian yang telah di buat oleh penulis yang memiliki

tema atau pembahasan yang hampir sama sehingga hasilnya lebih baik dan

mendalam.

b. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi orang lain, terutama dalam

bidang pendidikan jasmani.

6
7

c. Hasil penelitian dapat membuktikan secara ilmiah tentang hubungan

kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan

passing di SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

1.5.2 Praktis

a. Bagi Peserta didik

Dapat mengetahui adanya hubungan kekuatan otot lengan dan koordinasi

mata tangan dengan kemampuan passing bawah.

b. Bagi Guru

Dapat menjadi pedoman bagi guru untuk lebih mengembangkan

kemampuan peserta didik terutama dalam bidang bola voli.

c. Pihak Sekolah

Menjadi perhatian bagi pihak sekolah agar lebih memperhatikan pentingnya

olahraga dalam permainan bola voli.

7
8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Permainan Bola Voli

Bola voli adalah suatu cabang olahraga yang termasuk pada permainan bola

besar dimana terdapat 6 orang pemain dalam satu tim yang memantulkan bola dengan

tangan disebrangkan melalui atas net dan berusaha untuk mematahkan pertahanan

lawan. Hal ini diperjelas dengan pendapat Sanoesi dan Chandra (2012:15) bahwa bola

voli merupakan permainan beregu bola besar, bola voli dimainkan oleh dua regu

setiap regu ada 6 pemain yang saling berkordinasi dan bekerja sama dalam tim.

Sedangkan menurut Kharisma (2012:14) permainan bola voli merupakan suatu

cabang olahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak-balik di atas jaring/net,

dengan maksud menjatuhkan bola didalam petak lapangan lawan untuk mencari

kemenangan.

Menurut PBVSI dalam Rahardjo (2012:9) adalah olahraga yang dimainkan oleh

dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Permainan bola voli

adalah olahraga yang unik karena olahraga ini merupakan permainan keselahan yang

dimiliki tujuan mendapatkan bola untuk dipukul ke daerah lawan atau memaksa

lawan membuat kesalahan dalam menangani bola Lestari (2007:22).

Permainan bola voli bermula dimainkan untuk aktivitas rekreasi, yaitu bagi

para bangsawan. Permainan ini jadi berkembang dan menjadi sangat popular

didaerah–daerah pariwisata dan dilakukan di lapangan terbuka, untuk pertama kalinya

di Negara Amerika Serikat (Setelah permainan bola voli baru tercipta Morgan

mendemonstrasikan cara memainkannya melalui permainan 2 regu dihadapan para

ahli-ahli olahraga YMCA (Young Men Christian Association) yang sedang

8
9

berkoferensi di Psingfield Collage, dan pada waktu itu permainan ini diberi nama

Mintonette. Selanjutnya permainan Mintonette berganti nama menjadi Volley

berdasarkan dari pertimbangan tentang cara memainkan bola, yaitu memvoli yang

berarti bola dipukul sebelum menyentuh tanah. Orientasi pembinaan olahraga pada

permainan bola voli ini lebih mengara pada pencapaian prestasi, akan tetapi unsur –

unsur dari nilai rekreasinya tidak akan hilang didalam permainan bola voli, Ahmadi,

(2007: 2).

Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

mudah untuk dilakukan oleh setiap orang.Di perlukan pengetahuan tentang taknik-

teknik dasar dan teknik-teknik lanjutkan untuk dapat bermain bola voli secara efektif.

Teknik-teknik tersebut meliputi servis, passing,smash dan sebagainya.

Ahmadi,2007:19).

Sedangkan pengertian bola voli menurut Bachtiar (2007:23) yaitu suatu cabang

olahraga beregu, dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing regu menempati petak

lapangan permainan yang dibatasi oleh jaring net.

Menurut Suharno yang di kutip Ariyani Lynda (2009:22) menyatakan bahwa

bola voli adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing

regu terdiri dari 6 orang, bermain di lapangan dengan ukuran 18 x 9 meter, permainan

dilakukan dengan cara memantulkan bola ke udara hilir mudik dengan syarat pemain

bersih dan setiap pemain berusaha menjatuhkan bola ke lapangan lawan.

Permainan bola di udara (reli) berlangsung secara teratur samapai bola

menyentuh lantai, “bola keluar”atau salah satu regu mengembalikan bola secara

sempurna. Dalam permainan bola voli siapa saja yang memenangkan reli, ia

mendapat angka dan berhak untuk melakukan servis dan setiap pemain melakukan

geseran satu posisi menurut arah jarum jam

9
10

Gambar 2.1 lapangan bola voli

Untuk menunjang permainan bola voli maka fasilitas adalah salah satu factor yang harus

diperhatikan. Fasilitas dan alat-alat dalam permainan bola voli diantaranya:

 Ukuran lapangan permainan bola voli menurut Sumantri dan Sujan (2009:8)

a. Lapangan dalam permainan bola voli berbentuk persegi panjang dengan panjang 18

meter dan lebar 9 meter. Yang dimainkan oleh dua tim. Secara internasional,total ukuran

lapangan panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Pada bagian tengah yang panjangnya

dibatasi oleh net, sehingga ukuran lapangan unutuk tim satu adalah 9 m x 9 m. demikian

pula untuk tim yang lainya. Dalam bola voli dikenal istilah garis 3 m atau attack line

yang berfungsi sebagai pembatas wilayah penyerangan.

b. Net dalam pernainan bola voli menurut Somantri dan Sujana (2009:7) dalam permainan

bola voli terdapat net ataupun jaring yang membatasi lapangan menjadi dua kubu. Pada

umumnya net berbahan nilon dengan warna jaring berwarna hitam ataupun gelap dan

bibir atas net berwarna putih. Net-net dipasang pada tiang-tiang yang berada dipinggir

lapangan yang bisa terbuat dari besi dan bambu. Net yang dipasang dengan ketinggian

2,43 meter digunakan dalam pertandingan bola voli putra, sedangkan pada kelas putrid

biasanya mengunakan net dengan ketinggian 2,24 meter.

c. Bola adalah alat yang paling utama dalam permainan bola voli. Menurut Somantri dan

Sujana (2009:8). Bola yang dipakai dalam permainan bola voli harus sesuai dengan

10
11

aturan yang telah ditetapkan oleh FIVB. Bola standar yang digunakan dalam permainan

bola voli adalah :

1. Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan massa 260

hingga 280 gram

2. Tekanan dari bola tersebut hendaknya sekitar 0,30 hingga 0,325 kg/cm2 (4.26

sampai 4,1 psi,294,3-318.82 mbar atau hpa)

Gambar 2.2 Bola Voli

Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang

akan saling bertanding, dimana setiap kelompok terdiri dari 6 orang yang menempati

lapangan petak masing-masing yang dibatasi oleh net, tiap kelompok harus berusaha

memukul bola sampai melewati net dan akan mendapat poin 1 jika bola berhasil jatuh ke

petak lawan (rally point), permainan selesai apabila salah satu tim mencapai angka 25. Dalam

kedudukan 24-24, permainan dilanjutkan sampai tercapai selisih 2 (dua) angka.Ada banyak

pengertian tentang permainan bola voli, beberapa di antaranya yaitu menurut Machfud

Irsyada (2000: 13), Permainan bola voli adalah olahraga beregu.Setiap regu berada pada

petak lapangan permainan masing-masing dengan dibatasi oleh net. Bola dimainkan dengan

satu atau kedua tangan hilir mudik atau bolak-balik melalui atas net secara teratur sampai

bola menyentuh lantai (mati) di petak lawan dan mempertahankan agar bola tidak mati di

petak permainan sendir.

Sedangkan dalam PP PBVSI (2005: 1), permainan bola voli adalah olahraga yang

dimainkan oleh dua tim dalam setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat

11
12

versi yang berbeda untuk digunakan pada keadaan khusus dan pada akhirnya adalah untuk

menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang. Tujuan dari permainan bola voli

adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan untuk

mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim 11 dapat memainkan tiga pantulan untuk

mengembalikan bola (di luar perkenaan blok). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola

dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga

bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola secara

sempurna. Dalam permainan bola voli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu

angka (Rally Point System). Apabila tim yang sedang menerima servis memenangkan reli,

akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan servis berikutnya, serta pemainnya

melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam.

Di dalam olahraga permainan bolavoli terdapat teknik dasar yang digunakan dari

service, passing bawah, passing atas, smash dan block. Teknik tersebut harus dikuasai setiap

pemain dalam permainan bolavoli, sehingga ketika masuk ke dalam situasi pertandingan

pemain tersebut dapat menguasainya dan tidak merasa kesulitan. Agar semua teknik dalam

permainan bolavoli dikuasai oleh peserta kegiatan ekstrakurikuler (peserta didik), dibutuhkan

latihan-latihan yang continue dan teratur khususnya latihan teknik dasar sesuai dengan

program latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih kegiatan ekstrakurikuler permainan

bolavoli (Ah-madi,2007).

Ada beberapa teknik yang diperlukan dalam permainan bola volisebagai langkah untuk

melakukan permainan bola voli. Menurut M. Yunus(1992: 68), teknik-teknik dalam

permainan bola voli meliputi: servis,passing, umpan (set-up), smash (spike), bendungan

(block).

12
13

2.1.1.1 Perkembangan Permainan Bola Voli

Seiring dengan upaya penyempurnaan permainan agar lebih menarik, maka unsur-

unsur dalam permainan bola voli mengalami perubahan. Dalam sejarahnya,

perkembangan bola voli menyangkut empat hal pokok, yaitu : Teknik, Peraturan

Permainan, Sarana dan Perlengkapan, Ahmadi ( 2007 : 13).

Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan upaya bagaimana keterampilan

gerak dirancang dengan maksud bola yang dimainkan dapat dilewatkan melalui jaring

ke lapangan lawan sehingga lawan tidak mampu mengembalikan bola atau mengalami

kesulitan untuk mengembalikan bola dengan baik, tanpa mengabaikan peraturan

permainan. Perkembangan teknik terjadi dalam service, spike, dan teknik umpan untuk

membuka serangan. Pada awalnya servis dilakukan semata – mata hanya membuka

permainan. Dalam perkembangannya, servis dimanfaatkan sekaligus sebagai serangan.

Pemain yang melompat ke udara setelah bola dilambungkan, mirip pelaksanaan smash.

Kini keterampilan teknik itu sudah menjadi bagian keterampilan bermain bola voli.

Demikian pula teknik smash. Dalam permainan bola voli sekarang, bukan

hanyapemain depan saja yang berfungsi melakukan serangan, tetapi pemain belakang

pun mampu melakukannya. Tentu saja pelaksanaan serangan seperti itu tidak melanggar

peraturan. Telapak kaki saat tolakan dilakukan tidak didalam daerah depan (daerah

tiga meter). Pelaksanaan spike itu membutuhkan power yang besar untuk mampu

melompat ke atas ke depan melakukan serangan.

a) Perkembangan Peraturan Permainan

Peraturan permainan juga mengalami banyak perubahan. Satudiantaranya adalah

batasan memainkan bola. Semula, bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola

batasannya dari lutut ke atas, Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk

memainkan bola.

13
14

a. Pertandingan bola voli yang seimbang seringkali membutuhkan waktu yang panjang,

yaitu bias mencapai 2,5 jam, dengan perhitungan setengah jam untuk satu regunya.

Akibatnya, sistem skorsing magalami perubahan yang amat mendasar. Sistem

skorsing dalam mengakhiri setiap set, dari keseluruhan set dalam pertandingan,

semula yang berhak yang bertambah skor hanya berlaku bagi regu yang melakukan

servis. Sekarang ketentuannya telah mengalami perkembangan, yaitu kedua regu

berhak skornya bertambah setiap kali regu tersebut memenangkan suatu kejadian

dalam permainan. Sebutan yang lazim sebagaimana dalam cabang olahraga tenis

meja, yaitu: Rally Point. Akan tetapi sistem servisnya tetap sebagaimana mestinya.

b. Bergantian tergantung pada kemampuan setiap regu dalam memenangkan permainan

dalam satu kejadian permainan . Semula batas akhir skor setiap regu untuk

memenangkan permainan adalah 15 poin, sedangakan sekarang, batas akhir skor telah

berubah menjadi 25 poin.

c. Perkembangan Sarana dan Perlengkapan Perkembangan lainya yang berkaitan dengan

sarana dan perlengkapan yaitu mulai dari bentuk lapangan tanpa batas, kecuali

jaring pembatas yang membagi dua daerah lapangan, sampai bentuk lapangan empat

persegi panjang dengan ukuran 9 x 18 meter, dengan daerah servis di sudut kanan

lapangan berjarak 3 meter. Kini daerah servis itu telah hilang dan servis dapat

dilakukan di sepanjang belakang garis akhir.

Perkembangan bentuk permainan Bola voli Dalam sejarah tercatat ada permainan

bola voli 9 lawan 9 orang pemain, dikenal dengan istilah permainan bola voli sistem timur

jauh. Di balik kenyataan sejarah tersebut, justru yang kini popular adalah bola voli 2 lawan

2 dengan istilah bola voli pantai. Permainan ini asal mulanya sering kali dilakukan di pantai

dengan landasan lapangan berupa pasir yang ada di pantai. Belum terungkapnya

bagaimana asal mula bagaimana permainan bola voli tersebut. Kini permainan tersebut

14
15

kian populer, berkembang menjadi olahraga kompetitif yang di selenggarakan hingga tingkat

duniadan bentuk kejuaran serkuit secara terjadwal dan melembaga.

2.1.1.2 Prinsip – Prinsip Permainan Bola Voli

Permainan bola voli merupakan permainan yang sangat menarik dan dapat di mainkan

oleh semua golongan pada dasarnya permainan bola voli adalah permainan yang di lakukan

oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari enam orang.Bola di mainkan di udara dengan

melewati net, setiap regu hanya bisah memainkan bola, tiga kali pukulan. Didalam permainan

bola voli banyak sekali teknik-teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain di

antaranya passing atas dan bawah, servis, smash dan bendungan atau blok. Keempat teknik

dasar ini digunakan oleh pemain untuk memperoleh poin atau nilai.

Bola voli dimainkan oleh dua regu tiap regu terdiri dari enam pemain, dan tiap regunya

berusaha melewatkan bola di atas net bola voli agar jatuh menyentuh lantai lapangan lawan,

kemudian mencegah usaha yang sama dari lawan agar mendapatkan poin atau angka regu

yang pertama mencapai angka 25 adalah regu yang menang. (Drs. Muhajir Pendidikan

Jasmani, 2004:30)

2.1.1.3 Teknik Dasar Pemainan Bola Voli

Menurut Ahmadi (2007:20) Teknik merupakan cara untuk melakukan sesuatu dengan

ketentuan – ketentuan yang berlaku. “Dalam mempertinggi kecepatan bermain voli, teknik

mempunyai hubungan erat dengan kondisi fisik, taktik, dan mental. Teknik dasar bola

voli benar–benar harus dipelajari terlebih dahulu guna mengembangkan mutu prestasi, yang

juga menentukan menang kalahnya sebuah tim dalam permainan bola voli di samping

unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.

Pentingnya penguasaan teknik dasar dalam permainan bola voli mengingat hal – hal

berikut:

15
16

a. Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan kesalahan

melakukan teknik.

b. Karena terpisahnya tempat antara regu satu dengan regu yang lain sehingga

tidak terjadi sentuhan badan dari lawan, maka pengawasan terhadap kesalahan

teknik lebih seksama.

c. Banyak unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan - kesalahan antara

lain: membawa bola, menyentuh bola, mendorong bola, pukulan bola, pukulan

ganda tertahan.

d. Permainan bola voli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk memainkan teknik

yang tidak sempurna akan memungkinkan terjadinya kesalahan teknik yang

leibih besar.

e. Penggunaan teknik tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik Dasar

yang tinggi dalam permainan bola voli yang cukup sempurna.

Teknik dalam permainan bola voli menurut Beutelstahl Dieter (2007:8) teknik

merupakan prosedur yang susah dikembangkan berdasarkan praktek yang bertujuan mencari

penyelesaian suatu masalah pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan

berguna tentunya paling simpel.

Penguasaan bola dalam permainan ini sangatlah penting bagi setiap pemain. Hal seperti

itu bisah dikatakan sebagai bagian yang funda mental sebagai proses keberhasilan dalam

suatu pertandingan. Sehingga untuk bias menguasai bola dengan baik perlu dilakukan

penguasaan teknik dasar yang baik pula. Biar kamu lebih mengerti dan paham, anda 5 macam

teknik dasar :

1. Teknik servis (service)

Servis adalah tindakan awal yang dilakukan oleh salah satu pemain untuk memulai suatu

permainan dalam bola voli. Walaupun pada dasarnya tindakan ini hanya sekedar untuk

16
17

memulai sebuah permainan, akan tetapi hal itu bias juga untuk melakukan serangan awal

yang cepat dan mematikan.

Tak sedikit kita temui bahwa terkadang seorang pemain melakukan servis dengan sangat

kuat, sehingga bola melaju secara cepat kea rah tim lawan dan tidak bisah dibendung

yang mengakibatkan bertambahnya jumaln poin pada tim.

2. Menurut Deuter Beutestalh (2007:34) ia berpendapat bahwa ada 4 jenis passing bawah

antara lain:

 Forward dive (menjatuhkan diri ke depan)

 Two-armed defence on the move (pertahanan dua lengan dalam posisi bergerak)

 Two-armed defence standing position (pertahanan dengan dua lengan dengan

posisi berdiri)

 One-armed rolling dig to the side (pertahanan satu lengan dengan menjatuhkan diri

ke sisi dan sambil menyendok bola)

Teknik passing bawah dapat digunakan sebagai benteng pertahanan untuk menahan

smash dari pihak lawan dan bias juga pengambilan bola setelah terjadinya block atau bola

pantulan net.

3. Pengertian smash menurut ahli Ahmadi (2007:32) adalah suatu pukulan dimana tangan

melakukan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas sehingga jalannya bola

terjal dengan kecepatan yang tinggi. Smash atau pukulan keras merupakan bentuk

sebuah serangan yang paling banyak digunakan dalam upaya untuk mendapatkan poin

dalan suatu tim. Seorang smasher sudah seharusnya menguasai teknik ini dengan baik,

karena teknik inilah yang sangat efektif untuk mematikan bola dilapangan lawan.

Smash ini harus dilakukan dengan cepat, dan kencang. Agar bola yang diarahkan ke

lawan susah untuk diterima. Dalam melakukan smash ada beberapa jenis dan juga

17
18

variasinya, hal tersebut bisah terjadi karena setiap pemain memiliki kemampuan yang

berbeda dan menghasilkan pola-pola tersendiri. Ada 4 jenis dan varisinya :

1. Frontal smash (smash depan)

2. Frontal smash twist (smash depan dengan memutar)

3. Dump (tipuan)

4. Smash dari pergelangan tangan.

4. Sedangkan menurut USA Voleyball yang diterjemahkan Novi Lestari (2008:106)

blocking atau membendung bola adalah suatu keterampilan bertahan yang digunakan

untuk menhentikan atau memperlambat serangan lawan di daerah jaring net. Block

merupakan benteng utama untuk menangkis serangan bola yang datang dari arah lawan,

keberhasilan block ini ditentukan oleh ketinggian saat melompat dan jangkauan tangan

pada bola yang dipukul oleh lawan.

Beberapa teknik block menurut Soedarwo, Soeyati, Soenardi (2007:30) pada dasarnya

block dapat dibedakan menjadi 3 bagian :

1. Block seorang

2. Block oleh 2 orang

3. Block oleh 3 orang

Untuk melakukan block yang ke 2 dan ke 3 harus diadakan interaksi dan kerja sama

yang baik agar mengahasilkan apa-apa yang diharapkan.

2.1.2. Hakikat Passing bawah

Passing bawah menurut Ahmadi (2007:23) merupakan teknik pada permainan bola voli

yang sangat mendasar, passing digunakan sebagai langka awal untutk menyesun pola

serangan kepada regu lawan. Passing bawah dilakukan dengan cara memukul bola dari bawah

dengan perkenaan pada lengan. Passing bawah adalah teknik memainkan bola dengan sisi

lengan bawah bagian dalam baik dengan mengunakan satu ataupun dua lengan secara

18
19

bersamaan.Kegunaan dari passing bawah bola voli adalah untuk menerima bola servis,

menerima bola smash, atau seranan dari lawan, untuk mengambil bola setelah terjadi block

atau bola pantul dari net, untuk menyelamatkan bola yang terpantul keluar menjauhi lapangan

permainan dan untuk mengambil bola renda yang dating secara tiba-tiba.

Untuk dapat memainkan bola voli, seorang pemain harus menguasai teknik passing

bawah. Passing bawah adalah suatu teknik yang berguna untuk menerima bola bawah dan

untuk mengumpan (Eso Suwarso dan Sumarya,2010:72), kemampuan passing bawah

merupakan hal mendasar dalam permainan bola voli. Passing bawah adalah merupakan suatu

teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain dengan tujuan untuk

mengarahkan bola ke suatu tempat atau teman seregu selanjutnya dimainkan kembali

(Bachtiar, 2007:2.1). Proses pelaksanaan passing bawah adalah sebagai berikut :

a. Sikap permulaan

Sikap siap normal dalam permainan bola voli normal yaitu: kedua kaki ditekuk

dengan badan condong ke depan sedikit, berat badan menumpu pada kaki bagian

depan untuk mendapatkan suatu keseimbangan labil untuk lebih mudah bergerak

cepat ke segal arah.

b. Gerakan pelaksanaan

Posisi badan sejauh jangkauan bola, dengan posisi sedemikian rupa sehingga badan

dalam keadaan menghadap bola.Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan

sumbuh gerak pada persendian bahu dengan siku benar-benar lurus.Pada saat

mengayun, tangan telah berpegangan.Perkenaan bola pada bagian proksimal dari

lengan pada bidang yang dibuat selebar mungkin saat lengan membentuk sudut

450dengan badan.Ayunan lengan diangakat sampai lurus dengan lantai.

19
20

c. Gerakan lnjutan

Setelah ayunan mengenai bola, kaki belakang dilangkahkan ke depan untuk mengambil

posisi siap memainkan.

Manfaat passing bawah antara lain :

1. Untuk penerimaan bola servis

2. Untuk penerimaan bola dari lawan

3. Untuk pengambilan bola setelah terjadi block atau bola dari pantulan net

4. Untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh dari luar

lapangan permainan

5. Untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya.

Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa passing

bawah adalah merupakan suatu teknik memainkan bola yang dilakukan oleh

seorang pemain dengan tujuan mengarahkan bola kepada teman atau

merupakan teknik dalam permainan yang dilakukan dengan dua tangan yang

disatukan dengan cara diayun.

Gambar 2.3 bentuk pelaksanaan passing bawah

Passing bawah merupakan teknik pada permainan bola voli yangsangat mendasar,

passing bawah digunakan sebagai langkah awal untukmenyusun pola serangan kepada regu

lawan. Passing bawah dilakukandengan cara memukul bola dari bawah dengan perkenaan

pada lengan.passing bawah menurut Ahmadi (2007: 23) adalah teknikmemainkan bola

dengan sisi lengan bawah bagian dalam baik denganmenggunakan satu atau pun dua lengan

20
21

secara bersamaan. Kegunaan daripassing bawah bola voli antara lain adalah untuk menerima

bola servis,menerima bola smash atau serangan dari lawan, untuk mengambil bolasetelah

terjadi blok atau bola pantul dari net, untuk menyelamatkan bolayang terpantul keluar

menjauhi lapangan permainan dan untuk mengambilbola rendah yang datang secara tiba-tiba.

Menurut Herry Koesyanto (2003: 26), dalam melakukan passingbawah dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu dengan satu tangan dan duatangan. Passing bawah satu

tangan biasanya dipergunakan apabila bolaberada agak jauh dari badan dan agak rendah.

Bentuk-bentuk melakukanpassing bawah antara lain:

a. Menggunakan lengan dengan jari-jari menggenggam

b. Punggung tangan dengan jari-jari terbuka

c. Pergelangan tangan bagian dalam dengan tangan menggenggam

Gambar 2.4 sikap lengan saat passing bawah satu tangan


Sedangkan passing bawah dengan dua tangan ada beberapa bentuksikap tangan sebelum

melakukan passing bawah dua tangan antara lain:

a. The Dig (Clenched First Method) yaitu kedua ibu jari sejajar dan jarijari tangan yang

satu membungkus jari tangan lainnya, ini asalnya dariAmerika. Bentuk ini sering

digunakan bagi pemain yang sudah tinggikemampuan passing bawahnya, karena lebih

fleksibel apabilamenerima bola dari arah manapun.

21
22

Gambar 2.5The Dig (Clenched First Method)

b. Mengemis (Thumb Over Palm Method) yaitu kedua telapak tanganmenghadap ke atas
dengan punggung satu tangan menempel padatelapak tangan lainnya dan dijepit ibu jari.
Perkenaan bola diataspergelangan tangan (bagian proksimal) bentuk ini lebih tepatnya
bagipemula karena untuk mempermudah mengantisipasi bola pada bidangperkenaan.

Gambar 2.6 Mengemis (Thumb Over Palm Method)

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 23) teknik passing bawah terdiridari beberapa tahapan, antara
lain :
a. Persiapan

1. Bergerak ke arah datangnya bola dan atur posisi tubuh

2. Genggam jemari tangan

3. Kaki dalam posisi meregang dengan santai, bahu terbuka lebar

4. Tekuk lutut tahan tubuh dalam posisi rendah

5. Bentuk landasan dengan lengan

6. Sikut terkunci

7. Lengan sejajar dengan paha

8. Pinggang lurus

9. Pandangan ke arah bola

22
23

a. Pelaksanaan

1. Terima bola didepan badan

2. Kaki sedikit diulurkan

3. Berat badan dialihkan kedepan

4. Pukulah bola jauh dari badan

5. Pinggul bergerak kedepan

6. Perhatikan bola saat menyentuh lengan. Perkenaan pada lenganbagian dalam pada

permukaan yang luas diantara pergelangantangan dan siku.

b. Gerakan lanjutan

1. Jari tangan tetap digenggam.

2. Siku tetap terkunci.

3. Landasan mengikuti bola ke sasaran.

4. Pindahkan berat badan ke arah sasaran.

5. Perhatikan bola bergerak ke sasaran.

2.1.3. Koordinasi Mata Tangan

Menurut Sadoso sumasardjuno yang di kutip oleh puri (2009:23-24), koordinasi

mata – tangan adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegan fungsi utama dan

tangan sebagai pemegang fungsi melakukan suatu gerakan tertentu. Di terapkan dalam

passing bawah bola voli, mata berfungsi untuk mempersiapkan obyek yang di jadikan

sasaran dan kapan bola akan di pukul, sedangkan tangan berdasarkan informasi tersebut

akan melakukan pukulan dengan memperkirahkan kekuatan yang di gunakan agar hasil

servis tepat pada sasaran.

Bompa yang di kutip oleh Soleh (2007 :19) mengemukakan bahwa koordinasi mata

– tangan akan menghasilkan timing dan akurasi. Melalui timing yang baik maka

perkenaan tangan dan objek akan menghasilkangerakan yang efektif. Akurasi akan

23
24

menentukan tepat dan tidaknya obyek pada sasaran yang di tuju dalam hal ini ketepatan

arah dan penenptan bola pada sasaran. Oleh sebab itu koordinasi mata – tangan sangat

penting dalam kemampuan melakukan passing agar bisah tepat pada sasaran yang

diinginkan.

Pendapat ahli mengatakan bahwa koordinasi merupakan suatu kemampuan salah satu

elemen kondisi fisik satu dengan kondisi fisik lainya yang saling berkaitan dalam kemampuan

sistem seseorang (Syafruddin,2013:121) Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat kita

simpulakn bahwa koordinasi mata dan tangan sangat dibutuhkan oleh seorang pemain bola

voli dalam melakukan passing bawah. Dengan koordinasi yang baik diharapkan pemain dapat

melakukan passing bawah secara baik dan benar. Dalam permainan bola voli, untuk

melakukan passing atas, koordinasi mata dan tangan mutlak dibutuhkan dimana tangan

digunakan untuk mendorong bola ke atas dan mata yang akan melihat kea rah mana bola

semestinya akan di passing.

Kemampuan untuk menghubungkan benerapa unsur gerakan dengan urutan yang

benar dan menghasilkan gerakan yang komplek secara mulus tanpa pengeluaran energi yang

berlebihan antara gerakan otot mata terhadap gerak tangan dalam melakukan passing bawah

permainan bola voli. Karena koordinasi adalah kerja sama sistem persyarafan pusat sebagai

sistem yang telah diselaraskan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka pada

waktu jalanya suatu gerakan secara terarah.

Selain pendapat ahli di atas, pendapat ahli lain juga mengatakan bahwa koordinasi

adalah sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara kelompok-

kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukan dengan berbagai tingkat

keterampilan (Ismaryati,2008:53). Sekelompok otot yang dimaksud dalam uaraian diatas

adalah hubungan yang harmonis antara otot mata dan tangan, karena koordinasi merupakan

suatu kemampuangerak yang komplek.Di dalam koordinasi terdapat hubungan antara

24
25

kecepatan, kekuatan, daya tahan, fleksibilitas dan dilatih untuk menyempurnakan suatu

gerakan.

Koordinasai merupakan suatu proses kerja sama otot yang akan menghasilkan suatu

gerakan yang tersusun dan terarah, yang bertujuan untuk membentuk suatu gerakan-gerakan

yang dibutuhkan dalam suatu keterampilan teknik Irawadi (2011:103), dalam hal ini teknik

yang digunakan adalah teknik dasar passing bawah bola voli.

Dengan kata lain, bahwa koordinasi merupakan suatu kemampuan seseorang dalam

merangkaikan gerakan yang bermacam dengan berbagai tingkat kesulitan secara cepat dan

tepat. Seorang pemain bola voli dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu

melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dari pola

gerak satu ke pola gerak yang lainnya sehingga menjadi efisien dalam melakukan passing

bawah bola voli.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa koordinasi mata dan tangan

didefenisikan sebagai sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di

antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja dalam hal ini mata dan tangan, yang

ditunjukan dengan berbagai tingkat keterampilan dalam permainan bola voli khususnya

dalam melakukan passing bawah.

Koordinasi mata dan tangan menurut Supriyanto (2013:201) mengatakan bahwa

koordinasi mata tangan adalah kemampuan seseorang untuk menggabungkan daya lihat

seseorang dan gerakan tangan ke dalam suatu pola gerakan yang efesien, kemampuan untuk

melempar, memukul, menangkap dan menuntuk hubungan kerja yang erat antara mata dan

sistem neomuscular.

Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang dalam beroperasinya melibatkan

beberapa unsur-unsur kondisi lainya.pada keterampilan yang melibatkan objek selain organ

tubuh, koordinasi antara mata dengan organ tubuh lain mutlak dibutuhkan. Keterampilanya

25
26

sendiri biasahnya melibatkan koordinasi antara dua organ tubuh, diantaranya adalah

koordinasi mata-tangan yang mengombinasikan antara kemampuan melihat dan keterampilan

tangan.

Contohnya: melempar suatu target tertentu, mata berfungsi mempersepsikan objek yang

dijadikan sasaran lempar berdasarkan besarnya, jaraknya, dan tingginya, sedangkan tangan

berdasarkan informasi tersebut akan melakukan lemparan dengan memperkirakan kekuatan

yang digunakan agar hasil lemparan tepat pada sasaran.

Menurut Bompa yang dikutip oleh Soleh (2007: 19) bahwa koordinasi mata-tangan

akan menghasilkan timing dan akurasi, timing berorientasi pada ketetapan waktu sedangkan

akurasi berorientasi pada ketepatan sasaran ayunan lengan. Melalui timing yang baik maka

perkenaan tangan dan objek akan sesuai dengan yang diinginkan, dalam hal ini perkenaan

bola pada kedua lengan bagian bawah dalam permainan bola voli. Akurasi akan menentukan

tepat dan tidaknya objek pada sasaran objek dan sasaran yang ditujuh oleh sebab itu

koordinasi mata-tangan sangat penting dalam melakukan keterampilan passing bawah bola

voli.

2.1.3.1. Manfaat koordinasi Mata-tangan

Menurut Kiram (1994: 8) Mengatakan bahwa dengan adanya koordinasi maka :

1. Dapat melaksanakan gerak secara efektif dan efisien. Efektif dalam kaitan ini

berhubungan dengan efisiensi penggunaan waktu, ruangan dan energy, dalam

melaksanankan suatu gerakan. Sedangkan efektif berkaitan dengan efektivitas dengan

proses yang di lalui dalam mencapai tujuan.

2. Dapat memanfaatkan kondisi fisik secara optimal dalam memecahkan tugas gerakan.

3. Persyaratan untuk dapat meningkatkan kualitas pelaksanakan gerakan.

4. Persyaratan untuk dapat menguasai keterampilan motorik olahraga tertentu.

26
27

2.1.3.2. Fungsi Koordinasi Mata-Tangan

Menurut Sumosardjono (1990: 125) mengatakan fugsi Koordinasi mata-tangan adalah

: “ Integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang

fungsi suatu gerakan tertentu, dalam hak ini, kedua mata akan memberitahukan kapan bola

berada di suatu titik agar tangan langsun mengayun untuk melakukan pukulan yang tepat.

Dengan demikian, koordinasi merupakan salah satu unsur yang sangat di perlukan

untuk menguasai suatu keterampilan olahraga. Tinggkat koordinasi seseorang menentukan

terhadap penguasaan suatu keterampilan olahraga, apalagi keterampilan itu tergolong kepada

penguasaan teknik keterampilan memukul dalam melakukan smash dalam permainan bola

voli.

Gambar 2.3 lempar tangkap bola

2.1.4. Hakikat Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan unsur penting dalam tubuh manusia seperti yang di

kemukakan oleh Rusli Lutan, dkk (2000: 66), kekuatan adalah komponen yang sangat

penting guna meningkatkan kondisi fisik seseorang secara keseluruhan. Sedangkan menurut

Nurhasan (2005: 3) kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan beban

secara maksimal. Secara sederhana kekuatan dapat di artikan sebagai kemampuan untuk

memberikan tenaga terhadap tekanan. Pendapat lain jaga di temukan oleh Suharno (1981:

14), bahwa kekuatan ialah kemampuan dari otot untuk mengatasi tahanan atau beban dalam

menjalangkan aktifitas.

27
28

Menurut Rusli Lutan, dkk (2000: 66), kekuatan dirincikan menjadi tiga bagian yaitu :

kekuatan maksimum, kekuatan elastis, dan daya tahan kekuatan.

1. Kekuatan maksimum merupakan gaya atau tenaga terbesar yang di hasilkan oleh

otot yang berkontraksi dengan tidak menentukan berapa cepat suatu gerakan di

lakukan atau berapa lama gerakan itu dapat di teruskan.

2. Kekuatan elastic adalah tipe kekuatan yang sangat di perlukan di mana otot dapat

bergerak cepat terhaadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi

kombinasi dan kecepatan gerak di sebut pawer.

3. Daya tahan kekuatan adalah kemampuan otot untuk terus menerus mengunakan

daya dalam menghadapi meningkatnya kelelahan. Daya tahan kekuatan adalah

kombinasi antara kekuatan dan lamanya gerakan.

2.1.4.1. Manfaat Kekuatan Otot Lengan

Menurut Harsono (1988: 176), kekuatan otot lenganm adalah kemampuan dari otot

lengan untuk membangkitkan tegangan dalam suatu dalam suatu tahanan dan mengankat

beban. Menurut Len Kravitz 2001: 6), kekuatan otot adalah kemampuan otot yang

mengunakan tenaga maksimal, untuk mengankat beban. Otot – otot yang kuat dapat

melindungi persendihan yang di kelilingnya kemungkinan terjadi cidera karena aktivitas fisik.

Kekuatan otot lengan di dalam servis di butuhkan untuk mengontrol kekerasan pukulan atau

dekatnya hasil servis, sehinga bola dapat di arahkan pada bidang yang di inginkan. Semakin

kuat lengan pemukul maka semakin mudah dalam mengontrol kekerasan atau jauh dekatnya

hasil servis, sehinga bola dapat di arahkan pada bidang yang di inginkan.

2.1.4.2. Tujuan Kekuatan Otot Lengan

Berhubungan dengan kekuatan, Harsono (1988: 177), menjelaskan “strength“ biasa

digunakan untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan kerena kekuatan

merupakan daya pengerak setiap aktivitas fisik serta memegang peranan penting dalam

28
29

melindungi atlet dari kemungkinan cidera. Berdasarkan kegunaan strength dapat di

bedakan menjadi tiga macam yaitu :

1. Kekuatan maksimal adalah kemampuan dalam otot kontraksi maksimal serta

dapat melawan atau menahan beban yang maksimal pula.

2. Kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk

mengatasi tahanan dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

3. Power endurance (kekuatan atau daya tahan) adalah kemampuan tahan lama

kekuatan otot untuk mwlawan tahanan yang tinggi interaksinya.

Hampir setiap aktifitas teknik dalam permainan bola voli membutuhkan kekuatan.

Menurut Nurhasan (2005: 3), kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan

beban maksimal. Secara sederhana kekuatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

memberikan tenaga terhadap tekanan. Untuk mencapai prestasi maksimal seseorang harus

memiliki beberapa faktor penting yang dapat menungjang tercapainya prestasi maksimal

tersebut. Kekuatan otot merupakan salah satu penunjang bagi seseorang untuk mencapai

prestasi maksimal.

Gambar 2.4 Kecepatan Kontraksi Otot


Proses terjadinya kontraksi otot

2.2 Penelitian Terdahulu

Untuk melengkapi dan membantu dalam mempersiapkan penelitian ini, peneliti

mencari bahan – bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan

diteliti. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

29
30

1. G, SATRIA (2018) Hubungan Daya Ledak Lengan Dan Koordinasi Mata Tangan

Dengan Kemampuan Servis Bawah Dalam Permainan Bolavoli pada Murid SDN

Center Rappokaleleng Kec.Bontonompo Kab. Gowa. S1 thesis, FIK.

2. S SYAHRIR, S Suwardi, W Jayadi – 2018 Pengaruh Daya Ledak Lengan, Daya

Ledak Tungkai dan Koordinasi Mata Tangan terhadap Kemampuan Passing Bawah

dalam Permainan Bolavoli Siswa SMA Negeri 1 Takalar

3. Imam Mustofa Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan, Koordinasi Mata Tangan,

Dan Power Otot Tungkai Dengan Ketepatan Smash Atlet Bolavoli Puslatkot Putri

Kota Kediri Tahun 2018

2.3 Kerangka Penelitian

Adapun kerangka penelitian sebagai berikut:

SMP IT NURUL YAQIN SORONG

Siswa putra kelas VIII

Kekuatan Otot lengan Koordinasi mata tangan

Kemampuan Passing bawah

Gambar 2.5 Kerangka Penelitian

30
31

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Desain

Penelitan ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara Kekuatan otot lengan (X1) dan koordinasi mata tangan (X2) dengan

kemampuan passing bawah (Y). metode yang di gunakan adalah kuantitatif adalah penelitian

yang didasari pada asumsi, kemudian ditentukan variabel, dan selanjutnya dianalis dengan

menggunakan metode-metode penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif.

Hal ini di gunakan untuk menentukan ada tidaknyasuatu hubungan antara X1, X2 terhadap

Y, besarnya hubungan, dan berarti atau tidaknya hubungan itu . Adapun desain penelitianya

sebagai berikut :

X1
rx 1y
Y

X2
rx 2y

R x1,x2.y

Gambar 3.5 Desain Penelitian

Keterangan :

X1 :Kekuatan otot lengan

X2 :Koordinasi mata tangan

Y :Kemampuan passing bawah

rx 1.y :Kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing bawah

rx 2.y :Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah

31
32

rx 1,x2.Y :Kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan

passing bawah.

3.2 Varabel penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian di tarik kesimpulanya Sugiyono, (2007: 2), secara teoritis variabel

dapat di defenisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi“

antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hantc dan

Farhady,1981) dalam buku (Sugiyono, 2007: 3). Sedangkan variabel adalah objek

penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Suharsimi Arikunto

(2010 :161). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas terdiri dari (x) :

- (X1) : Kekuatan otot lengan

- (X2) : Koordinasi Mata Tangan

2. Variabel terikat terdiri dari :

- Kemampuan Passing Bawah

3.3 Waktu dan Tempat penelitian

3.3.1 Hari : Senin, 07 0ktober 2019

3.3.2 Penelitian iniakan dilaksanakan pada jam sekolah.

3.2.2 Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

3.4 Populasi dan sampel penelitian

3.4.1 populasi

Menurut Sugiyono (2007 :117) mengemukakan bahwa,’’ populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

32
33

tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk di pelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya’’ populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki – laki kelas VIII SMP

IT Nurul Yaqin Sorong yang berjumlah 30 orang. Data yang di tampilkan melalui tabel

sebagai berikut :

Gambar 3.6 tabel jumlah siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong tahun
ajaran 2018/2019
No Kelas Putra Putri Jumlah

1 Kelas VII 56 40 96

2 Kelas VIII 30 20 48

3 Kelas IX 45 35 80

Jumlah 129 95 224

1.3.2 Sampel

Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30

orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Istilah lain sampel total adalah sensus, dimana semua anggota dijadikan sampel.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharismi Arikunto (2006 :149) instrument penelitian adalah fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar nmpekerjaanya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah di olah. Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini berupa

hasil tes dari setiap variabel yaitu :

3.7.1. Test Kekuatan otot lengan (push-up)

- Tujuan : untuk mengukur kekuatan otot lengan

- Alat dan perlengkapan :

33
34

a. Ruangan yang rata

b. Alas yang rata.

c. Stop watch

d. Kertas

e. Pensil (Pulpen)

- Pelaksanaan tes:Testee telungkup, kedua lengan lurus kebawah dipakai menahan

berat badan, telapak tangan selurus dengan bahu, kaki lurus kebelakang ujung kaki

menempel dilantai dan pinggul tidak boleh menyentuh lantai. Aba-aba “Ya” diberikan

stop watch dijalankan peserta tes memulai menurunkan dan menaikkan badannya.

Aba-aba “Stop” diberikan dan stop watch dihentikan ketika, peserta tidak mampu lagi

melakukan push up dengan sikap sempurna. Tes juga dihentikan apabila, lengan tidak

lurus pada saat menaikkan badan, badan tidak lurus kebelakang.

- Penilaian : Jumlah gerakan yang berhasil dilakukan dengan sempurna selama 60

detik, dihitung sebagai hasil akhir peserta tes. Hasil tersebut selanjutnya

dikonversikan.

Gambar 3.7 Test push-up

3.7.2 Tes Koordinasi Mata Tangan (Tes Wall Pass)

Sumber : Nur IchsanHalim dan Khairil Anwar (2018: )

Tujuan : untuk mengukur koordinasi mata-tangan

Fasilitas/alat :

a. Ruang yang rata

34
35

b. Bidang sasaran dengan tembok dan ukuran-ukuranya 8 feat persegi

c. Bola basket

d. Stopwatch

e. Alat penukur jarak atau meteran

f. Blangko /kertas

g. Pensil atau pulpen

Petugas : Pemandu tes,pembantu tes,pencatat nilai

Pelaksanaan : Peserta tes berdiri di belakang garis batas lemparan sambil memegan bola di

depan dada menghadap ke tembok.Pada aba-aba “Ya” stopwatch di jalankan

peserta tes melempar bola ke tembok kearah bidang sasaran dan

menangkapnya kembali, demikian seterusnya peserta tes melakukan lempar

tangkap bola sebanyak-banyaknya dalam waktu 15 detik. Apabila bola tidak

dapat dikuasahi dan mengelinding jauh, maka dengan cepat peserta tes

mengambil bola tersebut kemudian kembali di belakang garis batas lemparan

dan melanjutkan lempar tangkap bola sampai waktu 15 detik habis.Yang

dihitung adalah jumlah pantulan bola yang sah dari lempar tangkap bola selam

15 detik.Kesempatan diberikan 3 kali.Lemparan bola tidak di hitung apabila,

peserta tes menginjak atau melewati garis batas pada waktu lempar – tangkap

bola, memvolley bola.

Penilaian : Jumlah pantulan bola yang sah yang dapat dilakukan dan lempar – tangkap

bola selama 15 detik, di catat sebagai hasil akhir peserta tes.

Garis batas

35
36

Gambar 3.8 tes bidang sasaran wall pass


3.2.3. Tes Passing Bawah (Tes umpan pass)

Sumber : Nur Ichan Halim dan Khairil Anwar (2018 :144)

Tujuan : Untuk mengukur kecakapan dan keterampilan memberi umpan.

Bahan dan alat:

a. Lapangan bola voli

b. 2 tiang dengan panjang 3,50 m

c. 2 utas tali dengan panjang 10 m

d. Bola voli

e. Alat pengukur jarak atau meteran

f. Blangko atau kertas

g. Pensil atau pulpen

h. Ukrang lapangan untuk masing – masing kelompok atau umur dapat di lihat

pada Gambar 4.33 dan Gambar 4.34.

Pelaksanaan :

peserta tes berdiri di belakang garis serang. Bola dilemparkan pengetes ke arahnya dari

lapangan di seberang peserta tes.Peserta tes mengumpan bola sesuai dengan peraturan yang

telah di tentukan.Kesempatan di berikan sebanyak 6 kali. Cara penilaian :

a. Nilai setiap umpan ditentukan oleh nilai /angka pada sasaran di mana bola jatuh

b. Bola harus melampau tali sebelum menyentuh sasaran

c. Nilai 0 (nol) di berikan apabila, bola di mainkan dengan cara yang tidak sah (mengangkat,

mendorong dan sebainya), bola tidak melampaui tali yang direntangkan, menyentuh garis

tengah dan jatuh keluar sasaran

d. Bola yang menyentuh garis sasaran kecuali garis tengah, dihitung telah memasuki sasaran

dengan nilai/angka yang lebih tinggi.

36
37

Penilaian : jumlah angka sasaran dari 4 nilai terbaik dari 6 kali kesempatan, dicatat

sebagai hasil akhir peserta tes.

Gambar 3.9 tes umpan (pass)

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul tersebut perlu di analisis secara statistic deskriptif, maupun

inferensial atau uji hipotesis untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian.

Adapun gambaran yang di gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Analisis data secara deskriptif di maksudkan untuk mendapatkan gambaran umum

tentang data yang meliputi : total nilai, nilai rata – rata, standar deviasi, rentang nilai,

nilai maksimal dan nilai minimal.

2. Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment.

Dimana analisis digunakan kerena adanya variabel bebas dan variabel terikat yang

harus di ketahui hubungannya.

Data yang di peroleh dari penelitian ini selanjutnya dilakukan dengan menganalisis

data secara manual.Sebelum melakukan uji analisis terlebih dahulu di lakukan

dengan uji prasyarat untuk mengetahui kelayakan data tersebut. Adapun untuk uji

pesyaratan tersebut meliputi :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas di lakukan mengetahui sampel berdistribusi normal atau tidak.

Uji yang digukan adalah rumus uji liliefors. Uji liliefors digunakan karena sampel

37
38

yang akan di uji berjumlah kecil atau tidak lebih dari 30 sampel. Dan

penghitungan dalam uji ini dilakukan secara manual.

HO= Sampel berdistribusi tidak normal

HO= Sampel berdistribusi normal

Menutut Sudjana (1996 :466), langka pengujian rumus uji liliefors adalah sebagai

berikut :

a. Susun data secara berurutan dari skor terkecil sampai skor terbesar

b. Hitung rata – rata dan standar deviasi

c. Hitunglah nilai standar baku dengan mengunakan z – skor dari masin – masing

data.

d. Tentukan nilai normal standar baku (z – skor) dengan mengunakan table

normal standar (baku) dari 0 – z.

e. Tentukan peluang F (zi). Jika :

 Zi (+) maka F (zi) = 0,5 + angka table (table normal standar (baku) dari

0 – z)

 Zi ( - ) maka F (zi) = 0,5 - angka table (table normal standar (baku) dari

0–z

f. Tentukan nilai S (zi) dengan cara menhitung porporsi z1, z2, …zn yang lebih

kecil atau sama dengan zi dengan rumus :

S (Zi) = banyaknya z1, z2, ..zn


N
g. Hitung selisih harga mutlak F (zi) – S (zi)

h. Ambil arga mutlak terbesar diantara harga mutlak tersebut dengan symbol Lo

(Liliefors Observasi)

i. Tentukan nilai L table dengan mengunakan table liliefors (L table (0, 05a), (n) ) dengan

criteria pembilang α = 0, 05 dan penyebut = n

38
39

j. Bandingkan Lo dengan L table dengan criteria sebagai berikut :

 Jika Lo lebih besar dari L table brarti sampel berdistribusi tidak normal

 Jika Lo lebih kecil dari L table berarti sampel berdistribusi normal

2. Uji korelasi

Dalam penelitian ini ingin melihat hubungan yang terjadi antara dua variabel

maka pengolahan data dilakukan mengunakan teknik statistic teknik korelasi.

Untuk itu perlu adanya hipotesis statistika.

H01 = tidak terdapat hubungan antara Kekuatan otot lengan terhadap kemampuan

passing bawah.

H02 = tidak terdapat hubungan antara koordinasi mata – tangan terhadap kemampuan

passing bawah

Ha1 = terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing

bawah.

Ha2= terdapat hubungan antara koordinasi mata – tangan terhadap kemampuan

passing bawah.

Sedangkan korelasi yang di gunakan adalah kolerasi produk moment (pearson)

dengan taraf nyata 0, 05.

N∑XY – (∑X) (∑y)


rxy =
√ [ (N.∑ X2 – (∑ X)2 ] [(N.∑y2 - ∑y)2]

Keterangan :

rxy : Koefesien korelasi antara x dan y

N : Jumlah sampel

X : Skor item

Y : Skor total

∑x : Jumlah skor items

39
40

∑Y : Jumalah skor total

∑x2 : Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total

Dengan kriteria pengujian :

Ho1 : r = 0 ; tidak ada hubungan Kekuatan otot lengan terhadap kemampuan

pasing bawah.

r ≠ 0 ; adanya hubungan Kekuatan otot lengan terhadap kemampuan pasing

bawah.

H02 : r = 0 ; tidak ada hubungan koordinasi mata – tangan terhadap kemampuan

passing bawah.

r ≠ 0 ; adanya hubungan koordinasi mata – tangan terhadap kemampuan

passing bawah.

3. Uji Korelasi Berganda

Untuk melihat hubungan antara kekatan otot lengan (X1) dan koordinasi mata –

tangan (X2) secara bersama – sama terhadap passing bawah (Y)

Ho= tidak terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata –

tangan terhadap kemampuan passing bawah.

Ha = terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata – tangan

terhadap hasil passing bawah.

Di gunakan rumus korelasi berganda.

r2 + r 2 – 2 r r r

R yx1x2 = yx1 yx2 yx1 yx2 x1x2

1 – r2 x1x2

Keterangan :

40
41

r yx1 x2 : Korelasi antara Variabel X1 dan X2 secara bersama – sama dengan variabel

Y.

r yx1 : Korelasi produk momen antara X1 dan Y.

r yx2 : Korelasi produk moment antara X2 dan Y.

r x1 x2 : Korelasi produk moment antara X1 dan X2

Kriteria uji yaitu berada di antara -1 ≤ r ≤ 1 .

Bila :

 Nilai r = 0, berarti tidak ada korelasi atau tidak ada hubungan antara Kekuatan

otot lengan dan koordinasi mata – tangan terhadap passing bawah.

 Nilai r = +1 berarti terhadap hubungan yang positif antara kekuatan otot lengan
dan koordinasi mata – tangan terhadap hasil passing bawah.
 Nilai r = -1 berarti terdapat hubungan yang negative antara Kekuatan otot lengan
dan koordinasi mata – tangan terhadap kemampuan passing bawah.

41
42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dikemukakan penyajian hasil analisis data dan pembahasan.

Penyajian hasil analisis data meliputi analisis statistik deskriptif dan inferensial. Kemudian

dilakukan pembahasan hasil analisis dan kaitannya dengan teori yang mendasari penelitian

ini untuk memberi interprestasi dan hasil analisis data.

4.1. Penyajian hasil analisis data

Data empiris yang diperoleh dilapangan berupa hasil tes dan pengukuran yang terdiri

atas kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah

bola voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong terlebih dahulu diadakan tabulasi untuk

memudahkan pengujian selanjutmya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis dengan teknik statistik infrensial.

Analisis data secara deskriptif yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran

umum data meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, data maximum, data minimum, range,

table frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji

normalitas data. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji regresi.

4.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data

penelitian. Analisis deskriptif dilakukan untuk Kekuatan otot lengan dan koordinasi mata

tangan pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong. sehingga lebih mudah didalam menafsirkan

hasil analisis data tersebut. Deskripsi data dimaksudkan untuk dapat menafsirkan dan

memberi makna tentang data setiap variable tersebut secara berturut – turut seperti pada tabel

berikut ini.

42
43

Table 4.1.Rangkuman hasil analisis deskriptif data kekuataan otot lengan dan koordinasi
mata tangan terhadap kemampuan passing bawah bola voli.

Statistik N Range Min Max Mean Std.Deviation Variance

KOL 30 22.00 15.00 37.00 24.8333 7.61162 57.937

KMT 30 15.00 15.00 30.00 21.6333 5.15607 26.585

PB 30 9.00 10.00 19.00 15.5667 3.58813 12.875


Keterangan :

KOL : Kekuatn Otot Lengan

KMT : Koordinasi Mata Tangan

PB : Passing Bawah

Dari tabel 1 di atas sudah dapat diperoleh gambaran tentang kekuatan otot lengan

terhadap passing bawah bola voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong sebagai berikut :

Kekuatan otot Lengan diperoleh nilai rata-rata 24.8333, standar deviasi, nilai 7.61162

minimum 15.00, nilai maxsimum 37.00, rentang 22.00 nilai variance 57.937 sedangkan

Koordinasi mata tangan diperoleh nilai rata-rata 21.6333,standar deviasi5.15607 , nilai

minimum15.00, nilai maxsimum 30.00 , rentang 15.00 , nilai variance 26.585 dan Passing

bawah diperoleh nilai rata-rata 15.5667, standar deviasi 3.58813, nilai minimum10.00 , nilai

maximum 19.00, rentang 9.00 , nilai variace 12.875.

4.1.2 Uji Normalitas Data


Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunakan

adalah data mengikuti sebaran normal. Apabila pengujian ternyata data berdistribusi normal,

maka analisis statistic parametrik telah terpenuhi.Tetapi apabila data tidak berdistribusi

normal, maka analisis statistik yang harus digunakan adalah analisis non parametrik.

Untuk mengetahui apakah data kekuatan otot lengan, Koordinasi mata tangan terhadap

passing bawah bola voli siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong. berdistribusi normal atau tidak

43
44

normal, maka dilakukan pengujian dengan mengunakan uji kolmogorov smirnov. Hasil uji

normalitas data dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.Rangkuman hasil uji normalitas data Daya Ledak Otot Lengan dan Koordinasi

Mata Tangan terhadap passing bawah bola voli.

Variabel Absolut Positif Negative KS-Z Prob Ket


KOL 0.185 0.168 -0.185 1.012 0.258 Normal
KMT 0.258 0.258 -0.123 1.411 0.037 Normal
PB 0.264 0.173 -0.264 1.446 0. 031 Normal
Sumber :Hasil Analisis Data Pada Lampiran 2 NPar Test (one-sample kolmogrov-smirnov

test)

Berdasarkan table 2. Diatas maka dapatlah diperoleh gambaran bahwa pengujian

normalitas data dengan menggunakan uji kormogorav-Smimov menunjukan hasil sebagai

berikut :

Kekuatan Otot Lengan diperoleh nilai KS-Z = 1.012 (P >0.05 ), maka hasil ini menunjukkan

bahwa data Kekuatan Otot Lengan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal

sedangkan Koordinasi Mata Tangan diperoleh nilai KS-Z = 1.411 (P >1.4110.05 ), maka hal

ini menunjukkan bahwa data kecepatan reaksi tangan mengikuti sebaran normal atau

berdistribusi normal dan Passing bawah diperoleh nilai KS-Z = 1.446 (P <0.05 ), maka hal ini

menunjukkan bahwa data kelentukan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal.

Oleh karena data peelitian berdistribusi normal maka maka salah satu persyaratan untuk

menggunakan analisis statistik parametric terpenuhi sehingga untuk pengujian hipotesis maka

digunakan uji statistik parametric yaitu regresi.

44
45

4.1.3 Uji Hipotesis

1. Uji Korelasi

korelasi adalah hasil perhitungan menggunakan rumus dari Pearson untuk

mengetahui signifikan atau tidak hubungan antara dua variabel, dalam penilitian

ini nilai korelasi yang diperoleh adalah:

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa :

a. Variabel Kekuatan Otot Lengan memiliki nilai sig. sebesar 0,415 lebih besar

dari nilai 0,05 maka hubungan X1 dengan Y signifikan.

b. Variabel Koordinasi Mata dan Tangan memiliki nilai sig. sebesar 0,212 lebih

besar dari nilai 0,05 maka hubungan antara X2 dengan Y signifikan.

c. Variabel Passing Bawah memiliki nilai sig. sebesar 0,234 lebih besar dari nilai

0,05 maka hubungan antara X1, X2 dengan Y signifikan.

KOL KMT PB
KOL pearson corelatiaon sig. (2- 1 1 1
tailed)
N 30 30 30
KMT pearson correlation sig. (2- -.154 -.234 -.115
tailed) .415 .212 .545
N
PB pearson correlation sig. (2-tailed) -115 -.154 -.234
N .545 .415 .212

Untuk pengujian hipotesis tersebut maka dilakukan uji regresi data Kekuatan otot lengan dan

koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah bola voli pada siswa SMP IT

Nurul Yaqin Sorong.

a. Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan terhadap passing bawah bola

voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

Data yang diperoleh kekuatan otot lengan melalui koordinasi mata tangan.Untuk

mengetahui keeratan hubungan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing bawah

45
46

bola voli siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong dilakukan analisis regresi.Rangkuman hasil

analisis data dilihat dalam tabel 3.

Tabel 3.Rangkuman hasil analisis regresi daya ledak otot lengan terhadap kemampuan

passing bawah bola voli.

Variabel R R.squre P Keterangan


KOL (X1)
terhadap PB 0.115 0.013 0.000 Signifikan
(Y)
Sumber : Hasil Analisi Data Pada Lampiran

Hipotesis statistic yang akan diuji :

Ho : Rx1.y = 0

H1 : Rx1.y ≠ 0

Hasil Pengujian :

Hasil analisis data daya ledak otot lengan, diperolaeh nilai dengan R = 0.115 (P< 0.05).

dengan nilai determinasi 0.013atau berkontribusi sebesar 1.30 %. Maka H o ditolak dan H1

diterima, berarti ada hubungan yang signifikan kekatan otot lengan terhadap passing bawah

bola voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong. Dimana siswa memiliki kemampuan

kekuatan otot lengan yang baik dan kuat, maka dengan sendirinya menghasilkan passing

bawah yang cepat dan baik, sebaliknya dengan kemampuan kekuatan otot lengan yang

kurang, maka dengan sendirinya akan menghasilkan passing bawah yang lambat.

b. Ada hubungan yang signifikan Koordinasi Mata Tangan terhadap passing bawah

pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

Data Koordinasi Mata tangan diperoleh melalui tes Koordinasi mata tangan.Untuk

mengetahui keeratan hubungan Koordinasi Mata tangan terhadap Passing Bawah bola voli

pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong dilakukan analisis regresi.

46
47

Tabel 4. Rangkuman hasil analisis regresi Koordinasi Mata Tangan terhadap passing bawah

bola voli.

Variabel R R square P Keterangan


KMT (X2)
terhadap PB 0.234 0.055 0.000 Signifikan
(Y)
Sumber : Hasil Analisis Data Pada Lampira

Hasil pengujian :

Hasil analisis data Koordinasi mata tangan, diperoleh nilai dengan R = 0.234 (P ˃

0.05). dengan derajat determinasi 0.055 atau berkontribusi sebesar 5.50 % maka H 0 ditolak

dan H1 diterima, berarti ada kontribusi yang signafikan Koordinasi Mata Tangan terhadap

passing bawah bola voli siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong. Dimana dengan memiliki

kemampuan Koordinasi yang baik, maka dengan sendirinya akan menamba kecepatan

passing yang tepat. Sebaliknya kemampuan koordinasi mata tangan yang kurang baik atau

kurang tepat maka dengan sendirinya akan menghasilkan passing bawah yang lambat.

c. Ada hubungan yang signafikan secara bersama-sama kekuatan otot lengan dan

koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah pada siswa SMP IT

Nurul Yaqin Sorong.

Regresi ganda dilakukan untuk mengetahui keterkaitan ke dua variabel bebas terhadap

variabel terikat secara bersama-sama yaitu mengetahui hubungan daya ledak otot lengan dan

koordinasi mata tangan terhadap pssing bawah bola voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin

Sorong. Rangkuman hasil analisisnya dapat dilihat dalam.

Tabel 5. Rangkuman hasil analisis regresi ganda kekuatan otot lengan dan koordinasi mata

tangan terhadap passing bawah bola voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

47
48

Variabel R R square P Keterangan


KOL( X1) dan
KMT (X2) 0.280 0.78 0.000 Signifikan
terhadap PB (Y)
Sumber : Hasil dari lampiran
Hipotesis Variabel yang akan diuji :

H0 : Rx1.x2.x3.y = 0

H0 : Rx1.x2.x3.y ≠ 0

Hasil pengujian :

Hasil analisis data regresi ganda diperoleh nilai R = 0.280 (P ˃0.05). Dengan hubungan

sebesar 7.80 % maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan yang signafikan

kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap passing bawah bola voli pada

siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

4.1.3 Pengujian Hipotesis

Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.Ketiga hipotesis tersebut harus

diuji kebenaranya melalui data emperis. Setelah dilakukan pengujian dengan mengunakan uji

regresi ( statistic parametric ) maka diperoleh hasil seperti berikut ini :

1. Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan terhadap passing bawah bola

voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

Hipotesis Statistik yang akan di uji :

H0 : Rx1.y = 0

H0 : Rx1.y ≠ 0

Hasil Pengujian :

Dari hasil analisis data kekuatan otot lengan setelah diolah secara statistik, maka

diperoleh nilai regresi dengan r = 0.115 Maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada

hubungan yang signafikan kekuatan otot lengan terhadap passing bawah bola voli pada

48
49

siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila siswa

memiliki kekuatan otot lengan yang baik maka diikuti dengan kemampuan passing

bawah pada siswa SMP IT Nurul yaqin Sorong yang baik dan cepat pula. Begitu juga

sebaliknya apabila siswa memiliki kekuatan otot lengan yang kurang baik atau kurang

kuat maka akan diikuti dengan kemampuan passing bawah yang kurang baik pula.

Adapun besar sumbangan yang diberikan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan

passing bawah siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong. Yang diberikan terhadap kemampuan

passing bawah sebesar 1.30 %

2. Ada hubungan yang signifikan Koordinasi Mata tangan terhadap kemampuan

passing bawah siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

Dari hasil analisis data Koordinasi mata tangan setelah diolah secara statistik, maka

diperoleh nilai regresi r = 0.234 Maka H0 ditolak H1 diterima, berarti ada hubungan yang

signafikan Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah bola voli siswa

SMP IT Nurul Yaqin Sorong. Begitu juga sebaliknya apabila siswa memiliki nilai

koordinasi mata tangan yang kurang baik maka akan diikuti juga dengan kemampuan

passing bawah pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong yang lambat. Ini disebabkan

dengan koordinasi mata tangan yang tepat maka saat melakukan operan passing bawah

siswa mampu bereaksi dengan cepat ke depan dengan akselerasi yang cepat pula.

Dengan demikian akan menghasilkan passing bawah yang tepat. Adapun sumbangan

yang diberikan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah pada siswa

SMP IT Nurul Yaqin Sorong, yang memberikan hubunganya sebesar 5.50 %

49
50

3. Ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama kekuatan otot lengan dan

koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah pada siswa SMP IT

Nurul Yaqin Sorong.

Hipotesis variabel yang akan diuji :

H0 : Rx1.x2.y = 0

H0 : Rx1.x2.y ≠ 0

Hasil Pengujian :

Hasil analisis data regresi ganda diperoleh nilai R hitung = 0.234 setelah dilakukan uji

signifikan dengan uji regresi dengan mengunakan uji F diperoleh nilai F hitung = 01.149

( P˃ 0.05 ). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan yang signifikan

kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap

kemampuan passing bawah permainan bola voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin

Sorong. Nilai R kuadrat di peroleh = 0.234 ini berarti bahwa 7.80 % kemampuan

passing bawah dapat di jelaskan oleh kedua variabel bebas secara bersama-sama.

4.2 Pembahasan

Hasil analisis data diperlukan pembahasan teoris yang bersandarkan pada teori-teori dan

kerangka yang mendasari penelitian ini.

1. Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan

passing bawah pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

Hasil analisis statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang signafikan

kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing bawah pada siswa SMP IT Nurul

Yaqin Sorong. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan degan teori dan kerangkan pikir

yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan

memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada yaitu S

SYAHRIR, S Suwardi, W Jayadi – 2018 Pengaruh Kekuatan Otot Lengan, Daya

50
51

Ledak Tungkai dan Koordinasi Mata Tangan terhadap Kemampuan Passing Bawah

dalam Permainan Bolavoli Siswa SMA Negeri 1 Takalar. Power atau daya ledak

adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahan dengan kontraksi yang sangat cepat.

Power sangat penting untuk cabang-cabang olahraga yang ekplosif seperti srint, lari

gawang, nomor-nomor lempar, dan lompat jauh dalam atletik adapun defenisi lain

bahwa power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum,

dengan usahanya yang dikerahkan dengan waktu sependek-pendeknya. Membuat

seorang siswa dapat melakukan operan passing bawah dengan tepat pada sasaran

dalam waktu sependek-pendeknya. Jika kekuatan otot lengan dianalisis dari proses

gerak terlibat didalamnya, maka unsur kekuatan otot lengan mendukung terhadap

passing bawah pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong. Siswa memiliki koordinasi

mata tangan kekuatan otot lengan yang baik dan kuat akan dengan sendirinya mampu

melakukan operan passing bawah bola voli yang tepat. Dalam hal ini daya ledak otot

lengan member sumbangan yang berarti sebesar 1.30 % terhadap siswa tersebut

melakukan operan passing bawah bola voli.

2. Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan

passing bawah bola voli pada siswa SMP IT Nurul yaqin Sorong.

Hasil analisis variabel menunjukan bahwa ada kontribusi yang signafikan

koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah bola voli pada siswa

SMP IT Nurul Yaqin Sorong. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan

kerangka pikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini

mendukung dan memperkuat teori hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada

yaitu G, SATRIA (2018) Hubungan Daya Ledak Lengan Dan Koordinasi Mata

Tangan Dengan Kemampuan Servis Bawah Dalam Permainan Bolavoli pada Murid

SDN Center Rappokaleleng Kec.Bontonompo Kab. Gowa. S1 thesis, FIK. Karena

51
52

koordinasi mata tangan adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan

gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal yang efektif. Sehingga

koordinasi merupakan kemampuan tubuh untuk merangkai atau mengkombinasikan

beberapa unsure gerakan menjadi suatu gerkan yang efektif dan selaras sesuai dengan

tujuan. Dalam hal ini koordinasi mata tangan omemberi sumbangan yang berarti

sebesar 5.50 % terhadap siswa tersebut melakukan operan passing bawah bola voli.

3. Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata

tangan terhadap kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli pada

siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

Hasil analisis variabel menunjukan bahwa ada hubungan yang signafikan secara

bersama-sama kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan tehadap kemampuan

passing bawah bola voli siswa SMP IT Nurul yaqin Sorong. Apabila hasil penelitian

ini dikaitkan dengan teori dan kerangka variabel yang mendasarinya, pada dasarnya

hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori yang sudah ada yaitu Imam

Mustofa Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan, Koordinasi Mata Tangan, Dan

Power Otot Tungkai Dengan Ketepatan Smash Atlet Bolavoli Puslatkot Putri Kota

Kediri Tahun 2018. Apabila siswa memiliki variabel daya ledak otot lengan dan

koordinasi mata tangan secara bersam-sama dalam kondisi yang baik akan mampu

melakukan seluruh rangkaian dalam pelaksanaan gerak passing bawah bola voli. Ini

dapat dilihat dengan besar sumbangan yang diberikan oleh ketiga variabel bebas

secara bersam-sama sebesar 7.80 %

52
53

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di bab sebelumnya maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah :

1. Kekuatan otot lengan memiliki hubungan yang signifikan dengan Kemampuan

Passing Bawah Bola voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

2. Koordinasi mata dan tangan memiliki hubungan yang signifikan dengan Kemampuan

Passing Bawah pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

3. Secara bersama-sama kedua variabel X yakni Kekuatan otot lengan, koordinasi mata

dan tangan tangan memiliki hubungan yang signifikan dengan Kemampuan Passing

Bawah Bola voli pada siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan,

yaitu:

1. Bagi guru, hendaknya memperhatikan Kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-

tangan karena mempengaruhi kemampuan passing bawah bola voli.

2. Bagi siswa agar menambah latihan-latihan lain yang mendukung dalam

mengembangkan kemampuan passing bawah bola voli.

3. Dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu bagi peneliti selanjutnya

hendaknya mengembangkan dan menyempurnakan instrument

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan sebaik mungkin, namun tidak terlepas dari keterbatasan yang

ada. Keterbatasan selama penelitian, yaitu:

53
54

1. Tidak tertutup kemungkinan para siswa kurang bersungguh-sungguh dalam

melakukan tes Kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan

passing bawah.

2. Peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil

tes, seperti kondisi tubuh, psikologis, dan sebagainya.

3. Ketidaknyamanan siswa saat latihan yang mungkin dikarenakan kondisi alat atau

instrumen yang kurang baik.

54
55

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Nuril .(2007). Panduan olahraga Bola Voli Surakarta : Era pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Bompa (2004 : 43) coordinatioan is a complex motor skill necessary for hig performance

Bompa , T.O. (1990 ) Theory and Methodology of training Teori dan Metodologi latihan ,
Alih bahasa : Sarwono )Surabya : Universitas Ailangga.

Departemen Pendidikan Nasional (2001). Petunjuk tes keterampilan Bola voli Usia 13- 15
Tahun. Jakarta :pusat kesegaran jasmani dan rekreasi depdiknas

Depdikbud. (1977). Tes keterampilan Bermain Volley Jakarta : pusat kesegaran jasmanai
dan rekreasi departemen pendidikan dan kebudayaan
.
Htt//ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive, dikutip tanggal
28 Desember 2017.

Ismaryanti. 2008. Tes dan Pengikuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret Universitas Press.

Jakarta : Modul . Departemen pendidikan dan kebudayaan Universitas terbuka.dalam


pendidikan jasmani ; prinsip-prinsip dan penerapanya . Jakarta :Penerbit Direktorat
Jenderal Olahraga.

Lestari. (2007). Melatih Bolavoli Remaja. Yogyakarta: PT Citra Aji Pratama

Mulyasa, H. E. (2013). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda.
Olahraga Yogyakarta. Passing bawah bolavoli. (http://yukez.
wordpress.com/2009/02/12/bola-voli-volley-ball/ diakses 11 Januari 2015).

Nuril Ahmadi. (2002). Panduan permainan Olahraga Bolavoli. Surakarta: Era Pustaka Utama.

Purwadarminto, W.J.S .1982 . Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : Penerbit Balai


Pustaka

Prihatin S. (2007). Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan dengan Hasil
Servis Bawah Bolavoli pada Siswa Putera Ekstrakurikuler SMP Negeri 9 Semarang
Tahun Pelajaran 2006/2007.Skripsi. FIK UNY.

Suharsimi Arikunto. (2002) Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: PT Asdi Tri
Nurharsono dan Agung Wahyudi. 2005. Buku Ajar

Sanoesi, Sodikin Chandra, Achmad Esnoe. (2012). Teknik Dasar Permainan Bola Voli. Bse
Penjasorkes.

Suharjana. (2013). Kebugaran jasmani. FIK UNY. Yogyakarta.

55
56

Supriyanto, Muhammad Hendrik. 2013. Pengaruh Latihan Koordinasi Mata dan Tangan
Dengan Cara Passing Bola ke atas Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli
Studi Pada Siswa SMA Assa’Adah Bungah Gresik. Jurnal Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan, Volume 01 nomor 03 Tahun 2013, 588-590

Tri Nurharsono dan AgungWahyudi. (2005).Bola Voli I. Semarang: Fakultas Ilmu


Keolahragaan Universitas Negeri semarang

56
57

Lampiran 1.

Kekuatan Otot Lengan (KOL), Dan Koordinasi Mata Tangan (KMT), dengan
Keterampilan Passing Bawah Bola Voli (PB Bola Voli) Siswa SMP IT Nurul Yaqin
Sorong.
No Nama Siswa X1 X2 Y
1 Ahmad Afwan 10 15 15
2 Adriansyah 7 10 10
3 Adrian Indra Pratama 15 17 10
4 Alif Al Fahreza 10 7 15
5 Agung Wijaya 10 9 15
6 Arham Usman 15 15 19
7 Basyir Shudig 10 15 15
8 Bayu Ardi mangala 15 19 19
9 Fatur Rahman 30 18 19
10 Fadlan Ardiansyah 15 16 15
11 Ferdiansyah 15 15 15
12 Habibie Nur Alif 10 29 10
13 Ilham Tri Rahmadan 15 27 10
14 Laode Arsandi 17 10 19
15 Muh- Aril 25 25 19
16 Muh-Nur Sidig 30 19 15
17 Muh-Halig 33 18 10
18 Miftha Fardan 25 16 19
19 Muh-Al.Farih 19 25 10
20 Muh-Zaki 36 19 15
21 Musiafa Umar 35 30 19
22 Muh-Ardiansyah 15 25 19
23 Muh-Ardiansyah 24 30 10
24 Najwan Sefa Rahmadan 30 18 19
25 Muh-Fadlan 30 17 15
26 Muh-Nabil Fardan 26 19 15
27 Muh-Risky 25 20 19
28 Putra Wahyudi 26 30 10
29 Riski Pratama 30 19 15
30 Tasdig Nur Ahmad 30 25 19

Lampiran 2.

57
58

Hasil Analisis Kekuatan Otot Lengan (KOL), Dan Koordinasi Mata Tangan (KMT),
dengan Keterampilan Passing Bawah Bola Voli (PB Bola Voli) Siswa SMP IT Nurul
Yaqin Sorong Dengan Menggunakan Program Statistik SPSS.

Descriptive Statistics

Std.
N Range Minimum Maximum Mean Deviation Variance
KOL 24.83
30 22.00 15.00 37.00 7.61162 57.937
33
KMT 21.63
30 15.00 15.00 30.00 5.15607 26.585
33
PB 15.56
30 9.00 10.00 19.00 3.58813 12.875
67
Valid N
30
(listwise)

PB KOL KMT
N 30 30 30
Normal Parameters a
Mean 15.5667 24.8333 21.6333
Std. Deviation 3.58813 7.61162 5.15607
Most Extreme Absolute .264 .185 .258
Differences Positive .173 .168 .258
Negative -.264 -.185 -.123
Kolmogorov-Smirnov Z 1.446 1.012 1.411
Asymp. Sig. (2-tailed) .031 .258 .037
a. Test distribution is Normal.

Sumber :Hasil Analisis Data Pada Lampiran 2 NPar Test (one-sample kolmogrov-smirnov
test)

58
59

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Correlations
KOL KMT PB
KOL Pearson Correlation 1 -.154 -.115
Sig. (2-tailed) .415 .545
N 30 30 30
KMT Pearson Correlation -.154 1 -.234
Sig. (2-tailed) .415 .212
N 30 30 30
PB Pearson Correlation -.115 -.234 1
Sig. (2-tailed) .545 .212
N 30 30 30

Correlations

Lampiran 3.

59
60

Anlisis Deskriptif Kekuatan Otot Lengan (KOL), Dan Koordinasi Mata Tangan
(KMT), dengan Keterampilan Passing Bawah Bola Voli (PB Bola Voli) Siswa SMP IT
Nurul Yaqin Sorong.

Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 KOLa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PB

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .115a .013 -.022 3.62738
a. Predictors: (Constant), KOL

ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.947 1 4.947 .376 .545a
Residual 368.420 28 13.158
Total 373.367 29
a. Predictors: (Constant), KOL
b. Dependent Variable: PB

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 16.914 2.295 7.369 .000
KOL -.054 .088 -.115 -.613 .545
a. Dependent Variable: PB

60
61

Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 KOLa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PB

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .115a .013 -.022 3.62738
a. Predictors: (Constant), KOL

61
62

Lampiran. 4
Analisis Regresi dan Korelasi Sederhana Kekuatan Otot Lengan (DLOL), Dan
Koordinasi Mata Tangan (KMT), dengan Keterampilan Passing Bawah Bola Voli (PB
Bola Voli) Siswa SMP IT Nurul Yaqin Sorong.

Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 KOL, KMTa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PB

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .280a .078 .010 3.56990
a. Predictors: (Constant), KOL, KMT

ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 29.274 2 14.637 1.149 .332a
Residual 344.092 27 12.744
Total 373.367 29
a. Predictors: (Constant), kOL, KMT
b. Dependent Variable: PB

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 21.271 3.879 5.484 .000
KMT -.180 .130 -.258 -1.382 .178
KOL -.073 .088 -.155 -.829 .414
a. Dependent Variable: PB

62
63

63
64

Lampiran 6. Dokumentasi

PEMBERIAN ARAHAN KEPADA PENELITI

64
65

PEMANASAN DIPIMPIN OLEH PENELITI

65
66

Test KEKUATAN OTOT LENGAN

66
67

Test KOORDINASI MATA TANGAN

67
68

Test PASSING BAWAH

68

Anda mungkin juga menyukai