Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang
wajib diajarkan di sekolah-sekolah, baik siswa putra maupun siswa putri dari
tingkat dasar sampai tingkat atas. Materi pendidikan jasmani berbeda dengan
materi pembelajaran lain, karena selain diajarkan teori, siswa-siswi juga
diajarkan praktik yang berupa aktivitas jasmani atau olahraga yang
disesuaikan dengan kemampuan dan karakterisitik anak. Pelajaran ini sangat
mengutamakan aktivitas fisik dan pembinaan hidup sehat jasmani maupun
rohani sehari-hari menuju manusia yang sehat seutuhnya. Selain itu guru
harus mengerti dengan keadaan siswa, sehingga guru dapat menerapkan
pengelolaan dan penguasaan kelas dengan tepat mengenai materi yang
diajarkan. Guru harus mengetahui bahwa materi yang diajarkan sudah sesuai
atau belum dengan keadaan siswanya. Dalam pembelajaran pendidikan
jasmani, terdapat beragam metode latihan baik itu olahraga beregu ataupun
perorangan. Pendidikan jasmani di sekolah mengutamakan olahraga beregu,
dari berbagai permainan beregu yang ada, permainan bola voli sangatlah baik
dan tepat untuk dilakukan semua siswa sekolah.
Permainan bola voli merupakan salah satu diantara banyak cabang
olahraga yang populer dimasyarakat. Terbukti bahwa bola voli banyak
dimainkan di sekolah-sekolah, di kantor-kantor maupun di kampung-
kampung. Permainan bola voli dapat digunakan sebagai sarana, sebab dengan
olahraga bola voli dapat membentuk pribadi yang sportif, jujur, kerja sama,
bertanggung jawab. Semua itu merupakan nilai-nilai pendidikan yang dapat
ditanamkan. Oleh karena itu olahraga permainan bola voli diberikan dalam
lingkungan atau sebagai olahraga sekolah. Permainan bola voli diberikan
sejak anak-anak SD, SLTP, SLTA sampai di tingkat Perguruan Tinggi.

1
2

Olahraga dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan


pendidikan, salah satunya ialah olahraga permainan bola voli. Selain digemari
dan menarik bagi anak didik, ternyata juga mengandung nilai-nilai yang
secara langsung dapat membentuk kepribadian anak didik, memberi
ketegasan dan kecekatan pada anak didik. Hal tersebut mendorong untuk
selalu terus dikembangkan serta ditingkatkannya mutu permainan olahraga
bola voli di Indonesia, dan salah satu usaha untuk mengembangkannya adalah
mengajarkan permainan olahraga bola voli sedini mungkin. Karena kepada
anak-anak akan lebih mudah dan cepat menyerap teknik dasar bola voli
dibandingkan dengan orang dewasa.
Teknik dasar merupakan hal yang wajib dikuasai dalam permainan
bola voli. Salah satu teknik dasar permainan bola voli adalah servis. Pukulan
servis dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya suatu kesalahan, dan
ini dapat menjadi serangan pertama bila bola yang dipukul keras dan terarah.
Servis harus dilakukan dengan baik dan sempurna oleh semua pemain, karena
kesalahan servis mengakibatkan pertambahan angka bagi lawan. Demikian
pentingnya kedudukan servis dalam permianan bola voli maka teknik dasar
servis harus dikuasai dengan baik. Mula-mula servis hanya berperan sebagai
pelayanan saja untuk memulai pertandingan, akan tetapi seiring
perkembangan bola voli sekarang ini servis merupakan serangan awal untuk
mendapat nilai agar suatu regu memperoleh kemenangan. Oleh karena itu
servis yang baik dilakukan dengan keras dan terarah dengan tujuan agar tidak
bisa diterima oleh lawan yang berarti pihak pemegang servis mendapatkan
angka. Servis di katakan gagal jika bola servis tidak melewati net atau bola
keluar lapangan pertandingan. Di dalam melakukan gerakan servis atas
dengan sempurna dibutuhkan power otot lengan yang baik, posisi badan yang
baik dan kondisi fisik yang baik pula. Diawali dengan power otot lengan yang
baik untuk melakukan daya dorongan dilanjutkan ayunan lengan yang
panjang akan menghasilkan pukulan yang lebih kuat. Power otot lengan yang
baik memberikan dampak positif berkaitan dengan penggunaan daya dalam
3

melakukan suatu pukulan. Dengan memiliki daya yang lebih besar, maka
akan lebih menguntungkan pada saat akan memukul bola. Hal ini disebabkan
bahwa gerakan servis merupakan gerakan ayunan lengan yang berpangkal
pada pangkal lengan dalam memberikan kekuatan pukulan saat lengan
mengenai bola. Dengan memiliki tuas yang lebih panjang akan lebih
menguntungkan pada saat memukul bola.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada Siswa SMA Negeri 5
Konsel menunjukan bahwa hasil servis atas belum maksimal, hal ini terlihat
pada saat melakukan servis atas bola sering tidak sampai atau menyangkut di
net dan servis yang dilakukan tidak terarah, kurang kuat dan keras sehingga
memudahkan lawan untuk menerima bola. Dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan belum menunjukkan hasil yang optimal, masih rendahnya
kemampuan servis atas tersebut perlu ditelusuri faktor-faktor penyebabnya,
apakah penguasaan teknik servis belum benar, kemampuan fisik belum
memadai, ataukah metode mengajar yang dilaksanakan kurang tepat.
Kemudian belum pernah diadakan tes power otot lengan dengan kemampuan
servis atas pada Siswa SMA Negeri 5 Konsel. Dengan kondisi yang demikian
seorang guru harus mampu mengevaluasi dari semua faktor, baik dari pihak
guru sendiri atau pun dari pihak siswa. Diharapkan dengan perbaikan teknik
servis atas yang merupakan faktor penting dalam permainan bola voli,
kemampuan bermain bola voli Siswa SMA Negeri 5 Konsel terutama
kemampuan servis atas bisa meningkat.
Adapun untuk mencapai kemampuan servis pada permainan bola voli
memerlukan kekuatan fisik yang baik, juga harus dapat menguasai teknik-
teknik dasar yang baik pula. Berdasarkan uraian di atas, maka untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai kontribusi power otot lengan dengan
kemampuan servis atas maka peneliti memandang perlu untuk mengkaji lebih
lanjut melalui penelitian ilmiah dengan judul hubungan power otot lengan
dengan kemampuan servis atas permainan bola voli pada Siswa SMA Negeri
5 Konsel.
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang yang dikemukakan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan power
otot lengan dengan kemampuan servis atas permainan bola voli pada Siswa
SMA Negeri 5 Konsel?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan power otot
lengan dengan kemampuan servis atas permainan bola voli pada Siswa SMA
Negeri 5 Konsel.

D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi yang
menggunakannya. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat secara teoritis yaitu agar dapat berguna sebagai pijakan dan
referensi untuk studi atau penelitian yang berhubungan dengan bola voli,
2. Manfaat praktis yaitu bagi penulis agar dapat membawa wawasan dan
pengetahuan tentang hubungan power otot lengan dengan kemampuan
servis atas pada Siswa SMA Negeri 5 Konsel,
3. Manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa berupa adanya peningkatan
kemampuan yang meningkat saat melakukan kemampuan servis atas,
4. Sebagai bahan acuan bagi guru Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi khususnya di SMA Negeri 5 Konsel dalam proses belajar
mengajar materi bola voli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Power Otot Lengan


1. Pengertian Power
Power merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang dibutuhkan
hampir pada setiap cabang olahraga, karena dengan memiliki power yang
bagus maka seseorang akan lebih mudah dalam penguasaan teknik dasar
suatu cabang olahraga. Power merupakan produk dari kekukatan dan
kecepatan. Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan
maksimal dalam waktu yang singkat (Harsono, 2015).
Power sebagai produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan
(strength) dan kecepatan (speed) untuk melakukan force maksimum dalam
waktu yang sangat cepat. Power atau sering pula disebut daya eksplosif
adalah suatu kemampuan gerak yang sangat penting untuk menunjang
setiap aktivitas pada setiap cabang olahraga (Widiastuti, 2015).
Kemampuan power/daya eksplosif ini akan menentukan hasil gerak yang
baik. Suatu contoh, jika seseorang memiliki daya eksplosif yang baik akan
menghasilkan tendangan yang keras, chest pass yang cepat, atau seorang
pelari cepat akan menghasilkan lari yang lebih cepat jika memiliki daya
eksplosif yang lebih baik.
Daya eksplosif memiliki dua komponen yaitu kekuatan dan
kecepatan, maka power dapat dimanipulasi atau ditingkatkan dengan
melalui meningkatkan kekuatan otot tanpa mengabaikan kecepatan. Atau
sebaliknya meningkatan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan, cara
pendekatan seperti ini biasanya dengan memanipulasi atau dengan melatih
keduanya secara bersamaan sehingga menghasilkan power yang baik.
Power merupakan suatu rangkaian kerja beberapa gerak unsur otot
dan menghasilkan daya ledak jika dua kekuatan tersebut bekerja secara
bersamaan, power memiliki banyak kegunaan pada suatu aktivitas seperti
pada berlari, melempar, memukul atau menendang.

5
6

Gerak dari objek tersebut akan tercapai dengan sempurna jika


seseorang tersebut menerapkan kekuatan secara maksimal dengan satuan
waktu yang sesingkat-singkatnya. Dari penjabaran tersebut maka jelaslah
bahwa power memiliki banyak kegunaan dalam olahraga-olahraga
tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, power dapat diartikan
sebagai kekuatan dan kecepatan yang dikeluarkan secara maksimal dan
bersamaan dalam waktu yang cepat saat melakukan suatu gerak. Oleh
sebab itu, urutan latihan power diberikan setelah atlet dilatih unsur
kekuatan dan kecepatan. Tetapi pada dasarnya setiap dari bentuk latihan
kekuatan dan kecepatan kedua-duanya selalu melibatkan unsur power.
2. Klasifikasi Power
Menurut Tudor Bompa dalam Widiastuti (2015), menyatakan bahwa
cara kerja otot dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Daya eksplosif asiklik (acyclic power) seperti dalam melempar,
melompat pada nomor-nomor atletik, elemen-elemen gerak pada
senam, anggar, loncat indah. Semua cabang olahraga yang memerlukan
lompatan-lompatan, yaitu dalam permainan bola voli, bola basket, bulu
tangkis, tenis lapangan, dan lain-lainnya,
b. Daya eksplosif siklik (cyclic power) ialah daya eksplosif yang
diperlukan dalam cabang-cabang lari pada nomor sprint (lari cepat),
berenang dan balap sepeda.
3. Manfaat Power dalam Olahraga
Power merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang dibutuhkan
hampir pada setiap cabang olahraga, karena dengan memiliki power yang
bagus maka seseorang akan lebih mudah dalam penguasaan teknik dasar
suatu cabang olahraga. Mengembangkan kinerja yang baik pada saat
olahraga khususnya olahraga prestasi, maka power merupakan salah satu
faktor unsur biomotorik yang cukup penting. Power merupakan kualitas
yang memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi
yang maksimal. Beberapa manfaat power adalah:
7

a. Merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik,


b. Melindungi diri dari kemungkinan cedera,
c. Dengan power atlet dapat berlari dengan cepat, melempar lebih jauh
dan memukul dengan keras dapat memperkuat stabilitas sendi,
d. Mempermudah atlet-atlet dalam mempelajari teknik-teknik olahraga,
e. Merupakan pendukung dari berbagai komponen kemampuan fisik
lainnya,
f. Untuk mencapai prestasi maksimal,
g. Dapat mengembangkan teknik bertanding dengan tempo cepat dan
gerak mendadak,
h. Memantapkan mental bertanding atlet,
i. Simpanan tenaga anaerobik cukup besar.
Dengan adanya manfaat power maka kita dapat mengetahui hal-hal
apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan power guna memberikan
kontribusi pada pelaksanaan berbagai keterampilan cabang olahraga
khususnya dalam melakukan servis atas bola voli. Dimana dalam
melakukan servis atas bola voli manfaat power dapat terlihat Ketika
melakukan pukulan mampu menghasilkan kontraksi otot untuk
menggerakkan otot lengan guna pukulan yang kuat dan eksplosif serta
memudahkan untuk mengembangkan teknik pukulan yang baik dan
berkualitas.
4. Macam-Macam Power
Power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan dan
merupakan dasar dalam setiap melakukan bentuk aktivitas. Juga sering
diartikan daya ledak yang mempunyai makna kemampuan untuk
mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu relatif singkat. Power/daya
ledak adalah kemampuan kerja otot (usaha) dalam satuan waktu (detik).
Power merupakan hasil perkalian kekuatan dan kecepatan, sehingga satuan
power adalah kg (berat) meter/detik. Sedangkan kg x m adalah satuan
8

usaha, dengan demikian power di artikan usaha per detik. Power (daya
ledak) ada 2 macam:
1. Kekuatan daya ledak
Kekuatan ini digunakan untuk mengatasi resistensi yang lebih
rendah, tetapi dengan percepatan daya ledak maksimum. Jenis power
ini sering digunakan untuk melakukan satu gerakan.
2. Kekuatan gerak cepat
Gerakan ini dilakukan terhadap resistensi dengan percepatan
dibawah maksimum, jenis power ini digunakan untuk melakukan
gerakan berulang-ulang.
Berdasarkan macam-macam power yang dikemukakan terdahulu
dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan servis atas bola voli
termaksud jenis power kombinasi antara kekuatan dan kecepatan, hal ini
dikarenakan gerakan dalam melakukan servis atas adalah gerakan yang
diselesaikan dalam satu kali ayunan tangan untuk setiap penyelesaian
suatu pukulan.
5. Power Otot Lengan
Menurut Dahrial dalam Irianto (2017), menyatakan bahwa power
otot lengan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi
tahanan. Kemudian, M. Sajoto (2017), yang mengemukakan power otot
lengan adalah suatu komponen kondisi fisik yang berkaitan dengan
kemampuan mempergunakan otot lengan untuk menerima beban sewaktu
bekerja.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa power otot
lengan yaitu kemampuan sekelompok otot lengan berkontraksi dalam
bekerja seperti memukul, melempar, menjinjing, menahan dan mendorong.
Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2017), bahwa power otot
lengan dintetukan oleh besarnya penampang otot serta kualitas control
pada otot yang bersangkutan. Berarti semakin besar dan banyak fibril
ototnya, sehingga otot tersebut semakin besar pula kemampuannya.
9

Menurut Dahrial (2017), menyatakan bahwa power otot lengan


adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik
secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena (1) kekuatan merupakan
daya penggerak setiap aktivitas fisik, (2) kekuatan memegang peran
penting dalam melindungi atlet kemungkinan dari cidera, (3) kekuatan
dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
power otot lengan adalah kemampuan sekelompok otot pada lengan untuk
mengarahkan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam waktu yang cepat
saat melakukan gerakan. Sehingga ini menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam melakukan servis atas agar bola dapat melaju dengan
keras dan tajam di daerah pertahanan lawan tanpa dapat dikembalikan.
6. Otot Lengan
Otot lengan terdiri atas otot bisep dan trisep. Otot bisep berada
dibagian depan dan otot trisep berada dibagian belakangnya. Otot trisep
terbagi tiga. Apabila kita menggerakkan tangan dengan meluruskan lengan
maka otot yang bekerja antara lain otot bisep akan berelaksasi sedangkan
otot trisep akan berkontraksi. Apabila menggerakkan lengan dengan
menekuk maka otot bisep akan berkontraksi sedangkan otot trisep akan
berelaksasi.
Mencapai prestasi yang maksimal, seseorang harus memiliki
beberapa faktor penting yang dapat menunjang tercapainya prestasi
maksimal. Otot merupakan salah satu penunjang bagi seorang atlet untuk
dapat mencapai prestasi maksimal. Otot akan berkontraksi lebih kuat
apabila diberikan beban lebih berat (sampai pada suatu batas maksimum).
Apabila otot digunakan power otot lengan pada setiap pemain bola voli
berbeda-beda, hal itu tergantung pada besar maupun panjang otot. Power
otot lengan merupakan salah satu unsur penting yang mempengaruhi
prestasi bola voli.
Olahraga yang menggunakan otot lengan seperti bola voli, power
otot lengan ini sangat penting sekali, karena tidak mungkin seorang atlet
10

dapat berprestasi tanpa menggunakan lengannya. Power otot lengan


merupakan salah satu faktor dalam pembinaan prestasi.
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak. Sebagian otot tubuh ini melekat pada kerangka otot yang
dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian
kerangka dalam suatu letak tertentu. Otot dapat mengadakan kontraksi
dengan cepat, apabila ia mendapat rangsangan dari luar.
Pada saat atlet melakukan servis atas ada gerakan-gerakan yang
membutuhkan power otot lengan. Dengan demikian otot-otot lengan dan
pergelangan tangan yang diperlukan pada saat melakukan servis atas
adalah
a) Otot penggerak lengan atas yang terdiri dari:
1. M. Doltoideus, fungsinya aduksi lengan membantu ekstensi dan
fleksi lengan,
2. M. Teres major, berfungsi untuk membantu ekstensi lengan,
3. M. Teres minor, fungsinya untuk membantu gerakan rotasi lengan.
b) Otot penggerak lengan bawah terdiri dari:
1. M. Biceps brachi, berfungsi untuk fleksi suspinasi lengan bawah,
2. M. Brachialis, fungsinya adalah membantu fleksi lengan bawah,
3. Trichep Branchi, fungsinya untuk membantu fleksi lengan bawah,
4. Pronator quadrates, fungsinya adalah untuk suspinasi lengan bawah.

Gambar 2.1. Otot lengan atas dan lengan bawah


11

(https://www.Olahragasport.blogspot.com/Prayogi, 2016)

7. Faktor-Faktor yang Menunjang Power Otot Lengan


Sebagai bagian dari kekuatan, daya ledak (power) atau yang disebut
juga kekuatan kecepatan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syafruddin
(2013), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi power otot
adalah:
a. Penampung serabut otot,
b. Jumlah serabut otot,
c. Struktur dan bentuk otot,
d. Panjang otot,
e. Kecepatan kontraksi otot,
f. Tingkat peregangan otot,
g. Tonus otot,
h. Koordinasi otot intra (koordinasi didalam otot),
i. Koordinasi otot-otot inter (koordinasi otot-otot yang bekerja sama pada
suatu gerakan yang diberikan),
j. Motivasi,
k. Usia dan jenis.

B. Hakikat Permainan Bola Voli


1. Sejarah Permainan Bola Voli
Menurut Winarno dkk (2013), menyatakan bahwa permainan bola voli
di Romawi sudah lama dikenal sejak abad pertengahan, dari Italia kemudian
permainan ini di bawa ke Jerman tahun tahun 1893 dengan nama Faustball.
Lapangan faustball memiliki ukuran 50 x 20 meter, dan sebagai pemisah
lapangan dipergunakan tali yang tingginya 2 meter dari lantai.
Pada waktu itu bola yang digunakan memilliki keliling 70 cm, dengan
jumlah pemain masing-masing regu 5 orang. Cara memainkan faustball
dilakukan dengan memantul-mantulkan bola ke udara melewati atas tali
12

(net), tidak ada batasan sentuhan dalam memainkan bola. Bola boleh
mneyentuh lantai sebanyak dua kali sentuhan.
Meskipun pada zaman romawi permainan bola voli (fautsball) sudah
lama ada, namun cabang olahraga modern dianggap lahir pada tahun 1895,
yang didirikan oleh William C. Morgan, seorang guru Pendidikan jasmani
dari Young Men Christian Association (YMCA) di kota Hollyoke, negara
bagian Massachusettes, Amerika Serikat. Pada awalnya cabang olahraga ini
diberi nama mintonette yang kemudian diubah Namanya menjadi bola voli
oleh Dr. Alferd T.Halstead dari Springfield, Massachusettes, Amerika
Serikat karena pada prinsipnya permainan ini dilakukan dengan cara mem-
voli bola melintasi net.
2. Permainan Bola Voli
Menurut Choridah dkk (2022), menyatakan bahwa dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, permainan bola voli
merupakan salah satu jenis permainan bola besar yang dipelajari siswa
disekolah. Permainan bola voli dilakukan oleh dua regu. Setiap regu terdiri
atas enam pemain. Cara memainkannya yaiut dengan memantul-mantulkan
bola menggunakan lengan atau anggota badan lainnya maksimal tiap regu
melakukan sebanyak tiga kali sentuhan. Bola dipukul atau dipantulkan dari
satu petak lapang ke petak lapang lain yang dibatasi oleh jaring.
Sedangkan menurut Deddy, Sunardi (2020), menyatakan bahwa
permainan bola voli dimainkan oleh 6 orang setiap regu, dan dimainkan
dengan lawan berjumlah 6 orang juga. Semua kegiatan yang melibatkan
lebi dari satu orang sangat diperlukan unsur kerjasama.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bola
voli merupakan permainan olahraga yang masing-masing terdiri dari 6
orang dan memainkan bola dengan cara menyeberangkan bola melewati
atas net menggunakan teknik dan taktik untuk meraih kemenangan. Dalam
bola voli teknik yang muncul adalah service, passing, smash, bloking, dan
sebagainya. Tidak akan mudah memainkan bola voli tanpa ada kerjasama
tim karena di dalam bola voli di tuntut untuk bekerjasama antara pemain
13

satu dengan yang lain untuk menjatuhkan bola ke daerah lapangan


permainan lawan dan mempertahankan agar bola tidak jatuh di bidang
permainan sendiri.
Permainan bola voli dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat,
dari anak-anak sampai orang dewasa, laki-laki maupun perempuan, baik
masyrakat kota sampai pada masyarakat desa. Sebagai olahraga yang sering
dipertandingkan, bola voli dapat dimainkan di lapangan terbuka (in door)
maupun di lapangan tertutup (out door). Karena makin berkembangnya
olahraga ini, bola voli dapat dimainkan di pantai yang kita kenal dengan
bola voli pantai. Sebagai aturan dasar, bola boleh dipantulkan dengan
seluruh anggota badan.
Pada dasarnya permainan bola voli itu adalah permainan tim atau
regu, meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bola voli
dua lawan dua dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada tujuan
rekreasi seperti voli pantai yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Aturan
dasar lainnya, bola boleh dimainkan/dipantulkan dengan temannya secara
bergantian tiga kali berturut-turut sebelum diseberangkan ke daerah lawan.
Teknik dasar dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara
yang mendasar yang efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan
yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Seperti cabang olahraga
yang lain, permainan bola voli memerlukan teknik dasar yang harus dikuasai
dengan baik dan benar. Teknik adalah proses melahirkan dan pembuktian
dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang
pasti dalam permainan bola voli.
Teknik dasar adalah cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efesien sesuai dengan peraturan yang berlaku
untuk mencapai hasil yang optimal. Sedangkan yang dimaksud dengan
teknik dasar permainan bola voli adalah suatu proses melahirkan keaktifan
jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk
menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli.Teknik
14

dasar bola voli harus dipelajari terlebih dahulu guna pengembangan mutu
prestasi pembinaan bola voli.
Permainan bola voli adalah cabang olahraga beregu yang dimainkan
oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain dan di
setiap lapangan dipisahkan oleh net. Pantulan bola yang dimainkan boleh
menggunakan seluruh anggota badan. Maksud dan tujuan dari permainan ini
adalah menjatuhkan bola di lapangan lawan melewai atas net dengan syarat
pantulan sempurna dan bersih sesuai dengan peraturan. Permainan dimulai
dengan pukulan bola servis. Bola harus dipukul dengan satu tangan ke arah
lapangan lawan melewati net. Setiap regu dapat memainkan bola sampai
tiga kali pantulan untuk dikembalikan (kecuali perkenaan bola saat
membendung).
Dalam permainan bola voli hanya regu yang menang satu rally
permainan memperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam
pertandingan dengan terlebih dahulu mengumpulkan minimal dua puluh
lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka.
Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik dalam permainan
bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan
efisien sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam bola voli
untuk mencapai hasil yang optimal.
Teknik adalah sualu proses melahirkan keaktifan jasmani dan
pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan
tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli.
a. Ukuran Lapangan Permainan Bola Voli
Lapangan bola voli berbentuk persegi panjang dengan panjang 18
meter dan lebar 9 meter. Panjang garis serang atau garis batas wilayah
penyerang yaitu 3 meter dan area servis lapangan bola voli 3 meter serta
lebar garis dalam lapangan bola voli 6 meter, luas lapangan 162 persegi
(18 x 9).
15

Gambar 2.2. Lapangan bola voli


(https://pecintaolahraga.com/ukuran-lapangan-bola-voli/
Imam Fahrudin, 2020)
b. Net/Jaring
Ukuran net putra dan putri permainan bola voli memiliki ukuran
yang berbeda. Pada net putra memiliki tinggi 2,43 meter sedangkan putri
2,24 meter. Panjang net bola voli yaitu 9,50 meter dan lebar net bola voli
yaitu 1 meter, tinggi tiang net 2,55 meter dan jarak antara tiang net
dengan garis tepi atau samping lapangan yaitu 0,5-1 meter, jaraknya.
Tinggi antena net bola voli yaitu 80 centimeter (diatas net), pita tepian
samping net bola voli yaitu 5 centimeter dengan panjang 1 meter
sedangkan pita tepian atas net 5 centimeter. Mata jala net berbentuk
persegi dengan ukuran 10 centimeter.

Gambar 2.3. Net/jaring bola voli


(https://www.ilmusiana.com/2019/10/tinggi-net-bola-voli
standar-pbvsi.html)
16

c. Rod/Tongkat Antena
Rod antena adalah tongkat atau batangan yang lentur yang
berfungsi sebagai pembatas samping dari area penyebrangan bola. Rod
antena memiliki ukurang panjang 1,80 meter dan bergaris 10 milimeter.
antena dipasang di bagian luar dari setiap pita samping. Tinggi dari
antena di atas net adalah 80 centimeter dan diberi garis berwarna
kontraks seperti warna merah sepanjang 10 centimeter.

Gambar 2.4. Rod net


(https://cvjayabersama.com/produk/antena-jaring-voli-av-01/
CV Jaya Bersama, 2018)
d. Bola
Bola voli memiliki berat 260-280 gram dengan tekanan bola 294.3-
318.82 mbar atau hPa. Bola voli memiliki diameter 180-200 milimeter
kemudian, keliling lingkaran bola voli berukuran 650-570 milimeter.
17

Gambar 2.5. Bola voli


(https://www.kibrispdr.org/2018/gambar-bola-voli-mikasa.html)
e. Peluit
Peluit adalah sebuah alat berukuran kecil terbuat dari berbagai
bahan seperti kayu atau plastik yang mengeluarkan suara nyaring ketika
ditiup. Peluit umumnya berbentuk lonjong dengan lubang kecil di bagian
atas untuk perputaran udara. Peluit juga diistilahakan sebagai aerphone
udara sederhana, karena menghasilkan suara dari aliran udara paksa.

Gambar 2.6. Peluit


(https://www.pngwing.com/2020/id/free-png-iyfuz/)
18

3. Teknik Dasar Permainan Bola Voli


Menurut Rusli dkk (2018), menyatakan bahwa penguasaan teknik
dasar yang sempurna menjadi dasar untuk mengembangkan prestasi
permainan itu sendiri. Penguasaan teknik dasar bola voli merupakan salah
satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu tim didalam
pertandingan, disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik, mental serta
postur tubuh yang mendukung.
Berdasarkan syarat penguasaan teknik dasar bola voli, maka teknik-
teknik dasar permainan bola voli dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Servis
Servis dalam bola voli diartikan sebagai pukulan pertama di awal
permainan atau permulaan dimulainya suatu pertandingan. Walaupun
begitu, servis tidak hanya dilakukan di awal permainan, tetapi juga
dilakukan setelah terjadinya suatu kesalahan. Macam-macam servis
adalah:
a. Servis Atas
Servis atas adalah servis dengan awalan melemparkan bola ke
atas lalu dipukul mengarah ke area lawan. Saat melakukan servis atas,
satu tangan akan memegang bola dan melemparkannya ke atas, lalu
tangan satunya lagi akan memukul bola dengan cara mengayunkan
tangan dari atas ke depan, sampai bola terlempar ke area lawan.
b. Servis Bawah
Servis bawah adalah servis dengan awalan bola berada dari bawah
dengan satu tangan memegang bola dan satu tangan lainnya memukul
bola. Tangan yang bertugas untuk memukul bola diayunkan dari
belakang sampai ke depan dengan kencang hingga bola terlempar ke
areah lawan.
c. Jump Servis
Jump servis sesuai namanya, servis yang dilakukan dengan
melompat setelah bola dilambungkan adalah jump servis. Teknik
servis dengan melompat atau disebut juga sebagai jump servis dalam
19

permainan bola voli, merupakan teknik pukulan awal dengan kategori


kesulitan tinggi.
d. Floating Servis
Floating servis yang termasuk dalam golongan servis atas. Arti
floating servis dilihat dari hasil pukulan, yakni servis yang bolanya
melambung atau mengambang ke atas disebut floating servis. Disebut
floating servis karena bola hasilan pukulan ketika melayang, bola
terlihat mengambang seperti di atas air. Selain itu, servis mengambang
(floating service) tidak memiliki arah putaran bola. Servis
mengambang cukup efektif karena arah lajunya bola yang tidak
menentu, kadang-kadang berubah arah, vertical maupun horizontal.
e. Topspin Servis
Yang dimaksud dengan servis atas topspin adalah jenis servis
yang lajunya bola menghasilkan sebuah putaran. Servis ini
mempunyai kelebihan yaitu bola bergerak dan jatuh dengan cepat.
Kelemahannya adalah bola melayang dengan stabil, sulit untuk
dilakukan, dan tingkat konsistensi lebih rendah.
2. Passing
Menurut Muhajir (2016), menyatakan bahwa passing
adalah mengoperkan bola kepada teman seregunya dengan gerakan
tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada
regu lawan. Ada dua macam passing dalam permainan bola voli, yaitu
passing bawah dan passing atas.
3. Smash Bola Voli
Smash merupakan bagian paling menarik atau letak seninya
dalam permainan bola voli. Hal ini juga merupakan teknik yang paling
sulit untuk dipelajari dari cabang olahraga bola voli. Untuk melakukan
smash spiker harus melompat ke udara dan dengan tajam memukul
sebuah objek bergerak (bola) dan melewati sebuah rintangan (net)
sehingga bola mendarat dalam suatu daerah yang dibatasi (lapangan).
20

Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan kekuatan


besar, biasanya meloncat ke atas, masuk kebagian lapangan lawan.
4. Bloking (Membendung)
Bloking merupakan salah satu teknik bertahan dalam permainan
bola voli dilakukan pemain atau sebuah tim dengan membendung bola
pukulan lawan di depan net. Teknik dasar membendung pada permainan
bola voli yang digunakan saat lawan melakukan serangan agar kita
mendapatkan poin adalah dengan cara blok atau blocking. Mengutip dari
buku Teknik Dasar Bermain Bola Voli (2013) oleh Winarno, M. E dkk,
bendungan menjadi pertahanan pertama dari serangan lawan dalam
permainan bola voli. Definisi umum gerakan block dalam permainan bola
voli, adalah teknik dengan cara merintangi atau menghalangi musuh
ketika sedang melakukan serangan di depan net.

C. Hakikat Servis Atas


1. Pengertian Servis
Menurut Winarno dkk (2013), menyatakan bahwa servis adalah
merupakan sajian awal untuk memulai suatu pertandingan bola voli,
sekaligus sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukan servis.
Sebagai suatu serangan maka servis harus masuk ke lapangan lawan, harus
diarahkan ke tempat yang kosong atau pemain yang memiliki kemampuan
passing yang kurang baik.
Menurut Dela dkk (2019), menyatakan bahwa pada mulanya servis
hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulainya suatu
pertandingan, dengan berkembangnya permainan bola voli kini servis
dijadikan serangan untuk mendapatkan poin sehingga kini servis sudah
sangat berkembang teknik maupun variasinya.
Menurut Tiwi dkk (2020), menyatakan bahwa servis merupakan salah
satu teknik dalam sebuah permainan bola voli. Ketika akan melakukan
servis seharusnya dilakukan dengan kuat dan tepat agar lawan kesulitan
dalam melakukan pengambilan bola.
21

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan


bahwa servis adalah sebagai tanda dimulainya suatu permainan dengan cara
memukul bola ke daerah lawan. Sehingga ini menjadi salah satu penentu
faktor penentu awal mulainya permainan.
Servis adalah salah satu teknik dasar yang digunakan untuk memulai
suatu set atau pertandingan, pada awalnya digunakan untuk melayani lawan
untuk melakukan penyerangan tetapi seiring dengan berkembangnya
olahraga bola voli, servis digunakan untuk menyerang lawan, servis yang
baik dapat mengacaukan pertahanan lawan dan menyulitkan lawan untuk
memperoleh point dan mengacaukan posisi bertahan lawan.
2. Teknik Servis Atas
Winarno dkk (2013), menyatakan bahwa servis atas adalah teknik
dasar servis yang dilakukan dengan perkenaan bola diatas kepala. Servis
atas memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, tujuan utama servis atas
adalah mempercepat laju bola menukik dari atas ke bawah.
Menurut Imam (2021), menyatakan bahwa servis atas atau servis
dengan melambungkan bola ke atas depan kepala. Servis jenis ini akan
menjadi serangan yang mematikan apabila teknik memukul dan kekuatan
pukulan dilakukan dengan baik karena laju bola sangat cepat dan keras
sehingga sulit untuk diterima pihak lawan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa servis atas adalah perkenaan bola diatas kepala dan pukulan terkuat,
cepat dan menukik sehingga memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
Berbagai macam cara dapat digunakan agar bola hasil servis itu
menjadi sulit untuk diterima oleh lawan. Cara untuk mempersulit bola servis
pada dasarnya dengan: a) Kecepatan, kurva dan belak belok jalannya bola.
Untuk memperoleh bola yang bervariasi ditentukan oleh: (1) Keras atau
pelannya pukulan, (2) Tinggi atau rendahnya bola hasil pukulan, dan (3)
Membuat bola berputar atau tidak berputar dan melayang; b) Penempatan
bola diarahkan kepada titik-titik kelemahan lawan, misalnya arah depan,
belakang atau samping.
22

Menurut Winarno dkk (2013), menyatakan bahwa adapun cara


melakukan teknik servis atas ini yaitu:
a. Sikap persiapan:
1. Pemain berdiri dibelakang garis backline dengan posisi kaki kiri (kaki
kanan bagi yang kidal) berada di agak depan dibandingkan kaki kanan
(kaki kiri bagi yang kidal),
2. Kedua kaki sedikit ditekuk,
3. Tangan kiri dan kanan sama-sama memegang bola, tangan kiri
menyangga bola dan kanan memegang bola bagian atas sehingga bola
berada di depan atas kepala server. (posisi sebaliknya bagi yang
kidal),
4. Lambungkan bola ke atas dengan tangan kiri (tangan kanan bagi yang
kidal) kurang lebih setinggi satu meter, bersamaan dengan itu tangan
kanan (tangan kiri bagi yang kidal) ditarik ke belakang dan di atas
kepala untuk melakukan awalan dengan telapak tangan menghadap ke
depan.
b. Sikap perkenaan:
1. Setelah tangan kanan (tangan kiri bagi yang kidal) berada diatas
belakang kepala dan bola berada dalam jangkauan, maka bola segera
dipukul,
2. Perkenaan tangan dengan bola pada saat melakukan servis dapat
dilakukan dengan telapak tangan dan genggaman tangan yang
menghadap ke depan,
3. Pada saat terjadi sentuhan bola dengan tangan, maka tangan sedikit
ditegakkan untuk memperoleh pantulan yang baik atau sempurna.
c. Sikap akhir:
1. Setelah memukul bola, maka diikuti dengan langkah kaki kanan (kaki
kiri bagi yang kidal) ke depan dan terus masuk ke lapangan
permainan,
23

2. Setelah pemain melakukan servis maka harus segera masuk ke


lapangan permainan untuk siap memainkan bola apabila pemain regu
lawan mengarahkan bola kepada pemain yang melakukan servis.

Gambar 2.7. Servis atas bola voli


(Winarno dkk, 2013)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpukan bahwa


servis adalah suatu tanda dimulainya suatu pertandingan, dan menjadi
langkah awal untuk mendapatkan angka/poin.

D. Unsur Komponen Kondisi Fisik Permainan Bola Voli


Komponen-komponen kondisi fisik yang perlu dipersiapkan dalam
permainan bola voli adalah:
1. Kekuatan (strength)
Kekuatan ini komponen fisik yang sangat diperlukan untuk kita bekerja
(beraktivitas) ataupun berolahraga baik itu dalam waktu yang lama atau
dalam waktu yang singkat, dan juga dengan kekuatan otot ini kita dapat
melakukan serangkaian gerakan dalam menghadapi beban yang sedikit
maupun yang berat, dengan kata lain kekuatan otot. Kemampuan otot itu
sendiri mempunyai arti yaitu untuk melawan beban (load) atau tahanan
(resistance).
24

Semakin otot kita kuat maka semakin ringan juga dalam mengatasi
tahanan atau beban yang dihadapi. Pada olahraga bola voli kekuatan otot ini
diperlukan untuk mengatasi beban yang terdapat pada saat bermain olahraga
bola voli, dan aplikasinya lebih kepada daya dukung untuk kondisi fisik
power.
2. Daya tahan (endurance)
Daya tahan ini diperlukan untuk memberikan kemampuan dalam
melakukan aktivitas yang relatif lama tanpa merasa lelah yang berlebihan
baik itu dalam kinerja jantung (daya tahan lokal) maupun kinerja otot (daya
tahan umum).
Mengenai pengertian daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja
(atau berlatih) dalam waktu yang lama. Pada olahraga bola voli daya tahan
ini diperlukan untuk mempertahankan kondisi tubuh secara fisik (sistem
faaliah) agar mampu melaksanakan permainan bola voli dalam waktu yang
lama, apalagi permainan olahraga bola voli ini dibatasi oleh waktu.
Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan
ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif
lama dengan beban tertentu. Pemain bola voli menyangkut unsur peredaran
darah dan unsur pernafasan atau cardiovasculer. Daya tahan merupakan
komponen yang sangat penting karena di dalam olahraga bola voli
memerlukan waktu yang cukup lama. Sehingga diharapkan seorang atlet
harus memiliki daya tahan yang baik agar tujuannya dapat tercapai.
3. Kelenturan (fleksibility)
Kita dapat melihat dan membedakan antara orang yang lentur dan
yang tidak lentur. Orang yang tidak memiliki kelenturan dia akan cenderung
akan sedikit sulit dalam melakukan gerakan apa lagi dengan gerakan yang
kompleks dan dia akan terlihat kaku. Sebaliknya orang memiliki kelenturan
dia akan lebih mudah dalam melakukan gerakan dan lebih efisien.
Kelentukan sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
melakuka gerakan yang seluas-luasnya dalam ruang gerak sendi, dia juga
memiliki otot-otot yang elastis.
25

Kelentukan dapat diartikan sebagai orang yang fleksibel adalah orang


yang mempunyai otot-otot elastis. Pentingnya kelentukan itu sendiri untuk
mencegah dari cederanya otot-otot dan pada bagian persendian.
Dalam olahraga bola voli kelentukan sangat diperlukan untuk
memberikan kemudahan dalam melakukan gerakan, karena pergerakan
dalam bola voli ini begitu kompleks sehingga diperlukan kemampuan otot-
otot dan persendian yang fleksibel yang nantinya gerakan tersebut bisa
dilakukan lebih efisien. Dan sebagai daya dukung untuk kondisi kecepatan
dan kelincahan.
4. Daya ledak (power)
Pengertian power itu kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan
maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Pada melakukan gerakan-gerakan
yang kuat dan cepat sperti gerakan meloncat pada saat melakukan spike dan
block.
5. Koordinasi (coordination)
Menurut Sukendro, Rasyono (2016), menyatakan bahwa koordinasi
merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan sangat
tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai
faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Dalam permainan bola voli
koordinasi sangat diperlukan antara lain pada saat melakukan servis atas
karena pada saat melakukan servis atas tentunya harus ada koordinasi antara
mata, tangan, lengan serta kaki.
6. Keseimbangan (balance)
Menurut Sukendro, Rasyono (2016), menyatakan bahwa
keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh
secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan
gerakan (dynamic balance). Bila dinginkan suatu tingkat keseimbangan
yang tinggi maka harus dibuat suatu sikap yang dapat memberikan suatu
stabilitas yang besar. Keseimbangan selalu berkaitan dengan gaya berat
badan atau tititk berat badan. Posisi berat badan adalah suatu faktor yang
penting dalam menentukan kemampuan sikap yang digunakan dalam setiap
26

teknik olahraga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam permainan


bola voli keseimbangan sangan diperlukan antara lain pada saat melakukan
servis atas karena pada saat melakukan servis atas tentunya harus ada
keseimbangan antara gerak dan berat badan.
7. Ketepatan (accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan sesuatu
sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Dalam permainan bola voli unsur
ketepatan sangat dibutuhkan karena tujuan akhir dari suatu permainan bola
voli adalah bagaimana setiap pemain bisa mengarahkan bola hasil pukulan
servis atas dengan terarah dan tepat sasaran dan susah dijangkau oleh pihak
lawan.

E. Kerangka Pikir
Dalam melakukan servis atas, yang banyak berperan adalah otot lengan,
oleh karena itu power otot lengan sangat penting terutama dalam keberhasilan
pukulan servis atas. Servis yang baik adalah servis yang keras dan terarah,
dan untuk menghasilkan servis yang keras dibutuhkan power otot lengan
secara maksimal. Sehingga semakin bagus power otot lengan seseorang akan
makin kuat pula daya eksplosif yang dihasilkan sehingga akan menghasilkan
servis atas yang keras. Selain itu dapat dipahami bahwa gerak pukulan bola
voli ketika melakukan servis atas adalah hasil dari kontraksi otot sehingga
berakibat adanya suatu tarikan pada tulang yang menghasilkan gerakan yang
berbeda-beda. Pemendekkan otot akan ditarik sehingga timbul suatu gerakan.
Kemudian servis atas bola voli termasuk gerak dasar keterampilan untuk
pengaturan benda (bola) dengan diberi tenaga gerak dengan cara pukulan ke
arah bola tersebut. Hal ini merupakan kombinasi gerak otot bahu. Dimana
unsur gerak ini merupakan unsur utama pada sebagian besar dalam olahraga.
Sehingga sebuah benda akan bergerak apabila ada tenaga yang bekerja pada
benda tersebut. Untuk dapat digerakkan maka tenaga yang bekerja pada
benda harus lebih besar dari tenaga yang dimiliki oleh benda tersebut. Seperti
halnya ketika melakukan pukulan servis atas bola voli, otot-otot tangan,
27

lengan dan bahu perlu dilatih artinya ikut dipersiapkan dan dimiliki bagi
pemain bola voli. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diduga bahwa
power otot lengan mempunyai sumbangan yang positif terhadap kemampuan
servis atas.

F. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, ada dugaan hubungan power otot lengan
dengan kemampuan servis atas permainan bola voli pada siswa SMA Negeri 5
Konsel.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional, untuk
mengetahui hubungan power otot lengan dengan kemampuan servis atas
permainan bola voli pada siswa SMA Negeri 5 Konsel. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasional, yaitu untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat dan seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan
tersebut. Adapun desain penelitian yang dimaksud dapat dilihat, sebagai
berikut:

X Y
Gambar 3.1. Desain penelitian hubungan kausal sebab akibat
(Mia Kusumawati, 2015)
X = Power otot lengan
Y = Kemampuan servis atas
= Hubungan

B. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah power otot lengan.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah kemampuan servis atas bola
voli.

C. Definisi Operasional Variabel

28
Definisi operasional variabel dimaksudkan agar tidak memberikan
penafsiran yang keliru tentang variabel yang dimaksud. Oleh karena itu perlu
diberi definisi secara operasional yaitu sebagai berikut:

29
29

1. Power Otot Lengan


Power otot lengan adalah kemampuan sekelompok otot pada
lengan untuk mengarahkan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam
waktu yang cepat saat melakukan gerakan. Power otot lengan diukur
dengan tes overhand medicine ball throw dengan alat bantu meteran dihi
tung dengan meter.
2. Kemampuan Servis Atas
Kemampuan servis atas adalah kemampuan testee dalam
melakukan servis atas yang bisa dilakukan secara sah oleh setiap testee
kearah petak sasaran yang telah ditentukan sebanyak 6 kali kesempatan.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri 5
Konsel yang berjumlah 345 orang yang terdiri dari siswa putra 181 dan
164 siswa putri.
2. Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
purposive sampling yaitu berdasarkan pertimbangan jenis kelamin laki-
laki, dapat bermain bola voli, dan dapat melakukan servis atas bola voli
dengan baik dan benar. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 35 orang.

E. Instrument dan Alat Penelitian


1. Instrumen Penelitian
a. Tes untuk mengukur power otot lengan dengan cara tes overhand
medicine ball throw. (Widiastuti, 2015).
b. Tes kemampuan servis atas dengan cara melakukan pukulan servis atas
sebanyak 6 kali (Widiastuti, 2015).
30

2. Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bola voli
b. Net
c. Lapangan bola voli
d. Alat tulis
e. Pluit
f. Meteran
g. Medicine ball dengan berat 3 kg

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua tes yaitu tes power
otot lengan yang diwakili oleh tes overhand medicine ball throw dan tes
kemampuan servis atas dengan tes pukalan servis atas dalam permainan bola
voli.
1. Pelaksanaan tes power otot lengan
a. testee berdiri sejajar dengan garis start dengan posisi kaki dibuka
selebar bahu,
b. Testee menghadap arah mana bola harus dilempar,
c. Testee memegang bola dengan kedua tangan, dengan lengan lurus ke
depan,
d. Tangan ditempatkan di belakang, pada aba-aba “ya”, testee melempar
bola dengan keras ke depan sejauh mungkin,
e. Pelaksanaan dilakukan sebanyak 3 kali percobaan.
Skor:
1. Jarak dicatat dari garis start sampai dengan bola jatuh,
2. Dari 3 kali percobaan lemparan yang terjauh yang diambil.
31

Gambar 3.2. Teknik tes overhand medicine ball throw


(Widiastuti, 2015)
2. Pelaksanaan tes kemampuan servis atas bola voli
a. Alat yang digunakan
1. Lapangan bola voli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dan
garis-garis yang membatasi sasaran nilai,
2. Tinggi net berukuran 2,43 m untuk putra dan 2,24 untuk putri,
3. Bola voli.
b. Pelaksanaan
1. Testee berdiri di daerah servis dan melakukan servis atas sebanyak 6
kali,
2. Testee dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran yang
mempunyai nilai tertinggi,
3. Jika bola menyangkut di net atau keluar lapangan maka hasilnya nol.
Skor:
a. Hasil yang dicatat adalah angka sasaran 6 kali pukulan kemudian
dijumlahkan.
32

Gamba
r 3.3. Lapangan tes servis atas bola voli
(Departemen Pendidikan Nasional, 1999)
Keterangan gambar lapangan bola voli:
1. Lapangan yang digunakan adalah lapangan bola voli.
2. Bidang sasaran adalah setengah lapangan.
3. Net dengan panjang 9,50 meter dan lebar 1 meter.
4. Tiang dengan tinggi net 2,24 meter (untuk putri).
5. Bidang sasaran berukuran:
Nilai 1 berukuran 3x9 meter
Nilai 2 berukuran 1,5x9 meter
Nilai 3 berukuran 1,5x9 meter
Nilai 4 berukuran 1,5x9 meter
Nilai 5 berukuran 1,5x9 meter

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
korelasi. Sebelum dilakukan uji korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas.
1. Uji Prasyarat
Agar suatu dapat dianalisis secara parametrik, maka perlu dilakukan
uji prasyarat ini dilakukan dengan mengetahui apakah data atau analisis
sudah memenuhi syarat atau belum, sehingga dapat menentukan langkah
selanjutnya.
33

a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah ada data
yang akan dianalisis tersebut berkontribusi normal atau tidak dengan
menggunakan bantuan computer program SPSS version 21. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan computer program version
21 dengan bantuan table on sample kalmogorov-smirnov test.
Adapun kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) > taraf signifikan α = 0,05 maka
data normal.
2) Jika nilai asymp. Sig (2-tailed) < tarif signifikan α = 0,05 maka data
tidak normal.
b. Uji linearitas.
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear (garis lurus). Uji
linear dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS version
21 dengan menggunakan bantuan ANOVA table.
Adapun kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. (Deviation from linearity) > taraf signifikan α = 0,05
maka data antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linear.
2) Jika nilai Sig. (Deviation from linearity) < taraf α = 0,05 maka data
diantara dua variabel bebas dan variabel terikat tidak linear.
2. Uji Hipotesis
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan
adalah uji korelasi. Uji korelasi dilakukan menggunakan system computer
program SPSS version 21 dengan bantuan table correlations.
Adapun kriteria pengujian adalah sebagai berikut.
1) Jika Sig. (2-tailed) < taraf signifikan α = 0,05 maka ada hubungan
yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2) Jika nilai Sig. (2-tailed) > taraf signifikan α = 0,05 maka tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.
34

Untuk mengetahui tingkat korelasi antara dua variabel maka


digunakan peta korelasi menurut Sugiyono (2017) sebagai berikut.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0.0 = 0,199 Sangat rendah
0,20 = 0,399 Rendah
0,40 = 0,599 Sedang
0,60 = 0,799 Kuat
0,80 = 1,000 Sangat kuat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Proses analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Langkah awal melakukan deskriptif variabel seperti yang dijelaskan pada
bab sebelumnya, bahwa dalam variabel penelitian ini terdiri dari power
otot lengan (X) sebagai variabel bebas, dan kemampuan servis atas (Y)
sebagai variabel terikat. Setelah dilakukan tes power otot lengan dengan
kemampuan servis atas permainan bola voli pada siswa SMA Negeri 5
Konsel, maka diperoleh data (pada lampiran 1 dan lampiran 2).
Berdasarkan dari hasil tes power otot lengan dengan kemampuan
servis atas permainan bola voli pada siswa SMA Negeri 5 Konsel maka
diperoleh nilai minimal, nilai maksimal, nilai rata-rata dan standar deviasi
yang diperoleh siswa pada masing-masing tes yang dilakukan. Untuk lebih
jelasnya dapat diperhatikan pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Deskriptif Power Otot Lengan (X) dan
Kemampuan Servis Atas (Y)
Variabel N Nilai Nilai Mean Standar
Minimum Maksimu Deviasi
m
Power otot 35 4,08 5,54 4,71 5,17
lengan (X)
Kemampuan 35 9 21 13,91 2,45
servis atas (Y)

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 dapat diketahui,


hasil penelitian mengenai variabel power otot lengan (X) dengan jumlah
sampel 35 orang di dapat nilai minimum 4,08, nilai maksimaum 5,54, nilai
rata-rata (mean) 4,71, nilai standar deviasi 5,17. Sedangkan hasil

35
penelitian

36
36

mengenai kemampuan servis atas (Y) dengan jumlah sampel 35


orang didapat nilai minimum 9, nilai maksimum 5,54, nilai rata-rata
(mean) 13,91, nilai standar deviasi 2,45.
Tabel 4.2 Kelas Interval Power Otot Lengan
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Kelas Interval
Absolut Kumulatif Relatif %
4,08 - 4,28 14 14 40%
4,29 - 4,49 6 20 17%
4,5 - 4,7 0 20 0%
4,8 – 5 0 20 0%
5,1 - 5,3 11 31 31%
5,4 - 5,6 4 35 12%
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa kelompok
sampel yang memiliki power otot lengan sebagai berikut:
a. Kelas interval pada rentang 4,08 - 4,28 berada pada frekuensi 14
dengan persentase 40%.
b. Kelas interval pada rentang 4,29 - 4,49 berada pada frekuensi 6 dengan
persentase 17%.
c. Kelas interval pada rentang 4,5 - 4,7 berada pada frekuensi 0 dengan
persentase 0%.
d. Kelas interval pada rentang 4,8 - 5 berada pada frekuensi 0 dengan
persenatse 0%.
e. Kelas interval pada rentang 5,1 - 5,3 berada pada frekuensi 11 dengan
persentase 31%.
f. Kelas interval pada rentang 5,4 - 5,6 berada pada frekuensi 4 dengan
persentase 12%.
Untuk lebih jelasnya hasil penelitian tentang power otot lengan kelas
interval dapat ditampilkan sebagai berikut.
37

Power Otot Lengan


40

35

30

25

20

15

10

0
4,08 - 4,28 4,29 - 4,49 4,5 - 4,7 4,8 - 5 5,1 - 5,3 5,4 - 5,6

Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif Frekuensi Relatif %

Gambar 4.1. Histogram power otot lengan

Sedangkan data distribusi frekuensi kemampuan servis atas


permainan bola voli kelompok sampel, seperti yang dicantumkan pada
tabel berikut:
Tabel 4.3 Kelas Interval Kemampuan Servis Atas Permainan Bola Voli
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Kelas Interval
Absolut Kumulatif Relatif %
9 -11 7 7 20%
12-14 14 21 40%
15-17 11 32 31%
18-20 2 34 6%
21-23 1 35 3%
24-26 0 35 0%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa kelompok
sampel yang memiliki kemampuan servis atas sebagai berikut:
a. Kelas interval pada rentang 9-11 berada pada frekuensi 7 dengan
persentase 20%.
b. Kelas interval pada rentang 12-14 berada pada frekuensi 14 dengan
persentase 40%.
38

c. Kelas interval pada rentang 15-17 berada pada frekuensi 11 dengan


persentase 31%.
d. Kelas interval pada rentang 18-20 berada pada frekuensi 2 dengan
persenatse 6%.
e. Kelas interval pada rentang 21-23 berada pada frekuensi 1 dengan
persentase 3%.
f. Kelas interval pada rentang 24-26 berada pada frekuensi 0 dengan
persentase 0%.
Untuk lebih jelasnya hasil penelitian tentang kemampuan servis atas
permainan bola voli kelas interval dapat ditampilkan sebagai berikut.

Servis Atas
40

35

30

25

20

15

10

0
9 --11 12--14 15-17 18-20 21-23 24-26

Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif Frekuensi Relatif %

Gambar 4.2. Histogram kemampuan servis atas permainan bola voli

2. Hasil Uji Prasyarat


Sebelum dilakukan analisis statistik terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi atau uji prasyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji
linearitas. Penggunaan uji normalitas digunakan unutk mengetahui normal
atau tidaknya distribusi data yang diperoleh, sedangkan penggunaan uji
linearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linear.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas menggunakan uji kolmogorov smirnov.
39

Dalam pengujian ini akan menguji hipotesis sampel berasal dari data
berdistribusi normal, untuk menerima atau menolak hipotesis dengan
membandingkan harga asymp.sig dengan 0,05. Kriterianya
menerima hipotesis apabila asymp.sig lebih besar dari 0.05, apabila
tidak memenuhi kriteria tersebut maka hipotesis ditolak.
Tabel 4.4 One Sampel Kolmogorov Smirnov Tes Variabel X dan Y
No Variabel Asymp.sig Kesimpulan
.
1. Power Otot Lengan 0.932 Normal

2. Kemampuan Servis Atas 0.932 Normal

Dari tabel di atas asymp.sig dari variabel semuanya lebih besar


dari 0,05 maka hipotesis yang menyatakan sampel berdasarkan dari
populasi yang berdistribusi normal diterima. Dari keterangan
tersebut, maka data variabel dalam penelitian ini dapat dianalisis
menggunakan uji korelasional product moment.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui sifat hubungan
linear atau tidak antara variabel bebas dan variabel terikat, regresi
dikatakan linear apabila signifikan lebih besar dari 0,05. Hasil uji
linearitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Linearitas
Variabel Signifikan Kesimpulan

Power Otot Lengan


dengan Kemampuan 0.674 Linear
Servis Atas
Dari hasil tabel di atas diperoleh bahwa kedua nilai
signifikansinya lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan linear.
c. Uji Korelasional
Uji korelasional dimaksudkan untuk mengetahui hubungan
40

antara power otot lengan dengan kemampuan servis atas. Data di uji
dengan menggunakan spss 21. Hasil uji korelasional dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasional Power Otot Lengan (X) dengan
Kemampuan Servis Atas (Y)

R squared
Jenis Hitung Sig 0,05 Keterangan
(koefisien
Korelasi
determinasi)
X-Y 0,515 0,002 0,265 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa koefisien


korelasi antara power otot lengan dengan kemampuan servis atas
(rxy) adalah sebesar 0,515, maka nilai rxy yang diperoleh
dibandingkan dengan nilai tabel korelasi taraf signifikan 0,002 <
0,05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara power
otot lengan dengan kemampuan servis atas koefisien determinasi
kedua variabel (r²) sebesar 0,265 dengan kata lain 26,5%
kemampuan servis atas ditentukan oleh power otot lengan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan power otot lengan dengan kemampuan servis atas permainan bola
voli pada siswa SMA Negeri 5 Konsel. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan rancangan korelasional menggunakan uji korelasi product
moment, dimana peneliti ingin mengetahui hubungan power otot lengan
dengan kemampuan servis atas pada siswa SMA Negeri 5 Konsel dengan
jumlah sampel 35 orang.
Sesuai dengan judul penelitian yaitu hubungan power otot lengan
dengan kemampuan servis atas permainan bola voli pada siswa SMA Negeri
5 Konsel. Perlu diketahui bahwa untuk mengetahui dan mendapatkan data
tentang power otot lengan dengan kemampuan servis atas, digunakan
41

instrumen power otot lengan dengan menggunakan tes overhand medicine


ball throw sebanyak 3 kali percobaan dan instrumen kemampuan servis atas
menggunakan instrumen tes pukulan kemampuan servis atas sebanyak 6 kali
percobaan.
Secara teori, penelitian ini didukung oleh beberapa para ahli. Harsono
(2015), menyatakan bahwa power merupakan produk dari kekuatan dan
kecepatan, power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan
maksimal dalam waktu yang singkat. Widiastuti (2015), menyatakan bahwa
power atau sering pula disebut daya eksplosif adalah suatu kemampuan gerak
yang sangat penting untuk menunjang setiap aktivitas pada setiap cabang
olahraga. Servis atas adalah teknik dasar servis yang dilakukan dengan
perkenaan bola diatas kepala. Servis atas memiliki tingkat kesulitan yang
cukup tinggi, tujuan utama servis atas adalah mempercepat laju bola menukik
dari atas ke bawah. Imam (2021), menyatakan bahwa servis atas atau servis
dengan melambungkan bola ke atas depan kepala, servis jenis ini akan
menjadi serangan yang mematikan apabila teknik memukul dan kekuatan
pukulan dilakukan dengan baik karena laju bola sangat cepat dan keras
sehingga sulit untuk diterima pihak lawan. Saat melakukan servis atas, hal
yang perlu dikuasai pertama yaitu bagaimana cara memukul bola. Ketika
memukul bola, otot lengan memerlukan komponen unsur power. Tujuannya
yaitu untuk menunjang pelaksanaan servis atas agar pemain lebih leluasa
dalam memukul bola.
Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas, perlu dikaji secara ilmiah
melalui prosedur penelitian berdasarkan analisis statistik dengan uji korelasi
product moment ditemukan hubungan koefisien variabel power otot lengan
dengan kemampuan servis atas bernilai positif, sedangkan nilai r hitung 0,515
dan nilai taraf signifikan 0,002 < 0,05 dengan koefisien determinasi 0,265
atau 26,5% yang artinya ada hubungan yang signifikan antara power otot
lengan dengan kemampuan servis atas. Hasil ini dimasukkan di peta korelasi
maka hubungan kedua variabel berada pada kategori korelasi sedang. Dengan
demikian hipotesis yang berbunyi hubungan power otot lengan memberikan
42

korelasi signifikan terhadap kemampuan servis atas permainan bola voli pada
siswa SMA Negeri 5 Konsel.

C. Implikasi Penelitian terhadap Pendidikan


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
power otot lengan dengan kemampuan servis atas, oleh sebab itu implikasi
dari penelitian ini bahwa dalam latihan servis atas diharapkan para pelatih
harus lebih mempertimbangkan unsur power otot lengan sebelum
memberikan pembelajaran atau latihan servis atas.
Berdasarkan hasil penelitian ini bagi siswa SMA Negeri 5 Konsel perlu
melakukan latihan-latihan yang dapat meningkatkan power otot lengan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan servis atas nantinya dan prestasi
bola voli di masa yang akan dating.
Dalam cabang olahraga bola voli, servis atas merupakan salah satu
teknik servis yang cukup komplit dan salah satu bentuk serangan untuk
mendapatkan poin dari tim lawan. Maka dari itu, untuk dapat meningkatkan
teknik servis atas siswa perlu mempunyai komponen fisik yang menunjang
kemampuan melakukan servis. Dalam hal ini adalah unsur power otot lengan
dan hal ini tentunnya diperoleh dengan aktivitas latihan secara sistematis.
Kemampuan minat belajar dalam bola voli sangat menentukan hasil
servis, khususnya dalam melakukan servis atas. Bila minat belajar tinggi,
maka hasil servis akan menjadi lebih baik dan bila minat belajar rendah maka
servis yang dihasilkan juga rendah. Dengan demikian kemampuan minat
belajar sangat diperlukan bagi seorang siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, penelitian ini dapat menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan
kemampuan servis atas permainan bola voli pada siswa SMA Negeri 5
Konsel. Hal ini dapat dilihat dengan nilai koefisien korelasi (rxy) = 0,515.
Selain itu nilai koefisien determinasi = 0,265 < 0,05. Jika dilihat dari peta
korelasi maka kebermaknaan hubungan antara kedua variabel berada pada
kategori korelasi sedang, nilai koefisien korelasi 0,515 merupakan korelasi
positif yang berarti semakin baik power otot lengan dalam melakukan servis
atas maka kemampuan servis juga akan semakin baik. Hal ini untuk melihat
besaran kontribusi power otot lengan dalam melakukan servis atas dapat
dilihat pada nilai koefisien determinasi sebesar 0,265 yang berarti bahwa
power otot lengan memberikan kontribusi dengan kemampuan servis atas
sebesar 26,5% sedangkan 73,5% didukung oleh unsur kondisi fisik seperti
kekuatan, daya tahan, kelenturan, koordinasi, keseimbangan dan ketepatan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat peneliti
kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa SMA Negeri 5 Konsel agar lebih bersemangat dan bersungguh-
sungguh dalam meningkatkan kemampuan servis atas dalam proses
latihan,
2. Kepada guru olahraga kiranya dalam memberikan pembelajaran tentang
permainan bola voli khususnya saat melakukan servis atas, kepada para
siswa hendaknya diimbangi dengan peningkatan kondisi fisik berupa
power otot lengan sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat berhasil
dan bermanfaat,

43
3. Kepada pelatih disarankan kiranya dalam melatih siswa memperhatikan
unsur kondisi fisik yaitu power otot lengan dalam melatih servis atas,

44
44

4. Disarankan kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang


relevan dengan penelitian ini, kiranya dapat mengungkap hubungan
kemampuan fisik lain seperti kelenturan (fleksibility) dan koordinasi
(coordination) yang berhubungan dengan permainan bola voli yang
menunjang kemampuan servis atas dalam permainan bola voli.
DAFTAR PUSTAKA

Choridah. H, Tika. S, Hidayat, A. S. (2022), Minat Belajar Siswa dalam


Pembelajaran Permainan Bola Voli pada Siswa Kelas XI SMK Miitra
Karya Karang Bahagia Cikarang Kabupaten Bekasi. JSPEED, 5 (1).

Dahrial. (2017), Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai dan Daya Ledak Otot
Lengan terhadap Hasil Servis dan Jump Smash dalam Permainan Bola
Voli pada Siswa Putra Ekstrakurikuler SMAN 1 Alas Barat. Jurnal
Olahraga, 2 (5).

Deddy. W, Sunardi. (2020), Kepelatihan Bolavoli. Sidoarjo: Zifatama Jawara.

Dela. S, Sugiyanto, Syafrial. (2019), Hubungan kekuatan Otot Lengan dan


Koordinasi Mata Tangan terhadap Akurasi Servis Atas Bola Voli Pada
Peserta Putri Ekstrakurikuler di SMAN 2 Seluma. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Jasmani, 3 (1).

Depdiknas. (1999), Instrument Penelitian Keterampilan . Jakarta.

Harsono. (2015), Kepelatihan Olahraga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

https://pecintaolahraga.com/ukuran-lapangan-bola-voli/

https://www.ilmusiana.com/2019/10/tinggi-net-bola-voli-standar-pbvsi.html

https://cvjayabersama.com/produk/antena-jaring-voli-av-01/

https://www.kibrispdr.org/gambar-bola-voli-mikasa.html

https://www.pngwing.com/2020/id/free-png-iyfuz/

Imam. A. F. (2021), Pengaruh Modifikasi Media Latihan terhadap Kemampuan


Servis Atas Bolavoli Peserta Ekstrakurikuler Putri Di SMA N 1 Cisaat
Kabupaten Sukabumi. Jurnal Movemant and Education, 2 (1).

Irianto. (2017), Anatomi dan Fisiologi . Jakarta: Alfabeta.

Mia. K. (2015), Penelitian Pendidikan Penjasorkes. Bandung: Alfabeta.

Muhajir. (2016), Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs Kelas


VII . Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Nabilah. H. (2019), Teknik Bermain Bola Voli. (https://nasamedia.com). Di akses


18 Januari 2023.

45
Prayogi. (2016), Komponen Otot Lengan. : (https://www.Olahragasport.com). Di
akses 18 Januari 2023.

Rusli. M, Abdul. S, Hasanuddin. J. (2018), Hubungan Antara Power Otot Lengan


dengan kemampuan Servis Atas Permainan Bola Voli pada Siswa SMA
Negeri 2 Mawasangka. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 17 (2).

Sugiyono. (2017), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sukendro, Rasyono. (2016), Fisiologi dan Latihan Olahraga. Yogyakarta:


Penerbit WR.

Syafruddin. (2013), Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang: UNP Press.

Tiwi. G, Witarsyah, Tjung. H, Yogi. S. (2020), Manfaat Latihan Variasi Jarak


Servis terhadap Ketepatan Servis Atas Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli.
Jurnal Patriot, 2 (4).

Widiastuti. (2015), Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

Winarno, Agus. T, Imam. S, Dona. S. (2013), Teknik Dasar Bermain Bola Voli.
Malang: UNM Malang.
LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Mentah Hasil Tes Power Otot Lengan (X)


Hasil Tes Power Otot Lengan (Overhand
No Medicine Ball Throw) Skor Terjauh
Tes I Tes II Tes III
1 4,10 4,20 4,23 4,23
2 4,43 4,91 5,01 5,01
3 3,76 3,85 4,08 4,08
4 5,15 5,37 5,46 5,46
5 4,09 4,36 4,45 4,45
6 3,89 4,07 4,12 4,12
7 4,15 4,21 4,23 4,23
8 4,17 4,22 4,25 4,25
9 4,10 4,29 4.32 4,32
10 5,09 5,17 4,19 5,17
11 4,25 4,34 4,49 4,49
12 4,06 4,12 4,18 4,18
13 4,02 4,13 4,15 4,15
14 5,09 4,11 5,16 5,16
15 5,01 5,10 5,12 5,12
16 4,97 5,03 5,07 5,07
17 5,42 5,49 5,54 5,54
18 4,03 4,16 4,18 4,18
19 5,08 5,17 5,19 5,19
20 4,97 5,09 5,12 5,12
21 4,19 4,22 4,28 4,28
22 5,18 5,24 5,28 5,28
23 5,22 5,23 5,27 5,27
24 4,37 4,41 4,45 4,45
25 4,21 4,26 4,28 4,28
26 5,29 5,34 5,37 5,37
27 5,35 5,38 5,42 5,42
28 5,45 5,30 5,40 5,45
29 5,06 5,18 5,22 5,22
30 4,24 4,34 4,24 4,34
31 4,28 4,26 4,28 4,28
32 4,18 4,15 4,15 4,18
33 4,37 4,43 4,41 4,43
34 4,12 4,08 4,10 4,12
35 5,20 5,17 5,19 5,20
48

Lampiran 2: Data Mentah Hasil Tes Kemampuan Servis Atas (Y)


Hasil Tes Kemampuan Servis Atas
No (Pukulan Servis atas) Jumlah Terbaik
1 2 3 4 5 6
1 2 2 4 3 3 4 18
2 2 3 1 4 2 2 14
3 4 4 3 4 4 2 21
4 4 3 2 4 2 1 16
5 2 3 3 2 4 4 18
6 3 1 1 2 2 3 12
7 2 3 2 3 2 1 13
8 2 2 3 2 2 4 15
9 3 3 2 2 3 1 14
10 1 3 2 3 4 2 15
11 2 2 3 2 4 3 16
12 3 1 3 2 2 4 15
13 2 2 1 3 2 3 13
14 2 2 3 4 1 1 13
15 2 3 3 2 2 3 15
16 2 3 2 3 1 2 13
17 2 3 1 1 1 1 9
18 2 4 3 3 3 1 16
19 2 3 3 2 0 3 13
20 2 2 3 1 2 1 11
21 2 4 3 2 2 1 14
22 2 2 2 1 2 1 10
23 3 2 2 1 2 1 11
24 2 1 1 2 2 1 9
25 2 3 3 2 3 3 16
26 2 2 1 4 3 2 14
27 2 2 3 2 1 1 11
28 2 1 1 2 3 2 11
29 2 2 1 3 2 1 11
30 3 2 2 3 2 1 13
31 3 2 2 1 3 2 13
32 2 2 1 3 3 2 13
33 1 2 4 2 3 2 14
34 2 2 4 3 2 3 16
35 3 3 2 1 4 2 15

Lampiran 3: Data Hasil Power Otot Lengan (X) dan Kemampuan Servis Atas (Y)
49

No Power Otot Lengan (X) Kemampuan Servis Atas (Y)


50

1 4,23 18
2 5,01 14
3 4,08 21
4 5,46 16
5 4,45 18
6 4,12 12
7 4,23 13
8 4,25 15
9 4,32 14
10 5,17 15
11 4,49 16
12 4,18 15
13 4,15 13
14 5,16 13
15 5,12 15
16 5,07 13
17 5,54 9
18 4,18 16
19 5,19 13
20 5,12 11
21 4,28 14
22 5,28 10
23 5,27 11
24 4,45 15
25 4,28 16
26 5,37 14
27 5,42 11
28 5,45 11
29 5,22 11
30 4,34 13
31 4,28 13
32 4,18 13
33 4,43 14
34 4,12 16
35 5,20 15

Lampiran 4: Statistik Penilaian


Descriptive Statistics
51

N Range Minimum Maximum Mean Std.


Deviation
Power Otot Lengan 35 1,46 4,08 5,54 4,71 51.745
Kemampuan Servis 35 12 9 21 13.91 2.454
Atas
Valid N (listwise) 35

Lampiran 5: Perhitungan Distribusi Frekuensi Power Otot Lengan dengan


Kemampuan Servis Atas
52

Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah


Banyak kelas interval (i) = 1+3,3 log n
Panjang kelas interval (p) = Rentang
Jumlah kelas interval
Rumus mencari kelas interval power otot lengan (X) variabel bebas:
Diketahui:
Nilai terbesar = 5,54
Nilai terkecil = 4,08
Rentang = 5,54 - 4,08
= 1,46
N = 35
I = 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 35
= 1+4,84
= 5,84 (6)
P = 1,46 : 6
= 0,2
Banyak kelas interval adalah 6, dimulai dari angka terkecil dan ditambah 0,2.

Rumus mencari kelas interval kemampuan servis atas (Y) variabel terikat:
Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah
Banyak kelas interval (i) = 1+3,3 log n
53

Panjang kelas interval (p) = Rentang


Jumlah kelas interval
Diketahui:
Nilai terbesar = 21
Nilai terkecil = 9
Rentang = 21-9
= 12
N = 35
I = 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 35
= 1+4,84
= 5,84 (6)
P = 12 : 6
=2
Banyak kelas interval adalah 6, dimulai dari angka terkecil dan ditambah 2.

Lampiran 6: Hasil Uji Normalitas Data Variabel X dan Y

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


54

Unstandardized Residual
N 35
Mean .0000000
Normal Parameters a,b
Std. 2.10331173
Deviation
Absolute .091
Most Extreme
Positive .091
Differences
Negative -.057
Kolmogorov-Smirnov Z .541
Asymp. Sig. (2-tailed) .932
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Lampiran 7: Hasil Uji Linearitas Data Variabel X dan Y

ANOVA Table
55

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

(Combined) 162.410 26 6.247 1.180 .429


Kemam 53.330 1 54.330 10.26 .005
puan Linearity
Between 7
Servis Groups Deviation 108.080 25 4.323 .817 .674
Atas *
from
Power
Linearity
Otot
Within Groups 42.333 8 5.292
Lengan
Total 204.743 34

Measures of Association
R R Squared Eta Eta
Squared
Kemampuan Servis Atas .515 .265 .891 .793
* Power Otot Lengan

Lampiran 8: Hasil Uji Korelasi Variabel X dan Y

Correlations
56

X Y
Pearson 1 -.515**
Correlation
X
Sig. (2-tailed) .002
N 35 35
Pearson -.515** 1
Correlation
Y
Sig. (2-tailed) .002
N 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

DOKUMENTASI
57
58
59
60
61

Anda mungkin juga menyukai