Anda di halaman 1dari 91

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesegaran jasmani adalah kondisi fisik yang berkaitan dengan
kemampuan dan kesanggupannya dalam melaksanakan pekerjaan secara optimal
dan efesien, Sukirno (2011:33). Kesegaran jasmani dapat didefenisikan sebagai
kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk dapat melaksanakan atau
melakukan kegiatan atau kinerja yang memerlukan kekuatan, keterampilan, dan
daya tahan dengan efesien yang tidak mengakibatkan kelelahan yang berarti atau
berlebihan, Sukirno (2011:31).
kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan
tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,
sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja
tambahan. Menurut presidents council on physical fitness and sports defenisi
kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari
tanpa beban mengalami kelelahan yang berarti, dan masih cukup energi untuk
bersantai pada waktu luang dan menghadapi hal-hal yang bersifat darurat
(emergensi) Seminar Widia Karya Nasional Olahraga dan Kesegaran Jasmani,
(1999 : 4).
Kebugaran jasmani sangat dibutuhkan siapa saja terutama bagi para pelajar
dan siswa, kebugaran itu dapat diperoleh melalui aktivitas olahraga yang teratur
dan memiliki sifat rutinitas, karena dengan aktivitas yang demikian dapat

meningkatkan kemampuan organ tubuh, sosial, emosional dan semangat


kompetisi dalam berolahraga. Peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa sekolah
dasar penting untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Jika tingkat kebugaran kita rendah, maka dalam melakukan aktivitas sehari
hari sangat mudah merasakan lelah dan malas untuk melakukan kegiatan.
Sehingga kita menjadi tidak bersemangat dalam melakukan sesuatu kegiatan
disekolah maupun diluar sekolah. Oleh karena itu, tingkat kebugaran jasmani kita
harus ditingkatkan sehingga keinginan untuk berbuat sesuatu dapat teratasi dengan
baik.
Pada dasarnya sepakbola adalah olahraga yang memainkan bola dengan
menggunakan kaki. Tujuan utamanya dari permainan ini adalah untuk mencetak
gol atau skor sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Sepakbola merupakan olahraga yang paling
terkenal di dunia dan mudah dipelajari sehingga minat siswa dalam permainan
sepak bola sangat besar, Agus (2007:10).
Sepakbola termasuk jenis permainan bola besar yang kompleks
gerakannya. Artinya gerakannya terdiri atas gabungan unsur-unsur gerak yang
terkoordinasi dengan rapi. Unsur fisik yang dilatih dalam latihan

permainan

sepak bola merupakan komponen-komponen yang ada pada kebugaran jasmani.


Dengan demikian latihan permainan sepakbola tepat digunakan sebagai model
latihan dalam upaya peningkatan kebugaran jasmani.
Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti di SD Negeri 117 Palembang
dilihat dari data prestasi akademik banyak memberikan sumbangan siswa yang
berprestasi. Hanya masih banyak kelemahan dan kekurangan misalnya lemahnya
fisik hal ini dibuktikan bahwa siswa yang tidak masuk sekolah memiliki berbagai

alasan yang kuat yang membuat mereka tidak bisa mengikuti pelajaran seperti
biasanya, alasan yang membuat mereka tidak masuk sekolah adalah dikarenakan
sakit, izin dan beberapa alasan lainnya. Dan apalagi bila pelajaran tidak dikemas
dengan menarik, ukuran lapangan sekolah yang tidak memadai dengan jumlah
siswa SD yang sangat banyak, hal itulah yang tidak memungkinkan bagi anak
tidak begitu optimal dalam melaksanakan pelajaran khususnya pelajaran
penjaskes. Peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa SD penting untuk memacu
pertumbuhan dan perkembangan dengan demikian perlu diadakan tes kebugaran
jasmani, hal ini sangat berguna untuk memantau tingkat kebugaran jasmani para
siswa terutama siswa SD.
Dengan adanya data data diatas, peneliti mengambil solusi untuk dapat
mengatasi masalah masalah yang ada di SD NEGERI 117 palembang adalah
memberi latihan bermain sepakbola terhadap siswa putra guna meningkatkan
tingkat kebugaran jasmani siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
permainan sepakbola merupakan olahraga yang syarat dengan aktivitas gerak dan
memerlukan proses aerobik yang banyak disamping itu permainan sepakbola
disenangi siswa putra. Sehingga meskipun beban latihan yang berat namun
dilakukan dengan perasaan senang.
Latihan permainan sepakbola merupakan cara untuk meningkatkan
kesegaran jasmani maka dari itu perlu dilakukan penelitian seberapa besar
pengaruh latihan itu, Maka berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti
mengambil judul Pengaruh Latihan bermain SepakBola Terhadap Tingkat
Kebugaran Jasmani Pada Siswa Putra kelas V SD Negeri 117 Palembang.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti


mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1) Siswa putra kelas V SD Negeri 117 palembang kurang mempunyai
kebugaran jasmani karena masih banyak kelemahan dan kekurangan
misalnya lemahnya fisik.
2) Lapangan tidak memadai dengan jumlah siswa SD yang sangat banyak.
3) Upaya untuk meningkatkan kebugaran jasmani dengan latihan bermain
sepakbola.
4) Seberapa besar pengaruh latihan bermain sepakbola untuk meningkatkan
kebugaran jasmani.
1.3 Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas tidak menutup kemungkinan timbulnya
permasalahan yang luas oleh sebab itu agar pembahasan lebih fokus, masalah
dalam penelitian hanya membatasi pada pengaruh latihan bermain sepak bola
terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa putra kelas V SD Negeri 117
Palembang.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah Apakah pengaruh latihan bermain sepak bola terhadap
tingkat kebugaran jasmani pada siswa putra kelas V SD Negeri 117 Palembang.
1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan


permainan sepakbola terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa putra kelas V SD
Negeri 117 Palembang setelah dilatih selama 6 minggu.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
bahan masukan dan informasi bagi :
1)

Bagi siswa, bahwa pemahaman pentingnya arti kebugaran jasmani sebagai

2)

modal dasar untuk mengikuti suatu aktivitas lainnya.


Bagi guru pendidikan jasmani, agar menjadi pedoman untuk mengukur

3)

dan memantau tingkat kebugaran jasmani siswanya secara berskala.


Bagi sekolah, agar mengharuskan para siswanya agar mengikuti kegiatankegiatan olahraga dalam bentuk ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan

4)

hobinya, sehingga dapat meningkatkan kebugaran para siswa.


Bagi peneliti, untuk menambah pengalaman dan pengetahuan tentang
pengukuran kebugaran bagi siswa

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Deskripsi Teoritik
2.1.1 Hakikat Bermain Sepak Bola
2.1.1.1 Pengertian Bermain Sepak Bola

Bermain (play) adalah aktifitas hiburan, tidak dipertandingkan. Bermain


merupakan unsur yang selalu ada dalam olahraga dan pendidikan jasmani.
Olahraga merupakan suatu permainan yang diorganisasikan, pengorganisasian
bermain ini juga kemudian diadopsi dalam pendidikan jasmani, Mawarno
(2012:7). Bermain merupakan sarana untuk belajar mengembangkan akal dan
fisik secara bersamaan. Bermain adalah seni dan ilmu.
Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu
masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang
penjaga gawang, permainan boleh dilakukan dengan seluruh bagian badan kecuali
dengan kedua lengan (tangan). Hampir dengan seluruh permainan dilakukan
dengan keterampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas
menggunakan anggota badannya,dengan kaki maupun tangannya, Sukamtasi
(2007 : 7.3)

2.1.1.2 Macam Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola


Teknik dasar dalam permainan sepakbola ada 9 macam, yaitu :
a. Teknik mengenal bola
Adapun macam-macam teknik mengenal bola :
Memantulkan-memantulkan bola ketanah dengan tangan.
Menginjak-injak bola
Mengulir-gulirkan bola dengan sol sepatu
Menimang-nimang bola.
b. Teknik menendang bola

Menendang bola merupakan teknik dasar permainan sepakbola yang


paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola adapun macammacam teknik tendangan :
Dengan kaki bagian dalam
Dengan kura-kura kaki penuh
Dengan kura-kura kaki bagian luar
Dengan ujung jari
Dengan kura-kura kaki bagian dalam
Dengan tumit.
c. Teknik menerima bola
Menerima bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan
sepakbola yang penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang
bola. Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, yang
termasuk didalamnya adalah untuk mengatur tempo permainan,
mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing.
Analisis gerakanya sebagai berikut :
Posisi badan segaris dengan datangnya bola.
Kaki tumpu mengarah pada boladengan lutut sedikit ditekut.
Kaki penghenti diangkat sedikit deengan permukaan bagian

dalam kaki dijulurkan kedepan segaris dengan datangnya bola.


Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam/mata kaki.
Kaki penghenti mengikuti arah bola.
Untuk teknik menghentikan bola masih terdapat banyak cara
yang

dapat

dilakukan

diantaranya

yaitu

menggunakan

Punggung kaki,Paha, Dada, serta Kepala bila dimungkinan


d. Teknik mengiring bola
Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus putus
atau pelan, oleh karenanya bagian kaki yang dipergunakan dalam
menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk
menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk
mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan menghambat

permainan.
Dibawah ini akan di jelaskan mengenai posisi tubuh saat menggiring
bola dengan menggunakan kaki bagian dalam :
Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang bola.
Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik

kebelakang hanya diayunkan kedepan.


Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola disentuh/

didorong bergulir kedepan.


Bola bergulir harus selalu dekatdengan kaki agar bola dapat

dikuasai
Pada waktu menggiring bolakedua lutut sedikit ditekuk untuk

mempermudah penguasaan bola.


Pada saat kaki menyentuh bola, pendangan ke arah bola dan

selanjutnya melihat situasi kelapangan.


e. Teknik menyundul bola
Macam-macam teknik menyundul bola
1. Atas dasar arah bola dari hasil sundulan
Sundulan bola kearah depan
Sundulan bola kearah samping
Sundulan bola kearah belakang
2. Atas dasar sikap badan pemain pada waktu menyundul bola :
a) Menyundul bola dalam sikap berdiri
Sikap berhenti ditempat.
Dengan lari.
b) Menyundul bola dengan melompat
Tanpa awalan, tolakan dengan kedua
kaki.dilakukan apabila didekat

kita terdapat

banyak lawan, maka sulit untuk melompat

dengan awalan.
Dengan awalan, tolakan dengan satu kaki atau
dengan dua kaki.

f. Teknik melempar bola

Yang melemparkan bola pada waktu melepaskan bola, harus


menghadap kearah lapangan permainan, sedangkan sebagian
dari tiap kakinya harus berdiri diatas garis atau tanah luar garis
samping dan ketika melemparkan bola kedua kakinya harus

berada ditanah tidka boleh diangkat.


Yang melemparkan bola harus menggunakan kedua belah
tangannya dan harus membuat mulai dari belakang dan

melemparkan bola lewat atas kepala.


g. Teknik gerak tipu dengan bola
h. Teknik merampas atau merebut bola
Macam macam teknik merampas atau merebut bola
1) Merampas bola dengan memblok, dengan cara
Menggunakan kaki bagian dalam dari depan.
Menggunakan sol sepatu dari samping.
Mengunakan kaki bagian dalam dari samping.
2) Merampas bola mendorong dengan bahu.
3) Merampas bola dengan meluncur.
4) Merampas bola dengan meluncur memblok.
i. Teknik-teknik khusus penjaga gawang.
Teknik khusus penjaga gawang terdiri dari :
1) Sikap dalam keadaan siaga.
2) Teknik menangkap bola bawah atau bola bergulir diatas tanah

3)

4)

5)
6)
7)

dengan sikap:
Berdiri dua kaki dirapatkan.
Jongkok berlutut kearah depan.
Jongkok berlutut kearah samping.
Berlutut dua kaki merapat
Menangkap bola dari atas.
Menangkap bola setinggi antara perut dan dada
Menangkap bola setinggi antara dada dan kepala
Menangkap bola melayang diatas kepala
Meninju bola.
Meninju bola dengan kedua tangan
Meninju bola dengan satu tangan
Menepis bola.
Menerkam bola.
Melayang menangkap bola.

10

8) Melempar bola, (sukamtasi,2007).

2.1.1.3 Sepakbola Mini dan Peraturannya


Sepak bola mini sesuai dengan namanya hampir seluruh sarana dan
prasananya serba mini. Adapun secara lengkap peraturan sepakbola mini menurut,
Depdiknas (2004:127) adalah sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

Ukuran lapangannya adalah 27,5 m x 18,3 m.


Ukuran gawang lebar 3,6 m dan tinggi 1,8 m.
Lama pertandingan 2 x 15 menit.
Jumlah pemain 10 orang (7 pemain inti dan 3 cadangan)
Ukuran bola nomor 4.
Tidak ada tendangan sudut.
Tidak ada offside
Bola keluar lemparan ke dalam.
Semua tendangan bebas tidak boleh langsung ke gawang.
Penalty dilakukan dari tengah lapangan.

2.1.2 Defenisi Latihan


2.1.2.1 Pengertian Latihan
Training adalah suatu proses yang amat kompleks yang melibatkan
variabel-variabel internal dan eksternal, antara lain motivasi dan ambisi atlet,
kuantitas dan kualitas latihan, volume dan intensitas latihan, pengalaman
bertanding, Harsono (2004:7). Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih
yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah
beban latihan serta intensitas latihannya, Harsono dalam Aip (1996:126). Latihan

11

adalah kumpulan pengertian dari semua usaha dalam proses meningkatkan


prestasi (termasuk pula semua usaha untuk mempertahankan prestasi, Grosser
(2001:8). Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan bahwa sesuatu latihan yang
dilakukan secara teratur, sistematis, serta berkelanjutan dapat meningkatkan
kemampuan fisik.Tetapi latihan tersebut haruslah dituangkan dalam suatu program
latihan dimana program latihan merupakan sesuatu pedoman dalam merencanakan
latihan dalam jangka waktu tertentu.Pemberian bentuk latihan guna meningkatkan
kerja otot, saat ini umumnya cenderung menggunakan prinsip penambahan beban
(over load) secara bertahap, dan disesuaikan dengan kemampuan fisiologis dan
psikologis setiap individu. Peningkatan beban latihan, akan mengakibatkan
keadaan sedikit kurang stabil terhadap fungsi organisme serta psikologis atlet,
selanjutnya masuk ke fase penyesuaian, dimana otot telah terbiasa dengan
tuntutan beban, kemudian kesegaran atau fitness si atlet akan meningkat, Bompa
(1990:52).
2.1.2.2 Prinsip-Prinsip Latihan
Ada beberapa prinsip dalam latihan seperti partisipasi aktif atlet dalam
latihan,

pengembangan

multilateral,

spesialisasi,

individualisasi,

variasi,

kesamaan, dan peningkatan beban progresi, Bompa dalam Grosser (2001:10).


1. Partisipasi aktif atlet dalam latihan: berkaitan dengan karakteristik
intelegensi dalam latihan yang di landasi oleh pemahaman mengenai ruang
lingkup dan tujuan latihan, ketidak tergantungan serta kreatifitas atlet.
2. Pengembangan multilateral: untuk memantapkan dasar-dasar yang solit
sebelum mengarah ke spesialis

12

3. Prinsip spesialisasi: sebagai elemen pertama yang di butuhkan untuk


memperoleh keberhasilan dalam olahraga. Latihan khusus harus terikat
dengan karakteristik cabang olahraga maupun pertandingan berkaitan
dengan perubahan morfologis dan fungsional.
4. Prinsip individualisme: individualisme dalam

latihan

merupakan

kebutuhan pokok dalam olahraga modern yang semuanya menunjukkan


bahwa setiap atlet terlepas dari tingkat prestasinya, harus di layani secara
individual sesuai dengan kemampuan, potensi, karakteristik serta
kekhususan dalam cabang olahraga.
5. Prinsip variasi: bahwa latihan memerlukan waktu yang sangat lama untuk
mampu mencapai prestasi tingkat tinggi, volume dan intensitas latihan
terus bertambah serta bentuk latihan yang harus diulang beratus kali.
Untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi volume latihan umpamanya
harus mampu melampaui batas ambang batas seribu pertahun, (Bompa
1990).
6. Prinsip kesamaan model:merupakan imitasi atau tiruan, sebuah simulasi
dari satu kenyataan dari suatu phenomena yang diperoleh dari hasil
pengamatan atau penentuan moral.
2.1.2.3 Tujuan Latihan
Tujuan

pelatihan

dikategorikan

atas

beberapa

tujuan

seperti

pengembangan kualitas kepribadian, fisik, teknik, taktik, dan intelektual. Tujuan


latihan ditentukan berdasarkan perencanaan latihan yang diarahkan kepada
optimalisasi kemampuan yang harus di buktikan dalam pertandingan, Harre dalam

13

Grosser (2001:4) mengambarkan bahwa tujuan latihan hendaknya dapat


disesuaikan dengan karakteristik tugas kepelatihan olahraga itu sendiri yaitu :
1. Pengembangan kualitas kepribadian yang seperti disiplin, semangat,
motivasi, menghargai kawan, menerima kemenangan dan kekalahan dan
sebagainya.
2. Pengembangan fisik seperti melalui latihan daya tahan, kekuatan,
kecepatan, koordinasi dan sebagainya
3. Pengembangan teknik sesuai dengan cabang olahraga yang bersangkutan
4. Pengembangan taktik yang melalui karakteristik sendiri diantara cabang
olahraga seperti olahraga individual.
5. Pengembangan intelektual khususnya pemahaman terhadap, konsep
kepelatihan seperti kemandirian, pemahaman terhadap prinsip latihan dan
sebagainya.
2.1.2.4 Lama Latihan
Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam menyusun interval
latihan, yaitu lama latihan, beban latihan(intensitas), ulangan(repetition)
melakukan latihan, dan masa istirahat (recovery interval) setelah setiap repetisi
latihan Harsono (1988 : 101). Dan menurut Kosasih (1983 : 85) dalam mases,
itensitas latihan dan kebutuhannya bagi para individu yang melakukan olahraga
untuk memperbaiki kebugaran jasmani :
a)
b)
c)

Intensitas latihan : 70 85 %dari denyut nadi maksimal (DNM)


Lama latihan : antara 20 -30 menit
Frekuensi latihan : 3 kali dalam seminggu
Program latihan direncanakan secara matang, dilaksanakan sesuai jadwal

dan dievakuasi sesuai alat yang benar, latihan dilakukan secara berulang ulang

14

dimaksudkan latihan harus dilakukan minimal tiga kali dalam satu minggu.
Dengan pengulangan ini diharapkan gerakan pada saat awal dirasakan sukar akan
lebih mudah dan nyaman pada latihan berikutnya. Menurut Harre dalam harsono
(1988 : 106 ) menjelaskan macro-cycle adalah suatu siklus latihan jangka panjang
yang bisa memakan waktu 6 bulan, satu tahu, sampai beberapa tahun ; mesocycle lamanya 3 6 minggu ; dan micro-cycle kurang dari 3 minggu, bisa 1 atau 2
minggu.
2.1.2.5 Manfaat Latihan
Bila latihan telah berlangsung dalam jangka waktu cukup lama, berlatih
secara teratur dengan tekanan yang cukup, maka terjadilah efek latihan pada
berbagai fungsi tubuh. Dengan latihan yang rutin akan menyebabkan perbaikan
kesegaran jasmani dan beberapa hal, antara lain seperti :
1. Otot menjadi kencang dan kekuatan bertambah
2. Lebih tahan terhadap stress,baik fisik maupun psikologis
3. Mampu mengendalikan emosi
4. Tekanan darah tidak mudah naik
5. Dapat tidur lebih nyenyak dengan pengendoran otot yang lebih sempurna
6. Merasa segar, percaya diri, merasa gembira
7. Lebih kreatif
8. Akan mengalami perbaikan dalam hal berat badan, postur dan penampilan
9. Waktu pemulihan setelah sakit menjadi lebih singkat
10. Akan lebih jarang mengalami cidera baik persendian, maupun diotot,
Maskur (2006:50-51)
2.1.3 Hakikat Kebugaran Jasmani
2.1.3.1 Pengertian Kebugaran Jasmani

15

kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan


tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,
sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja
tambahan. Menurut presidents council on physical fitness and sports defenisi
kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari
tanpa beban mengalami kelelahan yang berarti, dan masih cukup energi untuk
bersantai pada waktu luang dan menghadapi hal-hal yang bersifat darurat
(emergensi) Seminar Widia Karya Nasional Olahraga dan Kesegaran Jasmani,
(1999 : 4).
Dalam

kehidupan

sehari-hari,

kondisi

kesegaran

jasmani

ini

menggambarkan keadaan anak mampu melakukan aktivitas belajar mulai pagi


sampai siang hari atau mulai siang sampai sore hari. Kemudian anak masih
sanggup untuk melakukan aktivitas fisik lainnya seperti jalan-jalan, olahraga dan
kegiatan pengisi waktu luang lainnya.
2.1.3.2 Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani
Menurut

Seminar Widia Karya Nasional Olahraga dan Kesegaran

Jasmani, (1999 : 4-11) terdapat dua aspek kesegaran jasmani yaitu: (1) kesegaran
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness)dan (2)
kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness).
Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi : (a) daya tahan
jantung paru (kardiorespirasi), (b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d)
fleksibilitas, dan (e) komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang berhubungan

16

dengan keterampilan meliputi : (a) kecepatan, (b) power, (c) keseimbangan, (d)
kelincahan, (e) koordinasi, dan (f) kecepatan reaksi.
1. Kesegaran Jasmani Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
Komponen-komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan diperlukan oleh anak usia sekolah untuk mempertahankan kesehatan,
mengatasi stress lingkungan, dan melakukan aktivitas sehari-hari terutama
kegiatan belajar dan bermain.
a. Daya Tahan jantung Paru
Daya tahan jantung paru adalah kesanggupan sistem jantung, paru-paru
dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas
sehari-hari, dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang
berarti.

b. Kekuatan Otot
Secara fisiologis, kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekolompok
otot

untuk melakukan

satu kali

kontraksi secara maksimal

melawan

tahanan/beban.
c. Daya Tahan Otot
Daya tahan otot adalah kapasitas otot intuk melakukan kontraksi secara
terus-menerus pada tingkat intensitas sub maksimal.
d. Fleksibilitas

17

Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam


ruang gerak sendi secara maksimal.
e. Komposisi tubuh
Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang digambarkan sebagai dua
komponen yaitu lemak tubuh dan massa tanpa lemak.
2. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
Komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan,
diperlukan oleh anak usia sekolah untuk menunjang kegiatan utama mereka, yaitu
kegiatan belajar. Komponen tersebut meliputi (a) kecepatan, (b) power, (c)
kelincahan, (d) koordinasi, (e) keseimbangan dan (f) kecepatan reaksi.

a. Kecepatan
Kecepatan adalahkemampuan berpindah dari satu tempat ketempat lain
dalam waktu paling singkat.
b. Power
Power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan pengerahan gaya
otot maksimum dengan kecepatan maksimum.
c. Kelincahan

18

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh


dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya.
d. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi
tubuhsecara tepat pada saat berdiri(static balance) atau pada saat melakukan
gerakan (dynamic balance).
e. Koordinasi
Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja
dengan tepat dan efesien.
f. Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah waktu yang dipergunakan antara munculnya
stimulus rangsangan dengan awal reaksi, kemampuan ini tergantung dari organ
perasa dalam mengatur stimulus yang datang dan diterima melalui organ-organ
penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, dan sentuhan.
g. Ketepatan
Ketepatan sebagai keterampilan motorik merupakan komponen kesegaran
jasmani yang diperlukan dalam kegiatan anak sehari-hari.Ketepatan dapat berupa
gerakan(performance) atau sebagai ketepatan hasil(result).
2.1.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

19

Menurut, Sukirno (2011:34-37) kesegaran jasmani seseorang dapat dipengaruhi


beberapa faktor diantaranya :
1)

Faktor usia merupakan komponen yang tidak mungki untuk dapat


dihindari oleh setiap orang. Setiap orang pasti akan mengalami ketuaan,
dan secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan faalnya, yang

2)

berkaitan dengan kapasitas fungsionalnya.


Jenis kelamin secara ilmiah pasti akan mempengaruhi kesegaran jasmani
seseorang. Karena pada anak lakilaki sampai masa pubertas lebih kuat
dibandingkan anak perempuan, secara khusus biasanya kesegaran jasmani
anak laki laki hamper sama dengan anak perempuan. Akan tetapi setelah
pubertas anak laki laki biasanya memiliki nilai yang lebih jauh

3)

dibandingkan anak perempuan.


Faktor keturunan atau heriditas juga akan mempengaruhi tingkat
kesegaran jasmani seseorang. Karena biasanya berpengaruh pada kapasitas

4)

jantung paru, postur tubuh, obesitas, hemoglobin/sel darah dan serat otot.
Pola makanan dan jenis makanan yang dikomsumsi, dewasa ini banyak
penyakit-penyakit

generatif

penyakit

tidak

menular

yang

terjadi

dimasyarakat, tetapi sangat membahayakan keselamatan hidup manusia,


seperti cardiovasculair, diabetes, ginjal dan obesitas. Kesemuanya itu
banyak diakibatkan dari pola makan dan pola gerak yang tidak sesuai
5)

dengan kebutuhan fisiknya,dan terkesan diabaikan


Seorang perokok. Merokok merupakan perbuatan yang dilarang oleh
agama, bahkan bebagian ulama mengharamkan terhadap rokok. Dari segi
kesehatan sangatlah melarang, sama halnya merokok adalah meracuni diri
kita. Karena asap yang kita hirup mengandung berbagai zat yang

20

berbahaya terhadap faal kita terutama pulmo (paru-paru) yang tidak boleh
terkontaminasi benda asing.
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan
a) Berdasarkan hasil penelitiaan Selvi Atesya Kesumawati mahasiswi
universitas sriwijaya Palembang pada tahun 2010, dapat dilihat dari nilai
rata rata untuk kelompok eksperimen yaitu 13,18 dari hasil posttest
dengan standar deviasi 13,43 sedangkan kelompok kontrol yaitu 15,15
dengan standar deviasi 15,45 dapat dilihat dari selisih posttest antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mean sebesar 1,97 dan
selisih prettest kelompok eksperimen untuk mean sebesar 2,04. Jadi hasil
rata ratanya lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal
ini dikarenakan kelompok eksperimen diberikan latihan memindahkan
bola dengan berbagai variasi yang berlangsung selama enam minggu.
b) Berdasarkan hasil penelitian Mases Dipara mahasiswa universitas
sriwijaya Palembang pada tahun 2012, berdasarkan hasil hitung perbedaan
pretest dan posttest pada tes akhir, kelas eksperimen menunjukkan bahwa
jumlah hasil pretest adalah 330 dan posttest adalah 444. Hal ini berarti
terdapat selisih jumlah pretest dan posttest sebesar 114. Untuk pretest
sebesar 11 dan posttest sebesar 14,8 dengan selisih rata rata sebesar 3,8.
Hasil jumlah beda pretest dan posttest yang diperoleh kelompok kontrol
yaitu 344 ke 340 dengan selisih jumlah nilai yang berkurang, jumlah nila
beda antara pretest dan posttest adalah -4 rata rata selisih nilai yang

21

diperoleh berkurang sebesar -0.13. peningkatan ini disebabkan karena


kelompok eksperimen melakukan latihan bermain bola basket.
2.3 Kerangka Berpikir
Kebugaran jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam
melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya
dari kerja yang dilakukan sehari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan,
untuk itu dilakukan latihan bermain sepakbola, sehingga dapat menghasilkan
kebugaran jasmani yang baik

SD NEGERI 117
PALEMBANG

KURANGNYA
KEBUGARAN
JASMANI

DILAKUKAN BERMAIN
SEPAKBOLA

PRETES
T

PERLAKUAN

POSTTETS

22

ADAKAH ADA
PENGARUH PADA
KEBUGARAN JASMANI

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan, Menurut Sugiyono (20012:64). Berdasarkan kerangka
konsep teori (landasan teori) dan kerangka konsep maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah: ada pengaruh signifikan latihan bemain sepakbola
terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa putra kelas V SD Negeri 117
Palembang
1) Ho = hipotesis diterima apabila t hitung < t table terima Ho, artinya tidak ada
pengaruh latihan bermain bemain sepakbola terhadap tingkat kebugaran
jasmani pada siswa putra kelas V SD Negeri 117 Palembang.
2) Ha = Hipotesis diterima apabila t hitung > t tabel artinya ada pengaruh latihan
bemain sepakbola terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa putra kelas
V SD Negeri 117 Palembang.

23

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Menurut Zainuddin dalam Selvi (2010:22), jenis penelitian ini adalah
eksperimen murni karena ada 2 kriteria di dalam penelitian ini yaitu: randomisasi,
kelompok eksperimen (perlakuan) dan kelompok kontrol (tanpa diberi perlakuan).
3.1.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan metode eksperimen pre dan post
test desaign yaitu dengan melakukan test awal dan test akhir.

KE
P

PRT

PT

OP

KK

PT

24

Keterangan:
P
= Populasi
S
= Sampel
PRT = Pretest
OP
= Ordinal pairing
KE
= Kelompok eksperimen
X
= Perlakuan
KK
= Kelompok kontrol
PT
= Post test
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan, Sugiyono (2012:38).
Variabel dalam penelitian ini yaitu :
a) Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan bermain sepakbola.
b) Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kebugaran jasmani.
c) Variabel Kendali
Siswa putra kelas V SD Negeri 117 Palembang.
Sebelum memberikan batasan-batasan yang ada variabel penelitian, maka
perlu kiranya ada batasan agar penafsiran sesuai dengan yang dimaksud.
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi

25

Tabel 1. Populasi Sampel Penelitian Siswa Putra Kelas V


NO

KELAS

JUMLAH
SISWA
1.
V.A
21
2.
V.B
22
3.
V.C
20
4.
V.D
21
5.
V.E
18
JUMLAH
102
(Sumber : Tata Usaha Sekolah Dasar Negeri 117 Palembang)
Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian, Arikunto
(2006:130). Menurut Sugiyono (2012:80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa putra
kelas V SD Negeri 117 Palembang dengan jumlah 103 siswa.
3.3.2 Sampel
Tabel 2. Pengelompokan Sampel Berdasarkan ordinal pairing
Kelompok
Eksperimen
1
4
5
8
9
12
13
16
17
20
21
24
25

Kelompok
Kontrol
2
3
6
7
10
11
14
15
18
19
22
23
26

26

28
29
32
33
Keterangan:

27
30
31
34
KE: Kelompok Eksperimen
KK: Kelompok Kontrol

Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil dari


populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, Menurut Sugiyono (2012:81).
Jika sampel yang menjadi subjek kurang dari 100, maka diambil semua
sehingga penelitian populasi.Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, Arikunto (2006:131).
Dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 34 orang sampel putra,
dimana sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu 17 orang eksperiman dan 17
orang kontrol. Seluruh populasi melakukan tes awal (pretest) kemudian hasilnya
dirangking dari terjauh hingga yang terdekat (dari nomor satu sampai dengan
terakhir). Setelah itu populasi dibagi menjadi dua kelompok dengan cara ordinal
pairing yaitu 17 orang sebagai kelompok eksperimen dan 17 orang sebagai
kelompok kontrol. Dari penjelasan diatas, maka yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah siswa putra Sekolah Dasar Negeri 117 Palembang.
Rumus ini menurut Lusdi (2011:34)
X 2 . N . P(1P)
S= 2
D ( N 1 ) + X 2 (1P)

27

S=

1,962 .102 . 0,5(10,5)


0,12 (1021 )+ 1,962 (10,5)

S=

3,8416 .51 . 0,5


0,01 .101+ 3,8416. 0,5

S=

97,9608
1,01+1,9208

S=

97,9608
2,9308

S=33,42 34

Keterangan:

S = ukuran sampel
X = derajat kepercayaan, 95% = (1,96)
N = besar populasi
P = perkiraan propersi, (0,5)
D = Penyimpangan dalam penilain,(0,1) atau 10%

3.4 Tempat Dan Waktu Penelitian


Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Negeri 117 Palembang.
Penelitian ini dilakukan selama enam minggu,dan latihan ini dilakukan 3 kali
dalam satu minggu. Menurut Harre dalam harsono (1988 : 106 ) menjelaskan
macro-cycle adalah suatu siklus latihan jangka panjang yang bisa memakan waktu
6 bulan, satu tahun, sampai beberapa tahun ; meso-cycle lamanya 3 6 minggu ;

28

dan micro-cycle kurang dari 3 minggu, bisa 1 atau 2 minggu. Jadwal pelaksanaan
tes awal (pretest) dan jadwal pelaksanaan latihan dilakukan pada hari selasa,
kamis, dan sabtu setelah dinyatakan lulus ujian proposal.

3.5 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data


3.5.1 Prosedur Pengumpulan Data
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menentukan sampel, dari sampel
yang telah diambil dari populasi maka seluruh sampel dilakukan pretest (test
awal) dengan prosedur Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), sesudah
dilakukan pretest sampel dibagi menjadi dua kelompok bagian menggunakan
ordinal pairing yaitu : kelompok pertama dinamakan kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan bermain sepakbola dan kelompok kedua dinamakan kelompok
kontrol yang tidak diberi perlakuan, setelah itu setelah itu kelompok eskperimen
diberikan latihan bermain sepakbola selama enam minggu.sesudahnya seluruh
kelompok sampel baik itu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
dikumpulkan kembali untuk dilakukan posttest (tes akhir) yang bertujuan untuk
mengetahui ada peningkatan kesegaran jasmani atau tidak bagi kelompok
eksperimen setelah dilakukan latihan selama enam minggu.
3.6 Instrumen Penelitian

29

Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
agar kegiatan menjadi sistematis dan untuk memperoleh informasi yang hendak
diketahui. Sedangkan teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data melalui tes kebugaran jasmani
Indonesia(TKJI)

Ketentuan pelaksanaan tes:


TKJI merupakan suatu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus

dilaksanakan secara berurutan dan tidak terputus-putus. Urutan pelaksanaannya


sebagai berikut:
1) Tes lari 40 meter : hasil yang dicatat adalah waktu tang dicapai oleh pelari
untuk menempuh jarak 40 meter, dalam satuan detik.

Gambar 1. Lari 40 meter


(Sumber : Depdiknas 1999-2000 : 7)

30

2) Tes gantung sikuk teguk : hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh
peserta untuk mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satuan waktu
detik. Peserta yang tidak dapat melakukan gerakan di atas dinyatakan tidak
mampu, hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol).

Gambar 2. Gantung siku tekuk


(Sumber : Depdiknas 1999-2000 : 9-10)
3) Tes baring duduk 30 detik : hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah
gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30
detik. Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya
ditulis dengan angka 0 (nol).

31

Gambar 3. Baring duduk 30 detik


(Sumber : Depdiknas 1999-2000 : 11-13)
4) Tes loncat tegak : pencatatan hasil adalah raihan tegak dicatat, ketiga raihan
loncatan dicatat, dan raihan loncatan tertinggi dikurangi raihan tegak dicatat.

Gambar 4. Loncat tegak


(Sumber : Depdiknas 1999-2000 : 15-17)

32

5) Tes lari 600 meter : hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari
untuk menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan
detik.

Gambar 5. Lari 600 meter


(Sumber : Depdiknas 1999-2000 : 18-109)
Tabel 3. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
Umur 10 s.d 12 tahun putra
Nilai

Lari 40
meter

5
4
3
2
1

Sd- 6.3
6.4- 6.9
7.0- 7.7
7.8- 8.8
8.9- dst

Gantung
Baring
Siku tekuk
Duduk
( dedik )
( 30 )
51 keatas
23 keatas
31- 50
18- 22
15- 30
12- 17
5- 14
4- 11
4- dst 0- 3

Loncat
Tegak
Cm
46 keatas
38- 45
31- 37
24- 30
23 dst

(Sumber Depdikbud, 1995:28 )

Tabel 4. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia


(Untuk Putra dan Putri)
No
.
1

Jumlah Nilai

Klasifikasi

22-25

Baik Sekali (BS)

Lari 600
meter
Sd 2.09
2.10- 2.30
2.31- 2.45
2.46- 3.44
3.45 dst

33

18-21

Baik (B)

14-17

Sedang (S)

10-13

Kurang (K)

05-09

Kurang Sekali (KS)

2
3
4
5
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
statistik parameter t (uji t). Uji statistik t digunakan untuk menguji penolakan atau
penerimaan hipotesis nol, dengan syarat bahwa sampel itu homogen dan
berdistribusi normal, Arikunto (2006:281)

3.7.1 Uji Normalitas Data


Uji normalitas dilakukan sebagai bahan pertimbangan yang digunakan
untuk menguji normal atau tidaknya data. Untuk menguji kemiringan kurva
digunakan rumus Karl Pearson :

Km=

(2005:109).

x M 0
S

Sudjana

34

Keterangan :
Km

= kemiringan

= rata-rata

MO

= modus

= simpangan baku

Data dikatakan normal jika harga K terletak antara -1 sampai +1 (1<K<+1).Sudjana (2005:109).
Langkah-langkah untuk menguji normalitas data tersebut adalah :
1. Mencari rata-rata dari masing-masing kelompok data dengan rumus:

x =

f i xi
fi

Sudjana (2005:70).

Keterangan :
X = rata-rata
XI = tanda interval kelas
f1 = frekuensi sesuai interval

Mencari modus dengan rumus :

M 0=b+ p

b1
b 1 + b2

(2005:77).
Keterangan :
M0

= modus

Sudjana

35

= batas bawah kelas modal, kelas interval dengan frekuensi terbanyak

= panjang kelas

b1

= frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda


kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal

b2

= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda


kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal Mencari median

dengan rumus:

[ ]

1
nF
2
M e =b+ p
f

Sudjana

(2005:79).
Keterangan :
Me

= median

= batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak

= panjang kelas median

= ukuran sampel atau banyak data

= jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median

= frekuensi kelas median,


2. Mencari simpangan baku / standar deviasi
n f i x 2i ( f i xi )
s=
n ( n1 )
2

Keterangan :
S2

= simpangan baku / standar deviasi

x1

= tanda interval kelas

Sudjana (2005:95).

36

f1

= frekuensi sesuai dengan tanda interval kelas

= banyak data.

3.7.2 Uji Homogenitas


Uji homogenitas data dilakukan untuk membuktikan kesamaan variasi
kelas yang membentuk sampel tersebut.Untuk menguji homogenitas digunakan
uji barlett menggunakan statistik chi kuadrat.Syarat sampel dinyatakan
homogenitas apabila X2 hitung< X2tabel.
1. Menghitung varian gabungan sampel dengan rumus :

S 2=

[ ( n 1 ) ] S
( n 1 )
i

Sudjana(2005:263).

Keterangan :
S2

( ni1 )

= varian atau ragam


= K.E dan K.O

2. Menghitung harga satuan B dengan rumus:


n 1
B= (log S2) ( i )
, Sudjana (2005:263)
3. Menguji Uji Barlett menggunakan Statistic Chi Kuadrat:
n 1 log S i
X2 = (In10)[B- ( i )
] , Sudjana (2005:263)
Keterangan :
( ni1 ) log S i =jumlah derajat kebebasan dikali log standar deviasi
Dengan 1 n 10 = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10.

37

Untuk menghitung S2, B, X2, dapat menggunakan tabel persiapan sebagai


berikut:
Tabel 5. Uji Homogenitas Kelompok Sampel dengan Menggunakan Tes
Bartlett
Sampel

Derajat Kebebasan

ke

(dk)

n1 1

1/( n1 1)

n2 1

Jumlah

1
dk

1/( n2 1)

n1 1

Si 2

S1

S2

log

log
log

Si 2

S1

S2

--

--

(dk) log

(n1 1) log
(n2 1) log

Si 2

S1

S2

n 1 log S
i

Sumber :(Sudjana, 2005: 262)


Sampel penelitian ini digunakan taraf nyata () = 0,05 dan dk = k-1 dan
peluang (1 - ) kedua sampel dapat dikatakan berasal dari populasi yang homogen
apabila X2hitung < X2tabel.
3.7.3 Uji Hipotesis
Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan sampel berasal dari
populasi yang sama atau homogennya, maka selanjutnya dapat dilakukan
pengujian hipotesis menggunakan statistik uji t. Kriteria pengujian hipotesis
terima HO jika thitung< ttabel (1-) dan terima Hi jika thitung > ttabel (1-).
1. Menentukan signifikansi hasil dari pretest dan posttest kelompok
eksperimen dan kontrol:

2
i

38

Menghitung perbedaan rata-rata skor dari pretest dan posttest kelompok


eksperimen dan kontrol dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut :
MxMy
t=
x 2 + y 2 1 + 1
Arikunto
N x + N y 2 N x N y

][

(2006:311).
Keterangan :
M

= nilai rata-rata hasil per kelompok

= banyaknya subyek / mean

= deviasi setiap nilai x2 dan x1

= deviasi setiap nilai y2dan y1


1.

Menghitung deviasi atau skor rata-rata kelas eksperimen dan kelas control
dengan rumus sebagai berikut:
x2 =x2 -

y
2

y2 =y2

Arikunto (2006:312).

Keterangan :
x2 = jumlah kuadrat mean kelompok eksperimen
y2 = jumlah kuadrat mean kelompok kontrol
x = mean atau perbedaan skor kelompok eksperimen
y = mean atau perbedaan skor kelompok kontrol
N = banyak subyek,

39

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Sekolah Dasar 117 Palembang merupakan SD yang terletak di jalan Enim

Raya Sialang Sako Palembang-Telepon (0711) 818019 berdiri atas Luas/Lahan


Tanah:3.420 m2, Luas Bangunan:1.819 m2 yang di pimpin oleh Ibu Toman
Siregar,S.Pd, merupakan salah satu Sekolah Dasar yang memiliki siswa dan siswi
paling banyak dibanding sekolah lain di kota Palembang. Jumlah muridnya
mencapai 1.280 anak dan memiliki tenaga pengajar lebih kurang 60 guru. Sekolah
SD Negeri 117 palembang memiliki fasilitas yang cukup memadai, diantaranya
ada lapangan volley mini, basket mini, lompat jauh, badminton, perpustakaan,
UKS.
4.1.2 Karakteristik Sampel
Pelaksanaan penelitian ini diadakan di SD Negeri 117 Kecamatan Sako
Palembang. Sampel penelitian adalah siswa putra kelas V yang terdiri dari lima
kelas yaitu: kelas V-A, V-B, V-C, V-D, V-E. Sebagai kelompok eksperimen
berjumlah 17 orang dan sebagai kelompok kontrol berjumlah 17 orang, jadi
jumlah keseluruhan sampel 34 orang. Kelompok kontrol tidak diberi perlakuan,

40

sedangkan untuk kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa bermain


sepakbola selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu.
4.1.3 Perhitungan Statistik Dasar
4.1.3.1 Deskripsi Hasil Pretest Kebugaran Jasmani Kelompok Eksperimen
Setelah melakukan tes awal (pretest) yaitu kebugaran jasmani, hasil pretest
disusun (dirangkingkan) dari hasil tertinggi sampai terendah kebugarannya.
Kemudian data hasil pretest 34 orang siswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok
yaitu 17 orang siswa untuk kelompok eksperimen dan 17 orang siswa untuk
kelompok kontrol dengan teknik ordinal pairing.
Nilai tertinggi

= 14

Median

= 9,2

Nilai terendah

=5

Simpangan baku

= 2.695312598

Rata-rata / mean

= 9,97059

Kemiringan kurva

= 0,360102943

Modus

=9

a. Rentang

= Nilai tertinggi Nilai terendah


= 14 5
=9

b. Banyak Kelas Interval

= 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 17
= 1 + 3,3 (1,230)
= 1 + 4,059

41

= 5, 059

c. Panjang Kelas Interval

Rentang
banyak kelas

9
5

= 1,8 ~ 1
Tabel 6. Daftar distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen
No
1.
2.
3.
4.
5.

Nilai Tes
56
78
9 10
11 12
13 14

F
2
3
5
3
4
17

xi
5,5
7,5
9,5
11,5
13,5

Xi2
30,5
56,25
90,25
132,25
182,25

fi.xi
11
22,5
47,5
34,5
54
169,5

fi.xi2
60,5
168,75
451,25
396,75
729
1806,25

Berdasarkan hasil dari tabel distribusi frekuensi pretest kelompok


eksperimen diatas jumlah frekuensinya adalah 17, untuk nilai f ixi adalah sebesar
169.5, sedangkan untuk nilai fixi2 adalah sebesar 1806,25
d. Nilai rata-rata / mean (X)
f i x i 169,5
x =
17
fi
9,97059
e. Modus
b = 9 0,5 = 8,5
b1 = 5 3 = 2
b2 = 5 3 = 2

42

M 0=b+ p

b1
b 1+ b2

M 0=8,5+1

( 2+22 )

M 0=8,5+1 ( 0,5 )

M 0=8,5+0,5

M 0=9

f. Median
b = 8,5
p=1
f=5
F=5

[ ]
[ ]

1
nF
2
M e =b+ p
f

1
.175
2
M e =8,5+1
5
M e =8,5+1 [ 0,7 ]

M e =8,5+0,7
M e =9,2
g. Standar deviasi / simpangan baku
2
n f i x 2i ( f i xi )
2
s=
n ( n1 )

17 (1806,25)( 169,5 ) 2
17 ( 171 )

43

(30706,25)( 28730,25 )

272

1976

272
s 2=7,26471
Si= S2
7,26471
SI 2,695312598
Dari analisis daftar distribusi frekuensi kelompok eksperimen, simpangan
baku di dapat. s = 2,695312598 ,

x =9,97059 , M 0=9

Maka, dapat dicari

normalitas data menggunakan rumus Km person sebagai berikut :

Maka

Km=
km=

Km=

x M 0
S

9,970599
( 2,695312598
)

0, 97059
2,695312598

Km = 0, 360102943
Data dikatakan normal apabila harga Km terletak antara -1 sampai +1 (1<Km<+1). Dari analisis data diatas di dapatkan nilai Km untuk kelompok
Eksperimen sebesar 0, 360102943. karena Km sebesar 0, 360102943, harga ini
terletak antara (-1) dan (+1), maka data tersebut berdistribusi normal.

44

Gambar 6 : Diagram batang frekuensi tes awal (pretest) kelompok eksperimen


16
14
12
10
8
Frekuensi
6
4
2
0

5-6

7-8

9 - 10

11 - 12

13 - 14

kelas interval

Berdasarkan gambar diagram batang frekuensi tes awal (pretest) kelompok


eksperiman kelas interval 5 6 frekuensinya sebesar 2, kelas interval 7 8
frekuensinya sebesar 3, kelas interval 9 - 10 frekuensinya sebesar 5, kelas interval
11 12 frekuensinya sebesar 3, dan kelas interval 13 14 frekuensinya sebesar 4.
4.1.3.2 Deskripsi Hasil Pretest Kebugaran Jasmani Kelompok Kontrol
Setelah melakukan tes awal (pretest) yaitu kebugaran jasmani, hasil pretest
disusun (dirangkingkan) dari hasil tertinggi sampai terendah kebugarannya.
Kemudian data hasil pretest 34 orang siswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok
yaitu 17 orang siswa untuk kelompok eksperimen dan 17 orang siswa untuk
kelompok kontrol dengan teknik ordinal pairing.
Nilai tertinggi

= 13

Median

= 11,08333

Nilai terendah

=4

Simpangan baku

= 2,640187493

45

Rata-rata / mean

= 9,79412

Modus

= 11,75

Kemiringan kurva

= -0,740811023

a. Rentang

= nilai tertinggi nilai terendah


= 13 4
=9
b. Banyak Kelas Interval
= 1+ 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 17
= 1 + 3,3 (1,230)
= 1 + 4,059
= 5,059
Rentang

c. Panjang Kelas Banyaknya Kelas


=

9
5

= 1,8 ~ 1
Tabel 7. Daftar distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol
No
1.
2.
3.
4.
5.

Nilai Tes
45
67
89
10 11
12 13

f
1
3
3
4
6
17

xi
4,5
6,5
8,5
10,5
12,5

Xi2
20,25
42,25
72,25
110,25
156,25

fi.xi
4,5
19,5
25,5
42
75
166,5

fi.xi2
20,25
126,75
216,75
441
937,5
1742,25

Berdasarkan hasil dari tabel distribusi frekuensi pretest kelompok


eksperimen diatas jumlah frekuensinya adalah 17, untuk nilai f ixi adalah sebesar
166,5, sedangkan untuk nilai fixi2 adalah sebesar 1742,25.
d. Nilai rata-rata (X)
f i xi
x =
fi

166,5
17

46

9,79412
e. Modus
b = 12 0,5 = 11,5
b1 = 6 4 = 2
b2 = 6 0 = 6
b1
M 0=b+ p
b 1+ b2

M 0=11,5+1

( 2+62 )

M 0=11,5+1 ( 0,25 )
M 0=11,5+ 0,25

M 0=11,75

f. Median
b = 11,5
p=1
f=6
F = 11

[ ]
[ ]

1
nF
2
M e =b+ p
f

1
1711
2
M e =11,5+1
6
M e =11,5+1

8 ,511
6

M e =11,5+1.(0,41667)
M e =11,5+(0,41667)
M e =11,08333
g. Standar deviasi / simpangan baku

47

n f i x 2i ( f i xi )
s=
n ( n1 )

17 (1742,25)( 166,5 ) 2

17 ( 171 )

(29618,25)( 27722,25 )
272

1896
272

s 2=6,97059
Si= S2
6,97059
2,640187493

Dari analisis daftar distribusi frekuensi kelompok kontrol, simpangan baku


di

dapat

Maka

simpangan

x =9,79412 , M 0 =11,75

baku

di

dapat

2,640187493

Maka, dapat dicari normalitas data menggunakan

rumus Km person sebagai berikut :

Km=

( xMS )
0

Km=

( 9,7941211,75
2,640187493 )

Km=

1,95588
( 2,640187493
)

Km=0,740811023

Data dikatakan normal apabila harga Km terletak antara -1 sampai +1 (1<Km<+1). Dari analisis data diatas di dapatkan nilai Km untuk kelompok

48

Kontrol sebesar

0,740811023 . karena Km sebesar

0,740811023 , harga

ini terletak antara (-1) dan (+1), maka data tersebut berdistribusi normal.

Gambar 7 : Diagram batang frekuensi tes awal (pretest) kelompok kontrol


7
6
5
4
Frekuensi 3
2
1
0

4-5

6-7

8-9

10 -11

12 - 13

kelas interval

Berdasarkan gambar diagram batang frekuensi tes awal (pretest) kelompok


kontrol kelas interval

4 5 frekuensinya sebesar 1, kelas interval 6 7

frekuensinya sebesar 3, kelas interval 8 9 frekuensinya sebesar 3, kelas interval


10 11 frekuensinya sebesar 4, dan kelas interval 12 13 frekuensinya sebesar 6.
4.1.3.3 Deskripsi Hasil Posttest Kebugaran Jasmani Kelompok Eksperimen
Setelah melakukan latihan selama 6 minggu (18 kali latihan), untuk
melihat ada pengaruh latihan bermain sepakbola terhadap tingkat kebugaran
jasmani, maka dilakukan tes akhir (posttest).
Nilai tertinggi

= 16

Median

= 10,6

49

Nilai terendah

=4

Simpangan baku

Rata-rata / mean

= 11,17647

Kemiringan kurva

Modus

= 10,56666

= 2,698038176
= -0,226019781

a. Rentang

= nilai tertinggi nilai terendah


= 16 4
= 12
b. Banyak Kelas Interval = 1+ 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 17
= 1 + 3,3 (1,230)
= 1 + 4,059
= 5,059
Rentang

c. Panjang Kelas
Banyaknya Kelas
=

12
5

= 2,4 ~ 2

Tabel 8. Daftar distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen


No
1.
2.
3.
4.
5.

Nilai Tes
46
79
10 12
13 15
16 18

f
1
2
10
3
1
17

xi
5
8
11
14
17

Xi2
25
64
121
196
289

fi.xi
5
16
110
42
17
190

fi.xi2
25
120
1210
588
289
2232

Berdasarkan hasil dari tabel distribusi frekuensi posttest kelompok


eksperimen diatas jumlah frekuensinya adalah 17, untuk nilai f ixi adalah sebesar
190, sedangkan untuk nilai fixi2 adalah sebesar 2240
d. Nilai rata-rata (X)

50

x =

f i xi
fi

190
17

11,17647
e. Modus
b = 10 0,5 = 9,5
b1 = 10 2 = 8
b2 = 10 3 = 7
b1
M 0=b+ p
b 1+ b2

M 0=9,5+2

( 8+8 7 )

M 0=9,5+2 ( 0,53333 )
M 0=9,5+1,06666

M 0=10,56666

f. Median
b = 9,5
p=2
f = 10
F=3

[ ]
[ ]

1
nF
2
M e =b+ p
f

1
173
2
M e =9,5+2
10
M e =9,5+2 [ 0,55 ]
M e =9,5+2.(0,55)
M e =9,5+1,1
M e =10,6

51

g. Standar deviasi / simpangan baku


2
n f i x 2i ( f i xi )
2
s=
n ( n1 )

17 (2240)( 190 ) 2
17 ( 171 )

(38080)( 36100 )

272
1980

272

s 2=7,27941
Si= S2
7,27941
2,698038176

Dari analisis daftar distribusi frekuensi kelompok eksperimen, simpangan

baku di dapat s =

2,698038176 ,

x =11,17647, M 0=10,56666

Maka, dapat

dicari normalitas data menggunakan rumus Km person sebagai berikut :

Maka

Km=

x M 0
S

Km=

( 11,1764710,56666
)
2,698038176

Km=

0,60981
( 2,698038176
)

Km=0 ,226019781

Data dikatakan normal apabila harga Km terletak antara -1 sampai +1 (1<Km<+1). Dari analisis data diatas di dapatkan nilai Km untuk kelompok

52

eksperimen sebesar

0,226019781 . karena Km sebesar

0,226019781 , harga

ini terletak antara (-1) dan (+1), maka data tersebut berdistribusi normal.

Gambar 8 : Diagram batang frekuensi tes akhir(posttest) kelompok eksperimen


14
12
10
8
Frekuensi

6
4
2
0

4-6

7-9

10 - 12

13 - 15

16 - 18

kelas interval

Berdasarkan gambar diagram batang frekuensi tes akhir (posttest)


kelompok eksperiman kelas interval 4 6 frekuensinya sebesar 1, kelas interval 7
8 frekuensinya sebesar 2, kelas interval 10 12 frekuensinya sebesar 10, kelas
interval 13 15 frekuensinya sebesar 3, dan kelas interval 16 18 frekuensinya
sebesar 1.
4.1.3.4 Deskripsi Hasil Posttest Kebugaran Jasmani Kelompok Kontrol

53

Setelah melakukan latihan selama 6 minggu (18 kali latihan), untuk


melihat ada pengaruh latihan bermain sepakbola terhadap tingkat kebugaran
jasmani, maka dilakukan tes akhir (posttest).
Nilai tertinggi

= 15

Median

=8

Nilai terendah

=3

Simpangan baku

= 3,16111531

Rata-rata / mean

= 9,64706

Kemiringan kurva

Modus

= 7,16666

a. Rentang

= nilai tertinggi nilai terendah


= 15 3
= 12

=0,7846597666

b. Banyak Kelas Interval

= 1+ 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 17
= 1 + 3,3 (1,230)
= 1 + 4,059
= 5,059
Rentang

c. Panjang Kelas
Banyaknya Kelas
=

12
5

= 2,4 ~ 2
Tabel 9: Daftar Distribusi Frekuensi Posstest Kelompok Kontrol
No
1.
2.
3.
4.
5.

Nilai Tes
35
68
9 11
12 14
15 17

F
1
6
5
4
1
17

xi
4
7
10
13
16

xi2
16
49
100
169
256

fixi
4
42
50
52
16
164

fixi2
16
249
500
676
256
1742

54

Berdasarkan hasil tabel distribusi frekuensi posttest kelompok kontrol


diatas jumlah frekuensinya adalah 17, untuk nilai fixi adalah sebesar 164,
sedangkan untuk nilai fixi2 adalah sebesar 1742
d. Nilai rata-rata (X)
f i x i 164
X =
17
fi
9,64706
e. Modus
b = 6 0,5 = 5,5
b1 = 6 1 = 5
b2 = 6 5 = 1
b1
M 0=b+ p
b 1+ b2

M 0=5,5+2

( 5+15 )

M 0=5,5+2 ( 0,83333 )
M 0=5,5+1,66666

M 0=7,16666

f. Median
b = 5,5
p=2
f=6
F=1

[ ]
[ ]

1
nF
2
M e =b+ p
f

1
171
2
M e =5,5+2
6

55

M e =5,5+2 [ 1,25 ]
M e =5,5+2.(1,25)
M e =5,5+(2,5)
M e =8

g. Standar deviasi / simpangan baku


2
n f i x 2i ( f i xi )
2
S=
n ( n1 )

17 (1742)( 164 ) 2
17 ( 171 )

(29614)( 26896 )

272

2718

272
S 2=9,99265
Si= s2
9,99265
3,16111531

Dari analisis daftar distribusi frekuensi kelompok kontrol, simpangan baku


didapat s = 3,16111531 ,
normalitas

data

Maka

x =9,64706 , M 0=7,16666

menggunakan

Km=

x M 0
S

rumus

Km

person

Maka, dapat dicari


sebagai

berikut

56

Km=

( 9,647067,16666
)
3,16111531

Km=

2,4804
( 3,16111531
)

Km=0,7846597666
Data dikatakan normal apabila harga Km terletak antara -1 sampai +1 (1<Km<+1). Dari analisis data diatas di dapatkan nilai Km untuk kelompok
0,7846597666 . karena Km sebesar

Kontrol sebesar

0,7846597666 , harga

ini terletak antara (-1) dan (+1), maka data tersebut berdistribusi normal.

Gambar 9 : Diagram batang frekuensi tes akhir(posttest) kelompok kontrol


25
20
15
Frekuensi

10
5
0

3-5

6-8

9 - 11

12 - 14

15 - 17

kelas interval

Berdasarkan gambar diagram batang frekuensi tes akhir (posttest)


kelompok kontrol kelas interval 3 5 frekuensinya sebesar 1, kelas interval 6 8
frekuensinya sebesar 6, kelas interval 9 11 frekuensinya sebesar 5, kelas interval
12 -14 frekuensinya sebesar 4, dan kelas interval 15 17 frekuensinya sebesar 1.
4.1.4 Analisis Data

57

4.1.4.1 Uji Homogenitas


Uji homogenitas data perlu dilakukan untuk membuktikan kesamaan
varian kelas yang membentuk sampel tersebut. Untuk menguji homogenitas
digunakan uji Barlett :
Tabel 10.Harga yang diperlukan untuk menguji homogenitas kelompok
sampel menggunakan tes Barlett
Sampel
Eksperime

dk = ni-1
17-1 = 16

Si2
7,26471

dk . Si2
116,23536

Log Si2
0,86121828

dk . Log Si2
13,7794925

n
Kontrol

17-1 = 16

6,97059

111,52944

2
0,84326953

2
13,4923126

1
27,2718051

32

a. Varian Gabungan Sampel


[ ( n i1 ) ] S 2i
S 2=
( ni 1 )

16 (7,26471)+16( 6,97059)
( 17+ 17 )2

116,23536 +111,52944
32

227,7648
32

s 2=7,11765

58

log S 2=0,852336628

b. Harga Satuan B
B = (log S2)

( N 1 1 )

= 0,852336628 . 32
= 27,27477211
c. Uji Barlett menggunakan Statistik Chi Kuadrat:
Dengan dk = 1 pada taraf kepercayaan 0,05 dari daftar Chi Kuadrat di
dapat X2(0,95) = 3,84
2

X2 = (In 10)[B-

( N 1 1 ) log S i

X2 = 2,3026 (27,27477211) ( 27,27180513)


= 2,3026 . 0.00296698
= 0,006831768
Dari data yang diperoleh diatas maka, dengan taraf kepercayaan = 0,5
diperolah X2tabel = 3,84 dan X2hitung = 0,006831768 hingga dapat ditulis :
0,006831768 < 3,84 dengan syarat homogeny : X2hitung < X2tabel. Dapat disimpulkan
bahwa, sampel dari populasi yang sama (homogen).
4.1.4.2 Uji Hipotesis
Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan sampel berasal dari
populasi yang sama atau homogen maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian
hipotesis menggunakan statistik menggunakan uji t dengan rumus :

t=

M x M y

x 2 + y 2
N x + N y 2

][

1
1
+
Nx N y

kriteria pengujian terima Ha jika t hitung < t tabel (1), dan tolak HO jika t hitung > t tabel (1-),
dimana t 1 adalah t yang terdapat didalam tabel distribusi t dengan dk = n 1+n2

59

dan

peluang

(1-

dari

hasil

perhitungan

Kelompok

Eksperimen

Kelompok Kontrol.

M x=

Beda
Beda
M y=
N
N

2 7 9
=
17 17

= 1,58824

x 2= x 2

= - 0,52941

x2
N

y2

y
2
y =
N
2

(2 7 )2
(9 )2
84
=23
17
17

84

729
81
=23
17
17

= 84 42,88235

= 23 4,76471

= 41,11765

= 18,23529

1,58824

x2 = 41,11765

Nx = 17

My = 0,52941

y2 = 18,23529

Ny = 17

Mx =

60

Setelah mendapatkan hasil x2 dan y2, maka masukkan kedalam rumus uji t
dengan perhitungan sebagai berikut :

t=

M x M y

x 2 + y 2
N x + N y 2

][

1
1
+
Nx N y

1,58824(0,52941)

][

41,11765 +18,23529 1 1
+
17 17
(17+17)2

1,05883

59,35294
32

][ ]
2
17

1,05883
[ 1,85478 ][ 0,1176 ]

1,05883
0,21812

1,05883
0,467033189

t=2,26

jika t hitung yang diperoleh t = 2,26 sedangkan t (0,95) (32) adalah t yang didapat
dari tabel distribusi t dengan dk = 32 dan taraf kepercayaan 95% (= 0,05) tetapi t

61

(0,95) (32)

tidak didapat dalam tabel distribusi t, maka harus ditentukan besarnya

dengan cara interpolasi yaitu:


40dk t (0,95 )(40)x
=
dk30 xt ( 0,95) (30)

4032 1,68x
=
3230 x1,70

8 1,68x
=
2 x1,70

8x 13,6 = 3,36 2x
10x = 3,36 + 13,6
10x = 16,96

x=

16,96
10

= 1.69
Sehingga t

hitung

2,26

> t tabel (32) = 1.69 dengan demikian tolak hipotesis HO

yang berbunyi tidak ada pengaruh latihan bermain sepakbola terhadap tingkat
kebugaran jasmani pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar Negeri 117
Palembang, dan terima Ha

yang menyatakan ada pengaruh latihan bermain

sepakbola terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa putra kelas V Sekolah
Dasar Negeri 117 Palembang.

62

4.1.4.3 Rata-Rata Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol


Tingkat Kebugaran Jasmani
Dapat dilihat dari keseluruhan rata-rata berdasarkan hasil pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol mengalami peningkatan untuk
kelompok eksperimen sebesar 1,20588, sedangkan untuk kelompok kontrol
mengalami penurunan sebesar -0,14706.
Tabel 10. Rata-Rata Pretest dan Posttest Kelompok Eksperiman Dan
Kelompok Kontrol Kebugaran Jasmani
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Selisih

Pretest
9,97059
9,79412
0,17647

Mean
Mean

Posttest
11,17647
9,64706
1.52941

Selisih
1,20588
-0,14706
1,05882

4.2

Pembahasan

4.2.1

Pembahasan Hasil Pretest Dan Posttest Tingkat Kebugaran Jasmani


Kelompok Eksperimen
Berdasarkan hasil tes awal (pretest), kemudian analisis data terhadap

kelompok eksperimen didapatkan bahwa hasil tes kebugaran jasmani, nilai


tertinggi yaitu 14 dan nilai terendah yaitu 5, sehingga rata-rata / mean= 9,97059.
Hasil tes akhir (posttest) tes kebugaran jasmani kelompok eksperimen
tertinggi 16 dan nilai

nilai

terendah 4, sehingga rata-rata / mean 11,17647.

Berdasarkan data tersebut, peningkatan hasil mean tingkat kebugaran jasmani


sampel meningkat 1,20588.

63

4.2.2

Pembahasan Hasil Pretest Dan Posttest Tingkat Kebugaran Jasmani


Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil tes awal (pretest), kemudian analisis data terhadap

kelompok eksperimen didapatkan bahwa hasil tes kebugaran jasmani, nilai


tertinggi yaitu 13 dan nilai terendah yaitu 4, sehingga rata-rata / mean= 9,97059.
Hasil tes akhir (posttest) tes kebugaran jasmani kelompok eksperimen

nilai

tertinggi 15 dan nilai terendah 3, sehingga rata-rata / mean 9,64706. Merujuk


pada data tersebut, dapat disimpulkan tidak terjadi peningkatan berarti pada data
kelompok kontrol melainkan penurunan hasil sebesar -0,32353.
4.2.3

Pembahasan Peningkatan Latihan Bermain Sepakbola Terhadap


Tingkat Kebugaran Jasmani antara Kelompok Eksperimen dengan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan data hasil peningkatan hasil mean/rata-rata tingkat kebugaran

jasmani sampel meningkat 1,20588, sedangkan pada kelompok kontrol tidak


terjadi kenaikan hasil tingkat kebugaran jasmani melainkan penurunan hasil
sebesar -0,32353. Dari nilai rata-rata tersebut terlihat bahwa perbedaan kenaikan
hasil lompat jauh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 0,88235.
Hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan memberikan latihan bermain
sepakbola pada kelompok eksperimen, diperoleh bahwa hasil tingkat kebugaran
jasmani untuk kelompok yang diberikan latihan lebih kebugarannya dibandingkan

64

dengan hasil tingkat kebugaran jasmani untuk kelompok yang tidak diberi latihan.
Peningkatan hasil tingkat kebugaran jasmani terjadi karena pemberian program
latihan bermain sepakbola pada kelompok eksperimen yang disebabkan oleh
adanya proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang,
dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya.

65

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Latihan bermain sepakbola dapat

memiliki pengaruh terhadap tingkat

kebugaran jasmani pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar Negeri 117
Palembang. Dapat dilihat dari perubahan nilai pre-test dan post-test pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai pre-test pada kelas eksperimen
adalah 9,97059 dan post-test 11,17647, sedangkan nilai pre-test pada kelas
kontrol adalah 9,79412 dan post-test 9,64706.
2) Berdasarkan uji t nilai thitung diperoleh 2,26 sedangkan harga t tabel
berdasarkan tabel distribusi t dengan dk = 17 dan taraf kepercayaan 0,05
diperoleh sebesar 1,69 berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, jika t hitung >
ttabel maka Ho ditolak sedangkan jika thitung < ttabel maka Ho diterima. Jadi,
karena thitung > ttabel yaitu 2,26 > 1,69 maka Ho di tolak dan Ha di terima
artinya ada pengaruh latihan bermain sepakbola terhadap tingkat
kebugaran jasmani pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar Negeri 117
Palembang.
3) Berdasarkan nilai pre-test dan post-test dapat terlihat adanya peningkatan,
hal itu menunjukkan ada pengaruh positif latihan bermain sepakbola
terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa putra.
5.2 Saran

66

Dari hasil penelitian yang telah didapat, penulis dapat memberikan saran antara
lain :
1) Penelitian ini merupakan salah satu rangkaian dalam upaya mencari
jawaban sebenarnya tentang pengaruh latihan bermain sepakbola terhadap
tingkat kebugaran jasmani.
2) Dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk guru olahraga dan pelatih
sebagi pertimbangan untuk memberikan bentuk pembelajaran dan latihan
bermain sepakbola dalam meningkatkan kebugaran jasmani anak.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Maskur. 2006 . .Ilmu Kesehatan Olahraga. Palembang : Diktat

67

Arianto. 2013 . Pedoman Penulisan Skripsi. Palembang : Binadarma


Arikunto, Suharsimi . 2006 .Prosedur Penelitian.Jakarta : PT Rineka Cipta
Atesya, Selvi Kesumawati.Pengaruh Latihan Lari Memindahkan Bola Dengan

Berbagai Variasi Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Pada Siswa


Putra Kelas X Sma Negeri 5 Palembang. Skripsi.Palembang : FKIP
Universitas Sriwijaya
Bompa, TO. 1990 . Theory And Methodology Of Training. IOUA : Kendall Hunt
Pub Company
Grosser, dkk . 2001 . .Latihan Fisik Olahraga. Pusat Penelitian dan Penataran
Bidang Penelitian dan Pengembangan Koni Pusat
Hadisasmita,Yusuf dan Aip Syarifuddin . 1996 . .Ilmu Kepelatihan Dasar.Jakarta
: Depdikbud
Harsono . 2004 . Perencanaan Program Latihan . Bandung
Mawarno . 2012 . Permainan Kecil .Palembang : Diktat
Nurhasan.

2001.

Tes

dan

pengukuran

dalam

pendidikan

jasmani

prinsip prinsip dan penerapannya. departemen pendidikan nasional ditjen


pendidikan dasar dan menengah dan bekerjasama dengan ditjen olahraga.
Ramlan, Lusdi . 2011 . Statistik 1 . Palembang : Diktat
Salim, Agus . 2007 . Buku Pintar Sepakbola. Bandung : Jembar
Seminar Widia Karya Nasional Olahraga dan Kesegaran Jasmani, 1999,
Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani, Jakarta :
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga Menpora
Sudjana . 2005 . Metode Statistika . Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2012 . Metode Penelitian . Bandung : CV Alfabeta.

68

Sukamtasi . 2007 . Permainan Bola Besar. Jakarta : Universitas Terbuka.


Sukirno. 2011. Kesehatan Olahraga & Program Latihan Kesegaran Jasmani.
Palembang : Unsri.
Http://carapedia.com/pengertian_definisi_bermain_info2105.html,07.01 selasa, 19
maret 2013

Program Latihan Bermain Sepakbola


Lampiran 1

69

Pretest, senin 19 mei 2013 tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI)


N
o

Hari

Se
t

Repetisi

Istirahat
/ Set

Istirahat
/
Repetisi

Intensita
s

Senin

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

20-05-2013
2

Kamis
23-05-2013

Sabtu
25-05-2013

Senin
27-05-2013

Kamis
30-05-2013

Sabtu
01-06-2013

Senin
03-06-2013

Kamis
06-06-2013

Sabtu
08-06-2013

10

Senin
10-06-2013

11

Kamis
13-06-2013

70

12

Sabtu

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

2 x10
menit

70%

15-06-2013
13

Senin
17-06-2013

14

Kamis
20-06-2013

15

Sabtu
22-06-2013

16

Senin
24-06-2013

17

Kamis
27-06-2013

18

Sabtu
29-06-2013

Posttest, minggu 30-06-2013 tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI)

Lampiran 2 : Gambar Gambar Penelitian

71

Gambar : alamat sekolah

Gambar : Lapangan sekolah SD N 117 Palembang

72

Gambar : Pemanasan

73

Gambar : siswa melakukan latihan bermain sepakbola

74

Gambar : Siswa Melakukan Serangkaian Tes Kebugaran Jasmani (TKJI)

lari 60 meter

75

Gantung siku tekuk

76

Baring duduk 30 detik

77

Loncat tegak

78

Lari 600 meter

79

Lampiran 3. Data Penelitian Pretest


Nilai pretest kebugaran jasmani kelompok eksperimen
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama

MBR
MDN
AFS
MFT
VTH
MJH
RAN
RZF
AHF
TGA
DND
AKB
DTO
RZK
IQB
ADT
KFI

Umur

10
12
11
11
10
10
11
11
11
10
11
11
11
11
11
10
11

Lari 40

Gantung

Baring

Loncat

Lari

meter

sikutekuk

duduk 30

tegak

600 m

(detik)
07.25
07.02
07.76
07.40
06.96
07.56
07.33
08.09
07.04
08.05
08.95
08.23
08.98
07.90
09.15
09.40
08.32

(detik)
25.29
02.40
06.32
08.11
11.12
0
03.66
16.95
11.72
01.77
0
04.72
0
0
0
0
0

(detik)
22
16
12
20
8
13
15
7
11
13
15
6
12
1
14
6
0

(cm)
27
39
32
36
36
39
29
26
30
28
37
39
31
25
29
26
31

Menit
03.31
03.01
03.41
03.81
04.08
04.03
02.59
03.52
04.12
03.40
03.01
0
04.12
03.61
03.48
0
0

Norma pretest kebugaran jasmani kelompok eksperimen


No

Nama

Lari 40

Gantung

Baring

Loncat

Lari

meter

siku

duduk

tegak

600

(detik)

tekuk

30

(cm)

meter

(dedik)

(detik)

Nilai

Klasif
ikasi

80

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

MBR
MDN
AFS
MFT
VTH
MJH
RAN
RZF
AHF
TGA
DND
AKB
DTO
RZK
IQB
ADT
KFI

3
3
3
3
4
3
3
2
3
2
1
2
1
2
1
1
2

3
1
2
2
2
0
1
3
2
1
0
1
0
1
0
0
0

4
3
3
4
2
3
3
2
2
3
3
2
3
1
3
2
0

2
4
3
3
3
4
2
2
2
2
3
4
3
2
2
2
3

2
2
2
1
1
1
2
1
1
2
2
0
1
1
1
0
0

14
13
13
13
12
11
11
10
10
10
9
9
8
7
7
5
5

(S)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)

Keterangan :
Baik sekali (BS), Baik (B), Sedang (S), Kurang (K), Kurang sekali (KS).

Nilai pretest kebugaran jasmani kelompok kontrol


No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama

ARDI
ADM
RVD
MDM
SPRI
ANR
RMA
MAZ
RD
UBY

Umur

12
12
11
11
10
11
11
10
11
10

Lari 40

Gantung

Baring

Loncat

Lari

meter

sikutekuk

duduk 30

tegak

600

(detik)
07.65
07.92
07.30
07.34
07.04
06.80
07.31
06.92
07.69
07.98

detik
09.40
06.36
12.07
02.13
22.12
0
09.13
0
0
02.09

detik
19
26
17
15
16
20
2
3
17
16

(cm)
30
33
32
37
32
31
32
32
32
31

meter
03.40
02.58
03.40
02.43
0
03.42
03.40
03.38
03.91
05.09

81

11
12
13
14
15
16
17

JHN
MLF
RBY
MAN
KHF
ANG
ADK

11
11
10
10
11
10
13

07.90
07.08
07.89
08.03
08.73
08.57
09.12

03.88
0
02.30
0
0
04.90
0

16
9
15
7
10
1
10

25
35
29
25
24
20
22

04.16
03.51
0
03.72
03.48
03.57
0

Norma pretest kebugaran jasmani kelompok kontrol


No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama

ARDI
ADM
RVD
MDM
SPRI
ANR
RMA
MAZ
RD
UBY
JHN
MLF
RBY
MAN
KHF
ANG
ADK

Lari 40

Gantung

Baring

Loncat

Lari

meter

siku

duduk

tegak

600

(detik)

tekuk

30

(cm)

meter

3
2
3
3
3
4
3
4
3
2
2
3
2
2
2
2
1

(dedik)
2
2
2
1
3
0
2
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0

detik
4
4
3
3
3
3
1
1
3
3
3
2
3
2
2
1
2

2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
1
1

2
2
2
3
0
2
2
2
1
1
1
1
0
1
1
1
0

Nilai

Klasif
ikasi

13
13
13
13
12
12
11
10
10
10
9
9
8
7
7
6
4

(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)

82

Keterangan :
Baik sekali (BS), Baik (B), Sedang (S), Kurang (K), Kurang sekali (KS).

Tabel Hasil Pretest Tes Kebugaran Jasmani Indonesia(TKJI)

No
1.
4.
5.
8.
9.
12.
13.
16.
17.
20.
21.
24.
25.
28.
29.
32.
33.

Kelompok Eksperimen
Nama
Nilai
MBR
14
MDN
13
AFS
13
MFT
13
VTH
12
MJH
11
RAN
11
RZF
10
AHF
10
TGA
10
DND
9
AKB
9
DTO
8
RZK
7
IQB
7
ADT
5
KFI
5
167

Rata rata
9,82352

No
2.
3.
6.
7.
10.
11.
14.
15.
18.
19.
22.
23.
26.
27.
30.
31.
34.

Kelompok Kontrol
Nama
ARDI
ADM
RVD
MDM
SPRI
ANR
RMA
MAZ
RD
UBY
JHN
MLF
RBY
MAN
KHF
ANG
ADK

Rata rata

Nilai
13
13
13
13
12
12
11
10
10
10
9
9
8
7
7
6
4
167
9,82352

Berdasarkan tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa pencapaian nilai


kebugaran jasmani untuk nilai rata-rata kelompok eksperimen adalah 9,8 dan
kelompok kontrol adalah 9.8.

83

Lampiran 4. Data Penelitian Posttest


Nilai posttest kebugaran jasmani kelompok eksperimen
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama

MBR
MDN
AFS
MFT
VTH
MJH
RAN
RZF
AHF
TGA
DND
AKB
DTO
RZK
IQB
ADT
KFI

Umur

10
12
11
11
10
10
11
11
11
10
11
11
11
11
11
10
11

Lari 40

Gantung

Baring

Loncat

Lari

meter

sikutekuk

duduk 30

tegak

600 m

(detik)
07.58
07.09
07.61
06.85
08.37
07.21
07.36
07.71
07.28
08.31
07.94
07.62
07.78
07.96
08.21
07.98
07.90

(detik)
17.62
17.19
07.92
11.43
06.12
9.42
16.11
02.81
18.37
01.21
0
02.32
0
04.82
0
0
0

(detik)
22
20
20
15
13
16
16
6
17
12
10
10
16
12
17
18
2

(cm)
33
29
39
32
29
28
30
36
20
32
28
40
35
28
32
30
28

Menit
02.43
03.48
02.96
02.36
03.01
03.41
03.38
02.96
03.84
02.39
04.06
04.55
03.32
03.41
02.98
03.49
03.53

84

Norma posttest kebugaran jasmani kelompok eksperimen


No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama

MBR
MDN
AFS
MFT
VTH
MJH
RAN
RZF
AHF
TGA
DND
AKB
DTO
RZK
IQB
ADT
KFI

Lari 40

Gantung

Baring

Loncat

Lari

Nilai

meter

siku

duduk

tegak

600

(detik)

tekuk

30

(cm)

meter

3
3
3
4
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2

(dedik)
3
3
2
2
2
2
3
1
3
1
0
1
0
1
0
0
0

(detik)
4
4
4
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
2
3
4
1

3
2
4
3
2
2
2
3
2
3
2
4
3
2
3
3
2

3
2
2
3
2
2
2
2
1
3
1
1
2
2
2
1
1

Klasif
ikasi

16
14
15
15
10
12
12
11
12
12
7
11
11
9
10
10
6

(S)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)

Keterangan :
Baik sekali (BS), Baik (B), Sedang (S), Kurang (K), Kurang sekali (KS).

Nilai posttest kebugaran jasmani kelompok kontrol


No

1
2

Nama

ARDI
ADM

Umur

12
12

Lari 40

Gantung

Baring

Loncat

Lari

meter

sikutekuk

duduk 30

tegak

600

(detik)
07.31
07.72

detik
04.22
15.06

detik
32
21

(cm)
30
36

meter
03.47
03.32

85

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

RVD
MDM
SPRI
ANR
RMA
MAZ
RD
UBY
JHN
MLF
RBY
MAN
KHF
ANG
ADK

11
11
10
11
11
10
11
10
11
11
10
10
11
10
13

07.65
07.23
07.38
07.90
07.84
07.67
07.51
08.21
07.47
08.11
08.82
09.11
08.96
08.82
08.96

02.66
06.39
10.12
0
04.31
0
0
0
02.83
0
01.09
0
0
02.36
0

16
17
16
16
9
8
7
15
17
14
11
10
12
0
0

33
29
31
30
24
31
35
33
28
31
22
32
29
20
26

03.41
02.36
03.23
03.14
03.66
03.32
03.96
04.06
03.96
03.32
04.54
03.67
03.52
03.47
03.96

Norma posttest kebugaran jasmani kelompok kontrol


No

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama

ARDI
ADM
RVD
MDM
SPRI
ANR
RMA
MAZ
RD

Lari 40

Gantung

Baring

Loncat

Lari

meter

siku

duduk

tegak

600

(detik)

tekuk

30

(cm)

meter

3
3
3
3
3
2
2
3
3

(dedik)
1
3
1
2
2
0
1
0
0

detik
5
4
3
3
3
3
2
2
2

2
3
3
2
3
4
2
3
3

1
2
2
3
1
2
1
2
1

Nilai

Klasif
ikasi

12
15
12
13
12
11
8
10
9

(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)
(K)

86

10
11
12
13
14
15
16
17

UBY
JHN
MLF
RBY
MAN
KHF
ANG
ADK

2
3
2
2
1
1
2
1

0
1
0
1
0
0
1
0

3
3
2
2
2
2
0
0

3
2
3
1
3
2
1
2

1
1
2
2
1
1
1
1

9
10
8
7
7
6
6
3

(K)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)
(KS)

Keterangan :
Baiksekali (BS), Baik (B), Sedang (S), Kurang (K), Kurangsekali (KS).

Tabel Hasil Posttest Tes Kebugaran Jasmani Indonesia(TKJI)

KELOMPOK
EKSPERIMEN
1. MBR
4. MDN
5. AFS
8. MFT
9. VTH
12
.
13
.
16
.
17
.
20
.
21
.
24

HASIL
(TKJI)
16
14
15
15
10

MJH

12

RAN

12

RZF

11

AHF

12

TGA

12

DND

AKB

11

KELOMPOK KONTROL
2.
3.
6.
7.
10
.
11.

ARDI
ADM
RVD
MDM
SPRI

HASIL
(TKJI)
12
15
12
13
12

ANR

11

14
.
15
.
18
.
19
.
22
.
23

RMA

MAZ

10

RD

UBY

JHN

10

MLF

87

.
25
.
28
.
29
.
32
.
33
.

DTO

11

RZK

IQB

10

ADT

10

KFI

JUMLAH
RATA RATA

193
11,35294

.
26
.
27
.
30
.
31
.
34
.

RBY

MAN

KHF

ANG

ADK

JUMLAH
RATA RATA

158
9,29411

Berdasarkan tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa pencapaian nilai


kebugaran jasmani untuk nilai rata-rata kelompok eksperimen adalah 11,3 dan
kelompok kontrol adalah 9.2.

Lampiran 5. Perbedaan pretest dan posttest kelompok eksperimen

No
1.
4.
5.
8.
9.
12.

Nama
Siswa
MBR
MDN
AFS
MFT
VTH
MJH

Kelompok Eksperimen
Pretest
Posttest
Beda (X)
(T)
(PT)
(PT T)
14
16
2
13
14
1
13
15
2
13
15
2
12
10
-2
11
12
1

X2
4
1
4
4
4
1

88

13.
16.
17.
20.
21.
24.
25.
28.
29.
32.
33.

RAN
RZF
AHF
TGA
DND
AKB
DTO
RZK
IQB
ADT
KFI
JUMLAH
RATA - RATA

11
10
10
10
9
9
8
7
7
5
5
167
9,82352

12
11
12
12
7
11
11
9
10
10
6
193
11,35294

1
1
2
2
-2
2
3
2
3
3
1
27
1,52942

1
1
4
4
4
4
9
4
9
25
1
84

Lampiran 6. Perbedaan pretest dan posttest kelompok Kontrol

No
2.
3.
6.
7.
10.
11.
14.

Nama
Siswa
ARDI
ADM
RVD
MDM
SPRI
ANR
RMA

Kelompok Kontrol
Pretest
Posttest
(T)
(PT)
13
12
13
15
13
12
13
13
12
12
12
11
11
8

Beda (Y)
(PT T)
-1
2
-1
0
0
-1
-3

Y2
1
4
1
0
0
1
9

89

15.
18.
19.
22.
23.
26.
27.
30.
31.
34.

MAZ
RD
UBY
JHN
MLF
RBY
MAN
KHF
ANG
ADK
JUMLAH
RATA - RATA

10
10
10
9
9
8
7
7
6
4
169
9,82352

Lampiran 7 : Tabel Distribusi t

10
9
9
10
8
7
7
6
6
3
158
9,29411

0
-1
-1
1
-1
-1
0
-1
0
-1
9
-0,52941

0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
23

90

Lampiran 8 : Harga Kritik Chi-Kuadrat

91

Anda mungkin juga menyukai