Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua
atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan
atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam
peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya.
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
melalui

ikatan

perkawinan

dan

kedekatan

emosi

yang

masing-masing

mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).


Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
setiap anggota.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau
lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup
dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu
sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap
anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.

2. Struktur keluarga

1) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan
ayah.
2) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan
ibu.
3) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
dari istri.
4) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
dari suami.
5) Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
3. Tipe Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
1. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
5) The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena
mengejar karir atau pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu
atau hari libur saja.
2

8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1
rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak
sudah memisahkan diri.
2. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage
mother).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang
menggunakan fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan
tertentu.
7) Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu
termasuk seks dan membesarkan anak.
8) Group nertwork family

Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup
berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung
jawab membesarkan anak.
9) Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk
waktu sementara.
10) Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
4. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
1. Fungsi afektif
1) Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan

iklim

yang

positif.

Hal

tersebut

dipelajari

dan

dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan


demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan
kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan
untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan
orang lain diliat keluarga atau masyarakat.

b. Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan


mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
d. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian
keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah kelurga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar normanorma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat.

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.


d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
5

KonsepTahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap I ( keluarga pasangan baru/ beginning family)
Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga
baru (Harmoko, 2012).
Tugas perkembangan:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
2. Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.
3. Membina keluarga berencana.
Masalah kesehatan: masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang
kurang direncanakan.
2. Tahap II ( keluarga dengan kelahiran anak pertama/ child bearing famly)
Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi
berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orangtua adalah salah satu kunci
dalam siklus kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga
menjadi kelompok trio, membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk
pertama kalinya (yaitu, sistem berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari
pernikahan). ( McGoldrick, Heiman, & Carter, 1993 dalam Marilyn M.
Friedman, 2010)
Tugas perkembangan:
1. Perubahan peran menjadi orang tua.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.

Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik,


pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi,
tumbuh kembang dan lain-lain.
3. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl)
Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2
tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri
dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu,
putra-saudara laki-laki, dan putri- saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih
kompleks dan berbeda ( Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman,
2010).
Tugas perkambangan:
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2. Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus dipenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar
keluarga.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Masalah kesehatan:
1. Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.
2. Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.
3. Persaingan antara kakak adik.
4. Pengasuhan anak.
4. Tahap IV ( keluarga dengan anak sekolah/ families with children)
Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai
7

jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain


aktifitas sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas di sekolah, masingmasing akan memiliki aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua
yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. (Harmoko, 2012)
Tugas perkembangan:
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
4. Meningkatkan komunikasi terbuka.
5. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan
kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau
tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meningglakan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari
19 atau 20 tahun. Anak lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia
sekolah. Tujuan utama keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggrakan
kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi
seorang dewasa muda (Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman,
2010).
Tugas perkembangan:
1. Memberikan

kebebasan

yang

seimbang

dengan

tanggung

jawab,

meningkatkan otonominya.
2. Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.
Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung
6. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini
adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepaskan anaknya untuk hidup sendiri (Harmoko, 2012).
Tugas perkembangan:
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Masalah kesehatan:
1. Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar.
2. Transisi peran suami istri.
3. Memberi perawatan.
4. Kondisi kesehatan kronis
5. Masalah menopause
6. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.
7. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families)
Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan
pada fase ini akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan
dengan anak, dan perasaan gagal sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak
meninggallkan rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan
kesehatan dengan berbagai aktifitas (Harmoko, 2012).
Tugas perkembangan:
1. Mempertahankan kesehatan.

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anakanak.


3. Meningkatkan keakraban pasangan.
Masalah kesehatan:
1. Promosi kesehatan.
2. Masalah hubungan dengan perkawinan.
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.
4. Masalah hubungan dengan perawatan.
8. Tahap VIII ( keluarga usia lanjut)
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu
atau kedua pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya (Duvall
& Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, 2010).
6

Keluarga Sebagai Sistem

Masukan

Lingkungan
Proses

Keluaran

Umpan Balik

Gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Harmoko, hal 15; 2012):
a. Masukan (input) terdiri atas: anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari
keluarga(masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya.
b. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan fungsi
keluarga.
c. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku
keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku sebagai
warga negara, dan lain-lain

10

d. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang
berasal dari keluaran.
7. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai berikut:
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan.
Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas
dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan
mendengarkan pesn, memberikan umpan balik, dan valid.
b. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi,
pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah
posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
c. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah
perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian
(exper power), hadiah (reward power_, paksa (coercive power), dan effektif
power.
d. Strukur nilai dan norma
a)
Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
b)

dapat mempersatukan annggota keluarga.


Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem

c)

nilai dalam keluarga.


Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

8. Tugas Keluarga
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing- masing
d. Sosialisasi antara para anggotanya
11

e. Pemeliharaan antara keterlibatan anggota keluarga


f. Pengaturan jumlah anggota keluarga
g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
9. Ciri ciri Keluarga
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama termasuk perhitungan garis
keturunan
d. Keluarga mempunyai

fungsi

ekonomi

yang

dibentuk

oleh

anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan


membesarkannya
10. Ciri Keluarga Indonesia
a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong
b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan
secara musyawarah
d. Berbentuk monogram
e. Bertanggung jawab
f. Mempunyai semangat gotong royong
11. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek
dengan menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan
keluarga dan indivisu sebagai anggota keluarga.(Harmoko, hal 69: 2012)
2. Pengkajian
a. Data umum
a) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan
dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri
atas nama atau inisial, jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota
keluarga, dan genongram (genogram keluarga dalam tiga generasi)

12

b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau


masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan
d) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat memengaruhi kesehatan.
e) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala
keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung
tempat rekreasi, namun menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakn aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga
inti, meliputi:
- Riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing,
-

anggota, dan sumber


Pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan

keluarga yang hilang.


d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua
(seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat
dengan orang tua dari kedua orang tua.
c. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar mandi,
dapur, kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi
13

dan perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan


rumah mereka
b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat
tinggal, keadaan tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah,
fasilitas-fasilitas ekonomi dan transportasi.
c) Mobilitas geografis keluarga
Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah sering
mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
e) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota
keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga.
d. Struktur keluarga
a) Pola-pola komunikasi

keluarga,

menjelaskan

mengenai

cara

berkomunikasi antar anggota keluarga


b) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku
c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik formal/informal
d) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan
norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
e. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki
b) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku
c) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatannya dan memelihara kesehatannya.
d) Fungsi reproduksi,
kaji
jumlah
anak,
bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan.
14

f. Stress dan koping keluarga


a) Stressor jangka pendek dan panjang
- Jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami < 6 bulan
- Jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami > 6 bulan
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji sejauh
mana keluarga berespon terhadap situasi
c) Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang
digunakan keluarga bila menghadapi permaslahan
d) Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah.
3. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakantindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya
(Harmoko, hal 86; 2012)
Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko, hal 86; 2012)
a. Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan waktu yang cepat
b. Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi
tetapi maslah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat
c. Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Menentukan Prioritas Masalah

No

Kriteria

Nilai

Bobot

15

1.

2.

3.

4.

Sifat masalah :

Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera/krisis

Kemungkinan masalah dpt diubah :

Mudah
Sebagian
Tidak dapat

Potensial masalah untuk dicegah :

Tinggi
Cukup
Rendah

Menonjolnya masalah:

Masalah berat harus segera ditangani


Ada masalah tetapi tdk perlu segera

ditangani
Masalah tidak dirasakan

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan dgn cara :


Tentukan skor untuk setiap kriteria yg telah dibuat
Selanjutnya skor dibagi dgn angka tertinggi kemudian dikalikan dengan
bobot
Skor
Angka tertinggi

X Bobot

Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor


tertinggi adalah 5 sama dengan seluruh bobot

4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau
mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi
(Harmoko, hal 93; 2012).

16

Langkah-langkah mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga


a.
b.
c.
d.

(Harmoko; 2012)
Menentukan sasaran atau goal
Menentukan tujuan dan objek
Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Menentukan kriteria dan standar kriteria

5. Implementasi
Pelaksanaan merupakan

salah

satu

tahap

dari

proses

keperawatan

keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan


minat keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat
(Harmoko, hal 97; 2012)
Tindakan keperawatan

keluarga

mencakup

hal-hal

di

bawah

ini

(Harmoko,2012)
a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan
kesehatan dengan
mengidentifikasi

cara
kebutuhan,

memberikan

informasi

kesehatan,

dan harapan tentang kesehatan, serta

mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah


b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi
tindakan,

konsekuensi

untuk

tidak

melakukn

mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan

mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan


c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi
sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
dengan

cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan

keluarga cara menggunakan fasilitas tersebut.


6. Evaluasi

17

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian


diberikan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil, maka
perlu disusun rencana baru yang sesuai (Harmoko,2012)

DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A, Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta, Sagung Seto,
2010
Harmoko, Asuhan Keperawatan Keluarga, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2012
Susanto, T, Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik asuhan
keperawatan Keluarga, Jakarta, Trans Info Media, 2012.
Suharto, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan

Keperawatan,

Transkurtural. Jakarta, EGC, 2007


Suprajitno, Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta, EGC, 2004

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen31 halaman
    Bab Ii
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kompre
    Presentasi Kompre
    Dokumen20 halaman
    Presentasi Kompre
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen31 halaman
    Bab Ii
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Kenakalan Remaja
    Kenakalan Remaja
    Dokumen10 halaman
    Kenakalan Remaja
    lianda tiara fatika
    100% (1)
  • Gastritis Keluarga
    Gastritis Keluarga
    Dokumen11 halaman
    Gastritis Keluarga
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Askep Asam Urat
    Askep Asam Urat
    Dokumen16 halaman
    Askep Asam Urat
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen31 halaman
    Bab Ii
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Sap Pengenalan Gastritis
    Sap Pengenalan Gastritis
    Dokumen5 halaman
    Sap Pengenalan Gastritis
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Teori
    Tinjauan Teori
    Dokumen52 halaman
    Tinjauan Teori
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen15 halaman
    Bab Iii
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Tak Ners
    Tak Ners
    Dokumen11 halaman
    Tak Ners
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokumen30 halaman
    JURNAL
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • Bab III Jiwa
    Bab III Jiwa
    Dokumen9 halaman
    Bab III Jiwa
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PENDAHULUAN Keluarga
    LAPORAN PENDAHULUAN Keluarga
    Dokumen18 halaman
    LAPORAN PENDAHULUAN Keluarga
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • 1 - 5
    1 - 5
    Dokumen91 halaman
    1 - 5
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • 1 - 5
    1 - 5
    Dokumen91 halaman
    1 - 5
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PENDAHULUAN Keluarga
    LAPORAN PENDAHULUAN Keluarga
    Dokumen18 halaman
    LAPORAN PENDAHULUAN Keluarga
    lianda tiara fatika
    Belum ada peringkat