ikatan
perkawinan
dan
kedekatan
emosi
yang
masing-masing
2. Struktur keluarga
1) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan
ayah.
2) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan
ibu.
3) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
dari istri.
4) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
dari suami.
5) Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
3. Tipe Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
1. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
5) The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena
mengejar karir atau pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu
atau hari libur saja.
2
8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1
rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak
sudah memisahkan diri.
2. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage
mother).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang
menggunakan fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan
tertentu.
7) Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu
termasuk seks dan membesarkan anak.
8) Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup
berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung
jawab membesarkan anak.
9) Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk
waktu sementara.
10) Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
4. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
1. Fungsi afektif
1) Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan
iklim
yang
positif.
Hal
tersebut
dipelajari
dan
kebebasan
yang
seimbang
dengan
tanggung
jawab,
meningkatkan otonominya.
2. Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.
Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung
6. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini
adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepaskan anaknya untuk hidup sendiri (Harmoko, 2012).
Tugas perkembangan:
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Masalah kesehatan:
1. Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar.
2. Transisi peran suami istri.
3. Memberi perawatan.
4. Kondisi kesehatan kronis
5. Masalah menopause
6. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.
7. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families)
Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan
pada fase ini akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan
dengan anak, dan perasaan gagal sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak
meninggallkan rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan
kesehatan dengan berbagai aktifitas (Harmoko, 2012).
Tugas perkembangan:
1. Mempertahankan kesehatan.
Masukan
Lingkungan
Proses
Keluaran
Umpan Balik
Gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Harmoko, hal 15; 2012):
a. Masukan (input) terdiri atas: anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari
keluarga(masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya.
b. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan fungsi
keluarga.
c. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku
keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku sebagai
warga negara, dan lain-lain
10
d. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang
berasal dari keluaran.
7. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai berikut:
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan.
Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas
dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan
mendengarkan pesn, memberikan umpan balik, dan valid.
b. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi,
pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah
posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
c. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah
perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian
(exper power), hadiah (reward power_, paksa (coercive power), dan effektif
power.
d. Strukur nilai dan norma
a)
Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
b)
c)
8. Tugas Keluarga
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing- masing
d. Sosialisasi antara para anggotanya
11
fungsi
ekonomi
yang
dibentuk
oleh
anggota-
12
keluarga,
menjelaskan
mengenai
cara
No
Kriteria
Nilai
Bobot
15
1.
2.
3.
4.
Sifat masalah :
Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera/krisis
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah:
ditangani
Masalah tidak dirasakan
X Bobot
4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau
mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi
(Harmoko, hal 93; 2012).
16
(Harmoko; 2012)
Menentukan sasaran atau goal
Menentukan tujuan dan objek
Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Menentukan kriteria dan standar kriteria
5. Implementasi
Pelaksanaan merupakan
salah
satu
tahap
dari
proses
keperawatan
keluarga
mencakup
hal-hal
di
bawah
ini
(Harmoko,2012)
a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan
kesehatan dengan
mengidentifikasi
cara
kebutuhan,
memberikan
informasi
kesehatan,
konsekuensi
untuk
tidak
melakukn
17
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A, Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta, Sagung Seto,
2010
Harmoko, Asuhan Keperawatan Keluarga, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2012
Susanto, T, Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik asuhan
keperawatan Keluarga, Jakarta, Trans Info Media, 2012.
Suharto, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan,
18