Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu

pendidikan yang hanya di kaitkan dengan aspek kemampuan kognitif.Pandangan

ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,

seni, psikomotor, serta life skill. Dengan di terbitkannya Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan

peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah suatu bagian dari pendidikan

keseruluhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat

untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional

yang selaras, serasi dan seimbang.

Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong

pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan

penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-

spiritualsosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang

seimbang.

Melihat dari perkembangan Bola voli di dunia yang kian berkembang pesat

kita sebagai generasi bangsa harus mengetahui beberapa olah raga yang sekarang

1
menjadi salah satu tumpuan Indonesia yaitu diantara sekian banyakolahragawan

yang diminati di Indonesia dan Bola voli bahkan sudah mendemam ke seluruh

plosok dan tidak ketinggalan di pedesaan. Untuk itu kita harus menanamkan pada

peserta didik kita mengenai Pentingnya ilmu Bola voli serta sejarah singkat Bola

Voli.

Permainan bola voli adalah salah satu cabang olahraga yang memerlukan

kecakapan tertentu yaitu harus mampu menguasai teknik-teknik

permainan.Prinsip permainan bolavoli adalah pemain selalu berusaha

mengembalikan bola ke daerah lawan dan mempertahankan daerahnya sendiri

agar bola tidak masuk/mati di lapangan regunya.Untuk kepentingan ini diperlukan

penguasaan teknik-teknik dasar bermain bola voli secara sempurna.

Passing dalam permainan bola voli sangat penting karena passing berfungsi

untuk menerima bola servis dari lawan, digunakan untuk menyajikan bola, untuk

menyerang dan untuk menerima serangan. Passing yang baik maka serangan juga

akan baik, karena serangan berawal dari keberhasilan melakukan passing. Bola

yang dating dengan keras menerimanya menggunakan passing bawah, sedangkan

bola yang datangnya tidak keras menggunakan passing atas. Passing tidak hanya

memassing bola begitu saja, tetapi harus memperhatikan temannya terutama

pengumpan, karena bola akan diumpankan kepada smasher untuk menyerang

lawan. Pemain yang menguasai teknik passing atas dengan baik akan mudah

untuk memassing dan mengumpankan bola kepada pengumpan .Pemain bolavoli

harus menguasai teknik passing atas dengan baik.

2
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa permasalahan yang ada pada

siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Raja Ampat yang menyebabkan siswa kurang

dalam menguasai pembelajaran pasing atas Bola Voli hal yang menjadi

permasalah atau kendalah siswa pada saat belajar sebagi berikut:

a. Pembelajaran masih mengunakan cara, gaya, metode, memyebebkan siswa

kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran hasil belajar siswa yang sanggat

rendah karena tidak terjadi komunikasih dalam pembelajaran yang sedang

berlangsung.

b. Siswa merasa tidak senang dengan pembelajaran karena ide-ide yang

diinggikan tidak bisa terwujut dalam pembelajaran.

c. Pengalaman pembelajaran siswa sangat terbatas pada apa yang disajikan oleh

guru karena mengembangkan pembelajaran baik metode pembelajaran sara

dan prasana.

d. Di SMA Negeri 9 Kabupaten Raja Ampat siswa kurang melakukan cara

passing atas yang baik dan benar karena permasalahan keseimbangan badang

yang kurang sesuai.

Dengan melihat hal tersebut diatas maka penulis mencoba mengambil judul

“Kontribusi Koordinasi Mata-Tangan dan Keseimbangan Badan terhadap

Kemampuan Passing atas Bola Voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Raja

Ampat

3
1.2. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1.2.1. Apakah ada Kontribusi Koordinasi Mata-Tangan terhadap

Kemampuan Passing atas Bola Voli pada siswa SMA Negeri 9

Kabupaten Raja Ampat.

1.2.2. Apakah ada kontribusi keseimbangan badan terhadap kemampuan

passing atas bola voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Raja

Ampat.

1.2.3. Apakah ada Kontribusi Koordinasi Mata Tangan dan Keseimbangan

Badan secara bersama-sama terhadap Kemampuan Pasing atas Bola

voli siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Raja Ampat

1.3. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki tujuan tertentu antara lain:

1.3.1. Untuk mengetahui kontribusi koordinasi mata tangan terhadap

kemampuan pasing atas bola voli terhadap siswa SMA Negeri 9

Kabupaten Raja Ampat

1.3.2. Untuk mengetahui kontribusi keseimbangan badan bagi kemampuan

pasing atas bola voli terhadap siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Raja

Ampat

1.3.3. Untuk mengetahui kontribusi koordinasi mata tangan dan

keseimbangan bandan secara bersama-sama dalam kemampuan

pasing atas bola voli terhadap siswa kelas VIII SMP N 11 Kabupaten

Sorong.

4
1.4. Hipotesis penelitian.

Hipotesis adalah sebagai pernyataan statistic tentang parameter

populasi.Sugiyono (2006 : 81). Sedangkan Suharsimi Arikunto (2002 : 64).

Mengatakan, “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat semantara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul”

Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan di atas, maka disusun

hipotesis sebagai berikut:

Ha: Diduga ada kontribusi yang signifikan antara keseimbangan badan

terhadap kemampuan passing atas bola voli siswa SMA Negeri 9

Kabupaten Raja Ampat

Ho: Diduga tidak ada kontribusi yang signifikan antara koordinasi mata-

tangan dengan kemampuan passing atas bola voli siswa SMA Negeri

9 Kabupaten Raja Ampat.

1.5. Maanfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasih mengenai koordinasi mata

tangan dan keseimbangan badan terhadap passing atas bola voli pada siswa

SMA Negeri 9 Kabupaten Raja Ampat.

1.5.1. Teori

Manfaat teori untuk mengetahui secara pasti mengenai metode tes

pembelajaran untuk meningkatkan hasil pembelajaran penjaskesrek

sehinga sekolah dapat meningkatkan perbaikan yang lebih serius dan

menambah pengetahuan di dunia pendidikan.

5
1.5.2. Secara praktis.

a. Bagi peserta didik

Dapat mengetahui adanya koordinasi mata tangan terhadap

keseimbangan badan dengan kemampuan pasing atas bolah voli.

b. Bagi guru.

Dapat menjadi pedoman bagi guru untuk lebih mengembangkan

kemampuan peserta didik terutama dalam bidang bola voli.

c. Pihak sekolah.

Menjadi perhatian bagi pihak sekolah agar lebih diperhatikan

pentingnya olahraga dalam permainan bola voli.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori


2.1.1. Hakikat Permainan bola voli

Permainan bola voli adalah :permainan bola bolak-balik di atas jaring/net,

dengan maksud menjatuhkan bola didalam petak lapangan lawan untuk mencari

kemenangan. Bola voli adalah suatu cabang olahraga yang termasuk pada

permainan bola besar dimana terdapat 6 orang pemain dalam satu tim yang

memantulkan bola dengan tangan disebrangkan melalui atas net dan berusaha

untuk mematahkan pertahanan lawan. Hal ini diperjelas dengan pendapat Chandra

dan Sanoesi (2012:15) bahwa bola voli merupakan permainan beregu bola besar,

bola voli dimainkan oleh dua regu setiap regu ada 6 pemain yang saling

berkordinasi dan bekerja sama dalam tim.

Menurut PBVSI dalam Rahardjo (2012) adalah olahraga yang dimainkan

oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Permainan

bola voli adalah olahraga yang unik karena olahraga ini merupakan permainan

kesalahan yang dimiliki tujuan mendapatkan bola untuk dipukul ke daerah lawan

atau memaksa lawan membuat kesalahan dalam menangani bola Lestari

(2007:22).

Permainan bola voli bermula dimainkan untuk aktivitas rekreasi, yaitu

bagi para bangsawan. Permainan ini jadi berkembang dan menjadi sangat popular

di daerah–daerah pariwisata dan dilakukan di lapangan terbuka, untuk pertama

kalinya di Negara Amerika Serikat (Setelah permainan bola voli baru tercipta

Morgan mendemonstrasikan cara memainkannya melalui permainan 2 regu

7
dihadapan para ahli-ahli olahraga YMCA ( Young Men Christian Association )

yang sedang berkoferensi di Psingfield Collage, dan pada waktu itu permainan

ini diberi nama Mintonette. Selanjutnya permainan Mintonette berganti nama

menjadi Volley berdasarkan dari pertimbangan tentang cara memainkan bola,

yaitu memvoli yang berarti bola dipukul sebelum menyentuh tanah. Orientasi

pembinaan olahraga pada permainan bola voli ini lebih mengara pada pencapaian

prestasi, akan tetapi unsur – unsur dari nilai rekreasinya tidak akan hilang didalam

permainan bola voli, Ahmadi, (2007: 2).

Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang

tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang.Di perlukan pengetahuan tentang

taknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutkan untuk dapat bermain bola voli

secara efektif. Teknik-teknik tersebut meliputi servis, passing,smash dan

sebagainya. Ahmadi,2007:19).

Sedangkan pengertian bola voli menurut Bachtiar (2007:23) yaitu suatu

cabang olahraga beregu, dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing regu

menempati petak lapangan permainan yang dibatasi oleh jaring net. Menurut

Suharno yang di kutip Ariyani Lynda (2009:22) menyatakan bahwa bola voli

adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu

terdiri dari 6 orang, bermain di lapangan dengan ukuran 18 x 9 meter, permainan

dilakukan dengan cara memantulkan bola ke udara hilir mudik dengan syarat

pemain bersih dan setiap pemain berusaha menjatuhkan bola ke lapangan lawan.

Permainan bola di udara (reli) berlangsung secara teratur samapai bola

menyentuh lantai, “bola keluar”atau salah satu regu mengembalikan bola secara

8
sempurna. Dalam permainan bola voli siapa saja yang memenangkan reli, ia

mendapat angka dan berhak untuk melakukan servis dan setiap pemain melakukan

geseran satu posisi menurut arah jarum jam.

Untuk menunjang permainan bola voli maka fasilitas adalah salah satu factor yang

harus diperhatikan. Fasilitas dan alat-alat dalam permainan bola voli diantaranya:

 Ukuran lapangan permainan bola voli menurut Sumantri dan Sujan (2009:8)

a. Lapangan dalam permainan bola voli berbentuk persegi panjang dengan

panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Yang dimainkan oleh dua tim. Secara

internasional,total ukuran lapangan panjang 18 meter dan lebar 9 meter.

Pada bagian tengah yang panjangnya dibatasi oleh net, sehingga ukuran

lapangan unutuk tim satu adalah 9 m x 9 m. demikian pula untuk tim yang

lainya. Dalam bola voli dikenal istilah garis 3 m atau attack line yang

berfungsi sebagai pembatas wilayah penyerangan.

b. Net dalam pernainan bola voli menurut Somantri dan Sujana (2009) dalam

permainan bola voli terdapat net atau pun jaring yang membatasi lapangan

menjadi dua kubut. Pada umumnya net berbahan nilon dengan warna

jaring berwarna hitam ataupun gelap dan bibir atas net berwarna putih.

Net-net dipasang pada tiang-tiang yang berada dipinggir lapangan yang

bisa terbuat dari besi dan bambu. Net yang dipasang dengan ketinggian

2,43 meter digunakan dalam pertandingan bola voli putra, sedangkan pada

kelas putrid biasanya mengunakan net dengan ketinggian 2,24 meter.

c. Bola adalah alat yang paling utama dalam permainan bola voli. Menurut

Somantri dan Sujana (2009:8). Bola yang dipakai dalam permainan bola

9
voli harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh FIVB. Bola

standar yang digunakan dalam permainan bola voli adalah :

1. Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan

massa 260 hingga 280 gram

2. Tekanan dari bola tersebut hendaknya sekitar 0,30 hingga 0,325 kg/cm2

(4.26 sampai 4,1 psi,294,3-318.82)

Gambar 2.1 Bola Voli


2.1.1.2. Perkembangan Permainan Bola Voli

Seiring dengan upaya penyempurnaan permainan agar lebih menarik,

maka unsur-unsur dalam permainan bola voli mengalami perubahan. Dalam

sejarahnya, perkembangan bola voli menyangkut empat hal pokok, yaitu: Teknik,

Peraturan Permainan, Sarana dan Perlengkapan, Ahmadi ( 2007 )

Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan upaya bagaimana

keterampilan gerak dirancang dengan maksud bola yang dimainkan dapat

dilewatkan melalui jaring ke lapangan lawan sehingga lawan tidak mampu

mengembalikan bola atau mengalami kesulitan untuk mengembalikan bola

dengan baik, tanpa mengabaikan peraturan permainan. Perkembangan teknik

terjadi dalam service, spike, dan teknik umpan untuk membuka serangan. Pada

awalnya servis dilakukan semata – mata hanya membuka permainan. Dalam

10
perkembangannya, servis dimanfaatkan sekaligus sebagai serangan. Pemain yang

melompat ke udara setelah bola dilambungkan, mirip pelaksanaan smash. Kini

keterampilan teknik itu sudah menjadi bagian keterampilan bermain bola voli.

Demikian pula teknik smash. Dalam permainan bola voli sekarang,

bukan hanya pemain depan saja yang berfungsi melakukan serangan, tetapi

pemain belakangpun mampu melakukannya. Tentu saja pelaksanaan serangan

seperti itu tidak melanggar peraturan. Telapak kaki saat tolakan dilakukan tidak

didalam daerah depan (daerah tiga meter). Pelaksanaan spike itu membutuhkan

power yang besar untuk mampu melompat ke atas ke depan melakukan serangan.

Peraturan Permainan Peraturan permainan juga mengalami banyak

perubahan. Satu diantaranya adalah batasan memainkan bola. Semula, bagian

tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas, Sekarang

seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola. Pertandingan bola

voli yang seimbang seringkali membutuhkan waktu yang panjang, yaitu biasa

mencapai 2,5 jam, dengan perhitungan setengah jam untuk satu regunya.

Akibatnya, sistem skorsing magalami perubahan yang amat mendasar. Sistem

skorsing dalam mengakhiri setiap set, dari keseluruhan set dalam pertandingan,

semula yang berhak yang bertambah skor hanya berlaku bagi regu yang

melakukan servis. Sekarang ketentuannya telah mengalami perkembangan, yaitu

kedua regu berhak skornya bertambah setiap kali regu tersebut memenangkan

suatu kejadian dalam permainan. Sebutan yang lazim sebagaimana dalam cabang

olahraga tenis meja, yaitu: Rally Point. Akan tetapi sistem servisnya tetap

sebagaimana mestinya.

11
Bergantian tergantung pada kemampuan setiap regu dalam memenangkan

permainan dalam satu kejadian permainan. Semula batas akhir skor setiap regu

untuk memenangkan permainan adalah 15 poin, sedangakan sekarang, batas akhir

skor telah berubah menjadi 25 poin.

Perkembangan Sarana dan Perlengkapan Perkembangan lainya yang

berkaitan dengan sarana dan perlengkapan yaitu mulai dari bentuk lapangan tanpa

batas, kecuali jaring pembatas yang membagi dua daerah lapangan, sampai bentuk

lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 9x18 meter, dengan daerah servis

di sudut kanan lapangan berjarak 3 meter. Kini daerah servis itu telah hilang dan

servis dapat dilakukan di sepanjang belakang garis akhir.

Perkembangan bentuk permainan Bola voli Dalam sejarah tercatat ada

permainan bola voli 9 lawan 9 orang pemain, dikenal dengan istilah permainan

bola voli sistem timur jauh. Di balik kenyataan sejarah tersebut, justru yang kini

popular adalah bola voli 2 lawan 2 dengan istilah bola voli pantai. Permainan ini

asal mulanya sering kali dilakukan di pantai dengan landasan lapangan berupa

pasir yang ada di pantai. Belum terungkapnya bagaimana asal mula bagaimana

permainan bola voli tersebut. Kini permainan tersebut kian populer, berkembang

menjadi olahraga kompetitif yang di selenggarakan hingga tingkat dunia dan

bentuk kejuaran serkuit secara terjadwal dan melembaga.

12
2.1.1.3. Prinsip – Prinsip Permainan Bola Voli

Permainan bola voli merupakan permainan yang sangat menarik dan

dapat di mainkan oleh semua golongan pada dasarnya permainan bola voli adalah

permainan yang di lakukan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari enam

orang.Bola di mainkan di udara dengan melewati net, setiap regu hanya bisah

memainkan bola, tiga kali pukulan. Didalam permainan bola voli banyak sekali

teknik-teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain di antaranya passing

atas dan bawah, servis, smash dan bendungan atau blok. Keempat teknik dasar ini

digunakan oleh pemain untuk memperoleh poin atau nilai.

Bola voli dimainkan oleh dua regu tiap regu terdiri dari enam pemain,

dan tiap regunya berusaha melewatkan bola di atas net bola voli agar jatuh

menyentuh lantai lapangan lawan, kemudian mencegah usaha yang sama dari

lawan agar mendapatkan poin atau angka regu yang pertama mencapai angka 25

adalah regu yang menang. ( Drs. Muhajir Pendidikan Jasmani, 2004:30 )

2.1.1.4. Teknik Dasar Pemainan Bola Voli

Menurut Ahmadi (2007:) Teknik merupakan cara untuk melakukan

sesuatu dengan ketentuan–ketentuan yang berlaku. “Dalam mempertinggi

kecepatan bermain voli, teknik mempunyai hubungan erat dengan kondisi fisik,

taktik, dan mental. Teknik dasar bola voli benar – benar harus dipelajari terlebih

dahulu guna mengembangkan mutu prestasi, yang juga menentukan menang

kalahnya sebuah tim dalam permainan bola voli di samping unsur-unsur kondisi

fisik, taktik dan mental.

13
Pentingnya penguasaan teknik dasar dalam permainan bola voli mengingat hal –

hal berikut:

a. Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan

kesalahan melakukan teknik.

b. Karena terpisahnya tempat antara regu satu dengan regu yang lain sehingga

tidak terjadi sentuhan badan dari lawan, maka pengawasan terhadap

kesalahan teknik lebih seksama.

c. Banyak unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan - kesalahan

antara lain: membawa bola, menyentuh bola, mendorong bola, pukulan bola,

pukulan ganda tertahan.

d. Permainan bola voli adalah permainan cepat, artiny waktu untuk memainkan

teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan terjadinya kesalahan teknik

yang leibih besar.

e. Penggunaan teknik tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik

Dasar yang tinggi dalam permainan bola voli yang cukup sempurna.

Teknik dalam perainan bola voli menurut Dieter Beutelstahl (2007) teknik

merupakan prosedur yang susah dikembangkan berdasarkan praktek yang

bertujuan mencari penyelesaian suatu masalah pergerakan tertentu dengan cara

yang paling ekonomis dan berguna tentunya paling simpel.

Penguasaan bola dalam permainan ini sangatlah penting bagi setiap pemain.

Hal seperti itu bisah dikatakan sebagai bagian yang funda mental sebagai proses

keberhasilan dalam suatu pertandingan. Sehingga untuk bias menguasai bola

14
dengan baik perlu dilakukan penguasaan teknik dasar yang baik pula. Biar kamu

lebih mengerti dan paham, ada 5 macam teknik dasar :

a. Servis (service)

Servis adalah tindakan awal yang dilakukan oleh salah satu pemain

untuk memulai suatu permainan dalam bola voli. Walaupun pada dasarnya

tindakan ini hanya sekedar untuk memulai sebuah permainan, akan tetapi hal

itu bias juga untuk melakukan serangan awal yang cepat dan mematikan.

Tak sedikit kita temui bahwa terkadang seorang pemain melakukan

servis dengan sangat kuat, sehingga bola melaju secara cepat kea rah tim

lawan dan tidak bisah dibendung yang mengakibatkan bertambahnya jumaln

poin pada tim.

b. Passing bawah

Menurut Deuter Beutestalh (2007:34) ia berpendapat bahwa ada 4 jenis

passing bawah antara lain:

 Forward dive (menjatuhkan diri ke depan)

 Two-armed defence on the move (pertahanan dua lengan dalam posisi

bergerak)

 Two-armed defence standing position (pertahanan dengan dua lengan

dengan posisi berdiri)

 One-armed rolling dig to the side (pertahanan satu lengan dengan

menjatuhkan diri ke sisi dan sambil menyendok bola)

15
Teknik passing bawah dapat digunakan sebagai benteng pertahanan untuk

menahan smash dari pihak lawan dan bias juga pengambilan bola setelah

terjadinya block atau bola pantulan net.

c. Smash

Pengertian smash menurut ahli Ahmadi (2007:32) adalah suatu pukulan

dimana tangan melakukan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas

sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi. Smash atau

pukulan keras merupakan bentuk sebuah serangan yang paling banyak

digunakan dalam upaya untuk mendapatkan poin dalan suatu tim. Seorang

smasher sudah seharusnya menguasai teknik ini dengan baik, karena teknik

inilah yang sangat efektif untuk mematikan bola dilapangan lawan. Smash ini

harus dilakukan dengan cepat, dan kencang. Agar bola yang diarahkan ke

lawan susah untuk diterima. Dalam melakukan smash ada beberapa jenis dan

juga variasinya, hal tersebut bisah terjadi karena setiap pemain memiliki

kemampuan yang berbeda dan menghasilkan pola-pola tersendiri.Ada 4 jenis

dan varisinya :

1. Frontal smash (smash depan)

2. Frontal smash twist (smash depan dengan memutar)

3. Dump (tipuan)

4. Smash dari pergelangan tangan.

d. Blocker

Blocker adalah Seorang pemain bola voli yang bertugas utama untuk

membendung serangan lawan yang berupa smash agar bola tidak melewati

16
net sehingga tidak menghasilkan keuntungan point bagi lawan. Menurut USA

Voleyball yang diterjemahkan Novi Lestari (2008:106) blocking atau

membendung bola adalah suatu keterampilan bertahan yang digunakan untuk

menhentikan atau memperlambat serangan lawan di daerah jaring net. Block

merupakan benteng utama untuk menangkis serangan bola yang datang dari

arah lawan, keberhasilan block ini ditentukan oleh ketinggian saat melompat

dan jangkauan tangan pada bola yang dipukul oleh lawan. Beberapa teknik

block menurut Soedarwo, Soeyati, Soenardi (2007:30) pada dasarnya block

dapat dibedakan menjadi 3 bagian :

1. Block seorang

2. Block oleh 2 orang

3. Block oleh 3 orang

Untuk melakukan block yang ke 2 dan ke 3 harus diadakan interaksi dan kerja

sama yang baik agar mengahasilkan apa-apa yang diharapkan

e. Passing atas

Pasing atas merupakan elemen yang penting, dalam permainan bola voli.

Penguasaan teknik pasing atas yang baik akan menentukan keberhasilan regu

untuk membantu serangan yang baik (Bachtiar, dkk, 2004). Proses pelaksanaan

gerakan pasing atas adalah sebagai berikut :

a. Sikap permulaan

Ambil posisi dengan sikap siap untuk memainkan bola berdiri dengan kedua

kaki terbuka selebar bahu salah satu kaki berada didepan berat

badanbertumpu pada tapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan

17
badanmerendah, tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola, dengan

kedua tangan di angkat lebih tinggi dari dahi kira-kira 10 cm dari muka,

kedua lengan di angkat dan ditekuk, kedua tangan terbuka lebar jari-jari

tangan terbuka membentuk mangkok seperti setengah lingkaran ibu jari dan

telunjuk membentuk segi tiga, kedua siku tidak terlalu terbuka ke samping.

b. Gerakan pelaksanaan

Tepat saat bola ada diatas, kedua tangan agak ditekuk pada siku maupun

pergelangan tangan, tangan berada sedikit diatas dahi.Perkenaan bola pada

permukaan ruas jari-jari tangan terutama luas pertama dan kedua, dan yang

dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.Pada

saat tangan bersentuhan dengan bola jari-jari agak ditegangkan agar bola

dapat memantul dengan baik kemudian bola didorong dengan

menggerakkanpergelangan tangan di ikuti dengan meluruskan siku.Pada

waktu mendorong badan ikut membantu dengan pemindahan tenaga mulai

dari kaki badan, lengan dan tangan dengan lancar tidak terputus, pandangan

tetap ke arah bola.

c. Gerakan lanjutan

Setelah bola memantul dengan baik lanjutkan dengan maluruskan lengan ke

depan atas sebagai satu gerakan lanjutan di ikuti dengan memindahkan berat

badan ke depan dengan melangkahkan salah satu kaki belakang ke depan

depan dan segera mengambil siap dalam posisi normal untuk bermain

kembali.

18
Gambar: Rangkaian gerakan passing atas
Sumber: Bachtiar, dkk, 2004: 2.12 )

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan passing atas adalah passing

menggunakan jari-jari dan ibu jari pada saat bola berada di atas depan dahi jari-

jari dan ibu jari membentuk satu sudut. Passing atas digunakan untuk mengumpan

bola kepada teman.

2.1.2. Hakikat Koordinasi Mata-Tangan

Menurut Djoko Pekik Irianto,(2002 ) Koordinasi adalah kemampuan

melakukan gerak pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara

efisien. Hampir semua cabang olahraga memerlukan koordinasi. Menurut Nuril

Ahmadi (2007) mengemukakan bahwa koordinasi adalah kemampuan seseorang

dalam mengitegrasikan atau menghubungkan bermacam-macam gerakan yang

berbeda kedalam bentuk gerakan tunggal secara efektif. Mengenai indikator

koordinasi Sukadiyanto (2002 ) menyatakan ahwa indikator utama koordinasi

adalah ketepatan dan gerak yang ekonomis.

Menurut bompa (2000 ) koordinasi mata-tangan akan menghasilkan timing

dan akurasi. Timing berorientasi pada ketetapan waktu sedangkan akurasi

berorientasi pada ketepatan sasaran. Melalui timing yang baik maka perkenaan

19
antara tangan dan objek akan sesuai dengan keinginan, sehingga menghasilkan

gerakan yang efektif. Akuarsi akan menentukan tepat dan tidaknya objek kepada

sasaran yang dituju. Oleh sebab itu, koordinasi mata-tangan sangat pentingdalam

melakukan passing agar bisa tepat pada sasaran yang d11nginkan.

Menurut Sadoso sumasardjuno yang di kutip oleh puri (2009), koordinasi

mata – tangan adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegan fungsi utama

dan tangan sebagai pemegang fungsi melakukan suatu gerakan tertentu. Di

terapkan dalam passing atas bola voli, mata berfungsi untuk mempersiapkan

obyek yang di jadikan sasaran dan kapan bola akan di pukul, sedangkan tangan

berdasarkan informasi tersebut akan melakukan pukulan dengan memperkirahkan

kekuatan yang di gunakan agar hasil passing atas tepat pada sasaran.

Bompa yangdi kutip oleh Soleh (2007) mengemukakan bahwa

koordinasi mata – tangan akan menghasilkan timing dan akurasi. Melalui

timing yang baik maka perkenaan tangan dan objek akan menghasilkangerakan

yang efektif. Akurasi akan menentukan tepat dan tidaknya obyek pada sasaran

yang di tuju dalam hal ini ketepatan arah dan penenptan bola pada sasaran. Oleh

sebab itu koordinasi mata tangan sangat penting dalam kemampuan melakukan

passing atas agar passing atas bisah tepat pada sasaran yang diinginkan.

Pendapat ahli mengatakan bahwa koordinasi merupakan suatu kemampuan

salah satu elemen kondisi fisik satu dengan kondisi fisik lainya yang saling

berkaitan dalam kemampuansistem seseorang (Syafruddin,2013:121) Berdasarkan

penjelasan di atas, maka dapat kita simpulakn bahwa koordinasi mata dan tangan

sangat dibutuhkan oleh seorang pemain bola voli dalam melakukan passing atas.

20
Dengan koordinasi yang baik diharapkan pemain dapat melakukan passing atas

secara baik dan benar. Dalam permainan bola voli, untuk melakukan passing atas,

koordinasi mata dan tangan mutlak dibutuhkan dimana tangan digunakan untuk

mendorong bola ke atas dan mata yang akan melihat kearah mana bola semestinya

akan di passing.

Dengan kata lain, bahwa koordinasi merupakan suatu kemampuan

seseorang dalam merangkaikan gerakan yang bermacam dengan berbagai tingkat

kesulitan secara cepat dan tepat. Seorang pemain bola voli dengan koordinasi

yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna,

akan tetapi juga mudah dan cepat dari pola gerak satu ke pola gerak yang lainnya

sehingga menjadi efisien dalam melakukan passing atas bola voli.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa koordinasi mata dan tangan

didefenisikan sebagai sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan saling

pengaruh di antara kelompok-kelompok koordinasi dan keseimbangan selama

melakukan kerja dalam hal ini mata dan tangan, yang ditunjukan dengan berbagai

tingkat keterampilan dalam permainan bola voli khususnya dalam melakukan

passing atas.

Koordinasi mata dan tangan menurut Muhammad Hendrik Supriyanto

(2013 dalam Yunus 1992:201) mengatakan bahwa koordinasi mata tangan adalah

kemampuan seseorang untuk menggabungkan daya lihat seseorang dan gerakan

tangan ke dalam suatu pola gerakan yang efesien, kemampuan untuk melempar,

memukul, menangkap dan menuntuk hubungan kerja yang erat antara mata dan

sistem –jasmani dikutip tanggal 28 Desember 2017.

21
Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang dalam beroperasinya

melibatkan beberapa unsur-unsur kondisi lainya.pada keterampilan yang

melibatkan objek selain organ tubuh, koordinasi antara mata dengan organ tubuh

lain mutlak dibutuhkan. Keterampilanya sendiri biasahnya melibatkan koordinasi

antara dua organ tubuh, diantaranya adalah koordinasi mata-tangan yang

mengombinasikan antara kemampuan melihat dan keterampilan tangan.

Contohnya: melempar suatu target tertentu, mata berfungsi mempersepsikan objek

yang dijadikan sasaran lempar berdasarkan besarnya, jaraknya, dan tingginya,

sedangkan tangan berdasarkan informasi tersebut akan melakukan lemparan

dengan memperkirakan kekuatan yang digunakan agar hasil lemparan tepat pada

sasaran.

2.1.2.1. Macam-macam Latihan Koordinasi

Menurut Sukadiyanto (2002 : 140) pada dasarnya koordinasi dibedakan

menjadi dua macam, yaitu koordinasi umum dan koordinasi khusus. Koordinasi

umum merupakan kemampuan seluruh tubuh dalam menyesuaikan dan mengatur

gerakan secara stimulan pada saat melakukan suatu gerak. Koordinasi khusus

merupakan koordinasi antar beberapa anggota badan, yaitu kemampuan untuk

mengkoordinasikan gerak dari sejumlah anggota badan secara stimulan.

Oleh karena itu, koordinasi khusus merupakan pengembangan dari

koordinasi umum yang dikombinasikan dengan kemampuan biomotor yang lain

sesuai dengan dengan karakteristik cabang olahraga. Ciri-ciri orang yang memiliki

koordinasi khusus yang baik dalam menampilkan keterampilan teknik dapat

secara harmonis, cepat, mudah, sempurna, tepat dan luas. Untuk itu, baik

22
koordinasi umum maupun koordinasi khusus kedua-duanya sangat diperlukan

dalam cabang olahraga sebab keduanya saling berpengaruh terhadap keterampilan

gerakseseorang, Sukadiyanto,(2002 : 142).

2.1.2.2. Dasar-dasar Latihan Koordinasi.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2002 : 77-78), Karakter khusus latihan

koordinasi adalah melakukan gerakan beranekaragam dalam satu satuan waktu.

Pada olahraga bola voli anggota tubuh bagian atas sangat dominan dalam berbagai

gerakan. Anggota tubuh bagian atas yang meliputi lengan dan tangan harus dilatih

secara seimbang, karena koordinasi itu melibatkan terpaduan berbagai macam

gerakan yang terjadi pada bagian tubuh, Dari berbagai penjelasan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah kemampuan seseorang atlet dalam

merangkai berbagai gerakan menjadi satu dalam satu satuan waktu dengan

gerakan yang selaras dan sesuai dengan tujuan.

2.1.3. Hakikat Keseimbangan Badan

Keseimbangan adalah kemampuan tubuh dalam mengontrol

syaraf dan organ tubuh sehinggap dapat mengendalikan kegiatan

tubuh dengan baik. Semua aktivitas manusia membutuhkan

kemampuan keseimbangan. Beberapa latihan yang bisa

meningkatkan keseimbangan:

 Berdiri dengan satu kaki

 Berdiri terbalik dengan menggunakan tangan

 Berjalan di atas tali, balok, atau batang bambu

23
Keseimbangan merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan individu

dalam melakukan gerak yang efektif dan efisiensi. Keseimbangan yang baik akan

memungkinkan seseorang melakukan aktivitas atau gerak yang efektif dan efisien

dengan risiko jatuh yang minimal. Dimana tubuh mampu mempertahankan

posisinya dalam melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk

mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu serta

menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak (Bowolaksono,

2013).

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau

bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Dirjen Pendididkan Luar

Sekolah, Pemuda dan Olahraga,1997:7) Keseimbangan di tinjau dari segi fisiologi

dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ

syaraf otot dalam mempertahankan posisi yang di kehendaki. Latihan

keseimbangan bertujuan untuk mempertinggi perasaan kerja otot dan mempunyai

arti dan kegunaan yang besar dalam pembentukan sikap dan gerak. Di samping itu

latihan keseimbangan juga mempunyai nilai yang besar terhadap pertumbuhan,

ketangkasan, dan prestasi (Tamat dan Mirman,2001:30).

Keseimbangan merupakan kemampuan yang penting karena digunakan

dalam aktivitas sehari-hari, misalnya berjalan, berlari, sebagian terbesar olahraga

dan permainan. Terdapat dua macam keseimbangan yaitu keseimbangan statis dan

dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh untuk dapat menjaga

keseimbangan tubuhnya pada suatu posisi diam dan selama waktu tertentu,

misalnya saat diam dan berdiri. Sedangkan, keseimbangan dinamis adalah

24
kemampuan tubuh untuk dapat menjaga keseimbangan tubuhnya pada saat

bergerak, misalnya saat berjalan, berlari, dan bangkit berdiri dari posisi duduk

(Sugiarto, 2005). Sehingga dari pendapat diatas keseimbangan merupakan faktor

pendukung yang sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan oleh

setiap manusia sehingga dengan baiknya keseimbangan yang dimiliki oleh

seseorang maka akan baik pula segala aktivitas fisik yang dilakukannya. Senada

dengan pendapat diatas keseimbangan memiliki berbagai faktor yang sangat

penting, sehingga faktor keseimbangan disini akan berperan sangat besar pada

anak-anak didalam melakukan berbagai kegiatan fisik baik kegiatan sehari-hari

maupun kegiatan kecabangan sesuai dengan minatnya (Dhias, 2013). Sehingga

akan sangat penting jika kita melihat perkembangan seorang anak sedari dini

terutama keterampilan-keterampilan yang menjadi fundamentalperkembangannya.

Tim Abdi Guru (2006:26) dalam pembelajaran latihan keseimbangan gerak

terdapat 4 macam gerakan yaitu :

1. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila

 Mengangkat Satu kaki menggunakan dua tangan

 Kaki di angkat hingga ke pangkal paha

 Pertahankan selama 8 detik secara bergantian.

2. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping

 Mengangkat satu kaki kanan ke samping dengan Lutut lurus

 Tangan kanan memegang kaki kanan.

 Tangan kiri lurus menjaga keseimbangan.

3. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan

25
 Berdiri tegak, dan perlahan-lahan kaki diangkat lurus

 Kaki ke depan dengan ujung kaki lancip.

 Peganglah pita dengan kedua tangan dan

 Bentangkan di bawah tungkai kakimu yang terangkat.

4. Sikap kapal terbang.

 Lakukan dengan meniru sikap terbang

 berdiri Dengan satu kaki yang lain luruskan kebelakang secara pelan-

pelan.

 Ambilah pita dan bentangkan dengan kedua tanganmu

 Gerak-gerakan ujung pita dengan tangan

 Gerak-gerakan pita memutar sesuai dengan gerakan tangan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitia yang

dilakukan oleh:

1. Surahman (2016) “kontribusi mata tangan dan kesehimbangan badan

terhadap kemampuna pasing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP 1

Sentolo, Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional

dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara kordinasi mata tanggan dengan kesehimbangan badang pada pasing

atas permainan bola voli. siswa kelas VII SMP 1 Sentolo, Yogyakarta

dengan koefisien korelasi sebesar 0,633 dan taraf signifikansi 5%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tatag Efendi (2015) yang berjudul

“Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Koordinasi Mata Tangan Dengan

26
Ketepatan Melempar, menangkap bola Bagi siswa /anggota yang bermain.

Putra UNY”, dengan hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa pertama

tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan ketepatan melempar baik

secara sederhana maupun secara murni. Kedua pada koordinasi mata tangan

tidak terdapat hubungan yang signifikan baik secara sederhana maupun secara

murni. Pada hipotesis ketiga secara bersama-sama juga tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata

tangan dengan ketepatan melempar.

3. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Hendra Gunawan (2015) yang berjudul “Hubungan antara

Kecepatan Reaksi dan Fleksibilitas Pergelangan Lengan Tangan dengan Hasil

Service Forehand Sidespin pada Permainan Tenis Meja”. Penelitian tersebut

dilatar belakangi unsur-unsur kodisi fisik dalam olahraga tenis meja antara

lain kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan. Penelitian tersebut

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecepatan reaksi dengan hasil

service forehand sidespin pada permainan tenis meja, hubungan antara

fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service forehand sidespin pada

permainan tenis meja, serta hubungan antara kecepatan reaksi dan

fleksibilitas pergelangan tangan secara bersamaan dengan hasil service

forehand sidespin pada permainan tenis meja. Teknik pengambilan sampelnya

menggunakan teknik purposive sampling dan mengdapatkan 20 orang pada

UKM tenis meja UPI Bandung. Instrumen yang digunakan yaitu: 1) whole

body reaction time untuk mengukur kecepatan reaksi, 2) goniometer untuk

27
mengukur fleksibilitas pergelangan tangan, 3) dan untuk mengukur hasil

service forehand sidespin adalah dengan menggunakan tes kemampuan

service. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: 1) terdapat korelasi

antara kecepatan reaksi dengan hasil service forehand sidespin pada

permainan tenis meja, 2) terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan

tanga dengan hasil service forehand sidespin pada permainan tenis meja, 3)

terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan

secara bersamaan dengan hasil service forehand sidespin pada permainan

tenis meja

2.3. Kerangka Penelitian

Pembelajaran yang baik harus melibatkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan

konsep pembelajaran. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran

pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi

pelajaran. Terkadang materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam

anak siswa, khususnya dalam pembelajaran pasing atas bola voli. Pembelajaran

bola voli disekolah merupakan suatu proses belajar yang dilakukan dengan cara

bimbingan, pemberian pengetahuan dan penyampaian materi pasing atas bola voli

harus secara rinci dan terprogram kepada siswa.

Materi yang disampaiakan juga harus memperhatikan siapa yang akan

diberi materi tersebut, karena tiap jenjang pendidikan memiliki karakter yang

berbeda pada siswanya dengan melihat karakteristik siswa kelas VIII dimana

siswa tersebut masih gemar bermain, maka seorang guru harus pandai – pandai

28
membuat inovasi serta variasi model pembelajaran yang dapat menarik minat

siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Untuk dapat mengikuti

pembelajaran yang baik harus didasari rasa suka terlebih dahulu, karena apabila

siswa sudah tidak suka terhadap model pembelajaran yang diberikan oleh guru

maka siswa akan malas atau merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran, yang

pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas maka sebagai guru harus mampu menciptakan

suatu model pembelajaran atau pemanfaatan media bantu yang lebih kreatif dan

inovatif sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Demikian

juga dalam pembelajara pasing bola voli, seorang guru harus bisa menciptakan

model pembelajaran yang baru yang membuat siswa tertarik untuk mengikutinya.

Salah satunya dengan memanfaatkan media tembok sebagai alat bantu melakukan

pasing atas bola voli, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran pasing bola voli.

Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media bantu berupa

tembok guru harus mengamati segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dengan

membuat lembar pengamatan yang mencakup 3 aspek yaitu aspek psikomotor,

aspek afektif, dan aspek kognitif. Dari hasil pengamatan yang dilakukan tersebut

maka akan dapat diketahui apakah ada peningkatan hasil belajar pasing bola voli

melalui media bantu tembok pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Raja Ampat.

29
Kontribusi koordinasi mata tangan dan
keseimbangan badan terhadap kemampuan
passing atas bola voli

Siswa SMA Negeri 9 Kabupaten


Raja Ampat

Koordinasi mata tangan Keseimbangan badan

Test
Kemampuan Passing Atas
Bola Voli

kesimpulan

Gambar: kerangka berpikir

30
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. jenis dan desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional.Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan badan dengan kemampuan

passing atas di SMA Negeri 11 Kabupaten Raja amapat dikumpulkan dari seluruh

populasi dan dapat pula dari sebagian populasi, Suharsimi Arikunto, (2002 : 312).

X1 rx1y

Rx1x2y Y

X2 rx2y

Gambar 3.1. Desain Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Keterangan Gambar:

X1 : Variabel bebas 1 koordinasi mata-tangan

X2 : Variabel bebas 2 keseimbangan badan

Y : Variabel terikat kemampuan passing atas

r x1 y : kontribusi koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing atas

r x2y : kontribusi keseiimbangan badan dengan kemampuan passing atas

Rx1x2y : kontribusi keseimbangan badan dan koordinasi mata-tangan dengan

kemampuan passing atas

→: Garis kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

31
3.2. Variabel Penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 99) menyatakan variabel adalah objek

penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Dalam

penelitian ini ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat:

3.2.1. Variabel Bebas.

a. Koordinasi Mata-Tangan.

Koordinasi adalah pemain untuk merangkaikan beberapa gerakan

untuk menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuan, Suharno

HP, (1981 : 29). Diukur dengan tes lempar tangkap bola yang

dipantulkan ke dinding.

b. Keseimbangan Badan.

Dimana tubuh mampu mempertahankan posisinya dalam melawan

gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa

tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu serta menstabilisasi bagian

tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak (Bowolaksono, 2013)

3.2.1. Variabel Terikat

a. Kemampuan Passing Atas

Kemampuan passing atas adalah kecakapan dalam memainkan

bolavoli menggunakan kedua telapak tangan pada saat bola berada

diatas depan dahi, jari jari membentuk lingkaran dan ibu jari

membentuk satu sudut. Diukur menggunakan AAHPER face pass

wall-volley test.

32
3.3. Waktu Dan Tempat Penelitian.

3.3.1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Kabupaten Raja Ampat

3.3.2. Waktu penelitian.

Penelitian ini di laksanakan pada hari sekolah setelah revisi proposal.

3.4. Populasi Dan Sampel Penelitian.

3.4.1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108-109) Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri

9 Kabupaten Raja Ampat. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa

SMA Negeri 9 Kabupaten Raja Ampat yang berjumlah 30 orang. Data yang di

tampilkan melalui tabel sebagai berikut:

No Kelas Putra Putri Jumlah

1 X 38 34 72

2 XI 30 29 59

3 XII 35 44 97

Jumlah 102 108 210

Gambar: tabel populasi

3.4.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang di tarik atau di ambil untuk di

jadikan sebagai respon.sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang berjenis

kelamin putra,yakni 102 putra sebagai respon.pada penelitian ini sampel yang di

33
ambil dari populasi mengunakan sampling total. Menurut Sugiono (2015: 67)

sampling total adalah suatu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel.sehingga sampel yang di gunakan 30 orang siswa SMA

Negeri 9 Kabupaten Raja Ampat

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 136) Instrumen penelitian adalah alat

bantu yang digunakan dan dipilih oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah. Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes sebagai alat

untuk mengumpulkan data. Tes yang digunakan yaitu:

1. Tes Koordinasi mata tangan (tes Wall pass )

Sumber : Nur Ichsan Halim dan Khairil Anwar (2018: )

Tujuan : untuk mengukur koordinasi mata-tangan

Fasilitas/alat :

a. Ruang yang rata

b. Bidang sasaran dengan tembok dan ukuran-ukuranya 8 feat persegi

c. Bola volli

d. Stopwatch

e. Alat penukur jarak atau meteran

f. Blangko /kertas

g. Pensil atau pulpen

Petugas : Pemandu tes, pembantu tes, pencatat nilai

34
Pelaksanaan:

Peserta tes berdiri di belakang garis batas lemparan sambil memegan bola di

depan dada menghadap ke tembok. Pada aba-aba “Ya” stopwatch dijalankan

peserta tes melempar bola ke tembok kearah bidang sasaran dan menangkapnya

kembali, demikian seterusnya peserta tes melakukan lempar tangkap bola

sebanyak-banyaknya dalam waktu 15 detik. Apabila bola tidak dapat dikuasahi

dan mengelinding jauh, maka dengan cepat peserta tes mengambil bola tersebut

kemudian kembali di belakang garis batas lemparan dan melanjutkan lempar

tangkap bola sampai waktu 15 detik habis. Yang dihitung adalah jumlah pantulan

bola yang sah dari lempar tangkap bola selam 15 detik. Kesempatan diberikan 3

kali. Lemparan bola tidak di hitung apabila, peserta tes menginjak atau melewati

garis batas pada waktu lempar – tangkap bola, memvolley bola.

Penilaian:

Jumlah pantulan bola yang sah yang dapat dilakukan dan lempar tangkap bola

selama 15 detik, di catat sebagai hasil akhir peserta tes.

Nilai tertinggi dari 3 kali kesempatan dijadikan sebagai nilai akhir.

Gambar 3. 5 tes bidang sasaran wall pass

35
2. Tes keseimbanaggan badan

Sumber : Nur Ichsan Halim dan Khairil Anwar (2018: )

Tujuan : untuk mengukur keseimbangan.

Fasilitas/alat :

a. ruangan yang rata,

b. stopwatch

c. formulir tes,

d. pensil atau pulpen.

Petugas : pemandu tes, pengambil waktu, pencatat hasil tes.

Pelaksanaan :

peserta tes berdiri tegak dengan 1 kaki tumpu (kaki kanan atau kaki kiri). ujung

jari kaki yang lain diletakan di samping lutut kaki yang lain, kedua tangan di

pinggang (bertolak pinggang). bersamaan dengan aba-aba “ya” stopwatch

dijalankan dan peserta tes mengankat tumitnya dari lantai (menjinjit). pertahan

kan sikap ini selama mungkin, ulangan gerakan 3 kali. aba-aba “stop” stopwatch

dihentikan, apa bila tumit peserta tes menyentuh lantai, mengeserkan ujun kaki

dari sampan lutut, tangan tidak di pinggang, keseimbangan hilang.

Penilaian :

waktu yang terbaik dari 3 kali ulangan dicatat sebagai hasil akir peserta tes.

3. Tes Kemampuan PassingAtas

Sumber : (Nur Ichsan Halim dan Khairil Anwar )

Tujuan : untuk menggukur keterampilan passing atas

36
Fasilitas dan alat :

1. diding tembok dengan bidang sasaran, lebar 1,5 m dan tinggi 3,5 m untuk

putra dan 3 m untuk putri dari dasar tembok,

2. bola voli 3 buah,

3. stopwatch,

4. alat penggukur jarak atau metera

5. lanko atau kertas, pensil atau pulpen.

Petugas : pemandu tes,pembantu tes, mencatat nilai.

Pelakanaan :

peserta tes berdiri di bawah bidang sasaran. Begitu ada aba-aba di mulai nya tes,

stopwatch dijalankan dan bola di lemparkan kedindin tembok dari tempat yang

bebas. Bola di pass secara sah, sesuai dengan peraturan permainan bola voli

selama 1 menit. Jumlah sentuhan-sentuhan yang sah dengan bolah mengenai

tembok pada bidang sasaran atau bola mengenai garis bidan sasaran di catat.

Tidak diberi angka apabila, bola yang ditangkap atau tidak dapat di kuasai, bola

menyentuh lantai dimulai lagi dengan lemparan, lemparan-lemparan tidak di

hitung.

Penilaian : jumlah sentuhan-sentuhan yang sah dengan bola mengenai tembok

pada bidang sasaran mencacat sebagai hasil akhir peserta tes.

37
Gambar bidang sasaran tes mengoperkan bola.

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier (garis lurus), M.

Nisfiannoor, (2009 : 92) Pengujian linieritas ini menggunakan rumus,

Sutrisno Hadi, (2004 : 13)

Freg=KRreg

KRres

Keterangan:

Freg : Harga bilangan – F untuk regresi

KRreg : Kuadrat rerata garis regresi

KRres : Kuadrat rerata residu Hasil pengujian harga F ini kemudian

dikonsultasikan dengan nilai harga F tabel.Jika F hitung lebih kecil

daripada harga F tabel pada taraf signifikansi 5%, maka kedua variabel

memiliki hubungan yang linier.Sebaliknya jika F hitung lebih besar

daripada F tabel, maka kedua variabel variabel berhubungan tidak

linier.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah semua variable yang

digunakan dalam analisis mempunyai sebaran data yang berdistribusi

38
normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus Chi-Square. Menurut Husaini Usman & Purnomo S (2008 :

113):

x2=∑(fo-fh)2

fh

Keterangan:

X2: Chi-Square

Fo : Frekwensi yang diperoleh dari sampel

Fh : Frekwensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan

dari frekwensi yang diharapkan dalam populasi. Selanjutnya

harga Chi-Square perhitungan taraf signifikan 5%, apabila harga

Chi-Square hitung lebih kecil dari Chi-Square tabel maka datanya

normal dan sebaliknya apabila Chi-Square hitung lebih besar dari

pada Chi-Square tabel maka datanya tidak normal.

3.6.2. Analisis Korelasi dan Uji Hipotesis

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menentukan signifikansipengaruh

variabel bebas dengan variabel terikat.Uji yang digunakan adalah

Ujikorelasi Pearson two-tailed. Jika probabilitas atausignifikansi

kurang dari 0,05 maka korelasinya signifikan. Dengan rumus sebagai

berikut:

39
Keterangan:

Rxy = Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

X = Skor butir

Y = Skor total

N = Banyaknya subjek

Variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang signifikan

bila nilai signifikansi dibawah 0,05.

b. Uji Hipotesis

 Analisis regresi ganda

Analisis regresi ganda untuk mengetahui pengaruh/hubungan

masing-masing variable terikat dengan variabel bebas dan untuk

mendapatkan persamaan hubungan diantara keduanya.Dilakukan

analisis regresi ganda 2 prediktor, yaitu untuk menyelidiki

pengaruh 2 variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel

terikat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1. Membuat persamaan garis regresi 2 prediktor:

Y = K + a1 X1 + a2 X2

Keterangan:

Y : kriterium

K : harga bilangan konstan

a : harga koefisien predictor

X : predictor

40
2. Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor

X1 X2 dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Ry: koefisien korelasi antara Y dengan predictor

A : koefisien prediktor

∑ XY : jumlah hasil kali prediktor dengan

Y ∑ : jumlah kuadrat Y

3. Menguji keberartian regresi ganda (signifikansi pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat), dengan rumus: Freg =

Keterangan:

Freg: harga Fregresi

N : cacah kasus (jumlah responden)

M : cacah prediktor (jumlah variabel)

R : koefisien korelasi antara kriterium dengan variabel

41
a. Koefisien Determinasi

Koefisiendeterminasi digunakan untuk mengetahui besar pengaruh yang

diberikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat,

ataupun semua variabel bebas terhadap satu variabel terikat, yang

berbentuk dalam persen (%).

b. Mencari besarnya

sumbangan setiap variabel bebas atau prediktor (X1 X2) terhadap

variabel terikat atau kriterium (Y) dengan rumus sebagai berikut:

 Sumbangan Relatif (SR%) Sumbangan relatif dalam persen/SR%

tiap prediktor adalah:

SR%=a∑xy x100%

JKreg

Keterangan:

SR% : Sumbangan relatif dari suatu predictor

a : koefisien predictor

∑xy : antara X dan Y (Sutrisno Hadi, 1982 : 41)

 Sumbangan Efektif (SE%) Efektifitas regresi dicerminkan dalam

koefisien determinasi (R2) maka SE% tiap predictor dapat dihitung

langsung dari SE% = SR% x R2

Keterangan:

SE% : Sumbangan Efektif dari suatu predictor

SR%: Sumbangan relatif dari suatu prediktor

R2 : Koefisien determinan

42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dikemukakan penyajian hasil analisis data dan

pembahasan. Penyajian hasil analisis data meliputi analisis statistik deskriptif dan

inferensial. Kemudian dilakukan pembahasan hasil analisis dan kaitannya dengan

teori yang mendasari penelitian ini untuk memberi interprestasi dan hasil analisis

data.

4.1. Penyajian Hasil Analisis Data

Data empiris yang diperoleh dilapangan berupa hasil tes dan pengukuran

yang terdiri atas tes koordinasi mata tangan dan keseimbangan badan terhadap

kemampuan passing atas bola voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Raja

Ampat yang berjumlah 30 orang, terlebih dahulu diadakan tabulasi untuk

memudahkan pengujian selanjutmya. Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis dengan teknik statistik infrensial.

Analisis data secara deskriptif yang dimaksudkan untuk mendapatkan

gambaran umum data meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, data maximum,

data minimum, range, table frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian

persyaratan analisis yaitu uji normalitas data. Untuk pengujian hipotesis

menggunakan uji regresi.

43
Tabel 1. Data Hasil Penelitian

Koordinasi Keseimbangan Passing atas


No Nama Siwa mata tangan badan bola voli
(X1) (X2) (Y)
1 Semel imbir 20 20 15

2 Yosia umpes 15 25 20

3 Mareo.G mambrisauw 17 30 19

4 Yohan rumbewas 20 24 15

5 Bertus burdam 18 44 15

6 Serewa Y mambrisauw 20 34 19

7 Nelius mambrisauw 15 42 11

8 Henok umpes 19 32 18

9 Kristian imbir 18 23 19

10 Bernadus mayor 16 40 15

11 Yohanis mirino 30 30 15

12 David mirino 29 28 11

13 Lambert mambrisauw 27 45 10

14 Freston mayor 30 31 19

15 Adolof.M.mambrisauw 25 25 19

16 Yoris faidan 19 27 15

17 Yonas faidan 18 26 10

18 Abet Y burdam 16 29 19

19 Aris S mambrisau 25 35 12

20 Sakeus mambrisauw 19 20 15

44
21 Filep umpes 30 17 19

22 Yonatan burdam 25 16 19

23 Arius imbir 30 30 10

24 Obaja imbir 18 19 19

25 Aris rumbewas 17 22 16

26 Erens umpes 19 33 15

27 Nandis imbir 20 39 19

28 Berto.E mambrisauw 30 41 10

29 Brian mambrisauw 19 19 15

30 Yules mambrisauw 25 28 19

Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas, jika ditampilkan dalam bentuk

deskriptif statistik, hasilnya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Deskriptif Statistik

Statistik N Range Min Max Mean Std.Deviation Variance

KMT 30 15.00 15.00 30.00 21.6333 5.15607 26.585

KB 30 29.00 16.00 45.00 29.1333 8.17791 66.878

PA 30 10.00 10.00 20.00 15.7333 3.40318 11.582


Sumber : Hasil Analisis DataDeskriptif, Halaman

Dari tabel 2 di atas sudah dapat diperoleh gambaran tentang Daya ledak otot

lengan terhadap passing atas bola voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten

Sorong sebagai berikut :

45
- Koordinasi mata tangan diperoleh nilai rata-rata 21.6333, standar deviasi

5.15607, nilai minimum 15.00, nilai maxsimum 30.00, rentang 15.00 nilai

variance 26.585.

- Keseimbangan badan diperoleh nilai rata-rata 29.1333,standar deviasi5

8.17791, nilai minimum 16.00, nilai maxsimum 45.00 , rentang 29.00 , nilai

variance 66.878.

- Passing atas diperoleh nilai rata-rata 15.7333, standar deviasi 4.40318, nilai

minimum10.00, nilai maximum 20.00, rentang 10.00, nilai variace 11.582.

4.1.1. Hasil Uji Prasyarat

Analisis data untuk menguji hipotesis memerlukan beberapa uji

persyaratan yang harus dipenuhi agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Uji

persyaratan analisis meliputi:

4.1.1.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh dari tiap-tiap variabel yang dianalisis sebenarnya mengikuti pola

sebaran normal atau tidak. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal

tidaknya suatu sebaran adalah p > 0.05 sebaran dinyatakan normal, dan jika p <

0.05 sebaran dikatakan tidak normal. Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat

pada tabel 3 berikut ini.

46
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Variabel Absolut Positif Negative KS-Z Prob Ket


KMT 0.258 0.258 -0.123 1.411 0.057 Normal
KB 0.091 0.091 -0.086 0.499 0.964 Normal
PA 0.231 0.135 -0.231 1.268 0. 080 Normal
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p) adalah lebih besar

dari >0,05, jadi, data adalah berdistribusi normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat

pada halaman berikutnya.

- Koordinasi Mata Tangan di peroleh nilai KS-Z = 1.411 (P>0,05), maka hasil

ini menunjukan bahwa data koordinasi mata tangan mengikuti sebaran normal

atau berdistribusi normal.

- Keseimbangan Badan di peroleh nilai KS-Z = 0.499 (P>0,05), maka hasil ini

menunjukan bahwa data koordinasi mata tangan mengikuti sebaran normal

atau berdistribusi normal.

- Passing Bawah di peroleh nilai KS-Z = 1.268 (P>0,05), maka hasil ini

menunjukan bahwa data koordinasi mata tangan mengikuti sebaran normal

atau berdistribusi normal.

4.1.1.2. Analisis korelasi

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan

melalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui data tes dan pengukuran

terhadap variable yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara

statistik. Karena data penelitian mengikuti ini digunakan analisis statistik para

metrik.

47
Untuk menguji hipotesis tersebut maka dilakukan uji regresi data koordinasi mata

tangan dan keseimbangan badan terhadap kemampuan passing atas bola voli

siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Raja Ampat

a. Ada Hubungan Yang Signifikan Koordinasi Mata Tangan Terhadap


Kemampuan Passing Atas Bola Voli Pada Siswa SMA Negeri 9
Kabupaten Raja Ampat.
Data Koordinasi Mata tangan diperoleh melalui tes Koordinasi mata
tangan.Untuk mengetahui keeratan hubungan Koordinasi Mata tangan
terhadap Passing Bawah bola voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten
Sorong dilakukan analisis regresi.
Tabel 4. Rangkuman hasil analisis regresi Koordinasi Mata Tangan terhadap
passing Atas bola voli.
Variabel R R square P Keterangan

KMT (X1)
0.249 0.062 0.000 Signifikan
terhadap PA (Y)

Sumber : Hasil Analisis Data Pada Lampiran, Halaman

Hasil pengujian :

H0 : Rx1.y = 0

H1 : Rx1.y  0

Hasil analisis data Koordinasi mata tangan, diperoleh nilai dengan R = 0.249 (P >

0.05). dengan derajat determinasi 0.062 atau berkontribusi sebesar 6,20% maka H0

ditolak dan H1 diterima, berarti ada kontribusi yang signafikan Koordinasi Mata

Tangan terhadap passing atas bola voli siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong.

Dimana dengan memiliki kemampuan Koordinasi yang baik, maka dengan

sendirinya akan menamba kecepatan passing yang tepat. Sebaliknya kemampuan

48
koordinasi mata tangan yang kurang baik atau kurang tepat maka dengan

sendirinya akan menghasilkan passing bawah yang lambat.

b. Ada Hubungan Yang Signifikan Keseimbangan Badan Terhadap


Kemampuan Passing Atas Bola Voli Pada Siswa SMA Negeri 9
Kabupaten Raja Ampat.
Data Keseimbangan badan diperoleh melalui tes Keseimbangan badan.Untuk
mengetahui keeratan hubungan Keseimbangan badan terhadap Passing atas
bola voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong dilakukan analisis
regresi.
Tabel 4. Rangkuman hasil analisis regresi Koordinasi Mata Tangan terhadap
passing bawah bola voli.
Variabel R R square P Keterangan

KB (X2)
0.408 0.166 0.000 Signifikan
terhadap PA (Y)

Sumber : Hasil Analisis Data Pada Lampiran, Halaman

Hasil pengujian :

H0 : Rx2.y = 0

H1 : Rx2.y  0

Hasil analisis data Keseimbangan Badan, diperoleh nilai dengan R = 0.408 (P >

0.05). dengan derajat determinasi 0.166 atau berkontribusi sebesar 16,60% maka

H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan Keseimbangan

Badan terhadap kemampuan passing atas bola voli siswa SMA Negeri 9

Kabupaten Sorong. Dimana dengan memiliki kemampuan Keseimbangan yang

baik, maka dengan sendirinya akan menamba kecepatan passing atas yang tepat.

49
Sebaliknya kemampuan keseimbangan badan yang kurang baik atau kurang tepat

maka dengan sendirinya akan menghasilkan passing atas yang lambat.

c. Ada Hubungan Yang Signafikan Secara Bersama-Sama Koordinasi


Mata Dan Keseimbangan Badan Terhadap Kemampuan Passing Atas
Pada Siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong.
Regresi ganda dilakukan untuk mengetahui keterkaitan kedua variabel bebas
terhadap variabel terikat secara bersama-sama yaitu mengetahui hubungan
koordinasi mata tangan dan keseimbangan badan terhadap kemampuan pssing
atas bola voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong. Rangkuman hasil
analisisnya dapat dilihat dalam.

Tabel 5. Rangkuman hasil analisis regresi ganda koordinasi mata tangan dan
keseimbangan badan terhadap kemampuan passing atas bola voli pada siswa SMA
Negeri 9 Kabupaten Sorong.
Variabel R R Square P Keterangan
KMT( X1) dan KB
0.473 0.224 0.00 Signifikan
(X2) terhadap PB (Y)
Sumber : Hasil dari lampiran, Halaman
Hipotesis Variabel yang akan diuji :

H0 : Rx1.x2.x3.y = 0

H0 : Rx1.x2.x3.y ≠ 0

Hasil pengujian :

Hasil analisis data regresi ganda diperoleh nilai R hitung ( R ) = 0.473 terhadap R

Square = 0.224 (P > 0.05). Dengan hubungan sebesar 22,40% maka H 0 ditolak

dan H1 diterima, berarti ada hubungan yang signifikan koordinasi mata tangan dan

keseimbangan badan terhadap kemampuan passing atas bola voli pada siswa SMA

Negeri 9 Kabupaten Sorong.

4.1.1.3. Pengujian Hipotesis


50
Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Ketiga Hipotesis

tersebut harus diuji kebenarannya melalui data empiris. Setelah dilakukan

pengujian dengan menggunakan uji regresi (statistik parametrik) maka diperoleh

hasil seperti berikut ini :

Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.Ketiga hipotesis

tersebut harus diuji kebenaranya melalui data emperis. Setelah dilakukan

pengujian dengan mengunakan uji regresi ( statistic parametric ) maka diperoleh

hasil seperti berikut ini

1. Ada Hubungan Yang Signifikan Koordinasi Mata Tangan Terhadap


Kemampuan Sorong.

Dari hasil analisis data Koordinasi mata tangan setelah diolah secara statistik,

maka diperoleh nilai regresi r = 0.249 Maka H0 ditolak H1 diterima, berarti ada

hubungan yang signafikan Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing

atas bola voli siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong. Begitu juga sebaliknya

apabila siswa memiliki nilai koordinasi mata tangan yang kurang baik maka akan

diikuti juga dengan kemampuan passing bawah pada siswa SMA Negeri 9

Kabupaten Sorong yang lambat. Ini disebabkan dengan koordinasi mata tangan

yang tepat maka saat melakukan operan passing bawah siswa mampu bereaksi

dengan cepat ke depan dengan akselerasi yang cepat pula. Dengan demikian akan

menghasilkan passing bawah yang tepat. Adapun sumbangan yang diberikan

koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah pada siswa SMA

Negeri 9 Kabupaten Sorong, yang memberikan hubunganya sebesar 00.6

51
2. Ada Hubungan Yang Signifikan Keseimbangan Badan Terhadap

Kemampuan Passing Atas Siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong.

Dari hasil analisis data Keseimbangan Badan setelah diolah secara statistik,

maka diperoleh nilai regresi r = 0.408 Maka H0 ditolak H1 diterima, berarti ada

hubungan yang signafikan Keseimbangan Badan terhadap kemampuan passing

atas bola voli siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong. Begitu juga sebaliknya

apabila siswa memiliki nilai keseimbangan badan yang kurang baik maka akan

diikuti juga dengan kemampuan passing atas pada siswa SMA Negeri 9

Kabupaten Sorong yang lambat. Ini disebabkan dengan keseimbangan badan yang

baik maka saat melakukan operan passing atas siswa mampu bereaksi dengan

cepat ke depan dengan akselerasi yang cepat pula. Dengan demikian akan

menghasilkan passing atas yang tepat. Adapun sumbangan yang diberikan

koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah pada siswa SMA

Negeri 9 Kabupaten Sorong, yang memberikan hubunganya sebesar 01.66%

3. Ada Hubungan Yang Signifikan Koordinasi Mata Tangan Dan

Keseimbangan Badan Terhadap Kemampuan Passing Atas Pada

Siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong.

Dari Hasil analisis data regresi ganda diperoleh nilai R hitung = 0.273

setelah dilakukan uji signifikan dengan uji regresi dengan mengunakan uji

R diperoleh nilai R Square hitung = 0.224 ( P> 0.05 ). Maka H 0 ditolak

dan H1 diterima, berarti ada hubungan yang signifikan daya ledak otot

lengan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap

52
kemampuan passing bawah permainan bola voli pada siswa SMA Negeri

9 Kabupaten Sorong. Nilai R kuadrat di peroleh = 0.224 ini berarti bahwa

02.20 % kemampuan passing bawah dapat di jelaskan oleh kedua variabel

bebas secara bersama-sama.

a. Pembahasan

Hasil analisis data diperlukan pembahasan teoris yang bersandarkan pada

teori-teori dan kerangka yang mendasari penelitian ini.

1. Ada Hubungan Yang Signifikan Kontribusi Koordinasi Mata Tangan


Terhadap Kemampuan Passing Atas Bola Voli Pada Siswa SMA Negeri
9 Kabupaten Sorong.
Hasil analisis variabel menunjukan bahwa ada kontribusi yang signafikan
koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing atas bola voli pada
siswa SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong. Apabila hasil penelitian ini
dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka pada
dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori hasil-hasil
penelitian terdahulu yang sudah ada yaitu Surahman (2016) “kontribusi mata
tangan dan kesehimbangan badan terhadap kemampuna pasing atas bola voli
pada siswa kelas VII SMP 1 Sentolo, Yogyakarta”. Karena koordinasi mata
tangan adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang
berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal yang efektif. Sehingga
koordinasi merupakan kemampuan tubuh untuk merangkai atau
mengkombinasikan beberapa unsure gerakan menjadi suatu gerkan yang
efektif dan selaras sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini koordinasi mata
tangan memberi sumbangan yang berarti sebesar 00.62% terhadap siswa
tersebut melakukan operan passing atas bola voli.

53
2. Ada Hubungan Yang Signifikan Keseimbangan Bdan Terhadap
Kemampuan Passing Atas Bola Voli Pada Siswa SMA Negeri 9
Kabupaten Sorong.
Hasil analisis variabel menunjukan bahwa ada kontribusi yang signifikan
keseimbangan badan terhadap kemampuan passing atas bola voli pada siswa
SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan
dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya
hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori hasil-hasil penelitian
terdahulu yang sudah ada yaitu Surahman (2016) “kontribusi mata tangan
dan kesehimbangan badan terhadap kemampuna pasing atas bola voli pada
siswa kelas VII SMP 1 Sentolo, Yogyakarta”. Karena keseimbangan adalah
kemampuan tubuh dalam mengontrol syaraf dan organ tubuh sehinggap dapat
mengendalikan kegiatan tubuh dengan baik. Semua aktivitas manusia

membutuhkan kemampuan keseimbangan. Untuk melatih keseimbangan


tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, misalnya seperti
berjalan di atas balok kayu, berdiri dengan tangan sebagai tumpuan dan
sebagainya. Keseimbangan menjadi unsur yang cukup penting dalam
berbagai cabang olahraga misalnya seperti senam, loncat indah dan
sebagainya. Sehingga keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk
merangkai atau mengkombinasikan beberapa unsure gerakan menjadi suatu
gerkan yang efektif dan selaras sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini
keseimabngan memberi sumbangan yang berarti sebesar 01.66% terhadap
siswa tersebut melakukan operan passing atas bola voli.
3. Ada Hubungan Yang Signifikan Secara Bersama-Sama Koordinasi Mata

Tangan Dan Keseimbangan Badan Terhadap Kemampuan Passing Atas

Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa SMA Negeri 9 Kabupaten

Sorong.

Hasil analisis variabel menunjukan bahwa ada hubungan yang signafikan

secara bersama-sama koordinasi mata tangan dan keseimbangan badan

54
tehadap kemampuan passing atas bola voli siswa SMA Negeri 9 Kabupaten

Sorong. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka

variabel yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung

dan memperkuat teori yang sudah ada yaitu “kontribusi mata tangan dan

kesehimbangan badan terhadap kemampuna pasing atas bola voli pada siswa

kelas VII SMP 1 Sentolo, Yogyakarta. Apabila siswa memiliki koordinasi

mata tangan dan keseimbangan badan secara bersam-sama dalam kondisi

yang baik akan mampu melakukan seluruh rangkaian dalam pelaksanaan

gerak passing atas bola voli. Ini dapat dilihat dengan besar sumbangan yang

diberikan oleh ketiga variabel bebas secara bersam-sama sebesar 02.20 %

55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di bab sebelumnya maka

kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Koordinasi mata dan tangan memiliki hubungan yang signifikan terhadap

Kemampuan Passing atas bola voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten

Raja Ampat.

2. Keseimbangan badan memiliki hubungan yang signifikan terhadap

kemampuan passing atas bola voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten

Raja Ampat.

3. Secara bersama-sama kedua variabel X yakni koordinasi mata tangan dan

keseimbangan badan memiliki hubungan yang signifikan terhadap

Kemampuan Passing atas Bola voli pada siswa SMA Negeri 9 Kabupaten

Raja Ampat.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat

disampaikan yaitu:

1. Bagi guru, hendaknya memperhatikan koordinasi mata tangan karena

mempengaruhi kemampuan passing atas bola voli.

2. Bagi siswa agar menambah latihan-latihan lain yang mendukung dalam

mengembangkan kemampuan passing bawah bola voli.

56
3. Dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu bagi peneliti

selanjutnya hendaknya mengembangkan dan menyempurnakan instrumen

penelitian ini

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan sebaik mungkin, namun tidak terlepas dari

keterbatasan yang ada. Keterbatasan selama penelitian yaitu

1. Tidak tertutup kemungkinan para siswa kurang bersungguh-sungguh

dalam melakukan tes.

2. Peneliti tidak dapat mengontrol faktor lain yang dapat mempengaruhi

kemampuan passing atas bola voli, yaitu faktor psikologis atau

kematangan mental.

3. Kesadaran peneliti, atas masih kurangnya pengetahuan, biaya dan waktu

untuk penelitian.

4. Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen terlebih

dahulu.

57
DAFTAR PUSTAKA

Barbara L. Viera & Bonnie J. Freguson. (2010). Bolavoli Tingkat Pemula. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.
Bompa Tudor, O. (1994). Theory and Metodology of Training (Terjemahan).
Bandung: Universitas Padjadjaran.

Bonnie Robison (1993). Bola Voli. Semarang: Dahara Prize.

Duwi Yanto. (2009). Hubungan Antara Tinggi Badan Kekuatan Otot Lengan dan
Panjang Lengan dengan Hasil Servis Atas Bolavoli Peserta Ekstrakurikuler
Bolavoli Putra SMA Negeri Jakarta Skripsi. FIK UNM.
Fox L, Bowel RW, and Foss Mc. (1993). The Physiological Basis For Exercise on
Sport: Brown and Bench mark Publisher.

Harsono, dkk. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Olahraga.


Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Ibnu Hajar. (1999). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam


Pendidikan. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

Ismaryati. (2006). Tes Pengukuran Olahraga. UNS: Surakarta.

Mochammad Sajoto. (1988). Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik.


Semarang: IKIP Semarang.

Moh.Uzer Usman. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhajir. (2003). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SMA Kelas 1. Jakarta:
Erlangga.

Nuril Ahmadi. (2007). Permainan Bolavoli. Surakarta: Era Intermedia.

Pate, R. Clenaghan, R. Rottela. (1984). Scientific Fondation of Couching.


Philadelphia: Sounders Company Publishing.

PP. PBVSI. (2004). Peraturan Permainan Bolavoli. Jakarta.


Prihatin S. (2007). Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan dengan
Hasil Servis Bawah Bolavoli pada Siswa Putera Ekstrakurikuler SMP
Negeri 9 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. FIK UNY.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung:


Alfabeta.

58
Suharno HP. (1981). Dasar-dasar Permainan Bolavolley. IKIP Yogyakarta. (1984).
Ilmu Coaching Umum. (diktat).

Yogyakarta. Suharsimi Arikunto. (2002) Manajemen Penelitian. Edisi Revisi.


Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

_____ (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Taktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sukadiyanto. (2005). Diktat Pengantar Teori dan Metodologi Latihan Fisik.


Yogyakarta: FIK.

Sutrisno Hadi. (1991). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset


.
Syarifuddin. (2002). Ilmu Kepelatihan Dasar. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Dirjen Dikti, Jakarta.

Yudha M. Saputra. (1999). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar (Sebuah


Pendekatan Pembinaan Gerak melalui Permainan). Jakarta: Depdiknas.

59
LAMPIRAN La

mpiran 1.

Data Koordinasi Mata Tangan (KMT), dan Keseimbangan Badan (KB)


Terhadap Kemampuan Passing Atas Bola Voli (PB Bola Voli) Siswa SMA
Negeri 9 Raja ampat
No Nama Siwa X1 X2 Y
1 Semel imbir 20 20 15
2 Yosia umpes 15 25 20
3 Mareo.G mambrisauw 17 30 19
4 Yohan rumbewas 20 24 15
5 Bertus burdam 18 44 15
6 Serewa Y mambrisauw 20 34 19
7 Nelius mambrisauw 15 42 11
8 Henok umpes 19 32 18
9 Kristian imbir 18 23 19
10 Bernadus mayor 16 40 15
11 Yohanis mirino 30 30 15
12 David mirino 29 28 11
13 Lambert mambrisauw 27 45 10
14 Freston mayor 30 31 19
15 Adolof.M.mambrisauw 25 25 19
16 Yoris faidan 19 27 15
17 Yonas faidan 18 26 10
18 Abet Y burdam 16 29 19
19 Aris S mambrisau 25 35 12
20 Sakeus mambrisauw 19 20 15
21 Filep umpes 30 17 19
22 Yonatan burdam 25 16 19
23 Arius imbir 30 30 10
24 Obaja imbir 18 19 19
25 Aris rumbewas 17 22 16
26 Erens umpes 19 33 15
27 Nandis imbir 20 39 19
28 Berto.E mambrisauw 30 41 10

60
29 Brian mambrisauw 19 19 15
30 Yules mambrisauw 25 28 19

Lampiran 2.
Data Descriptive Koordinasi Mata Tangan (KMT), dan Keseimbangan
Badan (KB) Terhadap Kemampuan Passing Atas Bola Voli (PB Bola Voli)
Siswa SMA Negeri 9 Raja ampat
Descriptive Statistics

N Range Min Max Mean Std. Deviation Variance

PA 30 10.00 10.00 20.00 15.7333 3.40318 11.582

KMT 30 15.00 15.00 30.00 21.6333 5.15607 26.585

KB 30 29.00 16.00 45.00 29.1333 8.17791 66.878

Valid N (listwise) 30

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PA KMT KB

N 30 30 30

Normal Parametersa Mean 15.7333 21.6333 29.1333

Std. Deviation 3.40318 5.15607 8.17791

Most Extreme Differences Absolute .231 .258 .091

Positive .135 .258 .091

Negative -.231 -.123 -.086

Kolmogorov-Smirnov Z 1.268 1.411 .499

Asymp. Sig. (2-tailed) .080 .057 .964

a. Test distribution is Normal.

61
KMT

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 15 2 6.7 6.7 6.7

16 2 6.7 6.7 13.3

17 2 6.7 6.7 20.0

18 4 13.3 13.3 33.3

19 5 16.7 16.7 50.0

20 4 13.3 13.3 63.3

25 4 13.3 13.3 76.7

27 1 3.3 3.3 80.0

29 1 3.3 3.3 83.3

30 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

PA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10 4 13.3 13.3 13.3

11 2 6.7 6.7 20.0

12 1 3.3 3.3 23.3

15 9 30.0 30.0 53.3

16 1 3.3 3.3 56.7

18 1 3.3 3.3 60.0

19 11 36.7 36.7 96.7

20 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

62
KB

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 16 1 3.3 3.3 3.3

17 1 3.3 3.3 6.7

19 2 6.7 6.7 13.3

20 2 6.7 6.7 20.0

22 1 3.3 3.3 23.3

23 1 3.3 3.3 26.7

24 1 3.3 3.3 30.0

25 2 6.7 6.7 36.7

26 1 3.3 3.3 40.0

27 1 3.3 3.3 43.3

28 2 6.7 6.7 50.0

29 1 3.3 3.3 53.3

30 3 10.0 10.0 63.3

31 1 3.3 3.3 66.7

32 1 3.3 3.3 70.0

33 1 3.3 3.3 73.3

34 1 3.3 3.3 76.7

35 1 3.3 3.3 80.0

39 1 3.3 3.3 83.3

40 1 3.3 3.3 86.7

41 1 3.3 3.3 90.0

42 1 3.3 3.3 93.3

44 1 3.3 3.3 96.7

45 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

63
64
REGRESSION

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 KMTa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PA

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .249a .062 .029 3.35393

a. Predictors: (Constant), KMT

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 20.899 1 20.899 1.858 .184a

Residual 314.968 28 11.249

Total 335.867 29

a. Predictors: (Constant), KMT

b. Dependent Variable: PA

65
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 19.295 2.684 7.189 .000

KMT -.165 .121 -.249 -1.363 .184

a. Dependent Variable: PA
REGRESSION

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 KBa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PA

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .408a .166 .136 3.16273

a. Predictors: (Constant), KB

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 55.787 1 55.787 5.577 .025a

Residual 280.080 28 10.003

Total 335.867 29

a. Predictors: (Constant), KB

b. Dependent Variable: PA

66
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 20.674 2.170 9.525 .000

KB -.170 .072 -.408 -2.362 .025

a. Dependent Variable: PA

REGRESSION

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 KB, KMTa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PA

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .473a .224 .166 3.10720

a. Predictors: (Constant), KB, KMT

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 75.190 2 37.595 3.894 .033a

Residual 260.677 27 9.655

Total 335.867 29

a. Predictors: (Constant), KB, KMT

b. Dependent Variable: PA

67
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 24.042 3.192 7.532 .000

KMT -.159 .112 -.240 -1.418 .168

KB -.167 .071 -.402 -2.371 .025

a. Dependent Variable: PA

68
lampiran 3. dokumen penelitian

Kesiapan Penelitian

69
Tes Kordinasi Mata Tangan

70
Tes Keseimbangan Badan

71
72
DAFTAR PUSTAKA

Barbara L. Viera & Bonnie J. Freguson. (2010). Bolavoli Tingkat Pemula. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.
Bompa Tudor, O. (1994). Theory and Metodology of Training (Terjemahan).
Bandung: Universitas Padjadjaran.

Bonnie Robison (1993). Bola Voli. Semarang: Dahara Prize.

Duwi Yanto. (2009). Hubungan Antara Tinggi Badan Kekuatan Otot Lengan dan
Panjang Lengan dengan Hasil Servis Atas Bolavoli Peserta Ekstrakurikuler
Bolavoli Putra SMA Negeri Jakarta Skripsi. FIK UNM.
Fox L, Bowel RW, and Foss Mc. (1993). The Physiological Basis For Exercise on
Sport: Brown and Bench mark Publisher.

Harsono, dkk. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Olahraga.


Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Ibnu Hajar. (1999). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam


Pendidikan. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

Ismaryati. (2006). Tes Pengukuran Olahraga. UNS: Surakarta.

Mochammad Sajoto. (1988). Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik.


Semarang: IKIP Semarang.

Moh.Uzer Usman. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhajir. (2003). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SMA Kelas 1. Jakarta:
Erlangga.

Nuril Ahmadi. (2007). Permainan Bolavoli. Surakarta: Era Intermedia.

Pate, R. Clenaghan, R. Rottela. (1984). Scientific Fondation of Couching.


Philadelphia: Sounders Company Publishing.

PP. PBVSI. (2004). Peraturan Permainan Bolavoli. Jakarta.


Prihatin S. (2007). Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan dengan
Hasil Servis Bawah Bolavoli pada Siswa Putera Ekstrakurikuler SMP
Negeri 9 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. FIK UNY.

73
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung:
Alfabeta.
Suharno HP. (1981). Dasar-dasar Permainan Bolavolley. IKIP Yogyakarta.
_______. (1984). Ilmu Coaching Umum. (diktat).

Yogyakarta. Suharsimi Arikunto. (2002) Manajemen Penelitian. Edisi Revisi.


Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

_______________ (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Taktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sukadiyanto. (2005). Diktat Pengantar Teori dan Metodologi Latihan Fisik.


Yogyakarta: FIK.

Sutrisno Hadi. (1991). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset


.
Syarifuddin. (2002). Ilmu Kepelatihan Dasar. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Dirjen Dikti, Jakarta.

Yudha M. Saputra. (1999). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar (Sebuah


Pendekatan Pembinaan Gerak melalui Permainan). Jakarta: Depdiknas.

74

Anda mungkin juga menyukai