BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan didunia pendidikan khususnya pendidikan
jasmani dan olahraga, model pembelajaran yang sesuai dengan
penyampaian
materi
ajar
sangatlah
menentukan
pada
tingkat
Permainan sepak takraw adalah salah satu permainan bola besar disukai anakanak,karena permainan ini mirip dengan sepak bola, demikian Agung menceritakan
Wawancara tgl.15 Oktober 2012 ).Tetapi, biasanya anak-anak melakukan hanya untuk
kesenangan saja tanpa ada keterampilan sepak sila dengan benar,sehingga dalam
permainan banyak sekali passing dan pemberian umpan yang tidak bisa terselesaikan
dengan baik, sehinga sering terjadi salah saat menerima bola dari lawan atau teman, bola
tidak bisa dimainkan dikarenakan teknik sepak sila yang tidak baik.
Didalam pendidikan jasmani sekarang ini, penyampaian materi
harus disesuaikan dengan karakteristik anak . Pada usia sekolah dasar
anak cenderung untuk bermain dan bertanding, anak akan merasa
senang bila dalam proses belajar dalam bentuk permainan dibanding
dengan system ortodok model-model lama, dengan adanya perubahan
ini guru dituntut kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan situasisituasi lingkungan dan berbagai bentuk permainan yang nyaman dan
menyenangkan sesuai dengan materi yang akan disampaikan .
Untuk menciptakan proses pembelajaran seperti di atas pada
penjas sangatlah terdukung, karena materi pendidikan jasmani banyak
berupa olahraga permainan, baik permainan bola besar, permainan
bola kecil atau juga permainan tradisional seperti gobak sodor,engklek
dan lain-lain. Sepak takraw juga salah satu olahraga permainan, akan
tetapi untuk bermain sepak takraw seorang siswa dituntut mempunyai
keterampilan dan teknik dasar antara lain : sepak sila, sepak cukil,
sepak kuda, menyundul, service dan lain-lainnya. Untuk mempelajari
Apakah
Sub
Variable
Sumber
Indikator
- Sajian antar
Instrumen
Data
Pembelaja
Model
Model
Pembelaja
Pembelaja
konsep
ran sepak
ran
ran
gerakan
sila dalam
- Pedoman
Observasi
- Pedoman
wawancar
Kumon
sepak sila
sepak
a
dengan
takraw
konsep
dikelas IV
gerakan yang
SD Negeri
dikuasai
- Latihan
Lesanpuro
2
gerakan
sepak sila
- Koreksi
Hasil
an
Sepak sila - Lambungkan
Tes
belajar
(ranah
ketrampila
penilaian
n sepak
ketrampil
psikomoto
r)
bola
- Perkenaan
- Pedoman
bola pada
sila
kaki
- Pegang Sepak
- Timang-timang
Sumber: Variabel penelitian,olahan dari peneliti sendiri.
an sepak
sila
E. Definisi Operasional
1. Keterampilan Sepak Sila adalah jenis sepakan dalam teknik dasar
permainan sepak takraw yang menggunakan tungkai dan kaki
dalam posisi seperti orang bersila dengan perkenaan bola pada kaki
bagian dalam.
2. Permainan Sepak Takraw adalah suatu bentuk olahraga permainan
yang mengandalkan keterampilan kaki dalam mengolah bola.
Permainan sepak takraw berasal dari permainan sepak raga yang
dimainkan secara beregu.
3. Model Pembelajaran Kumon adalah pembelajaran dengan
mengaitkan antar konsep, keterampilan, kerja individu, dan
menjaga suasana nyaman dan menyenangkan.
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Guru
BAB II
KAJIAN MATERI
A. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan.(Oemar
Hamalik,1995:57). Sedangkan menurut Jihad (2008:12) bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi educative untuk mencapai
tujuan tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses yang didalamnya terjadi interaksi antara
pendidik dan peserta didik, materi, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada hakekatnya pembelajaran memang diciptakan agar dalam
prosesnya dapat tersusun secara sistematis dan saling berinteraksi
dengan memberdayakan semua komponen yang ada , sehingga apa
yang menjadi tujuan dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan
terlaksana secara efektif.
SD Negeri Lesanpuro 2 adalah wadah atau lingkungan yang
dikondisikan untuk terjadinya proses pembelajaran tersebut , karena
SD Negeri Lesanpuro2 juga bagian dari system pendidikan nasional
kita. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran SD Negeri Lesanpuro 2
juga perlu mengadakan pengembangan dan inofasi-inofasi baru guna
memperlancar dan meningkatkan prestasi dan hasil belajar peserta
didiknya.
10
dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurangkurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Menurut
(Depdiknas,2008:11) Silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembalajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Jadi uaraian
diatas menyatakan bahwa komponen-kompene pembelajaran terdiri
dari:
-Kurikulum
-Silabus dan
-Rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari: kolom
identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, tujuan
pembelajaran,materi pembelajaran, metode, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar dan penilaian.
c. Langkah-Langkah pembelajaran
Yuli kwartolo dalam penulisannya di tabloid penebur Jakarta edisi
Maret-April 2009 dengan judul Sembilan peristiwa belajar Gagne
(sebuah pendekatan pembelajaran) menguraikan Sembilan peristiwa
pembelajaran yang dikenal dengan istilah nine event of instruction
sebagai berikut : 1)Menarik perhatian siswa, 2)Menyampaikan kepada
siswa tentang tujuan pembelajaran, 3)Menstimulir/memanggil terlebih
dahulu informasi atau pengetahuan yang diperoleh, 4)Menyajikan isi
pembelajaran, 5)Menyediakan pedoman atau petunjuk belajar,
11
12
13
14
15
16
17
Nama
1
2
3
4
5
Keterangan aspek yang dinilai :
1. Cara melambungkan bola
2. Perkenaan bola pada kaki
3. Cara melakukan sepakan sila
4. Koordinasi gerakan sepak sila
Jumlah skore
Nilai
18
Nila
Ketentuan/criteria
i
Benar
Cukup
Kurang tepat
Salah
4
3
2
1
Nila
Benar
Cukup
Kurang tepat
Salah
i
4
3
2
1
Ketentuan/criteria
Perkenaan bola pada kura-kura kaki bagian dalam
Perkenaan bola pada punggung kaki
Perkenaan bola diluar bagian kaki
Bola tidak mengenai kaki sama sekali
Nila
Ketentuan/criteria
Benar
i
4
Cukup
Kurang tepat
Salah
3
2
1
Nila
i
4
Ketentuan/criteria
Jika gerakan mulai awal sampai perkenaan bola pada kaki
betul,serta arah bola dari sepakan tegak lurus ke atas.
19
Cukup
Kurang tepat
Salah
N=
3
2
1
nx
x 100
ny
Keterangan:
N = Nilai akhir
nx = Nilai yang didapat
ny = skore maksimal
Nilai
o
1
2
3
4
< 65
66 75
76 85
86 -
Table 2.3.
Kriteria
Tidak tuntas(remidi)
Cukup
Memuaskan
Sangat memuaskan
Penilaian Afektif
Aspek yang dinilai
No
Jumlah
Nilai
Nama
Skor
Kerja sama
Sportifitas
Kejujuran
1
2
Keterangan Penilaian :
Keterangan
Nila
Ketentuan/kriteria
20
Sangat baik
i
4
Baik
Cukup
Kurang
3
2
1
baik
Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran baik
Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran cukup
Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran kurang
No
1
2
3
4
5
Interprestasi
Sangat Negatif
Negatif
Netral
Positif
Sangat Positif
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
21
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research) karena penelitian
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.penelitian ini juga
termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu metode atau
model pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang akan diinginkan dapat
tercapai.penelitian tindakan bisa dipahami dari dua sisi ,yaitu dari sisi guru dan kepala
sekolah.dari sisi guru lazim dikenal dengan penelitian tindakan kelas . Untuk melakukan
22
penelitian tindakan kelas, Oja dan Sumarjan (dalam Titi Sugiarti 1997:8), menyatakan
ada 4 macam bentuk penelitian tindakan kelas,yaitu (1) penelitian Tindakan Guru
sebagai peneliti, (2) Penelitian tindakan kolaboratif ,(3) penelitian tindakan simulatife
terinteratif dan ( 4) penelitian tindakan social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan
guru penjaskesOr dan didalam proses belajar mengajar di lapangan yang bertindak
sebagai pengajar adalah guru penjaskes Or sedang kan peneliti bertindak sebagai subyek
penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat (peneliti ).Tujuan utama
dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran dikelas yang mana
peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,
pelaksana, pengamatan, dan refleksi. Untuk lebih memberikan gambaran kongkrit
pelaksanaan siklus dalam PTK ini digambarkan sebagai berikut :
Refleksi Awal
Pelaksana
tindakan
Rencana
tindakan
Observasi
Tidak berhasil
Berhasil
Refleksi
Pelaksana
tindakan
Tidak berhasil
Rencana
tindakan
Obsevasi
Refleksi dst.
Berhasil.?
23
Refleksi Awal
Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan
yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang
situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti
bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk
mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan
hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang
selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar
rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan
penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon
peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalahmasalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan
masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka
24
Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan
yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis
tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan
pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang diperoleh
25
C. Tahap-tahap penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
-Observasi awal
-Merumuskan focus permasalahan berdasarkan hasil observasi awal
-Penyusunan draft penelitian
-Perumusan dan penyempurnaan kisi-kisi dan instrument penelitian
-Pengumpulan data lapangan
-Pengolahan dan analisis data lapangan yang telah terkumpul
26
27
28
29
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan mengungkapkan penerapan model
pembelajaran kumon dalam meningkatkan ketrampilan siswa melakukan sepak sila dalam
permainan sepak takraw, dipaparkan berikut ini.
1. Refleksi awal
30
Perencanaan
Guru pengajar membuat persiapan sesuai dengan keseharian yang telah dilakukan
sebelumnya lengkap dengan alat evaluasi pembelajaran. Pembelajaran menggunakan konsep
play and game, dimana pembelajaran ini ditujukan untuk bermain dan bertanding dalam
suasana yang menyenangkan, anak dibiarkan untuk berekspreksi tanpa mengindahkan pada
bentuk keterampilan suatu gerakan yang benar dalam materi permainan sepak takraw.
Pelaksanaan dan Hasil Observasi
Observasi dilaksanakan pada hari selasa tanggal 17 September 2012 dengan kehadiran 28
siswa kelas IV SDN Lesanpuro 2.
Pembelajaran secara umum berlangsung dengan suasana yang kurang terkoordinir
dengan baik, di mana anak didik di biarkan belajar dan bermain sendiri dan guru hanya
mengarahkan dan memberi tugas diawal pelajaran . Setelah itu guru hanya mengawasi
jalannya pembejaran dari jauh.
Refleksi
-
Dalam pembelajaran siswa terkesan kurang terkontrol dengan baik, banyak siswa yang
kurang aktif, karena keaktifan dilakukan oleh siswa-siswa yang dominan. Teknik dan
keterampilan gerak dalam permainan sepak takraw tidak Nampak, karena anak
melakukan gerakan dengan ekspresi yang ada pada diri anak tanpa mengindahkan
kebenaran dari konsep gerakan yang ada permainan sepak takraw.
31
merasa senang dan mengeluarkan keringat sudah cukup puas. Walaupun tujuan yang
tertulis dalam RPP tidak tercapai.
SIKLUS I
a.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan sistemik. Diantara bagian dari system
dalam sebuah pekerjaan mengajar, antara lain: pembuatan rencana pembelajaran (RPP).
RPP yang dibuat oleh sasaran penelitian berisi seperangkat rumusan program pengajaran
yang diawali dengan penulisan :
1)Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2)Standar kompetensi merupakan kualifkasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3)Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.
4)Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
32
5)Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6)Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butirbutir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7)Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan
situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi
yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
8)Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Adapun
kegiatan inti meliputi :
Kegiatan eksplorasi, guru:
- pemahaman konsep gerakan sepak sila
- melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
- memfasilitasi peserta didik melakukan latihan gerakan sepak sila
Kegiatan elaborasi, guru mengawasi dan mengoreksi latihan:
-
rasa takut.
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
33
belajar.
Memfasilitasi peserta didik melakukan unjuk keterampilan sepak sila dari hasil latihan
Konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
a. Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil amatan peneliti, menunjukkan bahwa perilaku mengajar yang dilaksanakan
oleh guru dimulai dari pemberian kegiatan awal sampai kegiatan akhir banyak sekali siswa
yang kurang sekali mempunyai keterampilan sepak sila dalam permainan sepak takraw .
Banyak sepak sila yang tidak dilakukan dengan baik, terbukti dengan setiap melakukan
timang-timang bola, bola sering jatuh dan tidak sesuai dengan kriteria untuk keterampilan
sepak sila dalam permainan sepak takraw, akan tetapi untuk tahapan gerakan sepak sila
anak didik hampir semua menguasai (observasi, 17 September 2012). Selengkapnya
kegiatan pembelajaran dipaparkan sesuai dengan gambar dan penjelasannya sebagai
berikut :
34
Gambar IV.2 dapat dipahami sebagai aktivitas siswa dalam melakukan latihan sepak sila
tidak sesuai dengan gerakan yang di inginkan , Tampak pula banyak anak
35
36
b. Hasil belajar
Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar, untuk
membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Berdasarkan
hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilan sepak sila didapatkan skor rata-rata
kelas sebesar 67,7 (Lampiran 3) skore tersebut didapat dari hasil timang bola pada
keterampilan sepak sila dalam permainan sepak takraw.
c. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat dinyatakan
hal-hal berikut:
1) RPP dibuat secara paradigmatik yang sesuai dengan kaidah pengunaan metode atau
model pembelajara.
2) Pelaksanaan tidak sesuai dengan sistematika yang didasarkan kepada penerapan
metode atau model pembelajaran tertentu.
3) Hasil belajar sebagaian besar siswa belum mencapai keterampilan sepak sila
sebagaimana yang diharapkan.
Dari pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajarn kumon pada siklus I
disimpulkan beberapa hal antara lain:
-
Seluruh sequen nampak ada yang tidak terlaksana dalam proses pembelajaran pada siklus
I, maka dengan tidak terpenuhinya sequen pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran kumon pada siklus I peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian ini
pada siklus II.
Instrumen penilaian adalah ranah psikomotor berupa tes keterampilan gerak sepak sila
yang berdasarkan tahapan-tahapan yang sesuai dengan indicator dengan kriteria yang
37
sudah ditentukan, sehingga penilaian yang dilakukan tidak keluar dari tujuan yang di
inginkan.
-
Hasil pembelajaran secara bertahap 70% anak sudah menguasai materi sepak sila akan
tetapi sewaktu penilaian koordinasi gerakan secara utuh melalui penilaian gerakan
timang-timang bola banyak anakyangkurang mengusai. Kita menyadari bahwa
keterampilan psikomotor harus dilakukan latihan yang berulang-ulang dengan intensitas
yang tinggi dengan dukungan peralatan yang memadahi, baru keterampilan sepak sila
bisa dikuasai anak dengan baik. Dalam pembelajaran sepak sila kelas IV di SD Negeri
Lesanpuro 2 kurang bisa berjalan dengan maksimal, terbukti dari hasil observasi dan olah
data penelitian ini menyatakan hasil belajar anak didik pada materi sepak sila dalam
permainan sepak takraw nilai rata-rata kelas 55.6 (Lampiran 4), intensitas latihan
masing-masing anak berbeda penyebaran penguasaan materi tidak merata sehingga
peningkatan prestasi hasil belajar anak pada keterampiln sepak sila tidak Nampak.
MODEL PEMBELAJARAN KUMON
OBSERVASI PADA SIKLUS I, HARI RABU, Tanggal 17 September 2012
Kegiatan
Seque
o
1
n
1
sila
Memberi tugas latihan gerakan
sepak sila
Koreksi hasil latihan masing-masing
Kualifikasi
4 3 2 1
v
dilakukan
v
dilakukan
v
anak
Keterangan
tidak
dilakukan
dilakukan
38
gerakan
Remidial dan memberi penguatan
tidak
dilakukan
Kriteria penilaian:
Nilai 4 jika kegiatan dilakukan utuh
Nilai 3 jika dilakukan tapi ada sedikit kesalahan
Nilai 2 Jika dilakukan tapi banyak kesalahan
Nilai 1 jika tidak terlaksana
Total nilai =(Jumlah nilai: 4x5)x 100%=( 9:20) x100%= 45%
2. Rekomendasi
Berdasarkan refleksi di atas, dapat disarankan hal-hal berikut.
Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kumon, dengan tahapantahapan pembelajaran, a)Memberi sajian konsep gerakan sepak sila,b) Melatih setiap siswa
untuk melakukan gerakan sepak sila, c) Mengoreksi hasil latihan gerakan sepak sila, d)
Memberikan latihan lagi sesuai dengan hasil koreksi gerakan yang benar, e) Memberikan
penguatan tentang gerakan sepak sila yang benar. Hendaknya dituangkan dalam
penulisan RPP khususnya dikegiatan inti dan dilaksanakan dalam model pembelajaran
kumon.
Siklus II
39
40
7)Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan
situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi
yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
8)Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Adapun
kegiatan inti meliputi :
Kegiatan eksplorasi, guru:
- Siswa dapat pemahaman konsep gerakan sepak sila dengan visualisasi
- melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
- memfasilitasi peserta didik melakukan latihan gerakan sepak sila
Kegiatan elaborasi, guru mengawasi dan mengoreksi latihan:
-
rasa takut.
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar.
Memfasilitasi peserta didik melakukan unjuk keterampilan sepak sila dari hasil latihan
Konfirmasi, guru:
41
d. Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil amatan peneliti, menunjukkan bahwa perilaku mengajar yang dilaksanakan
oleh guru dimulai dari pemberian kegiatan awal sampai kegiatan akhir banyak sekali siswa
yang kurang sekali mempunyai keterampilan sepak sila dalam permainan sepak takraw .
Banyak sepak sila yang tidak dilakukan dengan baik, terbukti dengan setiap melakukan
timang-timang bola, bola sering jatuh dan tidak sesuai dengan kriteria untuk keterampilan
sepak sila dalam permainan sepak takraw, akan tetapi untuk tahapan gerakan sepak sila
anak didik hampir semua menguasai (observasi, 19 Desember 2012). Selengkapnya
kegiatan pembelajaran dipaparkan sesuai dengan gambar dan penjelasannya sebagai
berikut :
42
43
44
e. Hasil belajar
Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar, untuk
membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Berdasarkan
hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilan sepak sila didapatkan skor rata-rata
kelas sebesar 63.3 ( Lampiran 5) skore tersebut didapat dari hasil timang bola pada
keterampilan sepak sila dalam permainan sepak takraw.
f. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat dinyatakan
hal-hal berikut:
1) RPP dibuat secara paradigmatik yang sesuai dengan kaidah pengunaan metode
atau model pembelajara.
45
Dari pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajarn kumon pada siklus I
disimpulkan beberapa hal antara lain:
-
Seluruh sequen nampak ada artinya terlaksana dalam proses pembelajaran dengan asumsi
mendekati standart sempurna, maka dengan terpenuhinya sequen pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran kumon pada siklus II peneliti memutuskan untuk
menghentikan penelitian ini pada siklus II.
Instrumen penilaian adalah ranah psikomotor berupa tes keterampilan gerak sepak sila
yang berdasarkan tahapan-tahapan yang sesuai dengan indicator dengan kriteria yang
sudah ditentukan, sehingga penilaian yang dilakukan tidak kelur dari tujun yang di
inginkan.
Hasil pembelajaran secara bertahap 80% anak sudah menguasai materi sepak sila akan
tetapi sewaktu penilaian koordinasi gerakan secara utuh melalui penilaian gerakan
timang-timang bola banyak anak yang kurang mengusai. Kita menyadari bahwa
keterampilan psikomotor harus dilakukan latihan yang berulang-ulang dengan intensitas
yang tinggi dengan dukungan peralatan yang memadahi, baru keterampilan sepak sila
bisa dikuasai anak dengan baik. Dalam pembelajaran sepak sila kelas IV di SD Negeri
Lesanpuro 2 kurang bisa berjalan dengan maksimal, terbukti dari hasil observasi dan olah
46
data penelitian ini menyatakan hasil belajar anak didik pada materi sepak sila dalam
permainan sepak takraw nilai rata-rata kelas 63.3 (Lampiran 5), intensitas latihan
masing-masing anak berbeda penyebaran penguasaan materi tidak merata sehingga
peningkatan prestasi hasil belajar anak pada keterampiln sepak sila tidak nampak.
Kegiatan
Seque
Kualifikasi
Keterang
an
4
v
sila
Memberi tugas latihan gerakan
dilakukan
sepak sila
Koreksi hasil latihan masing-masing
dilakukan
anak
Memberi latihansesuai hasil koreksi
dilakukan
gerakan
Remidial dan memberi penguatan
dilakukan
Kriteria penilaian:
Nilai 4 jika kegiatan dilakukan utuh
1
dilakukan
47
3. Rekomendasi
Berdasarkan refleksi di atas, dapat dinyatakan hal-hal berikut.
a. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kumon, dengan
tahapan- tahapan pembelajaran, 1)Memberi sajian konsep gerakan sepak sila,2)
Melatih setiap siswa untuk melakukan gerakan sepak sila, 3) Mengoreksi hasil latihan
gerakan sepak sila, 4) Memberikan latihan lagi sesuai dengan hasil koreksi gerakan
yang benar, 5) Memberikan penguatan tentang gerakan sepak sila yang benar.
b. Hasil belajar keterampilan sepak sila dengan menerapkan metode drill terbukti
meningkat, dengan peningkatan dari refleksi awal hingga refleksi pada siklus II sebesar
7.7 ( siklus I 55.6, dan siklus II 63.3).
c. Berdasarkan hasil pada butir a dan b tersebut, dinyatakan bahwa pelaksanaan PTK ini
tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya (PTK dinyatakan berakhir).
B. Pembahasan
1.
48
latihan gerakan sepak sila, c) mengoreksi hasil latihan gerakan seak sila, d) memberi
latihan lagi sesuai dengan hasil koreksi, dan e) memberi penguatan tentang gerakan
sepak sila yang benar dan remedial bagi siswa yang belum mencapai nilai. Memiliki
dampak positif dalam meningkatkan keterampilan sepak sila pada siswa. Hal itu,
sesuai dengan yang dinyatakan dalam siklus II ini dapat dilihat dari peningkatan
keterampilan siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar
meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu sebesar 55,6 menjadi 63,3
sedangkan untuk ranah afektif yaitu 75,3 menjadi 78,3 Pada siklus II ketuntasan belajar
siswa secara klasikal telah tercapai sebesar 7,7 untuk psikomotor dan 3,0 afektifnya.
Hasil tersebut dapat dibenarkan, karena penggunaan model pembelajaran kumon
memiliki kelebihan-kelebihan, diantaranya : a) Adanya penggabungan antar konsep
yang satu dengan konsep yang lain atau keterampilan sepak sila dengan
keterampilan yang lain, b) Latihan pada materi ajar, sehingga berperan aktif dalam
proses pembelajaran, c) Koreksi pada hasil dari latihan untuk memperkecil
kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik, d) Koreksi pada hasil dari latihan
untuk memperkecil kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik, e) Adanya
perbaikan dan penguatan pada materi bahan ajar, f) Adanya perbaikan dan
penguatan pada materi bahan ajar, dan g) Adanya perbaikan dan penguatan pada
materi bahan ajar.
2. Hasil belajar
a. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menerapkan metode drill dalam setiap siklus mengalami
49
peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang
terus mengalami peningkatan.
b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajaran
dengan penerapan pembelajaran model kumon paling dominan adalah belajar
dengan dilakukan secara berulang-ulang akibatnya keterampilan siswa tentang
sepak sila dalam permainan sepaak takraw semakin meningkat.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langkah-langkah model pembelajaran kumon dengan baik. Hal ini terlihat dari
aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati
siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran , menjelaskan atau melatih
menggunakan alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas
cukup besar.
c. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kumon
Berdasarkan tanya jawab dengan siswa dapat diketahui bahwa tanggapan
siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang
menyatakan adanya ketertarikan dan berminat dengan model pembelajarankumon.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap model
pembelajaran kumon, sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran kumon
dapat meningkatkan kebenaran gerak dalam keterampilan sepak sila siswa kelas IV
SDN Lesanpuro 2.
50
BAB V
PE N UTU P
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas sebagaimana dipaparkan sebelumnya, dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran kumon dilakukan dengan tahapan-tahapan :
a) Memberi penjelasan konsep gerak sepak sila besertacontohnya, b) Memberikan
latihan setiap siswa untuk belajar keterampilan sepak sila, c) Mengoreksi hasil
latihan yang dilakukan setiap siswa, d) Memberikan latihan lagi pada bagian yang
salah sesuai dengan hasil koreksi, e) Memberi penguatan tentang gerakan sepak sila
yang benar serta remedial bagi siswa yang kurang pada keterampilan gerak sepak
sila.
2. Hasil belajar yang dicapai siswa mengalami peningkatan dilukiskan dengan hasil
capaian nilai pada refleksi awal siklus I sebesar 55,6 dan pada siklus II sebesar
63,3 dengan perbedaan nilai sebesar 7,7 pada nilai psikomotor, dan 75,3 menjadi
78,3pada ranah afektifnya.
B.
Saran
Berdasarkan simpulan hasil di atas,dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut.
1. Bagi pengajar yang sedang membelajarkan keterampilan sepak sila dalam permainan sepak
takraw, hendaknya dalam memberikan latihan gerakan tidak membiarkan banyak siswa yang
pasif.
51
2. Penyediaan alat belajar sebagai media untuk berlatih perlu diperbanyak, bila tidak ada
peralatan yang sesuai dengan ketentuan hendaknya peralatan dimodifikasi dengan
memanfaatkan benda yang ada disekitar, yang penting aman pada anak dan mudah didapat.
Sehingga aktifitas latihan yang dilakukan oleh anak didik bisa dilakukan secara bersama
dengan frekwensi yang sama pula, tidak ada dominasi latihan pada anak yang lebih kuat.
3. Agar penerapan model pembelajaran kumon berdampak positif pada penyajian materi
keterampilan gerak sepak sila dalam permainan sepak takraw secara keseluruhan dapat
diterima oleh anak, kesalahan yang terjadi pada latihan segera ada perbaikan dengan adanya
koreksi dari masing-masing siswa, hingga kesalahan konsep gerak yang permanen dapat
dihindari sedini mungkin.
4. Penciptaan kondisi belajar yang nyaman dan menyenangkan dengan pengawasan dari guru
perlu dilakukan agar siswa dalam melakukan latihan tidak terlalu banyak bergurau.
5. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pijakan untuk penelitian berikutnya dengan
memodifikasi model penelitian dan atau wilayah sasaran penelitiannya.
52
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Belajar
Dan
1988.
BNIP:197108182006041026elajar
dan
factor-faktor
Pembelajaran
yang
Bahasa