Anda di halaman 1dari 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN LAY UP BOLA BASKET

MENGGUNAKAN MEDIA SEDERHANA BAN BEKAS PADA PESERTA


DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 MAGETAN

PROPOSAL
Untuk memenuhi tugas lokakarya
Pendidikan Profesi Guru

Oleh :
AGUS PURNOMO S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN OLAHRAGA
PENDIDIKAN PROFESI GURU
JUNI 2019

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab I ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan


masalah, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan
penelitian, serta definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani dan olahraga adalah proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan
pendidikan, Mahendra (dalam Paturusi, 2012:4). Dengan demikian pendidikan
jasmani dan olahraga dapat diartikan suatu kegiatan mendidik anak dengan proses
pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Kegiatan pembelajaran
olahraga tidak akan terlaksana dengan maksimal jika sistematika dalam
pembelajaran tidak berjalan dengan baik, salah satu bentuk pembelajaran olahraga
yang digemari peserta didik yaitu bola basket.
Sudarsini (2013:24) “permainan bolabasket yaitu permainan bola besar
yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu dimainkan oleh lima
orang pemain”. Jadi, bola basket merupakan jenis olahraga bola besar
berkelompok yang terdiri dari dua tim yang masing-masing tim beranggotakan
lima orang pemain yang saling bertanding mencetak point dengan memasukkan
bola ke dalam keranjang lawan dengan melakukan hal-hal yang sebaik-baiknya.
Dalam permainan bolabasket ada beberapa teknik yang harus dikuasai salah
satunya yaitu lay up.
Moh. Gilang (139-140) Lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan
jarak dekat sekali dari ring basket sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke
dalam ring basket yang didahului dengan gerakkan dua langkah. Untuk siswa
SMP khususnya kelas VIII, belajar lay up tidaklah mudah apalagi jika tidak
menggunakan strategi mengajar dan media pembelajaran yang tepat. Karena siswa
SMP berada pada tahap periode perkembangan Operasional formal (umur 11/12-
18 tahun). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu
berpikir abstrak dan logis. Model berfikir ilmiah dengan tipe hipotetico-deductive
dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik
kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa (Asri Budiningsih, 2005:
39).
Tahap kognitif yaitu dengan memberikan pemahaman konsep gerak yang
benar kepada anak agar anak benar – benar paham mengenai konsep gerak yang
dilakukan dan tujuannya. Tahap asosiatif ditandai dengan adanya gerakan-gerakan
yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena peserta didik masih dalam taraf belajar
untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berpikir sebelum melakukan
suatu gerakan. Dengan repetisi atau pengulangan peserta didik diharapkan
membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakan-
3

gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya


dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan
dalam perkembangan psikomotor. Tahap otonomi seorang peserta didik telah
mencapai tingkat autonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap
meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap
ini disebut tahap autonomi karena peserta didik sudah tidak memerlukan
kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan, oleh karena itu perlu
digunakannya strategi pembelajaran yang menggunakan media-media yang
manfaatnya mempermudah proses belajar mengajar, salah satunya menggunakan
media sederhana.
(Miarso:1989) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk belajar. Menurut Djamarah (1995:136) media adalah alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Sederhana adalah tidak berlebih-lebihan, jadi media sederhana
merupakan media pembelajaran yang tidak berbasis teknologi dan dapat dibuat
sendiri. Media pembelajaran sederhana identik dengan hal yang simple yang tidak
memerlukan biaya mahal contohnya seperti ban bekas. Bas bekas mempunyai
bentuk bundar yang mempunyai titik tengah sehingga mempermudah siswa dalam
belajar lay up.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,maka peneliti ingin
meningkatkan keterampilan lay up, melalui penelitian yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Lay Up bola basket menggunakan media
sederhana ban bekas pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Magetan”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media
sederhana ban bekas dapat meningkatkan keterampilan lay up bolabasket pada
peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media pembelajaran ban bekas terhadap hasil pembelajaran Lay Up pada siswa
kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Magetan.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Media sederhana ban bekas yang digunakan peneliti sebagai media atau
alat dapat meningkatkan (memperbaiki) keterampilan lay up bolabasket pada
peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan.

2. Bagi Peserta Didik Kelas VIII


Dengan adanya penelitian ini diharapkan peserta didik dapat
meningkatkan (memperbaiki)penguasaan keterampilan lay up bolabasket,
sehingga keterampilan lay up menjadi lebih baik.

3. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolak
ukur keberhasilan dalam pembelajaran permainan bola besar khususnya bola
basket.

4. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan peneliti dalam
memperoleh pengalaman nyata dari ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan
melakukan penelitian tersebut.

5. Bagi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang


Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar pustaka
di laboratorium Fakultas Ilmu Keolahragaan dan dapat dipergunakan sebagai
bahan informasi ilmiah bagi pihak yang ingin mengkaji lebih dalam tentang
penelitian yang sejenis.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka akan diuraikan beberapa tinjauan teoritis yang


mendukung judul penelitian ini yaitu yang berkaitan dengan pembelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga, bolabasket, lay up, dan media sederhana.

A. Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga


“Pendidikan jasmani adalah latihan jasmani yang dimanfaatkan,
dikembangkan, dan didayagunakan dalam pendidikan” (Subagio, dkk. 2008:18).
Sedangkan Paturusi, (2012:4) berpendapat bahwa pendidikan jasmani dan
olahraga adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang
terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Mardiana, (2014:1.15) pendidikan
jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui
berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara
organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional. Dengan demikian pendidikan
jasmani dan olahraga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendidik anak
dengan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
Aktivitas jasmani dan olahraga yang telah diberikan dalam proses
pembelajaran belum tercapai secara maksimal dan belum memenuhi tujuan dari
pendidikan jasmani dan olahraga. Oleh sebab itu, untuk dapat mencapai tujuan
dari pendidikan jasmani khususnya pada materi bola basket perlu dilakukannya
sebuah model dan metode pembelajaran yang dapat mempermudah peserta didik
dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga
khusunya materi pembelajaran permainan bolabasket.

B. Permainan Olahraga Bola basket


Ahmadi (2007:2) bola basket adalah sebuah permainan yang sederhana.
Rahasia permainan bolabasket adalah melakukan hal-hal sederhana dengan
sebaik-baiknya. Persatuan Bola basket Seluruh Indonesia (PERBASI), (2008:41)
bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing
terdiri dari lima orang, tim terdiri dari dua belas pemain termasuk kapten, setiap
regu berusaha mencetak angka. Sudarsini (2013:24) menjelaskan “permainan bola
basket yaitu permainan bola besar yang dimainkan oleh dua regu yang masing-
masing regu dimainkan oleh lima orang pemain”. Jadi, bola basket merupakan
jenis olahraga bola besar berkelompok yang terdiri dari dua tim, yang masing-
masing tim beranggotakan lima orang pemain yang saling bertanding mencetak
point dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dengan melakukan hal-
hal yang sebaik-baiknya.
Dalam bermain bola basket tujuan utamanya yaitu mencetak point
sebanyak-banyaknya dikeranjang lawan dengan menerapkan beberapa teknik dan
strategi yang digunakan dalam permainan. Wissel (2012:2) tujuan dari permainan
6

bola basket adalah mendapatkan nilai atau skor dengan memasukkan bola
kekeranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hal serupa. Terampil
bermain bola basket dapat dicapai apabila gerak dasar dan kemampuan fisiknya
baik oleh karena itu, gerak dasar dan kemampuan fisik pada permainan bola
basket harus efektif dan seimbang. Kemampuan fisik dan teknik dasar dalam
bermain bola basket sangatlah dibutuhkan untuk menunjang permainan bola
basket yaitu pada saat melakukan strategi pertahanan dan penyerangan. Hal ini
penting agar seorang pemain mampu menguasai teknik dasar yang baik dan
mempunyai fisik yang prima dalam bermain bolabasket.

C. Lay Up Shoot Bolabasket


Tembakan lay up shoot adalah tembakan yang efektif, sebab dilakukan
pada jarak yang sedekat-dekatnya dengan basket atau keranjang (Imam Sodikun,
1992:64). Tembakan lay up adalah tembakan yang sangat berguna untuk
mencetak angka, karena peluang masuk kedalam ring cukup besar yaitu 90%.
Dewasa ini lay up shoot semakin bervariasi, unsur yang perlu diperhatikan dalam
teknik lay up shoot ada beberapa macam, diantaranya langkah kaki, juluran tangan
dan lompatan. Setiap pemain basket harus belajar dan bisa melakukan lay up
shoot dengan tangan kanan maupun tangan kiri, langkah kakipun mengikuti
juluran tangan saat lay up shoot.
Menurut Hal Wissel (2000:61) langkah sebelum anda melakukan lay up
shoot haruslah pendek sehingga anda dapat segera membungkuk lalu mengangkat
lutut untuk melakukan lompatan. Lengan tangan, pergelangan tangan dan jari-jari
harus lurus ke arah ring basketdan lepaskan bola dari telunjuk dengan sentuhan
yang halus.
Seperti yang dikemukakan Danny Kosasih (2008:50) Setiap pemain harus
belajar melakukan lay up shoot dengan tangan kanan maupun tangan kiri.
Lompatan yang tinggi dibuat dengan jejakan kaki terakhir sebelum melompat, jadi
usahakan lompatan kita mendekati ring, jika memungkinkan lakukanlah dunk. Lay
up shoot dapat dilakukan dengan 2 (dua) hitungan kaki ataupun dengan 1 (satu)
hitungan kaki.

Gambar 2.1 Gerakan Lay Up Shoot


Sumber: Danny Kosasih. 2008. p.50
7

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan gerakan lay
up shoot agar dapat dikuasai dengan mudah, seperti yang diutarakan oleh Hal
Wissel (2000 : 61-62) tentang kunci sukses lay up terdapat 3 fase, yaitu:

1. Fase Persiapan
Pada fase ini ada beberapa tahapan yang harus dicermati yaitu:
1) lihat target,
2) langkah pendek,
3) lutut yang rendah untuk melompat,
4) bahu rileks,
5) tangan yang tidak menembak dibawah bola,
6) tangan menembak dibelakang bola,
7) siku masuk atau rapat,
8) bola berada diantara telinga dan bahu.

Gambar 2.2 Fase Persiapan Lay Up Shoot


Sumber: H. Wissel. 2000. p.61
2. Fase Pelaksanaan
Fase pelaksanaan adalah fase dimana pemain melayang sambil melepaskan
bola atau menembakkan bola ke arah keranjang. Tahapan fase pelaksanaan ialah:
1) angkat lutut untuk menembak,
2) lompat,
3) rentangkan kaki, punggung, bahu,
4) rentangkan siku,
5) lenturkan pergelangan dan jari-jari kedepan,
6) lepaskan jari telunjuk,
7) penyeimbang tangan pada bola sampai lepas,
8) irama yang sama atau seimbang.
8

Gambar 2.3 Fase Pelaksanaan Lay Up Shoot


Sumber: H. Wissel. 2000. p.62

3. Fase Follow-Through
Fase Follow-Through adalah suatu gerakan lanjutan pada suatu gerakan,
dalam pergerakan lay up shoot terdapat pergerakan lanjutan yang sama
pentingnya dengan gerakan dasar lay up shoot. Gerakan ini berguna untuk
mengambil bola rebound apabila lay up shoot tersebut gagal. Gerakan lanjutan
pada lay up shoot tersebut adalah:
1) melihat sasaran setelah melakukan lay up shoot,
2) mendarat dengan seimbang,
3) lutut ditekuk,
4) tangan keatas untuk mengambil bola yang keluar dari basket.

D. Media Sederhana
(Miarso:1989) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk belajar. Menurut Djamarah (1995:136) media adalah alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Sederhana adalah tidak berlebih-lebihan, jadi media sederhana
merupakan media pembelajaran yang tidak berbasis teknologi dan dapat dibuat
sendiri. Media pembelajaran sederhana identik dengan hal yang simple yang tidak
memerlukan biaya mahal contohnya seperti ban bekas. Bas bekas mempunyai
bentuk bundar yang mempunyai titik tengah sehingga mempermudah siswa dalam
belajar lay up.
9

E. Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah
yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai
tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim
peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan
sampai penilaian terhaadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan
belajar mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran
yang dilakukan (Iskandar, 2012 : 21). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan bagian dari penelitian masalah praktis yang memiliki tujuan utama
untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran pendidikan jasmani atau
memperbaiki kualitas proses dan hasil kepelatihan olahraga (Agus
Kristiyanto,2010 : 28).
Seperti yang dikemukakan oleh Agus Kritiyanto dalam bukunya (2010:29-
32), beberapa ahli mengutarakan definisi Penelitian Tindakan Kelas yang
berbeda-beda. Berikut definisi Penelitian Tindakan Kelas menurut beberapa ahli:

a. Stephen Kemmis
Stephen Kemmis mengatakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) adalah “Suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran
tersebut dilakukan.”
b. Mc Niff
Mc Niff memberikan definisi Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai bentuk
penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan yang hasilnya
dapat dimanfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum, pengembangan
sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
c. Susilo
Definisi Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai bentuk penelitian yang
dilakukan oleh guru dikelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan
pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.
d. Iskandar
Adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis
dan empiris, reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru/dosen
atau tenaga pendidik serta kolaborator, sejak disusunnya suatu perencanaan
sampai penilaian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa tindakan
belajar mengajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran
yang dilakukan.”
e. Zainal Aqib
Yakni Penelitian Tindakan Kelas itu terdiri dari:
1. Penelitian,
10

2.Tindakan,
3. Kelas:

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek menggunakan aturan


metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan dianggap penting bagi
peneliti.
Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian PTK berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud ruangan tetapi
sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Kelas bukan sekedar ruangan
tempat guru mengajar.
f. Agus Kristiyanto
Agus Kritiyanto secara lebih spesifik menyusun perumusan definisi dan
pengertian PTK untuk pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru/pelatih dalam melaksanakan
tugas memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya,
serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran pendidikan
jasmani/kepelatihan olahraga tersebut dilakukan, dimulai dari adanya
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk setiap siklusnya.

F. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah
a) memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas
pembelajaran,
b) meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran khususnya
layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima,
c) memberikan kesempatan kepada guru untuk berimprovisasi dalam melakukan
tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya
(Mulyasa, 2011 :89).

G. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengembangkan dan
melakukan inovasi dalam pembelajaran, merupakan upaya pengembangan
kurikulum di tingkat kelas dan untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui
upaya penelitian yang dilakukan.
11

Gambar 2.4 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Siklus 1 dan Siklus 2
Sumber: Suharsimi, dkk, 2012 : 74

H. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar pendidikan jasmani dengan hasil belajar yang baik,
dicapai salahsatunya apabila tujuan pembelajaran tercapai. Materi lay up shoot
bola basket merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa pada materi
pembelajaran bola basket yang diajarkan pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Magetan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain
media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi sesuatu yang penting karena
berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap materi dan utamanya dalam hal
ini adalah penguasaan keterampilan siswa dalam menguasai teknik Lay Up dalam
permainan bola basket.

I. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas, dapat diambil suatu
hipotesis yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu penggunaan media
pembelajaran ban bekas dapat meningkatkan hasil pembelajaran Lay Up pada
siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan.
12

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam bab III ini akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,


kehadiran dan peran penelitian di lapangan, kancah penelitian, subjek penelitian,
data dan sumber data, pengumpulan data, analisis data, evaluasi, dan refleksi serta
prosedur penelitian.

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan
yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Peneliti memilih kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan berdasarkan pada
kurang berhasilnya pembelajaran lay up shoot dalam cabang olahraga bola basket.

B. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah keterampilan melakukan lay up shoot dalam
pembelajaran bola basket pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan
Tahun 2019.

C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun 2019/2020 yang terdiri dari 2
tahap atau tindakan. Tindakan pertama (Siklus 1) pada hari Jumat 23 Agustus
2019 dan tindakan kedua (Siklus 2) pada hari Jumat 30 Agustus 2019. Penentuan
waktu penelitian mengacu pada kalender sekolah dan jadwal mata pelajaran yang
ada di kelas tersebut.

D. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SMP Muhammadiyah 1
Magetan dengan pertimbangan peneliti dahulu adalah alumni dan juga peduli akan
sekolah tersebut dan membantu untuk mengembangkan dengan cara memberikan
media pembelajaran ban bekas.

E. Pendekatan penelitian
Mengacu rumusan masalah pada bab 1,penelitian ini termasuk dalam
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengetahui
bagaimana peningkatan keterampilan lay up bolabasket pada peserta didik kelas
VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan dengan menggunakan media sederhana
berupa ban bekas. Berdasarkan pendekatan penelitian yang sudah diuraikan
tersebut maka, metode yang digunakan yaitu metode tindakan (action research).
Winarno (2013:52) menjelaskan bahwa “penelitian tindakan (action
research) adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau
kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang
bersangkutan”. Prosedur tindakan dimulai dari (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan dan evaluasi serta (4) analisis dan refleksi.
Dengan demikian, melalui penelitian tindakan kelas (PTK) penelitian ini
13

bertujuan untuk meningkatkanketerampilan lay up bolabasket pada peserta didik


kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan.

F. Kehadiran dan peran peneliti di lapangan


1. Kehadiran peneliti
Peneliti berpartisipasi sebagai rekan kerja serta asisten yang
bekerjasama dan berkolaborasi dalam menyusun konsep tindakan yang akan
dilakukan, sehingga peneliti mampu mengetahui masalah yang perlu adanya
pemecahan masalah. Kegiatan penelitian dilakukan 2 kali pertemuan
pembelajaran bertempat di SMP Muhammadiyah 1 Magetan.
2. Peran peneliti
Peneliti dalam penelitian ini berperan dan bertindak sebagai guru
untuk semua kelompok peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Magetan. Selama pelaksanaan penelitian, peneliti didampingi oleh bapak
Abdul Gofar selaku guru olahraga kelas VIII SMP dan kolabolator untuk
membantu peneliti dalam mengamati kekurangan atau kelemahan yang terjadi
selama pelaksanaan penelitian mulai dari perencanaan awal hingga refleksi.

G. Kancah penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di Subyek penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Magetan

H. Data dan sumber data


Data yang dikumpulkan untuk mendukung hasil dalam penelitian ini
adalah data tentang hasil pelaksanaan pembelajaran lay up bolabasket. Data
diperoleh dari observasi, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan.

I. Pengumpulan data
Data mempunyai peranan sangat penting dalam suatu penelitian karena
data digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi.Adapun tahap-tahap
dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Tahap persiapan
a. Studi pustaka untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.
b. Menentukan populasi dan subyek penelitian.
c. Mengurus surat izin penelitian.
d. Mempersiapkan instrumen tes dan alat-alat penelitian.
e. Menyiapkan alat-alat untuk mencatat hasil observasi.
f. Menyiapkan perlengkapan untuk dokumentasi.
2. Tahap pelaksanaan
14

a. Memberi instruksi/penjelasan kepada subyek penelitian mengenai instrumen


penelitian.
b. Melakukan observasi lay up bolabasket.
1) Memimpin pemanasan pada subyek penelitian.
2) Pelaksanaan observasi lay up bolabasket.
3) Mengamati pelaksanaan observasi lay up bolabasket.

J. Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah uji statistik deskriptif
kuantitatif yang bermaksud untuk mendeskripsikan sifat sampel atau populasi
dengan persentase. Rumus untuk mengelola data yang berupa deskriptif
persentase (Sudijono, 2010:43) adalah sebagai berikut:
𝑓
P = 𝑁 x 100
Keterangan:
P = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Tabel 3.1 Analisis Persentase


Persentase Keterangan Makna
81% - 100% Sangat Baik Digunakan
61% - 80% Baik Digunakan
41% - 60% Cukup Digunakan
21% - 40% Kurang Diperbaiki
0% - 20% Kurang Sekali Diganti
Sumber: (Diadaptasi dari Arikunto, 2010:44)

K. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, yaitu: (a) perencanaan, (b)
pelaksanaan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Alur penelitian tindakan olahraga
yang diadopsi dari Arikunto pada bagan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Siklus 3
15

Bagan 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Olahraga (Sumber: Arikunto, 2009:16)

1. Siklus 1
Tahap pada siklus 1 meliputi: perencanaan tindakan 1, pelaksanaan
tindakan 1, pengamatan, refleksi. Setiap siklus terdiri dari 6 pertemuan.
a. Perencanaan tindakan 1
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Menemukan obyek penelitian.
2. Peneliti merancang metode pembelajaran lay up bolabasket dengan media
sederhana (ban bekas).
3. Mengkoordinasikan rancangan metode pembelajaran lay up bolabasket dengan
ban bekas dengan pamong.
4. Menyiapkan media dan alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan 1
Pelaksanaan tindakan 1 ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
tindakan 1, kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah peserta didik kelas
VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan melakukan pembelajaran materi tentang lay
up bolabasket sebagai berikut:
1. Model 1 (lay up kanan dimulai dari sudut sebelah kanan garis three point).
2. Model 2 (lay up tengah dimulai dari garis tengah area three point).
3. Model 3 (lay up kiri dimulai dari sudut sebelah kiri garis three point).
c. Pengamatan/pengumpulan data 1
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti mengamati dan
mengumpulkan data dengan cara mencatat segala macam bentuk kejadian yang
dilakukan peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan. Instrumen
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah berupa observasi proses pembelajaran
lay up bolabasket.
d. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan 1, maka data tersebut
diolah dan dianalisis, selanjutnya diperoleh temuan-temuan berupa keterampilan
pelaksanaan lay up bolabasket peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Magetan, yaitu:
1. Mengumpulkan dan menganalisis data observasi dan catatan dari lapangan.
2. Melakukan refleksi apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan
keterampilan lay up bolabasket.

2. Siklus 2
Pada tahap siklus 2 meliputi: perencanaan tindakan 2, pelaksanaan
tindakan 2, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan siklus ini terdiri dari 6
pertemuan.
a. Perencanaan tindakan 2
Setelah mempelajari dari siklus 1, peneliti dan guru pamong melakukan
tindakan perbaikan yang lebih efektif pada siklus 2.
16

b. Pelaksanaan tindakan 2
Pelaksanaan tindakan 2 ini dilakukan sesuai dengan rencana pada tindakan
2, tentang kegiatan yang dilakukan, kisaran waktu pelaksanaan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pada tingkatan 2 dalam proses
peningkatan keterampilan lay up bolabasket menggunakan pelaksanaan
pembelajaran dengan media sederhana berupa ban bekas.
c. Pengamatan/pengumpulan data 2
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti mengamati dan
mengumpulkan data dengan cara mencatat segala macam bentuk kejadian yang
dilakukan oleh para peserta didik keals VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan
pada siklus 2. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan ini adalah berupa
observasi proses pembelajaran lay up bolabasket dengan media sederhana berupa
ban bekas.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi 2 ini kegiatan yang dilakukan yakni peneliti dan guru
pamong mendiskusikan atau merefleksikan data-data dari semua hasil yang
diberikan pada siklus 2. Pada tahap ini juga untuk mengetahui apakah tujuan dari
peneliti yakni untuk meningkatkan keterampilan lay up bolabasket telah tercapai
atau belum. Jika tujuan telah tercapai maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya tetapi jika belum tercapai, perlu dilakukannya tindakan lanjutan pada
siklus 3.
17

DAFTAR PUSTAKA
 Agus Kristiyanto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan
Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Surakarta : UNS Press.
 Danny Kosasih. 2008. Fundamental Basketball. Bandung : Karmedia.
 Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan
Sekolah. Yogyakarta : Gava Media.
 Imam Sodikun. 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
 Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
 Wissel, Hal. 2000. Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran
Tehnik dan Taktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai