Pendidikan jasmani dan olahraga pada saat ini telah berjalan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dimana itu
kajian yang sangat luas. Pusat perhatiannya adalah peningkatan kemampuan gerak
anak peserta didik. Sekolah adalah lembaga formal untuk anak peserta didik
Salah satu proses kegiatan belajar mengajar dan adanya interaksi di sekolah
Olahraga saat ini mengalami kemajuan yang begitu pesat. Selain itu olahraga saat
ini sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat baik pria maupun wanita, dari
di bidang olahraga dapat menjadikannya salah satu faktor membangun bangsa ini,
serta dengan adanya olahraga dapat memberikan kesempatan dan manfaat untuk
begitu juga sepak takraw yang mulanya hanya permainan untuk mengisi waktu
prestasi.
1
2
Sepak sendiri merupakan artian dari menendang yang diambil dari Bahasa
Malaysia, sementara takraw diambil dari Bahasa Thailand yang artinya bola rotan
yang dianyam. Sepak takraw merupakan olahraga tradisional yang berasal dari
bumi Indonesia dan telah lama berkembang di tanah air, dengan banyak
pantai seperti Kepulauan Riau, Sumatra bagian barat dan Makassar. Di Makassar
Permainan sepak takraw di namakan “sepak raga” yang banyak dimainkan oleh
Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga yang mulai populer dan
banyak diminati masyarakat dari semua golongan. Hal ini dapat dilihat dari
Cabang olahraga sepak takraw sangat tinggi baik itu dari tingkat Sekolah
Dasar sampai Perguruan Tinggi atau dari tingkat daerah sampai ketingkat nasional
Dalam memainkan permainan sepak takraw bola pertama kali di servis atau
diseberangkan melalui atas net ke arah lapangan lawan, setelah itu melalui operan
dari kaki ke kaki atau menggunakan paha dan kepala sebagai usaha untuk
mengembalikan bola kearah lawan. Orang yang melakukan servis disebut dengan
tekong, tekong sendiri memiliki arti kata yaitu nahkoda atau biasa disebut orang
kalimantan. Oleh karena itu servis merupakan serangan awal dengan tujuan lawan
Servis atau sepak mula merupakan gerakan yang dilakukan oleh seorang
takraw, servis
juga merupakan serangan pertama kepada lawan selain smesh dan diharapkan
melalui servis ini suatu regu atau tim bisa langsung menghasilkan angka. Sepak
mula atau servis dapat dibagi menjadi tiga, yaitu servis, servis samping dan servis
atas. Servis yaitu bola yang dilambungkan oleh apit kiri atau kanan dibawah bahu.
Servis samping yaitu bola yang dilambungkan di antara pinggul dan bahu. Servis
atas yaitu bola yang dilambungkan diatas bahu. Bola disepak menggunakan kaki
Servis merupakan salah satu teknik dalam sepak takraw yang harus terus
menerus dilatih agar dapat menghasilkan teknik yang baik. Teknik servis dapat
dilatih mulai dari sikap awal, perkenaan kaki dengan bola serta posisi gerakan
lanjutan. Kesalahan saat melakukan servis yaitu menginjak garis lingkaran tekong,
bola yang disepak sangkut di net dan bola keluar dari lapangan atau out akan
Untuk mendapatkan teknik servis yang baik dan benar maka peserta didik
harus dilatih dari tahapan yang mudah ke yang sulit. Selain itu pola gerakan dalam
melakukan servis perlu diperhatiakan mulai dari kaki tumpuan, posisi kaki yang
menendang bola dan posisi badan sampai gerakan lanjutan setelah menendang
bola. Dengan pemberian teknik yang benar diharapkan peserta didik dapat
Jika peserta didik sudah menguasai teknik servis dengan baik, maka peserta
didik dapat melakukan teknik servis yang lebih efisien dan terarah pada tempat-
tempat yang menjadi titik kelemahan lawan sehingga melalui servis ini suatu tim
atau regu dapat langsung menghasilkan poin. Servis yang dilakukan dengan baik
juga dapat membuat lawan kesulitan dalam membuat serangan balik dengan baik.
Begitu pula sebaliknya, apabila tekong melakukan banyak kesalahan ketika
melakukan servis maka secara langsung lawan mendapat poin dengan cuma-cuma.
model belajar servis pada permainan sepak takraw. Karena pada saat ini sepak
takraw merupakan cabang olahraga yang semakin maju yang mana membuat
sepak takraw ini mulai terkenal dan banyak peminatnya di masyarakat. Kurangnya
referensi model belajar servis untuk para pelajar membuat model pembelajaran ini
kurang inovatif dan kreatif juga menjadi penyebab penulis melakukan penelitian
ini. Servis adalah permulaan dalam permainan sepak takraw dan servis adalah
teknik lanjutan yang harus dikuasai oleh atlit pelajar setelah pembelajaran tentang
teknik dasar dalam permainan sepak takraw. Penulis akan mengembangkan model
belajar servis pada permainan sepak takraw siswa SMPN 181 Jakarta. Hal tersebut
didasari oleh hasil observasi peneliti pada saat proses latihan dan pertandingan
variasi belajar servis untuk peserta didik. Banyaknya variasi model belajar ini juga
dapat memudahkan pelatih dan guru karena mempunyai banyak pilihan dalam
B. Fokus Penelitian
perlu dibatasi. Pada penelitian ini peneliti hanya akan memfokuskan untuk
membuat pengembangan model belajar servis pada permainan sepak takraw yang
Berkaitan dengan model yang akan dikembangkan pada penelitian ini, maka
sepak takraw ?
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, adapun kegunaan hasil penelitian ini
adalah :
2. Menjadi bahan referensi bagi para pelatih dalam membuat model belajar servis
yang lebih bervariatif dan kreatif, sehingga menyenangkan bagi para ipemain.
KAJIAN TEORITIK
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh berupa
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap jenis penelitian memiliki cara pelaksanaan yang
spesifik, sehingga seseorang yang akan mengadakan penelitian sangat perlu untuk
sudah ada dan memperbaharui untuk di uji keefektifanya. Maka dari itu peneliti
meningkatkan,
6
7
R&D, 2015, p. 407) Mengembangkan model belajar servis pada permainan sepak
takraw dan di uji keefektifannya. Untuk memenuhi kebutuhan guru agar dapat
Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau
produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan”. (Sukmadinata, Metode
Penelitian Pendidikan, 2010, p. 164) Pada proses penelitian ini harus di awali dengan
adanya kebutuhan dan permasalahan yang sering terjadi dalam belajar servis pada
Nusa Putra berpendapat bahwa “Penelitian dan Pengembangan (R&D) terdiri dari
produk, dan proses pengembangan”. (Putra, 2011, p. 69) Keempat jenis kegiatan
penelitian ini juga dapat dilakukan dalam Pengembangan model belajar servis dalam
terapan: merumuskan masalah yang ada atau yang sering terjadi pada belajar servis
dan
memecahkan masalahnya. Pengembangan produk mengembangkan model belajar
servis yang sudah ada atau menambah model baru. Proses pengembangan: menguji
model belajar yang sudah ada dan memperbaharuinya serta di uji keefektifannya.
Untuk meningkatkan performa siswa. Seperti yang tertulis di buku Nana Syaodih
Development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup
Dalam penelitian research and development terdapat beberapa model yang dapat
adalah:
permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini
evaluasi;
5) coba lapangan awal dalam skala terbatas, dengan melibatkan 1-3 sekolah,
dengan jumlah 6-12 subyek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis
yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat
mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang
khalayak lebih luas, yaitu 5-15 sekolah, dengan jumlah subyek 30-100
terhadap kinerja sebelum dan sesudah penerapan uji coba. Hasil yang
diperoleh dari uji coba ini dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian
kontrol.
Dengan demikian pada umumnya langkah ini menggunakan rancangan
penelitian eksperimen;
terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan
wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. Tujuan langkah ini adalah
10) Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model
terutama dalam kancah pendidikan. Langkah pokok dalam fase ini adalah
2. Model ADDIE
dan Evaluation. Model ADDIE ini adalah model yang memperlihatkan tahapan-
tahapan dasar desain belajar yang sederhana dan mudah dipelajari. Didalam
model ADDIE ini memliki 5 tahapan di dalamnya. Kelima tahapan ini ini harus
dilakukan secara sistemik dan sistematik, hal ini diperuntukkan agar dapat
3. Model Sugiyono
digambarkan dalam bagan seperti dikutip dari Prof. Dr. Sugiyono adalah sebagai
berikut :
Potensi Pengumpula Desain Validasi Desain
dan n data Produk
Masalah
Ujicoba
Revisi Ujicoba Revisi
Pemakaian
Produk Produk Desain
Revisi Produk
Produksi Masal
(R&D) Sugiyono
(Bandung: Alfabeta,2015)h.409
1) Potensi dan Masalah, Potensi adalah segala sesuatu yang bila didaya gunakan
Development bermacam-macam.
produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif
dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan
tersebut.
6) Uji Coba Produk, seperti yang telah di kemukakan, kalau dalam bidang teknik,
desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dulu, tetapi harus
dibuat terlebih dahulu menjadi barang, dan barang tersebut yang diuji coba.
7) Revisi Produk, penguji efektivitas metode mengajar baru pada sempel yang
terbatas tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata yang lebih
8) Uji Coba Pemakaian, setelah penguji terhadap produk berhasil, dan mungkin ada
revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk berupa metode
mengajar baru tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas.
Dalam operasinya, metode baru tersebut, tetapi harus dinilai kekurangan atau
9) Revisi Produk, apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan yang luas
produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah
metode mengajar.
10) Pembuatan Produk Masal, bila produk yang berupa metode mengajar baru
Berikut ini adalah Alur rancangan model metode penelitian dan pengembangan
Arif S. Sadiman kemudian menjelaskan secara rinci tiap langkah yang diuraikan
diatas,sebagai berikut :
1) Pertama kali yang ditentukan adalah sebuah ide-ide yang akan dikembangkan,
konsep.
model latihan
5) Uji coba prototipe, pengujian terhadap subyek lapangan baik dalam uji coba
6) Revisi produk kedua, revisi dilakukan oleh ahli, guna memperoleh hasil yang
sempurna.
Dari semua pendapat para ahli diatas, tentang Penelitian dan Pengembangan atau
Research and Development (R&D) adalah pola pikir untuk melakukan Penelitian dan
Pengembangan. Mulai dari permasalahan yang sering terlihat (fakta) untuk di teliti
Setelah di lakukan pengembangan dibuatlah model yang sudah ada dan menguji
yang ada, dengan adanya kerangka dalam sebuah proses konsep tentunya peneliti
ingin mengembangkan suatu proses belajar sepak takraw khususnya servis untuk
pelajar agar dapat diterapkan dalam suatu proses belajar. Dalam hal ini peneliti akan
mengembangkan model belajar servis dalam permainan sepak takraw yang didasari
dengan model latihan yang terdapat pada buku karangan Achmad Sofyan Hanif
rancangan model agar alur penelitian dapat berjalan dengan benar dan baik. Maka
dari itu konsep model yang akan dikembangkan adalah membuat model
pembelajaran teknik lanjutan servis pada permainan sepak takraw. Model belajar
yang akan dibuat oleh peneliti sebagian besar di variasikan dengan menggunakan alat
bantuan.
Berikut ini adalah beberapa konsep model pembelajaran yang dirancang oleh
peneliti :
TAE. KNIK
LANJUTAN
PERMAINAN
Blok
SEPAK
TAKRAW
Teknik Lanjutan yang
Dikembangakan
1. Pengertian Belajar
mampu bertahan dalam waktu tertentu dan bukan berasal dari proses
perilaku yang potensial sebagai akibat dari latihan dan pengalaman masa
yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman dimasa
lalu. Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar menurut Gagne (1985)
intelektual, (2) Informasi verbal, (3) Strategi kognitif, (4) Sikap, (5)
ternyata dapat diamati bahkan dapat diukur dari sikap dan penampilannya
singkat. Oleh karena itu konsep belajar motorik berkaitan erat dengan
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, belajar adalah proses
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
namn proses pengajar ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu
belajar
dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui
bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari
peserta didik yang mampu mencerna materi pelajaran, ada pula peserta
terjadi, yaitu interaksi edukatif yang sadar akan tujuan. Interaksi ini
berakar dari pihak pendidik (guru) dan kegiatan belajar secara paedagogis
2014)
itu adalah
interaksi dua arah dari pendidik dan peserta didik, diantara keduanya
dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru dan
siswa tentulah berbeda, perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa
adalah belajar. Dua perilaku ini tidak terlepas dari bahan pelajaran.
Riau, Sumatra bagian barat, dan Makasar. Dalam bukunya, Nur Ali, dkk.
mengatakan bahwa
: “Secara harafiah kata “takraw” berasal dari bahasa Thai yang berarti bola
yang terbuat dari rotan. Kemudian ditambah didepan kata “sepak” yang
artinya
menendang, memainkan bola dengan bagian kaki mulai dari ujung kaki
didalamnya ada gerakan-gerakan dari cabang lain seperti sepak bola, bulu
tangkis, dan senam, permainan ini dilakukan dua regu yang berlawanan.
Setiap regu terdiri dari tiga orang pemain yang terpisahkan oleh net (Hanif,
Seluruh Indonesia). Dan mulai tahun 2005 sesuai hasil munas, PERSETASI
pengertian dari sepak takraw yaitu : “Sepak takraw adalah suatu permainan
yang dilakukan diatas lapangan empat persegi panjang, rata, baik terbuka
maupun tertutup, serta bebas dari semua rintangan. Lapangan dibatasi oleh
net, bola yang dipakai terbuat dari rotan atau plastic “synthetic fibre”
lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3
orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua
orang lainnya menjadi pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan
yang disebut apit kiri dan apit kanan (Yusuf, Prawirasaputra, & Usli,2001).”
permainan yaitu sepak bola, bola voli dan bulu tangkis. Dikatakan sama
kaki dan anggota badan yang lain kecuali tangan, dikatakan bola voli karena
ada teknik umpan, blok dan smash, dan dikatakan bulu tangkis karena ukuran
lapangan dan net sama dengan bulu tangkis (Hanif, Kepelatihan Dasar Sepak
Takraw, 2015)”.
(Ali, Hanif, & Jamalong, 2003). Kemampuan dasar diatas itu antara satu
dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tanpa
meguasai
kemampuan dasar atau teknik dasar, seorang atlet tidak dapat memainkan
olahraga sepak takraw juga dipengaruhi oleh berbagai aspek yang saling
menunjang antara lain : aspek teknik, aspek fisik, aspek taktik, dam aspek
psikologi (Hakim & dkk, 2007). Aspek teknik yang dimaksud adalah pemain
sepak takraw harus menguasai dan memiliki keterampilan teknik dasar dan
berikut :
Sepak sila adalah dasar sepakan sepak takraw yang kegunaanya untuk
c) Bola dikenai atau bersentuh dengan bagian dalam kaki sepak pada
keseimbangan.
g) Pergelangan kaki-sepak pada waktu menyepak ditegangkan atau
mengambil dan menyelamatkan bola yang jauh dari jangkauan dan arah
tindak lanjut.
3. Memaha
dengan pinggang.
b) Kaki tumpu ditekuk sedikit dan berat badan ada pada kaki tumpu.
d) Perkenaan bola berada diatas lutut, agar bola datang dapat memantul.
e) Bola yang dikontrol diarahkan keatas agar dapat dikuasai lebih lanjut.
4. Heading (Menyundul)
samping kiri kepala, samping kanan kepala, dan bagian belakang kepala.
untuk bertahan dari servis lawan dan juga digunakan untuk bertahan dari
servis lawan dan digunakan juga untuk melakukan serangan ke pihak lawan.
Bagian belakang kepala untuk menyerang pihak lawan dengan tipuan. Untuk
1) Tahapan melompat
Dimulai dari gerakan ke atas dengan lecutan kedua lutut, kedua lengan
2) Tahapan menyundul
ketempat sasaran yang diinginkan, hal ini digunakan untuk smash atau
Dan Teknik yang digunakan untuk memainkan bola dengan kepala adalah
sebagai berikut :
gerakan
e) Kaki atau kepala guna membantu tenaga pantulan atau arah yang
Selain memiliki teknik dasar, seorang pemain atau atlet juga harus
sehingga permainan dapat berjalan dengan baik. Teknik dasar dan teknik
optimal.
Servis atau tekongan adalah suatu gerak kerja yang penting dalam
kaki
yang diawali dengan lontaran bola dari pemain apit, karena servis merupakan
angka. Banyak pemain tekong yang mencoba membuat poin angka dengan
servis yang keras saja, oleh sebab itu mereka selalu melakukan servis yang
keras, akibatnya banyak servis tersebut menyangkut pada jaring atau keluar.
angka, olrh sebab itu servis hendaklah dilakukan dengan berbagai cara supaya
mengacaukan pihak lawan terhadap sasaran servis yang akan kita lakukan
kelemahan pihak lawan agar regunya dapat menghasilkan point atau angka.
Sepak mula atau biasa disebut servis adalah sepakan yang dilakukan oleh
Adapun contoh teknik melakukan sepak mula kaki bagian dalam adalah
sebagai berikut :
menghadap kedalam
mengenai takraw
e) Perkenaan kaki pada takraw tepat mengenai punggung kaki disamping
Smash bola ke arah lawan ialah kerja yang terpenting dan terakhir dalam gerak
Melalui smash-smash yang bagus akan mendapatkan point, oleh sebab itu tiap-
tiap pemain apit haruslah mahir dalam melakukan smash. Terdapat beberapa
jenis smash yaitu smash gulung (roll spike), smash kedeng, dan smesh gunting.
Adapun teknik dan cara latihan dalam melakukan smash, adalah sebagai berikut:
a) Sikap awal, awalan harus dilakukan cepat dengan cara melangkah
sepak/smash
ini sangat penting dalam permainan sepak takraw karena tanpa operan yang
baik susah bagi regu itu untuk mengatur serangan-serangan yang bagus.
sebagai berikut:
teknik servis pada permainan sepak takraw. Dalam proses belajar servis
karakterisik- karakteristik peserta didik. Hal ini dilakukan agar apa yang
mula atau biasa disebut dengan servis. Servis juga merupakan serangan
pertama untuk mendapatkan poin pada permainan sepak takraw. Tekong atau
orang yang melakukan servis harus memiliki teknik servis yang baik yakni
sulit menerima servis dengan harapan bola tersebut tidak bisa di terima
dengan baik dan di smes dengan baik sehingga dapat memperoleh poin.
(Abdul Gani, 2020) Ada beberapa gerakan servis pada permainan
sepak takraw, yaitu : (1)dengan kaki bagian dalam (sevis bawah dan servis
samping), (2)dengan punggung kaki ataupun kaki bagian luar (servis atas).
servis yang teratur secara terus menerus dan diiringi dengan analisis gerakan
yang benar maka otomatisasi gerakan yang sempurna dapat dimiliki oleh atlet
sepak takraw.
mendahului perintah wasit menyatakan angka bagi salah satu regu. Bila hal
itu terjadi, maka lambungan itu harus diulangi dan pemain itu mendapat
menyebutkan angka bagi salah satu regu, atau tekong sendiri melakukan
pelanggaran aturan antara lain kedua kakinya keluar dari lingkaran tempat
melakukan sepak mula, atau juga tekong melakukan sepak mula sambil
melompat.
serangan yang baik dan menyebabkan pihak lawan kacau balau. Untuk itu,
porandakan atau mengecoh lawan terutama tentang sasaran servis yang akan
dengan bola saat melakukan servis dengan kaki bagian dalam, (d)bola
D. Rancangan Model
Pada penelitian ini peneliti akan merancang model belajar servis untuk cabang
olahraga sepak takraw. Agar rancangan model dapat berjalan dengan baik dan benar,
maka peneliti akan menggunakan rancangan model yang digambarkan dalam bagan
Revisi Produk
Produksi Masal
(R&D) Sugiyono
2. Pengumpulan Data, setelah potensi dan masalah dapat di tunjukan secara fakta.
4. Validasi Desain, Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih
efektif dari yang lama atau tidak.dikatan secara rasional, karena validasi disini
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau
tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang
tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya
5. Revisi Desain, Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan
para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut
mengajar baru dapat langsung di uji coba, setelah divalidasi dan revisi. Uji coba
Setalah disimulasikan, maka dapat di uji cobakan pada kelompok yang terbatas.
mengajar baru tersebut lebih efektif dan efisien dibanding dengan metode megajar
tersaringlah mana yang efektif dan yang tidak efektif. Yang efektif di ambil untuk
kelompok yang terbatas dan tetap dinilai keefektifannya untuk di perbaiki lebih
lanjut
efektif, maka dapat menjadi referensi bagi para guru dan pelatih sepak takraw.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
belajar pada saat proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
Model belajar servis untuk cabang olahraga sepak takraw ini adalah
penelitian
42
43
2015)
Hasil akhir dari penelitian ini adalah model belajar servis. Selain itu
cabang olahraga sepak takraw yang akan dibuat menjadi sebuah buku untuk
dijadikan bahan referensi bagi para guru dan siswa dalam menerapkan
model belajar servis pada permainan sepak takraw siswa SMPN 181 Jakarta
digambarkan dalam bagan yang dikutip dari buku Sugiyono, yaitu sebagai
berikut :
Potensi dan Pengumpula Desain Validasi
n Produk Desain
Masalah
data
Ujicoba
Pemakaian Revisi Ujicoba Revisi
Produk Produk Desain
Revisi
Produksi
Produk
Masal
Gambar 3.1 Lagkah-langkah Penggunaan Metode Research
Alfabeta,2015)h.409
E. Langkah-langkah Pengembangan Model
1. Penelitian Pendahuluan
program yang ingin di uji coba dapat sesuai dengan tujuan khusus
Pelajar
yang ditulis oleh Achmad Sofyan Hanif, dimana model latihan
yang dibuat oleh peneliti. Dari 9 model belajar servis yang ditelaah
oleh para ahli dari tahapan validasi serta evaluasi model belajar
apabila
jawaban yang diberikan ahli “Ya”; (2) skor 0 apabila jawaban yang
takraw yaitu dosen ahli sepak takraw, dosen ahli pembelajaran, dan
dari para pakar dan ahli. Hasil model belajar yang telah di revisi
ini yang akan di uji coba. Revisi dilakukan kembali setelah uji
No Nama Keterangan
LAYAK TIDAK
Out)
Keterangan
M : Mudah = skor 3
S : Sulit = skor 2
Keterangan
M : Menarik = skor 3
sasaran dan tujuan. Uji coba dilakukan dua kali, yaitu (1) uji coba terbatas
dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna model, (2) uji coba
lapangan. Adapun dua tahapan dalam uji coba model belajar servis pada
1. Analisis Kebutuhan
52
53
diperoleh dari hasil observasi penelitian, dari guru dan pelatih sepak
model servis yang menarik bagi siswa. Dalam segi sarana dan
masih kurang memadai. Jadi materi yang disajikan oleh guru dan
pelatih lebih bersifat kurang inofatif, hal ini berdampak pada motivasi
lanjutan servis, siswa cenderung jenuh atau bosan, jadi materi yang
garis besar selama ini guru dan pelatih sudah berupaya maksimal
servis yang
variative dan inovatif. Berikut 10 model belajar servis pada permainan
2. Model Final
pengulangan
Tahapan :
paralon
Model :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) servis atas
tepat.
Tahapan :
kicking pad
pad
d) Lakukan terus menerus secara continue 10 kali
Model :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) Servis atas
3. Servis ditembok dengan lemparan sendiri
Tahapan :
Model :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) Servis atas
lemparan sendiri.
Tahapan :
servis.
Model :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) Servis atas
Tahapan :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) Servis atas
melambungkan bola.
Tahapan :
melakukan servis
Model :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) Servis atas
7. Servis dengan sasaran kiri diantara smash dan tekong
Tahapan :
servis
datangnya bola
dilapangan seberang
kedepan.
Model :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) Servis atas
Tahapan :
datangnya bola.
e) Siswa melakukan servis dengan power maksimal
kedepan.
Model :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) Servis atas
9. Servis semi game 3 kali masuk
Tahapan :
datangnya bola.
kedepan.
Model :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) Servis atas
Tahapan :
datangnya bola.
kedepan.
Model :
a) Servis bawah
b) Servis samping
c) Servis atas
B. Kelayakan Model
kepada tiga orang ahli yaitu dosen ahli sepak takraw, dosen ahli
cobakan di lapangan.
belajar, alat yang digunakan, tahapan, dan gambar model belajar servis
pada permainan sepak takraw menggunakan skala guttman 1-0. Skor dan
kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) skor 0 apabila jawaban
yang diberikan “tidak layak”; (2) skor 1 apabila jawaban yang diberikan
rata
Keterangan :
Jakarta
bahwa model belajar servis pada permainan sepak takraw layak dan dapat
Uji ahli yang dilakukan oleh peneliti terhadap tiga ahli terdapat
3. Model yang dibuat harus berurutan dari yang termudah hingga yang
tersulit
C. Pembahasan
efektif dan efisien serta mudah untuk dilakukan. Model belajar servis ini
evisien.
kepada 3 orang ahli yang terdiri dari 1 orang ahli dibidang sepak takraw, 1
orang ahli dibidang pembelajaran dan 1 orang pelatih POPB DKI Jakarta.
takraw diperoleh nilai sebesar % dan dinyatakan baik. Dari hasil presentasi
pada permainan sepak takraw yang dibuat. Berikut adalah hasil uji coba
kelompok kecil :
Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
draft awal model belajar servis pada permainan sepak takraw yang akan
rancangan awal model belajar servis pada permainan sepak takraw pada
siswa SMPN 181 Jakarta, angket penilaian dan saran terhadap rancangan
Adapun ringkasan singkat revisi dari pada ahli adalah model yang
dibuat harus sesuai urutan dari yang termudah hingga ke yang tersulit dan
permainan sepak takraw pada siswa SMPN 181 Jakarta ini dikemas dalam
bentuk buku. Buku tersebut dapat dilihat oleh guru maupun pelatih dengan