PROPOSAL
Oleh
Tendangan Dollyo Chagi terhadap Kelincahan" yang disusun oleh Wahyuni Dwi
DEWAN PENGUJI
M.Pd
M.Pd
pendidikan
Dekan,
Nip. 196312311989031028
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
A. Landasan Teori
1. Hakekat Latihan
a. Pengertian Latihan
b. Prinsip-Prinsip Latihan
1. Prinsip Superkompensasi
5. Prinsip Individualisasi
6. Prinsip Spesialisasi
c. Pembebanan Latihan
b) Kekuatan Otot
c) Koordinasi
2) Latihan Kelincahan
3. Ketepatan PukulanOi-Tsuki
a. Hakekat Ketepatan
b. Pukulan Oi-Tsuki
B. Kerangka Pemikiran
1) Pengaruh latihan aksi dan reaksi terhadap ketepatan pukulan Oi-Tsuki
pukulan Oi-Tsuki
C. Hipotesis Penelitian
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
C. Defenisi Operasional Penelitian
D. Pengembangan Instrumen
1. Peralatan :
2. Pelaksanaan :
3. Penilaian :
E. Teknik Pengumpulan data
1.) Observasi
2.) Kepustakaan
PENDAHULUAN
segala bidang, salah satunya bidang pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap dimasa yang
akan datang.
melalui berbagai cara. Namun sejauh ini, mutu pendidikan di Indonesia masih
dirasakan kurang oleh beberapa pihak, hal ini terbukti dari masih banyak
dibicarakan tentang rendahnya mutu pendidikan baik itu di media massa, media
sosial, maupun forum-forum pertemuan pendidikan. Baik itu oleh faktor internal
golongan agama, ras dan status apapun untuk mewujudkan masyarakat yang
Dengan adanya tuntutan prestasi yang tinggi maka diperlukan cara latihan
yang efektif dan efisien, terutama dalam memilih metode latihan yang baik
teknik dasar yang sempurna menjadi dasar untuk mengembangkan mutu prestasi
Indonesia No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab
kemampuan, minat, dan bakat peserta didik secara menyeluruh, baik melalui
Di dalam olahraga bela diri ada beberapa cabang, antara lain adalah karate.
kendala yang sering dihadapi oleh Pembina adalah program latihan yang tidak
atau pondasi bagi gerakan-gerakan dalam karate. Jika kuda-kuda tidak kuat, maka
gerakan karate akan tidak sempurna. Teknik kuda-kuda awal dalam karate ada
teknik pukulan.Teknik pukulan ada berbagai jenis, namun yang awal dipelajari
juga ada berbagai jenis, diantaranya Gedan Barai, Age-Uke, Soto-Uke, Shuto-Uke,
dan sebagainya.
Pukulan Oi-Tsuki merupakan teknik dasar pukulan yang wajib dikuasai
siswa dengan benar.Teknik pukulan yang benar adalah teknik yang menggunakan
melakukan pukulan, juga dibutuhkan adanya aksi dan reaksi gerakan yang cepat,
sehingga pukulan yang dilakukan bisa maksimal. Karena apa, dalam melakukan
pukulan, aksi dan reaksi dari seorang karateka mutlak diperlukan. Selain faktor
kecepatan dan kekuatan dalam melakukan pukulan, faktor aksi dan reaksi
merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan pukulan secara maksimal.
Latihan aksi dan reaksi merupakan suatu gerakan yang dilakukan oleh
tubuh dalam satuan waktu minimal, serta ditanggapi dengan rangsangan dari
karate, latihan aksi dan reaksi dibutuhkan untuk melatihan kecepatan pukulan,
melakukan latihan aksi dan reaksi disini adalah, untuk melatih kecepatan reaksi,
ekstrakurikuler karate SMP Negeri 2 Palu Kota Palu, terlihat bahwa ketepatan
pukulan kurang baik, kekuatan saat melakukan pukulan belum ada, dan
kecepatan pukulan masih kurang. Hal ini dibuktikan pada saat melakukan kumite
yang benar dan kurangnya latihan yang diberikan oleh pelatih dalam
kegiatan latihan yang kurang terprogram dengan baik. Pelatih kebanyakan hanya
kemampuan teknik karate pun tidak ada, sehingga tidak ada kesadaran dari
PALU.
perlu kiranya masalah tersebut untuk diteliti, dianalisa dan dipecahkan. Setelah
diketahui dan dipahami latar belakang masalahnya, maka yang menjadi
4. Apakah ada pengaruh latihan aksi dan reaksi terhadap ketepatan pukulan Oi-
D. Pembatasan Masalah
terbatasnya kemampuan dan waktu yang tersedia, maka penelitian ini terbatas
pada : Bagaimana pengaruh latihan aksi dan reaksi terhadap ketepatan pukulan
peneliti merumuskan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh latihan aksi dan
reaksi terhadap ketepatan pukulan Oi-Tsuki siswa ekstrakurikuler karate di SMP
F. Tujuan Penelitian
aksi dan reaksi terhadap ketepatan pukulan Oi-Tsuki siswa ekstrakurikuler karate
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa adalah sebagai masukan yang positif dalam peningkatan teknik
3. Bagi peneliti yang ingin meneliti pada bidang yang sama adalah sebagai
KAJIAN PUSTAKA
D. Landasan Teori
4. Hakekat Latihan
a. Pengertian Latihan
dalam olahraga adalah suatu proses pengolahan atau penerapan materi latihan
merupakan aktivitas yang sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara
progresif dan individual yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan
olahraga disatu sisi merupakan suatu proses biologis dan dilain sisi merupakan
tolak dari beberapa definisi dan uraian yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan, bahwa latihan merupakan suatu kegiatan yang terprogram secara
olahraganya.
b. Prinsip-Prinsip Latihan
karena di dalam proses tersebut tidak hanya memperhatikan bidang ilmu yang
berkaitan dengan teori dan pengetahuan tentang pembinaan dan latihan itu sendiri,
seperti anatomi, fisiologi, ilmu social, ilmu psikologi, ilmu gerak, ilmu gizi dan
lain-lain.
Dalam ilmu kepelatihan olahraga dibahas semua aspek yang berkaitan erat
azas atau ketentuan mendasar dalam proses pembinaan dan latihan yang harus
dipatuhi terutama oleh pelatih dan peserta latihan atau atlet. Artinya, apabila
7. Prinsip Superkompensasi
Menurut Syafruddin (2011:229) superkompensasi (Super or
Overcompensation) berasal dari kata super yang berarti di atas atau merasa lebih
yang lebih atau melebihi. Apabila dihubungkan dengan proses latihan kondisi
fisik, maka superkompensasi dapat diartikan sebagai efek latihan yang melebihi
potensi energi dalam latihan olahraga dapat menimbulkan suatu kelelahan yang
pemulihan ini merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari
pembebanan diberikan dan harus diatur waktunya sedemikian rupa untuk dapat
adaptasi terhadap latihan yang dilakukan. Lama fase pemulihan yang diberikan
tergantung dari intensitas dan durasi pembebanan latihan. Ini berarti bahwa
semakin tinggi intensitas beban latihan yang diberikan, semakin lama fase
normal yang dimiliki sebelumnya. Proses ini dinamakan dengan proses yang
dapat dilihat pada gambar perbandingan yang optimal antara pembebanan dan
Prestasi
Beban
Normal
Pemulihan
Kelelahan
(Overload Principle) merupakan salah satu prinsip latihan yang paling popular
dalam pembinaan prestasi olahraga.Menurut Syafruddin (2011:234) prinsip
kemampuan atlet maka semakin berat atau semakin intensif beban latihan yang
diberikan.
kemampuan reaksi anggota tubuh. Oleh sebab itu, beban luar harus ditingkatkan
yang diberikan dan ini merupakan dasar untuk meningkatkan beban latihan
berikutnya.
membutuhkan waktu yang cukup lama.Masa-masa latihan yang lama ini bagi atlet
supaya atlet tidak bosan saat berlatih.Untuk mengatasi kebosanan tersebut, pelatih
latihan.
10. Prinsip Periodisasi atau Prinsip Kontinuitas Beban
dalam rentang waktu satu tahun program pembinaan. Periodisasi tersebut dapat
juga diartikan sebagai fase persiapan, masa kompetisi, masa transisi, dan lain
Ada tiga fase proses pembinaan dan latihan yang perlu direncanakan untuk
meraih prestasi puncak menurut Röthig & Grössing dalam Syafruddin (2011:237),
yaitu :
dipertahankan.
kepribadian yang lain. Proses pembinaan dan latihan olahraga adalah proses yang
potensi yang berbeda satu dengan yang lainnya, baik menyangkut potensi fisik,
teknik, taktik maupun potensi mental.Perbedaan ini menuntut para pelatih untuk
dapat memahami sifat dan karakter atletnya agar latihan yang diberikan bisa lebih
dan itulah yang membedakan tuntutan dan kebutuhan tiap cabang olahraga.
suatu proses yang kompleks yang didasari oleh perkembangan secara multilateral
atau menyeluruh.
Dengan kata lain, spesialisasi dalam pembinaan olahraga dapat diartikan sebagai
c. Pembebanan Latihan
Beban latihan adalah bentuk karakteristik tuntutan yang diberikan kepada
latihan yang terjadi karena rangsangan luar dan rangsangan dalam.Dari kedua
pendapat ini dapat dijelaskan bahwa beban latihan merupakan segala bentuk
tuntutan dan rangsangan yang diberikan kepada atlet dalam latihan yang dapat
fisik dan rangsangan psikis atau mental.Dalam bentuk fisik misalnya melakukan
dumbble atau beban tubuh sendiri.Sedangkan dalam bentuk tuntutan psikis adalah
segala sesuatu yang bersifat non fisik yang dapat mempengaruhi atlet seperti
Beban latihan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu beban luar (Outer
Loads) dan beban dalam (Inner Loads).Menurut Röthig & Grössing dalam
faktor inilah yang dikenal dengan karakteristik atau ciri pembebanan.Beban luar
mengemukakan bahwa beban dalam tergantung dari keadaan fisik dan psikis,
fasilitas dan alat latihan, kondisi iklim dan cuaca, pasangan latihan, sikap dan
faktor sosial. Dapat dikemukakan bahwa semakin baik kemampuan adaptasi atlet
dan cuaca, maka makin baik pula kemampuan beban dalam atlet.
Beban dalam pada prinsipnya ditimbulkan oleh beban luar yang membawa
perubahan akibat pengaruh beban luar terhadap beban dalam adalah terjadinya
pembebanan secara fisik, tetapi juga disebabkan beban psikis atau mental.
sebagai kemampuan di mana dengan bantuan kelentukan sistem syaraf pusat dan
alat gerak otot dapat melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu minimal
pendengaran seperti bunyi pistol saat lari jarak pendek, ataupun bunyi pluit,
kanan.Bisa juga melalui rangsangan dengan menggunakan cahaya, bola, dan lain-
peraba kulit (taktil), misalnya dengan sentuhan pada tangan, ataupun tepukan
Aksi dan reaksi merupakan suatu gerakan yang dilakukan oleh tubuh
dalam satuan waktu minimal, serta ditanggapi dengan rangsangan dari dalam
tubuh untuk melakukan suatu gerakan yang diperintahkan. Hal ini dapat terjadi
karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan aksi dan reaksi itu dapat
terjadi, diantaranya :
d) Kecepatan
rangsangan atau stimulus secara akustik, optik, dan taktil dengan cepat.
pusat dan alat gerak otot dapat melakukan gerakan-gerakan dalams atuan waktu
minimal, seperti gerakan tangan, gerakan kaki yang berlangsung secara terpisah
(Syafruddin, 2011:130).
e) Kekuatan Otot
dapat berkembang apabila tidak didukung oleh kemampuan kekuatan otot yang
diperlukan terutama sekali otot yang kuat dan terlatih (Syafruddin, 2011:133).
f) Koordinasi
otot yang bekerja, yang berpengaruh terhadap kecepatan gerakan aksi dan reaksi
(Syafruddin, 2011:134).
dapat meningkatkan kualitas gerak aksi dan reaksi, diantaranya adalah sebagai
berikut :
3) Latihan Kecepatan
Latihan kecepatan merupakan kemampuan bergerak secara berturut-
turut untuk menempuh suatu jarak dalam suatu selang waktu (Arsil,
2008:152).
salah satunya yaitu latihan lari interval (Interval Running), menempuh jarak
pendek sejauh 30-40 meter, dengan waktu yang harus dicapai berkisar antara
6-8 detik, serta dapat diulangi sebanyak 10 kali. Kemudian ada Methode
Sprint Training yaitu latihan lari sprint dengan jarak 40 meter, dengan repetisi
sebanyak 12 kali.
4) Latihan Kelincahan
posisi arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan
dilakukan secepat mungkin sebanyak 6-8 kali, dengan jarak 4-5 meter.
lari Zig-Zag hampir sama dengan lari bolak-balik. Bedanya, pada lari Zig-Zag,
6. Ketepatan PukulanOi-Tsuki
c. Hakekat Ketepatan
lain, seperti olahraga panahan ataupun bilyard. Namun hal ini tidak dapat
ditinggalkan begitu saja, karena pada waktu tertentu ketepatan akan turut
terhadap sesuatu sasaran.Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin
suatu objek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian
Apabila hal ini dimiliki oleh siswa akan memberikan beberapa keuntungan,
antara lain : prestasinya akan lebih baik, gerakan lebih efisien dan efektif,
Latihan gerakan yang pelan menuju gerakan yang cepat, sasaran beralih dari
benda yang besar ke benda yang kecil, dari jarak yang dekat berubah menjadi
jarak yang jauh, dan sasaran yang diam berubah menjadi sasaran yang bergerak.
d. Pukulan Oi-Tsuki
Menurut FORKI (2005:19) pukulan merupakan salah satu inti dari gerakan
atau sinonim dengan karate itu sendiri. Jika cara melakukannya tidak betul, berarti
dibentuk secara benar sesuai dengan struktur serangan pukulan yang dilakukan.
dilakukan pada saat kontak terjadi.Hal ini dapat dipahami apabila kita pernah
melakukan pukulan sama dengan kaki depan pada saat melakukan pukulan.
kepalan tangan yang berada dalam titik pacu (berada disamping badan dan diatas
pinggang). Sasaran pukulan Oi-Tsuki sebagai objek target yang menjadi sasaran
Tsuki), atau sasaran ke bawah (Gedan Tsuki). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
E. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan
Dengan melakukan latihan aksi dan reaksi yang baik dapat mendukung
pukulan ke arah target yang dituju, sehingga memberi peluang yang besar untuk
4) Latihan aksi dan reaksi diduga memiliki pengaruh terhadap ketepatan pukulan
Oi-Tsuki
dilakukan. Hal ini karena, pada latihan aksi dan reaksi kekuatan dan kecepatan
otot-otot lengan dikembangkan secara maksimal, dan juga faktor gerak refleks
target atau sasaran, sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pelatih, dan
demikian menuntut gerak refleks yang cepat dari siswa, sehingga unsur utama
F. Hipotesis Penelitian
hipotesis penelitian bahwa : Terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan aksi
dan reaksi terhadap ketepatan pukulan Oi-Tsuki siswa ekstrakurikuler karate SMP
METODOLOGI PENELITIAN
G. Jenis Penelitian
karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen
lain, jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau eksperimen pura-pura
(Quasi Experiment) yaitu hanya memberikan perlakuan program latihan Aksi dan
dibutuhkan rancangan penelitian yaitu berawal dari pengambilan data awal (Pre
aksi dan reaksi sesuai program latihan (terlampir 1). Setelah diberikan perlakuan
sesuai program latihan, maka diambil data akhir (Post Test), meningkatkan
ketepatan pukulan Oi-Tsuki siswa ekstrakurikuler karate SMP Negeri 2 Palu, Kota
Palu.
Pre Test Treatment Post Test
(Q1) (X) (Q2)
Keterangan :
Q1 = Pre Test
Q2 = Post Test
2. Tempat Penelitian
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
pendahuluan yang Penulis lakukan maka populasi terdiri dari siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler karate SMP Negeri 2 Palu, Kota Palu, yang berjumlah
21 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1 :Populasi penelitian siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
karate SMP Negeri 2 Palu, Kota Palu
NO. SISWA JUMLAH
1 Putra 6 Orang
2 Putri 15 Orang
JUMLAH 21 orang
Sumber : Pelatih karate SMP Negeri 2 Palu, Kota Palu
4. Sampel Penelitian
atau wakil dari populasi yang diteliti”. Selanjutnya Arikunto (2006: 134)
menyatakan:
”Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitaanya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar,
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya
dari: a)kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga, dan dana, b)Sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut
sedikitnya data, c)besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk
penelitian yang resiko besar, hasilnya akan lebih baik”.
Berdasarkan kutipan di atas, sampel yang digunakan adalah secara Total
penelitian ini dijadikan sampel karena populasi kurang dari 100. Karena sampel
penelitian yang kurang dari 100 orang, serta jumlah antara siswa laki-laki lebih
3. Karate
Karate adalah suatu teknik untuk membela diri dengan tangan kosong atau
K. Pengembangan Instrumen
Ketepatan Pukulan. Tes dilakukan sebanyak sepuluh kali setiap siswa, dan dari
data ini dapat diketahui bagaimana tingkat aksi dan reaksi siswa terhadap
4. Peralatan :
- Lapangan tempat latihan
- Bola tenis
5. Pelaksanaan :
- Siswa memegang bola, kemudian dilemparkan, dan dipukul sesuai dengan
kepala
6. Penilaian :
- Setelah tes, diambil rata-rata dari kelompok tes, kemudian digolongkan.
- Jika sama dengan jumlah rata-rata (X) = cukup, lebih satu diatas X = lebih
dari cukup, lebih 2 diatas X = baik, dan lebih 3 diatas X = baik sekali. Dapat
4.) Observasi
5.) Kepustakaan
Untuk mengetahui data secara langsung melalui suatu rangkaian Pre Test dan
a. Pre Test, adalah tes awal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
b. Post Test, adalah tes akhir yang dilakukan sesudah diberikan perlakuan
pukulan Oi-Tsuki.
Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini adalah
menggunakan rumus t-tes berhubungan dengan taraf signifikan 5% secara manual:
Σ𝐷
( )
𝑁
𝑡𝑜 =
𝑆𝐷𝐷
( )
√𝑁 − 1
Keterangan :
Sujoto, J.B. 1996. Teknik Oyama Karate Seri Kihon. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.