NURSALLAM
191050401020
PROGRAM PASCASARJANA
2021
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karena dengan tingkah laku atau aktivitas olahraga yang teratur, terukur dan
terarah maka akan menjadikan jiwa dan raga manusia menjadi lebih baik.
jasmani manusia. Selain itu, olahraga juga berfungsi untuk meraih prestasi dalam
beladiri juga secara formal dijadikan sebagai materi pelajaran di sekolah baik
beberapa jenis beladiri yang menjadi pilihan untuk diajarkan di sekolah, antara
lain pencak silat, karate dan judo. Diharapkan dengan dimasukkannya beberapa
menyerah, disiplin, sportif, dan percaya diri pada siswa. Selain itu juga membantu
1
2
siswa untuk menjaga kebugaran diri dan keamanan diri. Tidak hanya itu, siswa
Dalam hal prestasi, seorang siswa, atlet, atau orang yang mengikuti
beladiri harus secara tekun dan maksimal melatih komponen-komponen fisik yang
menunjang prestasinya. Dalam komponen fisik terdapat tiga hal yang penting
untuk atlet beladiri, yaitu reaksi, koordinasi, dan kecepatan. Tiga hal ini berkaitan
erat dengan beberapa teknik yang diperlukan dalam beladiri, yaitu teknik
tendangan, pukulan, dan tangkisan. Reaksi yang baik akan menguntungkan atlet
dalam melakukan penyerangan baik melalui tendangan atau pukulan. Selain itu,
dengan reaksi yang baik atlet tidak mudah diserang karena cepat tanggap
pukulan serta tangkisan. Kecepatan yang baik akan menguntungkan atlet dalam
saling berkaitan satu sama lain dalam olahraga beladiri, sehingga melatihnya
secara bertahap, teratur dan, maksimal merupakan syarat agar prestasi atlet
meningkat. Untuk melatih reaksi, kecepatan dan, koordinasi biasanya atlet akan
media latihan untuk atlet beladiri adalah moel latihan tendangan dengan
3
menggunakan karet ban yang diikat pada kaki. Model latihan ini merupakan alat
bantu dalam olahraga beladiri sebagai media latihan serangan untuk melatih
tendangan dan pukulan. Pada umumnya latihan tendangan dan pukulan hanya
kaki atau tangan untuk melatih power atau kekuatan. Dewasa ini ada
perkembangan bentuk latihan, yaitu dengan menggunakan karet ban yang diikat
pada kaki dan tangan sehingga dapat memberi beban pada kaki dan tangan guna
latihan pencak silat. Pengembangan sarana untuk latihan beladiri semakin pesat,
dan kecepatan reaksi tendangan dan pukulan khususnya di sekolah SMP Citra
Mulia Makassar belum ada. Sebagai contoh, belum adanya sarana untuk melatih
aba-aba atau peluit sebagai stimulus melalui indera pendengaran dalam melatih
reaksi tendangan dan pukulan atletnya. Selain itu, peneliti juga melihat, belum ada
ban yang diikat pada kaki ataupun ditangan sebagai sarana melatih koordinasi
kekuatan dan kecepatan reaksi pukulan dan tendangan pada cabang olahraga
beladiri.
siswa mendapat wadah untuk meningkatkan bakat – bakat mereka yang bisa
4
mereka jadikan sebagai bekal untuk kemajuan prestasi dan pendidikannya, dalam
hal ini juga bisa meningkatkan prestasi olahraga pencaksilat pada sekolah. SMP
CITRA MULIA MAKASSAR adalah salah satu sekolah yamg dinaungi oleh
Yayasan Pendidikan Citra Mulia Makassar berada di jalan Batua Raya VII no. 21,
Batua, Kec. Manggala, Kota Makassar, letaknya cukup strategis dan mudah
dijangkau. Setelah melakukan observasi dan dialog dengan guru – guru khususnya
menggunakan karet ban yang diikat dikaki dan ditangan pada SMP Citra
Mulia Makassar”
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan masalah di atas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah
dalam pencaksilat dengan menggunakan karet ban yang diikat dikaki dan ditangan
C. Tujuan Penelitian
dan pukulan dalam pencak silat dengan menggunakan karet ban yang diikat dikaki
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang peneliti lakukan, ada beberapa manfaat yang dapat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
yang diikat dikaki dan ditangan untuk melatih reaksi tendangan dan
pukulan
menggunakan karet ban yang diikat dikaki dan ditangan untuk melatih
latihan dengan menggunakan karet ban yang diikat dikaki dan ditangan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
dalam masalah penelitian atau hal – hal yang menjadi permasalahan penelitian.
suatu argumentasi dalam menyusun suatu kerangka pikir serta yang dijadikan
dasarnya mengemukakan landasan teori tentang hal – hal pokok yang berkaitan
1. Hakikat Latihan
perubahan kearah yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan
Definisi dari latihan yang banyak digunakan oleh para pakar olahraga
yaitu metode ilmiah dalam meningkatkan kebugaran fisik yang ada pada dasar-
berkaitan dengan metode ilmiah dalam latihan sangat membantu dalam usaha
6
7
latihan tidaklah cukup mudah dan sederhana. Program latihan yang telah
diberikan pelatih amatlah penting dalam mendukung kualitas latihan yang sesuai
dengan cabang masing- masing. Bukan hanya latihan fisik saja yang harus dilatih
untuk mencapai prestasi yang maksimal teknik, taktik dan mental juga amatlah
penting untuk dilatih. Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan
ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan: kualitas fisik kemampuan
fungsional peralatan tubuh dan kualitas psikis anak latih (Sukadiyanto, 2002).
Dijelaskan juga oleh Harsono, (1988: 102) bahwa latihan juga bisa dikatakan
sebagai sesuatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-
ulang yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Berdasarkan uraian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa latihan (olahraga) adalah suatu proses
kegiatan olahraga yang dilakukan secara sadar, sistematis, bertahap dan berulang-
ulang, dengan waktu yang relatif lama, untuk mencapai tujuan akhir dari suatu
2. Hakikat Pencaksilat
Pencak silat adalah salah satu olahraga beladiri yang berakar dari bangsa
Melayu. Dari segi linguistik kawasan orang Melayu adalah kawasan Laut Teduh
sebelah barat. Lebih terinci dengan etnis Melayu biasanya disebut penduduk yang
Darusalam, Filipina dan beberapa pulau kecil yang berdekatan dengan negara-
antara ratusan etnis yang mendiami kawasan itu (Oong Maryono, 2000: 3). Silat
adalah intisari pencak untuk secara fisik membela diri dan tidak dapat digunakan
untuk pertunjukan (Oong Maryono, 2000: 5). Silat adalah gerak bela-serang yang
menggerakkan hati nurani manusia dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Sama halnya diungkapkan oleh Suharso (2005: 368) mengatakan, Pencak
Notosoejitno (1997: 34) mengatakan, pencak silat adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan ribuan pribumi melawan gaya yang ada di seluruh Malay
9
Thailand Selatan dan Filipina Selatan. Kamus resmi bahasa Indonesia diterbitkan
oleh Balai Pustaka (1989: 13), mendefinisikan pencak silat sebagai kinerja
diri, menangkis serangan dan akhirnya menyerang musuh, dengan atau tanpa
senjata. Maka menurut Herry Sismiarto (1997: 15), pencak silat dan dewasa ini
berlaku sebagai istilah nasional yang dibakukan pada saat dibentuknya wadah
Surakarta pada tahun 1948 yang melahirkan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Terbentuknya Ikatan Pencak Silat Indonesia ini dipelopori oleh sepuluh perguruan
Pencak Silat Besar yaitu: (1) Persaudaraan Setia Hati, (2) Persaudaraan Setia Hati
Terate, (3) Perpi Harimurti, (4) Phasadja Mataram, (5) Persatuan Pencak Silat
Indonesia, (6) Perisai Diri, (7) Tapak Suci, (8) Perisai Putih, (9) Keluarga Pencak
Pencak silat terdapat unsur seni yang cukup menonjol terutama jika
dilihat dari elemen kembangan atau bunga pencak silat dan unsur tarung pencak
adanya Munas IPSI XII bahwa pencak silat adalah olahraga prestasi yang terdiri
dari empat kategori yaitu kategori tanding, tunggal, ganda dan regu (Munas XII
IPSI, 2007: ii). Seorang atlet yang bertanding dalam kategori tanding dibutuhkan
menampilkan 2 (dua) orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling
10
lawan. Penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat
menjadi beberapa cabang yaitu: (a) Pencak Silat Seni adalah cabang pencak silat
yang keseluruhan teknik dan jurusnya merupakan modifikasi dari teknik dan jurus
bertujuan untuk menampilkan keindahan pencak silat; (b) Pencak Silat Mental
Spiritual adalah cabang pencak silat yang keseluruhan teknik dan jurusnya
menggambarkan dan sekaligus juga menanamkan ajaran falsafah pencak silat; (c)
Pencak Silat Olahraga adalah cabang pencak silat yang keseluruhannya teknik dan
jurusnya merupakan modifikasi dari teknik dan jurus pencak silat beladiri dan
ketangkasan jasmani maupun prestasi olahraga; (d) Pencak Silat Beladiri adalah
cabang pencak silat yang tujuan penggunaan keseluruhan teknik dan jurusnya
adalah untuk mempertahankan atau membela diri. Pencak silat kategori tanding
merupakan pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang
kekayaan teknik jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak (Munas IPSI, 2007: 1).
baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong dan
bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk
kategori ini (Munas IPSI, 2007: 1). Kategori ganda adalah kategori pertandingan
pencak silat yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang sama,
memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang bela pencak silat
yang dimiliki. Gerakan serang bela ditampilkan secara terencana, efektif, estetis,
mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri yang teratur, baik bertenaga dan
cepat maupun dalam gerakan lambat penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan
dilanjutkan dengan bersenjata, serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang
kemahirannya dalam jurus regu baku secara benar, tepat, mantap, penuh
penjiwaan dan kompak dengan tangan kosong serta tunduk kepada ketentuan dan
peraturan yang berlaku untuk kategori ini (Munas IPSI, 2007: 2).
nama persekutuan pencak silat antar bangsa (Persilat), presiden persilat pertama
12
hingga kini adalah H. Eddy M. Nalapraya dari Indonesia (Agung Nugroho, 2004:
5).
Pencak silat sebagai olahraga bela diri adalah sama dengan olahraga
lainnya yang terbentuk dari beberapa pola gerak atau teknik dasar tertentu. Pada
cabang olahraga bela diri pencak silat ini terdapat dua pola gerakan dasar yang
utama yaitu serangan dan bertahan. Serangan adalah bentuk strategi bela diri
dalam suatu pertandingan. Menurut Subroto, dkk., (1996: 39) bahwa “serangan
bagian dari kaki yang dijadikan sebagai media untuk melakukan serangan
terhadap lawan seperti ujung kaki, tumit dan telapak kaki. Bagianbagian dari kaki
tersebut yang diarahkan ke sasaran pada bagian tubuh lawan. “Serangan adalah
tendangan pada suatu sasaran di bagian tubuh lawan”(Subroto, dkk., 1996: 31).
Pemilihan sasaran pada bagian tubuh lawan dalam melakukan tendangan sangat
ditentukan oleh pola pelaksanaan gerakan tendangan dan juga keadaan lawan.
13
Seorang pesilat harus dapat dengan cermat memilih dan menggunakan tendangan
yang melibatkan anggota tubuh yaitu tungkai untuk dijadikan sebagai senjata
tendangan pada sasaran tubuh lawan sangat menentukan untuk tercapainya tujuan
potensi tubuh yaitu panjang tungkai dapa menjadi penentu tingkat kemampuan
Menurut Agusti (1992: 87) bahwa “tendangan dalam pencak silat adalah
yang beraneka ragam agar serangan yang dilancarkan dapat dengan telak
b. Tendangan samping,
keseimbangan tubuh dan pengerahan tenaga pada kaki sering menjadi hal yang
kekuatan dan kecepatan dengan kontraksi maksimal (tenaga eksplosif) pada kaki
penendang ke arah tubuh atau bagian tubuh lawan, tentu hasilnya akan lebih
efektif. Pada saat tendangan dilakukan, perlu kemampuan bertumpu pada kaki
kaki dijadikan sebagai kaki penendang yang diangkat dengan gerakan cepat
setinggi lutut dengan tetap memperhatikan arah sasaran pada tubuh lawan. Pada
saat melakukan tendangan lurus ke depan, lutut kaki penendang diluruskan hingga
kaki mencapai sasaran dengan ujung kaki yang menyentuh sasaran. Tendangan
depan dan kuda-kuda tengah, tergantung pada kaki yang mana akan digunakan
untuk menendang. Apabila kaki yang satu menendang, maka kaki yang lainnya
keseimbangan badan pada saat tendangan dilakukan agar pesilat tidak mudah
jatuh.
meliputi: (1) mengangkat paha ke depan sejajar dengan pinggul. Lutut dalam
keadaan bengkok sehingga terjadi anterflexi pada tungkai atas dan retroflexi pada
15
tungkai bawah. Otot yang berkontraksi pada gerakan ini adalah otototot paha
bagian depan sebagai penggerak utama yaitu; musculus illiopsoas, rectus femoris,
sartorius, tensor fascia latae, glutaei medius dan musculus adductores; (2)
Gerakan ini menyebabkan terjadinya eksistensi antara tungkai atas dan tungkai
bawah. Otot yang berfungsi pada gerakan ini adalah otot-otot paha bagian
belakang yaitu; musculus biceps femoris, soleus, flexor hallucis longus, tuibialis
longus. Dari segi mekanika gerakan, sendi lutut (articulatio knee) merupakan
sumbu gerakan. Tenaga yang diperoleh dari gerakan tersebut diteruskan ke tulang
tibia dan fibula (os scuris) sebagai force (lengan gaya).Bagian kaki yang
mengenai sasaran adalah ujung telapak kaki; (3) menarik kembali kaki penendang
meluruskan tungkai ke depan dengan ujung kaki yang telah ditekuk, tetapi kaki
penendang perlu ditarik dengan cepatan setelah melakukan tendangan agar dapat
mengambil posisi siap siaga untuk menangkis atau mengelakkan serangan lawan,
Jika kaki penendang adalah kaki kanan, maka teknik tendangan lurus ke
depan dalam pencak silat dimulai dengan sikap pasang tangan kiri dijulurkan ke
depan dan tangan kanan dikepalkan di depan dada untuk membentuk sikap kokoh.
Kedua kaki dalam posisi segaris, berat badan berada di atas kaki depan. Kemudian
kaki kanan (kaki yang di belakang) disodokkan lurus ke arah depan setinggi
16
dengan perut. Tendangan harus segera ditarik secepat mungkin pada posisi
semula. Posisi tangan pada waktu melakukan tendangan dikepal dan diletakkan di
mengangkat salah satu kaki kaki (kaki penendang) setinggi lutut kemudian
Dengan tendangan samping, maka dapat menggunakan bagian luar kaki atau sisi
kaki.
dilakukan dengan bagian kaki yang akan masuk ke daerah sasaran pada tubuh
lawan adalah bagian tumit. Bentuk tendangan ini dipergunakan apabila lawan
berada di belakang. Pada tendangan busur (sabit) atau tendangan putar, teknik
putaran tendangan bersumbu pada kaki tumpu. Badan condongkan ke depan untuk
menjaga keseimbangan. Untuk bentuk tendangan ini, bagian punggung kaki dan
ujung kaki yang dipergunakan untuk mengenai sasaran pada bagian tubuh lawan.
ditunjang dengan sikap kuda-kuda yang mantap serta dengan sikap tangan dan
B. Hakikat Tendangan
dilancarkan oleh pesilat dan masuk pada sasaran, akan memperoleh nilai 2. Pada
setiap pertandingan pencak silat, kita melihat 100% pesilat menggunakan teknik
tendangan dengan berbagai variasi, namun pada umumnya untuk mendapat hasil
tungkai bawah pada lutut, diikuti perputaran pinggang dan dorongan pinggul
1. Tendangan lurus
sampai ujung kaki. Bagian kaki yang kena saat menendang adalah pangkal bagian
dada/perut dengan perkenaan telapak kaki penuh atau tumit. Tendangan jejag
18
disebut juga tendangan gejos, dalam pencak silat dilakukan dengan mengankat
3. Tendangamn T
4. Tendangan belakang
dan sikap tubuh membelakangi lawan, dengan perkenaan pada telapak kaki atau
tumit. Tendangan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa melihat sasaran.
5. Tendangan sabit
sabit adalah tendangan yang dilakukan dengan lintasan dari samping melengkung
seperti sabit/arit. Perkenaannya, yaitu bagian punggung telapak kaki atau pangkal
6. Sapuan
yakni serangan menyapu kaki dengan lintasan dari luar ke dalam dan
bertujuan menjatuhkan lawan. Ada dua jenis sapuan, yaitu sapuan tegak dan
sapuan rebah. Sapuan teagak mengarah ke mata kaki, sedangkan sapuan rebah
7. Guntingan
kedua tungkai pada sasaran leher, pinggang, atau tungkai lawan sehingga lawan
jatuh. Berdasarkan arah geraknya, ada dua jenis guntingan luar dan guntingan
dasar pencak silat adalah suatu gerak dasar dalam pencak silat yang gerakannya
terencan dan terarah. Teknik-teknik dasar dalam olahraga pencak silat antara lain
seperti (1) kuda-kuda, (2) pasang, (3) pukulan, (4) tendangan, (5) tangkisan, dan
(6) bantingan. Tanpa penguasaan beberapa teknik dasar tersebut , pesilat tidak
C. Hakikat pukulan
sesuai aliran dan jenis beladiri masing-masing. Berdasarkan teori diatas maka
dapat disimpulkan bahwa olahraga seni beladiri selain bertujuan untuk membela
diri, didalam olahraga ini juga dilatihkan aktifitas untuk menjaga kesehatan
beladiri pada awalnya merupakan olahraga yang menggunakan tangan kosong dan
waktu olahraga beladiri kini memiliki tujuan untuk prestasi. Untuk mencapai
beladiri seperti teknik kuda-kuda, teknik tendangan, teknik tangkisan dan teknik
pukulan. Selain itu dapat olahraga seni beladiri juga memiliki beberapa fungsi
baik teknik maupun non teknik seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab
sebelumnya.
D. Kerangka Berfikir
pesilat SMP Citra Mulia Makassar menjadi salah satu faktor menurunnya prestasi
menjadi evaluasi pelatih dan atlet untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan
tendangan dan pukulan agar salah satu faktor penurunan tersebut bisa diatasi dan
sekolah tersebut.
Model latihan merupakan salah satu sarana latihan atlet beladiri dalam
latihan yang dimodifikasi sesuai kebutuhan latihan atlet beladiri, salah satunya
sudah dikembangkan dalam tinju, sedangkan untuk beladiri yang lain peneliti
latihan yang digunakan untuk melatih kecepatan dan kekuatan tendangan dan
ini, peneliti akan mengembangkan produk baru berupa modifikasi model latihan
yang belum ada di SMP Citra Mulia Makassar. Penelitian ini diberi judul
Pencaksilat Dengan Menggunakan Karet Ban Yang Diikat Dikaki dan Ditangan
METODOLOGI PENELITIAN
sistematis untuk memperoleh ilmu sedangkan metode adalah prosedur atau cara
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah atau metode ilmiah berarti
kegiatan penelitian didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris
dan sistematis.
A. Model Pengembangan
Sukmadinata (2009: 164), penelitian R&D adalah suatu proses atau langkah-
tendangan dan pukulan dalam pencaksilat dengan menggunakan karet ban yang
B. Prosedur Pengembangan
22
23
4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing), yaitu melakukan ujicoba
5. Merevisi hasil uji coba (main product revision), yaitu memperbaiki atau
6. Uji coba lapangan (main filed testing), yaitu melakukan uji coba dalam skala
8. Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing), yaitu langkah uji validasi
pengembangan diikuti dengan benar, maka akan dapat menghasilkan suatu produk
bukanlah hal baku yang harus diikuti, langkah yang diambil bisa disesuaikan
1. Keterbatasan Waktu
dengan sepuluh tahapan diperlukan waktu dan proses yang relatif lama dan
panjang. Oleh karena itu, melalui penyederhanaan menjadi delapan tahapan ini,
diharapkan penelitian pengembangan ini bisa selesai dengan waktu yang relatif
2. Keterbatasan Biaya
memerlukan biaya yang relatif besar. Oleh karena itu, melalui penyederhanaan
menjadi delapan tahapan ini, diharapkan pengembangan ini bisa selesai dengan
3. Kesamaan Tahapan
beberapa tahapan yang memiliki kesamaan maksud dan tujuan. Tahapan tersebut
pengembangan pada uji coba lapangan awal (preliminary field testing), uji coba
lapangan (main filed testing) dan Uji pelaksanaan lapangan (operational field
testing). Dengan adanya beberapa kesamaan pada tahapan uji coba, peneliti
mencoba menyederhanakan menjadi satu tahap saja pada proses uji coba.
berikut:
Produk
yang Uji Coba Valisadi Revisi
dihasilkan Produk Produk II Produk
produk. Analisis yang dilakukan adalah melakukan studi lapangan dan studi
pustaka. Studi lapangan yang dilakukan adalah dengan observasi aktivitas latihan
26
model latihan, hal ini dilakukan agar produk yang dikembangkan sesuai
kebutuhan yang ada di lapangan. Studi pustaka yang dilakukan adalah dengan
2. Perencanaan
pengembangan model latihan dengan menggunakan karet ban yang diikat dikaki
dan ditangan, rencana dalam pengembangan modifikasi model latihan ini adalah
sebagai berikut :