Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pencaksilat

Pencak silat adalah salah satu olahraga beladiri yang berakar dari bangsa

Melayu. Dari segi linguistik kawasan orang Melayu adalah kawasan Laut

Teduh yang membentang dari Easter Island di sebelah timur ke pulau

Madagaskar di sebelah barat. Lebih terinci dengan etnis Melayu biasanya

disebut penduduk yang terdampar di kepulauan yang meliputi Malaysia,

Indonesia, Singapura, Brunei Darusalam, Filipina dan beberapa pulau kecil

yang berdekatan dengan negara-negara tersebut. Walaupun sebetulnya

penduduk Melayu adalah suatu etnis di antara ratusan etnis yang mendiami

kawasan itu (Oong Maryono, 2000: 3). Silat adalah intisari pencak untuk

secara fisik membela diri dan tidak dapat digunakan untuk pertunjukan (Oong

Maryono, 2000: 5). Silat adalah gerak bela-serang yang erat hubungannya

dengan rohani, sehingga menhidup-suburkan naluri, menggerakkan hati

nurani manusia dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sama halnya

diungkapkan oleh Suharso (2005: 368) mengatakan, Pencak adalah

permainan (keahlian) untuk mempertahankan diri dengan kepandaian

menangkis, mengelak dan sebagainya. Sedangkan Silat adalah kepandaian

berkelahi dengan ketangkasan menyerang dengan membela diri. Menurut

Notosoejitno (1997: 34) mengatakan, pencak silat adalah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan ribuan pribumi melawan gaya yang ada di

5
6

seluruh Malay Archipelago, yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura,

Brunei Darussalam, Thailand Selatan dan Filipina Selatan. Kamus resmi

bahasa Indonesia diterbitkan oleh Balai Pustaka (1989: 13), mendefinisikan

pencak silat sebagai kinerja (keterampilan) pertahanan diri yang

mempekerjakan kemampuan untuk membela diri, menangkis serangan dan

akhirnya menyerang musuh, dengan atau tanpa senjata. Maka menurut Herry

Sismiarto (1997: 15), pencak silat dan dewasa ini berlaku sebagai istilah

nasional yang dibakukan pada saat dibentuknya wadah persatuan perguruan

pencak dan silat di Indonesia dalam suatu pertemuan di Surakarta pada tahun

1948 yang melahirkan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Terbentuknya

Ikatan Pencak Silat Indonesia ini dipelopori oleh sepuluh perguruan Pencak

Silat Besar yaitu: (1) Persaudaraan Setia Hati, (2) Persaudaraan Setia Hati

Terate, (3) Perpi Harimurti, (4) Phasadja Mataram, (5) Persatuan Pencak Silat

Indonesia, (6) Perisai Diri, (7) Tapak Suci, (8) Perisai Putih, (9) Keluarga

Pencak Silat Nusantara dan (10) Putra Betawi.

Pencak silat terdapat unsur seni yang cukup menonjol terutama jika

dilihat dari elemen kembangan atau bunga pencak silat dan unsur tarung

pencak silat telah menjadi olahraga prestasi yang di pertandingkan. Dengan

diperkuat adanya Munas IPSI XII bahwa pencak silat adalah olahraga prestasi

yang terdiri dari empat kategori yaitu kategori tanding, tunggal, ganda dan

regu (Munas XII IPSI, 2007: ii). Seorang atlet yang bertanding dalam

kategori tanding dibutuhkan teknik, taktik, mental dan stamina yang baik.
7

Kategori tanding adalah kategori pertandingan pencak silat yang

menampilkan 2 (dua) orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling

berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu

menangkis/mengelak/menyerang/menghindar pada sasaran dan menjatuhkan

lawan. Penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan

semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan

kekayaan teknik jurus, mendapatkan nilai terbanyak (Munas XII IPSI,

2007:1).

Notosoejitno (1997:59), mengatakan bahwa pencak silat dikategorikan

menjadi beberapa cabang yaitu: (a) Pencak Silat Seni adalah cabang pencak

silat yang keseluruhan teknik dan jurusnya merupakan modifikasi dari teknik

dan jurus pencak silat beladiri sesuai dengan kaidah-kaidah estetika dan

penggunaannya bertujuan untuk menampilkan keindahan pencak silat; (b)

Pencak Silat Mental Spiritual adalah cabang pencak silat yang keseluruhan

teknik dan jurusnya merupakan modifikasi dari teknik dan penggunaannya

bertujuan untuk menggambarkan dan sekaligus juga menanamkan ajaran

falsafah pencak silat; (c) Pencak Silat Olahraga adalah cabang pencak silat

yang keseluruhannya teknik dan jurusnya merupakan modifikasi dari teknik

dan jurus pencak silat beladiri dan penggunaanya bertujuan untuk

menciptakan serta memelihara kebugaran dan ketangkasan jasmani maupun

prestasi olahraga; (d) Pencak Silat Beladiri adalah cabang pencak silat yang

tujuan penggunaan keseluruhan teknik dan jurusnya adalah untuk

mempertahankan atau membela diri. Pencak silat kategori tanding merupakan


8

pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda.

Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan

yaitu menangkis / mengelak / menghindar / menyerang pada sasaran dan

menjatuhkan lawan dengan mengunakan taktik dan teknik bertanding,

ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan pola langkah yang

memanfaatkan kekayaan teknik jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak

(Munas IPSI, 2007: 1).

Kategori tunggal adalah kategori pertandingan pencak silat yang

menampilkan seorang pesilat memperagakan kemahirannya dalam jurus

tunggal baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan

tangan kosong dan bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan

yang berlaku untuk kategori ini (Munas IPSI, 2007: 1). Kategori ganda adalah

kategori pertandingan pencak silat yang menampilkan dua orang pesilat dari

kubu yang sama, memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang

bela pencak silat yang dimiliki. Gerakan serang bela ditampilkan secara

terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri

yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh

penjiwaan dengan tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata, serta

tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori ini

(Munas IPSI, 2007: 1).

Kategori regu adalah kategori pertandingan pencak silat yang

menampilkan tiga orang pesilat dari kubu yang sama, memperagakan

kemahirannya dalam jurus regu baku secara benar, tepat, mantap, penuh
9

penjiwaan dan kompak dengan tangan kosong serta tunduk kepada ketentuan

dan peraturan yang berlaku untuk kategori ini (Munas IPSI, 2007: 2).

Pesatnya perkembangan pencak silat hingga keluar negeri, maka pada

tahun 1980 dibentuklah International Pencak Silat Federation yang

melibatkan 4 negara yaitu: Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei

Darussalam dengan nama persekutuan pencak silat antar bangsa (Persilat),

presiden persilat pertama hingga kini adalah H. Eddy M. Nalapraya dari

Indonesia (Agung Nugroho, 2004: 5).

Perkembangan pencak silat di Indonesia sekarang ini telah tersebar di

sekolah baik sekolah dasar, sekolah pertama, sekolah menengah, maupun

perguruan tinggi sebagai pelestarian budaya khas Indonesia.

2. Tendangan dalam pencak silat

Pencak silat sebagai olahraga bela diri adalah sama dengan olahraga

lainnya yang terbentuk dari beberapa pola gerak atau teknik dasar tertentu.

Pada cabang olahraga bela diri pencak silat ini terdapat dua pola gerakan

dasar yang utama yaitu serangan dan bertahan. Serangan adalah bentuk

strategi bela diri pencak silat yang dalam keadaan tertentu harus diterapkan.

Serangan yang dilakukan dengan menggunakan tendangan akan

memperoleh nilai lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan tangan

dalam suatu pertandingan. Menurut Subroto, dkk., (1996: 39) bahwa

“serangan dengan menggunakan kaki/tungkai (disebut tendangan), dapat

dilakukan dengan menggunakan ujung kaki, tumit, dan telapak kaki.”


10

Tendangan pada olahraga pencak silat dapat dilakukan dengan beberapa

bagian dari kaki yang dijadikan sebagai media untuk melakukan serangan

terhadap lawan seperti ujung kaki, tumit dan telapak kaki. Bagianbagian dari

kaki tersebut yang diarahkan ke sasaran pada bagian tubuh lawan. “Serangan

adalah tendangan pada suatu sasaran di bagian tubuh lawan”(Subroto, dkk.,

1996: 31). Pemilihan sasaran pada bagian tubuh lawan dalam melakukan

tendangan sangat ditentukan oleh pola pelaksanaan gerakan tendangan dan

juga keadaan lawan. Seorang pesilat harus dapat dengan cermat memilih dan

menggunakan tendangan yang sesuai dengan tuntutan yang dibutuhkan untuk

melakukan serangan.

Tendangan merupakan pola gerak yang memiliki karakteristik tertentu

yang melibatkan anggota tubuh yaitu tungkai untuk dijadikan sebagai senjata

dalam melancarkan serangan ke sasaran tubuh lawan. Kemampuan jangkauan

tendangan pada sasaran tubuh lawan sangat menentukan untuk tercapainya

tujuan tendangan yang dilakukan. Untuk mencapai jangkauan tendangan

tersebut, maka potensi tubuh yaitu panjang tungkai dapa menjadi penentu

tingkat kemampuan tendangan dalam olahraga pencak silat.

Menurut Agusti (1992: 87) bahwa “tendangan dalam pencak silat adalah

serangan dengan meluruskan tungkai sehingga dapat mengenai lawan.

Kosasi (1994: 132) mengemukakan bahwa “tendangan pencak silat

adalah serangan dengan meluruskan kaki.”


11

Pesilat dituntut mampu menguasai serangan-serangan dengan tendangan

yang beraneka ragam agar serangan yang dilancarkan dapat dengan telak

mengenai sasaran tubuh lawan.

Olahraga pencak silat, terdiri dari beberapa macam tendangan yaitu:

a. Tendangan lurus ke depan,

b. Tendangan samping,

c. Tendangan belakang, dan

d. Tendangan busur/putar (Subroto, dkk., 1996: 39).

Teknik pelaksanaan tendangan dilakukan dengan salah satu kaki,

sedangkan kaki yang lainnya menjadi kaki tumpu. Kemampuan menjaga

keseimbangan tubuh dan pengerahan tenaga pada kaki sering menjadi hal

yang dominan dapat menentukan efektifnya tendangan yang dilakukan. Jadi

serangan dengan menggunakan tendangan dilakukan dengan mengangkat

kaki penendang setinggi lutut, lalu dengan mengendalikan keseimbangan

gerakan kaki ke sasaran yang hendak dicapai. Apabila tendangan dapat

dilakukan dengan mengerahkan kekuatan dan kecepatan dengan kontraksi

maksimal (tenaga eksplosif) pada kaki penendang ke arah tubuh atau bagian

tubuh lawan, tentu hasilnya akan lebih efektif. Pada saat tendangan dilakukan,

perlu kemampuan bertumpu pada kaki (kuda-kuda) pada satu kaki serta

kemampuan menjaga keseimbangan tubuh.

Pelaksanaan tendangan lurus ke depan dilakukan dengan cara salah satu

kaki dijadikan sebagai kaki penendang yang diangkat dengan gerakan cepat

setinggi lutut dengan tetap memperhatikan arah sasaran pada tubuh lawan.
12

Pada saat melakukan tendangan lurus ke depan, lutut kaki penendang

diluruskan hingga kaki mencapai sasaran dengan ujung kaki yang menyentuh

sasaran. Tendangan lurus ke depan dapat dilakukan dengan kuda-kuda sejajar

menghadap, serong depan dan kuda-kuda tengah, tergantung pada kaki yang

mana akan digunakan untuk menendang. Apabila kaki yang satu menendang,

maka kaki yang lainnya menjadi kaki tumpu. Kaki rtumpu sedikit

dibengkokkan untuk menjaga keseimbangan badan pada saat tendangan

dilakukan agar pesilat tidak mudah jatuh.

Tendangan lurus ke dapan dapat dilakukan dengan gerakan yamng

meliputi: (1) mengangkat paha ke depan sejajar dengan pinggul. Lutut dalam

keadaan bengkok sehingga terjadi anterflexi pada tungkai atas dan retroflexi

pada tungkai bawah. Otot yang berkontraksi pada gerakan ini adalah otototot

paha bagian depan sebagai penggerak utama yaitu; musculus illiopsoas,

rectus femoris, sartorius, tensor fascia latae, glutaei medius dan musculus

adductores; (2) meluruskan tungkai bawah ke depan dengan jari-jari kaki

ditekuk ke atas. Gerakan ini menyebabkan terjadinya eksistensi antara

tungkai atas dan tungkai bawah. Otot yang berfungsi pada gerakan ini adalah

otot-otot paha bagian belakang yaitu; musculus biceps femoris, soleus, flexor

hallucis longus, tuibialis posterior, pronaci longus, extensor digitorum longus,

dan extensor hallucis longus. Dari segi mekanika gerakan, sendi lutut

(articulatio knee) merupakan sumbu gerakan. Tenaga yang diperoleh dari

gerakan tersebut diteruskan ke tulang tibia dan fibula (os scuris) sebagai force

(lengan gaya).Bagian kaki yang mengenai sasaran adalah ujung telapak kaki;
13

(3) menarik kembali kaki penendang sambil mengambil posisi untuk

mengantisipasi serangan lawan. Sebenarnya, gerakan tendangan lurus ke

depan sudah selesai dengan berakhirnya gerakan meluruskan tungkai ke

depan dengan ujung kaki yang telah ditekuk, tetapi kaki penendang perlu

ditarik dengan cepatan setelah melakukan tendangan agar dapat mengambil

posisi siap siaga untuk menangkis atau mengelakkan serangan lawan, serta

untuk mengambil posisi untuk menyerang kembali.

Jika kaki penendang adalah kaki kanan, maka teknik tendangan lurus ke

depan dalam pencak silat dimulai dengan sikap pasang tangan kiri dijulurkan

ke depan dan tangan kanan dikepalkan di depan dada untuk membentuk sikap

kokoh. Kedua kaki dalam posisi segaris, berat badan berada di atas kaki

depan. Kemudian kaki kanan (kaki yang di belakang) disodokkan lurus ke

arah depan setinggi dengan perut. Tendangan harus segera ditarik secepat

mungkin pada posisi semula. Posisi tangan pada waktu melakukan tendangan

dikepal dan diletakkan di samping badan. Pada tendangan samping,

pelaksanaa gerakannya yaitu mengangkat salah satu kaki kaki (kaki

penendang) setinggi lutut kemudian diluruskan kaki penendang ke samping.

Badan dicondong kan sedikit ke samping belakang untuk menjaga

keseimbangan ketika serangan tendangan dilakukan. Dengan tendangan

samping, maka dapat menggunakan bagian luar kaki atau sisi kaki.

Pada tendangan ke belakang, pelaksanaannya dimulai dengan

mengangkat salah satu kaki setinggi lutut kemudian mengayunkan kaki

penendang ke belakang, dengan kedua tangan menahan di lantai agar dapat


14

mempertahankan keseimbangan badan. Tendangan ke belakang tersebut

dilakukan dengan bagian kaki yang akan masuk ke daerah sasaran pada tubuh

lawan adalah bagian tumit. Bentuk tendangan ini dipergunakan apabila lawan

berada di belakang. Pada tendangan busur (sabit) atau tendangan putar, teknik

pelaksanaannya adalah kaki penendang diangkat lurus dan diputar, gerakan

putaran tendangan bersumbu pada kaki tumpu. Badan condongkan ke depan

untuk menjaga keseimbangan. Untuk bentuk tendangan ini, bagian punggung

kaki dan ujung kaki yang dipergunakan untuk mengenai sasaran pada bagian

tubuh lawan.

Agar pelaksanaan jenis-jenis tendangan dapat lebih efektif, maka harus

ditunjang dengan sikap kuda-kuda yang mantap serta dengan sikap tangan

dan tubuh yang benar. Penguasaan keseimbangan badan pada saat tendangan

dilakukan akan banyak membantu dalam melancarkan serangan dengan

tendangan pada olahraga pencak silat.

Anda mungkin juga menyukai