Bela diri
Pencak Silat
A. Sejarah Pencak Silat
Olahraga bela diri yang merupakan kekayaan budaya asli Indonesia adalah
pencak silat dan tarung derajat. Pencak Silat merupakan salah satu cabang olahraga
beladiri yang berasal dari kawasan Asia terutama Asia Tenggara dan Khususnya
Negara Indonesia, pada awalnya Pencak Silat merupakan beladiri yang harus
dikuasai oleh seluruh prajurit kerajaan-kerajaan yang bertujuan untuk mempertahan
kan diri dan berperang akan tetapi seiring perkembangan zaman Pencak silat ini
perlahan mulai dimasukan kedalam Olahraga Seni Beladiri, Indonesia merupakan
salah satu negara yang dominan dan disegani dalam olahraga Pencak Silat ini karena
indonesia memiliki atlet-altet yang cukup berprestasi baik di tingkat Nasional
Maupun di tingkat Internasional. Dalam Olahraga pencak silat ini terdapat beberapa
teknik yang harus dikuasai oleh atlet atau pelaku pencak silat diantaranya adalah
Sikap Pasang, Teknik Pukulan dan Teknik Tangkisan. Dalam kurikulum pendidikan
jasmani, olahraga pencak silat banyak diajarkan dalam kurikulum sekolah. Hal ini
memiliki tujuan untuk melestarikan kearifan lokal Indonesia.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang
ditunjukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya
dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan
bintang yang ada di alam sekitar, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung
elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari
keterampilan suku-suku asli Indonesia berburu dan berperang dengan menggunakan
parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga
abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-
7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-
kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-
pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit
yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F.
Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai
artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan
relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan
dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri
silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada
hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu
Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri
dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah
mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau
dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi
olahraga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak
Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat
sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan
tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan
Pencak Silat sebagai kompetisi olahraga internasional. Hanya anggota yang diakui
Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat
telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak
Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.
Pencak silat pertama kali diperkenalkan dan dipertandingan dalam Pesta
Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) ke-14 tahun 1987 di Jakarta. Hingga kini
cabang olahraga pencak silat rutin dipertandingkan dalam SEA Games. Pada tahun
2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian
Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir
ialah pada 2010 mengambil tempat di Jakarta, Indonesia pada Desember 2010.
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan
olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak
silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan
aliran (gaya) dan ribuan perguruan.
Keterangan:
1. Berbentuk persegi dengan luas total 10 x 10 m.
2. Terdiri dari dua area yaitu area berbanding 8 x 8 m dibagian dalam dan area
pengaman 1 m mengelilingi bagian luar area pertandingan.
3. Terdapat 2 lingkaran, yang pertama diameter 3 m sebagai jarak sikap pasang dan
lingkaran ke dua berdiameter 8 m sebagai batas arena bertanding.
4. Di dua sudut-sudut yang berjauhan biasanya satu puzel matras berwarna merah dan
satu puzel matras di sudut lain berwarna biru. Fungsinya untuk pesilat.
b. Depan
Dibentuk dengan posisi kaki bagian depan ditekuk dengan telapak kaki lurus
mengarah ke depan dan kaki yang belakang lurus, kuda-kuda ini menumpukan
berat badan di kaki depan.
c. Belakang
Ada 2 versi untuk jenis-jenis ini, yang pertama yakni posisi sama dengan
kuda-kuda depan hanya saja kaki yang ditekuk dan tumpuan dipindah ke kaki
belakang.
d. Tengah
Kuda-kuda ini diloakukan dengan membuka dan menekuk kedua lutut dengan
tumpuan berat badan berada di tengah.
e. Silang depan
Kuda-kuda dibentuk dengan menginjakkan satu kaki ke depan atau ke
belakang kaki yang lain, berat badan ditumpukan pada satu kaki, kaki yang
lain ringan sentuhan dengan ibu atau ujung jari kaki.
f. Silang belakang
Dengan salah satu kaki berada di belakang dengan keadaan menyilang dan
kaki di tumpukan ke belakang, badan tetap lurus agar tidak jauh saat
melakukan gerakan tersebut.
2. Sikap Pasang
a. Pasang Satu
Sikap pasang dengan posisi badan tegak dan kedua tangan disamping dalam
keadaan siap silat dan kedua kaki di buka selebar bahu.
b. Pasang Dua
Sikap pasang dengan badan tetap pada posisi tegak, kaki dibuka selebar bahu,
kedua tangan mengepal dan sejajar dengan pinggang.
c. Pasang Tiga
Sikap pasang dengan badan pada posisi tegak lurus, kaki di buka selebar bahu,
tangan diangkat sejajar mata, dan posisi menyilang dengan tangan terbuka.
d. Pasang Empat
Sikap pasang dengan kaki dibuka selebar bahu, tangan diangkat dejajar mata,
dengan posisi menyilang dan tangan mengepal.
3. Arah
Selain kuda-kuda dan sikap pasang, pemahaman tentang arah juga sangat
penting. Hal ini berhubungan kemana pesilat akan melangkah ketika dalam posisi
menyerang atau bertahan. Dalam dunia persilatan arah dikenal dengan delapan
penjuru mata angin. Dan cara melatihnya adalah dengan menggeser kuda-kuda dan
sikap pasang sesuai gambar mata angin yang ada.
G. Pola Langkah
Intinya pencak silat itu adalah gabungan dari kekokohan kuda-kuda yang
didominasikan dengan fleksibel atau luwesnya pergerakan langkah dan
disempurnakan dengan pemahaman arah yang benar. Kalu pesilat sudah menguasai
hal itu, serangannya akan sulit dibaca dan pertahanannya akan sulit ditembus oleh
lawan.
H. Pukulan
I. Tendangan
Ada banyak sekali ragam tendangan dalam pencak silat. Namun karena kita
belajar teknik dasarnya, empat jenis inilah yang mungkin bisa dengan mudah untuk
dipelajari.
Tendangan dalam pencak silat :
1. Tendangan A (Lurus)
Tendangan lurus ke depan dengan menggunakan cocor kaki yang mengarah ke ulu
hari lawan.
2. Tendangan C atau Sabit
Tendangan dari samping dengan menggunakan cocor atau punggung kaki yang
mengarah ke tulang rusuk lawan.
3. Tendangan T
Tendangan samping dengan menggunakan pedang kaki (telapak kaki) atau tumit
yang mengarah ke tulang rusuk atau dada lawan. Jika dilihat, tendangan ini
sepintas membentuk huruf T.
4. Tendangan Melingkar
Tendangan yang dilakukan dengan memutarkan kaki dengan hentakan yang
memakai tumit. Sasaran tendangan ini biasanya daa dan punggung lawan
tergantung dengan kondisi yang ada.
J. Tangkisan
1. Tangkisan Dalam
Tangkisan yang dilakukan dengan menggerakan tangan dari luar ke arah dalam
sejajar dengan bahu.
2. Tangkisan Luar
Kebalikan dengan tangkisan dalam, tangkisan ini membuang tendangan atau
pukulan lawan ke arah kiri maupun kanan.
3. Tangkisan Atas
Tangkisan yang dilakukan untuk melindungi kepala dari serangan lawan.
Gerakannya yakni membentuk tangan dalam posisi siku dan mengayunkannya dari
bawah ke atas.
4. Tangkisan Bawah
Tangkisan ini berfungsi untuk melindungi kemaluan, dilakukan dengan
menyilangkan tangan seperti huruf X dengan jari terbuka namun rapat dan
mengayunkannya dari atas ke bawah.
K. Elakan
4. Elakan berputar
Cara melakukan elakan berputar sebagai berikut:
a. Sikap kuda-kuda depan
b. Posisi badan sedikit dicondongkan ke belakang.
c. Sikap tangan waspada.