PROPOSAL
oleh
BAGUS SETIADI
NPM 19210320729
B. Bidang Ilmu
Pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik dan aktivitas pendidikan, tetapi baik
itu kegiatan bermain atau olahraga, keduanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan proses
pertumbuhan mental dan sosial siswa. Ketika tubuh sedang ditingkatkan secara fisik,
pikiran (mental) juga harus dikembangkan dan harus berdampak pada perkembangan
Oleh karena itu, Pendidikan yang terlaksana dengan baik akan berdampak baik
untuk pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu upaya yang matang
dalam menyusun perencanaan dan strategi yang baik. Terdapat banyak faktor dalam
peningkatan tujuan pendidikan secara umum, bebeapa faktor tersebut yaitu guru, siswa,
sarana dan prasarana di sekolah. Maka dari itu, pendidikan merupakan sebuah sistem
yang apabila salah satu subsistem tersebut tidak berjalan dengan baik maka akan
berdampak terhadap sistem tersebut. Olahraga beragam bentuk nya. Beragam pula
cabangnya. Salah satu yang asli dilahirkan di negara Indonesia adalah pencak silat.
Pencak silat yaitu salah satu bentuk kegiatan berolahraga yang bermuatan bela diri asli
dari Indonesia.
Pencak silat juga dari kaca mata seni dan budaya merupakan hasil cipta karya
bangsa Indonesia sendiri, yang menggambarkan suatu kekhasan dari seni dan budaya
Indonesia, dan bahkan unsur seni tersebut cenderung lebih menonjol diberbagai daerah,
sehingga pencak silat dianggap bukan suatu seni beladiri, melainkan suatu seni tari.
Melatih keterampilan dasar beladiri merupakan suatu keharusan yang harus dikuasai
oleh siswa. Sudah menjadi tanggung jawab guru pendidikan jasmani dalam memberikan
keselamatan diri sendiridan orang sekitar. Peningkatan yang pesat dalam olahraga
pencak silat juga kini bisa dilihat dari banyaknya pertandingan yang digelar baik itu
kejuaraan multievent, maupun kejuaraan terbuka seperti kejuaraan pencak silat terbuka
dan sebagainya. Hal yang menjadi patokan dalam pertandingan pencak silat adalah
mendapatkan nilai dengan cara menyerang maupun belaan. Untuk menyerang dan
mendapatkan nilai, serangan tersebut haruslah tepat dalam bidang serangan dantidak
keterampilan teknik bertanding dalam pencak silat. Menelaah dari bidang keterampilan,
gerak dasar menjadi kuncinya dalam pertandingan pencak silat. Gerak dasar didalam
pencak silat yaitu suatu gerak yang direncanakan, diarahkan, dikordinasikan dan
dikendalikan, yang memiliki empak hal dasar sebagai suatu bentuk utuh dan tidak bisa
dipisahkan. Di pertandingan pencak silat, teknik yang digunakan yaitu: melakukan kuda-
belaan, dan juga melakukan hindaran, serta melakukan tangkapan, kuncian bahkan
bantingan. Didalam pertandingan pencak silat, teknik dasar yang dipergunakan adalah
belakang dan, bantingan, juga guntingan, serta sapuan dan juga ungkitan dari beberapa
event yang telah diikuti peneliti dan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada
pertandingan pencak silat, ada beberapa perguruan pencak silat yang mengikuti event
tersebut. Dari beberapa perguruan yang ada, peneliti lebih tertarik pada salah satu
karena ciri khas pakaian yang berwarnya orange menyala kemudian dilanjutkan dengan
slogan dari perguruan silat Tadjimalela tersebut yaitu “Batur Usik Urang Anggeus” yang
jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu ketika orang lain baru mulai bergerak,
maka kita sebagai anggota perguruan pencak silat Tadjimalela harus sudah selesai.
Berarti dapat dipahami bahwa dari slogan tersebut maka perguruan tersebut lebih
mengutamakan kecepatan gerak dalam melakukan suatu hal di banding yang lain,
termasuk didalam hal nya yaitu ketika mengikuti suatu pertandingan. Akan tetapi pada
kenyataanya di lapangan, perguruan pencak silat diklat tadjimalela sumedang pada saat
bertanding, kebanyakan atlit melakukan tendangan sabit yang mudah untuk ditangkap dan
diambil oleh musuh, meskipun bisa diatasi untuk tidak terjatuh, tapi dengan ditangkapnya
peluang musuh untuk memenangkan nilai poin. Dapat dilihat secara langsung
bahwasannya ketika tendangan sabit itu tertangkap, berarti pegerakan dari tendangan
sabit itu lambat sedangkan yang diperlukan agar tendangan sabit tersebut selain dari tepat
sasaran juga haruslah cepat agar tidak bisa ditangkap oleh musuh.
Dari hal tersebut, Peneliti ingin melakukan sebuah penelitian tentang tendangan sabit
tersebut karena tendangan sabit adalah tendangan yang sering digunakan oleh atlit dan
gerak dasar yang mendominasi teknik di pertandingan serta tendangan tersebut bernilai
lebih tinggi disbanding pukulan. Akan tetapi tendangan sangat rawan dan mudah untuk
ditangkap lawan jika tidak memiliki kecepatan yang baik sehingga menjadikan suatu
kelemahan bila atlit memiliki tendangan yang lambat. Kecepatan sendiri yaitu
kemampuan melakukan gerakan dalam rentan waktu yang singkat, yang berarti
bahwasanya kecepatan tersebut amatlah penting bagi atlit silat, yang dalam hal ini adalah
kecepatan melakukan tendangan sabit sehingga tidak mudah di tangkap lawan dan sulit
diantisipasi sehingga tendangan sabit tersebut mampu mengenai bidang sasaran secara
bersih dan menciptakan nilai poin yang menguntungkan pesilat dalam sebuah
pertandingan.
Maka dari itu peneliti mencoba menerapkan metode latihan dengan latihan tabata,
dimana latihan dengan latihan tabata yaitu salah satu latihan high intensity interval
training (HIIT) dimana latihan tersebut berbentuk latihan dengan perbandingan waktu
melakukan gerakan dan waktu jeda istirahat 2:1 yang dipadukan dengan gerakan latihan
pencak silat khususnya teknik tendangan sabit sebagai sasaran utama yang dimana latihan
dari itu peneliti mengambil judul “Pengaruh Latihan Tabata Terhadap Hasil Belajar
Kecepatan Tendangan Sabit Pada Anggota Diklat Putra Perguruan Pencak Silat
Tadjimalela Sumedang”.
D. Batasan Masalah
Untuk menghindari keluasan masalah yang tidak terarah, maka peneliti membatasi
permasalahan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Pada penelitian ini
penulis menentukan skala keluasan masalah terfokus pada pengaruh latihan tabata
terhadap hasil belajar kecepatan tendangan sabit pada anggota diklat perguruan pencak
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
1. Bagaimana pengaruh latihan Tabata terhadap hasil belajar kecepatan tendangan sabit
pada anggota diklat putra perguruan pencak silat Tadjimalela Sumedang tahun 2023.
2. Seberapa besar pengaruh latihan Tabata terhadap hasil belajar kecepatan tendangan
sabit pada anggota diklat putra perguruan pencak silat Tadjimalela Sumedang tahun
2023.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
kecepatan tendangan sabit pada anggota diklat perguruan pencak silat Tadjimalela
Sumedang.
2. Tujuan Khusus
sabit pada anggota diklat putra perguruan pencak silat Tadjimalela Sumedang tahun 2023.
b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan Tabata terhadap hasil belajar kecepatan
tendangan sabit pada anggota diklat perguruan pencak silat Tadjimalela Sumedang tahun
2023.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan olahraga.
b. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi guru/pelatih untuk lebih
kreatif dan inovatif. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat melakukan tendangan sabit dalam pencak silat dengan baik dan
benar serta lincah sehingga tendangannya tidak mudah ditangkap oleh lawan.
b. Bagi guru/pelatih, dapat dijadikan sebagai referensi agar lebih teliti dan selektif
dalam menentukan metode latihan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik
kelincahan.
1. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh
penyidik. Dengan demikian, secara sederhana anggapan dasar dapat dijabarkan dalam
a. Siswa yang mempunyai kelincahan tendangan sabit yang baik tendangannya akan sulit
b. Memilih metode latihan yang tepat adalah untuk meningkatkan penguasaan teknik
siswa pemula tujuannya bisa menarik perhatian agar siswa mau untuk berlatih dengan
d. Pengaruh Latihan Tabata memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak
2. Hipotesis
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan”. Berdasarkan anggapan dasar di atas, maka hipotesis yang
a. Latihan Tabata berpengaruh positif terhadap hasil belajar kecepatan tendangan sabit
pada anggota diklat putra perguruan pencak silat Tadjimalela Sumedang tahun 2023.
b. Latihan Tabata berpengaruh positif cukup besar terhadap hasil belajar kecepatan
tendangan sabit anggota diklat putra perguruan pencak silat Tadjimalela Sumedang
tahun 2023.
I. Definisi Operasional
Berkaitan dengan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dan untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengarah pada tujuan penelitian dibutuhkan suatu
penegasan. Adapun definisi operasional istilah dalam judul penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (benda, orang) yang ikut
Latihan Tabata ialah latihan HighIntensity Interval Training (HIIT) yang berfungsi buat
menaikkan penyimpan anaerobic serta anaerobic. Tabata dipergunakan adalah kata lain
buat HIIT dengan memakai waktu jeda istirahat singkat yang berarti latihan tersebut
menerapkan latihan interval yang berintensitas tinggi. Pelatihan Tabata telah dianggap
sebagai salah satu metode pelatihan (HIIT) intensitas tinggi, yang sangat bervariasi dalam
hal karakteristik latihan, yaitu, mode latihan, intensitas, dan durasi latihan danistirahat.
Hasil Belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai
kecakapan jasmani dan rohani yang diwujudkan dalam bentuk rapot, juga merupakan
dengan sasaran seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak kaki atau jari telapak
kaki.
Pencak silat merupakan salah satu bentuk kebudayaan warisan nenek moyang bangsa
Indonesia. Pencak silat adalah sistem pembelaan diri yang memiliki gerakan-gerakan
1. Pencak Silat
Pencak yang berarti gerak dasar, dan silat yang berarti beladiri yang didasarkan pada
desain kerohanian. Silat, solat dan silaturahmi adalah hal yang berkaitan didalamnya
karena dari beberapa perguruan. Hal dasar dari siilat yaitu sebuah silaturahmi dalam
artian hablumminanas atau hubungan antar manusia dan silat dengan solat adalah
lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan silat
adalah inti ajaran beladiri dalam pertarungan. Pencak silat juga telah dipergunakan
sebagai alat mendidik bagi generasi muda. Perbedaan dengan bela diri lain adalah pencak
silat menampilkan sikap pasang yang beranekaragam sesuai dengan daerah dimana
pencak silat itu berasal. Pencak silat adalah organisasi yang resmi, yang memiliki induk
yang membawahi nya, yaitu ikatan pencak silat Indonesia yang disingkat IPSI yang
didirikan pada tahun 1948 di Surakarta oleh Mr wongsonegoro. Dengan ada nya induk
organisasi maka otomatis mulai muncul berbagai pertandingan dari tingkatan daerah
seperti tingkat kabupaten, tingkat provinsi dan bahkan sampai ketingkatnasional dan
internasional.
Indonesia saja, tetapi berkembang juga di seluruh dunia dengan indikasi banyak
kejuaraan dunia pencak silat dilaksanakan seperti di korea dan di belgia, dan Asian games
2. Tendangan Sabit
Tendangan sabit merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan saat pertandingan
dan termasuk bentuk serangan dalam pencak silat. Tendangan yang dilakukan saat
pertandingan selain tepat sasaran harus juga cepat dan lincah agar lawan tidak mudah
baik adalah tendangan yang sulit untuk dibaca, atau di antisipasi, maupun ditangkap oleh
lintasanya menyerupai sabit atau setengah lingkaran dengan arah ke dalam dengan
a. Belajar
Menurut Slameto (2015: 2) "Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Husdarta dan Saputra (2014: 3) "Belajar dimaknai dengan tingkah laku sebagai akibat
b. Hasil Belajar
Hasil belajar, tidak semua perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Ada juga
perubahan itu yang disebabkan oleh bukan hasil belajar melainkan faktor kematangan.
Kedua faktor ini satu sama lain saling mengisi guna meraih hasil belajar yang lebih
baik.
apresiasi dan keterampilan. Sedangkan menurut Ahmadi dan Prasetyo (2005: 5) hasil
Hasil belajar yang menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan kemampuan
baru yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses belajarmengajar tentang
mata pelajaran tertentu. Dalam sistem pendiddikan nasional rumusan tujuan
pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar
yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat penulis jelaskan bahwa hasil belajar adalah
Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan
data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
4. Tabata
subjek selama set ke-7 atau ke-8 dari latihan 20 detik dengan istirahat 10 detik di antara
latihan. Latihan Tabata pertama kali diterapkan dalam cabang olahraga bersepeda dengan
intensitas yang tinggi. Dalam Latihan tabata, Tabata dikenal yaitu salah satu metode
pelatihan orisinal dan unik yang dapat dijelaskan dengan istilah pelatihan interval klasik
namun familiar dalam istilah modern sebagai HIIT. Tujuan Utama Latihan Tabata yaitu
peningkatan kerja aerobik dan anaerobik dengan intensitas yang tinggi. Menurut Akif. E.
A. (2018:2). “Latihan Tabata ialah latihan HighIntensity Interval Training (HIIT) yang
adalah kata lain buat HIIT dengan memakai waktu jeda istirahat singkat yang berarti
latihan tersebut menerapkan latihan interval yang berintensitas tinggi. Pelatihan Tabata
telah dianggap sebagaisalah satu metode pelatihan (HIIT) intensitas tinggi, yang sangat
bervariasi dalam hal karakteristik latihan, yaitu, mode latihan, intensitas, dan durasi
berlangsung dengan waktu 4 menit latihan dengan intensitas yang melelahkan subjek
selama set ke-7 atau ke-8 dari latihan 20 detik dengan istirahat 10 detik diantara latihan.
dinamis.
tendangan sabit.
pembelajaran/latihan
K. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2017: 22) pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut.
”Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh
metode yang digunakan. Untuk itu pemilihan metode yang tepat bagi peneliti agar
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini digunakan
metode eksperimen yang dilakukan oleh penulis berdasarkan masalah yang diteliti yaitu
mengetahui pengaruh metode latihan Tabata terhadap hasil belajar kecepatan tendangan
2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan one-grup pretest-postest design, dengan
Test Pretest T1
Postest
Gambar 1
Desain Penelitian One-group pretest-posttest degsain
(Arikunto, 2010: 394-357)
Keterangan:
a. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2017: 80) adalah "Wilayah generalisasi terdiri atas objek
atau subjek yang menpunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan". Populasi dalam penelitian ini adalah
anggota diklat Perguruan pencak Silat Tadjimalela Sumedang yang berjumlah 20 orang
siswa.
b. Sampel
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah tes. Tes yang dimaksud
Teknik pengolahan data yang penulis gunakan adalah teknik statistik dari Suherman,
Mencari rata-rata X̌ =
∑ X1
n
X⃛ = Skor rata-rata
X1 = Skor mentah
N = jumlah sampel
∑¿ = jumlah dari
Rumus: S=√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
S= Simpang baku
Ʃ=simpang baku
Rumus : Z1 =X1 - X
S
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
S = Simpangan baku
Banyak Z1 , Z2 , Z3 , ............................. Z n Z1
S( Z1 )= n
B
t= √ N Dimana :B= Β= Bn I
SB1
keterangan
N = jumlah responden
6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengukur data. Menurut Sugioyono (2017:
148) "Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati". Berdasarkan pengertian di atas untuk memperoleh
a. Tujuan Tes
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan tendangan sabit pada beladiri pencak silat
1) Stopwatch
4) Lapangan/rauang latihan
2) Siswa memasang kuda-kuda siap untuk menendang pada saat akan melakukan
tendangan.
d. Cara penilaian
1) Penilaian sesuai dengan jumlah tendangan yang didapatkan dalam waktu 15 detik.
2) Nilai 1 untuk tiap tendangan yang dapat dilakukan dalam waktu 15 detik.
3) Nilai yang diperoleh adalah skor total dari keseluruhan pada saat melakukan tes.
a. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh latihan Tabata
sebagai variabel bebas (X), sedangkan hasil belajar tendangan sabit pada beladiri pencak
b. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti adalah anggota diklat perguruan pencak silat Tadjimalela
Sumedang
c. Lokasi Penelitian
d. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan dengan durasi pertemuan sebanyak
e. Agenda Penelitian
Waktu 2023
Pengurusan perijinan
Pengolahan data
L. Daftar Pustaka
A, P., Munar, H., & Pasaribu, A. M. N. (2020). Pengaruh Latihan TabataTerhadap
Kemampuan Vo2Max Atlet Sepakbola PS.Tungkal Ulu U-21.
Akif Afyon, Y., Mulazimoglu, O., & Altun, M. (2018). The effect of 6 weekly tabata
training on some physical and motor the effect of 6 weekly tabatatraining
on some physical and motor characteristics on female volley ball players
Ariga, B., Saifuddin, & Iskandar. (2016). PENGARUH LATIHAN LEG PRESSTERHADAP
KECEPATAN TENDANGAN SABIT ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS
SERAMBI MEKKAH Brata.
Coles, A., & Jones, D. (1997). A Plan for the Development of Sport in Indonesia:
Summary Report. Australia Indonesia Institute.
Corbin, C. B., Welk, G. J., Corbin, W. R., & Welk, K. A. (2008). Concepts of PHYSICAL
FITNESS Active Lifestyles for Well ness Developing a Healthy Lifestyle