Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP KETEPATAN SERVIS

FOREHAND PANJANG BULUTANGKIS

(Studi Eksperimen Pada Usia 10- 12 Tahun Di PB. Exist Sampurna Sumedang)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk menulis skripsi

Oleh :

FIRYAAL SAFIINATUNNAJAH

1805339

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN JASMANI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2021
ABSTRAK

Servis merupakan pukulan tunggal yang merupakan teknik dasar dalam


memulai permainan. Teknik ini juga dapat dimaksimalkan dalam perolehan
angka. Sehingga teknik juga perlu dilatih dengan maksimal pada atlet. Belum ada
latihan yang efektif dan efesien untuk siswa-siswi usia 10-12 tahun di PB Exist
Sampurna Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan
Kemampuan Ketepatan Servis Panjang melalui Latihan Target siswa-siswi usia
10-12 tahun yang sedang berlatih di PB Exist Sampurna Sumedang.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dalam penilitian ini, tehnik


pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tehnik tes. Data tes yang
dihasilkan berupa rata-rata skor pretest dan posstest kemampuan testi dalam
melakukan servis panjang forehand. Tes yang dibuat berupa kemampun siswa
melakukan servis panjang forehand dengan sasaran yang telah ditentukan. Tes
dilaksanakan sebelum dan sesudah treatment diberikan. Tes dilakukan dengan
metode yang sama agar dapat terlihat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan
treatment. Analisa pengujian data dalam penelitian ini menggunakan statistik uji
kolmogrov smirnov.
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Penelitian.........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah Penelitian....................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................7
1.5 Struktur Organisasi....................................................................................8
BAB 2......................................................................................................................9
KAJIAN TEORI......................................................................................................9
2.1 Permainan Bulutangkis..............................................................................9
2.2 Teknik Dasar Dalam Permainan Bulutangkis...........................................9
2.3 Jenis-Jenis Servis.....................................................................................11
2.4 Pukulan Servis Panjang Forehand...........................................................13
2.5 Permainan Target....................................................................................15
BAB III..................................................................................................................16
METODE PENELITIAN.......................................................................................16
3.1 Desain Penelitian.....................................................................................16
3.2 Populasi dan Sampel...............................................................................17
3.3 Instrumen Penelitian................................................................................17
3.4 Prosedur Penelitian..................................................................................18
3.5 Analisis Data...........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Olahraga merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari yang penting dan sudah
merupakan kebutuhan bagi manusia dan berguna untuk membentuk jasmani dan
rohani yang sehat. Diantara cabang-cabang olahraga yang berkembang di
Indonesia, cabang olahraga bulutangkis termasuk dalam salah satu cabang
olahraga yang populer di kalangan masyarakat. Olahraga bulutangkis banyak
digemari oleh tua dan muda, baik laki-laki maupun perempuan, khususnya di
Indonesia (Zarwan et al., 2018)

Bulutangkis merupkan permainan yang menggunakan alat dimana alat


tersebut menggunakan senar yang bertujuan untuk memukul bola dan pada
tengah-tengah area lapangan adanya net yang dibentangkan guna untuk membagi
menjadi dua dan dilewati oleh bola/shuttlecock. Pada permainan bulutangkis
peserta harus memukul bola dengan menggunakan raket sehingga melewati batas
net dan jatuh di area lapangan lawan (Chandra Rizky Ramadhan, Mimi Haetami,
Fitriana Puspa Hidasari, 2016). Dalam jurnal Subarjah (2010) menurut Ballou
(1998) Bulutangkis merupakan permainan yang banyak menggunakan
kemampuan fisik dengan gerakan yang cepat dan pukulan keras yang dilakukan
dalam waktu beberapa detik di antara reli-reli panjang. Permainan olahraga
bulutangkis sangat potensial berkembang pada usia sekolah dasar sampai lanjut
usia. Untuk para pelajar olahraga tersebut memberikan manfaat yang sangat
banyak bagi pertumbuhan dan perkembangan serta tantangan emosional dan
memupuk jiwa sosial.

Dalam kurikulum Sekolah Dasar permainan bulutangkis termasuk mata


pelajaran olahraga pilihan, oleh karena itu pelaksanaannya di sekolah tidak
berkembang seperti pelajaran permainan yang lain misalnya sepak bola, basket
dan bola voli yang selalu diajarkan dengan porsi lebih dari cukup. Kurang
berjalannya permainan bulutangkis di sekolah dikarenakan berbagai kendala
antara lain: (1) mengganggu belajar anak karena biasanya bertanding pada malam
hari. (2) Tidak tersedianya sumber daya manusia yang kompeten (3) Dianggap
olahraga mahal karena shuttlecock boros (4) Tidak tersedianya alat dan fasilitas
lapangan bulutangkis yang memadai (Komari, 2005). Faktor lain yang sangat
mempengaruhi keberhasilan pencapaian pembelajaran bulutangkis ini adalah
kemampuan teknik seseorang. Dalam jurnal (Zarwan et al., 2018) dijelaskan oleh
Bompa (1990:120) bahwa teknik merupakan elemen terpenting dalam pencapaian
prestasi. Permasalahan yang terjadi adalah bagaimanakah belajar teknik yang baik
bagi anak usia tingkat sekolah dasar. Pada anak usia tingkat sekolah dasar guru
harus mampu memilih metode yang menarik bagi anak sehingga anak tidak bosan
dalam mengikuti latihan atau pembelajarannya.

Menurut Grice dkk, Keterampilan dasar yang diperlukan dalam bulutangkis di


antaranya adalah cara memegang raket, sikap berdiri, gerakan kaki, dan memukul
satelkok (Subarjah, 2010). Menurut Warranasin dkk, dalam kaitannya dengan
keterampilan dasar memukul satelkok, seseorang sudah dapat bermain bulutangkis
apabila dapat melakukan beberapa keterampilan dasar teknik me- mukul satelkok,
yang terdiri atas servis, lob, drive, netting, dropshot, dan smash (Subarjah, 2010).

Hasil pengamatan dan fakta di lapangan pada atlet bulutangkis di PB Exist


Sampurna Sumedang terlihat bahwa latihan ketepatan jarang diberikan secara
khusus, selama ini program latihan yang diberikan lebih mengedepankan asfek
fisik dan teknik. Padahal jika ingin memiliki yang baik, atlet perlu melakukan
latihan ketepatan yang sistematis yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
program latihan dan tertuang dalam perencanaan latihan tahunan atau periodisasi
latihan. Berdasarkan masalah tersebut, maka yang perlu ditingkatkan adalah
penerapan bentuk latihan ketepatan, salah satu bentuk latihan target. Berdasarkan
observasi pada yang didapat dari pelatih PB Exist Sumedang kenyataan yang
terjadi tersebut benyak terdapat atlet yang sudah menguasai teknik dasar olahraga
bulutangkis bahkan ada juga atlet yang selalu mengikuti kejurprov tiap tahunnya,
yang jadi masalah bagi para atlet adalah kurangnya latihan percaya diri dan
ketepatan long service forehand sehingga seringkali shuttlecock terlalu melebar ke
kiri ke kanan bahkan jauh melambungkung kebelakang.
Peneliti memperoleh data permasalahan berdasarkan hasil observasi yang di
lakukan pada beberapa pertandingan yang ada di sumedang pada kelompok usia
sekolah dasar di PB.Exist Sampurna Sumedang. Masalah yang terjadi dilapangan
adalah banyak peserta yang melakukan kesalahan dalam melakukan servis pendek
backhand yaitu akurasi servis pendek backhand masih kurang akurat sehingga
shuttlecock masih sering jatuh dibidang permainan sendiri atau jatuh diluar garis
tepi lapangan sehingga diperlukan peningkatan akurasi servis pendek backhand.
Latihan target games adalah latihan dimana pemain akan mendapatkan skor
apabila bola atau proyektil lain yang sejenis dilempar atau dipukul dengan terarah
mengenai sasaran yang telah ditentukan. Menurut Ariwibowo (43 :2014)
Permainan target ialah suatu bentuk permainan melempar atau memukul bola atau
proyektil dan sejenisnya, diarahkan pada sasaran tertentu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pealtih PB Exist Sampurna


Sumedang diperoleh informasi bahwa masih banyak atlet pada usia sekolah dasar
yang sering melakukan kesalahan dalam pelaksanaan teknik dasar bermain
bulutangkis seperti servis, lob dan smash, namun hal ini baru sebatas dugaan atau
asumsi, oleh sebab itu untuk membuktikan asumsi tersebut, maka penulis
memandang perlu untuk melakukan penelitian dengan harapan hasil penelitian ini
dapat mengungkap keadaan sebenarnya tentang kemampuan teknik dasar servis
pada permainan bulutangkis di PB Sampurna Sumedang. Selanjutnya peneliti
merumuskan dalam sebuah judul penelitian “Pengaruh Metode Latihan Target
Terhadap Ketepatan Servis Forehand Panjang Bulutangkis di PB Exist Sampurna
Sumedang”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


Dari latar belakang masalah di atas dapat didefinisikan permasalahan yang
timbul sebagai berikut :

“Kurangnya kemampuan teknik dasar servis forehand panjang bulutangkis


pada usia 10-12 tahun di PB Exist Sampurna Sumedang”.
Identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana Pengaruh Permainan Target Terhadap Ketepatan Servis bulutangkis
pada usia 10-12 tahun di PB Exist Sampurna Sumedang.

1.3 Tujuan Penelitian


Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah, dapat
diambil tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Permainan Target
Terhadap Ketepatan Servis bulutangkis pada usia 10-12 tahun di PB Exist
Sampurna Sumedang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai penelitian


gambaran pengaruh permainan target pada servis bulutangkis di PB Exist
Sampurna Sumedang.

1.4.2 Bagi Pelatih

Untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan latihan target


pada servis forehand bulutangkis saat latihan dan juga berguna untuk
memperbaiki saat berlatih maupun saat pertandingan.
1.4.3 Bagi Atlet

Untuk meningkatkan kemampuan servis panjang bulutangkis pada atlet usia


10-12 tahun dengan mengunakan permainan target, dan juga untuk meningkatkan
motivasi atlet saat melakukan latihan.
1.4.4 Bagi Lembaga

Dapat dijadikan sebagai aset dan acuan untuk suatu proses pelatihan dan
memberikan motivasi juga meningkatkan prestasi yang akan datang.

1.4.5 Bagi peneliti Lain

Dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian selanjutnya dalam konteks


yang sama, yakni pengaruh permainan target pada servis forehand bulutangkis.
1.5 Struktur Organisasi
Dalam penelitian ini memiliki struktur-struktur yang mampu menunjang dan
membantu dalam penulisan skripsi, diantaranya :
1. Bab I, merupakan sebuah awalan dalam melakukan penelitian. Dalam bab I
terdapat bagian bagian, seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
manfaat dan struktur organisasi.
2. Bab II, merupakan bagian dari penelitian yang berisikan pembahasan dan
teori teori yang menunjang dalam penelitian. Bab II mencangkup beberapa
poin diantaranya Permainan bulutangkis,Teknik dasar dalam permainan
bulutangkis, Jenis-jenis servis, Pukulan servis panjang forehand, Permainan
target.
3. Bab III, merupakan bagian yang menjelaskan dan menjabarkan metode
penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini. Pada bab III berisikan
desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen serta prosedur dan
analisis data.
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Permainan Bulutangkis


Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat
populer di indonesia. Baik di kota-kota besar maupun di desa-desa,
permainan bulutangkis ini merupakan permainan yang sangat digemari oleh
hampir semua lapisan masyarakat, tua, muda, laki-laki, maupun perempuan.
Permainan bulutangkis dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu
orang, atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini dapat dimainkan di
dalam ataupun di luar ruangan (Pujianto, 2012)

Menurut Herman Subardjah (2001:13) dalam (Akbar et al., 2020),


menyatakan bahwa permainan bulutangkis merupakan permainan yang
bersifat individu yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu
orang atau dua orang melawan dua orang. Dalam hal ini permainan
bulutangkis mempunyai tujuan bahwa seseorang pemain berusaha
menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan
tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkan di daerah sendiri.

2.2 Teknik Dasar Dalam Permainan Bulutangkis


Dalam permainan bulutangkis, penguasaan tekhnik dasar merupakan
salah satu hal yang sangat penting untuk menjadikan seseorang atlet
mencapai prestasi maksimal. Ada beberapa tekhnik dasar yang haru dikuasai
atlit dalam permainan Bulutangkis yakni, yakni cara memegang raket, cara
melakukan pukulan (servis, lob, smes, netting play, drop shot dan drive),
posisi dasar dan footwork. Disampinjg itu, sangat dituntut agar berlatih tekun,
disiplin, dan terarah dibawah bimbingan pelatih yang berkualifikasi baik,
teknik dasar permainan bulutangkis yang perlu dipelajari secara umum dapat
dikelompokan kedalam beberapa bagian yaitu: (a) cara memegang raket
(grips) (b) Stance (sikap berdiri) (c) Footwork (gerakan kaki) (d) Pukulan
(Strokes) (Agung, 2014).
1. Pegangan Raket Grip

Cara memegang raket bulutangkis sebenarnya cukup sederhana, karena


bentuk raket yang kecil dan ringan juga memiliki pegangan. Namun dalam
permainan tentunya kita melihat teknik apa yang tepat untuk digunakan agar
grip tersebut benar-benar bermanfaat bagi pengguna, menguasai teknik yang
tepat akan membantu atlet dengan mudah melancarkan tembakan dan juga
akan menciptakan arah yang kita inginkan (menunjuk sasaran) . Bagi pemula,
sangat penting untuk menguasai teknik grip yang benar, karena tanpa
menguasai teknik ini dengan benar akan sulit untuk diperbaiki atau dikoreksi
di kemudian hari dan dengan demikian mempengaruhi akurasi tembakan.
Pegang raket dengan nyaman, lembut dan juga jangan terlalu kuat/kencang
karena dapat menguras grip raket, grip ini hanya ditingkatkan saat memukul
shuttlecock.

2. Pukulan

Setelah memahami cara memegang raket seperti yang telah


disampaikan, maka sekarang kita akan membahas tentang teknik pukulan
yang mengarah pada bagaimana cara melakukkan pukulan dengan baik.
Penguasaan teknik pukulan ini sangat diperlukan dalam permainan
bulutangkis, bagi pemain pemula teknik pukulan yang diberikan hanya teknik
dasar dan ini harus betul-betul dikuasai. Dalam permainan bulutangkis ada
beberapa teknik pukulan yang dikuasai oleh pemain antara lain:

a. Servis
Servis adalah pukulan pertama sebagai pembuka permainan, dan servis
adalah serangan pertama terhadap lawan. Pentingnya servis ini
ditunjukkan oleh fakta bahwa tidak mungkin bermain game tanpanya,
hanya pemain yang dapat melakukan servis, mencetak gol, atau
menambah angka. Oleh karena itu, servis ini harus benar-benar dikuasai
dan dimatangkan oleh para pemain bulutangkis. Ada beberapa jenis servis
yang perlu dikuasai. Baik forehand dan backhand, servis pendek dan
servis panjang.
b. Lob
Lob adalah suatu bentuk pukulan yang bertujuan untuk melambungkan
shuttlecock setinggi mungkin dalam permainan bulu tangkis, keluar
masuk di belakang lapangan lawan. Pukulan lob ini dapat dilakukan dari
atas (overhead) atau bawah (bawah) dengan menggunakan forehand atau
backhand. Untuk menilai dari karakteristik lob ini, pemain yang sering
bermain dengan lob harus didukung oleh energi dan kesabaran yang
besar. Pukulan ini dapat digunakan untuk menyerang dan bertahan, dan
juga dapat memperlambat permainan dan meningkatkan posisi Anda.
Lob ini harus diarahkan dengan cara yang berbeda. Lurus dan silang ke
kiri atau kanan di belakang bidang yang berlawanan.
c. Smash
Smash adalah pukulan overhead ke bawah yang berjalan dengan
kekuatan penuh. Pukulan ini sama dengan pukulan menyerang. Tujuan
utamanya adalah untuk mematikan lawan. Karakteristik pukulan ini
adalah; keras, laju jalannya kok cepat menuju Iantai Iapangan, sehingga
pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan
fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang
harmonis. Dalam praktek permainan, pukulan smes dapat dilakukan
dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (King Smash).

2.3 Jenis-Jenis Servis


Dalam bulutangkis, servis yang baik akan memberikan kesempatan
yang baik pula untuk mencetak angka dan memenangkan permainan. Untuk
mendapatkan servis yang legal, kontak dengan boal harus dilakukan di bawah
pinggang dan tangkai raket harus dapat dilihat dibawah setiap bagia pegangan
raket sebelum memukul bola.

Servis bulutangkis harus dilakukan di bawah tangan (under hand) dan


dari bawah pinggang. Shuttlecock dipukul dari bawah pinggang dan kepala
raket seluruhnya berada di bawah gagangnya. Gagang raketboleh berada di
atas pinggang (Is Daulay, 1984: 105).
Setiap jenis servis menerbangkan shuttlecock dengan cara yang khas,
sebab itu masing-masing mempunyai hal-hal yang menguntungkan dan
merugikan pula. Adapun macam-macam bentuknya meliputi servis pendek,
panjang, servis datar dan servis kedut.

1. Servis pendek (short servis)

Servis pendek yaitu servis dengan mengarahkan shuttlecock dengan tujuan


kedua sasaran yaitu: kesudut titik perpotongan antara garis servis didepan
dengan garis tengah dan garis servis dengan garsi tepi, sedangkan jalannya
shuttlecock menyusur tipis melewati net (Tohar,1992: 68)

2. Servis panjang (long servis)

Servis panjang adalah servis yang digunakan dalam permainan tunggal.


Shuttlecock dipukul dengan tenaga penuh agar melayang tinggi dan jauh tegak
lurus dibagian belakang garis lawan (Sutrisno dan Yani Marlani, 2009: 19).

3. Servis datar (drive service)

Yang dimaksud dengan servis datar adalah servis cepat yang digunakan
untuk menipu lawan, karena gerakannya servis ganda yang rendah dan pendek,
sehingga sentuhan raket dengan shuttlecock (James Pool, 1986: 72).

4. Servis kedut (flick service)

Yang dimaksud kedut disini adalah pukulan servis yang dilakukan dengan
cara cambukan. Gerakan dalam melakukan pukulan adalah sama dengan cara
melakukan servis biasa, tetapi setelah terjadi persentuhan raket denagn
shuttlecock (impack), secra mendadak pukulan itu dicambukkan atau
dikedutkan (Tohar, 1992: 75). Biasanya servis digabungkan kedalam jenis
atau bentuk servis Forehand dan Backhand. Masing-masing jenis ini bervariasi
pelaksanaannya sesuai dengan permainan di lapangan.

5. Servis Forehand
a. Servis forehand pendek (short service forehand)
1) Tujuan servis forehand pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak
bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam
posisi bertahan.
2) Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secra serius
dan sistematis.
3) Shuttlecock harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.
4) Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam
keadaan bengkok, untuk menghindari tenaga dari pergelangan tangan
dan perhatikan titik peralihan titik berat badan.
5) Cara latihannya adalah dengan sejumlah kok dan dilakukan berulang-
ulang( Syahri Alhusni, 2007: 33).
b. Servis forehand Tinggi
1) Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal.
2) Kenapa harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok
melayang tinggi dan jauh tegak lurus dibagian belakang garis
lapangan lawan.
3) Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua
telapak kaki senantiasa kontak dengan lantai.
4) Perhatikan gerakan ayunan raket, kebelakang, kedepan dan setelah
melakukan pukulan harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti
peraliahan titik berat badan dari kaki belakang ke kaki depan yang
harus kontinyu dan harmonis.
5) Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok. Hanya berlatih
tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah dapat menguasai
teknik servis forehand tinggi dengan sebaik-baiknya (Syahri Alhusni,
2007:34)

2.4 Pukulan Servis Panjang Forehand


Servis panjang (long service) adalah pukulan servis yangdilakukan
dengan cara memukul shuttlecock setinggi-tingginya, dan jatuh di garis
belakang bidang lapangan lawan. Servis panjang merupakan servis tinggi
yang biasanya digunakan dalam permainan tunggal. Sedapat mungkin
memukul shuttlecock sampai dekat garis belakang dan menukiktajam lurus
kebawah. Oleh karena itu, pukulan servis panjang ini merupakan salah satu
jenis servis yang membutuhkan banyak tenaga. Servis panjang adalah
pukulan servis yang dilakukan dengan cara memukul shuttlecock setinggi-
tingginya, dan jatuh di garis belakang bidang lapangan lawan. Servis panjang
merupakan servis tinggi yang biasanya digunakan dalam permainan tunggal.
Sedapat mungkin memukul bola sampai dekat garis belakang dan menukik
tajam lurus kebawah. Oleh karena itu, pukulan servis panjang ini merupakan
salah satu jenis servis yang membutuhkan banyak tenaga.

Dalam melakukan servis panjang pemain harus memperhatikan gerakan


ayunan raket yaitu diarahkan ke belakang lalu kedepan. Pukulan harus di
lakukan dengan sempurna diikuti gerak peralihan titik berat badan, dari kaki
belakang kekaki depan, yang harus berlangsung secara harmonis, Menurut
Grice (2007:25) “Akhir gerakan servis ini adalah tangan yang mengarah atas
yang sejalan dengan bola dan berakhir diatas bahu tangan yang tidak
memegang raket”.

Servis panjang hampir sama dengan gerakan mengayun pada pukulan


forehand underhand. Servis panjang atau servis tinggi ini akan sangat tepat
dilakukan pada saat lawan kehabisan tenaga. Dengan servis ini lawan dipaksa
untuk bergerak sehingga mengeluarkan banyak tenaga. Selain itu,dengan
lambungnya bola yang tinggi, bola akan turun dalam keadaan tegak dengan
lantai. Posisi bola seperti ini sulit dipukul apalagi dismash. Servis ini juga
dapat di gunakan untuk membuka pertahanan lawan dari depan.

Servis panjang dilakukan dengan memukul kok dari bawah dan


diarahkan ke bagian belakang atas permainan lawan, bertujuan untuk
menggoyahkan pertahanan permainan lawan. Servis ini sering digunakan
dalam permainan tunggal.

a. Keuntungan servis panjang


1) Memaksa lawan untuk banyak bergerak sehingga lawan akan cepat
capek.
2) Membuka pertahanan lawan yang rapat
3) Menyulitkan lawan, karena bola yang turun dari atas menukik kelantai
itu sulit dipukul atau di smash.
b. Kerugian servis panjang
1) Membutuhkan tenaga lebih besar.
2) Jika shuttlecock tidak sampai garis belakang ini memudahkan lawan
untuk melakukan pukulan smash.
3) Membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi, jika tidak akurat hal ini bisa
menjadikan kerugian.

2.5 Permainan Target


Permainan target merupakan sebuah permainan dimana pemain akan
mendapatkan skor apabila bola atau proyektil lain yang sejenis dilempar atau
dipukul dengan terarah mengenai sasaran yang telah ditentukan dan semakin
sedikit pukulan menuju sasaran semakin baik (Sujari, 2017).
Menurut Alwi (2008) dalam Jurnal Skripsi (Sujari, 2017) permainan
target merupakan sesuatu yang dijadikan untuk bermain/ perbuatan bermain
yang dimainkan (bulutangkis dan sebagainya) yang mempunyai sasaran atau
batas ketentuan dan sebagainya yang telah ditetapkan untuk dicapai.
Permainan target adalah salah satu klasifikasi dari bentuk permainan dalam
pendekatan Teaching Game for Understanding (TGfU) yang memfokuskan
pada aktivitas permainan yang membutuhkan kecermatan, akurasi yang tinggi
dalam memperoleh nilai. Ciri khas permainan target yaitu: konsentrasi,
ketenangan, fokus, no body contact, dan akurasi yang tinggi.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre – Eksperimen dengan
tipe One Group Pre Test Post Test Design. Pada desain penelitian ini terdapat ciri
berupa : (1) Hanya satu kelompok saja yang diberikan pra dan pos uji. (2) Diawali
dengan pre test (tes awal), kemudian pemberian perlakuan dan diakhiri dengan
pemberian Post Test (tes akhir). Efek perlakuan yang didapatkan merupakan hasil
selisih antara tes awal dan tes akhir (Suherman, 2013)

Pre-Test Treatment Post-Test

O1 X O2
Tabel 1. Desain Penelitian

Tauhidin (2014 : 28)

Keterangan:

O1 : tes awal yang dilakukan sebelum Subyek mendapatkan perlakuan


(treatment).

X : perlakuan (treatment) menggunakan metode latihan permainan target

O2 : tes terakhir yang dilakukan setelah Subyek mendapat perlakuan eksperimen.

Dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest (sebelum)
dan posttest (sesudah) treatment. Perbedaan antara pretest dan posttest ini
diasumsikan merupakan efek dari treatment. Sehingga hasil dari treatment
diharapkan dapat diketahui lebih akurat, karena terdapat perbandingan antara
keadaan sebelum dan sesudah diberi treatment.
3.2 Populasi dan Sampel
Partisipan disini yaitu siswa siswi sekolah dasar usia 10-12 tahun yang
berlatih di PB. Exist Sampurna Sumedang. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling. Tujuan dari pengambilan
teknik purposive sampling adalah diharapkan kriteria sampel yang diperoleh
benar-benar sesuai dengan penelitian yang dilakukan peneliti.

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah (suharsimi
arikunto, 2010). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes
ketrampilan long Service atau servis panjang. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan instrumen pengumpulan data dengan menggunakan permainan
target yang di adopsi dari skripsi (Tauhid, 2014) sebagai berikut :

Pelaksanaan :

b) Tes berada dalam daerah service dan melakukan service yang sesuai
dengan peraturan permainan yang berlaku.
c) Kesempatan melakukan service sebanyak 5 kali

Penskoran :
b) Skor setiap service ditentukan oleh bola melampaui net dan masuk
pada sasaran.
c) Skor setiap sasaran memiliki nilai yang berbeda sesuai dengan tingkat
kesulitan.

Test Awal Pre-test dilakukan untuk mengetahui hasil awal kemampuan


akurasi servis panjang forehand semua peserta sebelum di berikan perlakuan guna
untuk mencapai hasil yang maksimal.

Pemberian Perlakuan Setelah pretest dilakukan peneliti akan memberikan


perlakuan dalam penelitian menggunakan latihan target yang berlangsung selama
12 kali pertemuan dengan intensitas 3 kali dalam seminggu

Tes Akhir Postest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan


kemampuan ketepatan servis panjang forehand pada peserta yang telah diberikan
perlakuan tes, adapun perlakuan tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa latihan target.

3.4 Prosedur Penelitian


Adapun langkah-langkah yang dilakukan saat pengambilan data sebagai
berikut:

a. Siswa dibariskan.
b. Memberi salam dan berhitung, berapa jumlah siswa yang ikut dalam
pembelajaran.
c. Berdoa dan Presensi (mengecek kehadiran siswa).
d. Guru menyampaikan materi tentang tes kemampuan servis panjang.
e. Siswa diminta berlari mengelilingi lapangan terlebih dahulu sebanyak 2x
untuk meningkatkan suhu tubuh agar otot siap untuk melakukan olahraga.
f. Setelah itu siswa melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi
padakegiatan inti.

3.5 Analisis Data


Kaidah yang digunakan untuk pengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan dalam penelitian apabila t.hitung > dari pada t.tabel maka Ha
diterima. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah tehnik statistik
kandungan rumus yang digunakan dengan uji-t. Bentuk penyajian data yang
dilakukan dalam bentuk data interval. Pengujian data yang peneliti lakukan
dengan aplikasi SPSS versi 16.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah tehnik statistik kandungan
rumus yang digunakan dengan uji-t. Bentuk penyajian data yang dilakukan dalam
bentuk data interval. Pengujian data yang peneliti lakukan dengan aplikasi SPSS

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis Uji-t (test).
Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu dilakukan pengujian normalitas.
Disamping normal juga harus homogen. Sampel-sampel yang berasal dari satu
populasi dan diperkirakan sama, belum tentu demikian keadaannya. Apabila dua
atau lebih sampel diperiksa dengan teknik tertentu dan ternyata homogen,
makadapat dikatakan bahwa sampel-sampel itu berawal dari populasi yang sama
(suharsimi arikunto, 2010). Maka untuk menguji keabsahan sampel perlu
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, S. (2014). Majalah Ilmiah. Majalah Ilmiah, 4, 92.

Akbar, R., Hidasari, F. P., & Haetami, M. (2020). Keterampilan Teknik Dasar
Servis , Lob Dan Smash Bulu. 1–8.

Chandra Rizky Ramadhan, Mimi Haetami, Fitriana Puspa Hidasari, 2016. (2016).
Pengaruh latihan target games terhadap akurasi servis pendek backhand
bulu tangkis.

Komari, A. (2005). Pengenalan Permainan Bulutangkis pada Usia Sekolah Dasar.


Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 2(2), 97–107.

Pujianto, A. (2012). Modifikasi Pegangan Raket untuk Meningkatkan


Kemampuan Teknik Pegangan Bulutangkis. Media Ilmu Keolahragaan
Indonesia, 2(1), 1–8. https://doi.org/10.15294/miki.v2i1.2548

Subarjah, H. (2010). Hasil belajar keterampilan bermain bulutangkis studi


eksperimen pada siswa diklat bulutangkis FPOK-UPI. Jurnal Cakrawala
Pendidikan, 3(3).

suharsimi arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik


(Ed.Rev.201). PT Rineka Cipta.

Suherman, A. (2013). Penelitian pendidikan. Bandung: CV. ArjunaIndra.

Sujari, R. A. D. (2017). Pengaruh Permainan Target Terhadap Ketepatan Servis


Gaya Forehand Pada Peserta Ekstra Kulikuler Bulutangkis Di Smp Kosgoro
Sragi Tahun 2017 Rudi Ardhi Dianata Sujari. Jurnal Kejaora, 2(1), 83–89.

Zarwan, Arsil, & Sefri Hardiansyah. (2018). Studi tentang Kemampuan Teknik
Dasar Bulutangkis Siswa Sekolah Dasar. Majalah Ilmiah UPI YPTK, 25(2),
149–158. https://doi.org/10.35134/jmi.v25i2.40

Anda mungkin juga menyukai