Anda di halaman 1dari 22

1

A. Judul Penelitian

Pengaruh Pendekatan Langsung terhadap Peningkatan Kecepatan tendangan

Dollyo Chagi pada Atlet Taekwondo Dojang Pyeonghwa Kabupaten Sumedang

2023.

B. Bidang Ilmu

Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

C. Latar Belakag Masalah

Taekwondo adalah olahraga beladiri modern yang berakar pada beladiri

Korea Selatan. Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, tidak hanya

mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga

sangat menekankan pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian

taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi

orang yang secara bersungguh-sungguh mempelajarinya dengan benar.

Taekwondo mengandung aspek filosofi yang mendalam sehingga dengan

mempelajari taekwondo , pikiran, jiwa, dan raga kita secara menyeluruh akan

ditumbuhkan dan dikembangkan.

Beladiri taekwondo merupakan jenis olahraga yang cukup popular di

kalangan masyarakat Indonesia, maka dari itu sangat menarik untuk

dikembangkan di kalangan masyarakat umum. Namun untuk menjadi seorang

atlet yang baik harus menguasai tekhnik dasar tendangan dollyo chagi pada

beladiri taekwondo. Karena semakin baik seorang atlet, maka penguasaan tekhnik

dasar tendangan dollyo chagi pada beladiri taekwondo juga harus lebih baik.
2

Taekwondo merupakan cabang olahraga pertandingan yang cukup keras, tapi

cukup aman untuk dipertandingkan, karena semua altet wajib memakai pelindung.

Maka dari itu seorang atlet harus dituntut mempunyai kondisi fisik yang baik,

selain kondisi fisik seorang atlet juga harus mempunyai kepribadian yang baik.

Taekwondo bertujuan untuk membentuk disiplin mental yang baik, dan

membentuk fisik yang prima, serta keahlian dalam bertarung.

Tendangan dollyo chagi dalam beladiri taekwondo, merupakan salah satu

tendangan yang paling mendasar. Tendangan dollyo chagi mengandalkan

sentakan lutut, putaran tumpuan kaki dan pinggang ke arah depan dengan

menggunakan punggung kaki (baldeung). Tendangan diarahkan ke tengah, yaitu

ulu hati atau perut, maupun kesasaran atas (kepala lawan). Fariasi tendangan ini

dapat dilakukan dengan berbagai posisi (sikap kuda-kuda), dan dapat dilakukan

dengan kaki depan atau kaki belakang, maupun sambil meloncat.

Setiap kejuaraan yang ada dalam beladiri taekwondo kecepatan tendangan

dollyo chagi sangat menunjang kemenangan setiap atlet. Sehingga setiap atlet

harus bisa menguasai tendangan dollyo chagi jika sudah bisa menguasai maka

tendangannya akan menjadi cepat. Kecepatan tendangan dollyo chagi akan

menjadi penentu kemenangan ketika dalam pertandingan. Karena dengan

tendangan yang cepat dan tepat pada sasaran maka sangatlah mudah untuk

mendapatkan nilai dalam pertandingan.

Hasil dari pengamatan setiap kejuaraan yang diikiuti ternyata tendangan

dollyo chagi belum begitu dikuasai atau bertolak belakang pada atlet-atlet

taekwondo yang ada di Dojang Pyeonghwa Kabupaten Sumedang 2023. Di


3

karenakan dalam setiap pertandingan atau kejuaraan yang diikuti oleh atlet yang

selalu mendapatkan juara. Setelah diamati ternyata atlet yang lainnya masih

kurang dalam penguasaan tendangan dollyo chagi, sehingga sangat mempengaruhi

pada kecepatan tendangan dollyo chagi.

Melihat dari hasil setiap kejuaraan maka perlu dilakukan pendekatan latihan

yang tepat. Untuk itu pelatih harus cermat dalam menentukan atau menerapkan

program latihan yang tepat. Dengan demikian akan memperoleh hasil yang

maksimal. Latihan yang digunakan dalam meningkatkan kecepatan tendangan

dollyo chagi dengan menggunakan pendekatan langsung. Latihan dengan

pendekatan langsung pada umumnya latihan yang dilakukan dengan langsung

menendang sasaran.

Latihan dengan menggunakan pendekatan langsung dilakukan dengan

menendang tendangan dollyo chagi. Latihan ini merupakan komponen yang

paling mendasar dalam beladiri taekwondo, sehingga tendangan dollyo chagi

merupakan faktor penentu di dalam cabang olahraga beladiri khususnya beladiri

taekwondo. Latihan dengan pendekatan langsung disini dilakukan dengan

menendang sasaran atau target secara berulang-ulang untuk meningkatkan

kecepatan tendangan. Karena latihan dengan pendekatan langsung menendang

sasaran akan menghasilkan gerak reflek sehingga gerakan kaki akan bergerak

cepat dan menghasilkan tendangan yang cepat. Latihan langsung sudah sering

dilakukan oleh semua atlet, sehingga banyak atlet yang kurang bersemangat dalam

melakukannya. Latihan dengan pendekatan langsung ini hanya berfokus pada

pengulangan tendangan saja sehingga kurang berfariasi. Maka dari itu pelatih
4

harus pandai-pandai dalam memberikan latihan untuk meningkatkan kecepatan

tendangan dollyo chagi agar atlet tidak mudah jenuh atau bosan dalam melakukan

latihan dengan pendekatan langsung.

Kecepatan tendangan dollyo chagi sangatlah penting dalam bealdiri

taekwondo. Maka gerakan lecutan kaki dan kekuatan otot tungkai perlu dilatih

dengan baik. Sehingga sangat perlu dalam pemberian latihan diberikan secara

tepat. Kecepatan tendangan sangatlah penting dalam olahraga beladiri khususnya

taekwondo. Karena dalam setiap pertandingan gerakan tendangan yang cepat akan

mempermudah seorang atlet dalam mendapatkan nilai.

Latihan dengan pendekatan langsung memiliki tingkat keefektifan dan

pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan kecepatan tendangan dollyo chagi.

Untuk mengetahui keefektifan latihan tersebut maka perlu dilakukan penelitian.

Oleh karena itu penelitian bermaksud untuk mengkaji Pengaruh Pendekatan

Langsung terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Dollyo Chagi pada

Atlet Taekwondo Dojang Pyeonghwa Kabupaten Sumedang Tahun 2023.

D. Batasan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang muncul maka perlu adanya pembatasan

masalah agar dalam pembahasannya tidak menyimpang dari tujuan penelitian.

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh pendekatan

langsung dan peningkatan kecepatan tendangan dollyo chagi pada atlet Dojang

Pyeonghwa Kabupaten Sumedang.


5

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh pendekatan langsung terhadap peningkatan kecepatan

tendangan dollyo chagi pada atlet taekwondo Dojang Pyeonghwa Kabupaten

Sumedang tahun 2023?

2. Seberapa besarakah pengaruh pendekatan langsung terhadap peningkatan

kecepatan tendangan dollyo chagi pada atlet taekwondo Dojang Pyeonghwa

Kabupaten Sumedang tahun 2023?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah,

dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan

pengaruh pendekatan lansung terhadap peningkatan kecepatan tendangan dollyo

chagi pada atlet taekwondo Dojang Pyeonghwa Kabupaten Sumedang tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian memiliki tujuan yaitu sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan langsung terrhadap peningkatan

kecepatan tendangan dollyo chagi pada atlet Dojang Pyeonghwa Kabupaten

Sumedang tahun 2023.


6

b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pendekatan langsung terhadap

peningkatan kecepatan tendangan dollyo chagi pada atlet taekwondo Dojang

Pyeonghwa Kabupaten Sumedang tahun 2023.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Adapun manfaat teoretis adalah sebagai berikut.

a. Dapat digunakan sebagai pedoman pelatih di Dojang Pyeonghwa Taekwondo

Kabupaten Sumedang, khususnya untuk meningkatkan kecepatan tendangan

dollyo chagi.

b. Dapat dijadikan sebagai masukan dalam memilih bentuk latihan yang tepat

untuk meningkatkan kecepatan tendangan dollyo chagi pada atlet taekwondo

Dojang Pyeonghwa Kabupaten Sumedang tahun 2023.

c. Penelitian ini dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan penelitian

selanjutnya dengan ruang lingkup yang lebih luas.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi Siswa/Taekwondoin

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa atau taekwondoin mengatasi

kesulitan pada kecpatan dalam melakukan tendangan dollyo chagi.

b. Bagi Guru/Sabeum

Dapat meningkatkan proses aktivitas belajar siswa/taekwondoin dalam kinerja

guru/sabeum pada metode pembelajaran langsung dalam upaya meningkatkan


7

kecepatan tendangan dollyo chagi para atlet Dojang Pyeonghwa Kabupaten

Sumedang.

H. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Penelitian ilmiah memerlukan suatu anggapan dasar, karena dengan anggapan

dasar penulis memiliki landasan dan keyakinan dalam menetapkan suatu hipotesis

penelitian. Arikunto, (2013: 104) menjelaskan “Anggapan dasar atau postulat

adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik”.

Latihan dengan pendekatan langsung melakukan tendangan dollyo chagi

merupakan latihan menendang kearah sasaran yang dilakukan secara berulang-

ulang. Dari bentuk latihan ini dapat didefinisikan kelebihan dan kekurangannya,

diantaranya yaitu sebagai berikut.

a. Kelebihan latihan langsung antara lain sebagai berikut.

1) Latihan dengan pendekatan langsung dapat meningkatkan kecepatan dan

ketepatan menendang yang baik.

2) Dengan latihan pendekatan langsung dapat meningkatkan kesegaran jasmani

atlet karena menuntut kerja jantung yang lebih.

b. Kelemahan latihan dengan pendekatan langsung sebagai berikut.

1) Gerakan langsung (melakukan tendangan dollyo chagi) cukup berat, karena

harus melakukan tendangan secara berulang-ulang kearah sasaran yang sudah

ada.

2) Atlet akan cepat merasa lelah karena gerakannya yang diulang-ulang, sehingga

hasilnya akan kurang maksimal.


8

2. Hipotesis

Berdasarkan anggapan dasar di atas maka hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut.

a. Pendekatan langsung berpengaruh positif terhadap peningkatan kecepatan

tendangan dollyo chagi pada atlet taekwondo Dojang Pyeonghwa Kabupaten

Sumedang tahun 2023.

b. Pendekatan langsung berpengaruh positif yang cukup besar terhadap

peningkatan kecepatan tendangan dollyo chagi pada atlet taekwondo Dojang

Pyeonghwa Kabupaten Sumedang tahun 2023.

I. Definisi Operasional

Berkaitan dengan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dan

untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan penafsiran mengenai judul

penelitian dan memperoleh gambaran yang jelas mengarah pada tujuan penelitian

yang dibutuhkan suatu penegasan. Adapun definisi operasional istilah dalam judul

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (benda, orang) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

Pendekatan langsung adalah suatu pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat

pada guru/sabeum. Dalam pendekatan ini guru/sabeum antara lain melakukan hal-

hal berikut: menjelaskan, menjawab pertanyaan, mendemonstrasikan, dan

mengajukan pertanyaan. Latihan langsung yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah latihan dengan pendekatan langsung melakukan tendangan dollyo chagi.

Karena latihan ini merupakan komponen yang paling mendasar dalam beladiri
9

taekwondo, sehingga tendangan dollyo chagi merupakan faktor penentu di dalam

cabang olahraga beladiri khususnya beladiri taekwondo.

Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis

secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Tendangan adalah serangan fisik menggunakan kaki, serempak biasanya dengan

area lutut atau lebih rendah menggunakan kaki, tumit, tibia, bola kaki, bilah kaki,

jari kaki atau lutut.

Dollyo Chagi adalah tendangan yang dihasilkan selain dari lecutan lutut juga

sangat didukung oleh putaran pinggang yang sebenarnya merupakan penyaluran

tenaga dari masa badan.

Taekwondo yang terdiri dari tiga kata: tae berarti kaki, kwon berarti tangan, do

yang berarti seni. Yaitu seni atau cara mendisiplinkan diri/seni beladiri yang

menggunakan tekhnik kaki dan tangan kosong.

J. Ringkasan Landasan Teoritis

1. Taekwondo

Taekwondo yang terdiri dari tiga kata: tae berati kaki, kwon berarti tangan,

do yang berati seni. Menurut Suryadi (2002 : xv) “Maka jika diartikan secara

sederhana, taekwondo berarti seni atau cara mendisiplinkan diri/seni beladiri yang

menggunakan tekhnik kaki dan tangan kosong”. Menurut Suryadi (2002 : 1)

“Sebutan taekwondo sendiri baru dikenal sejak 1954, yang merupakan modifikasi

dan perumpamaan berbagai beladiri tradisional Korea”. Pola gerakan taekwondo

sangat indah dan sistematis. Selain itu taekwondo tidak sekedar mengajarkan

kemampuan bertarung, tetapi juga mengajarkan cara untuk mendisiplinkan diri.


10

Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, tidak hanya mengajarkan aspek

fisik semata, seperti keahlian dalam bertarung, melankan juga sangat menekankan

pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian taekwondo akan membentuk

sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara bersungguh-

sungguh mempelajarinya dengan benar. Menurut Suryadi (2002: xv) “Taekwondo

mengandung aspek filosofi yang mendalam sehingga dengan mempelajari

taekwondo pikiran, jiwa, dan raga kita secara menyeluruh akan ditumbuh dan

dikembangkan”.

Tujuan dari taekwondo tidak hanya mempelajari keterampilan beladiri saja,

namun harus diikuti oleh aspek fisik, mental, dan spiritual. Seseorang yang

berlatih atau mempelajari taekwondo akan menunjukan kondisi fisik yang baik,

mental yang kuat, dan semangat yang tinggi dalam sikap dan tindakannya sehari-

hari. Oleh karena itu taekwondo dapat dipelajari siapa saja tanpa tergantung jenis

kelamin, umur, dan status sosial. Menurut Suryadi (2002 : 11)

Pada dasarnya tekhnik serangan dan pertahanan dalam seni beladiri


taekwondo hampir seluruhnya memakai bagian-bagian dari tangan dan kaki,
namun perlu diingat bahwa arus tenaga yang dihasilkan berasal dari badan,
terutama perputaran pinggang ditambah dengan sentakan dan lipatan siku
atau lutut.
2. Tendangan Dollyo Chagi

Tendangan yang baik adalah tendangan yang memiliki kecepatan tinggi.

Melalui proses latihan yang teratur, berkelanjutan dan dilakukan dengan maksimal

maka atlet dapat mencapai prestasi yang diinginkan. Pada beladiri taekwondo

terdapat beberapa tendangan salah satunya adalah tendangan dollyo chagi.

Tendangan ini merupakan tendangan yang paling sering digunakan oleh para atlet
11

ketika sedang bertanding. Kemudahan melakukan gerakan, power yang dihasilkan,

serta kecepatan dari tendangan ini merupakan alasan mengapa sering digunakan.

3. Latihan

Latihan adalah proses yang sistematis dalam berlatih secara berulang-ulang

dalam setiapharinya semakin bertambah jumlah beban latihannya untuk

meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kondisi fisik tubuh dan juga untuk

menjaga stamina afar tidak menurun. Menurut Bompa (1994 : 4) “Latihan adalah

aktifitas olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara

progresif dan individual yang mengaraah kepada ciri-ciri fungsi psikologisdan

fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menjelaskan bahwa latihan adalah

suatu proses kegitan olahraga yang dilakukan secara sadar, sistematis, bertahap

dan berulang-ulang, dengan waktu yang relatif lama, untuk mencapai tujuan akhir

dari suatu penampilan yaitu peningkatan prestasi yang optimal.

4. Kecepatan

Menurut Harsono (2001 : 36) “Kecepatan adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu

sesingkat-singkatnya atau kemampua untuk menempuh suatu jarak dalam waktu.

yang cepat”. Berdasarkan pendapat di atas dapat dirumuskan kecepatan adalah

kemampuan atlet melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara beturut-turut

dalam waktu sesingkat-singkatnya yang meliputi gerakan kontraksi dan relaksasi

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Sedangkan menurut Mochamad Sajoto


12

(1995 : 9) “Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan

kesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”.

5. Dollyo Chagi

Tendangan ini merupakan tendangan yang paling sering digunakan oleh para

atlet ketika sedang bertanding. Kemudahan melakukan gerakan, power yang

dihasilkan, serta kecepatan dari tendangan ini merupakan alasan mengapa sering

digunakan. Suryadi menyebutkan (2022 : 34) “Power tendangan ini dihasilkan

selain dari lecutan lutut juga sangat didukung oleh putaran pinggang yang

sebenarnya merupakan penyaluran tenaga dari masa badan”.

6. Latihan Tendangan Dollyo Chagi Menggunakan Pendekatan Langsung


Adapun langkah-langkah latihan tendangan dollyo chagi menggunakan

pendekatan langsung adalah sebagai berikut.

a. Guru/Sabeum mengintruksikan siswa/taekwondoin untuk berkumpul dan

berdo’a.

b. Guru/Sabeum menjelasakan mengenai latihan tendangan dollyo chagi

menggunakan pendekatan langsung.

c. Guru/Sabeum mendemonstrasikan bagaimana cara melakukan tekhnik

tengangan dollyo chagi dengan baik dan benar.

d. Guru/Sabeum membagi siswa/taekwondoin menjadi beberapa kelompok

dengan masing-masing kelompok berjumlah sama banyak.

e. Guru/Sabeum mengintruksikan untuk melakukan pemanasan sebelum memulai

latihan tendangan dollyo chagi.

f. Guru/Sabeum memantau atau mengamati siswa/taekwondoin saat latihan.


13

g. Guru/Sabeum melakukan evaluasi di akhir latihan.

K. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Pada dasarnya ada beberapa jenis metode penelitian diantaranya adalah

metode deskrifsi, historis, dan ekspeiman. Metode yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen digunakan atas

dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini adalah eksperimental, artinya

mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan

(treatment). Mengenai metode eksperimen Suherman (2009: 45) mengemukakan

“Metode eksperimen merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan

manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol”.

2. Desain Penelitian

Mengenai desain suatu penelitian Suherman (2011 : 47) mengemukakan

sebagai berikut. “Desain percobaan adalah step-step atau langkah-langkah yang

utuh dan berurutan yang dibuat lebih dulu, sehingga keterangan yang ingin

diperoleh dari percobaan akan mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah

penelitian”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest

desain. Adapun desain dalam penelitian ini sebagai berikut:

Pretest T1 Postest

Gambar 1
Desain Penelitian
14

Keterangan:

Pre-test : Tes awal tendangan dollyo chagi sebelum subyek mendapatkan


perlakuan (treatment)

T1 : Perlakuan (menggunakan metode Pendekatan langsung)

Pos-test : Tes akhir yang dilakukan setelah subyek mendapatkan perlakuan

Adapun langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk bagan

seperti di bawah ini.

Populasi

Sampel

Tes awal dollyo chagi

Belajar dollyo chagi dengan


pendekatan langsung

Tes akhir dollyo chagi

Pengolahan data

Analisis

Kesimpulan

Gambar 3
Langkah-langkah Penelitian
15

3. Populasi, Sampel, dan Tekhnik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan subjek penelitian yang sangat penting karena subjek

yang akan diteliti tidak akan mendapatkan data atau informasi yang diperlukan

untuk menguji hipotesis. Arikunto (2013: 172) mengemukakan “Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Dojang Pyeonghwa Kabupaten

Sumedang tahun 2023 sebanyak 20 orang.

b. Sampel

Arikunto (2013: 174) menjelaskan “Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”. Mengenai jumlah sampel yang digunakan Arikunto (2013:

107) menjelaskan sebagai berikut.

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil kira-kira 10%-20%
atau 205-50% atau lebih besar.
Sesuai dengan pernyataan di atas, maka penulis mengambil sampel 100%

dari populasi yang berjumlah 20 atlet.

c. Tekhnik Pengambilan Sampel

Tekhnik pengambilan sampel adalah tekhnik pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian. “Tekhnik sampling yang

digunakan dalam penelitia ini yaitu dengan total sampling atau pemilihan populasi”

(Suharsini, 1996 : 115). Total Sampling adalah seluruh populasi menjadi anggota

yang akan diamati sebagai sampel.


16

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 orang

atlet. “Karena sedikitnya jumlah populasi, maka tekhnik pengambilan sampel

dilakukan dengan Total Sampling atau pemilihan populasi”, (Arikunto, 1996 :

116). Total Sampling adalah seluruh populasi menjadi anggota yang akan diamati

sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah atlet Taekwondo Dojang

Pyeonghwa Kabupaten Sumedang yang dilatih di Balai Desa Tanjungsari.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

tes. Tes yang dimaksud adalah tes tendangan dollyo chagi dalam taekwondo.

5. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang penulis gunakan adalah teknik statistik dari

Suherman, (2014: 17) dengan langkah-langkah sebagai berikut.


a. Mencari rata-rata ̌

Rumus untuk mencari rata-rata:

⃛= Skor rata-rata

=Skor mentah

n= jumlah sampel

∑ jumlah dari

b. Rumus mencari simpang baku

√∑
Rumus: S=

S= Simpang baku

Ʃ=simpang baku

=Skor yang didapat


17

= Banyaknya sampel

c. Menguji Normalitas Melalui Uji Liliefors

Langkah-langkahnya uji liliefors sebagai berikut.

1) Merangking dari nilai skor terkecil hingga skor terbesar.

2) Menghitung luas batas Z

Rumus : =X1 - X
S
Keterangan :

=Besarnya nilai/ skor yang diperoleh masing masing

̅ = Nilai rata-rata

S = Simpangan baku

3) Menghitung nilai F( ) melalui rumus :0,5 nol koma tabel F

1. Kalau perhitungan negatif, rumus=0,5-nol koma F table

2. Kalau perhitungan postif, rumus=0,5-nol koma F table

4) Menghitung proporsi, melalui rumus:

Banyak , , ............................

S( )= n

5) Menghitung selisih antara F( ) - )

6) Menentukan nilai paling besar( ) dari selisih F( ) – S( )

7) Bandingkan( )dengan tabel tarap nyata 0,05

8) Menguji normalitas dengan kriteria :

a) Apabila hitung tabel, maka skor berdistribusi normal.

b) Apabila hitung tabel, maka skor berdistribusi tidak normal.

d. Menguji kesaman dua Rata-rata (Uji data berpasangan)

Perbedakan statistik menggunakan rumus:

√ Dimana :B=
18

T = nilai sekor yang dicari

B = nilai rata –rata beda

SB = simpang baku beda

N = jumlah responden

Kriteria Terima Hipotesis:

1) Tolak Jika harga statistic yang dihitung t table

2) Tolak Jika harga statistic yang dihitung t table

e. Rumus Besarnya Penigkatan

Peningkatannya =

Keterangan:

MD = rata-rata beda

Mpre = rata-rata tes awal

6. Instrumen Penelitian

Arikunto (2013 : 203) menyatakan, “Instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen penelitian yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes. Alat bantu

yang digunakan untuk mengukur adalah stopwatch.

Adapun prosedur pelaksanaan tes kecepatan tendangan dollyo chagi atlet

berdiri dibelakang sandsack/target dengan satu kaki tumpu berada dibelakang

garis sejauh 50 cm (putri) 60 cm (putra), pada saat aba-aba “Ya”, atlet melakukan
19

tendangan dengan kaki kanan dari arah belakang menuju kesasaran dan kembali

ke posisi awal dengan menyentuh lantai yang berada dibelakang garis, kemudian

melanjutkan tendangan kiri selama 15 detik, pelaksanaan dilakukan 3 kali

kesempatan dan diambil nilai yang terbaik dengan ketinggian sandsack/target

75cm (putri) dan 100cm (putra).

a. Tujuan Tes

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan tendangan atlet dalam

melakukan tendangan dollyo chagi.

b. Alat dan Perlengkapan Tes

1) Gor tempat latihan

2) Alat tulis dan peluit

3) Stopwatch

4) Target sebanyak 20 buah

c. Petunjuk pelaksanaan tes

1) Testee berdiri saling berhadapan, berpasangan yang satu memegang dua buah

target dan satu lagi bersiap untuk melakukan tendangan.

2) Testee melakukan gerakan menendang dollyo chagi ke arah sasaran target yang

di pegang oleh temannya selama 15 detik.

d. Cara penilaian

1) Penilaian sesuai dengan jumlah tendangan yang didapatkan dalam waktu 15

detik.

2) Nilai 1 untuk tiap tendangan yang dapat dilakukan dalam waktu 15 detik

3) Nilai yang diperoleh adalah skor total dari keseluruhan pada saat melakukan tes
20

7. Ruang Lingkup Penelitan

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat yaitu

(Y) dan satu variabel bebas yaitu (X) menggunakan metode eksperimen dengan

tekhnik pengumpulan data dengan menggunakan tes dan pengukuran.

Adapun variable penelitian yang diteliti dalam penelitian ini yaitu latihan

langsung sebagai variable bebas, dan meningkat kecepatan tendangan dollyo

chagi sebagai variable terikat.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini yang diteliti adalat atlet putra

Taekwondo Dojang Pyeonghwa Kabupaten Sumedang tahun 2023.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam Penelitian ini adalah Dojang Pyeonghwa Kabupaten

Sumedang.

d. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan dengan durasi pertemuan

sebanyak 12 kali pertemuan yang dimulai dari bulan Mei tahun 2023.

e. Agenda Penelitian

Tabel 1
Agenda Penelitian

Waktu 2023

Kegiatan Jan Fe Ma Ap Me Jun Jul Agu


21

b r r i

Pembuatan rencana
penelitian

Pengurusan perijinan

Tes awal (pretest)

Pemberian perlakuan
(model pembelajaran
simulasi)

Pemberian perlakuan
(model pembelajaran
simulasi)

Tes akhir (postest)

Pengolahan data

Penulisan dan Penyusunan


Laporan Hasil Penelitian

L. Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2010), Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Arikunto, S. (2013), Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Bompa, O. T. (1994) Teori dan Metodologi Latihan. Surabaya: Fakultas Pasca


Sarjana Erlangga

Harsono. (1988) Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta


CV. Tambuk Kusuma.

Mochamad Sajoto.( 1995) Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik


Dalam Olahraga. Jakarta. Dahari Prize.

Suherman, A. (2011) Penelitian Pendidikan Sumedang: Universits Pendidikan


Indonesia Kampus Sumedang.
22

Suherman, A. (2014) Statistika Peendidikan Jasmani. PGSD Penjas: Universits


Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Suherman, A. (2014). Statistik Pndidika Jasmani. PGSD Penjas: Universitas


Pedidikan Indonesia Kampus Sumedang

Suryadi (2002) Taekwondo Poomse Taegeuk. Jakarta: PT Gramedia Pusat Utama


Jakarta

Suryadi (2002). Pendidkan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Balai Pustaka :


Jakarta.

Suryadi (2002) Taekwondo Poomse Taegeuk. Jakarta: PT Gramdeia Pusat Utama

Anda mungkin juga menyukai