Anda di halaman 1dari 24

1

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan cabang olahraga beregu yang sangat diminati oleh

sebagian besar orang didunia, terutama di Indonesia. Sepakbola sudah dikenal

cukup lama, dan merupakan salah satu olahraga yang sering dimainkan oleh

sebagian besar masyarakat di Indonesia baik kaum muda maupun orang tua. Hal

ini dikarenakan sepakbola memiliki cirihas antara lain: mudah dilakukan,

menyenangkan, serta dapat menjadi pemersatu dalam menjalin persaudaraan dan

kerja sama.

Sepakbola membutuhkan kondisi fisik yang baik, untuk menguasai teknik

dasar. Menurut Sudjarwo, et. al., teknik dasar dalam sepakbola pada umumnya

terbagi menjadi 2 bagian yaitu: (1) teknik tanpa bola, yang terdiri dari: Lari cepat

dan merubah arah, melompat dam meloncat, gerak tipu tanpa bola dan gerakan-

gerakan khusus untuk penjaga gawang; (2) teknik dengan bola, terdiri dari:

mengenal bola, menendang bola, menerima bola, menggiring bola, menyundul,

melempar bola, teknik gerak tipu dengan bola, merampas atau merebut bola, serta

teknik-teknik khusus penjaga gawang.

Salah satu teknik dasar yang harus dikuasi oleh pemain bola yaitu

menendang bola. Fungsi dari tendangan terdiri dari tiga macam yaitu : tendangan

dapat dipergunakan untuk mengoper bola, menghalau bola, bahkan mencetak gol.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sucipto (2000 dalam Purnawan

2015) bahwa tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing),

menembak ke gawang (shooting at the goal), dan menyapu untuk mengagalkan

serangan lawan (sweeping). Seorang pemain yang memiliki teknik operan


2

(passing) yang baik akan dapat bermain dengan baik dan efisien. Teknik dasar

passing bisa dilakukan dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Passing

adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain

(Mielke, 2007 dalam Purnawan, 2015). Dalam sepak bola terdapat dua jenis

passing berdasarkan jarak yaitu short passing dan long passing. Teknik operan

jarak jauh (long passing) digunakan untuk mengoper bola pada kawan yang

mempunyai jarak yang jauh.

Dikarenakan teknik long passing penting untuk dikuasai oleh pemain

sepak bola, namun banyak pemain sepak bola yang belum menguasai teknik long

passing dengan sempurna. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti lebih

lanjut mengenai pengaruh alat bantu terhadap peningkatan kemampuan long

passing. Alat bantu yang dimaksud yaitu alat bantu yang dapat menunjang

keefektifan dan keefesienan latihan. Menurut Sudjana (1991 dalam Purnawan,

2015) menjelaskan fungsi alat bantu sebagai berikut :

Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari
unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan
bahan pelajaran agar sampai pada tujuan. Dalam tujuan tersebut perantara
alat bantu atau alat peraga memegang peran yang sangat penting sebab
dengan alat peraga ini dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.

Alat bantu yang digunakan yaitu tali plastik yang dipasang secara

horizontal diatas permukaan lapangan dengan menggunakan bantuan dua tiang

penyangga di setiap ujung tali. Target passing pada latihan ini yaitu tali. Sehingga

bola yang ditendang harus mampu melewati tali yang terpasang diatas lapangan.

Tujuan dari latihan menggunakan alat bantu tali ini adalah agar pemain mampu

melakukan teknik operan long passing dengan baik dan benar.


3

Melihat pentingnya teknik long passing dalam permainan sepak bola,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Latihan

Menggunakan Alat Bantu Tali Terhadap Peningkatan Long Passing Dalam

Ektrakurikuler Sepakbola Di SMA Negeri 1 Cihaurbeuti”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mencoba

merumuskan masalah tersebut yaitu: “Bagaimana pengaruh latihan menggunakan

alat batu tali terhadap peningkatan long passing pada siswa ekstrakulikuler

sepakbola di SMA Negeri 1 Cihaurbeuti?”

C. Definisi Oprasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah

yang digunakan dalam penelitian ini, maka berikut ini penulis jelaskan maksud-

maksud istilah tersebut.

1. Pengaruh, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam

https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/pengaruh.html pada tanggal 27

Januari 2019 pukul 21.41 adalah sebagai berikut: “Daya yang ada atau timbul

dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang”. Maksud dari kata pengaruh dalam penelitian ini adalah

akibat yang timbul dari perlakuan yang di berikan kepada sampel yaitu

latihanmenggunakan alat bantu tali terhadap peningkatan long passing.

2. Latihan, memurut Mylisdayu, Apta dan Febi Kurniawan (2015:48) sebagai

berikut:

Suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi,


teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan pelaksanaan dengan
4

pendekatan ilmiah memakai prinsip-prinsip latihan yang terencana dan


teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya.

Latihan yang di maksud dalam proposal ini adalah proses latihan

menggunakan alat bantu tali terhadap peningkatan long passing pada siswa

ekstrakulikuler sepakbola SMA N 1 cihaurbeuti.

3. Tendangan long passing dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diperoleh

dari tendangan jarak jauh.

4. Alat bantu: Hamalik (1994, hlm. 51, dalam purnawan, 2015) menjelaskan

“alat bantu merupakan semua alat yang digunakan untuk membantu individu

melakukan perbuatan sehingga kegiatan yang dilakukan lebih efisien dan

efektif”. Alat bantu yang digunakan adalah alat bantu tali dalam

pelaksannanya tali ini dipasang di tengah-tengah lapangan secara horizontal

diatas permukaan lapangan, saat siswa melakukan passing, bola diharuskan

melambung melewati tali yang sudah dipasang pada permukaan sehingga

menghasilkan teknik long passing.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan diatas

maka tujuan yang ingin penulis dapatkan dari hasil penelitian adalah: “Untuk

mengetahui pengaruh latihan menggunakan alat batu tali terhadap peningkatan

long passing pada ekstrakurikuler sepakbola di SMA Negeri 1 Cihaurbeuti?”

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberi manfaat bagi semua

pihak yang terkait, baik secara teoretis maupun secara praktis.


5

Secara teoretis hasil dari penelitian ini dapat memberikan info mengenai

bentuk latihan menggunakan alat bantu yang sederhana.

Secara praktis hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan tendangan long

passing. bagi pelatih, pembina, guru pendidikan jasmani dan dosen pendidikan

jasmani sebagai petunjuk dalam usaha meningkatkan keterampilan long passing

dengan menggunakan alat bantu tali.

F. Landasan Teoretis

1. Kajian Teori

a. Konsep Latihan

Tujuan pemain dalam setiap penampilannya di setiap pertandingan adalah

mencapai hasil yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

pengetahuan yang tinggi dari seorang pelatih, baik dalam bidang ilmu anatomi,

fisiologi, biomekanika dan ilmu-ilmu lain yang mendukung tercapainya hasil

tersebut. Disamping itu, pelatih harus memiliki pengetahuan mengetahui prinsip-

prinsip latihan, metode latihan, dan penyusunan latihan.

1) Pengertian Latihan

Mengenai pengertian latihan, Harsono (2015:50) adalah sebagai berikut:

“Training adalah proses yang sitematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan

secara berulang-ulang, dengan kian hari kian meningkat beban latihannya atau

pekerjaannya”. Sedangkan menurut Mulya, Gumilar dan Resty (2015:138)

mengemukakan bahwa: “Latihan yang menyeluruh memberikan kemungkinan

perkembangan yang lebih mantap untuk pembentukan prestasi pada waktunya”.


6

Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud sistematis dalam penelitian

ini adalah sudah di rencanakan dan berurutan, misalnya latihannya dimulai dari

yang mudah ke yang sukar. Kemudian yang dimaksud dengan berulang-ulang

adalah suatu tindakan apabila dilakukan hanya sekali tidak akan mendapatkan

basil yang memuaskan atau tidak akan mencapai tujuan yang dituju tetapi harus

berulang-ulang. Yang terakhir yaitu meningkat beban latihannya maksudnya

adalah ketika sudah mulai beradaptasi dengan gerakan tersebut maka saatnya

beban itu ditambah, misalnya gerakannya di tambah yang tadinya hanya lima

gerakan ditambah menjadi enam atau tujuh gerakan. Dan bisa juga repetisinya

yang ditambah apabila awalnya hanya tiga kali di tambah menjadi emapat kali.

Maka dapat disimpulkan bahwa suatu aktivitas bisa dikatakan latihan

apabila: (1) aktivitasnya dilakukan secara sistematis, (2) dilakukan berulangulang,

dan (3) Adanya penambahan beban.

2) Tujuan Latihan

Dalam setiap kegiatan tertentu pasti memiliki tujuan atau target, begitu

juga dalam latihan pasti ada tujuan. Tujuan latihan menurut Kusnadi, Nanang dan

Herdi Hartadji (2014:3) adalah sebagai berikut:

a. Membantu atlet dalam meningkatkan keterampilan dan prestasinya


semaksimal mungkin,
b. Meningkatkan efesiensi fungsi sistem tubuh dan mencegah terjadinya
cedera pada bagian-bagian tubuh yang dominan aktif digunakan untuk
mencapai suatu tujuan latihan.

Sedangkan menurut Harsono (2015:39) menjelaskan bahwa: “Tujuan serta

sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu atlet untuk

meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal mungkin”. Untuk mencapai


7

tujuan tersebut maka diperlukan latihan yang sungguh-sungguh. Tujuan latihan

dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan long passing dalam

permainan sepakbola.

3) Prinsip-prinsip latihan

Seorang pelatih yang baik dalam membuat dan melaksanakan program

latihan akan memperhatikan prinsip-prinsip latihan agar tujuan yang telah di

tetapkan dapat tercapai. Mengenai prinsip-prinsip latihan, Harsono (2015:51)

mengemukakan bahwa:

Prinsip-prinsip ini haruslah diketahui dan benar-benar dimengerti oleh pelatih


maupun atlet. Dengan pengetahuan tentang prinsip-prinsip trainingtersebut
atlet akan lebih cepat meningkat prestasinya oleh karena akan lebih
memperkuat keyakinannya akan tujuan-tujuan sebenarnya dari tugas-tugas
serta latihan-latihannya.

Pendapat lain menurut Bompa dan Marten (Wiarto, Giri 2013:153-155)

menjelaskan bahwa ada 10 prinsip latihan yaitu: “(1) Prinsip Kesiapan, (2) Prinsip

Individual, (3) Prinsip Beban Berlebih, (4) Prinsip Peningkatan, (5) Prinsip

Kekhususan, (6) Prinsip Variasi, (7) Prinsip Pemanasan dan Pendinginan, (8)

Prinsip Latihan Jangka Panjang, (9) Prinsip Multilateral, (10) Prinsip Partisipasi

Aktif Berlatih”.

b. Sepakbola

Sepakbola merupakan cabang olahraga beregu yang sangat diminati oleh

sebagian besar orang didunia, terutama di Indonesia. Hal ini dikarenakan

sepakbola memiliki cirihas antara lain: mudah dilakukan, menyenangkan, serta

dapat menjadi pemersatu dalam menjalin persaudaraan dan kerja sama.


8

Sepakbola pada permainannya terdiri dari 2 regu, dalam 1 tim terdiri dari

11 orang pemain. Sepakbola dimainkan dilapangan yang berukuran panjang 110-

120 meter dan lebar 60-90 meter. Tujuan dari permaninan ini adalah memasukan

bola ke dalam gawang lawan sebanayak-banyaknya untuk memeroleh

kemenangan. Induk organisasi dari sepakbola yaitu FIFA (Federation of

Internasional Football Association) sedangkan induk sepakbola indonesia yaitu

PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).

Menurut Aji, Sukma (2016:1) menjelaskan sepak bola berasal dari dua

kata yaitu “Sepak” dan “Bola”. Sepak atau menyepak dapat diartikan menendang

(menggunakan kaki) sedangkan “bola” yaitu alat permainan yang berbentuk bulat

berbahan karet, kulit atau sejenisnya. Jadi secara singkat pengertian sepakbola

adalah suatu permainan yag dilakukan dengan cara menendang bola dilakukan

pemain, dengan sasaran gawang dan bertujan untuk mencetak goal.

c. Teknik Dasar dalam Sepakbola

Menurut Sudjarwo, et. al., teknik dasar dalam sepakbola pada umumnya

terbagi menjadi 2 bagian yaitu: (1) teknik tanpa bola, yang terdiri dari: Lari cepat

dan merubah arah, melompat dam meloncat, gerak tipu tanpa bola dan gerakan-

gerakan khusus untuk penjaga gawang; (2) teknik dengan bola, terdiri dari:

mengenal bola, menendang bola, menerima bola, menggiring bola, menyundul,

melempar bola, teknik gerak tipu dengan bola, merampas atau merebut bola, serta

teknik-teknik khusus penjaga gawang.

Dalam teknik dasar dengan bola terdapat teknik menendang bola. Teknik

dasar menendang bola merupakan teknik dasar yang sangat peting yang harus
9

dikuasai oleh pemain bola. Fungsi dari tendangan terdiri dari tiga macam yaitu :

tendangan dapat dipergunakan untuk mengoper bola, menghalau bola, bahkan

mencetak gol. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sucipto (2000 dalam

Purnawan 2015) bahwa tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan

(passing), menembak ke gawang (shooting at the goal), dan menyapu untuk

mengagalkan serangan lawan (sweeping). Seorang pemain yang memiliki teknik

operan (passing) yang baik akan dapat bermain dengan baik dan efisien.

Teknik dasar passing bisa dilakukan dengan kaki bagian dalam dan kaki

bagian luar. Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain

ke pemain lain (Mielke, 2007 dalam Purnawan, 2015). Teknik dasar passing

terdiri dari 2 teknik yaitu:

1) Pasing Bawah (short pass)

Operan jarak pendek (short pass) mempunyai peran sangat penting dalam

permainan sepakbola. Operan jarak pendek ini identik digunakan untuk mengoper

bola pada kawan yang jaraknya dekat, serta untuk mengalirkan bola dengan

melakukan operan pendek yang sekarang sering kita dengar dengan tiki-taka.

Selain itu mengoper bola dapat menghemat tenaga ketika saat bermain tanpa

harus banyak berlari sambil menggiring bola, mendekati pertahanan lawan,

memancing lawan untuk keluar dari wilayah pertahanan, mengatur tempo

permainan dengan ballpossession. Untuk menunjang keberhasilan itu semuanya

sangat dibutuhkan pula latihan passing serta kondisi fisik yang baik juga.

2) Pasing atas (long passing)


10

Teknik long passing merupakan teknik menendang bola untuk

mengumpan jarak jauh yang biasanya menggunakan punggung kaki bagian dalam.

Pendapat lainnya mengatakan menendang bola pasing atas atau melambung sring

dilakukan saat terjadi pelanggaran dilapangan tengah, saat tendangan gawang, dan

saat tendangan sudut, hanya dapat dilakukan dengan sikap awal kedua kaki dan

arah tubuh yang baik (Herwin, 2004., Gozali, 2013)

d. Teknik Dasar long passing

Menurut Sudjarwo, et. al., (2016:21) terdapat 2 jenis menendang bola

untuk melakukan passing atas yaitu:

1) Menendang bola dengan bagian depan kaki kebawah bola (operan short
chip)
Persiapan
1. Dekati bola dari sudut yang tipis
2. Letakan kaki yang menahan keseimbangan disamping bola
3. Tekukan kaki tersebut
4. Kaki yang akan menendang ditarik kebelakang
5. Luruskan kaki tersebut
6. Rentangkan tangan kesamping untuk menjaga keseimbangan
7. Kepala tidak bergerak
8. Pusatkan perhatian kepada bola

Pelaksanaan
1. Tempatkan lutut kaki yang akan menendang diatas bola
2. Bungkukan tubuh sedikit kedepan
3. Luruskan bahu dengan target
4. Masukan bagian depan kaki kebawah bola
5. Jaga agar kaki yang akan menendang tetap kuat
6. Gunakan gerak yang pendek dan kuat
7. Ayunkan tangan kedepan
8. Timbulkan sedikit backspin (putar kebelakang) pada bola

Follow-through
1. Berat badan dipindahkan kedepan diatas bantalan kaki yang akan
menahan keseimbangan
2. Sentakan kaki anda lurus kedepan
3. Gerakan akhir diperpendek
11

2) Menendang bola dengan bagian instep kesepertiga bagian bawah bola


(operan long chip)

Tahap persiapan
1. Dekati bola dari sudut yang tipis
2. Letakan kaki yang menahan keseimbangan dan sedikit bagian
belakang bola
3. Tekuka kaki yang menahan keseimbangan
4. Tarik kaki yang akan menendang kebelakang
5. Luruskan kaki tersebut
6. Rentangkan tangan kaki kesamping untuk menjaga keseimbangan
7. Kepala tidak bergerak
8. Pusatkan perhatian kepada bola

Tahap pelaksanaan
1. Tempatkan lutut kaki yang akan menendang sedikit dibelakang
bola
2. Miringkan tubuh sedikit kebelakang
3. Luruskan bahu dengan target
4. Masukan instep kesepertiga bagian bawah bola
5. Jaga kaki tersebut tetap kuat
6. Tangan bergerak kedepan
7. Berikan sedikit backspint pada bola

Follow-through
1. Sentakan kaki lurus kedepan
2. Berat bdan dipindahkan kedepan diatas bantalan kaki yang akan
menahan keseimbangan
3. Sempurnakan gerakan akhirnya
4. Kaki yang menendang setinggi pinggang atau lebih tinggi lagi.

e. Latihan Long Passing dengan Alat Bantu Tali

Long passing merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh

pemain sepakbola yang bertujan untuk mengoptimalkan permainan. Untuk

mencapai tujuan tersebut, diperlukan latihan yang sistematis dan berulang-ulang

untuk meningkatkan penguasaan teknik long passing tersebut.

Banyak cara untuk meningkatkan teknik long passing salah satunya yaitu

dengan menggunakan alat bantu taling yang di bentangkan di atas permukaan

lapangan, dilakukan dengan cara setiap pemain yang akan melakukan teknik long
12

passing dengan adanya tali yang di bentangkan, kemudian pemain tersebut

melakukan tendangan long passing menggunakan kaki bagian dalam, luar mapun

menggunakan punggung kaki dengan akurasi yang baik. Latihan menggunakan

alat bantu tali yang dibentangkan menuntut pemain untuk lebih cepat dalam reaksi

dan konsentrasi dalam melakukan teknik long passing. Apabila tantangan dan

tingkat pengendalian tinggi sulit, sudah dapat dikuasai oleh para pemain

diharapkan tingkat keterampilan para pemain tersebut baik dalam melakukan tes.

Meskipun dalam tes baik belum tentu dalam pelaksanaan permainan sepakbola

baik.

Gambar berikut ini memperlihatkan cara melakukan gerakan latihan long

passing dengan alat bantu tali.

Gambar 1. Latihan long passing dengan alat bantu tali yang dibentangkan.

2. Penelitian Yang Relevan


13

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Roby

Ihdal Muharom mahasiswa Pendidikan Jasmani, Universitas Negri Siliwangi.

Dalam penelitiannya, Roby Ihdal Muharom meneliti tentang perbandingan

pengaruh latihan long passing antara menggunakan target sasaran dengan alat

bantu tali terhadap hasil long passing dalam permainan sepakbola pada anggota

UKM sepakbola Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Sedangkan pada penelitian

yang akan penulis lakukan mengenai pengaruh latihan menggunakan alat bantu

tali terhadap peningkatan long passing dalam sepakbola pada siswa

ekstrakurikuler sepakbola SMA N 1 Cihaurbeuti.

Dengan demikian penelitian yang penulis lakukan relevan dengan

penelitian dari Roby Ihdal Muharom karena pada penelitian Roby Ihdal Muharom

dan penelitian yang akan penulis lakukan mengangkat tema yang sama akan tetapi

dengan sampel dan tempat yang berbeda.

G. Anggapan Dasar

Menurut Arikunto, Suharsimi (2013:63) mengatakan bahwa: “anggapan

dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan

berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam

melakukan penelitiannya”. Sesuai dengan pembahsan yang dibahas dalam

penelitian ini, penulis merumuskan anggapan dasarpenelitian sebagai berikut:

Proses latihan menggunakan alat bantu tali perlu dilakukan secara

berulang-ulang, karena untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka perlu

proses yang maksimal pula. Latihan menggunakan alat batu tali sangat membantu
14

karena bahan yang mudah didapat dan bisa juga digunakan untuk latihan yang

lainnya. Disamping kelebihan pasti ada kekurangannya yaitu alat bantu tali mudah

putus.

H. Hipotesis

Menurut Arikunto, Suharsimi (2013:110) mengemukakan tentang hipotesis

yaitu sebagai berikut: “Hipotesis dapat diartika sebagai jawaban sementara yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul”. Adapun pendapat lain tentang hipotesis menurut Sugiono

(2017:96) adalah:

Hipotesis merupakan jawaban terhadap sementara rumusan masalah


penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang diempirik data.
Berdasarkan kutipan diatas, maka penulis menggunakan hipotesis kerja

sebagai berikut: latihan menggunakan alat bantu tali berpengaruh secara

signifikan terhadap peningkatan long passing pada siswa ekstra kulikuler SMA N

1 Cihaurbeuti.

I. Prosedur Penelitian

1. Meteode Penelitian

Untuk membuktikan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini,

penulis melakukan percobaan memberikan latihan unt'uk meningkatkan kadar

hemoglobin yaitu dengan latihan scnam aerobik kcpada sampel. Hasil pcrcobaan
15

latihan tersebu diharapkan dapat menentukan kedudukan perhubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat yang penulis teliti.

Oleh karena itu, karakter penelitian yang penulis lakukan ini sesuai dengan

pendapat Arikunto, Suharsimi (2013:9) yaitu:

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat


(hubungan kausal) anatar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-fakor lain
yang mcngganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk
melihat akibat suatu perlakuan.
Sedangkan menurut Sugiyono (2017:107) mengemukakan hahwa:

“Dengan dcmikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metodc

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu tcrhadap

yang lain dalam kondisi yang terkcndalikan”.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menggunakan metode penelitian

eksperimen karena ada tes awal, perlakuan dan tes akhir.

2. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:61) mengemukakan tentang variabel penelitian

sebagai berikut: “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Sedangkan menurut

Arikunto, Suharsimi (2013:162) menjelaskan bahwa: “Variabel yang

mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent

variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel

tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y)”.


16

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel-variabel yang

bersifat tidak bebas dan sementara, variabel lainnya bersifat bebas. Latihan

menggunakan alat bantu tali merupakan variabel bebas dan teknik long passing

merupakan variabel terikat.

3. Populasi dan Sample

Menurut Sugiyono (2013:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Apabila seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada

didalam wilayah tersebut maka penelitian itu dinamakan penelitian populasi.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus menetapkan sampel terlebih dahulu.

Menurut Sugiyono (2013:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa populasi pada

penelitian ini yaitu siswa yang mengikuti ektrakurikuler sepakbola di SMAN 1

Cihaurbeuti sebanyak 30 orang, maka penulis mengambil sampel sebanyak 20

orang. Penentuan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sample yaitu teknik penentuan sampel yang didasarkan tujuan tertentu. Pada

pelaksanaannya penulis mengambil sampel yang mempunyai kekurangan dalam

melakukan teknik long passing.

4. Disain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control

group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
17

random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah

perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:

R O1 X O2
R O3 O4
Gambar 2. Desain penelitian
(Sugiyono 2017:112)

Keterangan:

O1 = Tes awal sampel eksperimen

X = Perlakuan (treatment) senam aerobik high impact

O2 = Tes akhir sampel eksperimen

O3 = Tes awal sampel kontrol

O4 = Tes akhir sampel kontrol

5. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto, Suharsimi (2013:61) menyatakan pendapatnya tentang

langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Sebenarnya masih dapat sebutkan langkah-langkah penelitian yang lain


yang lebih menitik beratkan pada kegiatan administratif yaitu:
1. Pembuatan rancangan penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
3. Pembuatan laporan penelitian
Pendapat diatas berkaitan dengan langkah-langkah yang penulis

lakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahapan Persiapan
18

a. Obserpasi ketempat penelitian, yaitu pada siswa ekstrakulikuler

sepakbola SMA N 1 Cihaurbeuti untuk meminta izin melakukan

penelitian.

b. Menyusun proposal penelitian yang dibantu oleh dosen pebimbing.

c. Seminar proposal penelitian untuk memperoleh masukan-masukan dalam

melaksanakan penelitian.

d. Pengurusan surat-surat rekomendasi penelitian.

2. Tahapan Pelaksanaan

a. Melakukan pengambilan data yaitu tes awal kemampuan long passing.

b. Melakukan program latihan

c. Melakukan tes ahir long passing

3. Tahap Akhir

a. Melakukan pengolahan data hasil penelitian dengan menggunakan rumus-

rumus statistik.

b. Menyusun draf skripsi lengkap dengan hasil penelitian kemudian

melakukan bimbingan dosen pebimbing skripsi yang telah ditetapkan.

c. Ujian skripsi, tahap ini merupakan tahap akhir dari rangkaian kegiatan

penelitian yang penulis lakukan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pola penelitian diatas, maka teknik pengumpulan data

penelitan sebagai berikut:

a. Memiliki sampel dari anggota ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1

Cihaurbeuti.
19

b. Melaksanakan tes awal dan hasil disusun peringkat skor dan setiap subjek

mulai dari skor tertinggi hingga terendah.

c. Memberikan perlakuan terhadap sampel berubah latihan long passing dengan

menggunakan alat batu tali terhadap peningkatan long passing dalam

sepakbola.

d. Pada akhir eksperimen diberikan tes akhir sama seperti pada tes awal yaitu

long passing dalam sepakbola.

e. Menghitung rara-rata dan standar deviasinya, kemudian membandingkan

rata-rata T1-T2 sampel.

f. Menguji hipotesis dengan menggunakan uji t.

g. Menyimpulkan hasil pengolahan data tersebut dan menyusun laporannya.

7. Instrumen Penelitian

Untuk mendapat data yang diperlukan penulis menggunakan alat ukur

sebagai media pengumpul data. Menurut Nurhasan dan Abdul Narlan (2001:3)

mengatakan “dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu objek

tertentu, sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan suatu objek

tersebut secara objektif”.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan

suatu instrumen penelitian. Menurut Arikunto, Suharsimi (1998:121) “instrumen

adalah alat ukur pada saat peneliti menggunakan metode”.instrumen yang

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan long passing

adalah tes long passing dalam permainan sepakbola, karena menurut Nurhasan
20

dan Abdul Narlan (2004: 149-154), “tes menendang bola (long passing) bertujan

mengukur jarak yang dicapai dalam setiap kali tendangan.

Selanjutnya Nurhasan dan Abdul Narlan (2004:149-154) tes ini dilakukan

menggunakan prosedur sebgai berikut:

1. Tujan: tes menendang bola (long passing) bertujan mengukur jarak yang
dicapai dalam setiap kali tendangan.
2. Alat yang digunakan:
a. Bola 10 buah
b. Meteran
c. Tali
d. Formulir hasil tes
3. Pelaksanaan tes
a. Petunjuk pelaksanaan
1) Testee berdiri dibelakang bola yang diletakan pada sebuah patok.
2) Setelah diberi aba-aba, testee menendang bola sejauh-jauhnya.
3) Testee diberi 3 (itga) kali kesempatan.
b. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:
1) Bola tidak melambung.
4. Skor

Jumlah jarak yang diperoleh pada setiap kali tendangan dalam tiga kali
kesempata.

8. Teknik Analisis Data

Langkah yang harus ditempuh untuk menguji diterima atau ditolaknya

hipotesis, dalam pengolahan data penulis menggunakan rumus-rumus statistik.

Munurut Narlan, Abdul (2017:4-54) rumus-rumus tersebut adalahsebagai berikut:

a. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing data, rumus yang

digunakan adalah :

X =


Keterangan : X = Nilai rata-rata yang dicari

X = Skor yang didapat


21

N = Jumlah orang/peristiwa/responden

∑ = Menyatakan jumlah

b. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku, rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:


 X 
2

S= n 1

Keterangan: S = Simpangan baku yang dicari

X = Skor yang didapat

X = Nilai rata-rata yang dicari

n = jumlah sampel

∑ = Menyatakan jumlah

c. Menghitung varians dari masing-masing tes, rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:

S2 =

 X 
2

n 1

Keterangan: S2 = Simpangan baku yang dicari

X = Skor yang didapat

X = Nilai rata-rata yang dicari

n = Jumlah sampel

∑ = Menyatakan jumlah

d. Menguji normalitas data dari setiap tes melalui uji normalitas lelliefors,

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Lo = F(Z1) – S(Z1)
22

Keterangan:

Lo = Lelliefors adalah lambang yang menyatakan nilai normalitas

F(Z1) = Peluang untuk tiap angka Z1

S(Z1) = Proporsi yang lebih kecil atau sama dengan Z1

Kriteria pengujian dengan menggunakan uji normalitas Lelliefors dengan

taraf nyata (∝) = 0,05 dan dk = n. Maka penerimaan/penolakan hipotesis,

disebut:

- Hipotesa diterima apabila : Lo < L∝ tabel

- Hipotesa ditolak apabila : Lo >L∝ tabel

Besarnya nilai L, ditentukan berdasarkan distribusi nilai L pada tabel

distribusinya.

e. Menguji homogenitas dari data setiap tes melalui penghitungan statistik F,

rumus yang digunakan adalah:

Variansterbesar
F=
Variansterkecil

Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi F dengan taraf nyata

(α) = 0,05 dan dk = n – 1 adalah apabila F hitung lebih kecil atau sama dengan F

½ α (V1, V2), maka data-data dari kelompok itu homogen. F ½ α (V1, V2)

didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ½ α, sedangkan derajat

kebebasan V1, V2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk

penyebut = n.

f. Menguji diterima atau ditolaknya hipotesis melalui pendekatan uji kesamaan


kedua rata-rata uji satu pihak (uji-t’). Dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:
23

X1  X 2
t '
S12 S 22

n1 n 2

Keterangan :

t’ = nilai signifikansi yang dicari

X 1 = skor rata-rata dari tes awal

X 2 = skor rata-rata dari tes akhir

n = jumlah sampel

S12 = varian sampel tes awal

S 22 = varian sampel tes akhir

Kriteria penerimaan hipotesis adalah terima hipotesis (Ho) jika t’ ≤

w1t1  w2t2 S12 S 22


dan tolak dalam hal lainnya, dimana w1 = , w2 = , t1 = t (1-
w1  w2 n1 n2

𝛼)(n1 – 1), dan t2 = t (1-𝛼)(n2 – 1)

J. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitan ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan selesai.

Menurut Bompa (Mylsidayu, Apta dan Febi Kurniawan, 2015:50) menjelaskan

bahwa : “terjadinya peningkatan dalam latihan terjadi dalam waktu 2-6 minggu

tetapi biasanya 4 minggu (1 bulan). Hal yang perlu diperhatikan adalah terjadi

peningkatan dalam latihan apabila latihan dilakukan minimal 3 kali seminggu dan

maksimal 12-14 kali dalam seminggu (sehari 2 sesi).”

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis melakukan penelitian ini

selama nam minggu yaitu 16 kali pertemuan termasuk test awal dan test akhir,
24

tiga kali seminggu, tepatnya hari Selasa, Kamis dan Jumat. Seluruh rangkaian dan

tempat pengambilan data dilakukan dilapangan Sukasetia, Kecamatan

Cihaurbeuti.

Anda mungkin juga menyukai