Anda di halaman 1dari 38

1

A. JUDUL PENELITIAN
“Meningkatkan Gerak Dasar Passing Sepak Bola Menggunakan Media
Sasaran Siswa Kelas VI SDN Tegaltangkolo 1”.

B. BIDANG KAJIAN
Bidang kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagaimana
penerapan media sasaran pada pelaksanaan proses pembelajaran passing kaki
bagian dalam pada permainan sepak bola di kelas VI SDN Tengaltangkolo 1

C. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani
yang dilakukan secara sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka
memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan,
kecedasan, dan pembentukan watak.
Lembaga pendidikan menyelenggarakan proses belajar mengajar untuk
membimbing, mendidik dan mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu contoh lembaga pendidikan
adalah Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar adalah lembaga pendidikan
tingkat dasar yang menyelenggarakan proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan di SD adalah Pedidikan
Jasmani. Menurut Supandi (1992 : 1) Pendidikan Jasmani adalah proses
interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui
pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan
manusia yang seutuhnya. Dengan demikian, Pendidikan Jasmani merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, pola hidup
sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani terpilih
2

yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan


pendidikan nasional.
Tujuan umum Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar adalah memacu
kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan
sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan
kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup
sehat.
Ruang lingkup program pengajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan di
Sekolah Dasar, mulai dari kelas I sampai kelas VI pada setiap semester
ditekankan pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani,
mental, emosional, dan sosial.

Hakikat belajar Pendidikan Jasmani di dalam intensifikasi


penyelenggaraan pendidikan sebagai proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani
merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani sangat
erat kaitannya dengan gerak manusia yang utuh dan harmonis didalam
kehidupannya, yaitu dalam rangka membentuk manusia pembangunan yang
dapat membangun dirinya sendiri dan yang secara bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.
Sepak bola merupakan bagian dari pendidikan jasmani olahraga ini
merupakan olahraga permainan yang paling digemari di masyarakat dan juga
pada saat pembelajaran di sd. Menurut Salim (2008: 12) Permainan sepakbola
adalah permainan beregu, yang masing-maisng regu terdiri dari sebelas
pemain dengan satu penjaga gawang, yang dimainkan menggunakan kaki
kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya di daerahnya.
Dalam permainan sepakbola kemampuan dasar atau teknik dasar sangatlah
penting dan berpengaruh khususnya kemampuan passing, kemampuan passing
merupakan modal utama dalam permaina sepakbola yang harus dikuasai
3

karena permainan ini adalah permainan beregu yang menuntut setiap pemain
harus saling bekerja sama membongkar pertahanan lawan untuk mencetak gol.
Menurut Sutrisno (2007: 19) passing kaki bagian dalam adalah suatu poran
yang dilakukan dengan mendorong bolamenggunakan kaki bagian dalam.
Operan ini paling sering digunakan dalam permainan sebab operan ini relatif
mudah dilakukan. Dan selain itu juga bisa dilakukan dengan cepat dan terarah.
Hal ini sangat penting, karena pada saat bermain sepak bola dalam usaha
membangun serangan, pemain harus bergerak dengat cepat.
Dari beberapa teknik passing dalam pemainan sepak bola, yng jadi
permasalahan dalam pembelajaran permaina sepak bola di SDN
Tegaltangkolo 1 yaitu gerak dasar passing kaki bagian dalam (teknik
mengoper bola dengan menggunakan kaki bagian dalam).
Peran guru sebagai fasilitator tidak sebatas tidak hanya pada membantu
membimbing siswa meraih tujuan belajarnya, melainkan harus mampu
mencari dan menemukan metode pembelajaran yang tepat selama proses
pembelajaran. Upaya penemuan metode pembelajaran hanya dapat dilakukan
oleh guru yang cermat dalam menyikapi kendala dan masalah kesulitan belajar
yang dialami setiap siswa. Seperti contoh dalam kasus pembelajaran passing
kaki bagian dalam pada permainan sepak bola di SDN Tegaltangkolo 1.
Berdasarkan pengamatan, wawancara, observasi dan hasil tes data awal
pada 10 Oktober 2014 dlam pembelajaran sepak bola di kelas VI SDN
Tegaltangkolo 1 Kec. Tanjungsiang Kab. Subang masih sangat terbatas proses
dan hasil pembelajaran. Hal tersebut disebabkan karena ada beberapa
permasalahan diantaranya :
a. Kurangnya pemahaman siswa tentang gerak dasar passing kaki bagian dalam
pada permain sepak bola.
b. Kondisi siswa dalam pembelajaran passing kaki bagian dalam pada permainan
sepak bolatidak disiplin.
c. Pada saat pembelajaran lansung siswa merasa jenuh karena guru kurang
menerapkan model pembelajaran yang relevan.
4

d. Siswa kurang termotivasi dan dan kerja sama dalam pembelajaran passing
kaki bagian dalam pada permainan sepak bola.

Dari hasil anlisis proses di atas maka dapat kita ketahui bahwa
pembelajaran passing kaki bagian dalam kurang efektif dan efisien. Hal
tersebut mempengaruhi hasil tes data awal dalam pembelajaran passing kaki
bagian dalam pada permaina sepak bola itu sendiri.
Berikut analisis hasil yang berupa data awal pembelajaran passing kaki
bagian dalam pada permainan sepak bola di kelas V SDN Tegaltangkolo 1

Data awal gerak dasar passing kaki bagian dalam pada perminan sepak bola
di SDN Tegaltangkolo 1

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan 70


Skor ideal = 9
Kriteria penilaian:
 Jika skor siswa ≥6 maka dikatakan lulus
 Jika skor siswa ≤6 maka dikatakan tidak lulus
skor siswadiperoleh
Keterangan: x 100%
skor ideal

Deskriptor pengamatan terhadap aktifitas siswa :

a. Sikap Awal
1. Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola
2. Posisi badan sedikit condong ke depan
3. Lutut kaki tumpu ditekuk
4. Kaki yang akan digunakan menendang lurus ke belakang

b. Gerakan Menendang
5

1. Mengayunkan kaki yang digunakan menendang dari belakang ke arah bola


2. Perkenaan bola tepat pada kaki bagian dalam
3. Hasil tendangan mendatar
4. Tangan membentang ke samping untuk menjaga keseimbangan

c. Sikap Akhir
1. Kaki tendang diangkat
2. Kaki tendang kembali lurus
3. Posisi badan tegak
4. Pandangan lurus ke arah sasaran

Berdasarkan hasil tes awal yang telah dilaksanakan pada 20 siswa. 30%
siswa lulus dan 70% siswa tidak lulus dalam melakukan gerak dasar passing
menggunakan kaki bagian dalam.
Setelah dianalisis hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran yang
berlangsung pada materi passing kaki bagian dalam pada permainan sepak
bola, tidak adanya keaktifan siswa yang menonjol. Walaupun hanya beberapa
siswa saja, itupun hanya sekedar menanyakan akibat melakukan gerakan
guling depan. Jadi menurut peneliti jatuhnya tingkat kelulusan siswa tentang
passing kaki bagian dalam pada permainan sepak bola bisa dikarenakan tidak
menariknya metode pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sarana
olahraga yang kurang memadai, guru yang kurang membantu dalam proses
pembelajaran.
Dengan data yang diperoleh saat observasi awal dalam passing kaki bagian
dalam pada permainan sepak bola, peneliti merasa perlu memberikan alternatif
atau solusi yang dihadapi oleh siswa kelas V. Yaitu dengan memberikan
alternatif metode kooperatif TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran passing kaki bagian dalam pada permainan sepak bola
Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul
“Meningkatkan gerak dasar passing kaki bagian dalam pada permainan sepak
6

bola melalui metode kooperatif TGT pada siswa kelas V di SDN


Tegaltangkolo 1”.

D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH


1. Perumusan Masalah
Untuk kajian yang akan dibahas menjadi fokus, maka penting adanya
masalah yang akan dibahas. Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran passing kaki bagian dalam pada
permainan sepak bola menggunakan media sasaran di kelas V SDN
Tegaltangkolo 1?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran passing kaki bagian dalam pada
permainan sepak bola menggunakan media sasaran di kelas V SDN
Tegaltangkolo 1?
c. Bagaimana aktivitas siswa saat pembelajaran passing kaki bagian dalam pada
permainan sepak bola menggunakan media sasaran di kelas V SDN
Tegaltangkolo 1?
d. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing kaki bagian dalam
pada permainan sepak bola menggunakan media sasaran di kelas V SDN
Tegaltangkolo 1?

2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
memberikan alternatif tindakan dengan menerapkan media sasaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran passing kaki bagian
dalam pada permainan sepak bola. Pembelajaran passing kaki bagian dalam
pada permainan sepak bola ada beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahapan perencanaan, pada tahapan ini guru mempersiapkan siswa kearah
pembelajaran guling depan serta memberikan motivasi kepada siswa dalam
7

mengikuti pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai materi,


tujuan, pokok-pokok kegiatan dan ketentuan pembelajaran.
b. Tahapan pelaksanaan, pada tahapan ini guru memberikan bimbingan dan
instruksi kepada siswa terus-menerus mengenai cara-cara pembelajaran guling
depan pada senam lantai serta memberikan bantuan kepada siswa yang tidak
bisa melakukan gerakanpassing kaki bagian dalam..
c. Tahapan aktivitas, pada tahapan ini guru memberikan motivasi kepada siswa
agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran senam lantai.
d. Tahapan evaluasi, pada tahapan ini guru mengevaluasi siswa dengan
mengadakan tes, dimana setiap siswa melakukan passing kaki bagian dalam
dan dicatat hasilnya.

E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penelitian tindakan
kelas ini adalah :
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran passing kaki bagian dalam pada
permainan sepak bola menggunakan media sasaran siswa kelas V SDN
Tegaltangkolo 1.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran passing kaki bagian dalam pada
permainan sepak bola menggunakan media sasaran siswa kelas V SDN
Tegaltangkolo 1.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran passing kaki bagian
dalam pada permainan sepak bola menggunakan media sasaran siswa kelas V
SDN Tegaltangkolo 1.
4. Dengan menggunakan media sasaran diharapkan dapat memberikan
kemudahan pada guru dalam meningkatkan proses belajar siswa berupa
peningkatan pembelajaran passing kaki bagian dalam pada permainan sepak
bola.

F. MANFAAT PENELITIAN
8

1. Manfaat bagi siswa atau peserta didik


a. Siswa akan lebih mudah dalam melaksanakan gerak dasar passing kaki bagian
dalam, sehingga akan berdampak kepada peningkatan hasil belajar siswa itu
sendiri.
b. Pembelajaran gerak dasar passing kaki bagian dalam pada permainan sepak
bola menggunakan media sasaran diharapkan dapat membuat siswa antusias
terhadap pelajaran pendidikan jasmani, senang akan proses pembelajaran,
sehingga akan muncul pembelajaran yang bermakna.
2. Manfaat bagi guru
a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di SD.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kreatifitas belajar
pendidikan jasmani
c. Meningkatkan kualitas mengajar
d. Pembelajaran melalui media sasaran diharapkan dapat memberikan
kemudahan pada guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa berupa
peningkatan gerak dasar passing kaki bagian dalam pada permainan sepak
bola
3. Manfaat bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih yang baik pada sekolah
dalam rangka memperbaiki pembelajaran pada khususnya dan sekolah pada
umumnya.
4. Manfaat bagi penulis
a. Dapat menambah wawasan tentang pembelajaran passing kaki bagian dalam
pada permainan sepak bola
b. Dapat mengembangkan pembelajaran penjas melalui pengembangan metode
pembelajaran
c. Mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran passing kaki bagian dalam
pada permainan sepak bola menggunakan media sasaran

G. BATASAN ISTILAH
9

Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan


sebagai berikut :
1. Meningkatkan

kata “meningkatkan” memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapisan


dari satu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat menjadi
meningktkan yang diartikan mengusahakan dapat dinaikan tingkat yang lebih
baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari yang tidak bias menjadi
bias. (kamus besar bahasa Indonesia : 125)

2. Teknik

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka


mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang
harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan
efisien? Dengan demikian sebelum seorang melakukan proses ceramah
sebaiknya memperhatikan kondisi dan
situasi.(http://jaririndu.blogspot.com/2012)

3. Passing

Arti Passing dalam sepak bola adalah mengoper, Passing sendiri


merupakan tekhnik dasar dalam sepakbola yang sangat penting. Bisa
dikatakan jika seseorang tidak bisa melakukan Passing, maka orang tersebut
tidak akan bisa bermain sebagai pesepakbola profesional. Terlebih lagi jika
orang tersebut tidak memiliki skill individu yang bagus
(http://jaririndu.blogspot.com/2012).

4. Sepakbola

Sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-
masing regu terdiri dari (11) orang pemainyang lazim disebut kesebelasan.
(sarumpaet1992)
10

H. KAJIAN PUSTAKA

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Penjaskes

a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi kita semua. Menurut Syah
( 2004 :1 ), definisi belajar adalah “kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan”. Belajar adalah suatu proses perubahan didalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut dalam bentuk peningkatan
kualitas tingkah laku seperti peningkatan percakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain.
Dalam proses belajar menurut Slameto ( 2010 : 3,4 ) menjelaskan ciri-ciri
perubahan tingkah laku yang terjadi, yaitu :
1. Perubahan terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat berkelanjutan dan fungsional
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5. Perubahan alam belajar bertujuan atau terarah
6. Perubahan mencakup aspek tingkah laku
Proses belajar terjadi secara sadar, intinya bahwa seseorang atau individu
dalam proses belajar menyadari bahwa adanya perubahan itu sekarang-
kurangnya ia akan merasa telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b. Pembelajaran Penjaskes
Dalam proses belajar mengajar ( PBM ) penjas, pembelajaran merupakan
salah satu peran penting. Pendidikan jasmani merupakan aktibitas gerak
jasmani yang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
potensi dan kemampuannya secra menyeluruh, bukan hanya aspek fisik. Ini
sesuai dengan yang disampaikan Subroto ( 2000 : 6 ) menjelaskan bahwa :
Meskipun pendidikan jasmani itu merupakan proses pendidikan melalui
aktifitas jasmani dan olahraga, namun tujuan yang hendak dicapai oleh
pendidikan jasmani bukan hanya aspek fisik, tapi lebih bersifat pedagogis
11

proporsional. Artinya nilai-nilai pendidikan yang terkait dengan aspek


intelektual, moral, sikap, keterampilan fisik, dan kebugaran jasmani, serta
etika dikembangkan secara selaras, seimbang dan serasi.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru
pendidikan jasmani mendorong dan mengarahkan siswa agar mau untuk
belajar, aktivitas yang lebih menonjol ada pada siswa. Guru cenderung
berperan sebagai fasitator dan motivator agar siswa mau untuk belajar (
learn how learn ). Dengan demikian guru sebagai fasilitator dan motivator
harus bisa mendorong dan mengarahkan siswa agar kemampuan serta potensi
yang dimilikinya berkembang secara maksimal.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran pendidikan jasmani adalah proses pembelajaran yang dilakukan
secara sistematis dan terprogram oleh guru dalaam upaya membantu agar
potensi dan kemampuan yang dimiliki para peserta didik atau siswa dapat
berkembang secara utuh baik terkait dengan aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor, yaitu dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

I. HIPOTESIS
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diungkapkan hipotesis tindakan
sebagai berikut : “adanya peningkatan hasil belajar gerak dasar passing
kaki bagian dalam pada permainan sepak bola menggunakan media
sasaran di kelas V SDN Tegaltangkolo 1”.

J. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN


1. Rencana Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Tegaltangkolo 1
tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa sebanyak 17 orang terdiri dari siswa
perempuan sebanyak 7 orang dan siswa laki-laki sebanyak 10 orang.
Karakteristik keseluruhan siswa kelas VI pada saat pembelajaran aktif, sifat
12

siswa yang aktif ini kurang diarahkan sehingga penguasaan gerak passing
kakibagian dalam permainan sepak bola ini belum mencapai KKM yang
diharapkan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil subjek penelitian
pada siswa kelas VI SDN Tegaltangkolo 1 untuk meningkatkan gerak dasar
passing kaki bagian dalam pada permainan sepak bola melalui media sasaran.

2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian terhadap meningkatkan gerak dasar passing
kaki bagian dalam pada permaianan sepak bola melalui media sasaran, akan
dilaksanakan dalam waktu 3 bulan terhitung dari bulan Oktober hingga bulan
Desember.

3. Tempat Penelitian
Lokasu tempat penelitian adalah SDN Tegaltagkolo 1 yang beralamat di
Desa Rancamanggung Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Lokasi
ini dipilih karena lokasinya strategis bagi penelti.
2. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas


(PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Beberapa alasan pentingnya
Penelitian Tindakan Kelas menurut Kasihani (1998:8) adalah sebagai berikut :

Pertama, dengan melakukan penelitian tindakan kelas berarti guru dapat


melihat kembali apa yang sudah dilakukan selama ini di kelas.

Kedua, penelitian tindakan kelas memberikan keterampilan pada guru


untuk segera dapat menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi kelas
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas untuk kerjanya.

Ketiga, penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk


memperbaiki mutu program pembelajaran di semua jenjang pendidikan
termasuk SD.
13

Secara tegas Hopkins (1993 : 44) dalam Wiriiatmadja (2004 : 11)


menuliskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang
untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses
perbaikan dan perubahan.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus


yang mengacu pada model spiral Kemmis dan Mc. Taggart (1988) dalam
Wiriaatmadja (2005 : 66) yang dimulai dari suatu perencanaan (Planning),
tidakan (Action), pengamatan (Observation), dan refleksi (Reflection).
Kemudian mengadakan perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya.
Pelaksanaan siklus dilakukan secara berulang-ulang sampai peningkatan yang
diharapkan tercapai. Merujuk pada model siklus yang dikemukan oleh
Kemmis dan Mc. Taggart, gambaran prosedur atau alur penelitian ini tampak
pada gambar berikut :

SIKLUS PELAKSANAAN TINDAKAN DALAM PTK

R
E
PLAN

PLAN

F Siklus 1
L
E
C AC
OBSERVE T TIO
I N
OBSERVE
F

R Siklus 2
REVISED

E
PLAN

F dan seterusnya
L
E
C AC
OBSERVE T TIO
I N
F
A
C
T
14

Gambar I
Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja. 2005 : 66)

Gambar diatas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang
diawali dengan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan yang akan
dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku
sebagai solusi penerapan tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan
oleh peneliti sebagi upaya perbaikan, perubahan dan peningkatan yang
diinginkan, mengobservasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari
suatu tindakan yang akan dilakukan dan melakukan refleksi (reflection) yaitu
suatu kegiatan mengkaji dan melihat dan mempertimbangkan hasil dari suatu
tindakan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas
tindakan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya
mengulang suatu tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan
dari suatu tindakan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang
diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
Adapun pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini direncanakan
melalui beberapa siklus yang ditempuh sebagai berikut :
1. Siklus I, memperbaiki permasalahan yang ditemukan dari data awal dengan
menerapkan media sasaran pada pembelajaran passing kaki bagian dalam pada
permainan sepak bola.
2. Siklus II, memperbaiki kekurangan yang terdapat pada Siklus I yang telah
dilaksanakan, sehingga kekurangan yang ada, dapat diperbaiki pada Siklus II
dengan cara memberikan rangkaian passing kaki bagian dalam.
3. Siklus III, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada
proses perbaikan pembelajaran Siklus II, dengan maksud agar permasalahan
yang ditemukan pada perbaikan pembelajaran Siklus II dapat diperbaiki,
sehingga semua permasalahan yang timbul pada proses pembelajaran dapat
diperbaiki sampai dengan pencapaian hasil yang sesuai target.
15

Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan


tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi dan perencanaan untuk
tindakan selanjutnya.
Dari bagan di atas dapat dijelaskan langkah - langkah model siklus ini
sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Setelah mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta


persetujuan dari Kepala Sekolah dan rekan - rekan guru kemudian melakukan
obsevasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani
tentang pembelajaran gerak dasar passing kaki bagian dalam pada permaiana
sepak bola siswa kelas VI SDN Tegaltangkolo 1. untuk mendapatkan data
awal sebagai masalah penelitian, ditemukan permasalahan bahwa sebagian
besar siswa kurang mampu melakukan gerak dasar passing kaki bagian dalam
karena kurang tepatnya saat menerapkan metode pembelajaran, kurangnya
bimbingan dan tidak memberikan motivasi untuk melakukan pembelajaran.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini dimulai dari menganalisis kurikulum
Pendidikan Jasmani SD tentang gerak dasar passing kaki bagian dalam pada
permainan sepak bola, kemudian hasil analisis tersebut dituangkan dalam
bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu


menerapkan skenario pembelajaran yang sudah direncanakan yang terdiri dari:
Kegiatan awal

 Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan dalam


pembelajaran gerak dasar passing kaki bagian dalam
 Guru memimpin pemanasan meliputi gerakan statis dan gerakan dinamis.

Kegiatan inti
16

 Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang geak dasar passing kaki bagian
dalam
 Siswa memperhatikan demonstrasi yang dicontohkan oleh guru.
 Siswa melakukangerak dasar passing kaki bagian dalam bergiliran.
 Guru membantu siswa pada saat melakukan gerak dasar passing

Kegiatan akhir

 Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memperbaiki kekurangan-


kekurangan yang terdapat pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.
 Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.

c. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah evaluasi proses dan evaluasi
hasil. Dalam evaluasi proses guru memberikan kesempatan kepada siswa yang
masih kurang mampu melakukan gerak dasar passing kaki bagian dalam.
Sedangkan evaluasi akhir siswa melakukan gerk dasar passing kaki bagian
dalam tanpa bantuan guru atau temannya.

d. Observasi

Pada kenyataannya tahap observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan


pelaksanaan tindakan observasi, merupakan semua kegiatan untuk mengenal,
merekam dan mendemonstrasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai
dari tindakan yang direncanakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana keterlibatan dan konstribusi siswa dalam pembelajaran. Melalui
tahap observasi semua data dikumpulkan dengan membuat catatan lapangan
yang lengkap mengenai hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran.

e. Refleksi

Dalam tahap refleksi merupakan kegiatan untuk melakukan analisis,


interprestasi dan eksplorasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari
17

hasil observasi terhadap perencanaan dan perencanaan siklus yang telah


dilakukan, sebagai acuan untuk perecanaan dan pelaksanaan tindakan siklus
selanjutnya.

f. Tahap Perencanaan Tindakan Lanjutan

Tahap ini merupakan tahap untuk merencanakan tindakan lanjutan bila


pada tahap refleksi diketahui bahwa pada tindakan sebelumnya belum
mencapai target yang telah ditentukan. Perencanaan tindakan lanjutan ini
merupakan jawaban dari hasil refleksi tindakan sebelumnya yang belum
terpecahkan sehingga perlu adanya tindakan lanjutan untuk memperbaiki atau
memodifikasi tindakan sebelumnya yang memang belum dapat mengatasi
masalah sesuai dengan yang diharapakan.

K. INSTRUMEN PENELITIAN
a. IPKG 1 ( Instrumen Penilaian kinerja Guru )
Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini kinerja
guru dalam merencanakan pembelajaran gerak dasar passing kaki bagian
dalam pada permainan sepak bola melalui media sasaran
b. IPKG 2 ( Instrumen Penilaian Kinerja Guru )
Dilakukan untuk mengukur kemampuan melaksanakan pembelajaran
guling depan dalam pembelajaran senam, yang dalam hal ini kinerja guru
dalam melaksanakan gerak dasar passing kaki bagian dalam pada permainan
sepak bola melalui media sasaran
c. Lembar aktivitas siswa
Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai kerjasama, sportivitas, dan
kedisiplinan siswa saat pembelajaran.
d. Tes Hasil Belajar
Dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar siswa sebelum dan sesudah
pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang diperoleh.
18

e. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini berisi rekaman perkembangan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran digunakan untuk menjaring data yang
dilihat, didengar dan diamati untuk menentukan hasil analisis.

L. DATA DAN SUMBER DATA


Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari
observasi, wawancara, catatan lapangan, serta data hasil dari tes praktek
guling depan yang dilakukan siswa kelas VI SDN Tegaltangkolo 1 Kecamatan
Tanjungsiang Kabupaten Subang.
Pengambilan data dalam penelitian ini berdasarkan data proses dan hasil
pembelajaran gerak dasar passing kaki bagian dalam. Adapun proses
pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Observasi
Pengamatan dilakukan selama situasi pembelajaran pada saat pelaksanaan
tindakan, secara terfokus pada media pembelajaran yang digunakan melalui
media sasaran. Subjek yang diteliti adalah kinerja guru dan aktivitas siswa
pada setiap siklusnya.

2. Wawancara
Wawancara dilakukan pada saat sebelum proses kegiatan pembelajaran
berlangsung yang dilakukan kepada guru.

3. Tes Praktek
Tes praktek diberikan kepada siswa secara individu setelah pembelajaran
selesai (kegiatan pembelajaran terakhir) untuk mengetahui adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak dasar passing kaki
bagian dalam pada permaianan sepak bola.
19

M. TEKNIK PENGOLAHAN DATA


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan
data kualitatif, dilakukan saat pelaksanaan refleksi dari setiap siklus
pemerolehannya berdasarkan setiap tindakan. Pengolahan data ini dilakukan
setelah data terkumpul yang diperoleh dari seluruh instrumen penelitian hasil
observasi, wawancara, catatan lapangan, tes praktek dan data hasil dibaca,
dipelajari, dan ditelaah. Langkah selanjutnya pengolahan data yang dilakukan
melalui tiga langkah, yaitu:
1. Reduksi data
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian
untuk penyederhanaan, abstraksi, transformasi data kasar yang diperoleh
menjadi informasi hasil tindakan.

2. Paparan data
Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi untuk menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau penyajian data yang
digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk paparan naratif dan
representative grafik.

3. Penyimpulan
Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan
mencari makna setiap gejala yang diperolehnya yang mungkin ada, alur
kausalitas dari fenomena, dan proposisi. Selanjutnya data tersebut disusun dan
dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir
diperiksa keabsahannya.

Kriteria kelulusan mata pelajaran penjaskes materi pembelajaran gerak


dasar passing kaki bagian dalam pada permainan sepak bola menggunakan
standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang dibuat oleh guru penjaskes.
20

N. VALIDASI DATA
Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari
aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat
dilakukan dengan teknik triangulasi, member chek, dan expert opinion.
(Wiriaatmadja: 2005).
1. Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara
kolaboratif.
2. Member chek dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data.
Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan
dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap
akhir pembelajaran melaui diskusi.
3. Audit trial yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpul data
dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing dan teman-teman mahasiswa.
4. Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan teuan peneliti
kepada pakar profesional, dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikan temuan
kepada pembimbing atau dosen untuk memperoleh arahan dan masukan
sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

O. JADWAL PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengacu pada agenda kegiatan
yang peneliti buat dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan tidak jauh dari
koridor yang ditetapkan sebagai berikut
:

N Uraian kegiatan WAKTU PELAKSANAAN


Januari Pebruari Maret April Mei
21

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Perencanaan

Pelaksanaan siklus
3
1
Pelaksanaan siklus
4
2
Pelaksanaan siklus
5
3

6 Pengolahan data

Penyusunan
7
laporan

P. DAFTAR PUSTAKA

Wiriaatmadja, Rochiati (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja


Rosdakarya.
Wiriaatmadja, Rochiati (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
22

Syarifuddin, Aip (1992). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta :


Depdikbud.
Syarifuddin, Aip (1993). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta :
Depdikbud.
Supandi, (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta : Depdikbud.
Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
http://jaririndu.blogspot.com/2012

Lampiran 4

IPKG 1
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU
(Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

1. Nama Guru :

2. NIP :

3. Sekolah :

4. Waktu :

5. Tanggal :
23

No KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN 1 2 3 4


A. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
2. Kejelasan rumusan
3. Kejelasan cakupan rumusan
4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar
JUMLAH
B. MENGEMBANGKAN DAN
MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA
SUMBER BELAJAR DAN METODE
PEMBELAJARAN
1. Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran
2. Menentukan dan mengembangkan metode
pembelajaran
3. Memilih sumber belajar
4. Memilih sumber pembelajaran
JUMLAH
C. MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN
PEMBELAJARAN
1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran
2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran
3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran
4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan
pembelajaran
5. Kesesuaian metode, materi dan peserta
didik
JUMLAH
D. MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN
MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN
24

1. Menentukan proses dan jenis penilaian


2. Membuat alat penilaian
3. Menentukan kriteria penilaian
JUMLAH
E. TAMPILAN DOKUMEN RENCANA
PEMBELAJARAN
1. Kebersihan dan kerapihan
2. Penggunaan bahasa tulis
JUMLAH
SKOR TOTAL IPKG 1
A+B+C+D+E= 32 x 100%
5 5

Deskriptor Perencanaan Pembelajaran


A. Merumuskan tujuan pembelajaran
a. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.
b. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas
tapi lengkap.
c. Rumusan tujuan pembelajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis
atau lengkap dan logis.
d. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.
B. Mengembangkan dan mengordinasikan materi, media (alat bantu
pembelajaran) metode pembelajaran dan sumber pembelajaran.
1. Mengembangkan dan mengordinasikan materi pembelajaran
a. Cakupan materi
b. Sistematika materi.
c. Kesesuaian dengan kemapuan dan kebutuhan siswa.
d. Kemutakhiran ( kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam
bidangnya).
2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran.
25

a. Direncanakan penggunaan satu macam media tapi tidak sesuai dengan


tujuan.
b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai
dengan tujuan.
c. Direncanakan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.
d. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai
dengan tujuan.
3. Memilih sumber belajar
a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.
b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa.
c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan.
d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.
4. Memilih metode pembelajaran
a. Direncanakan menggunakan satu macam media tetapi tidak sesuai
dengan tujuan.
b. Direncanakan menggunakan lebih dari satu macam media tetapi tidak
sesuai dengan tujuan.
c. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan
tujuan.
d. Direncanakan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan.
C. Merencanakan scenario kegiatan pembelajaran
1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran
a. Sesuai dengan tujuan.
b. Sesuai dengan perkembangan anak.
c. Sesuai dengan bahan yang di ajarkan.
d. Sesuai dengan waktu yang tersedia.
2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran
a. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup tetapi tidak rinci.
b. Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara rinci tetapi
tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.
26

c. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan


sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran.
d. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup secara rinci serta
sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.
3. Menentukan alokasi waktu
a. Alokasi waktu secara keseluruhan dicantumkan pada rencana
pembelajaran.
b. Alokasi waktu untuk setiap langkah ( kegiatan pembukaan, inti dan
penutup) dicantumkan.
c. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar dari pada jumlah waktu
kegiatan pembukaan dan penutup.
d. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah
pembelajaran dirinci secara proporsional.
4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan
a. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan.
b. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan.
c. Dicantunkan strategi pembelajaran sasuai dengan materi dan tujuan.
d. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan
secara rinci.
5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik
a. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik.
b. Dicantumkan metode, materi yang dapat di demonstrasikan peserta
didik.
c. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan
peserta didik.
d. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan
watak, sikap dan keterampilan peserta didik.
D. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian
1. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian
a. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai
dengan tujuan.
27

b. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai dengan


tujuan.
c. Tercantum prosedur dan jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai
dengan tujuan.
d. Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan
tujuan.
2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan
a. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian.
b. Alat penilai ada tapi tidak sesuai dengan bentuk erubahan dan tidak
lengkap.
c. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak
lengkap.
d. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap.
3. Menentukan criteria penilaian
a. Menuliskan deskriptor keberhasilan secara jelas.
b. Kriteria penilaian di tulis dengan bahasa yang jelas dan mudah
dipahami.
c. Tafsiran penilaian mewakili hasil kegiatan.
d. Deskriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian.

E. Tampilan dokumen rencana pembelajaran


1. Kebersihan dan kerapihan
a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah.
b. Tidak banyak coretan.
c. Bentuk dan tulisan baku.
d. Tulisan tegak bersambung.
2. Penggunaan bahasa tulis.
a. Bahasa komunikatif, mudah dimengerti dan dilaksanakan.
28

b. Pilihan kata tepat.


c. Struktur kalimat baku.
d. Struktur penulisan sesuai dengan EYD.

Lampiran 5

IPKG 2
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU
(Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)
Sekolah :
Kelas/Semester :
Waktu :
Penilaian Tafsiran
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4 SB B C K
A Pra Pembelajaran
1 Kesiapan ruang, alat, dan media
29

pembelajaran
2 Memeriksa kesiapan siswa
Jumlah
B Membuka Pembelajaran
1 Melakukan kegiatan apersepsi dan
pemanasan
2 Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan
dicapai dan rencana kegiatan

Jumlah
Penilaian Tafsiran
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4 SB B C K
C Mengelola Inti Pembelajaran
1 Memberikan petunjuk dan contoh gerakan
sikap awal, pelaksanaan dan akhir dalam
gerakan guling depan
2 Mengenai respon dan pertanyaan siswa
3 Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan
gerakan badan
4 Memicu dan memelihara ketertiban siswa
5 Memantapkan keterampilan guling depan
Jumlah
D Mendemonstrasikan Kemampuan
Khusus Dalam Pembelajaran Penjas
1 Merangkai gerakan
2 Memberikan kesempatan secara leluasa
kepada siswa melakukan aktivitas gerak
3 Membimbing siswa melakukan gerakan
dan melakukan aktivitas gerak
4 Memberikan pertolongan kepada siswa
30

yang mengalami kesulitan


5 Penggunaan metode pembelajaran
Jumlah
E Melaksanakan Evaluasi Proses Dan
Hasil Belajar
1 Melaksanakan penilaian selama proses dan
akhir pembelajaran
2 Melaksanakan penilaian pada akhir
pembelajaran
Jumlah
F Kesan Umum Kinerja Guru
1 Keefektifan proses pembelajaran
2 Penampilan guru dalam pembelajaran
Jumlah
PERSENTASE TOTAL:
A+B+C+D+E+F

Deskriptor kinerja guru


A. Pra pembelajaran
a. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran.
b. Memeriksa kesiapan siswa.
B. Membuka kegiatan pembelajaran
a. Menarik perhatian anak.
b. Memotivasi anak.
c. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak.
d. Mengarah pada kegiatan inti.
C. Mengelola inti pembelajaran
a. Isi kegiatan yang disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang.
b. Penyampaian lancar tidak tersendat-sendat.
c. Penyampaian sistematis.
31

d. Materinya benar dan mudah dimengerti anak.


D. Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas
a. Melakukan geraklan persiapan, pelaksanaan dan akhir.
b. Leluasa melakukan aktivitas siswa.
c. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan.
d. Membantu atau menentukan solusi pada siswa.
E. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
a. Melaksanakan penilaian/ pengamatan selama kegiatan berlangsung
sesuai dengan bentuk penilaian yang sudah ada.
b. Menilai kemajuan anak secara individual.
c. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung.
d. Memberi balikan dan perbaikan dari hasil penilaian.
F. Kesan umum kinerja guru
a. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran.
b. Guru member kesempatan untuk leluasa pada siswa.
c. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
d. Menutup pembelajaran dengan waktu yang telah di tentukan.
Lampiran 6

CATATAN LAPANGAN

Pelaksanaan tindakan : …………………………..

Pertemuan Ke : …………………………..

Hari/tanggal : …………………………..

Pukul : …………………………..

Deskripsi proses
Fokus Komentar
pembelajaran
32

Kegiatan awal
pembelajaran

Kegiatan inti
pembelajaran

Kegiatan akhir
pembelajaran
33

Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

Hari/tanggal :………………….

Nama observer : ………………….

NO Aspek yang di observasi Ya Tidak


A. Tahap perencanaan
1 Mempersiapkan perencanaan
2 Mempersiapkan materi pembelajaran
3 Menyediakan metode pembelajaran
4 Menyediakan alat penilaian
B. Tahap pelaksanaan
Kegiatan awal
1 Mengkaitkan materi dengan konsep-konsep yang
telah dimiliki oleh siswa
2 Menyampaikan tujuan pembelajaran
3 Menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan
siswa
Kegiatan inti
34

1 Mengembangkan materi pembelajaran sesuai


dengan tujuan
2 Memberikan pertanyaan yang mendorong siswa
untuk memahami konsep yang dipelajari
3 Membimbing siswa selama proses pembelajaran
4 Menjelaskan media pembelajaran yang
digunakan
5 Membantu siswa ketika mendapat kesulitan
Kegiatan akhir
Mengadakan penilaian
C. Evaluasi
1 Melaksanakan penilaian selama proses
pembelajaran
2 Melaksanakan tes individu

Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Hari/tanggal :………………….
35

Nama observer : ………………….

N Kegiatan siswa Penilaian Deskripsi


O B C K
1 Respon siswa terhadap
pertanyaan guru
2 Minat siswa terhadap
pembelajaran penjas gerakan
guling depan
3 Cara siswa menyimak instruksi
guru yang ada kaitannya dengan
konteks pembelajaran guling
depan
4 Tingkat pemahaman siswa
terhadap pembelajaran guling
depan

5 Cara siswa berinteraksi dengan


guru atau dengan temannya
sendiri

6 Kemampuan siswa dalam


menggunakan teknik dasar
gerakan guling depan
36

7 Cara siswa menyimpulkan


materi pembelajaran

Lampiran 9

FORMAT WAWANCARA GURU

PERTANYAAN JAWABAN
1. Bila dilihat dari kondisi siswa
bagaimana pemahaman
tentang gerak dasar dan
motivasi siswa dalam
pembelajaran guling depan
dalam pembelajaran senam
lantai?
2. Metode belajar apa yang biasa
37

bapak lakukan pada saat


mengajar senam?
3. Apa yang biasanya menjadi
kendala dalam setiap
pembelajaran senam?
4. Apakah bapak selalu Ya Tidak
memberikan contoh di setiap
pembelajaran senam?
5. Apakah bapak selalu
memperhatikan siswa ketika
pembelajaran berlangsung?

FORMAT WAWANCARA SISWA

Pertanyaan Jawaban
1. Materi apa yang kalian
senangi pada saat
pembelajaran penjas?

Ya Tidak
2. Apakah guru suka
memberikan contoh pada saat
pembelajaran?
38

3. Apakah materi pembelajaran


yang di ajarkan guru
membuat kalian jenuh?

Anda mungkin juga menyukai