Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH MODEL DIRECT INTRUCTION (PEMBELAJARAN

LANGSUNG) TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING


DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII
SMP 1 CIMALAKA TAHUN PELAJARAN 20121/2022

PROPOSAL

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyusunan skripsi

oleh
Gilang Permana Sidik
NPM 17210319663

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SEBELAS APRIL SUMEDANG
2021
1

A. Judul

Pengaruh Model Direct Intruction (Pembelajaran Langsung) terhadap hasil

Belajar Passing dalam Permainan Sepak Bola pada Siswa Kelas VII Smp 1

Cimalaka Tahun Pelajaran 20121/2022.

B. Bidang Ilmu

Pendidikan Jasmani.

C. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani berarti program pendidikan melalui gerak atau

permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan,

atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Paling

tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik

dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan

bisa juga keterampilan emosional dan sosial.

Pendidikan jasmani menurut Salim (2008: 7) adalah sebagai berikut.

Pendidikan Jasmani merupakan terjemahan dari physical education.


Jasmani artinya bersifat jasad atau kejasadan. Maksudnya ialah bahwa ia
sekali-kali bukan hendak mendidik jasad manusia, tapi merupakan usaha
pendidikan dengan jalan menggunakan tubuh manusia sebagai sasaran
antara dalam membina pengembangan manusia itu seluruhnya.

Maka dari itu pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang utama

untuk menunjang prestasi siswa. Karena dengan meningkatnya kesegaran

jasmani serta daya tahan tubuh siswa dan dengan bugarnya kondisi siswa

akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam mengikuti

pelajaran.

Sedangkan menurut Husdarta (Paturusi, 2012: 1) menjelaskan sebagai

berikut.
2

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian tak terpisahkan dari


pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh
dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional,
yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

Salah satu kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes

disekolah dikarenakan kurang kreativitas dan inovatif para guru penjasorkes

dalam menggunakan model pembelajaran. Guru penjasorkes selalu menggunakan

sarana dan prasarana yang seadanya secara terus menerus tanpa berpikir

untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih menyenangkan dan

inovatif. Sehingga banyak siswa merasa jemu dan bosan. Sedikit masih ada guru

penjasorkes yang masih menggunakan proses pembelajaran konvensional dan

juga menggunakan model Problem Based Learning sehingga menjadikan proses

pembelajaran menjadi monoton dan tidak menarik. Sering dijumpai mereka

menggunakan metode pembelajaran yang itu-itu saja dan menggunakan

lapangan di lingkungan sekolah tanpa mencoba hal yang baru dengan

pengembangan model pembelajaran yang telah dimodifikasi.

Dampak dari kurang bervariasinya penggunaan model pembelajaran

penjasorkes tentunya juga berdampak pada model dan pembelajaran di lapangan.

Proses pembelajaran penjasorkes harus didukung oleh sarana dan prasarana

pembelajaran yang memadai, seperti alat-alat olahraga dan lapangan sebagai

sumber belajar pembelajaran penjasorkes. Jika salah satu diantaranya kurang

memadai baik terbatas kuantitas maupun kualitasnya maka sangat berpengaruh

pada proses pembelajaran, khususnya pembelajaran sepak bola. Permainan

sepak bola menurut Rahamni (2014: 99) adalah sebagai berikut.

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak


diminati penduduk dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Cabang olaharaga
3

ini dimainkan oleh 11 orang pemain dan dilakukan disebuah lapangan


berumput yang sangat luas

Tentunya hal ini perlu latihan-latihan khusus dengan berbagai variasi

pembelajaran. Hal ini berkenaan dengan pembelajaran teknik dasar menggiring

dan menendang bola pada permainan sepak bola. Pada proses pembelajaran teknik

dasar tersebut, guru seringkali menggunakan metode dan strategi konvensional.

Sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi melelahkan dan

membosankan tidak ada hal yang menantang dan baru diperoleh siswa.

Sehubungan dengan itu peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran

direct intruction (pembelajaran langsung) dalam pembelajaran teknik dasar

passing (mengoper bola) bagi anak-anak SMP.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada siswa kelas VII

SMP 1 Cimalaka, terdapat beberapa kesalahan seperti pada saat mengoper bola,

arah bola yang dioper tidak tepat sasaran, sering melenceng jauh, dan operan yang

dilakukan kurang keras sehingga bola tidak sampai kepada teman satu tim. Selain

itu dalam proses pembelajaran ketika melakukan passing, siswa kurang aktif

bergerak dan lebih cenderung ingin menang sendiri dengan membawa bola secara

perorangan tanpa mementingkan temannya yang meminta bola.

Faktor pendidik juga kurang begitu memberikan intruksi yang baik

sehingga kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik tidak dikoreksi dengan

teliti. Siswa cenderung bergerak sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Padahal

dalam proses pembelajaran guru harus bisa membimbing siswanya untuk lebih

aktif dan selalu menanamkan kerja sama dengan timnya. Guru disini lebih sering

diam dan melihat tanpa bisa mengkoreksi apa yang harusnya dilakukan oleh

siswanya.
4

Dalam hal ini peneliti melakukan pertimbangan bahwa teknik dasar

passing merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam permainan

sepak bola. Oleh karena itu untuk meningkatkan keterampilan dalam berbagai

teknik dasar sepak bola, utamanya dalam teknik dasar passing sepak bola,

tentunya harus latihan teratur serta sistematis dengan metode dan bentuk

latihan yang tepat.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mencoba meneliti

pengaruh model pembelajaran yang kiranya bisa meningkatkan kemampuan

passing (mengoper bola) dalam permainan sepak bola. Model pembelajaran yang

dimaksud adalah model pembelajaran direct intruction (pembelajaran langsung).

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan

dalam skripsi dengan berjudul Pengaruh Model Direct Intruction

(Pembelajaran Langsung) terhadap hasil Belajar Passing dalam Permainan

Sepak Bola pada Siswa Kelas VII SMP 1 Cimalaka Tahun Pelajaran

20121/2022.

D. Batasan Masalah

Agar penelitian tidak meluas, masalah perlu dibatasi. Adapun batasan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel Penelitian terdiri dari :


a. variabel bebas (X) : model pembelajaran direct intruction.
b. variabel terikat (Y) : hasil belajar passing dalam permainan sepak bola.

2. Subjek atau sasaran penelitiannya adalah seluruh siswa kelas VII di SMP 1

Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022.

3. Metode penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian ini yaitu

dengan menggunakan metode eksperimen.


5

4. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tahan bola

(stoping & passing) yang diadaptasi dari buku tes dan pengukuran pendidikan

olahraga.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumus masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

5. Apakah model pembelajaran direct intruction (pembelajaran langsung)

berpengaruh terhadap hasil belajar passing dalam permainan sepak bola pada

siswa kelas VII di SMP 1 Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022?

6. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran direct intruction terhadap hasil

belajar passing dalam permainan sepak bola pada siswa kelas VII di SMP 1

Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022?

F. Tujuan Penelitian

Pentingnya menentukan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tentang

sasaran yang akan dicapai. Karena peneliti mengangkat judul tentang penerapan

sebagai variabel, untuk mengolah data dari hasil penelitian dan diuji ada atau

tidaknya penerapan yang dimaksud.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data atau

informasi tentang penerapan model pembelajaran direct intruction (pembelajaran

langsung) dalam pembelajaran passing permainan sepak bola pada siswa kelas

VII di SMP 1 Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022.


6

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran direct intruction terhadap

hasil belajar passing dalam permainan sepak bola pada siswa kelas VII di

SMP 1 Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022.

b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran direct intruction

(pembelajaran langsung) terhadap hasil belajar passing dalam permainan

sepak bola pada siswa kelas VII di SMP 1 Cimalaka tahun pelajaran

2021/2022.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran direct intruction (pembelajaran langsung) adalah sebagai

berikut.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan serta bisa bermanfaat dan hasil yang

didapat bisa diambil oleh para guru penjas di sekolah.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan oleh para

guru penjas disekolah dan khususnya untuk dapat memilah dan memilih mana

model pembelajaran yang efektif yang menjadikan pembelajaran menjadi aktif

dan timbulnya interaksi siswa terhadap pembelajaran yang sedang dipelajari.


7

Setidaknya guru penjas mempunyai gambaran yang baru mengenai model

pembelajaran yang baru.

H. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Menurut Winarno Surakhmad (Arikunto 2013:104) “anggapan dasar atau

populat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh

penyelidik”

Setiap individu memiliki kemampuan dan karakteristik yang unik dan

tersendiri yang telah dibawanya sejak lahir. Hal inilah yang menyebabkan adanya

perbedaan potensi dalam mempelajari suatu keterampilan gerak. Dengan adanya

perbedaan tersebut, maka setiap guru harus menguasai teknik penyajian dengan

baik dalam proses belajar mengajar.

Dalam penelitian ini anggapan dasar penulis yaitu sebagai berikut.

a. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang amat di gemari oleh

semua lapisan masyarakat di Indonesia.

b. Cara yang sering digunakan dalam proses pelatihan atau pembelajaran

keterampilan sepak bola adalah dengan langsung melakukan teknik dasar

sepak bola yang diperoleh melalui peragaan pelatih. Cara ini sampai saat

sekarang masih efektif dalam rangka transformasi pengetahuan dan

keterampilan.

c. Keterampilan mengoper bola (passing) adalah salah satu teknik dasar dalam

permainan sepak bola.


8

2. Hipotesis

Suatu hipotesis dapat diterima jika hasil penelitian membenarkan

pernyataan itu dan akan ditolak bila kenyataannya menyangkal. Berdasarkan

uraian di atas maka hipotesis dalam peneltian ini adalah sebagai berikut.

a. Model pembelajaran direct intruction (pembelajaran langsung) berpengaruh

positif terhadap hasil belajar passing dalam permainan sepak bola pada siswa

kelas VII di SMP 1 Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022.

b. Model pembelajaran direct intruction berpengaruh positif yang signifikan

terhadap hasil belajar passing dalam permainan sepak bola pada siswa kelas

VII di SMP 1 Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022.

I. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran terhadap judul penelitian ini

maka diperlukan definisi operasional. Dengan definisi operasional tersebut

diharapkan akan menimbulkan persepsi yang sama terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam judul penelitian ini. Oleh karena itu, berikut penulis uraikan

definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut.

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (benda, orang) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

Model pembelajaran direct intruction adalah  model pembelajaran yang

menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan

mengutamakan pendekatan deduktif.

Hasil belajar merupakan suatu norma yang dapat memberikan gambaran

terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.


9

Passing adalah teknik mengoper atau memindahkan momentum bola dari satu

pemain ke pemain lainnya dalam pertandingan sepak bola.

Sepak bola adalah permainan beregu, yang tiap regu terdiri dari sebelas orang

pemain salah satunya adalah penjaga gawang, permainan seluruhnya

menggunakan kaki kecuali penjaga gawang boleh menggunakan tangan didaerah

hukumannya.

J. Ringkasan Landasan Teoretis

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari pendidikan umum dan khusus. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar

tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional,

yaitu menjadi manusia seutuhnya. Paturusi (2012: 1) mengemukakan sebagai

berikut.

Bahwa pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses


pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olaharaga
untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik
dalam hal fisik, mental serta emosional.

Berdasarkan kutipan di atas dapat penulis jelaskan bahwa pendidikan

jasmani sangatlah penting bagi perkembangan peserta didik, karena disamping

pendidikan jasmani dapat meningkatkan perkembangan fisik, pendidikan jasmani

juga dapat membentuk kepribadian yang positif.

Pendidikan jasmani dapat meningkatkan ketangkasan atau keterampilan

siswa, meningkatkan daya tahan tubuh, kecepatan, kekuatan, kelincahan dan

komponen-komponen fisik lainnya. Sedangkan secara psikis dapat mengetahui

bakat siswa tersebut dalam cabang olahraga, juga dapat patuh terhadap peraturan-
10

peraturan dan tata tertib sekolah maupun peraturan di dalam olahraga itu sendiri.

Pada intinya dalam pendidikan jasmani adalah peningkatan gerak manusia.

2. Sepak Bola

Sepak bola adalah permainan invasi yaitu permainan yang

memperbolehkan setiap pemain dalam sebuah tim atau regu yang bertanding

menyerang memasuki daerah pertahanan lawan, dan setiap pemain dalam sebuah

tim berusaha memasukan bola ke gawang lawannya untuk membuat gol atau skor,

serta menjaga gawangnya dari serangan lawan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

yang dikemukakan oleh Salim (2008: 10) sebagai berikut. “Tujuan utama dari

permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang

tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan”. Gol

dihitung jika bola seluruhnya telah melewati garis gawang. Sesuai dengan

pernyataan Salim (2008: 11) “Pemain sepak bola dimainkan oleh dua tim dengan

beranggotakan masing-masing 11 orang”. Setiap pemain berusaha memasukan

bola dengan cara melakukan operan(passing), menggiring (dribbling), menembak

(shooting).

3. Teknik Dasar Passing dalam Permainan Sepak Bola

Teknik-teknik passing dalam sepak bola menurut Mielke (2003: 20) antara

lain sebagai berikut.

1. Sikap awal
Posisikan tubuh agar sebidang dari bahu, tubuh, dan pinggul dengan arah
passing yang dituju
2. Sikap Pelaksanaan
Ketika tubuh telah sebidang dengan arah passing tariklah kaki yang akan
digunakan untuk menendang ke arah belakang dengan kaki mengarah ke
samping, sehingga kaki bagian dalam menghadap ke bola
3. Sikap Akhir/menendang
Pertahankan kepalamu tetap menghadap ke bola dan kaki yang digunakan
untuk tumpuan ditempatkan di samping bola untuk menjaga
11

keseimbangan. Sentuhlah bola dengan menggunakan kaki bagian dalam


yang merupakan permukaan tendangan yang paling dalam.

4. Belajar dan Hasil Belajar

a. Belajar

Menurut Sutanto Ahmad, (2016: 35) Belajar adalah suatu aktivitas mental

yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, dan

berbekas keterampilan dan nilai yang relative bersifat konstan.

b. Hasil Belajar

Menurut Purwanto, (2016: 38-39) “Hasil belajar merupakan proses dalm

diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan

dalam perilakunya”. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat

dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan

dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita

berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan,

bahwa suatu proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran

khususnya dapat dicapai.

5. Model Pembelajaran

Menurut Soekamto (Badar, 2015: 24) “Model pembelajaran yaitu

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”


12

Dengan demikian, aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan

bertujuan yang tertata secara sistematis.

6. Model Pembelajaran Direct Intruction (Pembelajaran Langsung)

Pembelajaran/pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang

bersifat teacher center. Menurut Arends (Badar, 2016:93) “Model pengajaran

langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan

pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan

pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”.

7. Belajar Passing dalam Permainan Sepak Bola dengan Menggunakan


Model Pembelajaran Direct Instruction
Sebagai aktivitas yang sangat digemari, permainan sepak bola ini berbeda

dengan proses pembelajaran yang ada di sekolah, disetiap aktifitas dalam proses

pembelajaran terlihat sangat menoton sehingga para siswa kurang tertarik untuk

mengikuti aktifitas yang diberikan. Dalam proses pembelajaran seorang guru

dituntut untuk inovatif menyajikan proses pembelajaran dan menarik

perhatian siswa untuk lebih terarik mengikuti aktifitas tersebut. Seorang guru

harus mampu memanfaatkan media-media belajar dan penggunaan metode dan

model pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menguasai materi yang

diberikannya.

Proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu

usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran

yang bersifat mendidik itu terjadi melalui interaksi antara siswa sebagai peserta

didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dan
13

melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan

pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar.

Menurut Skiner (Husdarta, 2014: 2) “Belajar dimaknai sebagai proses

perubahan tingklah laku sebagai akibatr adanya interaksi antara individu dengan

lingkungannya

Oleh karena itu dalam proses pembelajaran passing dalam permainan

sepak bola siswa akan sangat mudah melakukan proses pembelajaran jika

menggunakan model pembelajaran direct intruction karena pembelajaran direct

intruction lebih menakankan peran aktif guru untuk menumbuhkan minat dan

bakat siswa.

Adapun Langkah-langkah pembelajaran langsung (direct intruction) yaitu

sebagai berikut.

a. Guru memaparkan maksud dari pelajaran dan tingkat-tingkat performa dalam

praktek.

b. Guru menggambarkan isi pelajaran dan hubunganya dengan pengalaman

sebelumnya.

c. Guru mendiskusikan prosedur-prosedur pembelajaran.

d. Guru mencontohkan apa yang akan dipraktekan kepada siswa.

e. Guru memberikan kesempatan agar siswa bertanya.

K. Metodologi Penelitian

1. Metodologi Penelitian

Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam masalah ini, perlu

dilakukan penelitian. Dalam penelitian hendaknya menggunakan metode yang

sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Menurut Sugiyono, (2018:2) “Metode
14

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”.

Berdasarkan tujuan penelitian, penulis dalam penelitian ini menggunakan

metode eksperimen, sebab metode eksperimen dapat dianggap sebagai metode

yang dapat memberikan informasi yang paling tepat. Alasan lain penulis

menggunakan metode penelitian eksperimen adalah karena masalah yang

dihadapi adalah untuk mengungkapkan faktor-faktor sebab akibat, seperti yang

dijelaskan Sugiyono (2018: 72) “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunkan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dari kedua variabel

tersebut, penggunaan metode eksperimen dengan model pre test dan pos test, di

mana kelompok eksperimen dikenai perlakuan pengukuran awal sebelum

diberikan treatment (perlakuan), dan setelah selesai perlakuan, selanjutnya

diberikan tes akhir yang sama dengan tes awal, yang maksudnya adalah untuk

mengetahui peningkatannya setelah diberi perlakuan.

2. Desain Penelitian

Untuk menjelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini

penulis membuat desain penelitian. Menurut Nazir (2017:70) “Desain penelitian

merupakan rencana/semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian”. Suatu rancangan percobaan hingga informasi yang

berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat

disimpulkan. Dengan kata lain desain sebuah eksperimen merupakan langkah-

langkah yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang
15

semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisa

objektif dan kesimpulan yang berlaku persoalan yang sedang dibahas pada

penelitian ini penelitian menggunakan desain penelitian seperti pada gambar

berikut.

x
T1 T2

Gambar 3
Desain Penelitian
Keterengan :
T1 = Test awal passing
X = Penggunaan model direct intruction
T2 = Test akhir passing

Adapun langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut.

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL PASSING PERMAINAN SEPAK


BOLA

BELAJAR PASSING MENGGUNAKAN


MODEL PEMBELAJARAN DIRECT
INTRUCTION

TES AKHIR PASSING PERMAINAN


SEPAK BOLA

IDENTIFIKASI DATA

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS


DATA
KESIMPULAN

Gambar 5
Langkah-Langkah Penelitian
16

3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Menurut Arikunto (2013:174) “Populasi adalah subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi”

Dalam menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan

gambaran sesuai dengan yang diharapkan diperlukan sumber data. Pada umumnya

sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Elemen

tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah,

kelas, organisasi dan lain-lainnya. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian,

maka dapat digambarkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek

penelitian tempat diperolehnya informasi yang dapat berupa individu maupun

kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas kelas VII di

SMP 1 Cimalaka sebanyak 120 orang.

Tabel 1
Populasi Siswa kelas VII SMP 1 Cimalaka

No Kelas Jumlah Siswa Putra


1 VII A 15 orang
2 VII B 13 orang
3 VII C 12 orang
4 VII D 14 orang
5 VII E 13 orang
6 VII F 15 orang
7 VII G 13 orang
8 VII H 13 orang
9 VII I 12 orang
Jumlah 120 orang

Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VII SMP 1 Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah 120 orang.
17

b. Sampel

Mengenai sampel penelitian, sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti. Arikunto (2013:174) menjelaskan, “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi

sampel dalam penilaian ini adalah sebanyak 120 orang siswa putra kelas VII SMP

1 Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022 sebanyak 120 orang. Dengan kata lain

seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Teknik penentuan sampel menurut

Arikunto (2006: 134) yaitu sebagai berikut.

“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjek kurang dari 100,lebnih


baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-
15% atau 20-25%”
Dalam penelitian ini jumlah populasi yang digunakan adalah 120 orang.

Dari semua populasi ini tidak semuanya dijadikan sampel, mengingat terbatasnya

waktu, tenaga, dan biaya. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar

25% dari jumlah populasi. Dengan demikian sampel yang digunakan adalah

sebanyak 30 orang.

c. Teknik Pengambilan Sampel

“Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”, (Sugiyono, 2016 : 118).

Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan yaitu metode simple random

sampling, dengan tujuan penulis ingin meneliti 30 siswa yang merupakan elemen

dari populasi. Teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono (2016 : 120).

Populasi Diambil secara random Sampel yang


Homogen/relatif represantatif
homogeny
18

Gambar
Teknik Pengambilan Sampel Simple Random

¿
¿ =N × n

keterangan:

¿ = jumlah sampel kelompok

N = jumlah populasi keseluruhan

¿ = jumlah populasi menurut kelas

n = jumlah sampel

Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.

Tabel 1
Jumlah Populasi dan Sampel

Jumlah Siswa
No Kelas Proporsi Sampel
Putra
1 VII A 15 orang 15/120 x 30 = 3,75 4 orang
2 VII B 13 orang 13/120 x 30 = 3,25 3 orang
3 VII C 12 orang 12/120 x 30 = 3 3 orang
4 VII D 14 orang 14/120 x 30 = 3,5 4 orang
5 VII E 13 orang 13/120 x 30 = 3,25 3 orang
6 VII F 15 orang 15/120 x 30 = 3,75 4 orang
7 VII G 13 orang 13/120 x 30 = 3,25 3 orang
8 VII H 13 orang 13/120 x 30 = 3, 25 3 orang
9 VII I 12 orang 12/120 x 30 = 3 3 orang
Jumlah 120 orang Jumlah 30 orang

Berdasarkan data di atas penulis untuk memperoleh sampel 20 orang dari

populasi tersebut digunakan teknik simple random sampling, baik dengan cara

undian, ordial, maupun tabel bilangan random.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, maka harus diperoleh data

yang objektif. Data tersebut dapat diperoleh melalui pengetesan dan pengukuran.
19

Proses pengumpulan data merupakan bagian dari kegiatan penelitian. Alat yang

digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, yaitu tes tahan bola

(passing dan stopping) yang diambil dari buku tes dan pengukuran pendidikan

olahraga.

5. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh melalui tes, maka data yang diperoleh tersebut

kemudian dianalisis dengan rumus-rumus statistic dari Suherman (2014) dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menghitung Skor Rata-Rata (Mean)

Rumus untuk mencari nilai rata-rata :

X=
∑x
Rumus : n
Keterangan :

X = Skor rata-rata
∑x= Jumlah skor mentah

n = Jumlah sampel

b. Menghitung Simpangan Baku

Rumus untuk mencari simpangan baku :

S=
√ ∑ ( X 1−X )2
n−1

Keterangan :

S = Simpangan Baku X1 = Skor yang di dapat

```∑ = Jumlah dari n = Banyak sampel


20

c. Uji normalitas (Uji liliefors)

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui penyebaran skor yang diperoleh

siswa. Adapun langkahnya sebagai berikut.

1) Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang

paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

2) Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z, dengan pendekatan

Z-skor yaitu:

Z=

Keterangan :

X1 = Skor yang diperoleh siswa

X = Nilai rata - rata

S = Simpangan Baku

3) Mencari F(Zi), dengan rumus :

a) Jika (Zi) nya negatif, maka 0,5 - Z tabel

b) Jika (Zi) nya positif, maka 0,5 + Z tabel

4) Menentukan proporsi masing-masing nilai S(Z1) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan

banyaknya sampel.

Z 1 Z 2 Z 3 , … … .. , Z N Z 1
S (Z1) =
N

5) Menghitung selisih antara F (Zı) – S (Zı)

6) Dengan bantuan tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors, maka tentukan nilai

L tabel pada taraf nyata (α) 0,05


21

7) Menentukan nilai paling besar (Lo) dari selisih F (Zı) - S(Zı)

8) Membandingkan (Lo) dengan tabel Liliefors dalam taraf nyata 0,05.

Jika Lo < L tabel, maka distribusi normal. Jika Lo > L tabel, maka distribusi

tidak normal.

d. Menguji signifikan (peningkatan),

Untuk menguji signifikansi (peningkatan), digunakan rumus sebagai

berikut.

B
t= ΣB √(B−B)2
SB dimana B= dan SB =
n n−1
√n

Keterangan :

t = nilai skor yang dicari

B = nilai rata-rata beda

SB = Simpangan Baku beda

n = jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 0,05

a) Terima hipotesis nol jika hargathitung lebih kecil daritabel (thitung<ttabel)

b) Tolak hipotesis nol jika hargahitung lebih besar daritabel (thitung>ttabel)

6. Instrumen Penelitian

Arikunto (2013: 203) menyatakan, “Instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam melakukan

pengetesan untuk memperoleh data, penulis melaksanakan sebanyak dua kali,


22

yaitu tes awal dan tes akhir. Adapun tes yang dimaksud adalah tes passing dari

Nurhasan & Cholil (2013: 231) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Alat dan perlengkapan :

a. Tiga buah bola

b. Stop watch

c. Dua buah papan (ukuran 3 m x 60 cm) tebal papan 15 cm sebanyak dua buah.

1) Prosedur pelaksanaan tes sepak tahan bola passing adalah sebagai berikut.

a) Testee berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak empat meter dari papan,

kaki menembak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam.

b) Pada aba-aba “ya”, testee mulai menyepak bola ke papan/sasaran dan

menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak, kaki akan

menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan aturan sama

dengan sepakan pertama.

c) Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan selama 30

detik. Apabila bola keluar dari daerah sepak maka testee menggunakan bola

cadangan yang telah disediakan.

2) Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila bola disepak didepan garis sepak

yang akan menyepak bola. Untuk lebih jelasnya lihat lapangan untuk tes.

Gambar 5
Diagram Lapangan tes sepak Tahan Bola
23

3) Cara menskor jumlah sepakan yang sah, selama 30 detik. Hitungan satu,

diperoleh dari satu kegiatan menendang bola.

4) Kriteria Penskoran

Tabel
Kriteria Penskoran

Kriteria Penskoran Menembak Perolehan Nilai


1-15 kali 1
16-20 kali 2
21-25 kali 3
>25 kali 4

7. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari hal-hal sebagai berikut.

Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut.

a. Variabel penelitian

Variabel bebasnya yaitu model pembelajaran direct intruction dan variabel

terikatnya adalah hasil belajar passing dalam permainan sepak bola.

b. Subjek penelitian

Subjek atau sasaran penelitiannya adalah siswa putra kelas kelas VII SMP 1

Cimalaka tahun pelajaran 2021/2022.

c. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di SMP 1 Cimalaka Jl. Balai Desa Cimalaka,

Kec. Cimalaka, Kab. Sumedang .

d. Waktu penelitian

Lamanya latihan yaitu 3 minggu dengan frekuensi latihan 4 kali dalam satu

minggu.
24

e. Agenda Kegiatan Penelitian

Tabel 3
Agenda Kegiatan Penelitian

Waktu Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan 2021
Juni Juli Agustus
1 Pembuatan rencana penelitian
2 Pengurusan perijinan
3 Tes awal
Pemberian perlakuan passing dalam
4
permainan sepak bola
5 Tes akhir
6 Pengolahan data
Penulisan dan penyusunan hasil
7
lapangan penelitian

L. Daftar Pustaka

Arikunto S (2006) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Citra

Arikunto, S (2013) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Citra

Badar Al-Tabany, T.I, (2015). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group

Husdarta, JS. (2014). Belajar dan Pembelajaran PENJASKES. Bandung: Dewa


Ruchi.

Lubis Muaro (2013), Pengaruh Latihan terpusat Dan Latihan Acak Terhadap
Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Passing, Dribling, Dan Shooting
Dalam Permainan Sepak Bola (Studi Pada Eksperimen Siswa Sekolah
Sepak BolaPSBUM), Jurnal Tes dan Pengukuran Keolahrgaan

Mielke, D, (2007). Dasa-Dasar Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya


25

Nazir (2017) Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Nurhasan dan Cholil, H. (2013). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung:


Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI Bandung.

Patusuri A, (2012). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta:


Rineka Cipta

Purwanto, (2016). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta Pustaka Pelajara

Rahmani, M, (2014). Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta: Dunia Cerdas

Salim, A (2008). Buku Pintar Sepak Bola. Bandung: Nuansa

Sugiyono (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: CV.


Alfabeta

Sugiyono (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: CV.


Alfabeta

Suherman, A. (2012). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: CV. Bintang


Warli Artika

Suherman, A. (2019). Statistik Pendidikan Jasmani. Sumedang: UPI Sumedang

Sutanto, A (2016), Teori Belajar dan Pembelajaran, Jurnal Belajar dan


Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai