Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar terdapat dua kegiatan saling berinteraksi aktif antara

belajar yang dilakukan oleh murid dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh

guru. Guru memberikan stimulus dan murid bereaksi terhadap stimulus sehingga

terjadilah proses belajar mengajar.

Belajar mengajar sebagai suatu sistem yang mengandung sejumlah

komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Komponen utama

proses belajar mengajar terdiri atas tujuan, materi, proses, metode dan penilaian

atau evaluasi, kesemuanya itu saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang

telah dirumuskan. Suatu kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya

memperhatikan komponen, materi dan penilaian atau evaluasi saja, tanpa

memperhatikan proses belajar mengajar secara keseluruhan dan sebagai suatu

sistem.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat komplek, agar

proses belajar mengajar dapat dicapai hasil yang sesuai dengan tujuan, guru perlu

mempertimbangkan dan memilih strategi belajar mengajar yang efektif. Tujuan

pengajaran itu pada hakekatnya adalah perubahan prilaku siswa baik bersifat

kognitif, apektif maupun psikomotor yang diharapkan terjadi setelah proses

pengajaran berakhir.

1
2

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan media untuk

mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, ketrampilan morotik,

pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental-emosional-

sportivitas-spiritual-sosial) serta pembinaan pola hidup sehat yang bermuara untuk

mernagsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang

seimbang.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) yang

dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen, ruang

lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi

aspek-aspek sebagai berikut :

1. Permainan dan Olahraga, meliputi : olahraga tradisional, Permainan,


eksplorasi gerak, ketrampilan lokomotor dan non lokomotor serta
manipulatif, atletik, kasti, rounders, keppers, sepak bola, bola basket, bola
voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, beladiri dan aktivitas
lainnya.
2. Aktivitas Pengembangan, meliputi : mekanika sikap sikap tubuh,
komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas
lainnya.
3. Aktivitas Senam, meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat dan senam lantai serta aktivitas lainnya.
4. Aktivitas Ritmik, meliputi : gerak bebas, senam pagi, SKJ dan senam
aerobik serta aktivitas lainnya.
5. Aktivitas Air, meliputi : permainan di air, keselamatan ski air, ketrampilan
bergerak di air dan renang serta aktivitas lainnya.
6. Pendidikan Luar Sekolah, meliputi : piknik/karyawisata, pengenalan
lingkungan, berkemah,menjelajah dan mendaki gunung.
7. Kesehatan, meliputi : penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman
yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang
tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan
merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk ke dalam semua
aspek.
3

Materi permainan dan olahraga permainan kasti salah satu materi pelajaran

yang mempunyai nilai-nilai serta tujuan yang cocok dengan karakteristik siswa

sekolah dasar, yaitu selalu ingin bermain, meniru, gembira yang dapat

meningkatkan derajat kesehatan serta mampu mengembangkan mental siswa

misalnya memupuk rasa tanggung jawab, disiplin, jujur, gotong royong dan

sebagainya. Anita Lie (2002) dikutip M Saputra (2007:55) bahwa ’Pembelajaran

kelompok atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pengajaran yang

memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

dalam tugas-tugas yang berstruktur.’

Berkaitan dengan pengertian di atas, permainan bola kasti yang termasuk

jenis permainan bola kecil, siswa dituntut adanya kerjasama dan

kegotongroyongan dalam kelompok, dan berusaha untuk mengungguli lawannya

dengan mematikan gerak langkahnya melalui lemparan bola ke anggota badan

lawan.

Permainan kasti dapat berjalan atau berlangsung dengan baik, lancar dan

teratur siswa diharapkan menguasai unsur-unsur dasar permainan, yaitu gerak

dasar dari permainan bola kasti. Sesuai dengan fungsinya permainan bola kasti

memiliki manfaat dalam mengembangkan kemampuan gerak anak yang dapat

dikembangkan melalui permainan kasti ini adalah gerak lokomotor, gerak non

lokomotor, dan gerak manipulatif.

Gerak Lokomotor adalah gerak berpindah tempat, seperti jalan, lari, dan

lompat. Gerak non lokomotor adalah gerak di tempat seperti menekuk, menarik,

mendorong, dan meliuk. Sedangkan gerak manipulatif adalah gerak dengan


4

menggunakan alat seperti melempar, menangkap, dan memukul (Santoso,

2006:70).

Dalam uraian tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa permainan bola

kasti merupakan permainan dengan kompleksitas yang tinggi, hal ini dikarenakan

dalam permainan ini terdapat banyak keterampilan gerak, dari mulai jalan, lari,

lempar, lompat, melempar, dan lain sebagainya sesuai dengan karakteristik

permainan.

Dalam proses belajar mengajar permainan bola kasti khususnya gerak dasar

pada permainan bola kasti banyak faktor yang mempengaruhinya meliputi, yaitu

faktor dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Faktor

dari dalam diri siswa yang cenderung dominan berpengaruh, ketrampilan dasar

awal siswa seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan siswa yang dipengaruhi oleh

minat, Hilgard dalam Slameto (2003:57) menjelaskan bahwa : ‘Minat adalah

kecendurungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai

dengan rasa senang’. Kemudian menurut Slameto (2003:180) menjelaskan :

“Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh“.

Menurut Slavin (1983) dikutif M Saputra (2007:54) ‘hakikat pembelajaran

kelompok adalah berkembangnya sikap kerjasama antara anak yang satu dengan

anak yang lainnya’. Adapun faktor yang berpengaruh tehadap hasil belajar siswa

lainnya, adalah faktor eksternal salah satunya penggunaan model pembelajaran

kelompok dianggap sebagai strategi pembelajaran alternatif yang mampu


5

memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa, baik dari aspek intelektual

maupun emosional kaitannya dengan hubungan sosial siswa pentingnya media

pembelajaran dalam modifikasi alat

Berdasarkan pengamatan penulis pada waktu proses pembelajaran dalam

permianan bola kasti pada siswa kelas III SDN Plawad I Kecamatan Karawang

Timur Kabupaten Karawang, siswa banyak menemukan kendala-kedala dan

kesulitan dalam pembelajaran permainan bola kasti, masih rendahnya dalam

ketrampilan memukul bola, dikarenakan alat pemukulnya panjang dan berat

sehingga kesulitan siswa dalam melakukan, yang akhirnya kurang minat dan

kurang digemari dalam permainan bola kasti.

Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan bisa

dilakukan oleh guru, maka satu pemikiran yang muncul adalah bahwa perlu

adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk memberikan bantuan pada siswa

dalam pembelajaran permainan bola kasti.

Berdasarkan pada pemaparan masalah tersebut, maka penulis merasa tertarik

untuk mengamati bentuk pembelajaran dengan alat bantu modifikasi dengan hasil

belajar siswa dalam permainan bola kasti di sekolah berjudul : ”Upaya

Meningkatkan Hasil Pembelajaran Bola Kasti Melalui Modifikasi Alat Pemukul

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III SDN Plawad I Kecamatan

Karawang Timur Kabupaten Karawang)”.


6

B. Rumusan Masalah

Dari beragamnya permasalahan tersebut di atas, sesungguhnya ada beberapa

solusi alternatif tindakan yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani, umumnya

oleh sekolah agar proses pembelajaran permainan kasti siswa kelas III SDN

Plawad I Kecamatan Karawang timur Kabupaten Karawang bisa menjadi efektif

dan efisien, diantaranya dengan cara sebagai berikut :

1. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.

2. Penerapan dan penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar.

3. Penguasaan materi dan penerapan beberapa metode mengajar guru.

4. Modifikasi alat pemukul sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran

Prioritas pemecahan yang diduga mampu mengatasi permasalahan

pembelajaran permainan kasti di SDN Plawad I Karawang Timur agar mencapai

tujuan yang diharapkan dengan mudah dan cepat adalah : Bagaimana penerapan

modifikasi alat dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran permainan kasti

siswa kelas III SDN Plawad I Kecamatan Karawang Timur Kabupaten

Karawang”.

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan permasalahan yang

tersusun, maka penulis ingin segera mengungkap atau mengetahui bagaimana

penerapan modifikasi alat dapat meningkatkan hasil pembelajaran permainan kasti

di SDN Plawad I Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawng.


7

D. Manfaat Penelitian

Persoalan yang mendasar dalam pembelajaran di sekolah-sekolah adalah

dalam hal pelaksanaannya yang tidak menyenangkan siswa (joyful learning)

sehingga siswa lambat dalam menangkap materi pelajaran (Indra Jati Sidi, 2005)

beliau juga menegaskan bahwa “mata pelajaran pendidikan jasmani harus segera

dibenahi secara serius terutama prakteknya”. Manfaat lain dari penelitian ini,

adalah :

1. Manfaat Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memperkuat

teori yang sudah ada.

2. Manfaat Praktis, penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam

penelitian tindakan kelas dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan lembaga

terkait dalam pembelajaran permainan bola kasti.

a. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam

ketrampilan bermain kasti.

b. Bagi guru, dapat menambah pengalaman dalam penggunaan metode

mengajar yang inovatif dan kreatif dengan mencoba beberapa metode

pembelajaran yang menyenangkan apabila sarana dan prasarana

kurang memadai dan bisa menjadi inspirasi untuk menemukan media

modifikasi yang berbeda.

c. Bagi sekolah, adanya peningkatan kwalitas yang berdampak pada

peningkatan kwalitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya akan

mampu meningkatkan kwalitas secara keseluruhan.


8

Pada akhirnya guru pendidikan jasmani yang menentukan berhasil tidaknya

pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Guru penjas harus

mempunyai inovatif dan kreatif pada pelaksanaan pembelajaran penjas yang dapat

mengenangkan siswa, salah satu caranya adalah memodifikasi.

E. Hipotesis Tindakan

Menurut Bucher (1983) mengemukakan bahwa ”ketika seseorang

melakukan kegiatan jasmani dalam bermain, berlari dan aktivitas lainnya, maka

intense pendidikan harus selalu ada dalam permainan itu”. Dengan partisipasi

dalam penjas akan bermanfaat untuk :

1. Memperbaiki tingkat kesehatan jasmani.

2. Memberikan dasar keterampilan yang akan membuat bekerja lebih efisie,

menarik dan hidup penuh semangat.

3. Sebagai pendidikan sosial yang memberikan sumbangan pada

pembentukan karakter dan hubungan antara manusia yang baik.

Berdasarkan pengalaman, masalah yang dihadapi guru pendidikan jasmani

selama dalam peneltian ini yang harus segera ditemukan pemecahannya saat ini

paling mendesak adalah bagiamana siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran penjas, khususnya permainan bola kasti merasa senang dan

gembira, anak tidak takut dalam melakukan permainan kasti.

Atas dasar permasalah di atas, maka diperoleh solusinya yaitu dengan

penerapan modifikasi alat diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan

dalam permainan kasti.

Anda mungkin juga menyukai