Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas
emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas
jasmani dan olahraga. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru
diharapkan mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama,
dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan pembelajaran
guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan
tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Cara pelaksanaan pembelajaran
kegiatan dapat dilakukan dengan latihan, menirukan, permainan, perlombaan,
dan pertandingan (Depdiknas, 2003:5-6).
Ruang lingkup olahraga meliputi olahraga masyarakat, olahraga
prestasi, dan olahraga pendidikan. Salah satu bagian dari olahraga pendidikan
terdapat pendidikan jasmani yang merupakan salah satu mata pelajaran di
sekolah dasar.
Permainan dan olahraga meliputi olahraga tradisional, permainan.
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif,
atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja,
tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, olahraga
tradisionaldan aktivitas luar kelas. Dalam pendidikan jasmani permainan
merupakan olahraga yang paling digemari siswa, salah satu di antaranya
adalah permainan bola voli mini.
Pelaksanaan proses pembelajaran permainan bola voli mini di SD
Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya masih
banyak ditemukan masalah di antaranya adalah kurangnya penguasaan teknik

1
passing atas. Siswa kelas IV dalam melakukan passing atas masih merasa
takut terhadap bola. Siswa juga beranggapan bahwa bola itu berat dan siswa
takut jika jari tangan akan cedera akibat menahan bola. Selain itu, siswa tidak
berani melihat arah datangnya bola ketika melakukan passing atas.
Penggunaan metode pembelajaran yang kurang menyenangkan menyebabkan
siswa kurang termotivasi untuk belajar teknik passing atas bola voli. Selama
ini teknik yang diberikan guru pendidikan jasmani dalam mengajar passing
atas masih sulit dipelajari oleh siswa, akibatnya siswa kurang terampil dalam
melakukan passing atas bola voli. Terbukti dari hasil evaluasi, baru 42%
siswa yang telah dapat melakukan teknik passing atas dengan baik dan benar
dan sisanya 58% siswa masih belum menguasai teknik passing atas dengan
baik dan benar.
Kondisi demikian apabila dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian
prestasi belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan adanya suatu permasalahan
yang harus dicari jalan keluarnya.
Berdasarkan pengamatan diketahui adanya beberapa masalah yang
menyebabkan kurangnya penguasaan teknik passing atas siswa. Beberapa
kemungkinan penyebabnya adalah :
1. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran teknik passing
atas.
2. Rendahnya kemampuan dan keberanian siswa dalam melakukan teknik
passing atas.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan
beberapa faktor penyebab timbulnya permasalahan, di antaranya:
1. Guru belum menerapkan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang
dilaksanakan.
2. Guru belum mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti menggunakan
metode pembelajaran yang dapat membantu siswa kelas IV SD Negeri
Sukasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya untuk dapat

2
melakukan passing atas dengan baik dan benar, yaitu metode tutor sebaya.
Selama ini metode tutor sebaya belum pernah digunakan dalam pembelajaran
Bola voli mini di SD Negeri Sukasari.
Alasan penggunaan metode bantuan tutor sebaya sesuai dengan
pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu bahwa:
1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai
perasaan takut atau enggan kepada gurunya.Bagi tutor pekerjaan tutoring
akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas.
2. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang
tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
3. Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan
sosial.
Penggunaan metode tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan
penguasaan siswa terhadap teknik passing atas, seperti yang disampaikan oleh
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, bahwa tutor sebaya adalah siswa yang
ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan
belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan
hubungan guru dengan siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah tutor sebaya dapat meningkatkan
hasil belajar passing atas dalam permainan bola voli mini siswa kelas IV SD
Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pasing
atas siswa kelas IV SD Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya melalui bantuan tutor sebaya.

3
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah hasil belajar passing atas siswa
kelas IV SD Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten
Tasikmalaya meningkat.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu
menjadi tahu. Menurut Reg Revans (1998), belajar adalah proses
menanyakan sesuatu yang berawal dari ketidaktahuan tentang apa yang
dilakukan.
Pengertian belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah
suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan
perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud
memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,
keterampilan, ataupun sikap.
Menurut Morgan (Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah
setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek
kepribadian, (yang idealnya) perubahan tersebut merupakan perubahan
positif, diperoleh karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan
perubahan itu dicapai melalui tahapan latihan dan atau pengalaman.

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar”. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai

5
ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka
yang dapat mencapai tujuan-tujuan pelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa “Hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar”. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pengajaran
dan kemampuan mental siswa. Setelah selesai mempelajari materi,
diadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, sebelum
dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan penguasaan berbagai
macam keterampilan, pengetahuan setelah siswa memperoleh
pengalaman belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin
dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah
mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni
faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa.
1) Faktor dari Dalam Diri Siswa
Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh
siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan
faktor diri siswa yaitu motivasi, minat, sikap perhatian,

6
kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, dan
kondisi fisik dan psikis.

2) Faktor dari Luar Siswa


Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang
mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Yang
dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi/rendahnya atau
efektif/tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan.
Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam
pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak
diperlukan agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan
berkesan bagi siswa yang akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.

3. Pengertian Bola Voli Mini


a. Bola Voli
Bola voli menurut Wikipedia Indonesia (2014) adalah
Olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim berlawanan yang
masing-masing tim terdiri dari enam pemain.
Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang
masing-masing regu dimainkan oleh dua tim dimana tiap tim
beranggotakan enam orang dalam suatu lapangan berukuran 30 kaki
persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim dipisahkan oleh net atau
jaring (Viera, 2000: 2).
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada
tahun 1895. Dia adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada
organisasi "Young Man Christian Association" (YMCA) di kota
Massachusetts, Amerika Serikat. Mula-mula permainan bola voli
diberi nama "mintonette".
Kemudian permainan ini diubah menjadi volley ball. Pada
tahun 1892 YMCA berhasil mengadakan kejuaraan nasional bola

7
voli di negara Amerika Serikat. Pertandingan bola voli yang pertama
tahun 1947 di Polandia. Pada tahun 1948 IVBF (International Volley
Ball Federation) didirikan dengan beranggotakan 15 negara dan
berpusat di Paris.
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1928,
yaitu pada zaman penjajahan Belanda. Pada tanggal 22 Januari 1945,
PBVSI (Persatuan Bola voli Seluruh Indonesia) didirikan di Jakarta
bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama. Pertandingan
bola voli masuk acara resmi dalam PON II di Jakarta dan POM I di
Yogyakarta (Dadan Heryana, 2010 : 74).

b. Bola Voli Mini


Permainan bola voli mini merupakan pembelajaran
pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah dasar. Jumlah pemain
yang dibutuhkan dalam satu regu 4 orang pemain dengan 2 orang
cadangan dan pertandingan 2 set kemenangan (PP.PBVSI, 1995: 73).
Lapangan Bola voli mini berukuran panjang 12 meter, lebar 6
meter, tinggi net putra 2,10 meter, putri 2 meter, dan bola yang
digunakan nomor 4 dengan berat 230-250 gram (Tim Bina Karya
Guru, 2004 : 18).
Menurut Rukmana (1990 : 24) salah satu cara melatih bola
voli mini bagi anak usia 9-13 tahun adalah sebagai berikut:
1) Latihan Pengenalan Bola
Latihan pengenalan sangat penting dilakukan agar siswa
terlebih dahulu mengenal bola voli.
Untuk menanamkan rasa cinta terhadap permainan bola
voli mini terlebih dahulu diperkenalkan bermacam-macam
latihan yang menyenangkan, sehingga anak-anak merasa senang
dan menyukai, akhirnya mencintai bola voli mini. Misalnya,
lempar tangkap bola dengan menggunakan bola plastik).

8
2) Latihan Menuju Pembentukan Fisik Bola voli
Dalam permainan Bola voli mini kesiapan fisik yang
prima sangat menunjang tercapainya prestasi yang optimal,
tentu saja disesuaikan dengan usia serta perkembangan jiwa.
Misalnya, siswa dilatih lompat zig-zag sambil melewati bola.

3) Latihan Teknik Dasar Bola voli


Setelah siswa siap secara fisik dan mental, selanjutnya
dilakukan latihan teknik dasar permainan bola voli.
Penerapan latihan teknik-teknik dasar bola voli mini
dilakukan secara bertahap. Teknik-teknik dasar bola voli mini
meliputi: servis, passing, receive, spike, dan block.

4. Pengertian Passing Atas


Passing atas atau passing tangan atas adalah cara pengambilan
bola atau mengoper dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang
datang dari atas diambil dengan jari-jari tangan di atas, agak di depan
kepala (Aip Syarifuddin, 1997: 69).
Menurut M. MariRinoto, Sunardi, dan Agus Margono (1994: 54)
menyatakan, passing atas adalah suatu teknik memainkan bola yang
dilakukan oleh seorang pemain bola voli dengan tujuan untuk
mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau kepada
teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
Passing atas yang baik akan sangat mempengaruhi di dalam
pertandingan, tetapi hal ini lebih menonjol dalam pertandingan tingkat
tinggi dibandingkan pada pertandingan yang lebih rendah.
Menurut Engkos Kosasih, (1985: 109), dalam melakukan passing atas
harus diperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Konsentrasi untuk melakukan passing atas.
b. Berlatih dan menyesuaikan diri untuk menguasai bola.
c. Lihat dan pelajari di mana tempat menempatkan bola yang tepat.

9
d. Ketahui posisi lemah regu lawan.
Passing atas adalah upaya menerima dan mengoper bola dengan
kedua tangan dari atas depan kepala (Dadan Heryana, 2010: 74).
Untuk dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar harus
mengikuti latihan dengan serius. Cara melakukan latihan passing atas
adalah sebagai berikut :
a. Latihan Pertama
1) Berdiri tegak kedua kaki dibuka selebar bahu.
2) Kemudian lambungkan bola dan menangkap kembali.
3) Jari-jari tangan membentuk sikap passing atas.
4) Tahap pertama dilakukan di tempat.
5) Tahap kedua sambil berjalan.
6) Tahap ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap bola.
7) Tahap keempat dilakukan sambil berjalan.

Gambar 2.1 Rangkaian latihan pertama

b. Latihan Kedua
1) Berdiri tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu.
2) Lakukan passing atas yang dilambungkan teman (berpasangan).
3) Sambil berjalan, mundur dilanjutkan dengan gerak
menyamping.

10
Gambar 2.2 Rangkaian Latihan Kedua

c. Latihan Ketiga
1) Posisi awal sikap duduk.
2) Lakukan passing atas sambil duduk.
3) Bola terlebih dahulu diumpan oleh teman dari atas bangku.
4) Lanjutkan dari atas meja.

Gambar 2.3 Rangkaian Latihan Ketiga

d. Latihan Keempat
1) Berdiri tegak, saling berhadapan.
2) Lakukan passing atas berpasangan dan berhadapan.
3) Bola disentuh dua kali sentuhan.
4) Lakukan latihan secara berulang-ulang.
5) Latihan keempat ini juga dapat dilakukan lebih dari dua orang

11
Gambar 2.4 Rangkaian Latihan Keempat

e. Latihan Kelima
1) Berdiri tegak, saling berhadapan.
2) Lakukan passing atas melalui net/tali yang dipasang melintang.
3) Lakukan latihan secara berulang-ulang.

Gambar 2.5 Rangkaian Latihan Kelima

f. Latihan Keenam
1) Berkelompok bermain bola voli menggunakan lapangan
kecil.
2) Bermain menggunakan passing atas.

12
3) Satu kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang pemain.

Gambar 2.6 Rangkaian Latihan Keenam

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa


passing atas adalah teknik menerima dan mengoper bola dengan jari-jari
kedua tangan dari atas depan kepala untuk memainkan bola yang
dilakukan oleh seorang pemain bola voli dengan tujuan untuk
mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau kepada
teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.

5. Pengertian Tutor Sebaya


Tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan
membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan
teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa
(Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004). Dedi Supriyadi
mengemukakan, bahwa tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang
siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar.

13
Nasution (1992) berpendapat bahwa tutor, adalah orang yang
dapat membantu murid secara individual. Menurut Ischak dan Warji
(1987) tutor sebaya artinya siswa yang mengalami kesulitan belajar
diberi bantuan oleh teman-teman mereka sekelas yang punya umur
sebaya dengan dia.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang
berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada
teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang
kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingan dalam
pelajaran yang diberikan oleh seorang siswa kepada siswa lain,
sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang dibimbing) adalah
teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan siswa
yang kurang paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya
(tutor yang di tunjuk) sehingga kondisi kelas pun bisa hidup karena siswa
tidak malu bertanya ketika mereka tidak paham.

B. Kerangka Berpikir
Hasil evaluasi siswa kelas IV SD Negeri Sukasari, menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa tentang permainan bola voli mini teknik passing
atas masih rendah, untuk itu harus segera diadakan perbaikan pembelajaran.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih materi
dan metode pembelajaran. Belajar menggunakan bantuan tutor sebaya
menekankan pada bagaimana proses kegiatan pembelajaran itu dilaksanakan.
Proses pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk
terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Proses belajar menyangkut perubahan
aspek-aspek tingkah laku, seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Dengan bantuan tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan
sebagai berikut :

14
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui penggunaan
bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan tentang bola voli mini teknik
passing atas.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sukasari, Kecamatan
Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran
2014/2015, yaitu dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni 2014
dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan Ke

No Uraian Kegiatan April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Observasi kelas yang akan
1.
diteliti
Penyusunan proposal dan
2.
RPP
3. Pelaksanaan tindakan siklus I

4. Pelaksanaan tindakan siklus II


Penyusunan laporan hasil
5.
penelitian

16
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Sukasari Kabupaten
Tasikmalaya tahun pelajaran 2014/2015. Keseluruhan siswa kelas IV SD
Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya tahun
pelajaran 2014/2015 dijadikan subyek penelitian. Jumlah subyek dalam
penelitian yaitu 18 orang yang atas : 13 orang berjenis laki-laki dan 5 orang
berjenis kelamin perempuan.

C. Data dan Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini adalah sebagai berikut :
1. Data Hasil belajar pasing atas, diperoleh dari siswa;
2. Data Aktivitas guru, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
3. Data Keaktivan siswa, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
4. Data Pelaksanaan KBM dengan bantuan tutor sebaya, diperoleh dari
peristiwa selama KBM berlangsung.

D. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa
catatan hasil pengamatan. Hasil pengamatan tersebut dikumpulkan melalui
pengamatan, hasil tes siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket oleh
siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus terakhir), setelah tindakan
selesai.

E. Uji Validitas Data


Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat
berharga dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan
analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan
kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang
terkumpul menjadi sangat vital.

17
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana
dijelaskan Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis
penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang
valid, sahih, benar, dan beretika.
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan menggunakan
triangulasi, yaitu:
1. Hasil belajar passing atas bola voli mini dianalisis dengan menggunakan
triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan
siswa.
2. Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari
peneliti, observer, dan siswa.
3. Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari
peneliti, observer, dan siswa.
4. Penggunaan metode bantuan tutor sebaya dianalisis dengan
menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
5. Nilai hasil belajar passing atas bola voli mini sebelum tindakan divalidasi
dengan triangulasi peneliti.
6. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
7. Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.

F. Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan
angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan
menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data dilakukan secara
deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum
dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam
tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan
penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah

18
seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang
relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk
sekumpulan data yang dapat memberi informasi faktual.

2. Penyajian data
Sebelum dilakukan penyajian data sebelumnya data dianalisis
sebagai berikut:
a. Hasil belajar passing atas dianalisis dengan menghitung prestasi
pencapaian siklus I dan II.
b. Keaktifan siswa dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika
pembelajaran berlangsung.
c. Aktivitas guru dianalisis kelemahan dan kelebihan guru ketika
pembelajaran berlangsung.
d. Penggunaan metode bantuan tutor sebaya dianalisis kelemahan dan
kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
e. Nilai hasil belajar passing atas bola voli mini sebelum tindakan
dianalisis dengan cara membandingkan nilai yang dicapai dengan
KKM.
f. RPP dianalisis dengan analisis isi untuk melihat kesesuaian
kompetensi dasar RPP dengan silabus dan kurikulum serta langkah-
langkah pembelajarannya.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi,
baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang
tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data
digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah
tindakan.

3. Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir
dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan

19
mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

G. Indikator Kinerja Penelitian


Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah
meningkatnya hasil pembelajaran passing atas melalui metode tutor sebaya
yang dapat dilihat pada perolehan nilai siswa kelas V secara individual yang
didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75 dan didukung
dengan perolehan nilai ketuntasan secara klasikal yaitu 75%.

H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang
terdiri dari 2 siklus, langkah-langkah dalam siklus penelitian tindakan kelas
ini terdiri dari atas empat komponen, yaitu: 1) rencana, 2) tindakan, 3)
observasi, 4) refleksi.

Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini:

Gambar 3.1. Daur Penelitian Tindakan Kelas

20
Secara terperinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan
sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus 1
a. Perencanaan/Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan
tindakan adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario
pembelajaran
2) Menyusun lembar observasi.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan.
4) Memilih 3 siswa yang dijadikan tutor yang berprestasi
akademik, mempunyai kemampuan pengetahuan, pemahaman
dan analisa yang baik serta kemampuan merespon
permasalahan, memberikan bimbingan dan adaptasi dalam satu
kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat satu siswa sebagai
seorang tutor.
5) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh
penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang dipelajari.

b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang
telah dibuat meliputi :
1) Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan passing atas sebelum menggunakan metode tutur
sebaya.
2) Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran.
3) Guru membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang
akan digunakan dalam pembelajaran.
4) Guru memimpin pemanasan. Setelah pemanasan selesai
kemudian siswa di bariskan dan dibuat kelompok-kelompok

21
yaitu 6 anak setiap kelompok, pada tiap kelompok ada 1 anak
yang sudah bisa atau pandai melakukan gerakan passing atas
yang bertugas sebagai tutor teman sebaya.
5) Guru memberikan penghargaan bagi peserta didik yang
melakukan gerakan passing atas dengan benar.

c. Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara
kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan/penilaian
proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga
dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang direkam
dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian
tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.

d. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi,
masukan dari teman (critical friends), guru Penjas yang
bersangkutan, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini
dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan. Selanjutnya
mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas, dengan cara
berdiskusi tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.

2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan/Persiapan
Rencana tindakan untuk siklus 2 didasari dari pelaksanaan
siklus 1, pada saat pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kelemahan,
dari refleksi siklus 1, maka pada siklus 2 perlu disusun skenario
pembelajaran seperti pada siklus 1 dengan beberapa perbaikan.

22
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II, setiap kelompok ada 2 anak yang menjadi tutor
sebaya. Pada siklus II lebih ditekankan pada fungsi sebenarnya,
siswa yang menjadi tutor teman sebaya diberi materi tersendiri yaitu
dengan memberikan pemantapan materi dan arahan-arahan
bagaimana cara atau tehnik penyampaian materi pada temannya dan
diberikan tanggung jawab penuh selama kegiatan pokok
berlangsung. Dengan ini tutor sebaya akan merasa bangga atas
perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantun
memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar
dengan tutor sebaya, peserta didik juga mengembangkan
kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi,
dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.

c. Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara
kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan/penilaian
proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga
dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang direkam
dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian
tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.

d. Refleksi
Refleksi siklus II digunakan untuk membedakan hasil
siklus I dengan siklus II apakah ada peningkatan penguasaan passing
atas atau tidak. Jika belum ada, maka siklus dapat diulang kembali.
Jika ada peningkatan, baik dari proses maupun hasil, maka siklus
dapat dihentikan.

23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan
Kegiatan survey awal dilakukan sebelum pelaksanaan proses
penelitian tindakan kelas berlangsung yang dimaksudkan untuk mengetahui
keadaan sebenarnya tentang kondisi pembelajaran passing atas bola voli mini
siswa kelas IV SD negeri Sukasari. Hasil kegiatan tersebut dapat diketahui
sebagai berikut:
1. Siswa kelas IV SD Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014/2015 berjumlah 18 siswa
yang terdiri dari 13 siswa putra dan 5 siswa putri. Setelah dilakukan
survey awal pembelajaran passing atas bola voli mini, maka dapat dilihat
bahwa pembelajaran kurang berhasil.
2. Perhatian siswa tidak terfokus pada pembelajaran, terutama pada saat
guru menyampaikan materi, hal itu disebabkan oleh karena guru belum
menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam materi passing atas
bola voli mini.
3. Informasi hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa kesulitan dan
kurang tertarik dalam menerima materi pembelajaran. Hal ini terbukti saat
dilakukan pengamatan langsung di lapangan. Siswa terlihat acuh dan
bermain sendiri ketika pembelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang
tetap asik berbicara sendiri dengan teman ketika guru menyampaikan
materi. Sebagian siswa merasa takut dan canggung ketika guru
memberikan materi, sehingga mereka kurang dapat memahami apa yang
disampaikan oleh guru.
4. Hasil penilaian pratindakan terhadap pembelajaran passing atas bola voli
mini siswa masih rendah, hanya 11 siswa (61%) yang telah mampu
melakukan passing atas dengan benar.

24
Melalui deskripsi data awal, masing-masing aspek menunjukkan
kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang, maka disusun sebuah
tindakan untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli mini siswa
kelas IV SD Negeri Sukasari dengan menggunakan metode bantuan tutor
sebaya.
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan 2 siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus


1. Siklus I
Pembelajaran passing atas bola voli mini pada siklus I
menggunakan metode bantuan tutor sebaya. Siswa dibagi menjadi 3
kelompok yang masing-masing kelompok mendapat bantuan 1 orang
tutor sebaya.
a. Perencanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan
pada tanggal 25 Me1 2014. Pelaksanaan kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I menggunakan metode bantuan tutor sebaya.
Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, dilakukan persiapan
terakhir, yaitu:
1) Langkah awal dalam perencanaan adalah peneliti memeriksa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun,
dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan direncanakan.
2) Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat
pengumpul data, seperti lembar observasi.
3) Peneliti memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba
menggunakan alat, dan mensimulasikan hingga benar-benar yakin
peragaan akan berjalan mulus.
4) Peneliti memilih 3 siswa yang berprestasi akademik, mempunyai
kemampuan pengetahuan, pemahaman dan analisa yang baik serta

25
kemampuan merespon permasalahan sebagai tutor sebaya untuk
memberikan bimbingan dan adaptasi dalam satu kelompok.
Dalam setiap kelompok yang terdiri dari 6 siswa, terdapat satu
siswa sebagai seorang tutor.
5) Peneliti menyiapkan peralatan/media pembelajaran, setting/letak
alat, menyiapkan lapangan dan sebagainya.
6) Peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi
respon siswa.
7) Peneliti menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh
penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang dipelajari.

b. Pelaksanaan tindakan
Siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at, 25 Mei 2014 di
halaman SD Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten
Tasikmalaya selama 2 x 35 menit. Materi pembelajaran siklus I adalah
teknik passing atas bola voli mini yang dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Peneliti memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan passing atas sebelum menggunakan metode tutur
sebaya.
2) Peneliti menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran.
3) Peneliti membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang
akan digunakan dalam pembelajaran.
4) Peneliti memimpin pemanasan. Setelah pemanasan selesai
kemudian siswa di bariskan dan dibuat kelompok-kelompok yaitu
6 anak setiap kelompok, pada tiap kelompok ada 1 anak yang
sudah bisa atau pandai melakukan gerakan passing atas yang
bertugas sebagai tutor teman sebaya.

26
5) Peneliti memerintahkan tutor sebaya untuk memberikan
bimbingan bagaimana cara melakukan teknik passing atas yang
benar.
6) Tutor sebaya memberi contoh dan bimbingan bagaimana cara
melakukan teknik passing atas yang benar, yaitu dengan beberapa
tahapan latihan. Latihan pertama, yaitu berdiri tegak kedua kaki
dibuka selebar bahu, kemudian lambungkan bola dan menangkap
kembali. Jari-jari tangan membentuk sikap passing atas. Tahap
pertama dilakukan di tempat. Tahap kedua sambil berjalan. Tahap
ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap bola. Tahap
keempat dilakukan sambil berjalan dan tepuk tangan sebelum
menangkap bola.
7) Tutor sebaya memberikan latihan kedua berupa, siswa berdiri
berpasangan, berdiri tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu,
melakukan passing atas yang dilambungkan teman (berpasangan).
Sambil berjalan maju dan mundur dilanjutkan dengan gerak
menyamping.
8) Tutor sebaya memberikan latihan ketiga berupa, posisi awal sikap
duduk. Siswa melakukan passing atas sambil duduk. Bola terlebih
dahulu diumpan oleh teman dari atas bangku. Kemudian
dilanjutkan dari atas meja.
9) Setelah tutor sebaya dan siswa selesai latihan, peneliti
memberikan penghargaan bagi peserta didik yang melakukan
gerakan passing atas dengan benar.
10) Di akhir pertemuan peneliti melakukan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi
mengenai materi yang akan disampaikan pada siklus II.

c. Observasi
Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan
siklus I berlangsung, yaitu:

27
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran passing atas bola voli
mini melalui bantuan tutor sebaya pada siswa kelas V SD Negeri
Sukasari. Peneliti memilih 3 siswa sebagai tutor sebaya untuk
memberikan contoh dan bimbingan latihan kepada siswa lain.
2) Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar
siswa dalam pembelajaran passing atas bola voli mini melalui
bantuan tutor sebaya.
3) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran
diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa, yaitu sebanyak 13
siswa (72,2%) telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
dan sisanya 5 siswa (27,8%) belum mencapai KKM.
Dalam melaksanakan tindakan siklus I terdapat kelebihan yang
dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan
tindakan siklus I. Adapun kelebihannya adalah:
1) Siswa merasa tertarik dengan penyampaian materi yang
menggunakan bantuan tutor sebaya sebab siswa tidak merasa
takut atau canggung dengan tutor sebaya yang merupakan teman
sendiri.
2) Siswa mudah menyerap materi yang disampaikan oleh tutor
sebaya, sehingga pembelajaran berjalan efektif.
3) Siswa dapat beradaptasi secara cepat dengan pembelajaran yang
dibantu oleh tutor sebaya.
Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga
terdapat kelemahan, yaitu:
1) Masih banyak siswa yang belum dapat melakukan passing atas
dengan benar.
2) Banyak siswa yang masih takut dengan datangnya bola, sehingga
ragu-ragu dalam melakukan passing atas.
3) Masih ada siswa yang bercanda dengan tutor sebaya karena
mereka adalah teman, sehingga pembelajaran terganggu.

28
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus I, peneliti melakukan
refleksi sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran siklus I telah sesuai dengan rencana
yang dibuat dalam RPP.
2) Pengambilan data awal untuk mengetahui kemampuan siswa
cukup menggambarkan kondisi awal kelas sebelum melakukan
tindakan siklus I
3) Bantuan tutor sebaya yang diterapkan peneliti mampu menarik
perhatian siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara
maksimal.
4) Hasil belajar siswa siklus I belum maksimal meskipun telah
menunjukkan peningkatan, akan tetapi belum sesuai dengan target
pencapaian. Hasil belajar siswa selama siklus I adalah sebanyak
13 siswa (72,2%) telah mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) dan sisanya 5 siswa (27,8%) belum mencapai KKM.
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar
passing atas bola voli mini siswa baru mencapai Kategori cukup.
5) Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus I akan dipertahankan
dan berupaya untuk meningkatkan.
6) Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus I,
langkah-langkah antisipasinya adalah sebagai berikut:
a) Agar teknik passing atas siswa semakin sempurna, maka
perlu latihan yang berulang-ulang.
b) Peneliti memberikan penghargaan/penguatan kepada siswa
yang telah melakukan passing atas dengan benar.
c) Untuk mengatasi siswa yang bercanda dengan tutor sebaya,
maka peneliti akan lebih perhatian dan mengkondisikan
jalannya pembelajaran.

29
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan
siklus I. Deskripsi data yang diambil setelah tindakan siklus I
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus I

No Kriteria Jumlah Anak Prosentase


1. Tuntas 13 72,2%
2. Belum tuntas 5 27,8%

JUMLAH 18 100%

Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, hasil belajar passing


atas bola voli mini siswa kelas IV SD Negeri Sukasari adalah
sebanyak 13 siswa (72,2%) telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) dan sisanya 5 siswa (27,8%) belum mencapai KKM.

2. Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil
analisis dan refleksi yang dilakukan pada siklus I. hasil belajar siswa
pada siklus I menunjukkan peningkatan, akan tetapi belum memenuhi
target pencapaian, sehingga dilakukan tindakan siklus II dengan mengacu
pada tindakan siklus I. tahapan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 19 Juni 2014. Pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II menggunakan metode bantuan tutor
sebaya. Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, dilakukan
persiapan terakhir, yaitu:
1) Langkah awal dalam perencanaan adalah peneliti memeriksa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun,
dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan direncanakan.

30
2) Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat
pengumpul data, seperti lembar observasi.
3) Peneliti memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba
menggunakan alat, dan mensimulasikan hingga benar-benar yakin
peragaan akan berjalan mulus.
4) Peneliti memilih 6 siswa yang berprestasi akademik, mempunyai
kemampuan pengetahuan, pemahaman dan analisa yang baik serta
kemampuan merespon permasalahan sebagai tutor sebaya untuk
memberikan bimbingan dan adaptasi dalam satu kelompok.
Dalam setiap kelompok yang terdiri dari 6 siswa, terdapat 2 siswa
sebagai seorang tutor sebaya.
5) Peneliti menyiapkan peralatan/media pembelajaran, setting/letak
alat, menyiapkan lapangan dan sebagainya.
6) Peneliti menyiapkan pertanyaan untuk mengelaborasi respon
siswa.
7) Peneliti menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh
penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang dipelajari.

b. Pelaksanaan tindakan
Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Juni 2014 di
halaman SD Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten
Tasikmalaya selama 2 x 35 menit. Materi pembelajaran siklus I adalah
teknik passing atas bola voli mini dengan menggunakan metode
bantuan tutor sebaya yang dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Peneliti memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan passing atas pada tindakan siklus I.
2) Peneliti menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran.
3) Peneliti membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang
akan digunakan dalam pembelajaran.

31
4) Peneliti memimpin pemanasan. Setelah pemanasan selesai
kemudian siswa di bariskan dan dibuat kelompok-kelompok yaitu
6 anak setiap kelompok, pada se tiap kelompok ada 2 anak yang
sudah bisa melakukan gerakan passing atas yang bertugas
sebagai tutor teman sebaya.
5) Peneliti memerintahkan tutor sebaya untuk memberikan
bimbingan bagaimana cara melakukan teknik passing atas yang
benar.
6) Tutor sebaya memberi contoh dan bimbingan bagaimana cara
melakukan teknik passing atas yang benar, yaitu dengan beberapa
tahapan latihan lanjutan tindakan siklus I.
7) Tutor sebaya memberikan latihan keempat, yaitu berdiri tegak,
saling berhadapan. Siswa melakukan passing atas berpasangan
dan berhadapan. Siswa melakukan sentuhan bola dengan dua kali
sentuhan. Siswa melakukan latihan secara berulang-ulang.
Latihan keempat ini juga dapat dilakukan lebih dari dua orang.
8) Jika pembelajaran tidak kondusif karena siswa ada yang bercanda,
maka peneliti segera mengkondisikan kembali siswa agar
pembelajaran berlangsung efektif.
9) Tutor sebaya memberikan latihan kelima berupa, berdiri tegak,
saling berhadapan. Siswa melakukan passing atas melalui net/tali
yang dipasang melintang. Siswa melakukan latihan secara
berulang-ulang.
10) Peneliti selalu memberikan umpan balik terhadap siswa agar
bersemangat dan termotivasi, seperti “ya bagus”, “kamu pasti
bisa”, tetap semangat”, sehingga suasana tampak hidup dan
antusiasme siswa tinggi.
11) Tutor sebaya memberikan latihan keenam berupa, siswa
berkelompok bermain bola voli menggunakan lapangan kecil.
Siswa bermain bergantian. Siswa bermain menggunakan teknik
passing atas. Satu kelompok siswa terdiri dari 6 orang pemain.

32
12) Setelah tutor sebaya dan siswa selesai latihan, peneliti
memberikan penghargaan bagi peserta didik yang melakukan
gerakan passing atas dengan benar.
13) Di akhir pertemuan peneliti melakukan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Observasi
Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan
siklus II berlangsung, yaitu :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran passing atas bola voli
mini melalui bantuan tutor sebaya pada siswa kelas IV SD Negeri
Sukasari. Peneliti memilih 6 siswa sebagai tutor sebaya untuk
memberikan contoh dan bimbingan latihan kepada siswa lain.
2) Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar
siswa dalam pembelajaran passing atas bola voli mini melalui
bantuan tutor sebaya.
3) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran
diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa, yaitu sebanyak 18
siswa (88,8%) telah mencapai nilai KKM dan 2 siswa (11,2%)
belum mencapai nilai KKM.
Dalam melaksanakan tindakan siklus II terdapat kelebihan
yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan
tindakan siklus II. Adapun kelebihannya adalah :
1) Siswa merasa tertarik dengan penyampaian materi yang
menggunakan bantuan tutor sebaya sebab siswa tidak merasa
takut atau canggung dengan tutor sebaya yang merupakan teman
sendiri.
2) Siswa mudah menyerap materi yang disampaikan oleh tutor
sebaya, sehingga pembelajaran berjalan efektif.

33
3) Siswa dapat beradaptasi secara cepat dengan pembelajaran yang
dibantu oleh tutor sebaya.
4) Pembelajaran berjalan lebih kondusif karena peneliti selalu
mengikuti jalannya pembelajaran dan selalu mengkondisikan
siswa ketika siswa bercanda/perhatian siswa menurun.
5) Pemberian umpan balik oleh peneliti terhadap siswa menambah
hidup suasana pembelajaran dan meningkatkan antusiasme siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga
masih terdapat kelemahan, yaitu masih ada siswa yang bercanda
dengan tutor sebaya karena mereka adalah teman, sehingga
pembelajaran terganggu meskipun peneliti selalu mengkondisikannya
kembali.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus II, peneliti melakukan
refleksi sebagai berikut :
1) Pelaksanaan pembelajaran siklus II telah sesuai dengan rencana
yang dibuat dalam RPP.
2) Bantuan tutor sebaya yang diterapkan peneliti mampu menarik
perhatian siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara
maksimal.
3) Hasil belajar siswa siklus II telah menunjukkan peningkatan
sesuai dengan apa yang ditargetkan. Hasil belajar siswa selama
siklus II adalah sebanyak 18 siswa (88,8%) telah mencapai nilai
KKM dan 2 siswa (11,2%) belum mencapai nilai KKM.
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar
passing atas bola voli mini siswa melalui bantuan tutor sebaya
telah mencapai kategori sangat baik.
4) Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan
dan berupaya untuk meningkatkan.

34
5) Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus
II, antisipasinya adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih
dan melakukan pendekatan personal kepada siswa, bahwa
meskipun belajar dengan tutor teman sebaya, siswa harus tetap
berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan
dapat tercapai.
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan
siklus II. Deskripsi data yang diambil setelah tindakan siklus II
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus II

No Kriteria Jumlah Anak Prosentase


1. Tuntas 16 88,8%
2. Belum tuntas 2 11,2%

JUMLAH 18 100%

Berdasarkan hasil deskripsi data siklus II, hasil belajar passing


atas bola voli mini siswa kelas IV SD Negeri Sukasari adalah
sebanyak 18 siswa (88,8%) telah mencapai nilai KKM dan 2 siswa
(11,2%) belum mencapai nilai KKM.

35
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil belajar passing atas bola voli mini
siswa kelas IV SD Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal Kabupaten
Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Pada pratindakan dari 18 siswa, terdapat 11 siswa (61%) yang tuntas
belajar.
2. Pada akhir siklus I dari 18 siswa, terdapat 15 siswa (72,2%) yang tuntas
belajar.
3. Pada akhir siklus II dari 18 siswa, 16 siswa (88,8%) telah tuntas belajar.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode
bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli
mini siswa kelas IV SD Negeri Sukasari Kecamatan Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas melalui
penerapan metode bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar
passing atas bola voli mini siswa. Penelitian ini dapat digunakan sebagai
suatu pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani dalam menggunakan
metode bantuan tutor sebaya sebagai metode alternatif dalam penyampaian
materi pembelajaran, khususnya pembelajaran passing atas bola voli mini.
Dengan penerapan metode bantuan tutor sebaya untuk meningkatkan
hasil belajar passing atas bola voli mini, maka siswa memperoleh pengalaman
baru dan berbeda dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Pembelajaran passing atas yang pada awalnya susah dipahami oleh siswa dan

36
kurang menarik bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan
mudah dipahami siswa.
Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapat kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung, namun kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada
pelaksanaan tindakan siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan
jasmani baik proses maupun hasilnya dan peningkatan hasil belajar siswa.
Dari segi proses pembelajaran pendidikan jasmani, penerapan metode
bantuan tutor sebaya dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini
siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang
nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
kerjasama, skill, dan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting
dalam pendidikan jasmani.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya pada siswa kelas IV SD Negeri Sukasari Kecamatan
Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014/2015 yang
dijadikan sebagai objek penelitian sebagai berikut:
1. Siswa sebaiknya lebih serius dalam mengikuti pembelajaran passing atas
bola voli mini melalui metode bantuan tutor sebaya agar hasil belajar
lebih baik.
2. Guru pendidikan jasmani hendaknya menggunakan metode bantuan tutor
sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang
dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran pendidikan jasmani.

37

Anda mungkin juga menyukai