Anda di halaman 1dari 4

1 PERENCANAAN PROGRAM LATIHAN SEPAKBOLA

Subagyo Irianto, M.Pd

2 Dasar Pemikiran:Salah satu usaha untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dalam peningkatan
perstasi olahraga, khususnya dalam proses berlatih, melatih adalah penyusunan rencana tertulis
yang bisa dipakai sebagai pedoman dan panutan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.Perencanaan yang baikperlu mempertimbangkan segala aspek yangmempengaruhi
pencapaian tujuan antara lain: potensi atlet, umur, jenis kelamin, tingkat kemampuan atlet, umur
latihan, sarana dan prasarana, gizi, tes dan pengukuran serta faktor-faktor yang mempengaruhi.

3 Untuk mendukung perencanaan yang baik diperlukan pengetahuan yang komprehensif mengenai
berbagai cabang ilmu seperti anatomi, fisiologi, kinesiologi, spotmedicine, sikologi, sosiologi,
motorlearning, nutrisi, biomekanik, tes pengukuran dan sebagainya.Diperlukan kemampuan skill/
keterampilan dan pengalaman sebagai atlet.Rencana disusun untuk mencapai tujuan atau sasaran
baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus baik jangka panjang, menengah, maupun
pendek.

4 Pengertian Perencanaan:
Pada hakekatnya perencanaan adalah usaha yang secara sadar, terorganisir, dan terus menerus
dilakukan guna memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu (Waterson dalam Susetiawan dan Affan Gafar, 1991:4). Yunus Sb, menyatakan bahwa
perencanaan adalah suatu pedoman kerja yang disusun secara rasional dan terorganisir dengan
baik untuk mencapai tujuan tertentu, dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan
hambatan yang terjadi dan cara mengatasinya (1993:6).

5 Perencanaan Program Latihan:


Yosef Nosek menyatakan bahwa perencanaan merupakan seperangkat tujuan yang kongkrit, yang
dijadikan suatu motivasi oleh atlet untuk berlatih dengan penuh semangat (1982:116). Program
latihan adalah suatu pedoman yang mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan yang akan datang yang telah ditetapkan (Marro, 1982:191).

6 PERENCANAAN PROGRAM LATIHAN SEPAKBOLA


Suatu program latihan bisa ditetapkan berdasarkan jangka waktu yang diinginkan berdasarkan dari
tujuan ataupun sasaran yang telah ditetapkan.Program latihan terdiri dari:Program latihan jangka
panjang (5-12 tahun).Program latihan jangka menengah (2-4 tahun).Program latihan jangka pendek
( <1 tahun).

7 LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN PROGRAM LATIHAN


Analisis masalahMerumuskan rencana latihanPenjabaran rencana latihanPelaksanaan rencana
latihanKoreksi dan revisi latihanEvaluasi hasil rencana latihan

8 PROGRAM LATIHAN TAHUNAN


Program latihan tahunan merupakan alat atau pegangan yang penting bagi pelatih untuk dijadikan
pedoman dalam merencanakan latihan selama satu tahun atau untuk suatu jangka waktu yang
lama.Agar pedoman tersebut menjadi fungsional dan bermanfaat bagi pembina atlet, maka
perencanaan program latihan tahunan haruslah didasarkan pada konsep periodesasi dan prinsip-
prinsip latihan.Tujuan dari program yang direncanakan dan diorganisir secara baik adalah untuk
meningkatkan prestasi atlet secara maksimal.

9 Dalam metode latihan masalah yang paling kompleks dan menantang adalah bagaimana
mencapai prestasi puncak pada tanggal dan waktu yang direncanakan.Bila latihan yang diberikan
terlalu berat sehingga kurang kesempatan untuk regenerasi maka prestasi puncak bisa terjadi
sebelum pertandingan yang penting. Dan sebaliknya bila terlalu ringan maka prestasi puncak akan
tercapai setelah pertandingan.Ini berarti bahwa atlet harus berlatih secara kontinyu sekitar bulan.

10 PERIODISASIProses membagi-bagi program latihan tahunan kedalam beberapa tahap latihan


atau fases of training (musim-musim latihan). Program latihan tahunan dalam kebanyakan cabang
olahraga pada dasarnya dibagi dalam tiga tahap yaitu: 1. Tahap persiapan, dibagi menjadi:
a.Persiapan umum b.Persiapan khusus 2. Tahap kompetisi, dibagi menjadi: a.pre kompetisi
b.kompetisi utama 3. Tahap transisi

11 Pembagian Waktu dalam Satu Tahun


Model 1:Persiapan: bulanKompetisi: bulanTransisi: bulanModel 2:Persiapan: bulanTransisi:
bulanModel 3:Persiapan: bulanKompetisi: bulanTransisi: bulan

12 PENEKANAN LATIHAN PADA TIAP TAHAP


Umumnya latihan pada tiap tahap persiapan menekankan pada latihan kondisi fisik serta
keterampilan atau teknik dasar. Karena belajar keterampilan (gerakan teknik dan taktik) memerlukan
waktu yang lama sehingga pada setiap tahap harus diterapkan metodologi latihan yang khusus,
yang kemudian semakin rumit dan semakin kompleks pada tauhap-tahap selanjutnya. Demikian
juga pelatihan kondisi fisik, misalnya: pada tahap persiapan umum atlet diberika latiha-latihan yang
meliputi komponen-komponen fisik dasar seperti, daya tahan, kelentukan, kecepatan, dan kekuatan
otot. Sedangkan pada tahap persiapan khusus, komponen-komponen fisik tersebut ditingkatkan
kualitasnya menjadi power, kelincahan, kecepatan akselerasi, reaksi, deaya tahan kecepatan/
stamina. Pada tahap pertandingan/ kompetisi pelatihan komponen fisik masih dipertahanka, latihan
teknik terutam pola-pola permainan, strategi dan taktik semakin di sempurnakan dan ditingkatkan
intensitas dan kualitasnya.

13 PENGATURAN VOLUME DAN INTENSITAS LATIHAN


Sebagai pedoman dalam merencanakan volume dan intensitas latihan adalah:pada tahap persiapan
penekananya pada volume atau kuantitas latihan, sedangkan intensitas latihannya relatif masih
rendah.Pada tahap kompetisi yaitu tahap pra kompetisi dan kompetisi utama yang dominan ialah
intensitas latihannya, sedangkan volume latihannya semakin menurun.

1 METODE MELATIH MENTAL SEPAKBOLA


Subagyo Irianto, M.Pd

2 Untuk mencapai prestasi tinggi seorang atlet dituntut memiliki kemempuan yang maksimal dari semua umur
yang ada antara lain fisik, teknik, taktik, dan mental. Agar atlet memiliki kemampuan yang memeadai untuk
sebuah kompetisi, maka kedua unsur fisik dan psikis harus dilatihkan secara seimbang. Keterampilan secara
mental sangat diperhatikan atlet agar atlet dapat mengatasi berbagai masalah dan kendala saat bertanding,
sehingga dapat mendorong atlet lebih mandiri saat bertanding. Dalam latihan mental atlet harus memiliki
kesadaran, dedikasi, dan kemauan yang kuat untuk mempersiapkan diri pada sebuah pertandingan
(Sukadiyanto, 2014:1). Selanjutnya, menurut Sukadiyanto (2014:1) menyatakan ada beberapa
kemungkinanyang menyebabkan pelatih enggan melatihkan aspek psikis antara lain: (1) belum mengetahui
cara melatihkan aspek psikis (2) sudah mengerti, tetapi karena keterbatasan waktu (3) latihan psikis
memerlukan waktu khusus dan tersendiri (4) mengetahui lawan juga tidak melatihkan psikis.

3 Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pada saat bertanding fakta psikis memiliki peran yang lebih dominan
dari faktor teknis maupun fisik, sebab gangguan psikis seperti kurangnya percaya diri, motivasi, konsentrasi,
dan keberanian akan berakibat negatip terhadap keterampilan teknis dan kemampuan fisik atlet. Untuk
mencapai mental yang kuat diperlukan kesehatan tubuh yang baik, kontrol emosi yang baik, dan memiliki fisik
yang prima.Pada setiap aktivitas cabang olahraga termasuk sepakbola selalu melibatkan unsur fisik dan psikis,
sehingga sudah selayaknya pelatih dalam memberikan swetiap proses latihan kedua unsur tersebut harus
dilatihkan secara simultan dan seimbang. Unsur fisik dan psikis dalam proses latihan dan pertandingan secara
kontinyu dan silih berganti saling menunjang untuk dapat menempilkan prestasi yang terbaik (Sukadiyanto,
2014:2) berkaitan dengan hal tersebut ada dua cara untuk melatih ketegaran mental atlet yaitu: (1) latihan
secara verbal, yaitu melalui anjuran yang berupa kata-kata, ceramah, diskusi (2) latihan secara non verbal
(praktik), yaitu kombinasi latihan teknik dan fisik di lapangan, simulasi pertandingan, menghadapi pressing
lawan dsb.

4 Menurut Gallwey (1982:3-4) menyatakan bahwa suasana pertandingan merupakan suatu suasana yang
didominasi oleh unsur mental, maka sikap mental yang mendukung pencapaian prestasi harus dilatihkan
secara tepat kepada atlet. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet yang berprestasi tinggi,
aktivitas pada saat proses latihan kondisinya sama atau menyerupai pada saat pertandingan (Loehr,
1991:133). Untuk itu dalam menyusun setiap sesi latihan pelatih harus mengacu pada periodesasi, situasi,
keadaan yang realistik dengan kondisi yang dihadapi nantinya dalam pertandingan. Menurut Braden dan Wool
dalam Sukadiyanto (2014:3) menyatakan bahwa dalam suasana pertandingan aspek mental pada atlet
mencakup empat konsep yaitu: (1) ada keterkaitan antara pikiran dan badan (2) keadaan psikologis, suasana
hati , suasana haru, perasaan dan semua permasalahan dapat mempengaruhi permainan (3) aspek mental
diantaranya termasuk kecerdikan (smart) dan kepandaian (intellegence) dan, (4) aspek mental juga meliputi
strategi dan taktik. Oleh karena itu atlet yang memiliki keterampilan mental yang prima dapat sebagai jaminan
untuk meraih keberhasilan dalam pertandingan (Loehr, 1991:1).

5 Ketegaran Mental (Mental Toughnest )


Ketegaran mental adalah suatu kondisi atlet masih tetap mampu berfikir secara positif, realistik, tenang, dan
jernih meskipun dalam keadaan tertekan oleh lawan (Loehr, 1993:182). Ciri-ciri atlet memiliki ketegaran mental
yang baik antara lain: (1) dapat menguasai dan mengendalikan emosi, (2) dapat merubah emosi negatif
menjadi emosi positif, (3) mampu mengatasi kesalahan dan kegagalan tanpa emosi, (4) cepat bertindak pada
kondisi penampilan yang ideal,(5) mampu keluar dari krisis dan ketidak beruntungan. Sedangkan menurut Goffi
(1984:17) atlet yang memiliki ketegeran mental yang baik cirinya adalah: memiliki percaya diri, ketetapan hati,
dan dapat berkonsentrasi dengan baik.

6 Tahapan Latihan Ketegaran Mental :


Membangun landasan dasar untuk pemulihan, meliputi: nutrisi yang baik, waktu tidur, dan istirahat yang
cukup.Tegar secara fisik, meliputi: mampu menerima beban latihan meskipun berat, tidak mudah menyerah
meskipun ketinggalan dengan lawan.Tegar secara mental, meliputi: disiplin, improvisasi, percayadiri kuat, dan
berpikir positif.Pribadi tegar, meliputi: secara emosional fleksibel, peka, dan tahan terhadap tekanan/ stress.

7 Metode Melatih Ketegaran Mental Atlet


Metode adalah cara, maka metode maelatih ketegaran mental adalah suatu cara yang dilakukan untuk
mencapai kondisi mental yang kuat meskipun atlet dalam keadaan tertekan oleh lawan.Ada dua cara untuk
melatih mental atlet yaitu:Cara verbalCara yang dilakukan oleh pelatih dengan menggunakan kata-kata atau
anjuran, misalnya ceramah, diskusi.Cara non verbalCara latihan ketegaran mental yang selalu dikombinasikan
dengan latihan unsur fisik dan teknik, misalnya: simulasi pertandingan, game kontrol, latihan taktik dan strategi
di lapangan.Adapu unsur-unsur ketegaran mental yang dilatihkan menurut Crespo (1996:14) diantaranya
adalah motivasi, goal setting, berpikir positif kontrol emosi, perhatian, kontrol perilaku, dan mental(visualisasi).

8 Bentuk-Bentuk Latihan Mental:


Latihan secara verbal:a. Anjuran agar mata tetap dalam kontrol, pandangan mata merupakan pancaran dari
apa yang ada dalam benak atlet.b. Kebiasaan atau rituals, Yaitu bentuk kebiasaan yang sudah biasa dilakukan
yang secara psikologis mampu menambah rasa percaya diri atlet. Misalnya: selalu berdoa sebelum memasuki
lapangan pertandingan.c. Irama, yaitu berusaha melakukan sentuhan dengan bola secara baik, misalnya:
dengan umpan-umpan pendek cepat.d. Pernapasan, yaitu mampu mengontrol pernapasan selama
pertandingan sehingga tetap memiliki energi atau tenaga yang cukup baik selama pertandingan.e.
Mempertinggi intensitas yang positif, yaitu selalu berfikir positifagar tidak terbebani dalam bermain.f. Tenang
dan rileks, yaitu diusahakan tetap tenang dan rileks saat menghadapi tekanan dan kesulitan di lapangan.,g.
Memperkecil kesalahan, yaitu usahakan sekecil mungkin membuat kesalahan atau blunder dan jika melakukan
kesalahan segera disadari, dan mencari solusi yang terbaik.h. Percaya diri, yaitu menunjukkan semangat dan
kegairahan dalam bermain i. Menghindari kata-kata yang negatif yaitu selalu mengingat bahwa setiap ucapan
adalah doa, sehingga berucaplah yangf baik-baik. Memaki diri sendiri dengan kata-kata yang negatif selama
bermain tidak akan menyelesaikan masalah justru membuat pikiran semakin kalut dan tidak fokus.

9 Latihan secara non verbal (praktik)


a. Melatih motivasi, goal setting, dan usaha maksimal 100%. Cara yang dapat dilakukan antara lain: bermain
dengan cara selalu menyerang di daerah pertahanan yang lemah, bermain dengan kombinasi menyerang
melalui sayap dan tengah.b. Kontrol pikiran, melakukan suatu usaha dengan pikiran yang tenang dan realistik,
berusaha untuk selalu dapat menyelesaikan masalah.c. Kontrol emosi, yaitu tetap tenang dan rileks saat
menghadapi tekanan lawan, penonton, maupun wasit.d. Konsentrasi, yaitu selama pertandingan berlangsung
usahakan pikiran jangan sampai kosong atau lengah tetapi tetap konsentrasi pada pertandingan, bisa
menjalankan taktik dan strategi dengan baik.e. Kontrol perilaku/ sikap, yaitu bermain dengan fair play, sportif,
menerima kemenangan dan kekalahan secara wajar.f. Kontrol mental yaitu tidak kenal menyerah meski
keadaan tertekan, selalu merencanakan dengan baik dengan pikiran dan tenaga saat melakukan
tindakan.Selalu diingat bahwa dalam latihan mental intinya atlet selalu diajak untuk berpikir

Anda mungkin juga menyukai