Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR KONDISI FISIK DOMINAN

PENENTU PRESTASI BERMAIN TENIS MEJA


(Analisis Faktor Fleksibilitas Pergelangan Tangan, Fleksibilitas Pinggul, Waktu
Reaksi, Koordinasi Mata Tangan, Kelincahan , dan Power Otot Lengan Pada
Mahasiswa Pembinaan Prestasi Tenis Meja UNS Surakarta)
IKA RUDI MAHENDRA, Prof. Dr. Sugiyanto, Prof. Dr. Kiyatno., dr., PFK., M.Or.,
AIFO. Magister Ilmu Keolahragaan Program PASCASARJANA UNS
Ikarudimahendra.irm@gmail.com

Abstrak
Permainan tenis meja membutuhkan kelengkapan kondisi fisik agar mampu mendapatkan prestasi
lebih tinggi disamping penguasaan teknik dan strategi. Komponen kondisi fisik antara lain, kekuatan, daya
tahan, daya ledak otot, kecepatan, koordinasi, fleksibilitas, kelincahan, keseimbangan, ketepatan, dan
reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuidiantara faktor fisik fleksibilitas pergelangan tangan,
fleksibilitas pinggul, waktu reaksi, koordinasi mata tangan, kelincahan, dan power otot lengan, manakah
yang dominan menentukan prestasi bermain tenis meja pada mahasiswa putra pembinaan prestasi tenis
meja.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan analisis faktor, yaitu analisis
faktor konfirmatori. Populasi penelitian ini yaitu mahasiswa pembinaan prestasi UNS. Sampel sebanyak
16mahasiswa diperoleh melalui teknik purposive random sampling. Data yang digunakan diambil melalui
serangkaian test terhadap variabel bebas dan terikat. Metode pengujian penelitian ini menggunakan analisis
faktor konfirmatori dengan bantuan program SPSS 19 dan amos 21.
Hasil pengujian hipotesis penelitian terbukti bahwa keseluruhan faktor kondisi fisik mempunyai
pengaruh dan hubungan yang signifikan terhadap prestasi bermain tenis meja. Faktor kondisi fisik tersebut
antara lain fleksibilitas pergelangan tangan, fleksibilitas pinggul, waktu reaksi, koordinasi mata tangan,
kelincahan dan power otot lengan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, diambil kesimpulan bahwa Faktor
dominan dari keenam faktor kondisi Fisik yang mendukung prestasi bermain tenis meja mahasiswa
berturut-turut adalah :kelincahan dengan nilai korelasi 0,428, fleksibilitas pinggul dengan nilai korelasi
0,220, koordinasi mata tangan dengan nilai korelasi sebesar 0,165, Waktu reaksi dengan nilai korelasi
sebesar 0,149, Fleksibilitas pergelangan tangan dengan nilai korelasi sebesar 0,123 danPower otot lengan
sebesar 0,118..

Kata Kunci : Prestasi Bermain Tenis Meja, Analisis Faktor Kondisi Fisik.

PENDAHULUAN berprestasi harus memiliki kondisi fisik seperti:


Latar belakang Kekuatan (strength), daya tahan (endurance), daya
Permainan tenis meja merupakan salah satu ledak otot (muscular power), kecepatan (speed),
cabang olahraga yang banyak digemari koordinasi (coordination), fleksibilitas (flexibility),
masyarakat luas. Hal ini bukan hanya disebabkan kelincahan (agility), keseimbangan (balance),
oleh masuknya cabang ini dalam kurikulum di ketepatan (accuracy), reaksi (reaction).
sekolah tetapi juga permainan ini sangat menarik Berdasarkan keseluruhan komponen kondisi
dan dapat dimainkan di dalam rumah dengan fisik yang telah disebutkan di atas,
peralatan yang relatif murah, serta tidak pemeliharaannya dan peningkatannya tidak dapat
membutuhkan tempat yang luas. Tenis meja dapat terlepas antara satu dengan yang lain, sehingga
dimainkan dan dinikmati oleh semua anggota prestasi seorang atlet dalam berbagai cabang
keluarga dan memberi gerak badan serta hiburan olahraga dapat meningkat. Dikarenakan kurangnya
kepada pemain-pemain semua tingkat usia, dan perhatian terhadap komponen kondisi fisik seorang
termasuk juga mereka yang cacat jasmaninya. pemain, prestasi pemain cabang olahraga tenis
Tenis meja membutuhkan kelengkapan meja baik dalam pesta olahraga nasional maupun
kondisi fisik agar mampu mendapatkan prestasi internasional menjadi kurang maksimal sesuai
lebih tinggi, disamping penguasaan teknik, taktik dengan apa yang telah diharapkan, seseorang yang
serta strategi. Seperti yang dikemukakan oleh ingin berlatih tenis meja menjadi lebih lama dalam
Mochamad Sajoto (1988) pembinaan kondisi fisik berlatih tenis meja. Adanya fakta tersebut
dalam olahraga bahwa kalau seseorang atlit ingin membuktikan bahwa perhatian tidak hanya terpaku

1
terhadap penguasaan teknik keterampilan- dibutuhkan dalam upaya memukul dan
keterampilan saja, namun komponen fisik juga mengembalikan bola, karena pada saat akan
perlu mendapat perhatian. memukul pemain harus terlebih dahulu melihat
Berdasarkan penjelasan di atas, pemain arah datangnya bola baru kemudian menempatkan
tenis meja masih perlu dibina dan diarahkan untuk posisi memukul untuk selanjutnya menempatkan
diberikan latihan-latihan kondisi fisik, antara lain bola ke sasaran yang diinginkan. Adanya
adalah fleksibilitas pergelangan tangan, koordinasi yang baik antara mata dan tangan dapat
fleksibilitas pinggul, waktu reaksi, koordinasi mata mempengaruhi hasil pukulan dalam tenis meja.
tangan, kelincahan, dan power otot lengan. Sehingga pemain yang memiliki kemampuan
Fleksibilitas pergelangan tangan dalam dalam mengkoordinasi yang baik antara mata dan
olahraga tenis meja merupakan salah satu faktor tangan, akan menghasilkan pukulan forehand
yang sangat dibutuhkan bahkan sangat maupun backhand yang lebih tepat pada sasaran,
menentukan menang atau tidaknya pemain dalam dibandingkan pemain yang kurang dapat
mengikuti suatu pertandingan. Di samping itu mengkoordinasikan dengan baik kedua organ
harus ditunjang keterampilan penguasaan teknik tersebut.
dasar seperti melakukan pukulan forehand
maupun backhand. Pemain yang memiliki Rumusan Masalah
fleksibilitas pergelangan tangan yang baik, akan Berdasarkan latar belakang, identifikasi
mampu mengontrol bola dengan baik, dapat masalah dan pembatasan masalah, maka dapat
mengembalikan bola dalam posisi-posisi sulit baik dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini
backhand maupun forehand, misalnya bola yang adalah diantara faktor fisik fleksibilitas
mengarah di badan atau depan net dan dengan pergelangan tangan, fleksibilitas pinggul, waktu
memanfaatkan fleksibilitas pergelangan tangan reaksi, koordinasi mata tangan, kelincahan, dan
dapat menambah putaran bola saat service maupun power otot lengan, manakah yang dominan
pukulan topspin. Permainan tenis meja juga menentukan prestasi bermain tenis meja ?
memerlukan fleksibilitas pinggul yang baik untuk
terhindar dari cidera karena dalam gerakannya, KAJIAN TEORI
pinggul juga berperan penting dalam teknik- 1. Prestasi Bermain Tenis Meja
teknik pukulan dalam tenis meja. fleksibilitas Prestasi menurut Widodo (2000: 594)
pinggul diperlukan untuk membantu dalam berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang
gerakan memukul pada saat back swing dan telah dicapai.Pada umumnya prestasi ini
forward swing, sehingga bisa lebih digunakan untuk menunjukkan suatu pencapaian
memaksimalkan pukulan ke arah lawan. tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan atau
Permainan tenis meja menuntut ritme bukti suatu keberhasilan.Prestasi olahraga dalam
permainan yang cepat dalam upaya menyambut hal ini tenis meja dipengaruhi oleh sejumlah faktor
dan mengembalikan bola, sehingga seorang yang saling mendukungantara faktor yang satu
pemain perlu memiliki waktu reaksi tinggi. dengan lainnya.Faktor tersebut berasal dari dalam
Pemain yang waktu reaksi atau kecepatan maupundari luar atlet itu sendiri yang meliputi
reaksinya rendah, tentunya akan kesulitan ketika faktor fisik, psikis, teknik, taktik, pelatih,sarana
akan menerima bola yang mengarah kepemain dan prasarana latihan, latihan, sosial, dan
tersebut. Pemain terkadang ada yang bisa sebagainya.
mengembalikan bola – bola sulit dan Menurut Aldermandalam Sudibyo Setyobroto
mengembalikannya ditempat yang sulit pula, (1993:16) menyatakan bahwa penampilan atlet
sehingga pemain tenis meja juga memerlukan dapatditinjau dari empat dimensi yaitu :1).
kelincahan dan waktu reaksi untuk dapat Dimensi kesegaran jasmani meliputi antara
menerima dan bergerak ke arah datangnya bola. laindaya tahan, daya ledak, kekuatan, kecepatan,
Power otot lengan dalam tenis meja juga menjadi kelentukan, kelincahan, reaksi, keseimbangan,
faktor penting, karena permainan tenis meja ketepatan, dan sebagainya. 2). Dimensi
membutuhkan gerak eksplosif untuk mematikan keterampilan meliputi antara lain: kinestetika,
permainan guna memperoleh angka atau skor. kecakapan berolahraga tertentu, koordinasi gerak,
Dalam permainan tenis meja juga dan sebagainya.3). Dimensi bakat pembawaan
dipengaruhi oleh koordinasi mata tangan. fisik meliputi antara lain: keaadan fisik, tinggi
Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang badan,berat badan, bentuk badan, dan sebagainya.
harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara 4). Dimensi psikologik meliputi:motivasi, percaya
kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, diri, agresivitas, disiplin, kecemasan, intelegensi,
yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keberanian, bakat,kecerdasan, emosi, perhatian,
keterampilan (Ismaryati, 2009: 54). Koordinasi ini kemauan, dan sebagainya.
Sedang Singer dalam Singgih D.G (1989:291) menyatakan bahwaolahraga adalah kegiatan yang
2
meliputi aspek fisik, teknik dan, keterampilan saja, namun komponen fisik juga
psikis.Prestasipuncak olahraga merupakan perlu mendapat perhatian.
aktualisasi dari ketiga aspek tersebut. Aspek fisik
adalahkeadaan atlet yang berhubungan dengan 2. Komponen Kondisi Fisik dan Peranannya
struktur morfologis dan antropometrik dalam tenis Meja
yangdiaktualisasikan dalam prestasi, aspek teknik Kodisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari
adalah potensi yang dimiliki atlet dandapat komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan
berkembang secara optimal untuk menghasilkan begitu saja, baik peningkatan maupun
prestasi tertentu, sedang aspekpsikis berhubungan pemeliharaannya, artinya bahwa di dalam usaha
dengan struktur dan fungsi aspek psikis baik peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen
karakterologismaupun kognitif yang menunjang tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-
aktualisasi potensi dan dilihat pada prestasi yang sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai
dicapai. keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk
Tenis meja salah satu olah raga yang menuntut keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan
atlet atau pemainnya terampil dalam bermain tenis tersebut. Hal ini akan semakin jelas bila kita
meja untuk dapat berprestasi, dimana untuk sampai pada masalah status kondisi fisik. Kondisi
memperoleh prestasi yang baik diperlukan fisik dalam penelitian ini antara lain :
keterampilan yang baik pula dalam bermain tenas
meja, dalam hal ini adalah keterampilan atlet atau a. Fleksibilitas Pergelangan Tangan
pemain dalam mengaplikasikan teknik-teknik Fleksibilitas atau flexibility menurut (M.
dasar tenis meja dalam permainan. Sajoto,1988:184) adalah keefektifan seseorang
Keterampilan bermain tenis meja dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan
dibutuhkan dalam pencapaian prestasi tenis meja. aktifitas tubuh dengan penguluran tangan yang
Ketrampilan bermain tenis meja diwujudkan seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligament-
dengan penguasaan teknik dasar permainan tenis ligamen di sekitar persendian.
meja melalui permainan. Ketrampilan bermain Fleksibilitas pergelangan tangan, akan dapat
tersebut tentunya akan membantu dalam menimbulkan kemampuan untuk melakukan
penampilan, yang berupa penguasaan teknik dasar gerak sendi dari berbagai arah di dalam
tenis meja diantaranya yaitu grip, jenis pukulan, melakukan pukulan, dimana tangan yang akan
macam pukulan dan footwork. Pemain yang baik sangat berpengaruh dalam melecutkan secara
akan terlihat dari keterampilannya melakukan horisontal suatu pukulan yang keras, tepat dan
teknik teknik dasar tersebut dalam sebuah terarah pada sasaran yang diinginkan baik
permainan, dimana pemain akan melakukan pukulan, bisa dengan backhand maupun forehand.
service, pukulan maupun pergerakan. Fleksibilitas pergelangan tangan penting karena
Lebih lanjut disamping penguasaan teknik, pada saat melakukan pukulan forehand dengan
taktik serta strategi, dll, tenis meja membutuhkan ditambah memaksimalkan fleksibilitas
kelengkapan kondisi fisik agar mampu pergelangan tangan, putaran bola yang dipukul
mendapatkan prestasi lebih tinggi.Seperti yang akan menjadi lebih kencang (topspin), kemudian
dikemukakan oleh Mochamad Sajoto (1988) fleksibilitas sangat membantu pada saat
pembinaan kondisi fisik dalam olahraga bahwa melakukan service untuk melakukan variasi –
kalau seseorang atlit ingin berprestasi harus variasi pukulan service, dan apabila seseorang
memiliki kondisi fisik seperti:Kekuatan (strength), mengalami kurang luas gerak dalam persendian
daya tahan (endurance), daya ledak otot dapat menimbulkan gangguan kurang gerak dan
(muscularpower), kecepatan (speed), koordinasi mudah menimbulkan cedera.
(coordination), fleksibilitas (flexibility), b. Fleksibilitas pinggul
kelincahan (agility), keseimbangan (balance), Fleksibilitas merupakan jangkauan gerak sendi
ketepatan (accuracy), reaksi (reaction). tubuh . Derajat fleksibilitas atau fleksibilitas secara
Kurangnya perhatian terhadap komponen spesifik cenderung berhubungan dengan sendi
kondisi fisik seorang pemain, tentunya menjadi tulang, otot tendon dan tulang (verducci,1980 :
prestasi kurang maksimal atau tidak sesuai dengan 253).
apa yang diharapkan, seseorang yang ingin Permainan tenis meja memerlukan fleksibilitas
berlatih tenis meja menjadi lebih lama dalam pinggul yang baik untuk terhindar dari cidera
berlatih tenis meja. Adanya fakta tersebut karena dalam gerakannya pinggul juga berperan
membuktikan bahwa perhatian tidak hanya terpaku penting dalam teknik-teknik pukulan dalam tenis
terhadap penguasaan teknik keterampilan- meja.Fleksibilitas pinggul diperlukan untuk
membantu dalam gerakan memukul pada saat
backswingdan forward swing, sehingga bisa lebih
memaksimalkan pukulan ke-arah lawan. c. Waktu Reaksi
3
Menurut Ismaryati (2008:72), waktu reaksi
adalah periode antara diterimanya rangangan
dengan permulaan munculnya jawaban ADHD adalah istilah popular, kependekan
Permainan tenis meja membutuhkan tempo dari Attention Deficit Hiperactive Disorder.
permainan yang cepat, untuk menerima dan (Attention = perhatian, Deficit = berkurang,
mengembalikan bola seorang pemain tenis meja Hiperative = hiperaktif, dan Disorder =
membutuhkan waktu reaksi yang tinggi, dan gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD
sebaliknya jika seorang pemain memiliki berarti gangguan pemusatan perhatian disertai
kecepatan reaksi yang rendah ia akan terlambat hiperaktif. Gangguan ini disebabkan kerusakan
dalam menjangkau bola yang datang sehingga kecil pada sistem saraf pusat dan otak sehingga
mengalami kesulitan saat menerima dan rentang konsentrasi penderita menjadi sangat
mengembalikan bola kearah lawan. pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab lainnya
Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh
harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. Atau
kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger
yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau
keterampilan. Koordinasi ini sangat sulit pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk,
dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, dan alergi makanan.
sehingga kadang-kadang suatu tes koordinasi juga
bertujuan mengukur kelincahan (Ismaryati, e. Power otot lengan
2008:54). Menurut M. Sajoto (1995:8) power adalah daya
Dalam permainan tenis meja, koordnasi ledak otot (muscular power) kemampuan
mata tangan mempunyai peranan yang besar seseorang untuk mempergunakan power otot
karena pada waktu akan memukul bola, hal lengan maksimum yang dikerahkan dalam waktu
pertama yang perlu dilakukan pemain untuk yang sependek-pendeknya dalam hal ini dapat
mengantisipasi bola yaitu melihat gerakan lawan, dinyatakan bahwa daya ledak otot = power otot
membaca arah datangnya bola, selanjutnya lengan (force) x kecepatan (velocity).
menentukan jarak yang tepat untuk mengayunkan Seseorang pemain yang memaksimalkan
bet. Koordinasi mata tangan yang baik tentunya power otot lengannya untuk membantu dalam
akan sangat membantu dalam permainan tenis pukulanakan menghasilkan lecutanpukulan yang
meja, sehingga pemain tidak akan kesulitan untuk cepat sehingga pukulan yang dilakukan
memukul, dan mengembalikan bola dari lawan. menjadikeras dan sulit diterima oleh lawan,
d. Kelincahan dikarenakan menuntut lawan harus sesegera
Sajoto (1988: 90) mendefinisikan mungkin siap kembali setelah menyerang atau
kelincahan sebagai kemampuan untuk mengubah mengembalikan bola.
arah dalam posisi di arena tertentu. Seseorang 3. Penelitian Yang Relevan
yang mampu mengubah arah dari posisi satu ke Beberapa penelitian yang memiliki relevansi
posisi lainnya yang berbeda dengan koordinasi paling dekat dengan penelitian ini antara lain :
gerak yang baik dan dalam kecepatan tinggi berarti Afreli Tanuek (2011) meneliti hubungan
kelincahannya cukup tinggi.cepat dan mudah. antara fleksibilitas pergelangan tangan dengan
ketepatan melakukan pukulan forehand dalam
Kelincahan sebagai salah satu komponen permainan tenis meja, yang menyimpulkan
kebugaran jasmanimempunyai peranan yang terdapat hubungan yang signifikan antara
signifikan dalam berbagai cabang fleksibilitas pergelangan tangan dengan
olahragakhususnya tenis meja.Seorang atlet yang kemampuan pukulan forehand
mempunyai kelincahan cenderunglebih mudah Nurliati Syamsuddin (2012) meneliti
untuk melakukan gerakan-gerakan yang sulit, tidak hubungan antara kekuatan lengan, kelincahan, dan
mudahjatuh atau cedera, dan kelincahan dapat kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan
mendukung teknik-teknik yangdigunakan oleh bermain tenismeja yang menyimpulkan terdapat
atlet tersebut. Kelincahan akan membantu pemain hubungan yang signifikan antara kekuatan lengan,
untuk bergerak ke berbagai arah atau sudut ( kelincahan, dan kecepatan reaksi tangan dengan
depan, samping, belakang samping ) dengan kemampuan bermain tenismeja
mudah, cepat guna mengejar / mengantisipasi bola
dari lawan. 4. Kerangka Berfikir
1. Hubungan fleksibilitas pergelangan tangan
danPrestasi bermain tenis meja
Dalam prakteknya di lapangan, fleksibilitas
pergelangan tangan sangat di butuhkan, karena

4
tidak setiap saat bola yang datang adalah bola-bola menentukan respon yang tepat dari berbagai
yg mudah di pukul seperti dalam teorinya. kemungkinan yang ada
Sehingga ketika melakukan pukulan forehand Permainan tenis meja membutuhkan tempo
dengan dibarengi memainkan pergelangan tangan permainan yang cepat, untuk menerima dan
(fleksibilitas pergelangan tangan) bola akan mengembalikan bola seorang pemain tenis meja
menjadi lebih mudah terkontrol, bola-bola sulit membutuhkan waktu reaksi yang tinggi, dengan
yang diberikan lawan seperti di sudut meja, dekat reaksi yang tinggi tentunya akan membantu
badan atau depan net akan mudah di kembalikan pemain tenis meja dalam usahanya melakukan
kembali dan ketika akan mematikan lawan dengan serangan ataupun menerima bola dengan mudah.
spin ( topspin, backspin, sidespin ), putaran bola Pemain tersebut dengan cepat merespon bola yang
pun akan lebih kencang, sehingga menyulitkan datang.
pemain lawan. Fleksibilitas pergelangan tangan
juga mempengaruhi pemain tenis meja dalam 4. Hubungan kelincahan danPrestasi
melakukan pukulan service dalam permainan tenis bermain tenis meja
meja, service spin membutuhkan fleksibilitas Salah satu unsur kondisi fisik yang
pergelangan tangan untuk menghasilkan putaran menunjang keterampilan bermaintenis meja adalah
bola. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelincahan, dimana kelincahan ini membantu
fleksibilitas pergelangan tangan dalam cabang dalam mengantisipasi datangnya bola yang
olahraga tenis meja sangatlah dibutuhkan terutama mungkin arahnya tidak tepat pada posisi untuk
dalam melakukan pukulan-pukulan yang tujuannya langsung memukul.Seseorang yang memiliki
mematikan serangan lawan seperti pukulan kelincahancenderunglebih mudah untuk
forehand topspin, serta mampu memanfaatkan melakukan gerakan-gerakan yang sulit, tidak
sepenuhnya suatu pukulan service yang tepat pada mudahjatuh atau cedera, dan kelincahan dapat
sasaran yang diinginkan dan membantu dalam mendukung teknik-teknik yangdigunakan oleh
melakukan spin. Dengan memaksimalkan atlet tersebut. Dalam tenis meja, pemain dengan
fleksibilitas pergelangan tangan, seorang pemain kelincahan yang baik tentunya tidak akan kesulitan
tenis meja akan dapat mengontrol bola dengan dalam mengejar bola yang diberikan lawan,
baik, menempatkan bola ke arah sasaran yang pemain tersebut akan mudah dan cepat dalam
diinginkan pada saat backhanddan dengan putaran menjangkau bola, pemain akan cepat bergerak ke
bola yang lebih kencang dan mematikan serangan samping, depan maupun belakang guna mengejar
lawan pada saat spin ( topspin, backspin, atau menjangkau bola.
sidespin
), lebih mudah melakukan variasi-variasi service( 5. Hubungan koordinasi mata tangan dan
topspin, backspin, sidespin ). Prestasi bermain tenis meja
Koordinasi mata dan tangan memiliki
2. Hubungan fleksibilitas pinggul danPrestasi peranan dalam melakukan pukulan forehand
bermain tenis meja karena pada saat persiapan memukul bola hal itu
Fleksibilitas pinggul diperlukan untuk dianggap sangat penting.Pemain yang akan
membantu dalam gerakan memukul pada saat mengantisipasi bola datang, hal yang pertama
backswingdan forward swing, sehingga bisa lebih dilakukan adalah melihat gerakan lawan,
memaksimalkan pukulan ke arah lawan.Seperti kemudian membaca arah datangnya bola baru
penjelasan diatas, seseorang yang mempunyai kemudian bisa menentukan jarak yang tepat untuk
fleksibilitas pinggul yang baik akan mudah dalam mengayunkan raket dengan tangan guna memukul
melakukan ketrampilan tenis meja, kualitas bola yang datang, serta menentukan kemana arah
pukulan yang dihasilkan juga akan menjadi lebih bola yang diinginkan sebagai serangan balasan, itu
kencang karena fleksibilitas pinggul akan semua memerlikan koordinasi mata tangan.
membantu dalam gerakan backswing dan forward Sehingga dengan memiliki koordinasi mata
swing, sehingga akan terhindar dari cedera saat yang baik maka pemain akan semakin mudah
melakukan gerakan gerakan memukul. dalam mengantisipasi bola yang datang dan
melakukan serangan balasan dengan cepat dan
3. Hubungan waktu reaksi danPrestasi tepat sasaran. Berdasarkan hal tersebut di atas
bermain tenis meja maka dalam melakukan keterampilan tenis meja
Reaksi kompleks dilakukan dalam diperlukan koordinasi antara mata dan tangan
permainan-permainan dan olahraga-olahraga untuk melakukan pukulan.
pertandingan, misalnya tinju, anggar, dan tenis
meja.Atlet secara terus menerus menerima
sejumlah rangsang yang berbeda dan harus
6. Hubungan power otot lengan dan Prestasi bermain tenis meja
5
Dalam permainan tenis meja dituntut Pelaksanaan penelitian : Kampus UNS pada
melakukan gerakan memukul secara terus menerus bulan desember 2013
dengan cepat, sehingga diperlukan power otot
lengan untuk melakukan gerakan secepat B. Jenis Penelitian
mungkin.Seseorang pemain yang memaksimalkan Penelitian ini merupakan penelitian
power otot lengannya untuk membantu dalam korelasional, dengan rancangan analisis faktor,
pukulan smashakan menghasilkan pukulan yang yaitu analisis faktor konfirmatori. Menurut Agus
sulit diterima oleh lawan. Widarjono (2010:235), analisis faktor termasuk
dalam penelitian korelasional, karena menjelaskan
7. Hubungan fleksibilitas pergelangan hubungan atau korelasi antar variabel
tangan, fleksibilitas pinggul, waktu reaksi,
koordinasi mata tangan, kelincahan, dan C. Populasi dan Sampel
power otot lengan, dan Prestasi bermain 1. Populasi
tenis meja Sugiyono (2008:117) menyatakan bahwa
Dalam permainan tenis meja yang lebih populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
banyak menggunakan keterampilan tangan atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
memerlukan komponen kondisi fisik yang baik dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
dalam hal teknik pukulan, untuk menghasilkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
pukulan yang baik, pemain selain memiliki teknik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
pukulan yang benar juga perlu menggunakan atau adalah mahasiswa pembinaan prestasi UNS yang
memaksimalkan fleksibilitas pergelangan tangan jumlah keseluruhannya 36 orang.
dan ditambah dengan fleksibilitas pinggul, waktu
reaksi, kelincahan kaki, koordinasi mata tangan 2. Sampel
yang baik dan power otot lengan akan menjadikan Sampel dalam penelitian ini ditentukan
pemain lebih mudah dalam membaca gerakan dengan purposive random sampling. Menurut
lawan, gerakan menjadi lebih sempurna juga (Sudjana, 2002:168), purposive random sampling
pukulan lebih maksimal. sehingga dapat menebak dikenal juga dengan sampling pertimbangan,
kemana bola akan datang, dengan demikian terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan
pemain dapat melakukan antisipasi secara leluasa berdasarkan pertimbangan perorangan atau
dan melakukan serangan balik dengan pertimbangan peneliti. Berdasarkan teknik
mengarahkan bola ketempat yang sulit dijangkau penentuan sampel tersebut maka sampel harus
lawan dengan pukulan dan putaran bola yang memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu mahsiswa
kencang yang dapat menjadikan lawan akan putra dengan kriteria permainan yang lebih
kesulitan. condong bermain menyerang yang berjumlah 16
Sehingga berdasarkan uraian diatas orang terbaik dalam populasi PP tenis meja
fleksibilitas pergelangan tangan, fleksibilitas
pinggul, waktu reaksi tangan, kelincahan kaki, D. Variabel Penelitian
koordinasi mata tangan, power otot lengan Dalam penelitian ini terdapat variabel variabel
merupakan faktor yang memberikan pengaruh sebagai berikut:
besar terhadap keterampilan bermain tenis meja. Variabel bebas terdiri atas:
Dengan demikian diharapkan dalam 1. Fleksibilitas pergelangan tangan : X1
penelitian ini terjadi keterkaitan antara variabel 2. Fleksibilitas Pinggul : X2
terikat dengan variabel bebas. 3. Waktu reaksi : X3
4. Koordinasi mata tangan : X4
A. METODOLOGI PENELITIAN 5. Kelincahan : X5
1. Tempat penelitian 6. Power otot lengan : X6
Untuk memperoleh data atau keterangan Variabel terikat yaitu:
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan 1. Prestasi bermain tenis meja :Y
penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan di
Kampus UNS E. Teknik Pengumpulan Data
2. Waktu Penelitian a. Fleksibilitas pergelangan tangan.
Secara formal penelitian ini dilaksanakan diukur dengan menggunakan busur derajat
setelah proposal disetujui oleh dosen atau goniometer, dengan satuan derajat
pembimbing b. Fleksibilitas pinggul.
Pengukuran fleksibilitas pinggul dengan
tes duduk berlanjur dan meraih, dengan satuan
centimeter
c. Waktu reaksi Pengukuran dengan cara mengukur waktu
6
reaksi tangan dengan rangsangan visual.
Satuannya inchi. 1. Uji prasyarat
d. Koordinasi mata tangan a. Uji normalitas
Pengukuran koordinasi mata tangan b. Uji outliners
dengan cara melakukan tes lempar tangkap 2. Melakukan uji kelayakan model
bola tenis dengan satuan kali. Ada beberapa metode untuk melihat
e. Kelincahan kebaikan sesuai model secara menyeluruh
Pengukuran kelincahan dengan lari 4x5m, yaitu :
dengan cara mengukur kecepatan perubahan a. Chi Squares
posisi atau arah , satuannya detik Data pengujian dengan nilai χ2 yang
f. Power otot lengan rendah dan menghasilkan tingkat
Pengukuran power otot lengan dengan tes signifikansi yang lebih besar dari 0,05
ball medicine satuannya meter. akan mengindikasikan tidak adanya
g. Prestasi bermain tenis meja perbedaan yang signifikan antara matriks
Test prestasi bermain tenis meja dengan kovarians yang diestimasi. Diharapkan
cara bertanding tenis meja dengan sistem nilai chi Square kecil
setengah kompetisi, menang mendapat poin 2,
kalah 1, sesuai peraturan dalam tenis meja b. Root Mean Squares Error of
sistem setengah kompetisi Approximiation (RMSEA)
RMSEA ini adalah sebagai alternatif
F. Teknik Analisis Data dan pembanding uji Chi Squares (Agus
Analisis data yang digunakan dalam penelitian Widarjono,2010:283). Apabila RMSEA ≤
ini yaitu statistik deskriptif, digunakan untuk 0,08 , model dianggap layak.
mendiskripsikan variabel-variabel dalam
penelitian. Analisis yang digunakan adalah mean c. Goodness of Fit Index (GFI)
(rata-rata) untuk mengetahui nilai rata-rata Nilai yang direkomendasikan adalah
masing-masing variabel, minimum untuk AGFI ≥ 0,90, semakin besar nilai AGFI
mengetahui nilai minimum data masing- masing maka semakin baik kesesuaian yang
variabel, maksimum untuk mengetahui nilai dimiliki model
maksimum data masing–masing variabel, dan
standar deviasi. Untuk menghilangkan data yang d. Adjusted Goodnes of Fit Index
bias langkah selanjutnya mencari T-score. Uji (AGFI)
T- score digunakan untuk menghilangkan aneka Model dianggap layak apabila AGFI
ragam nilai yang dapat menyebabkan penilaian ≥ 0,80
yang salah, dimana kualitas penilaian, kualitas tes
sangat berpengaruh terhadap penilaian hasil e. Root Mean Squares Residual (RMSR)
Metode statistik yang dapat mempertimbangkan Jika nilai RMSR ≤ 0,05 maka model
sekian banyak faktor untuk menjelaskan hubungan adalah baik
yang terjadi dalam sebuah fenomena sosial atau
alam yang kompleks. Metode itu dinamakan f. Tucker Lewis Index (TLI)
statistik multivariat. Kata “multi” menunjukkan Nilai penerimaan yang
kemampuan metode tersebut, sekaligus juga ciri direkomendasikan adalah nilai TLI ≥
metode itu, untuk mengolah sekian variabel secara 0,90. TLI merupakan indeks yang kurang
bersama-sama dalam menjawab persoalan statistik dipengaruhi oleh ukuran sampel.
tertentu.
Analisis faktor merupakan teknik untuk membantu g. Normed Fit Index (NFI)
para peneliti dalam mengidentifikasi konstruk Nilai yang direkomendasikan adalah
yang sifatnya tidak bisa diukur secara NFI ≥ 0,90.
langsung.Analisis faktor ada dua macam yaitu
eksploratoris dan konfirmatoris. Dalam penelitian h. Comparative Fit Index (CFI)
ini menggunakan analisis faktor konfirmatori, Nilai penerimaan yang
yaitu suatu teknik analisis faktor dimana secara direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90
apriori berdasarkan teori dan konsep yang sudah (Ghozali dan Fuad, 2005).
diketahui atau ditentukan sebelumnya
(Gudono,2012). i. Normed Chi Square (CMIN/DF)
Diharapkan < 2,00 – 5,00
3. Uji hipoteis atau signifikansi > 1,96 maka variabel indikator dikatakan
Uji statistika t , jika nilai t hitung signifikan, atau jika p-value < 5% maka
7
variabel indikator dikatakan signifikan nilai minimum sebanyak 19 poin, sedangkan standar
deviasi sebanyak 2,85117 poin.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data digunakan untuk
mengungkapkan variabel peneltian berkaitan Uji Prasyarat Analisis
dengan mean, median, Standar deviasi dan tabel Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji
frekuensi. Analisis deskripsi data dalam penelitian prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji
ini dijelaskan sebagai berikut : Outliers.
Tabel 1. Deskripsi data A. Uji Normalitas
Tabel 2. Uji Normalitas
Descriptive Statistics
Variable min Max skew .r. kurtosi
c.r.
s
Maxim Std.
x6 29.480 69.130 -.253 - -.150
N Range Minimum um Mean Deviation
.413 .123
x5
38.930 78.140 1.544 .521 2.019 .648
x1 16 87.00 68.00 155.00 108.6250 26.12757
x4 -
32.890 64.480 -.370 .604 -.875 .715
x2 16 19.00 17.00 36.00 23.5000 5.59762
x3 .
35.660 66.670 .158 258 -1.081 .883
x3 16 2.00 5.50 7.50 6.5750 .64498
x2
x4 16 9.00 9.00 18.00 13.8750 2.84898
38.390 72.330 .797 .302 -.484 .395
x1 .
x5 16 3.09 12.24 15.33 14.4575 .78804 34.450 67.750 .190 310 -1.023 .836
Y .
x6 16 2.00 2.31 4.31 3.3450 .50431 37.510 76.090 1.012 .652 .944 771
Multivari
Y 16 11.00 19.00 30.00 22.5625 2.85117 -.020
ate .004
Valid N (listwise) 16

Secara univariate untuk nilai-nilai dalam C.r


skewness,semua faktor yaitu X1, X2, X3, X4, X5,
X6 dan Y menunjukkan nilai berada di bawah
harga mutlak 2,58. Sehingga dapat disimpulkan
Terlihat bahwa -rata bahwa data terdistribusi normal secara univariate.
rata fleksibilitas
pergelangan tangansebesar 108.62 ˚ . Nilai Secara multivariat nilai c.r kurtosis juga dibawah
minimum fleksibilitas pergelangan tangan sebesar harga mutlak sehingga dapat disimpilkan bahwa
68 ˚ , nilai maksimum sebanyak 155 ˚ , sedangkan data juga berdistribusi normal secara multivariat
standar deviasi sebesar 26.127 . B. Uji Outliers
Nilai rata-rata fleksibilitas pingul sebesar Tabel 3. Uji Outliers
23,5 cm Nilai maksimum sebesar 36 cm, nilai Observation Mahalanobis d-
p1 p2
minimum sebesar 17cm, sedangkan standar deviasi number squared
sebesar 5,6cm. 9 13.932 .052 .577
Nilai rata-rata waktu reaksi sebesar 6,5 8 10.049 .186 .827
inchi. Nilai maksimum sebanyak 5,5 inchi, nilai
7 9.480 .220 .717
minimum sebanyak 7,5, sedangkan standar deviasi
sebanyak 0,64498 inchi. 2 8.669 .277 .687
Nilai rata-rata koordinasi mata tangan sebesar 16 8.419 .297 .540
13,87 kali. Nilai maksimum sebanyak 18 kali, nilai 14 7.487 .380 .609
minimum sebanyak 9 kali, sedangkan standar
10 6.890 .440 .604
deviasi sebanyak 2,84898 kali.
Nilai rata-rata kelincahan sebesar 14,45 11 6.454 .488 .560
detik. Nilai maksimum sebanyak 15,33 detik, nilai 4 6.250 .511 .436
minimum sebanyak 12,24 detik, sedangkan standar 3 6.195 .517 .271
deviasi sebanyak 0,78804.
13 5.597 .588 .293
Nilai rata-rata power otot lengan sejauh
3,34 meter. Nilai maksimum sejauh 4,31 meter, 6 5.511 .598 .162
nilai minimum sejauh2,31 meter, sedangkan 15 4.646 .703 .254
standar deviasi 0,50431 1 4.621 .706 .109
Nilai rata-rata prestasi bermain sebesar
12 4.364 .737 .051
22,56 poin. Nilai maksimum sebanyak 30 poin,
5 3.438 .842 .064

8
Uji terhadap multivariate outliers dilakukan Berdasarkan keseluruhan pengukuran
dengan menggunakan kriteria jarak mahalanobis goodnessoffit setelah modifikasi model tersebut di
pada tingkat p <0,001. Dari tabel di atas tidak atas mengindikasikan bahwa model yang diajukan
terdapat kasus yang dikategorikan sebagai outliers dalam penelitian dapat diterima dan memenuhi
maka dalam kasus ini semua data dapat ketentuan model yang diharapkan.
diikutsertakan dalam analisis selanjutnya
Pengujian Hipotesis
Analisis Kesesuaian Model Tabel 6. Regression Weights
Tabel 4. Hasil Goodness of Fit Model
Goodness-of-fit Nilai yang Evaluasi Estimate S.E. C.R. P Label
Hasil
Indices diharapkan Model
2
Diharapkan 104,557 Buruk Y <--- x1 .122 .034 3.612 *** par_1
Chi-Square ( )
kecil
Y <--- x2 .218 .070 3.098 .002 par_2
Significance  0,05 0,000 Buruk
Probability (p) Y <--- x3 .148 .067 2.191 .028 par_3

CMIN/DF ≤ 2,0 6,970 Buruk Y <--- x4 .150 .045 3.297 *** par_4

GFI  0,9 0,357 Buruk Y <--- x5 .424 .070 6.035 *** par_5
Y <--- x6 .117 .039 3.011 .003 par_6
AGFI  0,9 -0,200 Buruk
Nilai probabilitas 0,00 atau lebih kecil dari
TLI  0,9 0,217 Buruk
0,05 yang berarti hipotesis yang diajukan
CFI  0,9 0,440 Buruk signifikan
RMSEA ≤ 0,08 0,631 Buruk (H diterima).
Hipotesis 1-6 diterima karena nilai
Dari keseluruhan pengukuran goodness of fit Probabilitas < 0,05. jadi dapat diartikan masing-
tersebut di atas mengindikasikan bahwa model masing variabel bebas memberikan pengaruh
positif terhadap variabel terikat
yang diajukan dalam penelitian ini belum dapat
diterima ditambah lagi dengan nilai probabilitas Hasil Analisis Faktor
yang masih jauh dari memenuhi syarat. Karena Tabel 7. standardized regression weight
model yang diajukan dalam penelitian ini belum Estimate
dapat diterima maka peneliti mempertimbangkan
untuk melakukan modifikasi model untuk Y <--- x1 .123
membentuk model alternatif yang mempunyai Y <--- x2 .220
goodness of fit yang lebih baik.
Y <--- x3 .149
Modifikasi Model Y <--- x4 .165
Modifikasi model dilakukan jika model tidak
layak. Respesifikasi model ditampilkan dalam Y <--- x5 .428
Modification Indeces. Y <--- x6 .118
Melalui nilai modification indeces dapat
diketahui ada tidaknya kemungkinan modifikasi Pengaruh fleksibilitas pergelangan tangan
terhadap model yang dapat diusulkan. terhadap keterampilan bermain tenis meja sebesar
Tabel 5. Hasil Modifikasi Goodnes of Fit 0,123,
Ukuran
Nilai yang Hasil Sebelum Hasil
Evaluasi Pengaruh fleksibilitas pinggul terhadap
Diharapkan Modifikai Setelah
Kelayakan
agar layak Modifikasi
Model keterampilan bermain tenis meja sebesar 0,220,.
2
Diharapkan 104,557 2,528 Baik
Pengaruh waktu reaksi terhadap keterampilan
Chi-Square ( )
kecil bermain tenis meja sebesar 0,149,
Significance  0,05 0,000 0,640 Baik Pengaruh koordinasi mata tangan terhadap
Probability (p)
keterampilan bermain tenis meja sebesar 0,165,
CMIN/DF ≤ 2,0 6,970 0,632 Baik
Pengaruh kelincahan terhadap keterampilan
GFI  0,9 0,357 0,958 Baik
AGFI  0,9 -0,200 0,703 Kurang Baik
bermain tenis meja sebesar 0,428
Pengaruh power otot lengan terhadap
TLI  0,9 0,217 1,048 Baik keterampilan bermain tenis meja sebesar 0,118,.
Pembahasan dan Hasil Penelitian
CFI  0,9 Baik 0,440 1,000
1. Fleksibilitas Pergelangan Tangan
RMSEA
Pembahasan
≤ 0,08 hasil
0,631
penelitian Baikini
0,000
Pengujian hipotesis pertama pada faktor fleksibilitas
memberikan penafsiran yang lebih lanjut pergelangan tangan terhadap keterampilan bermain tenis
mengenai hasil-hasil analisis data yang telah meja diperoleh hasil signifikan pada taraf signifikansi
dikemukakan. 5%.
9
Berdasarkan standardized regression diperoleh 3. Waktu reaksi
nilai korelasi antara fleksibilitas pergelangan Pengujian hipotesis ketiga pada faktor waktu
tangan dan keterampilan bermain tenis meja reaksi terhadap keterampilan bermain tenis meja
sebesar 0,123. diperoleh hasil signifikan pada taraf signifikansi
Keterampilan bermain tenis meja dipengaruhi 5%.
oleh faktor fleksibilitas pergelangan tangan, Berdasarkan standardized regression
dengan fleksibilitas pergelangan tangan yang baik, diperoleh nilai korelasi antara waktu reaksi dan
seorang pemain tenis meja akan dapat mengontrol keterampilan bermain tenis meja sebesar 0,149.
bola dengan baik, menempatkan bola ke arah Keterampilan bermain tenis meja dipengaruhi
sasaran yang diinginkan pada saat backhand waktu reaksi karena permainan tenis meja
maupun forehand dan menghasilkan putaran bola membutuhkan tempo permainan yang cepat, untuk
yang lebih kencang dan mematikan serangan menerima dan mengembalikan bola seorang
lawan pada saat spin ( topspin, backspin, sidespin), pemain tenis meja membutuhkan waktu reaksi
lebih mudah melakukan variasi-variasi service( yang tinggi, dengan reaksi yang tinggi tentunya
topspin, backspin, sidespin ). Berdasarkan hasil akan membantu pemain tenis meja dalam
deskripsi data diperoleh rentang antara mahasiswa usahanya melakukan serangan ataupun menerima
dengan fleksibilitas pergelangan tangan terbesar bola dengan mudah. Pemain tersebut dengan cepat
dan terkecil adalah 87, dengan nilai fleksibilitas merespon bola yang datang. Berdasarkan hasil
pergelangan tangan terbesar sebesar 155˚ dan deskripsi data diperoleh rentang antara mahasiswa
terkecil 68˚ dengan waktu reaksi tertinggi dan terendah adalah
2 inchi, dengan nilai waktu reaksi tertinggi 5,5
2. Fleksibilitas Pinggul inchi dan terendah 7,5 inchi.
Pengujian hipotesis kedua pada faktor
fleksibilitas pinggul terhadap keterampilan 4. Koordinasi mata tangan
bermain tenis meja diperoleh hasil signifikan pada Pengujian hipotesis keempat pada faktor
taraf signifikansi 5%. koordinasi mata tangan terhadap keterampilan
Berdasarkan standardized regression diperoleh bermain tenis meja diperoleh hasil signifikan pada
nilai korelasi antara fleksibilitas pinggul dan taraf signifikansi 5%.
keterampilan bermain tenis meja sebesar 0,220. Berdasarkan standardized regression
Keterampilan bermain tenis meja dipengaruhi diperoleh nilai korelasi antara koordinasi mata
fleksibilitas pinggul. Fleksibilitas pinggul tangan dan keterampilan bermain tenis meja
diperlukan untuk membantu dalam gerakan sebesar 0,165.
memukul pada saat backswingc dan forward Keterampilan bermain tenis meja dipengaruhi
swing, sehingga bisa lebih memaksimalkan koordinasi mata tangan karena karena pada saat
pukulan ke arah lawan. Seperti penjelasan diatas, persiapan memukul bola hal yang pertama
seseorang yang mempunyai fleksibilitas pinggul dilakukan adalah melihat gerakan lawan,
yang baik akan mudah dalam melakukan kemudian membaca arah datangnya bola baru
ketrampilan tenis meja, kualitas pukulan yang kemudian bisa menentukan jarak yang tepat untuk
dihasilkan juga akan menjadi lebih kencang karena mengayunkan bet guna memukul bola yang
fleksibilitas pinggul akan membantu dalam datang, serta menentukan kemana arah bola yang
gerakan backswing dan forward swing, sehingga diinginkan sebagai serangan balasan, itu semua
akan terhindar dari cedera saat melakukan gerakan memerlukan koordinasi mata tangan. koordinasi
gerakan memukul. Berdasarkan hasil deskripsi mata tangan yang baik maka pemain akan semakin
data diperoleh rentang antara mahasiswa dengan mudah dalam mengantisipasi bola yang datang dan
fleksibilitas pinggul terbesar dan terkecil adalah 19 melakukan serangan balasan dengan cepat dan
cm, dengan nilai fleksibilitas pinggul terbesar tepat sasaran.. Berdasarkan hasil deskripsi data
sebesar 36˚ dan terkecil 17cm. diperoleh rentang antara mahasiswa dengan
koordinasi mata tangan tertinggi dan terendah
adalah 9 , dengan nilai koordinasi mata tangan
tertinggi 18 kali dan terendah 9 kali.
5. Kelincahan
Pengujian hipotesis kelima pada faktor
kelincahan terhadap keterampilan bermain tenis
meja diperoleh hasil signifikan pada taraf
signifikansi 5%.
Berdasarkan standardized regression diperoleh
nilai korelasi antara kelincahan dan keterampilan
bermain tenis meja sebesar 0,428.

10
Keterampilan bermain tenis meja dipengaruhi  kelincahan dengan nilai korelasi 0,428.
kelincahan dimana kelincahan ini membantu  fleksibilitas pinggul dengan nilai
dalam mengantisipasi datangnya bola yang korelasi 0,220.
mungkin arahnya tidak tepat pada posisi untuk  koordinasi mata tangan dengan
langsung memukul.Seseorang yang memiliki nilai korelasi sebesar 0,165.
kelincahan cenderung lebih mudah untuk  Waktu reaksi dengan nilai korelasi sebesar
melakukan gerakan-gerakan yang sulit, tidak 0,149.
mudah jatuh atau cedera, dan kelincahan dapat  Fleksibilitas pergelangan tangan dengan
mendukung teknik-teknik yang digunakan oleh nilai korelasi sebesar 0,123 dan
atlet tersebut. Dalam tenis meja, pemain dengan  Power otot lengan sebesar 0,118.
kelincahan yang baik tentunya tidak akan kesulitan
dalam mengejar bola yang diberikan lawan,
pemain tersebut akan mudah dan cepat dalam
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
menjangkau bola, pemain akan cepat bergerak ke Kesimpulan
samping, depan maupun belakang guna mengejar Dengan melihat hasil analisis dan
atau menjangkau bola. Berdasarkan hasil deskripsi pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
data diperoleh rentang antara mahasiswa dengan sebagai berikut:
kelincahan terbesar dan terkecil adalah 3,09 detik , 1. Fleksibilitas pergelangan tangan memberikan
dengan nilai kelincahan terbesar12.24 detik dan pengaruh terhadap keterampilan bermain tenis
terkecil15.33 detik. meja sebesar 0,123, fleksibilitas pinggul
6. Power otot lengan dengan nilai korelasi sebesar 0,220, Waktu
reaksi dengan nilai korelasi sebesar 0,149,
Pengujian hipotesis keenam pada faktor power Koordinasi mata tangan dengan nilai korelasi
otot lengan terhadap keterampilan bermain tenis sebesar 0,165, Kelincahan dengan nilai
meja diperoleh hasil signifikan pada taraf korelasi 0,428, Power otot lengan dengan nilai
signifikansi 5%. korelasi sebesar 0,118.
Berdasarkan standardized regression diperoleh 2. Faktor kondisi fisik yang dominan
nilai korelasi antara power otot lengan dan menentukan keterampilan bermain tenis meja
keterampilan bermain tenis meja sebesar 0,118. adalah faktor kelincahan dengan nilai korelasi
Keterampilan bermain tenis meja dipengaruhi sebesar 0,454.
power otot lengan dimana dalam permainan tenis
meja dituntut melakukan gerakan memukul secara Implikasi
terus menerus dengan cepat, sehingga diperlukan Berdasarkan kesimpulan yang sudah
power otot lengan untuk melakukan gerakan diambil, memberikan implikasi bahwa dalam
secepat mungkin. Seseorang pemain yang keterampilan bermain tenis meja, para pelatih dan
memaksimalkan power otot lengannya untuk pemain perlu memperhatikan faktor kondisi fisik
membantu dalam pukulan smash akan khususnya faktor-faktor dominan penentu
menghasilkan pukulan yang sulit diterima oleh keterampilan bermain tenis meja. Hasil penelitian
lawan. Berdasarkan hasil deskripsi data diperoleh menunjukan faktor fleksibilitas pergelangan
rentang antara mahasiswa dengan power otot tangan, fleksibilitas pinggul, Waktu reaksi,
lengan terbesar dan terkecil adalah 2 meter , Koordinasi mata tangan, Kelincahan, Power otot
dengan nilai power otot lengan terbesar4,31 meter lengan memberikan pengaruh terhadap
dan terkecil2,31 meter. keterampilan bermain tenis meja. Dengan
memperhatiakn faktor kondisi fisik dominan
Berdasarkan hasil regression weights analisis dalam tenis meja akan menunjang atau membantu
model korelasi dengan menggunakan bantuan pemain dalam melakukan ketrampilan bermain
program Amos 21 keseluruhan faktor kondisi fisik tenis meja.
mempunyai pengaruh dan hubungan yang
signifikan terhadap keterampilan bermain tenis Saran
meja. Faktor kondisi fisik tersebut antara lain Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis
fleksibilitas pergelangan tangan, fleksibilitas mencoba memberikan saran antara lain sebagai
pinggul, waktu reaksi, koordinasi mata tangan, berikut:
kelincahan dan power otot lengan. Faktor dominan 1. Keterampilan bermain tenis meja perlu
dari keenam faktor kondisi Fisik yang mendukung didukung oleh faktor kondisi fisik baik
keterampilan bermain tenis meja mahasiswa seperti fleksibilitas pergelangan tangan,
berturut-turut adalah : fleksibilitas pinggul, waktu reaksi, koordinasi
mata tangan, kelincahan, power otot lengan
karena adanya keenam faktor tersebut maka keterampilan bermain tenis meja akan lebih baik
11
sehingga pencapaian prestasi olahraga tenis Bompa, T. O. 1990. Theory and Methodology of
meja dapat ditingkatkan. Training. Kendall/Hant : IOWA of
2. Dalam pembelajaran perlu memperhatikan University
faktor kondisi fisik dan bentuk latihannya . 1994. Theory and Methodology of
agar lebih mudah dan cepat dalam Training. Dubugue Kendall Hun:
pembelajaran tenis meja. Publishing Company.
3. Bagi pelatih hendaknya memperhatikan Baley, J. A. 1986. Pedoman Atlet Teknik
komponen kondisi fisik yang dominan dalam Peningkatan Ketangkasan dan Stamina.
menentukan keterampilan bermain tenis meja Semarang: Dahara Prise.
sehingga dapat dijadikan faktor yang Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro. 1984.
menunjang dalam permainan tenis meja. Kesehatan Olahraga. Jakarta:
4. Kepada rekan-rekan peneliti yang lain, FK UI Jakarta.
penulis menyarankan untuk melakukan Eagle. 2013. Pengertian keterampilan dan
penelitian lanjutan dengan cakupan yang luas jenisnya. Online.
dan melihat kemungkinan adanya variabel www.Id.shvong.com (acces 25/11/2013)
lain yang juga memiliki hubungan yang Endhin Putranto. 2005. Profil Kelentukan Pada
positif dengan keterampilan bermain tenis Siswa Sd Randublatung 2, Siswa Smp 1
meja. Randu blatung, Siswa Sma 1 Randu
blatung, dan Tenaga Pengajar Smp 1
Randu blatung di Kecamatan Randu
DAFTAR PUSTAKA blatung Kabupaten Blora Tahun 2004.
Achmad Dhamiri dan Kusnadi Nurlan. 1992. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Olahraga Pilihan Tenis Meja. Universitas Negeri Semarang..
Afreli Tanuek. 2011. Hubungan Gudono. 2012. Analisis
kelentukan pergelangan tangan Data Multivariat..Yogyakarta:
dengan ketepatan melakukan BPFE
pukulan forehand dalam permainan Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek
tenis meja di smu katolik rosa delima Psikologi dalam Coaching. Jakarta:
tondano. PT. DirjenDikti P2LPT.
http:afrely.wordpress.com20100823 Hasmiyati. 2008. Kemampuan Pukulan Forehand
(accesed 22/09/11). dan Backhand Pada Permainan Tenis
Agus Salim. 2008. Buku Pintar Tenis Meja. Meja. Volume.
Bandung: NUANSA. Hodges, Larry. 1999. Tenis Meja Tingkat Pemula.
Agus Widarjono. 2010. Analisis Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Statistika Multivariat Terapan. Imam Ghazali. 2006. Aplikasi Analisis
Yogyakarta: YKPN Multivariate dengan Program SPSS.
Andi Akbar. 2013. Latihan Kondisi Fisik Semarang: Badan Penerbit Universitas
Cabang Olahraga Tenis Meja .online. Diponegoro.
http://akbarsportunm.blogspot.com Ismaryati. 2009. Tes Dan Pengukuran Olahraga.
Andi Septiono. 2006. Perbedaan Belajar Tenis Surakarta: LPP UNS dan UNS.
Meja Dengan Latihan Pegangan Jonathan Sarwono. 2013. Statistik Multivariat
Shakehand Grip Dengan Frekuensi Cepat Aplikasi Untuk Riset. Yogyakarta: CV
Dan Lambat Terhadap Keterampilan Andi Offset
Bermain Tenis Meja Di Club Persatuan Junaidi. 2010. Titik Persentase distribusi T.
Tenis Meja (Ptm) Hotel Merdeka Online.
Kabupaten Wonosobo. Skripsi Jurusan Ilmu http://junaidichaniago.wordpress.com.
Keolahragaan Unnes. (accesed 16/02/12).
Angelica. Jurnal Anak Sekolahan dan Otaku. Jurit Tri Susetyowati. Tenis meja. Online.
Online. www. Jurittrisusetyorini.wordpres.
http://reborn-angel.blogspot.com (accesed comtenis-meja-2. (accesed 22/09/11).
22/09/11). Kertamanah, Alex. 2003. Teknik dan Taktik Mahir
Anto Sukamto. 1997. Pengaruh Bentuk Latihan Permainan Tenis Meja. Jakarta: PT Raja
dan Kemampuan Motorik Terhadap Grafindo Persada.
Ketrampilan Bermain Tenis Meja ditinjau Lamb, D. R. 1984. Physiology of Axsecise
dari Kemampuan Motorik Makasar. Thesis Responses and Adaption .Canada: Mac
PPS IKIP Jakarta. Milk Publisher
Mardalis. 2008. Metode Penelitian Aksara.
(SuatuPendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Mochamad Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik.
12
Jakarta: Depdikbud. Verducci, F.M. 1980. Measurement Concepts In
Nurliati Syamsuddin. 2012. Hubungan Antara Physical Education. United States of
Kekuatan Lengan, Kelincahan, dan America: The C.V. Mosby Company.
Kecepatan Reaksi Tangan Dengan Yandianto. 2001. Kamus Umum Bahasa
Kemampuan Bermain Tenis meja Pada Indonesia. Bandung: M2S.
Siswa Sma Negeri Sungguminasa
Kabupaten Gowa”. Universitas Negeri
Makasar.
Pandu Raka Pangestu. Peraturan Tenis Meja.
2010. Online.
www.blogtenismeja.blogspot.com. (accesed
22/09/11).
Peni Muthalib. 1984. Mengukur Kemampuan Fisik
Pengolahan Secara Sederhana.
Rahantoknam, B.E. 1988. Belajar Motorik Teori
dan Aplikasi Dalam Pendidikan Jasmani
dan Olahraga. Jakarta: Ditjen Dikti
Depdikbud
Rusli Rutan. 1999. Dasar-dasar Kepelatihan.
Jakarta: Depdikbud.
Santoso Giriwijoyo, Y.S. dkk. 2005. Manusia dan
Olahraga. Bandung: ITB.
Simpson, Peter. 2008. Teknik Bermain Pingpong.
Bandung: Pioneer Jaya.
Singgih D.G. 1989. Psikologi Olahraga. Jakarta:
BPK. Gunung Mulia.
Slamet Santoso. 2009. Berbagi Ilmu untuk Saling
Mencerdaskan. Online.
http://ssantoso.blogspot.com/2009/05/tabel-
f-alpha-5-dan-1.html.
(accesed 16/02/12).
Sudibyo Setyobroto. 1993. Psikologi Kepelatihan.
Jakarta: CV Jaya Sakti
Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan
BelajarMotorik. Jakarta: Depdikbud.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Peningkatan
Mutu Guru Penjaskes. SD Setra D-II.
Suharno H.P. 1993. Ilmu Coaching Umum. FPOK
IKIP: Jogjakarta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT
RinekaCipta.
Wasis Eram Prasetyo. 2011. Tenis Meja. Online.
http://ws-or.blogspot.com/2011/04/tenis-
meja.html (accesed 23/02/2012).
Widodo. 2000. Kamus Ilmiah Populer.
Yogyakarta: Absolut.
Quin, Elizabeth. 2007. Agility. Online
www.sportmedicine.about.com (access
31/08/2013)

13

Anda mungkin juga menyukai