Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga mempunyai arti dan makna yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Olahraga merupakan sarana untuk menjaga kondisi

tubuh agar tetap prima dan sehat. Selain itu olahraga dapat membuat tubuh

tidak mudah terserang berbagai penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.

Berolahraga dapat membentuk manusia sehat jasmani serta mempunyai

watak, kepribadian, disiplin, sportivitas yang akhirnya dapat membentuk

manusia yang berkualitas. Olahraga juga bertujuan untuk mencapai prestasi.

Banyak perlombaaan olahraga yang diadakan untuk mendapatkan prestasi

yang tinggi. Oleh karena itu aktivitas olahraga sangat penting dalam

kehidupan manusia.

Salah satu cabang olahraga adalah tenis. Tenis adalah olahraga jaring

dan raket yang dimainkan dua orang pemain (tunggal) satu dengan yang lain

berhadapan, atau empat orang pemain (ganda) yang bermain dua lawan dua

(Scharff, 1981:6). Tujuan permainan adalah memainkan bola dengan cara

tertentu sehingga pemain lawan tidak dapat mengembalikan bola tersebut.

Jenis lapangan yang dipakai seperti: lapangan rumput, tanah liat, aspal, beton,

kayu, lapangan dalam gedung (indoor), dan lapangan di luar gedung tanpa

atap (outdoor).
Hingga saat ini, tenis telah mencapai tahap perkembangan yang cukup

pesat dan mampu menarik perhatian orang. Hal ini terbukti dengan

bertambahnya jumlah lapangan, munculnya persatuan tenis, klub baru dan

sekolah tenis baik di kampung ataupun di kota besar. Selain itu, adanya

pertandingan tenis lapangan yang diadakan baik di tingkat kabupaten,

provinsi, nasional, maupun internasional. Tenis juga dapat dimainkan oleh

semua kalangan masyarakat mulai dari anak, remaja maupun dewasa. Tidak

ada batasan umur baik laki - laki maupun perempuan.

Untuk proses pembinaan dan pengembangan tenis lapangan, sarana

dan prasarana sangatlah diperlukan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan

memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan sentra

pembinaan olahraga yang bersifat daerah bahkan nasional. Salah satu bentuk

pemberdayaan perkumpulan olahraga tersebut adalah PELTI yang berada di

Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. PELTI ini didirikan bertujuan

untuk mencapai prestasi atlet tenis yunior sampai senior ditingkat Provinsi

Sumatera Barat pada umumnya dan Kota Sawahlunto pada khususnya.

Untuk mempersiapkan atlet yang mumpuni, maka diperlukan suatu

program latihan. Program latihan yang sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai melalui penerapan ilmu yang mendukung terwujudnya prestasi dalam

olahraga tenis lapangan. Sajoto (1988:15) mengemukakan bahwa

kelengkapan latihan yang perlu dimiliki apabila seseorang akan mencapai

suatu prestasi optimal adalah: 1). Pengembangan fisik, 2). Pengembangan

teknik, 3). Pengembangan mental, 4). Kematangan juara. Dalam olahraga

2
tenis lapangan, keberhasilan seorang petenis banyak ditentukan oleh dirinya

sendiri dalam berlatih, sebab tenis lapangan merupakan cabang olahraga yang

bersifat individu sehingga harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.

Selain itu, untuk mampu bermain tenis lapangan dengan baik,

diperlukan kemampuan teknik pukulan yang menunjang permainan tenis

dengan baik. Teknik memukul bola dalam permainan tenis lapangan harus

dikuasai. Dengan menguasai keterampilan memukul bola yang baik maka

perkembangan penguasaan pukulan akan lebih baik dan benar. Menurut

Prasetio (1981:43) dikenal ada beberapa macam jenis pukulan yaitu:

forehand, backhand, serve, volley, smash, dropshot dan lob. Dari ketujuh

pukulan tersebut diatas, terdapat empat jenis pukulan dasar yang menurut

Schraff (1981:24) mengatakan bahwa “kegembiraan bermain tenis tergantung

langsung pada usaha anda untuk mempelajari empat jenis pukulan dasar

yaitu: serve, forehand drive, backhand drive dan volley.

Salah satu dari keempat jenis pukulan dasar tersebut diatas yaitu

pukulan volley sangatlah penting untuk dikuasai, sebab menurut Brown

(1998:69) ada dua kondisi yang menyebabkan dilakukannya pukulan volley,

yaitu: 1) Ketika anda harus maju kedepan net untuk mengembalikan pukulan

dan tidak memiliki kesempatan untuk pukulan berikutnya, 2) Ketika anda

bermain dengan agresif dan bernafsu untuk mengakhiri sebuah point dengan

memukul bola jauh dari jangkauan lawan anda dari posisi menyerang di

depan net. Pukulan volley adalah salah satu pukulan yang sangat penting

dalam bermain tenis terutama dalam mematikan bola sebanyak mungkin di

3
daerah lawan. Pada umumnya pemain sering melakukan kesalahan pada saat

melakukan pukulan volley. Terjadinya kesalahan tersebut dikarenakan

ayunan raket terlalu panjang kebelakang. Dalam melakukan pukulan volley

yang seharusnya dilakukan yaitu dengan menarik raket tidak terlalu jauh

panjang ke belakang. Oleh karena itu, untuk mampu melakukan pukulan

volley perlu adanya penguasaan teknik yang benar.

Selain teknik, juga diperlukan kualitas pukulan dengan tingkat

kecepatan, kekuatan dan akurasi pukulan yang tinggi. Permainan tenis sangat

dominan menggunakan kekuatan, kelentukan, kecepatan, ketepatan,

kelincahan dan koordinasi yang bagus. Koordinasi mata tangan punya peran

penting terhadap konsistensi pukulan volley forehand dalam bermain tenis.

Jika seseorang memiliki koordinasi mata tangan yang baik, maka seseorang

tersebut akan mampu melalui beberapa faktor kesulitan sehingga mampu

menemukan saat yang tepat untuk dapat memukul bola dengan benar, begitu

juga dalam memperhitungkan jarak pada saat memukul bola, dan kecermatan

seseorang dalam memperhitungkan arah bola yang akan dipukul untuk

mencari ruang lawan yang kosong agar sesuai dengan arah yang diinginkan,

serta memperhatikan pukulan bola agar tepat dan terarah pada tempat yang

dituju.

Selain koordinasi mata tangan, kelincahan juga punya peran penting.

Hal ini dikarenakan bahwa kelincahan dalam tenis lapangan berarti

kemampuan seorang pemain tenis dalam mengoordinasikan gerakan yang

kompleks dalam mengubah posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai

4
dengan yang dikehendaki. Sehingga gerakannya dapat dilakukan secara

efektif dan efisien. Seseorang yang memiliki kualitas pukulan dengan tingkat

kecepatan, kekuatan dan akurasi pukulan yang tinggi berarti memiliki tingkat

koordinasi mata tangan yang baik dan kelincahan yang sangat bagus disaat

berlari mengejar bola lalu berhenti untuk memukul bola.

Berdasarkan kenyataan di lapangan, ternyata masih banyak atlet yang

koordinasi mata tangan dan kelincahannya tidak seimbang saat berlari. Selain

itu juga masih dijumpai siswa yang memukul bola sambil berlari, tidak

berhenti terlebih dahulu lalu memukul bola. Sehingga kualitas pukulan,

tingkat kecepatan, kekuatan dan akurasi menjadi tidak maksimal. Dengan

melihat begitu pentingnya koordinasi mata tangan dan kelincahan dalam

memukul bola terutama pukulan volley forehand, maka peneliti akan

melakukan penelitian yang berjudul hubungan antara koordinasi mata tangan

dan kelincahan terhadap pukulan volley forehand atlet tenis PELTI Kota

Sawahlunto.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat

diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Masih ada atlet yang koordinasi mata tangan dan kelincahannya tidak

seimbang saat berlari.

2. Masih ada dijumpai atlet yang memukul bola sambil berlari, tidak berhenti

terlebih dahulu lalu memukul bola.

5
3. Kurang maksimalnya kualitas pukulan, tingkat kecepatan, kekuatan dan

akurasi dari atlet terhadap pukulan volley forehand.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, serta

adanya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan kemampuan peneliti, maka di

dalam penelitian ini perlu kiranya diberikan pembatasan masalah.

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada variabel koordinasi mata

tangan dan kelincahan sebagai variabel bebas dan pukulan volley forehand

atlet tenis PELTI Kota Sawahlunto sebagai variabel terikat.

D. Rumusan Masalah

Dengan mempertimbangkan beberapa hal yang telah dikemukakan

dalam latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara koordinasi mata tangan terhadap pukulan

volley Forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto?

2. Apakah ada hubungan antara kelincahan terhadap pukulan volley Forehand

atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto?

3. Apakah ada hubungan antara koordinasi mata tangan dan kelincahan

terhadap pukulan volley Forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto?

6
E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui:

1. Hubungan antara koordinasi mata tangan terhadap pukulan volley

Forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.

2. Hubungan antara kelincahan terhadap pukulan volley Forehand atlet Tenis

PELTI Kota Sawahlunto.

3. Hubungan antara koordinasi mata tangan dan kelincahan terhadap

pukulan volley Forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu persyaratan bagi penulis dalam memperoleh gelar

sarjana Strata Satu (S1).

2. Sebagai tambahan bagi pengurus dan pelatih dalam pembinaan olah raga

khususnya tenis lapangan.

3. Bagi penulis sebagai pengembangan ilmu, wawasan, dan pengalaman

dalam penelitian khususnya tenis lapangan.

4. Bagi perpustakaan, sebagai referensi tambahan di perpustakaan Fakultas

Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Universitas Negeri Padang (UNP).

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tenis Lapangan

Permainan tenis telah berubah dalam waktu yang relatif singkat.

Tenis dulu adalah permainan yang biasanya hanya dimainkan oleh orang-

orang kaya, anggota kelompok eksekutif, namun sekarang masyarakat dari

seluruh kelas sosial-ekonomi bermain tenis. Kini pemain-Petenis kelas

dunia seringkali telah menjadi pemain profesional di usia remaja. Tenis

terbuka dimana pemain profesional bersaing dengan pemain amatir

dimulai pada tahun 60-an. Televisi juga turut mempengaruhi perubahan

permainan tenis. Banyaknya pemain dan bertambahnya turnamen-

turnamen tenis yang muncul dilayar televisi. Kini turnamen-turnamen

utama seperti Wimbledon (dipertandingkan di inggris) dan Amerika

Serikat Terbuka, sekarang menarik minat jutaan penonton di seluruh dunia

Brown (1998:1).

Tenis lapangan adalah olahraga permainan yang menggunakan

raket, yang dimainkan oleh dua orang pemain (single=tunggal) yang

berhadapan satu lawan satu, atau empat orang pemain (double=ganda)

yang bermain dua lawan dua, dan lapangan pada dasarnya dibagi menjadi

dua bagian utama yaitu; lapangan sendiri dan lapangan lawan. Lapangan

sendiri merupakan tempat mengadakan serangan dan sebagai tempat

8
pertahanan, sedangkan lapangan lawan sebagai target pukulan, yang batasi

oleh net dan garis-garis bidang, dimana kita bisa dan tidak bisa

menempatkan bola.

Sehubungan dengan ini permainan tenis mu!ai dimasukkan dalam

acara pertandingan dalam kegiatan pekan olahraga. Gagasan untuk

mendirikan Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) dipelopori oleh

dokter Hoerip, sebagai sumbangan darma baktinya kepada tanah air. Tepat

pada 26 Desember 1935 terbentuklah organisasi yang dinamakan PELTI

dengan resmi sekarang diketuai oleh, Martina Wijaya. Di Semarang yang

diketuai oleh dokter Buntaran Martoatmojo sampai dengan perang dunia

kedua. PELTI secara resmi diterima oleh International Lawn Tenis

Federation (ILTF) pada tahun 1967.

Tenis dimainkan pada lapangan yang berbentuk empat persegi

panjang dengan ukuran panjang 23,8 m dan untuk ukuran lebar ada dua yaitu

untuk lebar lapangan tunggal 8,23 m dan untuk lapangan ganda lebarnya

10,97 m. Lapangan terbagi menjadi dua bagian yang sama panjang dengan

dipisahkan oleh net yang melintang ditengah-tengah lapangan dengan tinggi

dibagian tengah 91 cm dan pada tiap-tiap ting net 1,06 m Loman, (1985:9).

Permainan ini dilakukan diatas lapangan dengan permukaan keras (hard

court), tanah liat (gravel), maupun lapangan rumput (grass court) A. A. Katili,

(1973:12).

Tenis bisa dimainkan oleh dua orang yang saling berhadapan dalam

permainan tunggal, baik itu tunggal putra maupun tunggal putri. Bisa juga

dimainkan dalam permainan ganda baik itu ganda putra maupun ganda

9
campuran. Tenis lapangan merupakan suatu permainan yang memerlukan

kecepatan kaki, ketepatan yang terkendali, stamina, antisipasi, percaya diri

dan kecerdikan. Selain itu dalam olahraga tenis lapangan diajarkan sopan

santun, sikap mental yang positif serta menjunjung tinggi peraturan-peraturan

yang berlaku Lardner, (2000:7).

2. Teknik Bermain Tenis

Tenis seperti dikatakan oleh Magethi, (1999:3) adalah jenis olahraga

yang mencakup aspek –aspek tertentu. Untuk dapat bermain tenis baik kaum

amatir, lebih – lebih bagi pemain professional, pemain dituntut menguasai

teknik – teknik memukul bola, langkah serta gerakan tubuh yang sesuai.

Adapun teknik pukulan dasar menurut Scharff, (1981:24): “ada empat jenis

pukulan dasar dalam permainan tenis, yaitu: 1) service, 2) forehand, 3)

backhand, 4) volley. Begitu anda mahir dalam keempat macam pukulan ini

dan anda dengan penuh kepercayaan melakukanya dan telah memiliki

kecepatan, jarak, arah dan kontrol, maka anda telah hampir menguasai

permainan tenis. Dari keempat pukulan dasar tenis tersebut menurut Schraff,

(1981:70), pukulan volley yang harus dikuasai dengan baik oleh setiap pemain

tenis, sebab pukulan volley seringkali dijadikan sebagai pukulan penutup

(finishing shot) untuk mengakhiri suatu relly yang panjang.

Secara berturut-turut dikemukakan oleh Brown, (2007), teknik

dasar yang dimaksud yaitu, memegang raket, pengenalan terhadap

lapangan, posisi siap memukul, dimana harus berdiri, dan kemana dan

bilamana harus bergerak. Sementara itu, Rahmani (2014), menyatakan

bahwa teknik dasar yang dimaksud terdiri dari posisi siap, mengajar

10
gerakan forehand drive, mengajar gerakan backhand drive dan mengajar

servis. Selanjutnya Sarjono dan Sumarjo (2008) mengemukakan, bahwa

teknik dasar bermain tenis adalah cara memegang raket (grip), pengenalan

terhadap lapangan, posisi siap memukul, dimana harus berdiri, kemana

dan bilamana harus bergerak.

3. Pukulan Volley

Istilah volley berasal dari bahasa Inggris yang berarti memukul bola

sebelum jatuh ke tanah atau bola di pukul langsung sebelum sempat

menyentu lapangan permainan sendiri untuk di kembalikan kelapangan

lawan. Irawadi (2009:49) menggunakan volley adalah “pukulan yang

dilakukan langsung sebelum bola jatuh di lapangan terlebih dahulu”. Dari

pendapat di atas, jelas bahwa volley bukan merupakan groundstroke akan

tetapi adalah pukulan langsung sebelum bola menyentuh lapangan

permainan. Dalam volley, raket pada umumnya tidak di ayun seperti dalam

groundstroke, tetapi di blok. Melakukan volley membutuhkan waktu yang

cepat sehingga gerakan backswing relaitve tidak ada kalaupun ada itu

hanya sedikit. Hal senada juga di jelaskan oleh Lardner (1994:76)

mengemukakan “volley tidak dipukul memakai strokemelainkan

dihantamkan (punchead). Ini bisa disamakan dengan pukulan jab seorang

petinu, dan bukan swing yang di ayunkan memutar.” Kemudian Leary

(1993:54) menjelaskan. “pukulan volley berlainan dengan groundstroke,

ppukulan volley praktis tidak ada backswing.”

11
Menurut Echols dan Shadily dalam Damrah (2004:64) volley dapat

dibedakan atas beberapa jenis antara lain:

(1) Forehand volley adalah volley yang di lakukan dari sebuah arah kanan

bagi yang memegang raket dengan tangan kanan atau dari arah sebelah

kiri bagi yang memegang raket dengan tangan kiri.

(2) Backhand volley adalah volley yang dilakukan dari arah sebelah kiri

bagi yang memegang raket menggunakan tangan kanan atau dari arah

sebelah kanan bagi yang memegang raket dengan tangan kiri.

(3) High volley adalah volley yang dilakukan saat bola berada di atas

pinggang sampai setinggi kepala atau lebih, atau lebih tinggi dari pada

net.

(4) Low volley adalah volley yang dilakukan pada saat bola rendah yaitu

pinggang ke bawah.

(5) Opensive volley adalah volley yang dilakukan depan atau di dekat net.

(6) Ideal volley adalah volley yang dilakukan antara garis depan dan garis

belakang kotak service.

(7) Defensive volley adalah volley yang di lakukan di daerah garis service

bagian belakang atau bagian tengah lapangan

(8) Stop volley adalah volley yang dilakukan dengan dengan mengarahkan

bola kebagian depan daerah lawan.

(9) Drop volley adalah volley yang dilakukan dengan mengarahkan bola

dibagian belakang daerah lawan.

(10) Drive volley adalah volley yang dilakukan dengan backswing yang

12
panjang. Dalam penjelasan teori selanjutnya akan lebih terfokus pada

volley ideal baik itu volley forehand atau volley backhand.

4. Koordinasi Mata Tangan

Koordinasi mata tangan merupakan salah satu komponen kondisi

fisik yang sangat diperlukan hampir semua cabang olahraga, khususnya

cabang olahraga tenis. Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam

mengintregasi gerakan yang berbeda dalam suatu pola gerakan tunggal

yang efektif Sajoto, (1995:59). Pada gerakan memukul bola khususnya

servis dimana koordinasi mempunyai peran yang sangat penting. Agar

dapat menghasilkan servis yang baik koordinasi juga harus

dikombinasikan dengan alat indra dan organ tubuh yang lainnya yaitu

mata dan tangan. Dari keseluruhan harus selaras dan berkesinambungan

agar dapat melakukan ayunan dan impack pada bola dengan tepat sehingga

dapat memukul bola sesuai yang dikehendaki.

Koordinasi adalah kemampuan pemain untuk merangkaikan

beberapa gerakan untuk menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan

tujuan, Suharno, (1981:29). Setiap orang untuk dapat melakukan gerakan

atau keterampilan baik dari yang mudah, sederhana sampai ke yang rumit

diatur dan diperintah dari sistem saraf pusat yang sudah disimpan di dalam

memori terlebih dahulu. Dibutuhkan waktu latihan yang lama untuk bisa

mendapatkan koordinasi yang baik.

Koordinasi diperlukan hampir semua cabang olahraga pertandingan

maupun permainan, koordinasi juga penting bila berada dalam situasi dan

13
lingkungan yang asing, misalnya perubahan lapangan pertandingan,

peralatan, cuaca, lampu penerangan dan lawan yang dihadapi. Tingkatan

baik dan tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam

kemampuan untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat, cepat,

efektif dan efisien. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan

hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi

juga mudah dan cepat dalam melakukan keterampilan baru yang diperoleh.

Koordinasi yang baik dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari

pola gerak satu ke pola gerak yang lain sehingga gerakannya menjadi

efektif. Mengenai indikator koordinasi, Sukadiyanto (2002:139)

menyatakan bahwa indikator utama koordinasi adalah ketepatan dan gerak

yang ekonomis.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Koordinasi mata-

tangan mengkombinasikan kemampuan mata dan kemampuan tangan,

sebagai contoh dalam permainan tenis lapangan sebelum ada gerakan

memukul bola, mata harus mengarah ke sasaran atau objek yang dituju,

sedangkan tangan berfungsi untuk mengontrol pukulan agar sesuai pada

target yang dituju. Keterampilan melempar, memukul, mendorong,

maupun menarik, membutuhkan koordinasi mata-tangan.

14
5. Hakikat Kelincahan

Menurut Suharno (1993:51) kelincahan adalah kemampuan gerak

atlet untuk mengubah posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai

dengan yang dikehendaki. Kelincahan dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Kelincahan Umum (general agility) adalah kelincahan seseorang untuk

menghadapi olahraga pada umumnya dan meghadapi situasi hidup

dengan lingkungan.

b. Kelincahan Khusus (special agility) adalah kelincahan seseorang untuk

melakukan cabang olahraga khusus, yang dalam cabang olahraga lain

tidak diperlukan.

Dalam tenis lapangan kelincahan sangat diperlukan pada saat

permainan cepat dan harus merubah arah bola. Adapun ciri-ciri latihan

kelincahan menurut Suharno (1993:52) diantaranya:

a. Bentuk-bentuk latihan harus ada gerak mengubah posisi dan arah

badan dengan kecepatan tinggi.

b. Rangsangan terhadap pusat saraf sangat menentukan berhasil tidaknya

suatu latihan kelincahan dikarenakan koordinasi sangat diperlukan

bagi unsur kelincahan.

c. Adanya rintangan untuk bergerak dan mempersulit kondisi alat

lapangan dan sebagainya.

d. Adanya pedoman waktu yang pasti.

15
B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan sangat dibutuhkan dalam mendukung kajian

teoritik yang dikemukakan sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan untuk

menjawab hipotesis. Penelitian yang relevan dengan peneliti ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rozy, (2015) tentang “Kontribusi

Kecepatan Reaksi Dan Koordinasi Mata tangan Terhadap Ketepatan

Pukulan Forehand Drive Pada Permainan Tenis Meja”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kontribusi kecepatan reaksi dan koordinasi

mata-tangan terhadap ketepatan pukulan forehand drive pada permainan

tenis meja. Menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik

korelasional, pengambilan data menggunakan tes dan pengukuran. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik

analisis data menggunakan uji korelasi regresi. Hasilnya menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan

terhadap ketepatan pukulan forehand drive sebesar 52, 85%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Astanto, (2018). Penelitiannya tentang

“hubungan antara koordinasi mata-tangan terhadap konsistensi forehand

groundstroke dan backhand groundstroke dalam bermain tenis mahasiswa

olahraga pilihan tenis lapangan Prodi PJKR FIK UNY. Penelitian ini

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan terhadap konsistensi

forehand groundstroke dan backhand groundstroke dalam bermain tenis

mahasiswa olahraga pilihan tenis lapangan Prodi PJKR FIK UNY, dan

16
untuk mengetahui hubungan antara koordinasi mata-tangan dan kelincahan

terhadap konsistensi forehand groundstroke dan backhand groundstroke

dalam bermain tenis mahasiswa olahraga pilihan tenis lapangan Prodi

PJKR FIK UNY. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei

dengan teknik tes dan pengukuran. Penelitian ini merupakan penelitian

non eksperimen dengan pendekatan kuantitatif yang sekaligus merupakan

penelitian korelasional. Instrumen dalam penelitian ini, yaitu: (1) Tes

Koordinasi Mata Tangan (2) Tes Kelincahan (Shuttle Run Test) (3)

Konsistensi forehand groundstroke dan backhand groundstroke dalam

bermain tenis (Kemp-Vincent Rally Tennis Test). Teknik analisis data

menggunakan teknik analisis multivariated yaitu korelasi regresi sederhana

dan regresi ganda, melalui uji normalitas dan uji linearitas. Hasil penelitian

menunjukan bahwa (1). Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi

mata-tangan (X1) dan konsistensi forehand groundstroke dan backhand

groundstroke dalam bermain tenis lapangan (y) dengan r = 0,490, dan p =

0,329 (2). Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan (X2) dan

konsistensi forehand groundstroke dan backhand groundstroke dalam

bermain tenis lapangan (y) dengan r = -0,461 dan p = 0,329. (3) Ada

hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan (X1) dan

kelincahan (X2) dengan konsistensi forehand groundstroke dan backhand

groundstroke dalam bermain tenis lapangan dengan r = 9,356, dan p =

3,26.

17
C. Kerangka Konseptual

Dalam permainan tenis lapangan, Forehand volley merupakan salah

satu jenis pukulan volley yang masih sangat sederhana dan masih mudah

untuk dipelajari daripada pukulan-pukulan volley yang lainnya. Pada

umumnya pemain sering melakukan kesalahan pada saat melakukan pukulan

volley. Terjadinya kesalahan tersebut dikarenakan ayunan raket terlalu

panjang ke belakang. Dan yang seharusnya dilakukan dalam melakukan

pukulan volley adalah dengan menarik raket tidak terlalu jauh panjang ke

belakang. Oleh karena itu, untuk mampu melakukan pukulan forehand volley

perlu adanya penguasaan teknik yang benar.

Ada beberapa unsur yang mempengaruhi hasil servis slice antara lain:

koordinasi mata tangan dan kelincahan yang berperan dalam melakukan

pukulan forehand volley. Kondisi fisik yang baik, dan latihan yang cukup

akan menghasilkan servis slice yang baik oleh karena itu penulis tertarik

mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian.

Untuk gambaran kerangka berpikir secara skematis dapat di lihat pada

gambar di bawah ini:

Koordinasi mata tangan


(X1)

Pukulan forehand volley


(Y)
Kelincahan
(X2)

Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual

18
D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konseptual yang telah

dikemukakan diatas, maka penulis mengemukakam hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara koordinasi mata tangan dengan pukulan volley

Forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.

2. Terdapat hubungan antara kelincahan dengan pukulan volley Forehand

atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.

3. Terdapat hubungan antara koordinasi mata tangan dan kelincahan dengan

pukulan volley Forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.

19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian

korelasional berganda yang bertujuan melihat seberapa jauh variabel –

variable pada suatu faktor yang berkaitan dengan variabel lainnya berdasarkan

kepada besarnya koefisien korelasi. Data diperoleh dengan menggunakan tes

dan pengukuran terhadap semua variabel penelitian. Variabel dalam penelitian

ini adalah koordinasi mata tangan dan kelincahan sebagai variabel bebas,

sedangkan pukulan volley forehand sebagai variabel terikat.

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Sawahlunto di lapangan tenis

PELTI Kota Sawahlunto. Sedangkan waktu pelaksanaan akan dilaksanakan

bulan Oktober 2019 setelah proposal ini disahkan oleh tim penguji.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sudjana (1992) mengatakan bahwa populasi adalah totalitas

semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun pengukuran

kuantitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek dan

jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet tenis PELTI Kota

Sawahlunto yang terdaftar aktif berlatih di klub PELTI Kota Sawahlunto.

20
2. Sampel

“Sample adalah sebagian keseluruhan objek yang menjadi populasi

yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi.” Sudjana, (1992).

Penarikan sampel diambil dengan cara purposive sampling yaitu

berdasarkan ketentuan tertentu. Maka sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 12 orang.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menginterprestasikan

istilah – istilah yang dipakai, maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan

sebagai berikut:

1. Menurut Suharno, (1981:29), koordinasi adalah kemampuan pemain untuk

merangkaikan beberapa gerakan untuk menjadi satu gerakan yang selaras

sesuai dengan tujuan. Tes menggunakan alat bola tenis dengan cara lempar

tangkap bola tenis ke tembok sasaran, Ismaryati, (2008 : 54).

2. Menurut Suharno, (1993:51) kelincahan adalah kemampuan gerak atlet

untuk mengubah posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai dengan

yang dikehendaki. Alat tes yaitu Speder Run. Menurut, Smith, (1989 : 184)

tes Speder Run berlari membawa bola satu persatu di tangannya dan

diletakkan disetiap tempat yang sudah di beri tanda atau ketempat nomor

satu dan seterusnya, menggunakan setengah lapangan dengan dua kali

pengulangan.

3. Pukulan forehand volley adalah pukulan yang paling efisien didalam

olahraga tenis dan harus dipandang sebagai satu senjata penyerangan yang

21
utama untuk melanjutkan gempuran terhadap lawan. Volley adalah pukulan

sebelum bola menyentuh lapangan dan biasanya dilakukan dekat net

Loman, (1985:90). Alat yang digunakan untuk tes adalah bola tenis.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer yaitu hasil tes pengukuran koordinasi mata tangan, kelincahan

dan tes pukulan volley Forehand yang dilakukan atlet Tenis PELTI Kota

Sawahlunto yang terpilih menjadi sampel.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data atlet PELTI Kota Sawahlunto seperti nama,

jenis kelamin, dan umur. Data sekunder berasal dari pengurus dan

pelatih atlet tenis PELTI Kota Sawahlunto.

2. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari tes

koordinasi mata tangan, tes kelincahan dan tes pukulan volley Forehand

yang dilakukan atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto yang dijadikan sampel.

F. Teknik dan Alat Pengumpul Data

1. Tes Kekuatan Koordinasi Mata Tangan

Pengukuran terhadap koordinasi mata tangan di lakukan dengan

lempar tangkap bola tenis ke tembok sasaran. Mengukur koordinasi mata

22
tangan menggunakan cara lempar tangkap bola tenis ke tembok sasaran,

Ismaryati, (2008 : 54).

a. Tujuan

Untuk mengukur koordinasi mata tangan.

b. Sasaran

Laki-laki dan perempuan

c. Perlengkapan

1) Bola tenis

2) Kapur atau pita untuk membuat garis

3) Sasaran berbentuk bulat (terbuat dari kertas atau karton yang

bewarna) dengan garis tengah 30 cm. Buatlah 3 buah atau lebih

sarasaran, agar pelaksanaan tes lebih efesien di tembok.

4) Sasaran di tempelkan pada tembok dengan bagian bawahnya sejajar

dengan tinggi bahu testi yang melakukan.

5) Buatlah garis lantai 2.5 m dari tembok sasaran, dengan kapur atau

pita.

d. Petunjuk pelaksanaan

1) Testi di instruksikan melempar bola tersebut dengan arah yang

mana sasarannya.

2) Percobaan diberikan pada testi agar mereka beradaptasi dengan tes

yang akan di lakukan.

3) Bola di lempar dengan cara di lemparkan dari bawah dan bola

harus di tangkap sebelum bola jatuh atau memantul di lantai.

23
e. Penilaian

Tiap lemparan tiap lemparan yang mengenai sasaran dan tertangkap

tangan memperoleh nilai satu. Untuk memperoleh satu nilai :

1) Bola harus di lempar dari bawah (under arm).

2) Bola harus mengenai sasaran.

3) Bola harus dapat di tangkap langsung tanpa memantul terlebih

dahulu.

4) Testi tidak beranjak atau berpindah ke luar garis batas untuk

menangkap bola.

5) Jumlahkan nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10 lemparan kedua.

Nilai total yang mungkin di capai adalah 20.

Gambar 2. Dinding Target Tes Koordinasi Mata Tangan


(Ismaryati, 2008 : 54)

24
2. Tes Kelincahan

Tes Kelincahan dengan cara melakukan Spide Run. Cara ini adalah

suatu metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan gerak atau

kelincahannya. Validitas instrumen tes ini dengan validitas logis

sedangkan tingkat reliabilitas dari instrumen tes ini adalah 0,79. Ketentuan

dalam pelaksanaan tes pengukuran kelincahan dengan spide run test adalah

sebagai berikut.

a. Teste dikumpulkan dan diberi penjelasan akan diambil datanya untuk

pengukuran kelincahan dengan melakukan spide run.

b. Sebelum dilakukan tes teste yang mau diambil datanya diberi contoh

tesnya dengan praktek didepanya.

c. Dua orang pemain (teste), pemain A dan pemain B yang diperkirakan

mempunyai kemampuan bermain tenis seimbang, melakukan tes pada

yang sama.

d. Pada aba-aba ”SIAP” kedua pemain tersebut berdiri dalam keadaan siap

dibelakang garis akhir.

e. Teste harus sudah siap di garis center court yang sudah ada bola tenis

dengan jumlah lima buah dengan berdiri siap dan menunggu aba-aba

”ya”.

f. Setelah aba-aba ”ya” dan bersamaan menghidupkan stop wacth siswa

langsung lari dengan kecepatan penuh dengan membawa bola satu

persatu ditanganya dan diletakan disetiap tempat yang sudah diberi

tanda atau ketempat nomor satu dan seterusnya.

25
g. Pindahkan kelima bola tersebut sampai ketempat yang telah ditentukan

sampai habis dengan kecepatan penuh tanpa harus mengurangi ritme

lari.

h. Setelah bola terakhir sudah diletakan langsung kembali kepos awal,

setelah sampai pos wal stop wacth langsung berhenti.

i. Tes dilakukan dua kali dan tes diambil yang terbaik.

Gambar 3. Tes Speder Run


Sumber: Stan Smith (1989: 184)

26
3. Tes Pukulan Volley Forehand

1. Test Volley

Tes untuk mengetahui kemampuan volley menggunakan

“modified timers forehand and volley backhand test” Timer, (1965:

Hansley 1979) yaitu tes untuk mengukur forehand dan backhand

volley. Tes ini mempunyai tingkat validitasnya 0,842 dan untuk

tingkat reabilitasnya 0,958. Lapangan tes tampak seperti gambar 4.

3,04 m 2,43 m
10’ 8’

NET
3 PTS 5 PTS 9’ 2,74 m
1 PTS

A
2 PTS 4 PTS 9’ B

Pengumpan
Anak 1 PTS
3 PTS 5 PTS 9’
2,74 m

Gambar 4: Lapangan Test Volley


Sumber : Collins dan Patrick. 1978. Timmers Tennis Skill Test

2. Pelaksanaan Tes

Setelah sample mendepatkan penjelasan, sampel menempatkan diri

diantara net dan service line dengan jarak 3 feet atau 0,91 m dari net.

Pengumpan berdiri diantara perpotongan garis service atau centremark.

27
Banyaknya bola yang harus dipukul tiap subyek adalah 13 kali volley

forehand dan backhand, yaitu 3 bola sebagai percobaan dan 10 bola

sebagai tes.

3. Cara Penilaian

a. Anak dipanggil satu persatu menurut daftar nomor yang telah disusun.

b. Setelah pencatat skor, pengumpan dan sasaran siap, maka sampel

menempatkan diri di seberang net dengan jarak 3 feet atau 0,91 m dari

net untuk memulai melakukan pukulan volley.

c. Apabila menyangkut di net, bola umpan melebar jauh dari anak coba

maka diulang.

d. Setiap kesalahan melakukan volley sesuai dengan peraturan nilainya

adalah 0 atau bila bola keluar lapangan tunggal dan bola jatuh di

lapangan sendiri, sedangkan bola yang masuk mendapatkan nilai

sesuai yang sudah tertera di lapangan.

e. Skor akhir adalah jumlah point yang diperoleh dari 10 kali pukulan

volley forehand dan volley backhand.

G. Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik anallisis

statistik dengan analisis Korelasi Product Moment dan regresi ganda.

Teknik analisis ini dimaksud untuk menjelaskan rata-rata (mean) dan

simpangan baku, serta untuk menentukan hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

28
1. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah

ditentukan. Untuk menguji hipotesis apakah terdapat hubungan antara

variabel bebas (X1,X2) dan kriterium (Y) baik secara sendiri-sendiri

atau bersama-sama digunakan rumus korelasi product momentdengan

rumus sebagai berikut:

Menurut Hadi, (1995:33) untuk mengetahui hipotesis pertama,

kedua dan selanjutnya digunakan analisis regresi ganda dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara Y dengan X1, X2

a1 = Koefisien predikator X1

a2 = Koefisien predikator X2

∑X1Y = Jumlah produk antara X1 dengan Y

∑X2Y = Jumlah produk antara X2 dengan Y

∑Y2 = Jumlah kuadrat kriterium Y

29
DAFTAR PUSTAKA

A.A. Katili. 1973. Olahraga Tenis. Jakarta: Merpati.

Brown, Jim. 1998. Tenis Tingkat Pemula. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Collins, D. Ray dan Hudges, Patrik B. 1978. AA. Comprehensive Guide to Sports
Skill Test and Measurement. Charles Thomas Publisher.

Damrah. 2004. Buku Ajar Tenis Lapangan. Padang. FIK UNP

Dwi Astanto, Burhannandra. (2018). Hubungan antara Koordinasi Mata-tangan


dan Kelincahan terhadap Konsistensi Forehand Groundstroke dan
Backhand Groundstroke dalam Bermain Tenis Mahasiswa Olahraga
Pilihan Tenis Lapangan Prodi PJKR FIK UNY. Skripsi : FIK UNY

Hadi, Sutrisno. (1995). Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset.

Irawadi, Hendri. 2009. Cara Mudah Menguasai Tenis. Padang: Wineka Media
Malang.

Ismaryati. (2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : UNS Press.

Lardner, Rex. 1994. Teknik Dasar Tenis. Semarang

Leary Don.J. 1993. Kesalahan-Kesalahan Dalam Tenis

Loman, Lucas. 1985. Petunjuk Praktis Bermain Tenis. Bandung :


Angkasa (Terjemahan)

Magheti, Bey. 1999. Tenis Para Bintang. Bandung: CV Pionir Jaya

Prasetio, Yudo. 1981. Belajar Tenis Jilid 2. Jakarta : Bathara Karya Aksara

Rahmani, Mikanda. 2014. Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta: Dunia Cerdas

Rozy, Fakhrur. (2015). Kontribusi Kecepatan Reaksi Dan Koordinasi Mata tangan
Terhadap Ketepatan Pukulan Forehand Drive Pada Permainan Tenis Meja.
Skripsi : FIK UNY

Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud

. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta:


Depdikbud/Dirjen Dikti P2LPTK

30
Sarjono & Sumarjo. 2008. Bermain Tenis Lapangan. Semarang: Aneka Ilmu

Schraff, Robert. 1981. Bimbingan Main Tenis Cepat Dan Mudah. Jakarta :
Mutiara

Smith, Stan. 1989. Science of Coaching Tennis. Leusure Pres

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suharno, H.P. 1981. Metodik Melatih Permainan Bola Voli. IKIP Yogyakarta.

. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : FPOK IKIP Yogyakarta.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sukadiyanto. (2011). Pengantar Teori Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:


Fakultas ilmu Keloahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.

31
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA TANGAN DAN

KELINCAHAN TERHADAP PUKULAN VOLLEY FOREHAND

ATLET TENIS PELTI KOTA SAWAHLUNTO

Nama : Yezi Lovendra Belmia

NIM/BP : 14087079/2014

Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas : Fakultas Ilmu Keolahragaan

Padang, Oktober 2019

Disetujui,

Mengetahui Disetujui oleh


Ketua Jurusan Kepelatihan Pembimbing

Dr. Donie, S.Pd, M.P d Drs. Afrizal S, M. Pd


NIP: 197207171998031004 NIP: 195906161986031003

32

Anda mungkin juga menyukai